Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI

DENGAN ORANG TUA DENGAN HIV/AIDS


Konsep Dasar Teori HIV/AIDS

 Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan penyakit AIDS
yang termasuk kelompok retrovirus
 Kebanyakan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tetap asimtomatik (tanpa tanda dan
gejala dari suatu penyakit )
 Pembesaran kelenjar limfe secara membesar dan merata ( Persistent Generalized
Lymphadenpathy )
 AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. “Acquired” AIDS
adalah bentuk lanjut dari infeksi HIV, yang merupakan kumpulan gejala menurunnya
sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV berjalan sangat progresif merusak sistem
kekebalan tubuh, sehingga penderita tidak dapat menahan serangan infeksi jamur,
bakteri atau virus
Penderita yang terinfeksi HIV dapat dikelompokkan
menjadi 4 golongan, yaitu:

1. Penderita asimtomatik tanpa gejala yang terjadi pada masa inkubasi yang berlangsung
antara 7 bulan sampai 7 tahun lamanya
2. Persistent generalized lymphadenophaty (PGL) dengan gejala limfadenopati umum
3. AIDS Related Complex (ARC) dengan gejala lelah, demam, dan gangguan sistem imun
atau kekebalan.
4. Full Blown AIDS merupakan fase akhir AIDS dengan gejala klinis yang berat berupa
diare kronis, pneumonitis interstisial, hepatomegali, splenomegali, dan kandidiasis oral
yang disebabkan oleh infeksi oportunistik dan neoplasia misalnya sarcoma kaposi.
Penderita akhirnya meninggal dunia akibat komplikasi penyakit infeksi sekunder.
Manifestasi KLINIS :

 a. Gagal tumbuh
G. Kandidiasis orofaringeal
 b. Berat badan menurun, H. Oral hairy leokoplakea

 c. Anemia, I. Tb paru
J. Infeksi bacterial yang berat seperti
 d. Panas berulang,
pneumonia,
 e. Limfadenopati, dan K. Toksoplasmosis otak

 f, Hepatosplenomegali
PENULARAN HIV DARI IBU KE BAYI

 Pada saat proses persalinan berlangsung.

 Melalui ASI.

 Menerima produk hasil darah.

 Lebih dari 90 % kasus HIV pada anak ditularkan dari ibunya pada masa
perinatal
Strategi Pencegahan Penularan HIV pada Bayi dan Anak,menurut WHO
ada 4 strategi untuk mencegah HIV terhadap bayi (Depkes 2003 )

 1. mencegah jaringan sampai ada Wanita yang terinfeksi HIV ( pencegahan primer )

 2. Apabila sudah terinfeksi HIV,cegah jangan sampai ada kehamilan

 3. Apabila sudah hamil cegah penularan dari ibu ke bayi dan anak

 4. Apabila ibu dan anak sudah terinfeksi berikan dukungan dan perawatan bagi
ODHA dan keluarganya.
PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI ORANG TUA ODHA KE BAYI

 Penggunaan antiretroviral selama kehamilan


 Penggunaan antiretroviral (Nevirapine) saat persalinan
dan bayi baru dilahirkan dan persalinan
 Penanganan obstetric selama persalinan
 Penatalaksanaan pada saat menyusui
Pemeriksaan Penunjang

Tes untuk diagnosa infeksi HIV :


1. ELISA : ELISA digunakan untuk menemukan antibodi
2. Western blot : blot digunakan untuk menentukan kadar relatif dari suatu protein dalam suatu campuran dari berbagai jenis protein
3. PCR
4. Kultur HIV
5. Tes untuk deteksi gangguan system imun :
a. Hematokrit
b. LED
c. CD4 Limfosit
d. Rasio CD4/CD Limfosit
e. Serum mikroglobulin B2
f. Hemoglobulin
Penatalaksanaan

