Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kulit merupakan bagian terluar yang melindungi bagian tubuh
yang didalam. Perawatan diri terutama kulit sangat diperlukan agar kulit
tetap utuh, jika perawatan kulit tidak teratur dapat menyebabkan berbagai
kelainan kulit diantaranya akne vulgaris. Akne vulgaris merupakan
peradangan menahun folikel polisebasea yang umumnya terjadi pada remaja
dan dapat sembuh sendiri. Umumnya insiden terjadi pada usia 14 – 17 tahun
pada wanita dan 16 – 19 tahun pada pria.
Peradangan kronik (menahun) folikel pilosebasea yang umumnya
terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri. dengan gambaran khas
komedo, papul, pustul, nodus dan kista pada tempat-tempat predeliksinya,
biasanya pada punggung, dada dan wajah.
Akne vulgaris (jerawat) menjadi masalah pada hampir semua
remaja. Akne minor adalah suatu bentuk akne yang ringan, dan dialami oleh
85% para remaja. Gangguan masih dianggap sebagai proses fisiologik. Lima
belas persen remaja menderita ini. Biasanya akne vulgaris mulai timbul pada
masa pubertas. Pada wanita insidens terbanyak terdapat pada usia 14 – 17
tahun, sedangkan pada laki-laki 16 – 19 tahun.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Acne Vulgaris ?
2. Bagaimana Klasifikasi Acne Vulgaris ?
3. Bagaimana Etiologi Acne Vulgaris ?
4. Bagaimana Manifestasi Klinis Acne Vulgaris ?
5. Bagaimana Patofisiologi Acne Vulgaris ?
6. Bagaimana Pathway Acne Vulgaris ?
7. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang Acne Vulgaris ?

1
8. Bagaimana Penatalaksanaan Acne Vulgaris ?
9. Bagaimana Komplikasi Acne Vulgaris ?
10. Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan Acne Vulgaris ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep dasar Acne Vulgaris dan mampu
mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien Acne Vulgaris.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan Definisi Acne Vulgaris.
b. Menjelaskan Klasifikasi Acne Vulgaris.
c. Menjelaskan Etiologi Acne Vulgaris.
d. Menjelaskan Manifestasi Klinis Acne Vulgaris.
e. Menjelaskan Patofisiologi Acne Vulgaris.
f. Menjelaskan Pathway Acne Vulgaris.
g. Menjelaskan Pemeriksaan Penunjang Acne Vulgaris.
h. Menjelaskan Penatalaksanaan Acne Vulgaris.
i. Menjelaskan Komplikasi Acne Vulgaris.
j. Menjelaskan Konsep Asuhan Keperawatan Acne Vulgaris.

D. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan
dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien Acne Vulgaris.
2. Bagi masyarakat
Diharapkan mahasiswa dapat memberikan pengetahuan atau informasi
kepada masyarakat tentang Acne Vulgaris dan bagaimana cara
penanganannya.
3. Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan bagi tenaga kesehatan dapat memberikan asuhan keperawatan
dan pendidikan kesehatan Acne Vulgaris pada klien.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Akne vulgaris (jerawat) merupakan penyakit kulit akibat
perdangan kronik folikel pilosebasea yang umunya terjadi pada masa
remaja dengan gambaran klinis berupa komedo, papula, pustul, nodus,
dan kista pada tempat predileksinya.
(Arif Mansjoer, dkk. 2000)
Akne vulgaris (jerawat) merupakan kelainan folikel umum yang
mengenai pilosebasea (polikel rambut) yang rentan dan paling sering
ditemukan di daerah muka, leher, serta bagian atas. Akne ditandai dengan
komedo tertutup ( white head ), komedo terbuka (black head), papula,
pustul, nodus, dan kista.
( Brunner & Suddarth, 2001)
Akne vulgaris atau disebut juga common acne adalah penyakit
radang menahun dari apparatus pilosebasea, lesi paling sering di jumpai
pada wajah, dada dan punggung. Kelenjar yang meradang dapat
membentuk papul kecil berwarna merah muda, yang kadang kala
mengelilingi komedo sehingga tampak hitam pada bagian tengahnya, atau
membentuk pustule atau kista; penyebab tak diketahui, tetapi telah
dikemukakan banyak faktor, termasuk stress, faktor herediter, hormon,
obat dan bakteri, khususnya Propionibacterium acnes, Staphylococcus
albus, dan Malassezia furfur, berperan dalam etiologi.
(Dorland, 2002).
Acne vulgaris adalah penyakit peradangan menahun folikel
pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh
sendiri.
(Wasitaatmadja, 2007).

