Disusun Oleh:
ITA INDRIANANINGSIH
NIM : 04.123
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit diare hingga kini masih merupakan penyakit utama pada bayi
dan anak di Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara 150
430/1000 penduduk setahun. Dengan upaya yang sekarang telah dilaksanakan,
angka kematian di rumah sakit dapat ditekan menjadi <3%.
Oleh karena penyakit Gastroenteritis ini sangat berbahaya bagi anak
karena angka kesakitan dan kematiannya yang utama adalah di sebabkan penyakit
ini. Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 hari pada bayi dan
lebih dari 3x pada anak. Konsistensi encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula
bercampur darah/lendir saja. Penyakit diare seolah-olah hanya disebabkan oleh
infeksi, walaupun disebabkan oleh infeksi, lambung jarang mengalami
peradangan.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada bayi R dengan gastro enteritis
diharapkan mahasiswi mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan secara
komprehensif dengan melakukan pendekatan manajemen varney.
b. Tujuan Khusus
Di harapkan mahasiswa mampu :
Melaksanakan implementasi
Gastroenteritis Akut
: Pendahuluan
Meliputi latar belakang, tujuan penulisan, teknik pengumpulan, data
dan sistematika penulisan
BAB II
: Tijauan Pustaka
Berisi tentang tinjauan teori Gastroenteritis atau Diare
BAB III
: Tinjauan Kasus
Berisi tentang pengkajian data, identifikasi masalah masalah
potensial, identifikasi kebutuhan segera, informasi, implementasi,
evaluasi dan catatan perkembangan
BAB IV
: Pembahasan
Membahas ada tidaknya kesenjangan antara teori dan
praktek dilapangan
BAB V
: Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN TEORI
Keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari, konsistensi feces
encer dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lender dan darah atau
lendir saja. (Ngastiah, Perawatan Anak Sakit, 1997).
Buang air besar dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal
100-200 ml/jam tinja) dengan tinja berbentuk cair/setengah cair (setengah
padat) dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat (Kapita Selekta
Kedokteran, jilid I).
2.1.2 Etiologi
1. Faktor infeksi
a. infeksi enternal (virus, bakteri, parasit, jamur)
b. infeksi parenteral (OMA, tonsillitis, bronkopneumonia, ensefalitit)
2. Faktor Malabsorbsi
a. malabsorbsi karbonat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa)
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa)
b. malabsorsi lemak
c. malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
a. makanan basi
b. beracun
c. alergi terhadap makanan
4. Faktor Psikologis
Rasa takut dan cemas
2.1.3
Patogenesis
1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan Osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi
penggeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang
berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul diare.
2. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya timbul diare karena peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan Motilitas Usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik
usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya
timbul diare.
2.1.4 Patofisiologi
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi :
1. kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan
keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia)
2. ganguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluran bertambah)
3. Hipoglikemia
4. gangguan sirkulasi darah
2.1.5
Gambaran Klinik
Mula-mula pasien rewel, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu
makan berkurang atau tidak ada. Kemudian timbul diare, mungkin disertai
lendir atau lendir dan darah. Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan
karena bercampur tangan dengan empedu. Anus dan derah sekitarnya timbul
lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat
makin banyak
asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak diabsorbsi oleh usus
selama diare.
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat
disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan
keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila pasien telah banyak kehilangan
cairan dan elektrolit gejala dehidrasi mulai tampak yaitu :
a. Berat badan menurun
b. Tungor berkurang
c. Mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada bayi)
d. Selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering
Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
1. dehidrasi ringan
tanda-tanda :
rasa haus
oligori ringan
2. dehidrasi sedang
tanda-tanda :
turgor kulit menurun
ubun-ubun besar cekung (pada bayi)
mata cekung
3. dehidrasi berat
tanda-tanda :
nadi menurun
tekanan darah menurun
koma
Pasien diare yang dirawat biasanya sudah dalam keadaan dehidrasi berat
dengan rata-rata kehilangan cairan 12,5%.
2.1.6
Komplikasi
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi
A
Baik, sadar
B
Gelisah, rewel
C
Lesu, lunglai/tidak sadar
Mata
Normal
Cekung
Air mata
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Basah
Kering
Sangat kering
Rasa Haus
Minum
biasa, Haus,
tidak haus
minum banyak
minum
Kembali cepat
Kembali lambat
Hasil Pemeriksaan
Tanpa
dihidrasi Dehidrasi
rencana terapi A
Dehidrasi
sedang/ringan
berat
Rencana terapi B
rencana terapi C
Terapi A
-
Gunakan cairan rumah tangga, seperti oralit, makanan cair (sup, air tajin) air
matang
Terapi B
-
Dalam 3 jam pertama, berikan 75 ml/kg BB atau berat badan anak tidak
diketahui
1 5 Tahun 600 ml
> 5 Tahun 1200 ml
Dewasa 2400 ml
Terapi C
-
2.1.8
Penatalaksanaan
Dasar pengobatan diare adalah :
a. pemberian cairan
jenis cairan, cara pemberia cairan, jumlah pemberiannya
b. dietetic
cara pemberian makanan (missal : susu rendah laktosa, makanan setengah
padat/bubur, makanan padat)
c. obat-obatan
1). Cara pemberian cairan
a. Belum ada dehidrasi
- Peoral sebanyak anak minum (ad libitum) atau 1 gelas tiap defekasi.
b. Dehidrasi ringan
- 1 jam pertama : 25-50 ml/Kg BB peroral atau Intragastrik
- Selanjutnya : 125 ml/Kg BB/hari ad libitum
c. Dehidrasi sedang
- 1jam pertama : 50-100 ml/Kg BB peroral atau Intragastrik (sonse)
- Selanjutnya : 125 ml/Kg BB/hari ad libitum
d. Dehidrasi berat
- Untuk neonatus dengan berat badan 2-3 Kg
- Kebutuhan cairan : 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/Kg BB/24 jam
- Jenis cairan : cairan 4 : 1 (4 bagian glukosa 5%) + bagian Na HCO3 1 %
- Kecepatan :
4 jam pertama : 25 ml/Kg BB/jam atau 6 tetes/Kg BB/menit (1 ml : 15
tetes) atau 8 tetes/Kg BB/menit (1 ml : 20 tetes)
Jenis makan :
-
Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung laktosa rendah
dan asam lemak tidak jenuh, misalnya : LLM, Almiron atau sejenis
lainnya.
Cara Memberikannya :
Hari ke-5 : bisa tidak ada kelainan pasien di pulangkan, kembali susu
atau makanan biasa , di sesuaikan dengan umur bayi da berat badanya.
3). Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui
tinja atau muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa
atau karbohidrat
-
Obat spasmolitik
Antibiotik
Umumya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas.
Bila penyebabnya kolera, di berikan tertasiklin 25-50 mg/kg BB/hr
Antibiotik juga di berikan bila, terdapat penyekit penyerta seperti
OMA, faringitis, bronkitis, bronko pneumonia
(Ngastiah, 1997)
2.1.9
Keperawatan
Penyakit diare walaupun tidak menular (misalnya diare karena faktor
malabsorbsi) tetapi perlu perawatan dikamar yang terpisah dengan
perlengkapan cuci tangan untuk mencegah infeksi (selalu tersedia desinfektan
dan air bersih) serta tempat pakaian kotor tersendiri.
Masalah pasien diare yang perlu diperhatikan adaklah :
a. Resiko terjadi sirkulasi darah
Diare menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit, sehingga terjadi
dehidrasi dan jika tidak segera diatasi menyebabkan terjadinya
dehidrasi asidosis bila masih berlanjut akan terjadi asidosis metabolic,
gangguan sirkulasi darah dan pasien jatuh dalam keadaan rentan
(syok)
b. Kebutuhan nutrisi
Pasien yang menderita diare biasanya juga menderita anoreksia
sehingga pasokan nutrisinya menjadi berkurang, kebutuhan nutrisi
akan bertambah jika pasien juga menderita muntah-muntah/diare lama.
Keadaan ini menyebabkan makin menurunnya daya tahan tubuh
sehingga dapat timbul komplikasi.
c. Resiko terjadi komplikasi
Komplikasi pada pasien yang paling sering adalah dehidrasi asidosis,
tetapi komplikasi juga dapat terjadi tindakan pengobatan.
d. Gangguan rasa aman dan nyaman
Jam
No. Reg
Data Subjektif
1. Biodata Anak
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Anak ke
Nama Ayah
Umur
Umur
Suku
Suku
Agama
Agama
Pendidikan
Pendidikan
Pekerjaan
Pekerjaan
Penghasilan
Penghasilan
Alamat
Alamat
2. Alasan Datang
Untuk mengetahui penyebab apa yang menyebabkan klien dibawa ke poli
anak
3. Keluhan Utama
Untuk mengetahui apa saja yang dirasakan klien pada saat petugas
mengkaji agar dapat mengetahui tindakan apa yang dilakukan.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui apa saja yang dirasakan klien pada saat petugas
mengkaji agar dapat mengetahui tindakan apa dilakukan
5. Riwayat Perinatal dan Neonatal
Hamil
Untuk mengetahui Kondisi ibu selama hamil, periksa kehamilan dimana
dan berapa kali, serta mendapatkan apa saja dari petugas kesehatan selama
hamil.
Persalinan
Untuk mengetahui cara persalinan, ditolong oleh siapa, adakah penyulit
selama melahirkan seperti perdarahan.
Neonatal
Untuk mengetahui apakah bayi minum ASI atau Pasi, berapa BB Lahir, PB
lahir, apakah saat lahir bayi langsung menangis/tidak.
6. Riwayat Imunisasi
Untuk mengetahui apakah anak telah mendapat imunisasi lengkap/tidak
7. Riwayat Kesehatan keluarga
Untuk mengetahui apakah keluarganya mempunyai penyakit menurun,
menular, dan menahun.
8. Riwayat Psikososial
Psikologi
Untuk mengetahui psikologi anak terhadap orang tua dan lingkungan
maupun sebaliknya.
Sosial
Untuk menngetahui kebiasaan anak dalam kepercayaan yang dianut oleh
keluarganya, adakah kebiasaan ibu yang dianggap kurang baik menurut
kesehatan.
9. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Untuk mengetahui pola kebiasaan anak sebelum dan saat sakit
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Untuk mengetahui kesehatan umum anak, keadaan yang kurang baik,
tekanan darah cenderung menurun 90 60 mmHg, nadi, suhu, berat badan
adanya kelaiana yang dapat mempengaruhi kesehatan anak
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala
:simetris/tidak,
tampak
benjolan
abnormal/tidak,
ada
Wajah
: pucat/tidak
Mata
Hidung
Mulut
Leher
Dada
Perut
:
: teraba benjolan abnormal/tidak
: teraba pembesaran kelenjar tyorid, kelenjar lymfe maupun
pembesaran vena jugolaris/tidak.
Dada
Perut
: ada kembung/tidak
2.2.2
Identifikasi Diagnosa/Masalah
Dx
Ds
Masalah :
Data dari hasil anamnesa sehingga ditemukan suatu masalah yang aktual
2.2.3
2.2.4
2.2.5
Intervensi
Implementasi
Rencana menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah V dilaksanakan
secara efisien dan aman sesuai dengan situasi dan kondisi
2.2.6
Evaluasi
Dilakukan evaluasi sejauh mana manfaat dan keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan. Apakah terpenuhi sesuai
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi masalah ahtau diganosa dan
mengacu pada tujuan dan kriteria hasil.
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. PENGAKAJIAN
Tanggal : 29 Januari 2007
Jam
: 09.00 WIB
:R
Umur
: 22 hari
Alamat
: Blimbing
Agama
: Islam
Anak ke
:2
: Ny S
Nama ayah
: Tn G
Umur
: 23 tahun
Umur
: 25 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Alamat
: blimbing
Alamat
: Blimbing
Suku/bangsa : Jawa/indonesia
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMK
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
Penghasilan
:-
Penghasilan
: 700.000
berlebihan.
5. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan anaknya mencret sebanyak 6-7 kali sehari, selama 2 hari .
anaknya terlihat lemas dan tidak mau minum akhirnya anak di periksakan ke
RS.
6. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dari keluarga ibu dan keluarga suami tidak mempunyai
riwayat kehamilan kembar serta tidak pernah menderita penyakit menular
seperti TBC dan Hepatitis, ibu tidak menderita penyakit kronis seperti,
jantung, ginjal serta tidak pernah menderita penyakit menurun seperti asma
dan tekanan darah tinggi.
7. Riwayat antenatal
Trimester I
Setiap bulan ibu rutin periksa kehamilannya ke bidan, setiap kali ibu
periksa ibu di beri vitamin dan obat penambah nafsu makan.
Trimester II
Ibu mengatakan selama usia kehamilan 4-6 bulan ibu sudah tidak ada
keluhan dan nafsu makannya ibu mulai meningkat
Ibu periksa 1 bulan sekali ke bidan dan ibu mendapatkan vitamin dan
tablet tambah darah
Ibu mendapatkan imunisasi TT yang pertam pada usia kehamilan yang
ke 5 bulan dan 6 bulan
Trimester III
8. Riwayat natal
Ibu mengatakan melahirkan anak yang pertama , pada saat usia kehamilannya
menginjak 8 bulan 3 hari. Ibu melahirkan bayinya di RB secara normal
dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan lahir 1900 gram, panjang badan
45 cm, dan ari-ari lahir normal (tidak di rogoh)
9. Riwayat post natal
Ibu mengatakan masa nifasnya berjalan normal, perdarahan normal dari
kemaluannya, dan tidak masalah pada payudaranya, anak minum ASI sampai
sekarang
10. Riwayat imunisasi
Jenis imunisasi
BCG
Hepatitis B
DPT
Polio
Campak
Di berikan
-
Pola kebiasaan
Nutrisi
Saat ini
Bayi di beri ASI sesuka bayi, dan diberi PASI
Eliminasi
kadang-kadang
BAB 6-7 kali sehari dengna konsistensi cair dan
Istirahat
ada ampasnya.
Bayi tidur sekitar 12-14 jam/hari
Personal
hyegine
Aktivitas
Rekreasi
Sosial
Bila sakit, ibu dan keluarga berobat ke bidan terdekat atau kepuskesmas
: Cukup
Nadi
: 124x/menit
Pernafasan
: 48 x/menit
Suhu
: 36,3oC
BB sebelum sakit
: 3300 gr
BB saat ini
: 3100 gr
b. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Kepala : Kulit kepal bersih, pertumbuhan rambut merata, warna rambut
hitam dan rambut bergelombang
Wajah
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Dada
Ekstremitas
-
Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan abnormal
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis dan kelenjar
limfe
Abdomen : tidak teraba benjolan yang abnormal
Auskultasi
Dada
: tidak kembung
Reflek patella : + / +
2. IDENTIFIKASI MASALAH/DIAGNOSA
Dx : Anak R umur 22 hari dengan gastroenteritis akut
DS : Ibu mengatakan anaknya mencret 6-7 x/hr, bentuknya cair disertai ampas
sedikit
DO : Keadaan umum : cukup
Kesadaran
: compos mentis
Nadi
: 124 x/mnt
Pernafasan
: 48 x/mnt
Suhu
: 36,2
BB sebelum sakit
BB sekarang
: 3300 gr
: 3100 gr
DS : Ibu mengatakan anaknya mencret selama 2 hari sebanyak 6-7 kali sehari,
bentuknya cair disertai ampas sedikit
DO : Keadaan umum
Nadi
: cukup
: 124 x/mnt
Pernafasan
: 48 x/mnt
O
Suhu
: 36,2
BB sebelum sakit
: 3300 gr
BB sekarang
: 3100 gr
DO
: Keadaan umum
: cukup
: 3100 gr
5. INTERVENSI
1. Dx
Tujuan
: baik
Jelaskan pada ibu atau keluarga tentang penyakit yang di derita anaknya
R/ Memberikan pengetahuan yang bertambah pada ibu dan keluarga
tentang diare dan mengurangi kecemasannya.
3. Observasi TTV
Intervensi :
1. Beri penjelasan pada ibu dan keluarga tentang diare
R/ menambah tingkat pengetahuan ibu dan keluarga
2. Anjurkan ibu untuk memberi ASI sesering mungkin
R/ agar input nya tercukupi
3. Observasi TTV
R/ parameter dan deteksi dini kelainan
4. Observasi input dan output
R/ mendeteksi tanda Gastroenteritis akut yang selanjutnya
5. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak dalam pemberian terapi
R/ pemberian terapi yang tepat
Masalah potensial :
-
Intervensi :
6. IMPLEMENTASI
Hari
: Selasa
Jam
: 10.00 WIB
Dx
Implementasi :
1. Memberitahu kepada ibu atau keluarga tentang hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan pada ibu atau keluarga tentang penyakit yang di derita
anaknya
3. Mengobservasi TTV
4. Memantau berat badan bayi
5. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi :
Mengobservasi TTV
4.
Memantau BB
7. EVALUASI
Hari
: Selasa
Jam
: 10.00 WIB
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Arif Manjoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II, Media Aesculapius; Jakarta
Arif Manjoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I , Media Aesculapius; Jakarta
Ngastiyah, 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC; Jakarta
Staf pengajar Ilmu Kesehatran Anak, 1998. Ilmu Kesehatan Anak. Intomedika,
Jakarta