 Pemantauan status nutrisi dan gizi


 Konseling pada keluarga tentang cara penularan HIV, perjalanan penyakit, dan prosedur
yang dilakukan oleh tenaga medis
 Mengatasi dampak psikososial
 Dalam menangani pasien HIV dan AIDS tenaga kesehatan harus selalu memperhatikan
perlindungan universal (universal precaution).
 Pemantauan pemberian obat azidomitidin (AZT) yang dapat menghambat enzim RT
dengan berintegrasi ke DNA virus, sehi ngga tidak terjadi transkripsi DNA HIV.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A.Pengkajian

1. Idensitas klien
 meliputi:nama/nama panggilan,tempattanggal
lahir/usia, jeniskelamin, agama, paendidikan,alamat,
tanggal masuk, tanggalpengkajian
2.Identitas orang tua
3. Keluhan Utama
4.Riwayat Kesehatan 
 a.Riwayat KesehatanSekarang
 b.Riwayat Kesehatan Lalu(khusus untuk anak 0-5tahun)
5. Prenatal Care
- Pemeriksaan kehamilan
- Keluhan selama hamil
- Kenaikan berat badan selama hamil
- Imunisasi
Natal

Tempat melahirkanLama
-

- Jenis persalinan
- Penolong persalinan
- komplikasi selama persalinanataupun setelah
persalinan(sedikit perdarahan daerahvagina).
Post Natal
 Kondisi Bayi : BB lahir.. kg,PB.. Cm
 Kondisi anak saat lahir:baik/tidak
 Imunisasi
 Alergi
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
  Adakah anggota keluarga yangmengidap HIV : missal, ibu.
6. Riwayat Imunisasi
  Jenis imunisasi apa saja yang pernahdiberikan, waktu pemberian
danreaksi setelah pemberian. Missal;imunisasi BCG, DPT, Polio,
Campak,Hepatitis
7. Riwayat Nutrisi
a. Pemberian ASI
1. Pertama kali di susui : berapa jasetelah lahir
2. Cara Pemberian : Setiap Kalimenangis dan tanpa menangis
3. Lama Pemberian : berapa menit 4. Diberikan sampai usia berapa
b. Pemberian Susu Formula :missal;SGM
c.Pola perubahan nutrisi tiap tahapusia sampai nutrisi saat in
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : bentuk, kepala, ubun-ubun sutura
2. Mata : posisi,kotoran,perdarahan,warna
3. Telinga : posisi daun telinga,bentuk,lubang telinga, keluaran
4. Mulut : kesimetrisan,palatum mole,palatum durum,gigi,reflek
hisap,bibir labio
paltoshcizis, secret dari mulut,membrane mukosa
5. Hidung : lubang hidung,keluaran,terpasang oksigen
6. Leher ; pergerakan leher baik,tidak ada keterbatasan gerak dan
tidak ada pembesaran kelenjar limfe
7. Jantung : bunyi nafas,pernafasan,HR
8.Dada : lingkar dada, bentuk dada,pulsasi / impuls maksimal
9.Abdomen : palpasi,bising usus, tali pusat
10.Lanugo, Vernix, Mekonium
Resume kasus

A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 21 Mei 2022 pukul 08.00 WIB pada bayi baru lahir yang dirawat di rumah sakit RSPAD GATOT

A. Biodata Klien SOEBROTO. Data diperoleh dari hasil observasi langsung pada klien, wawancara dengan keluarga serta dari status klien.

