Anda di halaman 1dari 32

SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN

ATENATAL
DISUSUN OLEH :
1. RIYAN HIDAYAT ( 1907050 )
2. SALIM NURYADIN ( 1907051 )
3. SILVIANITA IKA A.V ( 190753 )
4. TRIA MAYANG SARI ( 1907054 )
5. YANU AINUR FITRI ( 1907056 )
6. ZILLA FAZZIRA ( 1907057 )
DEFINISI

• Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10
kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan
cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu
aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin dalam kandungan (Atiqoh,
2020).
• Mual dan muntah berlebihan yang terjadi pada wanita hamil dapat
menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat
badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan
nutrisi. Hal tersebut mulai terjadi pada minggu keempat pada usia kehamilan
20 minggu. Namun, pada beberaa kasus dapat terus berlanjut sampai tahap
kehamilan berikutnya
ETIOLOGI

1. Faktor adaptasi hormonal


2. Faktor Usia
3. Faktor Psikologis
4. Riwayat keturunan
5. Faktor Endokrin
6. Faktor metabolik
7. Faktor alergi
8. Faktor Infeksi
9. Pola makan
MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Atiqoh, 2020) secara umum, hyperemesis gravidarum dapat dibagi ke
dalam tiga tingkatan menurut berat ringannya gejala sebagai berikut :
1. Hiperemesis Gravidarum Grade I
• Ibu hamil merasa lemah
• Nafsu makan tidak ada
• Berat badan menurun
• Merasa nyeri pada epigastrium
• Nadi meningkat sekitar 100 kali permenit
• Tekanan darah sistolik menurun
• Peningkatan suhu tubuh
• Turgor kulit berkurang
• Lidah kering
• Mata cekung
2. Hiperemesis Gravidarum Grade II
• ibu hamil tampak lebih lemas dan apatis
• turgor kulit lebih menurun
• Lidah kering dan tampak kotor
• Nadi kecil dan cepat
• Tekanan darah turun
• Suhu kadang-kadang naik
• Mata cekung dan sedikit icterus
• Berat badan menurun
• Hemokonsentrasi
PATOFISIOLOGI

Hiperemesis Gravidarum terjadi akibat rasa mual


terjadi akibat kadar ekstrogen yang meningkat dalam
darah sehingga mempengaruhi sistem 14 pencernaan,
tetapi mual dan muntah yang terjadi terus menerus
dapat mengakibatkan dehidrasi, hiponatremia,
hipokloremia, serta penurunan klorida urin yang
selanjutnya menyebabkan hemokonsentrasi yang
mengurangi perfusi darah ke jaringan dan
menyebabkan tertimbunnya zat toksik
KOMPLIKASI
• Robeknya saluran kerongkongan
• Pneumotoraks atau pneumomediastinum, yakni penumpukan udara pada lapisan luar paru-
paru atau rongga dada
• Kebutaan atau wernicke encephalopathy
• Penyakit hati
• Kejang, koma, bahkan kematian
• Gagal ginjal
• Pankreatitis
• Trombosis vena dalam
• Emboli paru
• Central pontine myelinosis
• Rhabdomyolisis
• Defisiensi vitamin K
• Avulsi limpa
ANALISA DATA
Tujuan Pengumpulan Data :
1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien.
2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan
klien.
3. Untuk menilai keadaan kesehatan klien.
4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan
langkah selanjutnya.
• TIPE DATA
1. Data Subjektif
• Data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi
dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup
persepsi, perasaan, ide klien tentang status kesehatannya.misalnya tentang
nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan,frustasi,mual,perasaan malu.
1. Data Objektif
• Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca
indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya
frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat
kesadaran.
INTERVENSI KEPERAWATAN

• Rencana Keperawatan untuk ibu hamil dengan


hiperemesis gravidarum dapat diberikan apabila
kemampuan merawat diri pada klien berkurang dari
yang dibutuhkan untuk memenuhi self care
sehingga dapat mengurangi penyebab dari
hiperemesis gravidarum pada ibu hamil.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2017) diagnosa keperawatan yang muncul
sebagai berikut :
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernapasan, penurunan energi, kecemasan
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi, iskemia, neoplasma)
c. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, kekurangan intake cairan 15
d. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan, ketidakmampuan mencerna
makanan, peningkatan kebutuhan metabolisme, faktor psikologis (mis. stress, keengganan untuk
makan)
e. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi, terpapar lingkungan panas, ketidaksesuaian pakaian
dengan suhu lingkungan, peningkatan laju metabolisme
f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen,
tirah baring, kelemahan, imobilitas
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO DP IMPLEMENTASI RESPON PASIEN

1. I 1. Identifikasi makanan yang disukai DS: Klien mengatakan tidak ada


    makanan yang disukai
  DO : Klien tampak tidak nafsu makan
apapun
 
      DS :
1. Monitor asupan makanan Klien mengatakan makan bubur dan
  tempe
DO : Klien makan bubur hanya 5 se
ndok
 
    1. Monitor berat badan DS : Klien mengatakan berat badan
  menurun BB : 48 kg
DO : Klien tampak kurus dan lemas
 

    1. Lakukan oral hygiene sebelum makan, DS : Klien mengatakan terkadang


jika perlu melakukan oral hygiene sebelum
  makan
DO : Mulut klien tampak bersih
EVALUASI
NO DP IMPLEMENTEASI SOAP
1. I   1) Identifikasi makanan yang S: Klien mengatakan tidak ada
disukai makanan yang disukai
2) Monitor asupan makanan Klien mengatakan tidak nafsu makan
3) Monitor berat badan Klien mengatakan makan sayur-sayuran
4) Lakukan oral hygiene sebelum Klien mengatakan berat badan
makan, jika perlu menurun
5) Sajikan makanan secara BB : 48 kg
menarik dan suhu yang sesuai O:
6) Berikan makanan tinggi kalori Klien tampak kurus dan lemas
dan tinggi protein Klien hanya menghabiskan ½ porsi
7) Berikan suplemen makanan, jika Klien makan bubur hanya 5 sendok
perlu Klien tampak enggan makan banyak
8) Anjurkan posisi duduk, jika Klien tampak tidak nafsu makan
mampu apapun
9) Kolaborasi dengan ahli gizi Klien tampak memposisikan senyaman
untuk menentukan jumlah kalori mungkin
dan jenis nutrien yang A : masalah belum teratasi
dibutuhkan, jika perlu P : Lanjutkan intervensi
   
TINJAUAN KASUS
TINJAUAN KASUS

Anda mungkin juga menyukai