Kriteria Hasil :
3. Resiko infeksi
dibuktikan
dengan
ketidakadekuatan
tubuh primer :
kerusakan
integritas kulit
e. Kolaborasi
tranfusi darah
f. Kolaborasi
pendarahan
2. Nyeri akut a. Mengkaji Subjektif : Kelompok
berhubungan tingkat nyeri Klien mengatakan I
dengan adanya nyeri sedikit berkurang
trauma abdomen b. Memberi injeksi Objektif :
atau luka tembus ketorolac 2ml Klien masih gelisah,
abdomen. klien masih tampak
c. Mengajarkan merintih kesakitan
nafas dalam bila Analisa :
nyeri timbul Masalah teratasi
sebagian
Perencanaan :
Lanjutkan intervensi
KESIMPULAN :
Trauma abdomen merupakan salah satu dari sekian banyak kasus kegawat daruratan.
Trauma abdomen dapat berupa trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak
disengaja, bahkan luka pada isi rongga dengan atau tanpa tembusnya dinding perut . dan
menyebabkan perubahan fisiologis sehingga terjadi gangguan metabolisme, kelainan imunologi,
bahkan gangguan faal berbagai organ lainnya. Sehingga, penatalaksanaannya lebih bersifat
kedaruratan.
Bila terjadi pendarahan intra abdomen yang serius pasien akan memperlihatkan tanda-
tanda iritasi yang disertai penurunan sel darah merah dan akhirnya didapatkan gambaran klasik
syok hemoragik. Bila suatu organ visceral mengalami perforasi, maka tanda-tanda perforasi,
tanda-tanda iritasi peritoneum cepat tampak. Tanda-tanda dalam trauma abdomen tersebut
meliputi nyeri tekan, nyeri spontan, nyeri lepas, dan distensi abdomen tanpa bising usus bila
telah terjadi peritonitis umum.
Bila syok berlanjut, pasien akan mengalami takikardi, peningkatan subu tubuh, dan
leukositosis. Biasanya tanda-tanda peritonitis belum tampak. Pada fase awal perforasi kecil
hanya tanda-tanda tidak khas yang muncul. Bila terdapat kecurigaan bahwa masuk kerongga
abdomen, maka operasi harus dilakukan (Sjamsuhidajat, 1997).
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah pengelolaan primary survery yang cepat
dan kemudian resusitasi, secondary surve dan akhirnya terapi definitive. Proses ini merupakan
ABCnya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang mengancam nyawa terlebih
dahulu, dengan berpatokan pada urutan berikut :