 Nama klien adalah By. Ny E berjenis kelamin 1. Riwayat keperawatan

perempuan. Lahir pada tanggal 15 Mei 2022 pukul Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 21 Mei 2022 pada pukul 09.00 WIB bayi dalam keadaan sehat.
08.05. . Ibu klien adalah Ny E berumur 25 tahun,
Bayi lahir pada tanggal 15 Mei 2022 pukul 09.00 WIB, berjenis kelamin perempuan, lahir melalui persalinan sectio caesarea dengan usia
Beragama Islam, Pendidikan SMU, Pekerjaan ibu
kehamilan 32 minggu. Bayi lahir dengan berat badan 1620 gram dengan berat 1620 gram, panjang badan 41 cm, lingkar dada 26 cm,
rumah tangga. Ny. E beralamat di Kramat Sentiong
lingkar perut 27 cm, lingkar kepala 27 cm, lingkar lengan atas 8 cm dengan APGAR score 1 menit pertama 5, 5 menit pertama 6 dan 10
Sedangkan ayah klien adalah Tn. I, usia 29 tahun, menit berikutnya. Frekuensi menyusui By. Ny. E tidak mendapatkan ASI dari ibunya, bayi Ny. E mendapatkan PASI sebanyak 12 kali
Agama Islam, Pendidikan SMA, Pekerjaan selama sehari dengan total jumlah cairan 120 cc. Saat ini terpasang terpasang infus D10% 12 tpm dan pemberian 2 Ltr/menit.
wirausaha. dan Beralamat di Kramat Sentiong.
Pada pemeriksaan umum didapatkan : Nadi : 110 x/menit, Suhu : 35,9 oc, Respirasi: 40 x/menit, SPO2: 92 %

Pemeriksaan penunjang pada bayi didapat Pemeriksaan Bilirubin total: 0,20 mg/dl, Bilirubin direk 0,12 mg/dl, AST/SGOT : 39,60 U/L,
ALT/SGPT : 31,50 U/L

2. Riwayat kesehatan Keluarga klien Ibu dan Ayah klien menderita penyakit HIV / AIDS sejak 4 tahun yang lalu. Pada saat hamil ibu rajin
meminum obat ARV sesuai dosis yang diberikan oleh dokter. . klien rutin melakukan pemeriksaan kehamilan Trimester I : 2 x/bulan
Trimester II 2 x/bulan, Trimester III :2 x/bulan sampai usia 32 minggu Total kunjungan :16 kali. Klien merupakan anak ke dua.
Sebelumnya ibu klien belum pernah melahirkan anak pertama tapi meninggal pada usia 1 tahun karena menderita B20. G 2P1A0
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. E DENGAN
B20 MELALUI PERSALINAN SECTIO CAESAREA

 Identitas Klien :
 Nama/nama panggilan : An. E
 Tempat tanggal lahir/usia      : Jakarta , 15 Mei 2022
 Jenis Kelamin : Perempuan
 A g a m a : Islam
 Pendidikan : -
 Alamat  : Jln Kramat sentiong no. 24 Jakarta Pusat
 Tanggal masuk                        : 15 Mei 2022
 Tanggal pengkajian                  : 21 Mei 2022
 Diagnosa Medik                    : HIV-AIDS
A.Keluhan Utama : Pemantauan kondisi bayi dengan BBLR dan premature dengan
Riwayat keluarga Ibu dan Bapak penyakit HIV / AIDS.
B.Riwayat Kesehatan.
-Riwayat Kesehatan Sekarang : Riwayat orang tua menderita penyakit HIV/AIDS.
-Dengan BBLR dan Prematur. Dengan usia kehamilan 32 mgg.
C. Prenatal Care
Trimester I : 2 x/bulan
Trimester II : 2 x/bulan
Trimester III : 2 x/bulan sampai usia 32 minggu
Total kunjungan : 16 kali
-Keluhan selama hamil  Ngidam, kadang-kadang demam dan lemas
-Kenaikan berat badan selama kehamilan 2 kg
-Imunisasi 2 kali
-Riwayat Ibu : Mengkonsumsi obat CRV sesuai dari dokter kehamilan.
D.N a t a l
-Tempat melahirkan di RSPAD Gatot Soebroto oleh Dokter Obgyn.
- Melahirkan dengan cara persalinan section caesarea.
E. Post Natal
Kondisi Bayi : Pada saat lahir kondisi anak baik. Berat badan lahir: 1620 gram
1.Tanda-tanda Vital
a.Nadi : 110 x/menit
b.Suhu : 35,9oC
c.Respirasi : 40 x/menit
d.SPO2 : 92 %
e.Capilary refill : < 2 detik
f.Berat badan sekarang : 1415 gram
g.Panjang badan : 41 cm
h.Lingkar kepala : 27 cm
i.Lingkar perut : 27 cm
j.Lingkar dada : 26 cm
F. Riwayat Kesehatan Keluarga
Anggota keluarga    : Ibu dan bapak klien positif  HIV

G. Pemeriksaan Fisik

1. Kepala
a.Bentuk : mesochepal
b.Kepala : molding
c.Ubun-ubun sutura : belum menyatu

2. Mata
a.Posisi : Simetris
b.Kotoran : Tidak terdapat kotoran yang keluar
c.Perdarahan : Tidak terdapat perdarahan pada mata
d.Warna : sklera ikterik
3. Telinga
a.Posisi daun telinga : Simetris
b.Bentuk : Daun telinga kecil
c.Lubang telinga : Terdapat dua lubang telinga kanan dan kiri normal
d.Keluaran : Tidak terdapat keluaran berupa serumen.

4. Mulut
a.Kesimetrisan : Simetris
b.Palatum Mole : Ada
c.Palatum Durum : Ada
d.Gigi : Belum ada
e.Refleks Hisap : Ada tetapi lemah
f.Bibir labio paltoshcizis : Tidak ada
g.Sekret dari mulut : Tidak terdapat keluaran sekret dari mulut
h.Membran mukosa : Membran mukosa tampak kering dan pucat

5. Hidung
a.Lubang hidung : Terdapat 2 lubang hidung
b.Keluaran : Tidak ada
c.Terpasang oksigen dengan kecepatan 2 lpm dan terpasang selang NGT
6. Leher
Pergerakan leher baik, tidak ada keterbatasan gerak dan tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

7. Jantung
a.Bunyi nafas : Vesikuler
b.Pernafasan : 40 x/menit
c.HR : 110 x/menit

8. Dada
a.Lingkar dada : 26 cm
b.Bentuk dada : Normal
c.Pulsasi/impuls maksimal : Teraba
d.Tidak tampak adanya retraksi dinding dada

9. Abdomen
a.Palpasi : Supel, tidak kembung
b.Bising usus : 4x/menit
c.Tali pusat : Terpasang infus umbilikal D10% 12 tpm mikro, tidak terlihat adanya tanda-tanda infeksi pada daerah sekitar umbilical. Kain
kassa yang digunakan untuk pembungkus infus umbilical masih kering dan bersih, tidak merembes.

10. Lanugo : Masih tampak di area lengan bagian atas, dada, punggung, dan kaki bayi
Vernix : Tersisa sedikit di tubuh bayi
Mekonium : Mekonium pertama dapat dikeluarkan pada tanggal 16 Mei 2022
11. Punggung
a.Keadaan Punggung : Simetris
b.Fleksibilitas : Fleksibel, tidak ada kelainan

12. Genitalia
d.Jenis kelamin : Perempuan
e.Labia minor : labia mayora belum menutupi labia minora
f.Anus : berlubang, tidak terdapat pengeluaran feses

13. Ekstremitas
j.Jari tangan : Lengkap, tidak ada kelainan
k.Jari kaki : Lengkap, tidak ada kelainan
l.Pergerakan : Normal, semua jari dapat digerakkan
m.Garis telapak tangan : Ada, tidak terlalu jelas
n.Posisi kaki : Simetris, sama panjang, fleksi (+), ekstensi (+)
o.Posisi tangan : Simetris dan sejajar
p.Tonus otot : Tonus otot bayi lemah
q.Kulit : Lembut, kulit tipis, berwarna pucat, akral teraba dingin
r.Sianosis : Tak tampak adanya sianosis
E.Kebutuhan Dasar Manusia
1.Nutrisi dan Cairan
a.Jenis makanan bayi
Jenis makanan bayi adalah PASI dengan kebutuhan 10 cc/2 jam melalui selang NGT
b.Frekuensi menyusui
By. Ny. E tidak mendapatkan ASI dari ibunya, bayi Ny. E mendapatkan PASI sebanyak 12 kali selama sehari dengan total
jumlah cairan 120 cc.
c.Bayi Ny. E terpasang infus D10% 12 tpm
d.Berat badan bayi sekarang 1415 gram dengan panjang badan 41 cm
e.Terdapat residu sebelum diberi PASI sebanyak ± 2 cc