3
B. Klasifikasi
1. Jerawat (Acne) Komedo
Komedo adalah nama ilmiah dari pori-pori yang tersumbat, bisa
terbuka atau tertutup. Komedo yang terbuka disebut juga sebagai
blackhead, terlihat seperti pori-pori yang membesar dan menghitam
(yang berwarna hitam itu bukan kotoran; sebenarnya itu adalah
penyumbat pori yang berubah warna karena teroksidasi dgn udara).
Komedo yang tertutup, atau whitehead, memiliki kulit yang tumbuh di
atas pori-pori yang tersumbat; makanya terlihat seperti tonjolan putih
kecil-kecil dibawah kulit. Jerawat jenis komedo ini disebabkan oleh
sel-sel kulit mati dan kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit. Bila
anda tidak meng-exfoliate (bisa dengan scrub, cuci muka dengan
waslap,memakai sabun muka mengandung salicylic acid atau yg
mengandung AHA/BHA, dll) kulit wajah secara berkala, sel2 kulit
mati menumpuk di kulit; minyak di permukaan kulit kemudian
menutup sel2 kulit, terjadilah penyumbatan. Makeup dan produk
penataan rambut yang mengandung minyak dapat memperparah
keadaan. Berkeringat dan udara yg panas dan lembab dapat juga
menyumbat pori-pori.
Pencegahannya adalah dengan cara cuci selalu wajah pagi dan
malam dengan pembersih mengandung salicylic-acid atau AHA/BHA
untuk mengelupas sel-sel kulit mati. Atau scrub kulit wajah minimal
seminggu sekali. Bawalah selalu kertas penyerap minyak untuk
menyerap kelebihan minyak di wajah. Gunakan juga masker utk kulit
berminyak seminggu sekali.

2. Jerawat Biasa
Jenis jerawat `klasik' ini mudah dikenal, tonjolan kecil berwarna
pink atau kemerahan. Terjadi karena pori-pori yg tersumbat terinfeksi
dgn bakteri. Bakteri ini bisa yg terdapat dipermukaan kulit, bisa juga
dari waslap, kuas makeup, jari tangan, juga telepon. Stress, hormon

4
dan udara yg lembab dpt memperbesar kemungkinan infeksi jerawat,
krn menyebabkan kulit memproduksi minyak, yang merupakan tempat
berkembang-biaknya bakteri. Jerawat yg disebabkan oleh hormon
biasanya muncul di sekitar rahang dan dagu, menurut seorang ahli
kulit, yang merekomendasikan pemakaian pil KB yang rendah
estrogen, seperti Orthotricyclen, Orthocept dan Alesse. (Untungnya,
menurut penelitian ternyata coklat dan French fries tidak mempunyai
pengaruh pada berbiaknya jerawat).
Untuk membunuh bakteri2 penyebab jerawat, gunakan sabun
muka yg mengandung benzoyl-peroxida, atau sabun sulfur. Dan
gunakan masker anti bakteri/jerawat seminggu sekali. Kalau obat2
jerawat yg dijual bebas tidak mempan, mintalah ke dokter kulit obat
jerawat yg mengandung vitamin A derivatif seperti Retin-A.
Untuk mengurangi peradangan dan membunuh bakteri, pakailah
obat jerawat yg mengandung benzoyl-peroksida, atau bila kulit anda
tdk tahan, gunakan produk yg mengandung sulfur, spt Neo Medrol
atau mujisat tolak jerawat dari Sari Ayu. Kalau obat2 jerawat tadi
tidak mempan juga, mintalah resep salep yang mengandung
antibiotik,salah satunya Garamicyn (bisa dibeli bebas). Salep ini bisa
membunuh bakteri dan mengurangi pembengkakan juga peradangan.

3. Cystic Acne (Jerawat Batu/Jerawat Jagung)


Sering disebut sebagai jerawat segede jagung. Bila anda merasa
muka anda seperti pizza yg penuh topping, nah.inilah cystic-acne;
jerawat yg besar, dgn tonjolan2 yg meradang hebat, berkumpul di
seluruh muka (berbeda dgn jerawat biasa yang berkumpul di salah
satu bag. muka). Inilah `godfather'nya jerawat, yang paling merusak
tidak hanya secara fisik, tapi juga kepercayaan diri. Penderita cystic-
acne biasanya juga memiliki keluarga dekat yg juga menderita jerawat
jenis ini; secara genetic penderitanya memiliki :
a. Kelenjar minyak yang over-aktif yg membanjiri pori2 dgn minyak

5
b. Pertumbuhan sel2 kulit yg tidak normal yg tdk bisa beregenerasi
secepat kulit normal
c. Memiliki respons yg berlebihan terhadap peradangan sehingga
meninggalkan bekas di kulit.
Obat2 jerawat yg dijual bebas tidak akan mempan buat jerawat
jenis ini. Memakai scrub pun tidak akan ada hasilnya. Jalan satu2nya
adalah meminta dokter meresepkan pil antibiotik seperti tetracycline.
Bila dalam sebulan tidak ada tanda2 perbaikan, mungkin dokter akan
memberikan resep Accutane (kurang pasti di Indonesia sudah ada atau
belum), obat yg efektif, tapi kontroversial. Meskipun penyembuhannya
memakan waktu hingga 5 bln, dan dapat mengakibatkan bayi cacat
pada ibu hamil, tapi tetep aja dianggap sebagai obat mujarab pilihan
terakhir.
Untuk jerawat batu yang satu-satu, penyembuhan yg efektif adalah
meminta dokter kulit menyuntik jerawat dengan cortisone, yg membuat
jerawat ini sembuh dlm waktu 48 jam. Kalau kasusnya kronis, pil
Accutane bisa dicoba, meskipun anda bakal mengalami beberapa side
effect, seperti bibir pecah2 yg parah (minta dr.kulit anda meresepkan
Acclovate, lip balm anti peradangan) dan kulit yg kering.

C. Etiologi
Penyebab pasti dari penyakit akne vulgaris sendiri masih belum
diketahui. Beberapa penyebab pasti yang mungkin menurut Williams and
Wilkins (2008, hal.1) yaitu; oklusi folikular, produksi sebum yang
terstimulasi oleh androgen dan Propinibacterium acnes. Timbulnya
jerawat juga dimungkinkan oleh beberapa hal berikut
1. Sebum
Sebum merupakan faktor utama penyebab timbulnya akne. Akne
yang keras selalu disertai pengeluaran sebore yang banyak.

6
2. Bakteria
Mikroba yang terlibat pada terbentuknya akne
adalah corynebacterium acnes, Stafilococcus epidermidis, dan
pityrosporum ovale. Dari ketiga mikroba ini yang terpenting yakni C.
Acnes yang bekerja secara tidak langsung.
3. Herediter
Faktor herediter yang sangat berpengaruh pada besar dan aktivitas
kelenjar palit (glandula sebasea). Apabila kedua orang tua mempunyai
parut bekas akne, kemungkinan besar anaknya akan menderita akne.
4. Hormon
Hormon androgen. Hormon ini memegang peranan yang penting
karena kelenjar palit sangat sensitif terhadap hormon ini. Hormon
androgen berasal dari testes dan kelenjar anak ginjal (adrenal). Hormon
ini menyebabkan kelenjar palit bertamabah besar dan produksi sebum
meningkat.
Pada penyelidikan Pochi, Frorstrom dkk. & Lim James didapatkan
bahwa konsentrasi testosteron dalam plasma penderita akne pria tidak
berbeda dengan yang tidak menderita akne. Berbeda dengan wanita,
pada testosteron plasma sangat meningkat pada penderita akne.
Hormon estrogen. Pada keadaan fisiologi, estrogen tidak
berpengaruh terhadap produksi sebum. Estrogen dapat menurunkan
kadar gonadotropin yang berasal dari kelenjar hipofisis. Hormon
gonadotropin mempunyai efek menurunkan produksi sebum.
Hormon progesteron. Progesteron, dalam jumlah fisiologik tak
mempunyai efek terhadap efektivitas terhadap kelenjar lemak.
Produksi sebum tetap selama siklus menstruasi, akan tetapi kadang-
kadang progesteron dapat menyebabkan akne premenstrual.
Hormon-hormon dari kelenjar hipofisis. Pada tikus, hormon
tirotropin, gonadotropin, dan kortikotropin dari kelenjar hipofisis
diperlukan untuk aktivitas kelenjar palit. Pada kegagalan dari kelenjar
hipofisis, sekresi sebum lebih rendah dibandingkan dengan orang

7
normal. Penurunan sebum diduga disebabkan oleh adanya suatu
hormon sebotropik yang berasal dari baga tengah (lobus intermediate)
kelenjar hipofisis.
5. Diet
Beberapa pengarang terlalu membesar-besarkan pengaruh
makanan terhadap akne, akan tetapi dari penyidikan terakhir ternyata
diet sedikit atau tidak berpengaruh terhadap akne. Pada penderita yang
makan banyak karbohidrat dan zat lemak, tidak dapat dipastikan akan
terjkadi perubahan pada pengeluaran sebum atau komposisinya karena
kelenjar lemak bukan alat pengeluaran lemak yang kita makan.
6. Obat obatan tertentu
Antara lain kortikosterodid, glukokortiroid, halogen,
phenobarbital, phenhytoin (Dilantin), isoniazid (Laniazid), dan litium
(William and Wilkins, 2008). Konsumsi obat kortikosteroid, baik oral
(obat minum) maupun topical (obat oles), yang mengakibatkan daya
tahan tubuh menurun, juga meningkatkan potensi timbulnya jerawat
karena aktivitas bakteri patogen yang meningkat.
7. Kosmetik
Penyumbatan pori-pori seringkali terjadi oleh penggunaan
kosmetik yang mengandung banyak minyak atau penggunaan bedak
yang menyatu dengan foundation. Foundation yang terkandung pada
bedak menyebabkan bubuk bedak mudah menyumbat pori-pori,
pelembab (moisturiser), krem penahan sinar matahari (sunscreen), dan
krem malam. Yang mengandung bahan-bahan, seperti lanolin,
pektrolatum, minyak tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan kimia murni
(butil stearat, lauril alcohol, dan bahn pewarna merah D &C dan asam
oleic).
Jenis kosmetika yang dapat menimbulkan akne tidak tergantung
pada harga, merk, dan kemurnian bahannya. Suatu kosmetika dapat
bersifat lebih komedogenik tanpa mengandung suatu bahan istimewa,
tetapi karena kosmetika tersebut memang mengandung campuran

8
bahan yang bersifat komedogenik atau bahan dengan konsentrasi yang
lebih besar. Penyelidikan terbaru diLeeds tidak berhasil menemukan
hubungan antara lama pemakaian dan jumlah kosmetika yang diapakai
dengan keparahan akne.
8. Stress emosional
Sebenarnya, stres tidak secara langsung menyebabkan jerawat.
Masalahnya, ada hormon tertentu yang keluar saat seseorang stres,
yang memungkinkan tumbuhnya jerawat. Tak hanya itu, stres membuat
orang tersebut mempunyai pola makan yang cenderung banyak
mengkonsumsi makanan manis dan berlemak, sebagai "pelarian" dari
stres.
9. Paparan senyawa industri
Biasanya disebabkan oleh Dioksin yang merupakan produk
sampingan utama dari proses-proses industri, tetapi juga dapat
merupakan hasil dari proses alam, seperti letusan gunung berapi dan
kebakaran hutan. Paparan jangka pendek dioksin kadar tinggi pada
manusia dapat mengakibatkan lesi kulit, seperti chloracne (sejenis
jerawat akibat paparan senyawa halogen, termasuk dioksin) dan
penggelapan warna kulit, dan gangguan fungsi hati.
10. Trauma atau gesekan dengan pakaian ketat
Menurut Acne Resource Center ada beberapa penyebab lainnya
dalam pertumbuhan jerawat di punggung antara lain, pakaian ketat,
keringat yang berlebihan dan memakai ransel yang berat. Dengan
perawatan yang teratur jerawat di punggung dapat di hilangkan
11. Iklim
Di daerah yang mempunyai empat musim, biasanya akne
bertambah hebat pada musim dingin, sebaliknya kebanyakan membaik
pada musim panas. Sinar ultraviolet (UV) mempunyai efek membunuh
bakteri pada permukaan kulit. Selain itu, sinar ini juga dapat
menembus epidermis bagian bawah dan bagian atas dermis sehingga
berpengaruh pada bakteri yang berada dibagian dalam kelenjar palit.

9
Sinar UV juga dapat mengadakan pengelupasan kulit yang dapat
membantu menghilangkan sumbatan saluran pilosebasea.
Menurut Cunliffe, pada musim panas didapatkan 60% perbaikan
akne, 20% tidak ada perubahan, dan 20% bertambah hebat. Bertambah
hebatnya akne pada musim panas tidak disebabkan oleh sinar UV
melainkan oleh iklim tropis dan lembap membuat tubuh lebih mudah
berkeringat. Kelenjar keringat bekerja super-aktif. Di usia yang sangat
aktif usia remaja juga mengalami risiko berjerawat lebih tinggi.

D. Manifestasi Klinis
Tempat predileksi akne vulgaris adalah di muka , bahu,dada bagian
atas dan punggung bagian atas gejala predominan salah satunya ,komedo,
papul yang tidak meradang dan pustule ‘ nodus dan kista yang meradang’,
isi komedo adalah sebum yang kental atau padat. Isi kista biasanya pus
atau darah . Dapat disertai rasa gatal ,namun umumnya keluhan penderita
adalah keluhan estetis. Selain itu manifestasi klinis lainnya, yaitu:
1. Gejala lokal termasuk nyeri (pain) atau nyeri jika disentuh
(tenderness).
2. Biasanya tidak ada gejala sistemik pada acne vulgaris.
3. Akne yang berat (severe acne) disertai dengan tanda dan gejala
sistemik disebut sebagai acne fulminans.
4. Acne dapat muncul pada pasien apapun sebagai dampak psikologis,
tanpa melihat tingkat keparahan penyakitnya.
5. Komedo tertutup (whitehead) merupakan lesi obstruktif yang terbentuk
dari lipid atau minyak terjepit dan keratin yang menyumbat folikel
yang melebar. Komedo tertutup merupakan papula kecil berwarna
keputihan dengan lubang folikuler yang halus sehingga umumnya tidak
terlihat. Komedo tertutup dapat menjadi komedo terbuka, dimana isi
saluran memiliki hubungan yang terbuka dengan dunia dunia luar.
Komedo terbuka (blackhead) bukan terjadi karena kotoran atau bakteri
melainkan karena akumulasi lipid, bakteri serta debris epitel.

10
6. Meskipun penyebabnya yang pasti tidak diketahui, sebagai komedo
tertutup dapat mengalami rupture dan menimbulkan reaksi inflamasi
yang disebabkan karena perembesan isi folikel.
7. Inflamasi yang ditimbulkan terlihat secara klinis papula eritematosa,
pustule, dan kista inflamatorik. Papula serta kista yang ringan akan
kempis dan sembuh sendiri. Papula dan kista yang lebih parah akan
menimbulkan jaringan parut.

E. Patofisiologi
Jerawat merupakan proses inflamasi kronik pada kelenjar sebasea,
yang sering dialami oleh remaja dan dewasa muda dan akan menghilang
dengan sendirinya pada usia 20-30 tahun. Walaupun demikian ada banyak
kasus orang setengah baya yang mengalami akne. Akne biasanya berkaitan
dengan tingginya sekresi sebum.
Pada system hormone, hormone androgen adalah perangsang sekresi
sebum, sedangkan estrogen mengurangi produksi sebum. Suatu awitan
mendadak serangan akne yang disertai hirsutisme dan / atau kelainan
menstruasi mungkin menunjukkan adanya gangguan endokrin
pada pasien wanita. Akne pada wanita berusia sekitar 20-an. 30-an, dan
40-an sering kali disebabkan oleh kosmetik dan pelembab yang bahan
dasarnya minyak dan menimbulkan komedo.
Faktor-faktor mekanik, seperti mengusap, tekanan friksi, dapat juga
mencetuskan akne. Obat-obatan juga dapat mencetuskan akne.
Kortikosteroid oral kronik yang dipakai untuk mengobati penyakit lain
(seperti lupus eritemasus sistemik atau transplan ginjal) dapat
menimbulkan putula di permukaan kulit wajah, dada, dan punggung.
Kontrasepsi oral biasanya dapat membantu pengobatan akne karena
mengandung estrogen. Akan tetapi, pada beberapa wanita, kontrasepsi oral
justru dapat memperburuk keadaan. Obat-obatan lain yang diketahui dapat
mempercepat atau memperberat akne adalah bromide, yodida, difetonin,
litium, dan hidrazid asam isonikotinat.

11
F. Pathways
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Penegakan diagnosis acne vulgaris berdasarkan diagnosis klinis:
Pada pasien wanita dengan nyeri haid (dysmenorrhea) atau hirsutisme,
evaluasi hormonal sebaiknya dipertimbangkan. Pasien
dengan virilization haruslah diukur kadar testosteron totalnya. Banyak
ahli juga mengukur kadar free testosterone, DHEA-S, luteinizing
hormone (LH), dan kadar follicle-stimulating hormone (FSH). Kultur
lesi kulit untuk me-rule out gram-negative folliculitis amat diperlukan
ketika tidak ada respon terhadap terapi atau saat perbaikan tidak
tercapai.
2. Pemeriksaan Histopatologis
Microcomedo dicirikan oleh adanya folikel berdilatasi dengan a plug
of loosely arranged keratin. Seiring kemajuan (progression) penyakit,
pembukaan folikular menjadi dilatasi dan menghasilkan suatu komedo
terbuka (open comedo). Dindingfollicular tipis dan dapat robek
(rupture). Peradangan dan bakteri terlihat jelas, dengan atau
tanpa follicular rupture. Follicular rupture disertai reaksi badan asing
(a foreign body reaction). Peradangan padat (dense inflammation)
menuju dan melalui dermis dapat berhubungan dengan fibrosis dan
jaringan parut (scarring).

H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan akne vulgaris dapat dilakukan dengan cara
memberikan obat topical, sistemik, dan pembedahan.

a) Pengobatan topical

12
Untuk mencegah pembentukan komedo, menekan peradangan dan
mempercepat penyembuhan lesi yang terdiri atas
1) Bahan iritan yang dapat mengelupas, misalnya sulfur,
peroksida bensoil, asam salisilat, asam vitamin A, asam
aseleat , asam alfa hidroksi (AHA), misalnya asam glikolat.
2) Antibiotika topical yang dapat mengurangi mikroba dalam
folikel yang berperan dalam etiopatogenesis akne vulgaris
misalnya, tetrasiklin , eritromisin dan lain-lain.
3) Anti peradangan topical, salap atau krim kortokosteroid
kekuatan ringan atau sedang atau suntikan intra lasi
kortikosteroid kuat pada lesi nodulokistik.
b) Pengobatan sistemik
Pengobatan sistemik ditujukan terutama untuk menekan aktifitas
jasad renik disamping juga mengurangi reksi radang , menekan
produksi sebun dan keseimbangan hormonal.
1) Anti bakteri sistemik, tetrasiklin , eritromisi, doksiklin dan
trimetropin.
2) Estrogen antiandrogen sipriteron asetat.
3) Vitamin A dan retinoid oral
c) Bedah kulit
Tindakan bedah kulit kadang diperlukan terutama untuk
memperbaiki jaringan parut akibat akne vulgaris yang berat.
Tindakan ini dilakukan setelah akne vulgarisnya sembuh.
1) Bedah skapel dilakukan untuk meratakan sisi jaringan parut
yang menonjol
2) Bedah listrik dilakukan pada komedo tertutup untuk
mempermudah pengeluaran sebum.
3) Bedah kimia dengan asan triklor asetat untuk meratakan
jaringan parut yang berbenjol.
4) Dermabrasi untuk meratakan jaringan parit yang hipo dan
hipertrofi pasca akne yang lias.

13
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a) Terapi Diet
Meskipun pembatasan makanan terus dianjurkan dalam
penanganan acne, diet tidak memainkan peranan yang utama dalam
terapi, penghindaran jenis atau produk makanan tertentu yang
berkaitan jenis peningkatan intensitas acne seperti coklat, cola,
gorengan atau produk susu harus digalakkan.
b) Higiene kulit
Pada kasus-kasus acne yang ringan tindakan diperlukan
mungkin hanya dengan membasuh muka dua kali sehari dengan
sabun pembersih muka seperti Lava, Dial atau Neurogenik, jenis
sabun ini dapat menghilangkan minyak kulit yang berlebihan dan
pada sebagian besar kasus melenyapkan komedo. Metode lain yang
efektif untuk menghilangkan komedo adalah dengan pemakaian
spons aprasif seperti Buf-puf. Tindakan memberikan nasehat yang
positif untuk menetramkan kekhawatiran pasien dengan penuh
perhatian dan bersikap sensitive terhadap perasaan pasien
merupakan unsur – unsur penting yang turut memberikan
kontrabusinya dalam menciptakan kesehatan psikologis pasien dan
pemahamanya mengenai penyakit serta rencana terapinya.

I. Komplikasi
Semua tipe akne berpotensi meninggalkan sekuele. Hampir semua
lesi acne akan meninggalkan akula eritema yang bersifat sementara setelah
lesi sembuh. Pada warna kulit yang lebih gelap, hiperpigmentasi post
inflamasi dapat bertahan berbulan- bulan setelah lesi acne sembuh. Acne
juga dapat menyebabkan terjadinya scar pada beberapa individu. Selain
itu, adanya acne juga menyebabkan dampak psikologis. Dikatakan 30–
50% penderita acne mengalami gangguan psikiatrik karena adanya akne.

14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ACNE VULGARIS

A. Pengkajian Keperawatan
1. Kulit : dengan mengamati dan mendengarkan ,perawat dapat
mengetahui bagaimana persepsi klien tentang kulitnya
2. Kaji persepsi pasien tentang penyakitnya, orang muda yang satu
mungkin menganggap lesi yang kecil sebagai cacat yng tidak bisa
dioleransi sementara remaja yang lain memandang kelainan yang
lebih luas sebagai hal yang normal. Pada remaja dalam tahun tahun
formatif perkembangan merupakan orang yang rentan dan perlu
didekati serta perhatian ketika mereka berupaya untuk mengatasi akne.
3. Kaji kegiatan seksual dan metode kontrasepsi yang digunakan pada
wanita usia produktif khususnya jika pengobatan akne tersebut
meliputi pemakaian isotretinoin yang diketahui memiliki sifat-sifat
teratogenik.
4. Kaji persepsi pasien tentang fektor-faktor yang memicu peningkatan
intensitas akne atau yang membuat lesi semakin parah, seperti
makanan dan minuman, gesekan dan tekanan dari pakaian ,
trauma akibat upaya untuk memijat keluar komedo dengan tangan.
5. Inspeksi komedo : komedo yang tertutup tampak seperti papula kecil
yang agak menonjol, sedangkan komedo yang terbuka akan terlihat
agak menonjol dengan pemadatan bagian tengah folikel.
6. Palpasi : nyeri tekan pada daerah akne yang meradang.
7. Catat ciri-ciri lesi inflamatori seperti Papula, pustule, nodus dan kista.

(Doenges, 2010)

15
J. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan lesi dan reaksi
inflamasi
2. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan dan adanya lesi pada
kulit.
3. Gangguan citra diri berhubungan dengan rasa malu dan frustrasi
terhadap tampilan diri.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan infeksi bakteri kulit.
5. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan
kurang terpapar terhadap informasi.
(NANDA, 2011)

K. Intervensi Keperawatan

16
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akne vulgaris merupakan peradangan menahun folikel polisebasea
yang umumnya terjadi pada remaja, yang sering ditemukan pada daerah
muka, leher serta badan bagian atas. Hampir semua orang pernah
mengalami penyakit ini sehingga akne vulgaris ini disebut sebagai
penyakit kulit yang timbul secara fisiologis. Orang dengan akne vulgaris
tidak perlu dirawat dirumah sakit, namun ada beberapa macam terapi
yang diberikan pada pasien akne vulgaris yakni : pengobatan sistemik,
pengobatan topical dan pembedahan. Sedangkan untuk mencegah
timbulnya akne dianjurkan beberapa hal yaitu : diet, perawatan kulit dan
memberikan informasi yang cukup kepada pasien mengenai penyebab
penyakit serta pencegahannya.

B. Saran
1. Bagi mahasiswa keperawatan
Diharapkan dapat memahami konsep dasar penyakit Acne Vulgaris
yang berguna bagi profesi dan orang sekitar kita.
2. Bagi masyarakat
Diharapkan dapat memanfaatkan makalah ini untuk menambah
pengetahuan tentang penyakit Acne Vulgaris yang marak terjadi di
sekitar mereka.
3. Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan dapat memberikan penanganan dan asuhan keperawatan
yang tepat dan sesuai dengan standar operasional prosedur tindakan
dalam menangani klien dengan Acne Vulgaris.

17
DAFTAR PUSTAKA

Nelson. (2000). Ilmu Kesehatan Anak volume 3. penerbit buku kedokteran.


Jakarta : EGC.

Suszamne C. Smelyzer, Brenda G. Bare. (2007). Buku Ajar Keperawatan


Medikal Bedah Volume 3. Jakarta : EGC.

Prof. dr.Djuanda, Adhi. (2009). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta :
fakultas kedokteran unifersitas Indonesia.

Doenges M. E. morhouse, M. F. (2009). Rencana Asuhan Keparawatan Edisi 3.


Jakarta : EGC.

Mansjoer, Arif , Dkk. (2011). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta : Media
aesculapius fakulatas kedokteran universitas Indonesia.

Harahap Marwali ,Prof Dr. (2000). Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Hipokrates.

18

Anda mungkin juga menyukai