Disusun Oleh:
Kelompok 2 Tingkat II - A
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT., karena berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai: “Kebutuhan Fisik Ibu Hamil: Eliminasi,
Seksual, Istirahat dan Tidur”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas kelompok dalam
mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada rekan satu kelompok serta dari kelompok
lain yang sudah memberi masukan dan kritikan membantu sehingga Makalah ini dapat
diselesaikan sesuai tepat dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi rekan-rekan dan bermanfaat
untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
KAJIAN PUSTAKA
1.1 Eliminasi (BAB dan BAK)
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang
volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada usia
kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran
darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).
Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan
menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena
itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk
berbaring/tidur. Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar
terjadi saat wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim
pada vena yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah
yang selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung.
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi
adalah konstipasi dan sering buang air kemih. Konstipasi terjadi karena adanya
pengaruh hormon progesteron yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah
satunya otot usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran janin juga
menyebabkan bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan
adalah dengan mengonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih,
terutama ketika lambung dalam keadaan kosong. Meminum air putih hangat ketika
perut dalam keadaan kosong dapat merangsang gerak peristaltik usus. Jika ibu sudah
mengalami dorongan, maka segeralah untuk buang air besar agar tidak terjadi
konstipasi.
Eliminasi yang terjadi pada ibu hamil trimester II yaitu frekuensi BAK normal
kembali karena uterus telah keluar dari rongga panggul.
1.1.1 Buang Air Besar (BAB)
Pada ibu hamil sering terjadi obstipasi. Obstipasi ini kemungkinan
terjadi disebabkan oleh :
a. Kurang gerak badan
b. Hamil muda sering terjadi muntah dan kurang makan
c. Peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon
d. Tekanan pada rektum oleh kepala
Dengan terjadinya obstipasi pada ibu hamil maka panggul terisi dengan
rectum yang penuh feses selain membesarnya rahim, maka dapat
menimbulkan bendungan di dalam panggul yang memudahkan timbulnya
haemorrhoid. Hal tersebut dapat dikurangi dengan minum banyak air putih,
gerak badan cukup, makan-makanan yang berserat seperti sayuran dan buah-
buahan.
1
1.1.2 Buang Air Kecil (BAK)
Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup
lancar dan malahan justru lebih sering BAK karena ada penekanan kandung
kemih oleh pembesaran uterus. Dengan kehamilan terjadi perubahan
hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi lebih basah. Situasi ini
menyebabkan jamur (trikomonas) tumbuh subur sehingga ibu hamil mengeluh
gatal dan keputihan. Rasa gatal sangat mengganggu, sehingga sering digaruk
dan menyebabkan saat berkemih sering sisa (residu) yang memudahkan
terjadinya infeksi kandung kemih. Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi
kandung kemih yaitu dengan banyak minum dan menjaga kebersihan sekitar
kelamin.
1.2 Seksual
Hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual.
Hubungan seksual yang disarankan pada ibu hamil adalah :
a. Posisi diatur untuk menyesuaikan dengan pembesaran perut . Posisi perempuan
diatas dianjurkan karena perempuan dapat mengatur kedalaman penetrasi penis
dan juga dapat melindungi perut dan payudara. Posisi miring dapat mengurangi
energi dan tekanan perut yang membesar terutama pada kehamilan trimester III.
b. Pada trimester III hubungan seksual supaya dilakukan dengan hati – hati karena
dapat menimbulkan kontraksi uterus sehingga kemungkinan dapat terjadi partus
prematur, fetal bradicardia pada janin sehingga dapat menyebabkan fetal distress
tetapi tidak berarti dilarang.
c. Hindari hubungan seksual yang menyebabkan kerusakan janin
d. Hindari kunikulus (stimulasi oral genetalia wanita) karena apabila meniupkan udara
ke vagina dapat menyebabkan emboli udara yang dapat menyebabkan kematian.
e. Pada pasangan beresiko, hubungan seksual dengan memakai kondom supaya
dilanjutkan untuk mencegah penularan penyakit menular seksual.
Hubungan seksual disarankan tidak dilakukan pada ibu hamil bila:
a. Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau panas.
b. Terjadi perdarahan saat hubungan seksual.
c. Terdapat pengeluaran cairan (air) yang mendadak.
d. Terdapat perlukaan di sekitar alat kelamin bagian luar.
e. Serviks telah membuka
f. Plasenta letak rendah
g. Wanita yang sering mengalami keguguran, persalinan preterm, mengalami
kematian dalam kandungan atau sekitar 2 minggu menjelang persalinan.
h. Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin
intrauteri.
2
Pada bulan-bulan dalam pertengahan masa kehamilan merupakan masa
puncak di bidang seksualitas, bahkan mengalahkan keadaan di masa pra hamil
karena merasa lebih sehat dan mempunyai banyak tenaga. Tidak perlu meresahkan
soal KB dan perut belum terlampau besar sehingga mengganggu kegiatan seksual.
Banyak pasangan yang mendapatkan bahwa selama tahap kehamilan ini hubungan
seksual mereka lebih baik daripada sebelumnya.
3
menyebabkan alat kelaminnya lebih sensitive sehingga meningkatkan gairah
seksual.
4
Gambar 1.1 Spooning Style
5
4. Posisi Duduk. Perempuan duduk di pangkuan pasangan, ketika hamil belum
terlalu besar, posisi berhadapan dapat dilakukan. Tapi ketika perut semakin
membesar, posisi tidak berhadapan dapat dipilih. Posisi ini dapat menjadi
pilihan pada masa kehamilan akhir trimester ke-2 atau pada awal trimester
ke-3. Posisi ini cukup nyaman, baik untuk istri maupun Anda sendiri,
sekalipun tidak memberikan kesempatan bagi Anda berdua untuk banyak
melakukan gerakan aktif saat pemanasan (foreplay). Sayangnya, posisi
duduk ini hanya nyaman dilakukan bagi berat tubuh istri tergolong normal.
Sebab, pada posisi ini Anda harus menopang berat tubuh istri pada
pangkuan Anda.
6
6. Doggie Style. Agar perut tidak mendapat tekanan, istri bisa bersangga pada
lutut dan tangannya, sepeerti hendak merangkak. Hanya saja, jika perut istri
sudah sangat besar, bisa saja perut tetap menyentuh alas. Posisi ini juga
tidak bisa dilakukan dalam tempo lama, karena cukup melatihkan bagi istri,
walau ia tidak melakukan gerakan aktif. Keuntungannya, pembuluh darah di
punggung tidak tertekan oleh berat perut.
7. Seks Non-Penetratif
Di luar alternatif-alternatif posisi tersebut, Anda bisa juga melakukan seks
non-penetratif. Artinya, alat kelamin suami tidak perlu memasuki vagina istri.
Suami istri bisa saling memberikan seks oral atau masturbasi.
1.3 Istirahat/Tidur
Istirahat/tidur dan bersantai sangat penting bagi wanita hamil dan menyusui.
Jadwal ini harus diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan tidur secara teratur
dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan
dan pertumbuhan janin dan juga membantu wanita tetap kuat dan mencegah
penyakit, juga dapat mencegah keguguran, tekanan darah tinggi, bayi sakit dan
masalah-masalah lain.
Istirahat dapat memberikan relaksasi bagi pikiran dan badan pada ibu hamil.
Yang dimaksud dengan relaksasi adalah upaya membebaskan pikiran dan badan
dari ketegangan. Kemampuan relaksasi dapat dimanfaatkan untuk mengurangi
ketidaknyamanan yang normal pada kehamilan. Serta, mengurangi stress sehingga
persepsi nyeri selama masih mampu melahirkan anak.
Untuk memperoleh relaksasi yang sempurna, ada beberapa cara yang harus
dilakukan, yaitu :
1. Tekuk semua persendian dan pejamkan mata
2. Lemaskan seluruh otot – otot tubuh, termasuk otot wajah
7
3. Lakukan pernapasan secara teratur
4. Pusatkan pikiran pada pernapasan atau pada hal yang menenangkan
5. Apabila keadaan menyilaukan atau gaduh, tutup mata dengan sapu tangan dan
tutup telinga dengan bantal kecil
6. Pilih posisi yang dirasa menyenangkan
Waktu terbaik untuk berelaksasi adalah setiap hari setelah makan siang, awal
istirahat sore, serta sewaktu mau tidur malam. Beberapa posisi relaksasi yang dapat
dilakukan selama istirahat :
1. Posisi relaksasi dengan terlentang.
a. Berbaring telentang, kedua tungkai kaki lurus dan sedikit terbuka, kedua
lengan relaks di samping
b. Di bawah lutut dan kepala diberi bantal
c. Pejamkan mata, lemaskan seluruh tubuh, dan bernapas dengan teratur
2. Posisi relaksasi dengan berbaring miring
a. Berbaring miring, kedua lutut dan kedua lengan ditekuk
b. Di bawah kepala dan di bawah perut diberi bantal
c. Pejamkan mata, tenang dan atur pernapasan dengan teratur
3. Posisi relaksasi dalam keadaan berbaring terlentang
a. Berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk
b. Kedua lengan di samping telinga
c. Tutup mata dan tenang
4. Posisi relaksasi dengan duduk
a. Duduk membungkuk, kedua lengan di atas sandaran kursi atau di atas tempat
tidur
b. Jika duduk menghadap tempat tidur, kedua kaki tidak boleh menggantung
Ketika melakukan keempat posisi di atas, konsentrasikan diri pada
pernapasan atau sesuatu yang menenangkan.(Pantiawati, 2010)
Sebagai bidan harus dapat meyakinkan bahwa mengambil waktu 1 atau 2 jam
sekali untuk duduk, istirahat dan menaikkan kakinya adalah baik untuk kondisi
mereka. Juga bantulah keluarga untuk mengerti mengapa penting bagi calon ibu
untuk istirahat dan tidur dengan baik. Istirahat yang diperlukan ialah 8 jam malam hari
dan 1 jam siang hari, walaupun tidak dapat tidur baiknya berbaring saja untuk istirahat,
sebaiknya dengan kaki yang terangkat, mengurangi duduk atau berdiri terlalu lama.
8
BAB II
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Dari makalah ini, dapat disimpulkan bahwa Selama pertumbuhan dan
perkembangan kehamilan dari bulan ke bulan diperlukan kemampuan seorang ibu
hamil untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik dan
mentalnya. Kebutuhan fisik ibu hamil trimester II terdiri dari kebutuhan : eliminasi,
seksual, dan istirahat/tidur,
2.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Isadora, Baum. (2019). "Safe Sex Positions During Pregnancy That Still Offer Serious
Pleasure“. Diakses pada : https://www.shape.com/lifestyle/sex-and-
love/safe-sex-positions-during-pregnancy-still-offer-serious-
pleasure?slide=3267084e-f075-454e-9a79-
f6c8fe023da2#3267084e-f075-454e-9a79-f6c8fe023da2
Sri, Tyastuti. (2016). "Asuhan kebidanan kehamilan". Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Nindiana. (2017). Kebutuhan Dasar Fisik ibu hamil trimester III".
10