otot dinding perut (pada trigonom hesselbach). Tekanan rongga perut yang
tinggi kronis dapat berupa batuk kronis, hipertrofi prostate, konstipasi,asites,
kehamilan multipara, obesitas dll.
Hernia inguinalis adalah prolaps sebagian usus kedalam annulus
ingunalis diatas kantong skrotum, disebabkan oleh kelemahan atau kegagalan
menutup yang bersifat congenital.
B. ETIOLOGI
Penyebab hernia inguinalis hingga saat ini masih belum dapat
dimengerti dengan sempurna. Namun yang menjadi prinsip terjadinya hernia
inguinalis adalah :
1.
2.
Anomali Kongenital
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
a.
Kongenital
b.
intra
abdominal.
Sikatrik.
Penyakit yang melemahkan dinding perut.
Merokok
Diabetes melitus
C. PATOFISIOLOGI HERNIA
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomaly congenital atau hernia
yang didapat pada orang sehat. Tiga mekanisme yang dapat mencegah
terjadinya hernia inguinalis yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring,
adanya muskulus obigus internus abdominalis yang menutuo annulus
inguinalis internus ketika berkontraksi dan adanya afasia tranversa yang kuat
yang menutupi trigenum harsel bach yang umumnya tidak berotot. Gangguan
pada mekanisme ini dapat menyebabkan hernia.
Factor yang dapat menyababkan hernia karena adanya tekanan
intraabdomendan kelemahan otot-otot panggul dan perut. Bila hal itu terjadi
maka akan terjadi kelemahan otot inguinal sehingga organ ( usus ) dapat
Hernia
inguinalis
Dilatasi ligamnetum
inguinal mengecil bila
berbaring
Pembedahan
Insisi bedah
Nyeri
D. ETIOLOGI
Penyebab hernia inguinalis hingga saat ini masih belum dapat dimengerti
dengan sempurna. Namun yang menjadi prinsip terjadinya hernia inguinalis
adalah :
1.
2.
Anomali Kongenital
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kongenital
a.
b.
10.
intra
abdominal.
Sikatrik.
Penyakit yang melemahkan dinding perut.
Merokok
Diabetes melitus
E. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis pada penderita hernia inguinalis dapat di temukan berupa:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
menunjukkan
hemokonsentrasi
(peningkatan
hematokrit),
Herniotomi
Dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantondibuka
dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan kemudian direposisi,
kantong dijahit ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
2).
Hernioplastik
Dilakukan
tindakan
memperkecil
anulus
inguinalis
interna
dan
Hernioraphy
Dilakukan operasi hemoraphy setelah 2
I. PENGERTIAN NYERI
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat
sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal
sekala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan
ataumengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. (Alimul Aziz, 2006).
Nyeri post operasi inguinalis adalah nyeri yang dirasakan setelah
dilakukan pembedahan pada daerah inguinal (selangkangan).
J. PATOFISIOLOGI NYERI
Dalam teori pengontrolan nyeri, disebutkan bahwa impuls nyeri dapat
diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di Sistem Saraf Pusat.
Mekanisme pertahanan dapat ditemukan di sel-sel gelatinosa substansia di
dalam kornu dorsalis pada medulla spinalis, thalamus dan system limbik
(Potter & Perry, 2006). Teori Gerbang Kendali Nyeri menurut Wall
merupakan proses dimana terjadi interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi
lain dan stimulasi serabut yang mengirim sensasi tidak nyeri memblok atau
menurunkan transmisi impuls nyeri melalui sirkuit gerbang penghambat. Selsel inhibitor dalam kornu dorsalis medulla spinalis mengandung enkefalin
yang menghambat transmisi nyeri. Reseptor nyeri disebut juga nociceptor,
nociceptor mencakup ujung ujung syaraf bebas yang berespon terhadap
rangsangan termasuk tekanan mekanis, deformitas, suhu yang ekstrim dan
berbagai bahan kimia. Pada rangsangan yang intensif akan dikirim sebagai
informasi yang dipersepsikan sebagai nyeri.
Proses nyeri mulai stimulasi nociceptor oleh stimulus noxious sampai
terjadinya pengalaman subyektif nyeri adalah suatu seri kejadian elektrik dan
kimia yang bisa dikelompokkan menjadi empat proses, yaitu :
1. Transduksi
Merupakan tranformasi modalitas dari rangsangan di nosiseptor
menjadi modalitas listrik. Hal ini terjadi karena perubahan patofisiologis
karena mediator-mediator penyebab nyeri mempengaruhi juga nosiseptor di
luar daerah trauma sehingga lingkaran nyeri meluas. Rangsangan nyeri
diubah menjadi depolarisasi membrane reseptor yang kemudian dihantarkan
sebagai impuls saraf.
2. Transmisi
Transmisi adalah proses penyampaian impuls nyeri sepanjang saraf
sensoris dari nosiseptor saraf perifer ke kornu dorsalis, ke thalamus,
selanjutnya ke korteks serebri. Transmisi sepanjang akson berlangsung
karena proses depolarisasi, sedangkan dari neuron presinaps ke pasca sinaps
melewati neurotransmitter.
3. Modulasi
Modulasi adalah proses pengendalian internal di sistem saraf, dapat
meningkatkan atau mengurangi persepsi nyeri. Hambatan terjadi melalui
sistem
analgesia
endogen
yang
melibatkan
bermacam-macam
4. Persepsi
10
Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua yaitu nyeri akut dan
kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan di tandai adanya peningkatan
tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan,
biasanya berlangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan.
L. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri seseorang diantaranya :
1.
Usia
Anak belum bias mengungkapkan nyeri sehingga perawat harus mengkaji
respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika
sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung
2.
3.
4.
Tingkat
seseorang
Perhatian
memfokuskan perhatiannya
pada
nyeri
dapat
Ansietes
Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bias menyebabkan
seseorang cemas.
6.
Kultur
Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka merespon
terhadap nyeri misalnya suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri
adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan,
jadi mereka tidak mengeluh jika ada nyeri.
12
M. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a.
Aktivitas/istirahat
Gejala : Penurunan rentang gerak dan ekstremitas pada salah satu
bagian tubuh, tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya di
lakukan.
Tanda : atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena gangguan
b.
Eliminasi
Gejala :Konstipasi dan adanya inkartinensia/retesi urine.
c.
Integritas ego
Gejala : Ketakutan akan timbulnya paralysis, ansietas,.
Tanda : Tampak cemas, depresi, nyeri yang tidak ada hentinya
d.
Neurosensori
Gejala : Kesemutan, kekakuan, kelemahan, dari tangan/kaki
Tanda : penurunan reflek tendon dalam, kelemahan otot, hipotonia,
nyeri tekan/spasme otot paravertebralis, penurunan persepsi nyeri
e.
Kenyamanan
Gejala : Nyeri sperti tertusuk pisau, yang akan semakin memburuk
dengan adanya batuk, bersin, defekasi, nyeri yng menjalar kebokong,
kaki, bahu/lengan, kaku pada leher.
Pengkajian pada masalah nyeri yang dapat dilakukan adalah
adanya riwayat nyeri, keluhan nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas
nyeri, kualitas, dan waktu serangan. Pengkajian dapat dilakukan
dengan cara PQRST :
13
14
Keterangan :
0 :Tidak nyeri
dapat
menunjukkan
lokasi
nyeri,
dapat
15
Status pernapasan
Frekuensi, irama dan ke dalaman, Bunyi napas, efektifitas upaya
batuk
b.
Status nutrisi
Status bising usus, mal, muntah
c.
Status eliminasi
Distensi abdomen, pola BAK dan BAB
d.
Kenyamanan
e.
f.
Kondisi luka
Keadaan/kebersihan balutan, tanda-tanda peradangan, drainage
g.
Aktivitas
Tingkat kemandirian dan respon terhadap aktivitas
d.
usus
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat
16
17
INTERVENSI
N
o
1
Diagnosa
keperawatan
Nyeri akut
berhubungan
dengan luka post
op hernia
KH (NOC)
Intervensi
Setelah
dilakukan
tindakan keperawatan
3
x
24
jam,
diharapkan
nyeri
berkurang dengank.h:
- Klien
mampu
mengontrol
nyeri.
- Klien
mampu
mengenali
nyeri .
- Mengatakan
rasa
nyaman
setelah
nyeri
berkurang.
dilakukan
Resiko
infeksi Setelah
berhubungaan
tindakan keperawatan
dengan
adanya 3
x
24
jam,
Rasional
1. Memberikan
adanya
penurunan
nyeri
denganadanya
perubahan
tanda-tanda vital.
2. membantu mengatasi nyeri
yang dirasakan oleh klien,
sehingga
memudahkan
intervebsi selanjutnya.
3. Mengetahui skala nyeri yang
dirasakan oleh klien
4. Teknik relaksasi adalah teknik
untuk
merilekskan
klien
sehingga meknisme koping
klien
terhadap
nyeri
meningkat, sedangkan teknik
distraksi adalah teknik untuk
mengalihkan perhatian klien
terhadap nyerinya.
5. Memberikan
kenyamanan
pada klien
6. Untuk mengurangi nyeri.
1. Meningkatan suhu tubuh (demam)
dapat
terjadi
karena proses terjadinya infeksi
18
pembedahan.
diharapkan
resiko
infeksi
berkurang
dengan KH:
1. TTV dalam batas
normal.
2. Klien
tidak
mengalami tanda
tanda infeksi
19
20
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz. 2006. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bookz. Salemba Medika : Jakarta.
Carpenito, Lynda juall. 2008. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 9.
(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran. Jakarta : EGC
Long, Barbara C. 2006. Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan).
Patricia A. Potter and Anne G. Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik. Alih Bahasa oleh Renata Komalasari, dkk. Edisi
4. Jakarta: EGC.
Sudoyo. W, dkk. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 2. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
21