Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit. Salah
satu penyebab terbesar kematian pada anak usia balita di dunia adalah
pneumonia.Pneumonia adalah keadaan akut pada paru yang disebabkan oleh karena
infeksi atau iritasi dari bahan kimia sehingga alveoli terisi dengan eksudat peradangan.
Kondisi kesehatan ini sering disebut dengan paru paru basah, sebab paru bisa saja
dipenuhi dengan air atau cairan lendir (Nimas,2017)
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran bercak, teratur satu atau lebih area terlokalisasi di dalm bronchi dan meluas
ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya (Nurarif, 2015). Insidensi pneumonia di
dunia sebesar 1,4 juta anak atau sekitar 18% anak < 5 tahun setiap tahunnya meninggal
akibat pneumonia. Di Negara-negara berkembang pneumonia merupakan penyebab
utama kematian pada anak usia balita. Tahun 2012 sebanyak 1,1 juta anak meninggal
karena pneumonia, sebagian besar balita yang meninggal berusia kurang dari 2 tahun.
Setiap tahun lebih dari 2 juta anak balita meninggal disebabkan oleh pneumonia, kejadian
tersebut melebihi dari penyakit AIDS, malaria dan TBC (WHO 2012, 2013).
Menurut The United Nations Children's Fund (UNICEF) mayoritas pneumonia terjadi
di negara Afrika dan Asia Tenggara yang menyumbang hampir seperlima kematian anak
di dunia dan ± 2 juta anak balita meninggal setiap tahun (UNICEF, 2009). Hampir semua
kematian akibat pneumonia sekitar 80-90% menyebabkan kematian khususnya pada
balita. Di Indonesia pneumonia berada di peringkat 10 penyakit terbesar setiap tahunnya
sebagai penyebab kematian bayi dan balita (Kemenkes RI, 2013).
Di negara berkembang 60% kasus pneumonia disebabkan oleh bakteri, menurut hasil
Riskesdas 2007 proporsi kematian Balita karena pneumonia menempati urutan kedua
(13,2%) setelah diare. Di negara berkembang 60% kasus pneumonia disebabkan oleh
bakteri, menurut hasil Riskesdas 2007 proporsi kematian balita karena pneumonia
menempati urutan kedua (13,2%) setelah diare. Tahun 2014 kejadian pneumonia di
Indonesia pada balita diperkirakan 10%-20% per tahun dengan angka kematian 6 per
1000 kelahiran hidup. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2016,

1
menunjukkan bahwa kejadian tertinggi pneumonia balita 2 terdapat pada kelompok umur
12-23 bulan
Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2016 pneumonia menduduki
peringkat 4 dalam 10 besaran penyakit pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum
yang ada di provinsi Bali tahun 2015 yang mencapai 2.350 orang. Ini menandakan
pneumonia sebagai pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibanding dengan
gabungan penyakit AIDS, malaria dan campak. Diantara 5 kematian Balita, 1 di
antaranya disebabkan oleh pneumonia. Bahkan karena besarnya kematian pneumonia ini,
pneumonia disebut sebagai “pandemi yang terlupakan” atau “the forgotten pandemic”.
Namun, tidak banyak perhatian terhadap penyakit ini, sehingga pneumonia disebut juga
pembunuh Balita yang terlupakan atau “the forgotten killer of children” (Unicef/WHO
2006, WPD 2011. Sedangkan SKRT 2004 proporsi kematian Balita pneumonia
menempati urutan pertama sementara di negara maju umumnya disebabkan virus.
Cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita tahun 2015 sebesar 5,32 lebih rendah
dari capaian tahun 2014 sebesar 12,4. Kondisi ini menunjukkan status kesehatan Balita
yang semakin membaik sehingga kasus pneumonia mulai menurun. Pada tingkat
kabupaten/kota dapat dilihat yang penemuannya tertinggi adalah Kabupaten Klungkung
yaitu 50,85%. Sedangkan kabupaten dengan penemuan terendah adalah Badung sebesar
1,01%.
Di Buleleng Penderita Pneumonia pada balita yang ditemukan dan ditangani
sebanyak 576 penderita dari 977 penderita yang diperkirakan total mencapai 1334
penderita pada tahun 2016. (Profil Kesehatan Buleleng Tahun 2016).
Upaya yang penting dalam penyembuhan dengan perawatan yang tepat merupakan
tindakan utama dalam menghadapi pasien bronchopneumonia untuk mencegah
komplikasi yang lebih fatal dan diharapkan pasien dapat segera sembuh kembali. Dari
banyaknya kasus yang terjadi yang disebabkan oleh bronkpneumonia kelompok kami
tertarik mengambil kasus tentang Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa
Medis Bronkopneumonia Di Ruang Sakura RSUD Kabupaten Buleleng Tanggal 27-29
November 2018.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah definisi/pengertian bronchopneumonia ?
1.2.2 Bagaimana etiologi bronchopneumonia?
1.2.3 Apa saja klasifikasi bronchopneumonia ?
1.2.4 Apa saja tanda dan gejala bronchopneumonia ?
1.2.5 Bagaimana patofisiologi terjadinya bronchopneumonia?
1.2.6 Apa saja pemeriksaan diagnostik/penunjang pada bronchopneumonia ?
1.2.7 Bagaimana penatalaksanaan bronchopneumonia ?
1.2.8 Asuhan Keperawatan pada pasien dengan bronchopneumonia
a. Pengkajian Keperawatan
b. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
c. Intervensi keperawatan dan rasional
d. Implementasi Keperawatan
e. Evaluasi keperawatan
1.3 Tujuan penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mampu menjelaskan gambaran asuhan keperawatan pada anak dengan
bronchopneumonia.
1.3.2 Untuk mengetahui definisi/pengertian bronchopneumonia
1.3.3 Untuk mengetahui etiologi bronchopneumonia
1.3.4 Untuk mengetahui klasifikasi bronchopneumonia
1.3.5 Untuk mengetahui tanda dan gejala bronchopneumonia
1.3.6 Untuk mengetahui patofisiologi terjadinya bronchopneumonia
1.3.7 Untuk mengetahui diagnostik/penunjang pada bronchopneumonia
1.3.8 Untuk mengetahui penatalaksanaan bronchopneumonia
1.3.9 Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan
bronchopneumonia.

Anda mungkin juga menyukai