2.Eliminasi
a.BAB pertama tidak terkaji
b.BAK pertama tanggal 15 Mei 2022
3.Komunikasi
Bayi berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya dengan menangis. Menangis pada bayi merupakan ungkapan bayi untuk
menunjukkan rasa lapar, nyeri, ketidaknyamanan dan keinginan untuk diperhatikan.
4.Istirahat tidur
Bayi dirawat di dalam inkubator dengan suhu inkubator ± 30oC. Bayi banyak tidur sehingga jumlah jam tidur tidak
menentu.
I.ANALISA DATA
Nama : Bayi Ny. E No. RM : 281
Umur : 6 hari Ruang : Melati
No Hari, Tanggal Data Fokus Masalah Etiologi Diagnoda Keperawatan TTD

1 Sabtu, 21 Mei 2022 S: -O:Tanda-tanda vitalNadi : 110 x/menitSuhu : 35,90CRR : Hipotermia (00006) Proses adaptasi bayi terhadap Hipotermia b.d proses adaptasi AditiaDewiNil
40 x/menitSPO2 : 92%GDS : 97Capillary refill : <2 lingkungan ekstrauterin bayi terhadap lingkungan laSeptia
detikBayi lahir prematur dengan usia kehamilan ibu 32 ekstrauterin(00006)
mingguBerat bayi sekarang 1415 gramKulit tipis, berwarna
pucat, akral teraba dingin

2 Sabtu, 21 Mei 2022 S: -O:BB mengalami penurunan, BB lahir 1620 gram, BB Ketidakseimbangan nutrisi Intake yang tidak adekuat Ketidakseimbangan nutrisi kurang AditiaDewiNil
saat pengkajian 1415 gramLILA mengalami penurunan, kurang dari kebutuhan tubuh (reflek menelan dan dari kebutuhan tubuh b.d intake laSeptia
LILA lahir 8 cm. LILA pengkajian 7 cmReflek menelan dan (00002) menghisap bayi lemah) yang tidak adekuat (reflek menelan
menghisap bayi lemahMembran mukosa kering dan dan menghisap bayi lemah)(00002)
pucatBayi terpasang NGTTonus otot bayi lemahJenis
makanan bayi adalah PASIBayi muntah Bayi diberi PASI 10
cc/ 2 jamTerdapat residu sebelum diberi PASI sebanyak ± 2
cc

3 Sabtu, 21 Mei 2022 S: -O: Nadi : 110 x/menitTerpasang infus D10% pada Resiko infeksi (00004) Penurunan imun tubuh Resiko infeksi b.d penurunan imun AditiaDewiNil
umbilikalBayi lahir dari ibu dengan riwayat penyakit B20 tubuh (00004) laSeptia

4 Sabtu, 21 Mei 2022 S: -O:Bayi mengkonsumsi PASI 10 cc/ 2 jamBB mengalami Diskontinuitas pemberian ASI Penyakit ibu: HIV positif Diskontinuitas pemberian ASI b.d AditiaDewiNil
penurunan, BB lahir 1620 gram, BB saat pengkajian 1415 (00105) penyakit ibu: HIV positif (00105) laSeptia
gramIbu bayi memiliki riwayat penyakit B20
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Hipotermia berhubungan dengan proses adaptasi bayi terhadap lingkungan


ekstrauterin
2.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat (reflek menelan dan menghisap bayi lemah)
3.Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan imun tubuh
4.Diskontinuitas pemberian ASI berhubungan dengan penyakit ibu: HIV positif
INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Hari, Tanggal Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan TTD
1. Sabtu, 21 Mei 2022 Hipotermia berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Temperature RegulationMonitor suhu bayi menggunakan alat AditiaDewi
dengan proses adaptasi bayi selama 1 x 24 jam, suhu tubuh bayi pengukur dan rute yang paling cepatBebaskan bayi dari lingkungan NillaSeptia
terhadap lingkungan seimbang dengan kriteria hasil sebagai yang dingin, tempatkan pada lingkungan yang hangatTempatkan bayi
ekstrauterin(00006) berikut :Suhu tubuh 36,5 – 37,50CKulit pada posisi suupine/ terlentangBerikan pemanas pasif seperti selimut
teraba hangatBadan bayi tidak dan penutup kepalaMonitor warna dan suhu kulitIdentifikasi faktor
menggigilTidak ada sianosis medis, lingkungan, dan faktor lain yang mungkin memicu hipotermia

2 Sabtu, 21 Mei 2022 Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Nutrition ManagementKaji bising usus, distensi abdomen, dan reflek AditiaDewi
kurang dari kebutuhan tubuh selama 3x24 jam diharapkan masalah menghisapMonitor kemampuan bayi terhadap refleks rooting, NillaSeptia
berhubungan dengan intake ketidakseimbangan nutrisi pada bayi dapat sucking, dan menelan.Berikan nutrisi sesuai kebutuhan: 17 cc/2 jam
yang tidak adekuat (reflek teratasi dengan kriteria hasil:BB tidak Dorong ibu untuk memberikan PASI secara rutin (2 tiap jam) Pantau
menelan dan menghisap mengalami penurunanBB ≥ 1620 gram perubahan berat badan setiap hariNutrition MonitoringTimbang BB
bayi lemah) Reflek menelan dan menghisap bayi bayi setiap hariMonitor adanya penurunan berat badanMonitor kulit
kuatMembran mukosa tampak lembabBayi kering dan turgor kulitMonitor mual dan muntahMonitor GDSHitung
tidak terpasang NGTTonus otot bayi kuat intake dan output cairan

3 Sabtu, 21 Mei 2022 Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Infection ControlTingkatkan cara cuci tangan pada perawat dan orang AditiaDewi
dengan penurunan imun selama 3x24 jam diharapkan masalah resiko tuaBersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lainPertahankan NillaSeptia
tubuh infeksi pada bayi dapat teratasi dengan lingkungan aseptik setelah pemasangan alatInfection ProtectionKaji
kriteria hasil:Nadi : 120-160 x/menitRR : tanda-tanda infeksi pada bayiLakukan perawatan tali pusatBerikan
40-60 x/menitTidak terdapat lecet pada PASI/ dorong intake nutrisi dan cairanPressure ManagementKaji
bokong bayiTidak terdapat tanda-tanda kulit, perhatikan area kemerahan atau tekananJaga kebersihan
kemerahanSuhu 36,5-37,50COrang tua dan kulitBeri perawatan mulutBeri perubahan posisi rutinMandikan
perawat cuci tangan sebelum dan sesudah bayiOleskan lotion atau minyak baby oil
kontak dengan bayi

4 Sabtu, 21 Mei 2022 Diskontinuitas pemberian Setelah dilakukan tindakan keperawatan Bottle FeedingMonitor dan evaluasi refleks menelan sebelum AditiaDewi
ASI berhubungan dengan selama 3x24 jam diharapkan masalah memberikan susuPantau berat badan bayiAjarkan orang tua cara NillaSeptia
penyakit ibu: HIV positif diskontinuitas pemberian ASI pada bayi memberikan susu pada bayiInstruksikan dan demontrasikan kepada
dapat teratasi dengan kriteria hasil:Berat orang tua teknik membersihkan mulut bayi setelah bayi diberikan susu
badan bayi mengalami kenaikan atau >1620
gram
eVALUASI
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, sDX.1 : Hipotermia berhubungan dengan proses adaptasi bayi terhadap lingkungan
DX.3 : Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan imun tubuh
Resiko infeksi pada bayi bisa terjadi karena lingkungan yang kurang bersih atau adanya luka lesi
pada tubuh bayi yang merupakan tempat entry untuk masuknya kuman dan bakteri ke dalam tubuh bayi.
ekstrauterin
Hal ini terjadi pada bayi Ny. E yang memiliki resiko terhadap infeksi karena terpasang infus pada
setelah dianalisa kelompok menemukan diagnosa hipotermia pada neonatus yang berhubungan dengan penundaan bagian umbilical. Bayi Ny. E saat ini, sedang dirawat didalam baby incubator karena memiliki masalah
menyusu ASI. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya data obyektif seperti tanda-tanda vital bayi nadi: 110 x/menit,
kesehatan khusus yaitu B20 yang merupakan riwayat dari ibu dan BBLR karena memiliki berat badan
suhu: 35,9C, RR: 40 x/menit, SPO2: 92%, GDS: 97, CRT: <2 detik. Bayi yang lahir dengan usia kehamilan usia ibu
32 minggu, oleh karena itu bayi lahir prematur. Pada bayi prematur biasanya permukaan tubuhnya lebh luas sehingga lahir 1670 gram. Baby Incubator sendiri merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
pengupan kulit menjadi berlebih dan pemaparan dengan suhu luar sangat rentan dengan kehilangan panas. Jaringan mempertahankan kehangatan dan suhu tubuh pada bayi. Tujuan dari penggunaan baby incubator adalah
lemak subkutan yang lebih tipis juga dapat menyebabkan kehilangan panas pada kulit. Menjaga suhu lingkungan
untuk merawat bayi dengan masalah BBLR yang memiliki berat < 1500 gram yang tidak dapat
netral merupakan salah satu kunci fisiologis bayi baru lahir setelah dilahirkan. Ketika didalam rahim produksi panas
melakukan metode Kangoroo Mother Care (KMC), dengan cara mempertahankan suhu, kelembaban
oleh fetus dihasilkan di suhu fetal kira-kira setengah derajat lebih tinggi daripada suhu maternal. Setelah lahir, bayi
baru lahir beradaptasi dengan banyak lingkungan yang berbeda. Hipotermia merupakan salah satu faktor terpenting yang stabil dan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di baby incubator, maka bayi akan dapat merasa
untuk kelangsungan hidup bayi baru lahir, khususnya diantara bayi dengan berat lahir rendah. Bayi kehilangan panas
seperti di dalam kandungan ibu. Oleh karena itu, baby incubator juga memerlukan perawatan yang
oleh evaporasi, konveksi, radiasi dan konduksi. Jika hipotermia terjadi, terdapat resiko cedera neonatal, dalam kasus
ini biasanya menjadi letargis, serta melemah dan pernapasan ireguler dan nadi melemah menurunkan suhu tubuh. benar agar tetap bisa digunakan secara optimal. (Andriati, 2015)
Pada banyak belahan dunia petugas kesehatan tidak sadar pentingnya menjaga kehangatan bayi dengan metode
sederhana seperti mengeringkan dan membedong dengan sesegera mungkin setelah kelahiran, mendorong menyusuiDX.4 : Diskontinuitas pemberian ASI berhubungan dengan penyakit ibu: HIV positif
dini dan menjaga bayi kontak hangat dengan ibu bayi. Menyusui merupakan cara untuk menyediakan makanan yang sehat untuk pertumbuhan dan
DX.2 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
perkembangan bayi. ASI merangsang pembentukan perkembangan sensorik dan kognitif, melindungi
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat (reflek menelan dan
bayi melawan infeksi dan penyakit kronis. Dengan serangan virus HIV/AIDS menunjukkan bahwa ibu
menghisap bayi lemah)
yang terinfeksi HIV dapat menularkan HIV ke bayinya melalui pemberian ASI. Pada kasus By.Ny. E
Intervensi yang dilakukan pada bayi Ny. E pada diagnose ini adalah dengan dimana diagnosa keperawatan yang diambil adalah diskontinuitas pemberian ASI dikarenakan status
memberikan susu formula/ PASI dengan menggunakan sendok. Berdasarkan penyakit ibu bayi positif HIV/AIDS sehingga bayi tidak diberikan ASI eksklusif. Penggantian ASI
penelitian yang dilakukan oleh Fitriana pada tahun 2013 tentang pemberian minum dengan dengan susu formula harus memenuhi standar AFASS (acceptable, feasible, affordable, sustanable
dengan cawan dan sendok terhadap efektivitas minum bayi baru lahir di RSUP Dr. and safe). Acceptable sendiri ibu tidak merasa ada yang menghalangi untuk penggantian ASI. Feasible
Soeradji Tirtonegoro Klaten menyebutkan bahwa pemberian susu menggunakan dimana ibu atau keluarga mempunyai waktu yang adekuat, pengetahuan, keterampilan dan sumber lain
sendok lebih efektif dibandingkan memberikan susu menggunakan cawan. untuk mempersiapkan penggantian makanan dan memberikan makanan bayi hingga 12 kali dalam 24
(Fitriana, L.B. (2013). Pemberian intervensi dengan menggunakan sendok dipilih jam. Affordable, ibu dan keluarga dengan komunitas support system kesehatan bila dibutuhkan.
karena dengan menggunakan sendok akan meminimalisir jumlah tumpahan susu, Sustainable dimana ketersediaan dari kebersinambungan akan kebutuhan produk untuk pengganti
selain itu rerata volume susu yang diminum lebih banyak. Bentuk sendok, dengan makanan. Safe, penggantian makanan dipersiapkan dengan benar dan higienis dengan tangan yang bersih
ujung yang lebih sempit dibandingkan dengan bentuk cawan yang memiliki mulut dan menggunakan peralatan yang bersih. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Alvarez,dkk (2012)
lebih lebar, memungkinkan terjadinya sedikit tumpahan saat pemberian minum, dalam jurnal International Scholarly Research Network menunjukkan hasil bahwa walaupun pemberian
sehingga volume yang dikonsumsi oleh bayi juga lebih banyak. Namun dalam segi ASI dapat meningkatkan angka penularan HIV, namun pemberian susu formula dapat menyebabkan
efektivitas waktu, pemberian susu dengan cawan dinilai lebih singkat daripada malnutrisi selama bulan pertama kehidupan, meningkatkan kematian dan oelh karena itu mempuyai
KESIMPULAN
1. Kasus kelahiran pada bayi Ny. E dengan riwayat ibu B20 didapatkan hasil
berupa masalah keperawatan berdasarkan pengkajian yaitu hipotermia
berhubungan dengan proses adaptasi bayi terhadap lingkungan
ekstrauterin, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat (reflek menelan dan
menghisap bayi lemah), resiko infeksi berhubungan dengan penurunan
imun tubuh, serta diskontinuitas pemberian ASI berhubungan dengan
SARAN
penyakit ibu: HIV positif.
2. Intervensi keperawatan yang diberikan pada bayi Ny. E dengan diagnosa
Setelah memberikan asuhan
keperawatan hipotermia berhubungan dengan proses adaptasi bayi keperawatan pada Bayi Ny. E
terhadap lingkungan ekstrauterin adalah dengan menjaga suhu lingkungan
dengan bblr serta riwayat ibu B20
netral bayi baru lahir setelah dilahirkan.
penulis memberikan saran kepada
3. Intervensi keperawatan yang diberikan pada bayi Ny. E dengan diagnosa
keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh petugas kesehatan untuk lebih
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat (reflek menelan dan mengoptimalkan pelayanan
menghisap bayi lemah) adalah dengan memberikan susu formula/ PASI
dengan menggunakan sendok. kesehatan.
4. Intervensi keperawatan yang diberikan pada bayi Ny. E dengan diagnosa
keperawatan resiko infeksi berhubungan dengan penurunan imun tubuh
adalah dengan penggunaan dan perawatan baby incubator.
5. Intervensi keperawatan yang diberikan pada bayi Ny. E dengan diagnosa
keperawatan diskontinuitas pemberian ASI berhubungan dengan penyakit
ibu: HIV positif adalah dengan penggantian ASI dengan susu formula.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

 WASSALAMUALAIKUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai