Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI N USIA 9 BILAN

DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG POLI


ANAK PUSKESMAS TUMPANG MALANG
13 FEBRUARI 2007

Asuhan Kebidanan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas


Praktek Klinik Kebidanan II Semester V

Disusun Oleh:
ITA INDRIANANINGSIH
NIM : 04.123

AKADEMI KEBIDANAN KENDEDES


MALANG
2007

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit diare hingga kini masih merupakan penyakit utama pada bayi
dan anak di Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara 150
430/1000 penduduk setahun. Dengan upaya yang sekarang telah dilaksanakan,
angka kematian di rumah sakit dapat ditekan menjadi <3%.
Oleh karena penyakit Gastroenteritis ini sangat berbahaya bagi anak
karena angka kesakitan dan kematiannya yang utama adalah di sebabkan penyakit
ini. Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 hari pada bayi dan
lebih dari 3x pada anak. Konsistensi encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula
bercampur darah/lendir saja. Penyakit diare seolah-olah hanya disebabkan oleh
infeksi, walaupun disebabkan oleh infeksi, lambung jarang mengalami
peradangan.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada bayi R dengan gastro enteritis
diharapkan mahasiswi mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan secara
komprehensif dengan melakukan pendekatan manajemen varney.
b. Tujuan Khusus
Di harapkan mahasiswa mampu :

Melaksanakan pengkajian pada bayi dengan Gastroenteritis Akut

Menegakkan diagnosa kebidanan dan mengidentifikasi masalah pada bayi


dengan Gastroenteritis Akut

Mengantisipasi masalah potensial pada bayi dengan Gastroenteritis Akut

Menentukan kebutuhan segera pada bayi dengan Gastroenteritis Akut

Merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada bayi dengan


Gastroenteritis Akut

Melaksanakan implementasi
Gastroenteritis Akut

sesuai rencana pada kasus bayi dengan

Melaksanakan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan pada bayi


dengan Gastroenteritis Akut

1.3 Metode Penulisan


1. Observasi
Melakukan pengamatan secara langsung dan pemeriksaan fisik yang meliputi
inspeksi, palpasi, perkusi , auskultasi.
2. Studi Dokumentasi
Dengan melihat rekan medik klien terhadap program pengobatan dan
perawatan melalui catatan medik atau catatan keperawatan
3. Studi Kepustakaan
Dengan membaca dan mempelajari buku-buku referensi baik medik maupun
keperawatan yang berhubungan dengan masalah yang ditulis serta dapat
membandingkan antara teori dan praktek
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan terdiri dalam bab yaitu :
BAB I

: Pendahuluan
Meliputi latar belakang, tujuan penulisan, teknik pengumpulan, data
dan sistematika penulisan

BAB II

: Tijauan Pustaka
Berisi tentang tinjauan teori Gastroenteritis atau Diare

BAB III

: Tinjauan Kasus
Berisi tentang pengkajian data, identifikasi masalah masalah
potensial, identifikasi kebutuhan segera, informasi, implementasi,
evaluasi dan catatan perkembangan

BAB IV

: Pembahasan
Membahas ada tidaknya kesenjangan antara teori dan
praktek dilapangan

BAB V

: Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Tinjauan Teori Diare


2.1.1 Definisi

Keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko mengalami


defekasi sering dengan feces cair/tidak berbentuk (Lynda Juall Carpenito,
2000).

Keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari, konsistensi feces
encer dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lender dan darah atau
lendir saja. (Ngastiah, Perawatan Anak Sakit, 1997).

Buang air besar dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal
100-200 ml/jam tinja) dengan tinja berbentuk cair/setengah cair (setengah
padat) dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat (Kapita Selekta
Kedokteran, jilid I).

2.1.2 Etiologi
1. Faktor infeksi
a. infeksi enternal (virus, bakteri, parasit, jamur)
b. infeksi parenteral (OMA, tonsillitis, bronkopneumonia, ensefalitit)
2. Faktor Malabsorbsi
a. malabsorbsi karbonat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa)
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa)
b. malabsorsi lemak
c. malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
a. makanan basi
b. beracun
c. alergi terhadap makanan

4. Faktor Psikologis
Rasa takut dan cemas
2.1.3

Patogenesis

1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan Osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi
penggeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang
berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul diare.
2. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya timbul diare karena peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan Motilitas Usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik
usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya
timbul diare.
2.1.4 Patofisiologi
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi :
1. kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan
keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia)
2. ganguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluran bertambah)
3. Hipoglikemia
4. gangguan sirkulasi darah
2.1.5

Gambaran Klinik
Mula-mula pasien rewel, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu
makan berkurang atau tidak ada. Kemudian timbul diare, mungkin disertai
lendir atau lendir dan darah. Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan
karena bercampur tangan dengan empedu. Anus dan derah sekitarnya timbul
lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat
makin banyak

asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak diabsorbsi oleh usus
selama diare.
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat
disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan
keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila pasien telah banyak kehilangan
cairan dan elektrolit gejala dehidrasi mulai tampak yaitu :
a. Berat badan menurun
b. Tungor berkurang
c. Mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada bayi)
d. Selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering
Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
1. dehidrasi ringan
tanda-tanda :
rasa haus
oligori ringan
2. dehidrasi sedang
tanda-tanda :
turgor kulit menurun
ubun-ubun besar cekung (pada bayi)
mata cekung
3. dehidrasi berat
tanda-tanda :
nadi menurun
tekanan darah menurun
koma
Pasien diare yang dirawat biasanya sudah dalam keadaan dehidrasi berat
dengan rata-rata kehilangan cairan 12,5%.
2.1.6

Komplikasi
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi

berbagai komplikasi sebagai berikut :


1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau hipertonik)
2. Rejatan hipovolemik

3. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotori otot, lemah, bradikardia,


perubahan elektrokardiogram)
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim
laktosa
6. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jikalama/kronik)
2.1.7

Penilaian Derajat Dehidrasi

Lihat Keadaan Umum

A
Baik, sadar

B
Gelisah, rewel

C
Lesu, lunglai/tidak sadar

Mata

Normal

Cekung

Sangat cekung dan kering

Air mata

Ada

Tidak ada

Tidak ada

Mulut dan Lidah

Basah

Kering

Sangat kering

Rasa Haus

Minum

biasa, Haus,

ingin Malas minum/tidak bisa

tidak haus

minum banyak

minum

Periksa Turgor Kulit

Kembali cepat

Kembali lambat

Kembali sangat lambat

Hasil Pemeriksaan

Tanpa

dihidrasi Dehidrasi

rencana terapi A

Dehidrasi

sedang/ringan

berat

Rencana terapi B

rencana terapi C

Terapi A
-

Gunakan cairan rumah tangga, seperti oralit, makanan cair (sup, air tajin) air
matang

Teruskan ASI atau susu yang biasanya diberikan

Bubur/campuran tepung lain, bila mungkin dicampur dengan kacangkacangan

Sayur, daging/ikan, tambahkan dengan setengah sendok teh minyak sayur


tiap porsi

Sari buah segar/pisang halus untuk menambah kalsium

Terapi B
-

Dalam 3 jam pertama, berikan 75 ml/kg BB atau berat badan anak tidak
diketahui

Berikan oralit : < 1 Tahun 300 ml

1 5 Tahun 600 ml
> 5 Tahun 1200 ml
Dewasa 2400 ml
Terapi C
-

Mulai diberikan cairan intrafena

Tetap diberikan oralit 5 ml/kg BB bila penderita bisa minum

Mulai dehidrasi dengan selang nasogastrik

Rujuk untuk dehidrasi melalui nasogastrik atau intravena

2.1.8

Penatalaksanaan
Dasar pengobatan diare adalah :

a. pemberian cairan
jenis cairan, cara pemberia cairan, jumlah pemberiannya
b. dietetic
cara pemberian makanan (missal : susu rendah laktosa, makanan setengah
padat/bubur, makanan padat)
c. obat-obatan
1). Cara pemberian cairan
a. Belum ada dehidrasi
- Peoral sebanyak anak minum (ad libitum) atau 1 gelas tiap defekasi.
b. Dehidrasi ringan
- 1 jam pertama : 25-50 ml/Kg BB peroral atau Intragastrik
- Selanjutnya : 125 ml/Kg BB/hari ad libitum
c. Dehidrasi sedang
- 1jam pertama : 50-100 ml/Kg BB peroral atau Intragastrik (sonse)
- Selanjutnya : 125 ml/Kg BB/hari ad libitum
d. Dehidrasi berat
- Untuk neonatus dengan berat badan 2-3 Kg
- Kebutuhan cairan : 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/Kg BB/24 jam
- Jenis cairan : cairan 4 : 1 (4 bagian glukosa 5%) + bagian Na HCO3 1 %
- Kecepatan :
4 jam pertama : 25 ml/Kg BB/jam atau 6 tetes/Kg BB/menit (1 ml : 15
tetes) atau 8 tetes/Kg BB/menit (1 ml : 20 tetes)

20 jam berikutnya : 150 ml/Kg BB/menit 20 jam atau 2 tetes/Kg


BB/menit (1 ml : 15 tetes) atau 2 tetes/Kg BB/menit (1 ml : 20 tetes)
2.) Pengobatan Dietetik :
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat
badan kurang dari 7 kg.

Jenis makan :
-

Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung laktosa rendah
dan asam lemak tidak jenuh, misalnya : LLM, Almiron atau sejenis
lainnya.

Makanan setengah padat (bubur0 atau makanan padat (nasi tim),


bila anak tidak mau minum susu karena dirumah tidak bisa.

Susu Khusus yaitu susu yang mengandung laktosa atau susu


dengan asam lemak berantai sedang/tidak jenuh, sesuai dengan
kelainan yang ditemukan.

Cara Memberikannya :

Hari 1 : - Setelah dihidrasi segera diberikan makanan peroral


-

Bila diberi ASI atau susu formula, diare masih sering


hendaknya diberikan tambahan oralit atau air tawar selang
seling dengan ASI
Misalnya 2 x ASI/ susu formula rendah laktosa, 1 x oralit /
air tawar.

Hari 2 4 : ASI (Formula rendah laktosa penuh)

Hari ke-5 : bisa tidak ada kelainan pasien di pulangkan, kembali susu
atau makanan biasa , di sesuaikan dengan umur bayi da berat badanya.

3). Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui
tinja atau muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa
atau karbohidrat
-

Obat anti sekresi


Asetosal, dosis 2,5 mg/tahun engan dosis minimum 30 mg
klorpromazin, dosis 0,5-1 mg/kg BB/hari

Obat spasmolitik

Umumnya obat spasmolitik seperti papaferim, ekstrakbeladona, opium


laperamid tidak digunakan untuk mengatasi diare akut lagi. Obat
pengras tinja seperti kaolin peltin, chacoal, tabonan, tidak ada
manfaatnya untyuk mengatsai diare, sehingga tidak diberikan lagi
-

Antibiotik
Umumya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas.
Bila penyebabnya kolera, di berikan tertasiklin 25-50 mg/kg BB/hr
Antibiotik juga di berikan bila, terdapat penyekit penyerta seperti
OMA, faringitis, bronkitis, bronko pneumonia
(Ngastiah, 1997)

2.1.9

Keperawatan
Penyakit diare walaupun tidak menular (misalnya diare karena faktor
malabsorbsi) tetapi perlu perawatan dikamar yang terpisah dengan
perlengkapan cuci tangan untuk mencegah infeksi (selalu tersedia desinfektan
dan air bersih) serta tempat pakaian kotor tersendiri.
Masalah pasien diare yang perlu diperhatikan adaklah :
a. Resiko terjadi sirkulasi darah
Diare menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit, sehingga terjadi
dehidrasi dan jika tidak segera diatasi menyebabkan terjadinya
dehidrasi asidosis bila masih berlanjut akan terjadi asidosis metabolic,
gangguan sirkulasi darah dan pasien jatuh dalam keadaan rentan
(syok)
b. Kebutuhan nutrisi
Pasien yang menderita diare biasanya juga menderita anoreksia
sehingga pasokan nutrisinya menjadi berkurang, kebutuhan nutrisi
akan bertambah jika pasien juga menderita muntah-muntah/diare lama.
Keadaan ini menyebabkan makin menurunnya daya tahan tubuh
sehingga dapat timbul komplikasi.
c. Resiko terjadi komplikasi
Komplikasi pada pasien yang paling sering adalah dehidrasi asidosis,
tetapi komplikasi juga dapat terjadi tindakan pengobatan.
d. Gangguan rasa aman dan nyaman

Pasien yang menderita diare akan merasakan gangguan aman dan


nyaman karena pasien sering buang air sehingga melelahkan
e. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit
2.2 TINJAUAN TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN
2.2.1 Pengkajian
Tanggal

Jam

No. Reg

Data Subjektif
1. Biodata Anak
Nama

Umur

Jenis Kelamin

Anak ke

Biodata Orang Tua


Nama ibu

Nama Ayah

Umur

Umur

Suku

Suku

Agama

Agama

Pendidikan

Pendidikan

Pekerjaan

Pekerjaan

Penghasilan

Penghasilan

Alamat

Alamat

2. Alasan Datang
Untuk mengetahui penyebab apa yang menyebabkan klien dibawa ke poli
anak
3. Keluhan Utama
Untuk mengetahui apa saja yang dirasakan klien pada saat petugas
mengkaji agar dapat mengetahui tindakan apa yang dilakukan.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui apa saja yang dirasakan klien pada saat petugas
mengkaji agar dapat mengetahui tindakan apa dilakukan
5. Riwayat Perinatal dan Neonatal

Hamil
Untuk mengetahui Kondisi ibu selama hamil, periksa kehamilan dimana
dan berapa kali, serta mendapatkan apa saja dari petugas kesehatan selama
hamil.
Persalinan
Untuk mengetahui cara persalinan, ditolong oleh siapa, adakah penyulit
selama melahirkan seperti perdarahan.
Neonatal
Untuk mengetahui apakah bayi minum ASI atau Pasi, berapa BB Lahir, PB
lahir, apakah saat lahir bayi langsung menangis/tidak.
6. Riwayat Imunisasi
Untuk mengetahui apakah anak telah mendapat imunisasi lengkap/tidak
7. Riwayat Kesehatan keluarga
Untuk mengetahui apakah keluarganya mempunyai penyakit menurun,
menular, dan menahun.
8. Riwayat Psikososial
Psikologi
Untuk mengetahui psikologi anak terhadap orang tua dan lingkungan
maupun sebaliknya.
Sosial
Untuk menngetahui kebiasaan anak dalam kepercayaan yang dianut oleh
keluarganya, adakah kebiasaan ibu yang dianggap kurang baik menurut
kesehatan.
9. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Untuk mengetahui pola kebiasaan anak sebelum dan saat sakit
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Untuk mengetahui kesehatan umum anak, keadaan yang kurang baik,
tekanan darah cenderung menurun 90 60 mmHg, nadi, suhu, berat badan
adanya kelaiana yang dapat mempengaruhi kesehatan anak
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi

Kepala

:simetris/tidak,

tampak

benjolan

abnormal/tidak,

ada

lesi/tidak, kulit kepala bersih


Rambut

: hitam/tidak, ada ketombe/tidak, rontok/tidak

Wajah

: pucat/tidak

Mata

:Ada lesi/tidak, conjungtiva pucat/tidak, scelera kuning/tidak,


tampak cowong

Hidung

: simetris/tidak, tampak bersih/tidak, ada secret/tidak, ada


pernafasan cuping hidung/tidak.

Mulut

: mukosa bibir terlihat lembab/tidak, bersih/tidakk, tampak ada


stomatitis/tidak.

Leher

: tampak pembesaran kelenjar tyorid, kelenjar lymfe maupun


pembesaran vena jugolaris/tidak.

Dada

: simetris/tidak, tampak benjolan yang abnormal/tidak, nafas


teratur/tidak.

Perut

: tampak buncit/tidak. Adanya benjolan/tidak.

Genetalia : untuk mengetahui kelengkapan dan keadaannya.


Integumen : bersih/tidak, tampak pucat/tidak, kering/lembab.
Ekstremnitas : atas : simetris/tidak, pergerakan bebas/tidak.
Bawah : simetris/tidak, pergerakkan bebas/tidak
b. Palpasi
Kepala
Leher

:
: teraba benjolan abnormal/tidak
: teraba pembesaran kelenjar tyorid, kelenjar lymfe maupun
pembesaran vena jugolaris/tidak.

Dada

: simetris/tidak, tampak benjolan yang abnormal/tidak, nafas


teratur/tidak.

Perut

: teraba benjolan yang abnormal/tidak..

Integumen : kering/lembab, turgor jelek/tidak


c. Auskultasi
Dada

: terdengar ronchi dan wheezing/tidak

Abdomen : terdengar bising usus/tidak


d. Perkusi
Reflek patella kanan/kiri positif/tidak
Perut

: ada kembung/tidak

2.2.2

Identifikasi Diagnosa/Masalah
Dx

: By .... usia .... tahun dengan Diare

Ds

: Data yang diperoleh dari anamnesa

berapa kali, bagaimana

konsistensinya sudah berapa hari


DO

: Data dari hasil pemeriksan petugas kesehatan

Masalah :
Data dari hasil anamnesa sehingga ditemukan suatu masalah yang aktual
2.2.3

Identifikasi Masalah Potensial


Mengidenifikasi masalah potensial yang akan terjadi

2.2.4

Identifikasi Kebutuhan Segera


Suatu tindakan yang merupakan kebutuhan segera untuk dilakukan

2.2.5

Intervensi
Implementasi
Rencana menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah V dilaksanakan
secara efisien dan aman sesuai dengan situasi dan kondisi

2.2.6

Evaluasi
Dilakukan evaluasi sejauh mana manfaat dan keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan. Apakah terpenuhi sesuai
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi masalah ahtau diganosa dan
mengacu pada tujuan dan kriteria hasil.

BAB III
TINJAUAN KASUS
1. PENGAKAJIAN
Tanggal : 29 Januari 2007
Jam

: 09.00 WIB

Tempat : Polli Bayi RSU Dr. Saiful Anwar. Malang


No. Reg :
A. Data Subyekti
1. Biodata
Nama anak

:R

Umur

: 22 hari

Alamat

: Blimbing

Agama

: Islam

Anak ke

:2

Jenis kelamin : laki-laki


Biodata orang tua
Nama ibu

: Ny S

Nama ayah

: Tn G

Umur

: 23 tahun

Umur

: 25 tahun

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Alamat

: blimbing

Alamat

: Blimbing

Suku/bangsa : Jawa/ indonesia

Suku/bangsa : Jawa/indonesia

Pendidikan

: SMA

Pendidikan

: SMK

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

: Swasta

Penghasilan

:-

Penghasilan

: 700.000

2. Alasan datang ke poli bayi


Ibu ingin memeriksakan anaknya
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan anaknya mencret selama 2 HARI sehari sebanyak 6-7 kali,
bentuknya cair disertai ampas sedikit

4. Riwayat kesehatan yang lalu


Ibu mengatakan anaknya tidak pernah menderita sakit yang lama sampai
kejang dan anaknya

pernah di rawat di rumah sakit. Karena mencret yang

berlebihan.
5. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan anaknya mencret sebanyak 6-7 kali sehari, selama 2 hari .
anaknya terlihat lemas dan tidak mau minum akhirnya anak di periksakan ke
RS.
6. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dari keluarga ibu dan keluarga suami tidak mempunyai
riwayat kehamilan kembar serta tidak pernah menderita penyakit menular
seperti TBC dan Hepatitis, ibu tidak menderita penyakit kronis seperti,
jantung, ginjal serta tidak pernah menderita penyakit menurun seperti asma
dan tekanan darah tinggi.
7. Riwayat antenatal
Trimester I

Ibu mengatakan pada usia kehamilan

2 bulan ibu mengalami

muntah-muntah dan nafsu maknannya menurun.

Setiap bulan ibu rutin periksa kehamilannya ke bidan, setiap kali ibu
periksa ibu di beri vitamin dan obat penambah nafsu makan.

Trimester II
Ibu mengatakan selama usia kehamilan 4-6 bulan ibu sudah tidak ada
keluhan dan nafsu makannya ibu mulai meningkat
Ibu periksa 1 bulan sekali ke bidan dan ibu mendapatkan vitamin dan
tablet tambah darah
Ibu mendapatkan imunisasi TT yang pertam pada usia kehamilan yang
ke 5 bulan dan 6 bulan
Trimester III

Ibu periksa kehamilannya 2 minggu sekali saat periksa ibu


mendapatkan vitamin

Keluarga dan ibu senang karena anaknya akan segera lahir

8. Riwayat natal
Ibu mengatakan melahirkan anak yang pertama , pada saat usia kehamilannya
menginjak 8 bulan 3 hari. Ibu melahirkan bayinya di RB secara normal
dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan lahir 1900 gram, panjang badan
45 cm, dan ari-ari lahir normal (tidak di rogoh)
9. Riwayat post natal
Ibu mengatakan masa nifasnya berjalan normal, perdarahan normal dari
kemaluannya, dan tidak masalah pada payudaranya, anak minum ASI sampai
sekarang
10. Riwayat imunisasi
Jenis imunisasi
BCG
Hepatitis B
DPT
Polio
Campak

Di berikan
-

11. Pola kebiasaan sehari-hari


No
1

Pola kebiasaan
Nutrisi

Saat ini
Bayi di beri ASI sesuka bayi, dan diberi PASI

Eliminasi

kadang-kadang
BAB 6-7 kali sehari dengna konsistensi cair dan

Istirahat

ada ampasnya.
Bayi tidur sekitar 12-14 jam/hari

Personal

Bayi di mandikan dengan air hangat dan di beri

hyegine

sabun setiap pagi dan sore hari. Mengganti celana

dalam setiap kali habis mandi dan ganti pakaian


5
6

Aktivitas
Rekreasi

12. Riwayat psikososial


Psikologi :

tiap kali basah dan kotor


Bayi hanya tertidur dan sedikit rewel
-

Sosial

: Anak tinggal bersama orang tuanya dan kakek neneknya.

13. Riwayat budaya

Bila sakit, ibu dan keluarga berobat ke bidan terdekat atau kepuskesmas

Keluarga masih menganut adat jawa seperti selapanan, pitonan dll

14. Riwayat spiritual


Ibu dan bapak beragama islam, taat beribadah dan ibu tidak percaya dengan
adanya tahayul.
B. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum

: Cukup

Nadi

: 124x/menit

Pernafasan

: 48 x/menit

Suhu

: 36,3oC

BB sebelum sakit

: 3300 gr

BB saat ini

: 3100 gr

b. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Kepala : Kulit kepal bersih, pertumbuhan rambut merata, warna rambut
hitam dan rambut bergelombang
Wajah

: Tidak pucat, tidak ikterus, tidak cyanosis

Mata

: Simetris, sklesa tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis

Hidung

: Simetris, tidak terdapat secret, tidak terdapat pernapasan


cuping hidung dan hidung bersih

Telinga

: Simetris, tidak ada serumen, dan terlihat bersih

Mulut

: Bibir tidak cyanons, tidak nampak sariawan dan bibir lembab

Leher

: Tidak terlihat pembesaran kelenjar tiroid, vena jugularis, dan


tidak terlihat pembesaran kelenjar limfe

Dada

: Putting susu simetris, tidak terlihat retraksi dada saat bernafas

Abdomen: Bersih, tidak terdapat ikterus, tali pusat sudah lepas


Genetalia: bersih, oedem tidak ada, testis sudah turun
Anus

: tidak nampak lecet, ada bintik-bintik merah

Ekstremitas
-

atas : simetris, penggerak aktif, tidak terdapat polidatil maupun


sindaktil dan tidak nampak oedem

bawah : simetris, gerakan aktif dan tidak nampak oedem

Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan abnormal
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis dan kelenjar
limfe
Abdomen : tidak teraba benjolan yang abnormal

Auskultasi
Dada

: tidak terdengar bunyi ronchi maupun wheeting

Abdomen : bising usus positif


Perkusi
Abdomen

: tidak kembung

Reflek patella : + / +
2. IDENTIFIKASI MASALAH/DIAGNOSA
Dx : Anak R umur 22 hari dengan gastroenteritis akut
DS : Ibu mengatakan anaknya mencret 6-7 x/hr, bentuknya cair disertai ampas
sedikit
DO : Keadaan umum : cukup
Kesadaran

: compos mentis

Nadi

: 124 x/mnt

Pernafasan

: 48 x/mnt

Suhu

: 36,2
BB sebelum sakit

BB sekarang

: 3300 gr

: 3100 gr

Masalah : Gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh sehubungan dengan mencret

DS : Ibu mengatakan anaknya mencret selama 2 hari sebanyak 6-7 kali sehari,
bentuknya cair disertai ampas sedikit
DO : Keadaan umum
Nadi

: cukup
: 124 x/mnt

Pernafasan

: 48 x/mnt
O

Suhu

: 36,2

BB sebelum sakit

: 3300 gr

BB sekarang

: 3100 gr

3. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


1. Potensial terjadi dehidrasi
DS

: Ibu mengatakan anaknya BABnya encer dan ada ampasnya


sedikit

DO

: Keadaan umum

: cukup

BB sebelum sakit : 3300 gr


BB sekarang

: 3100 gr

BAB selama 1 sebanyak 6-7 kali sehari


4. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

5. INTERVENSI
1. Dx

: Bayi R umur 22 hari dengan GEA

Tujuan

: Setelah di lakukan asuhan kebidanan pada anak R


diharapkan diare teratasi

Kriteria hasil : Keadaan umum

: baik

Berat badan meningkat


Intervensi
1. Beritahu kepada ibu atau keluarga tentang hasil pemeriksaan
R/ Ibu dan keluarga mengerti keadaan anaknya dan ibu lebih kooperatif
2.

Jelaskan pada ibu atau keluarga tentang penyakit yang di derita anaknya
R/ Memberikan pengetahuan yang bertambah pada ibu dan keluarga
tentang diare dan mengurangi kecemasannya.

3. Observasi TTV

R/ Sebagai parameter tubuh, sehingga masalah dapat teratasi


4.

Pantau berat badan bayi


R/ sebagai parameter adanya penurunan berat badan

5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi


R/ terapi yang tepat dapat mempercepat penyembuhan
Masalah : Gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh sehubungan dengan
mencret
Tujuan : Setelah di lakukan asuhan kebidanan pada bayi R di harapkan
asupan cairan dapat terpenuhi
KH

: Keadaan umum : baik


Tidak mencret
Konsistensi BAB lunak

Intervensi :
1. Beri penjelasan pada ibu dan keluarga tentang diare
R/ menambah tingkat pengetahuan ibu dan keluarga
2. Anjurkan ibu untuk memberi ASI sesering mungkin
R/ agar input nya tercukupi
3. Observasi TTV
R/ parameter dan deteksi dini kelainan
4. Observasi input dan output
R/ mendeteksi tanda Gastroenteritis akut yang selanjutnya
5. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak dalam pemberian terapi
R/ pemberian terapi yang tepat
Masalah potensial :
-

Potensial terjadi dehidrasi

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan, diharapkan tidak terjadi


dehidrasi
KH

: Keadaan umum : baik


BB meningkat
Balance input dan ouput

Intervensi :

1. Beri penjelasan kepada ibu dan keluarga tentang dehidrasi


R/ Menambah tingkat pengetahuan ibu dan keluarga
2. Anjurkan ibu untuk memberi ASI sesering mungkin
R/ agar input nya tercukupi
3. Lakukan pemantauan BB
R/ menilai tingkat asupan nutrisi
4. Observasi tanda-tanda dehidrasi
R/ deteksi dini adanya bahaya lebih lanjut

6. IMPLEMENTASI
Hari

: Selasa

Jam

: 10.00 WIB

Dx

: Bayi R umur 22 hari dengan GEA

Implementasi :
1. Memberitahu kepada ibu atau keluarga tentang hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan pada ibu atau keluarga tentang penyakit yang di derita
anaknya
3. Mengobservasi TTV
4. Memantau berat badan bayi
5. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi :

Masalah : Gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh sehubungan dengan


mencret
Implementasi :
1.

Memberikan penjelasan pada ibu dan keluarga tentang diare

2. Menganjurkan ibu untuk memberi ASI sesering mungkin


3.

Mengobservasi TTV

4.

Mengobservasi input dan output

5. Berkolaborasi dengan dokter spesialis anak dalam pemberian terapi


Masalah potensial :

Potensial terjadi dehidrasi


Impelentasi
1. Memberikan penjelasan kepada ibu dan keluarga tentang dehidrasi
2. Menganjurkan ibu untuk memberi ASI sesering mungkin
3.

Memantau BB

4. Mengbservasi tanda-tanda dehidrasi

7. EVALUASI
Hari

: Selasa

Jam

: 10.00 WIB

1. Ibu dan keluarga mengerti tentang diare


2. Keadaan umum lemah
3. Diare belum teratasi
4. Masalah potensial di harapkan tidak terjadi

BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny A dengan


Gastroenteritis akut diperoleh analisa bahwa tidak terdapat kesenjangan antara teori
dengan praktek di lapangan. Pada teori menyebutkan bahwa bayi dengan
gastroenteritis potensial terjadi dehidrasi eingan atau sedang dan berat. Sedangkan
pada praktek lapangan didapatkan bayi dengan keadaan dehidrasi sedang selain itu :
Pada pengkajian tidak ada kesenjangan antara teori dengan subyektif maupun
data obyektif. Pada pengambilan diagnosa dan identifikasi masalah tidak terjadi
kesenjangan karena diagnosa diambil dri prosedur anamnesa
Pada langkah antisipasi masalah potensial, dalam kasus ini yang diangkat
adalah potensial terjadi dehidrasi. alam indentifikasi kebutuhan segera, dalam kasus
ini sudah diberikan penanganan yang khusus, cepat dan segera pada bayi
Pada pengembangan rencana, implementasi tidak terdapat kesenjangan antara
teori dan praktek. Pada evaluasi tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek.
Dimana dalam praktek langkah-langkah tersebut disesuaikan dengan keadaan pasien.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada bayi NyR dengan


Gastroenteritis , penulis menyimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan
kasus. Sehingga asuhan kebidanan yang diberikan baik secara mandiri maupun
berkolaborasi bias membawa pasien pada kesembuhan.
5.2 Saran
Bagi petugas yang memberikan asuhan kebidanan diharapkan tetap
mempertahankan untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan dimayarakat
sehingga dapat memberikan Asuhan yang komprehensif sesuai standart yang berlaku

DAFTAR PUSTAKA
Arif Manjoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II, Media Aesculapius; Jakarta

Arif Manjoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I , Media Aesculapius; Jakarta
Ngastiyah, 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC; Jakarta
Staf pengajar Ilmu Kesehatran Anak, 1998. Ilmu Kesehatan Anak. Intomedika,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai