Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan atau Partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya
terjadi pada usia kehamilan yang cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa
disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
menipis dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu dikatakan
belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks
(Damayanti, dkk, 2015).
Selama persalinan rahim berkontraksi leher rahim menjadi tipis
(penipisan) dan membuka (melebar). Proses ini biasanya berlangsung
beberapa jam atau satu atau beberapa hari. Persalinan adalah klimaks dari
kehamilan dimana berbagai sistem yang tampaknya tidak saling berhubungan
bekerja dalam keharmonisan untuk melahirkan bayi.
Intranatal atau intrapartum adalah rangkaian proses yang berakhir
dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan
kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada
serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta, penyebab awitan persalinan
spontan tidak diketahui walaupun sejumlah teori menarik telah dikembangkan
dan profesional perawatan kesehatan mengetahui cara menginduksi
persalinan pada kondisi tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa Pengertian Intrapartum ?
b. Apa Sebab-Sebab Terjadinya Persalinan ?
c. Apa saja Jenis - Jenis Persalinan?
d. Apa Tanda dan Gejala Menjelang Persalinan?
e. Bagaimana Mekanisme Persalinan?
f. Bagaimana Fase Persalinan?
g. Apa saja Faktor - faktor yang mempengaruhi persalinan ?

1
h. Bagaimana Langkah - langkah Pertolongan Persalinan Normal ?
i. Bagaimana Asuhan Keperawatan Intrapartum ?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui Pengertian Intrapartum?
b. Untuk mengetahui Sebab-Sebab Terjadinya Persalinan?
c. Untuk mengetahui Jenis - Jenis Persalinan?
d. Untuk mengetahui Tanda dan Gejala Menjelang Persalinan?
e. Untuk mengetahui Mekanisme Persalinan?
f. Untuk mengetahui Fase Persalinan ?
g. Untuk mengetahui Faktor - faktor yang mempengaruhi persalinan ?
h. Untuk mengetahui Langkah - langkah Pertolongan Persalinan Normal ?
i. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Intrapartum ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Intrapartum


Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
uri) yang dapat hidup di dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalanaa
lain (Rustam Muchtar, 1998).
Intranatal atau intrapartum adalah serangkaian kejadian yang berakhir
dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan / hampir cukup bualn, disertai
dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Sulaiman
Sastrawinata).
Menurut WHO, persalinan normal adalah persalinan yang dimulai
secara spontan (dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko
rendah pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia
kehamilan antara 37  42 minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada
dalam kondisi yang baik.

2.2 Sebab-Sebab Terjadinya Persalinan


a. Teori penurunan hormon progesterone.
Progesterone menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat
keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen didalam darah,
tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga
menimbulkan his.
b. Teori oxytocin.
Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot – otot rahim.
c. Teori plasenta menjadi tua.
Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progesterone yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini
akan menimbulkan his.
d. Teori prostaglandin.

3
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi
miometrium pada setiap umur kehamilan.
e. Pengaruh janin.
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada
anencephalus, kehamilan sering lama dari biasanya.
f. Teori distensi rahim.
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot –
otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
g. Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser
dan ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his.

2.3 Jenis - Jenis Persalinan


Berdasarkan usia kehamilan, terdapat beberapa jenis persalinan yaitu :
a. Persalinan aterm: yaitu persalinan antara umur hamil 37-42 minggu,
berat janin di atas 2.500 gr.
b. Persalinan prematurus: persalinan sebelum umur hamil 28-36 minggu,
berat janin kurang dari 2.499 gr.
c. Persalinan serotinus: persalinan yang melampaui umur hamil 42 minggu,
pada janin terdapat tanda postmaturitas
d. Peralinan presipitatus: persalinan yang berlangsung cepat kurang dari 3
jam.
Berdasarkan proses berlangsungnya persalinan dibedakan sebagai berikut :
a. Persalinan spontan: bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri dan melalui jalan lahir.
b. Persalinan buatan: bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar
misalnya ekstraksi dengan forceps/vakum, atau dilakukan operasi section
caecarea.
c. Persalinan anjuran: pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah
cukup besar untuk hidup di luar, tetapi tidak sedemikian besarnya
sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan. Persalinan kadang-
kadang tidak mulai dengan segera dengan sendirinya tetapi baru bisa

4
berlangsung dengan dilakukannya amniotomi/pemecahan ketuban atau
dengan induksi persalinan yaitu pemberian pitocin atau prostaglandin.

2.4 Tanda dan Gejala Menjelang Persalinan


a. Lightening
Lightening yang dimulai dirasa kira-kira dua minggu sebelum persalinan
adalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis minor. Pada
presentasi sefalik, kepala bayi biasanya menancap setelah lightening.
Wanita sering menyebut lightening sebagai “kepala bayi sudah turun”.
Hal-hal spesifik berikut akan dialami ibu:
a) Ibu jadi sering berkemih karena kandung kemih ditekan sehingga ruang
yang tersisa untuk ekspansi berkurang.
b) Perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang menyeluruh, yang
membuat ibu merasa tidak enak dan timbul sensasi terus-menerus
bahwa sesuatu perlu dikeluarkan atau ia perlu defekasi.
c) Kram pada tungkai, yang disebabkan oleh tekanan foramen ischiadikum
mayor dan menuju ke tungkai.
d) Peningkatan statis vena yang menghasilkan edema dependen akibat
tekanan bagian presentasi pada pelvis minor menghambat aliran balik
darah dari ekstremitas bawah.
b. Perubahan Serviks
Mendekati persalinan, serviks semakin “matang”. Kalau tadinya selama
masa hamil, serviks dalam keadaan menutup, panjang dan lunak, sekarang
serviks masih lunak dengan konsistensi seperti pudding, dan mengalami
sedikit penipisan (effacement) dan kemungkinan sedikit dilatasi. Evaluasi
kematangan serviks akan tergantung pada individu wanita dan paritasnya
sebagai contoh pada masa hamil. Serviks ibu multipara secara normal
mengalami pembukaan 2 cm, sedangkan pada primigravida dalam kondisi
normal serviks menutup. Perubahan serviks diduga terjadi akibat
peningkatan instansi kontraksi Braxton Hicks. Serviks menjadi matang
selama periode yang berbeda-beda sebelum persalinan. Kematangan
serviks mengindikasikan kesiapannya untuk persalinan.

5
c. Persalinan Palsu
Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang
memberi pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada persalinan
palsu sebenarnya timbul akibat kontraksi Braxton Hicks yang tidak nyeri,
yang telah terjadi sejak sekitar enam minggu kehamilan. Bagaimanapun,
persalinan palsu juga mengindikasikan bahwa persalinan sudah dekat.
d. Ketuban Pecah Dini
Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala I persalinan. Apabila
terjadi sebelum waktu persalinan, kondisi itu disebut Ketuban Pecah Dini
(KPD). Hal ini dialami oleh sekitar 12% wanita hamil. Kurang lebih 80%
wanita yang mendekati usia kehamilan cukup bulan dan mengalami KPD
mulai mengalami persalinan spontan mereka pada waktu 24 jam.
e. Bloody Show
Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan terjadi, biasanya
dalam 24 hingga 48 jam. Akan tetapi bloody show bukan merupakan tanda
persalinan yang bermakna jika pemeriksaan vagina sudah dilakukan 48
jam sebelumnya karena rabas lendir yang bercampur darah selama waktu
tersebut mungkin akibat trauma kecil terhadap atau perusakan plak lendir
saat pemeriksaan tersebut dilakukan.
f. Lonjakan Energi
Terjadinya lonjakan energi ini belum dapat dijelaksan selain bahwa hal
tersebut terjadi alamiah, yamg memungkinkan wanita memperoleh energi
yang diperlukan untuk menjalani persalinan. Wanita harus diinformasikan
tentang kemungkinan lonjakan energi ini untuk menahan diri
menggunakannya dan justru menghemat untuk persalinan.
g. Gangguan Saluran Cerna
Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan mencerna,
mual, dan muntah, diduga hal-hal tersebut gejala menjelang persalinan
walaupun belum ada penjelasan untuk kali ini. Beberapa wanita
mengalami satu atau beberapa gejala tersebut (Varney, 2007).

6
2.5 Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan janin
untuk menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu. Terdapat delapan gerakan posisi
dasar yang terjdai ketika janin berada dalam presentasi vertex sefalik.
Gerakan tersebut, sebagai berikut:
a. Engagement
Terjadi ketika diameter biparietal kepala janin telah melalui pintu atas
panggul.
b. Penurunan Kepala
Penurunan kepala lengkap terjadi selama persalinan oleh karena itu
keduanya diperlukan untuk terjadi bersamaan dengan mekanisme lainya.
c. Fleksi Rotasi Internal
Hal yang sangat penting untuk penurunan lebih lanjut. Melalui penurunan
ini diameter Sub oksipitobregmantika yang lebih kecil digantikan dengan
diameter kepala janin tidak dalam keadaan fleksi sempurna, atau tidak
berada dalam sikap militer atau tidak dalam keadaan beberapa derajat
ekstensi.
d. Rotasi Internal
Menyebabkan diameter anteroposterior kepala janin menjdai sejajar
dengan diameter anteroposterior pelvis ibu. Paling biasa terjadi adalah
oksipot berotasi ke bagian anterior pelvis ibu, dibawah simfisis pubis.
e. Pelahiran Kepala
Pelahiran kepala berlangsung melalui ekstensi kepala untuk mengeluarkan
oksiputanterior. Dengan demikian kepala dilahirkan dengan ekstensi
seperti, oksiput, sutura sagitalis, fontanel anterior, alis, orbit, hidung,
mulut, dan dagu secara berurutan muncul dari perineum.
f. Restitusi
Rotasi kepala 450 baik kearah kanan maupun kiri, berantung pada arah dari
tempat kepala berotasi ke posisi oksiput-anterior.
g. Rotasi Eksternal
Terjadi pada saat bahu berotasi 450, menyebabkan diameter bisakromial
sejajar dengan diameter anteroposterior pada pnitu bawah panggul. Hal ini

7
menyebabkan kepala melakukan rotasi eksteral lain sebesar 450 ke posisi
LOT atau ROT, bergantung arah restuisi.
h. Pelahiran Bahu dan Tubuh dengan Fleksi Laterral melalui Sumbu Arcus.
Sumbu carcus adalah ujung keluar paling bawah pada pelvis. Bahu
anterior kemudian terlihat pada orifisum vulvovaginal, yang menyentuh di
bawah simfisis pubis, bahu posterior kemudian menggembugkan perineum
dan lahir dengan posisi ateral. Setelah bahu lahir, bagian badan yang
tersisa mengikuti sumbu Carus dan segera lahir (Varney, 2007).

2.6 Fase Persalinan


a. Kala I
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan, terjadi pematangan dan
pembukaan serviks sampai lengkap. Dimulai pada waktu serviks membuka
karena his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin
sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak
lebih banyak daripada darah haid.
Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa
dalam, bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban
biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I. Terdapat 2 fase pada Kala 1
ini, yaitu :
a) Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8
jam.
b) Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm),
berlangsung sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas:
 Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
 Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9
cm.
 Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+
10 cm).
Perbedaan proses pematangan dan pembukaan serviks (cervical
effacement) pada primigravida dan multipara :
a) Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih terlebih dahulu
sebelum terjadi pembukaan, sedangkan pada multipara serviks telah

8
lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses
penipisan dan pembukaan.
b) Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu daripada
ostium eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti
lingkaran kecil di tengah), sedangkan pada multipara, ostium internum
dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak
berbentuk seperti garis lebar).
c) Periode Kala 1 pada primigravida lebih lama (12 jam) dibandingkan
multipara (8 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase
laten pasien primigravida memerlukan waktu lebih lama.
Sifat His pada Kala 1 :
a) Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik.
Serviks terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus
meningkat.
b) Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir.
c) Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60
mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik. Serviks
terbuka sampai lengkap (+10cm).
Peristiwa penting Kala 1 :
a) Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat
mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis
servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat
pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
b) Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks
menipis dan mendatar.
c) Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan
ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum
pembukaan 5 cm).
Kemajuan persalinan dalam kala I :
a) Kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala I :
 Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi
dan durasi.

9
 Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama
persalinan faseaktif (dilatasi serviks berlangsung atau ada
disebelah kiri garis waspada).
 Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
b) Kemajuan yang kurang baik pada kala I :
 Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten.
 Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam
selama persalinan fase aktif (dilatasi serviks berada disebelah
kanan garis waspada).
 Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
c) Kemajuan pada kondisi ibu.
 Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia sedang dalam
keadaan dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup
melalui oral atau IV dan berikan analgesik secukupnya.
 Jika tekanan darah ibu menurun, curigai adanya perdarahan
 Jika terdapat aceton didalam urine ibu, curigai masukan nutrisi
yang kurang. Segera berikan dextrose IV.
d) Kemajuan pada kondisi janin.
 Jika didapati DJJ tidak normal (kurang dari 100 atau lebih dari
180 x / menit) curigai adanya gawat janin.
 Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan reflek fleksi
sempurna digolongkan dalam malposisi atau malpresentasi.
b. Kala II
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat
bayi telah lahir lengkap. Pada Kala II ini His menjadi lebih kuat, lebih
sering, dan lebih lama. Selaput ketuban mungkin juga sudah pecah/ baru
pecah spontan pada awal Kala II ini. Rata-rata waktu untuk keseluruhan
proses Kala II pada primigravida ± 1,5 jam, dan multipara ± 0,5 jam.
Sifat His :
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan
terjadi juga akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada
persalinan normal yaitu kepala) yang menekan anus dan rektum.

10
Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-otot dinding
abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan bayi.
Peristiwa penting pada Kala II:
a) Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai
dasar panggul.
b) Ibu timbul perasaan/ refleks ingin mengedan yang semakin kuat.
c) Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologis)
d) Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis
(simfisis pubis sebagai sumbu putar/ hipomoklion), selanjutnya
dilahirkan badan dan anggota badan.
e) Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk
memperbesar jalan lahir (episiotomi).
Proses pengeluaran janin pada Kala II (persalinan letak belakang kepala) :
a) Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak
lurus dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring /
membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior /
posterior).
b) Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung
dari his dari daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari
cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding perut dan diafragma
(mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
c) Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala
berubah dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi
diameter suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
d) Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala,
putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis),
membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan diameter
biparietalis.
e) Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah
oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir
berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.

11
f) Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai
dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan
posisi anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan
bahu depan dan bahu belakang.
g) Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan
dengan mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan,
pinggul / trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.
c. Kala III
a) Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan
lahirnya plasenta.
b) Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus,
serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
c) Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze)
ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-
Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak
sentral dan marginal.
d) Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus
adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan
berdarah.
e) Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus
setinggi sekitar / di atas pusat.
Sifat His :
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus
menurun. Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun
dapat juga tetap menempel (retensio) dan memerlukan tindakan aktif
(manual aid).
d. Kala IV
Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1 jam
setelahnya.
Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala IV persalinan :
a) Kontraksi uterus harus baik
b) Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain

12
c) Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
d) Kandung kencing harus kosong
e) Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
f) Resume keadaan umum ibu dan bayi.

2.7 Faktor - faktor yang mempengaruhi persalinan


a. Power / Tenaga
Power utama pada persalinan adalah tenaga/kekuatan yang dihasilkan oleh
kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. Gerakan memendek dan menebal
otot-otot rahim yang terjadi sementara waktu disebut kontraksi. Kontraksi
ini terjadi diluar sadar sedangkan retraksi mengejan adalah tenaga kedua
(otot-otot perut dan diafragma) digunakan dalam kala II persalinan.
Tenaga dipakai untuk mendorong bayi keluar dan merupakan kekuatan
ekspulsi yang dihasilkan oleh otot-otot volunter ibu.
b. Passages/Lintasan
Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina sebelum
dilahirkan untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula tahanan atau
resisten yang ditimbulkan oleh struktur dasar panggul dan sekitarnya.
c. Passanger
Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang
paling penting (karena ukurannya paling besar) adalah kepala janin selain
itu disertai dengan plasenta selaput dan cairan ketuban atau amnion.
d. Psikologis
Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak
tepenuhi paling tidak sama seperti kebutuhan jasmaninya. Prognosis
keseluruhan wanita tersebut yang berkenan dengan kehadiran anaknya
terkena akibat yang merugikan.

2.8 Langkah - langkah Pertolongan Persalinan Normal


a. Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar
5 sampai 6 cm peritoneum tipis pada primi atau multi dengan perineum
yang kaku dapat dilakukan episiotomi median/mediolateral atau lateral.

13
b. Episotomi dilakukan pada saat his dan mengejan untuk mengurangi sakit.
Tujuan episiotomi adalah untuk menjamin agar luka teratur sehingga
mudah mengait dan melakukan adaptasi.
c. Persiapan kelahiran kepala, tangan kanan menahan perineum sehingga
tidak terjadi robekan baru sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk
mengendalikan ekspulsi.
d. Setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan
hidung dibersihkan dari lender kepala dibiarkan untuk melakukan putar
paksi dalam guna menyesuaikan os aksiput kearah punggung.
e. Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam
kebawah untuk melahirkan bahu depan, ditarik keatas untuk melahirkan
bahu belakang setelah kedua bahu lahir ketiak dikaitr untuk melahirkan
sisa badan bayi.
f. Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas dibersihkan dengan menghisap
lendir sehingga bayi dapat bernafas dan menangis dengan nyaring pertanda
jalan nafas bebas dari hambatan.
g. Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :
 Setelah bayi menangis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah
berkembang dengan sempurna
 Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi
yang aterm sehingga peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc
 Pada bayi prematur pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga
darah yang masuk ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar untuk
mengurangi terjadi ikterus hemolitik dan kern ikterus
h. Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya
i. Sementara menunggu pelepasan plasenta dapat dilakukan
 Kateterisasi kandung kemih
 Menjahit luka spontan atau luka episiotomi

BAB III

14
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Identitas
a. Pasien
Nama :
Tanggal lahir :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Status perkawinan :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Tanggal Masuk :
Diagnosa Medis :
2. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan pasien
1) Riwayat kesehatan sekarang
a) Alasan masuk RS
b) Keluhan utama
c) Riwayat kehamilan
2) Riwayat Kesehatan dulu
a) Riwayat Penyakit
b) Riwayat Reproduksi
(1) Riwayat menstruasi
(2) Riwayat pernikahan
(3) Riwayat Persalinan sebelumnya
(4) Riwayat KB
(5) Riwayat gangguan reproduksi
b. Kesehatan keluarga
1) Riwayat kesehatan keluarga
3. Pola Kebiasaan

15
a. Aspek fisik biologis
1) Pola nutrisi.
2) Pola eliminasi
3) Pola aktivitas-istirahat
4) Kebersihan diri
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum :
b. Status gizi
Berat badan saat ini :
Tinggi badan :
IMT :
c. Tanda-tanda vital

1. KALA I (fase laten)


a. Pengakajian
a) Integritas ego
b) Nyeri atau ketidaknyamanan
c) Seksualitas
b. Diagnosa Keperawatan
1 Ansietas b.d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
2 Defisiensi pengetahuan tentang kemajuan persalinan b.d kurang
mengingat informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi
informasi.
3 Risiko infeksi maternal

c. Intervensi

16
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Ansietas b.d krisis Setelah dilakukan  Orientasikan klien pada
situasional akibat asuhan keperawatan lingkungan, staf dan
proses persalinan selama prosedur
……..diharapkan  Berikan informasi tentang
ansietas pasien perubahan psikologis dan
berkurang dengan fisiologis pada persalinan.
criteria hasil:  Kaji tingkat dan penyebab
 TTV dbn ansietas.
 Pasien dapat  Pantau tekanan darah dan
mengungkapkan nadi sesuai indikasi.
perasaan cemasnya.  Anjurkan klien
 Lingkungan sekitar mengungkapkan
pasien tenang dan perasaannya.
kondusif  Berikan lingkungan yang
tenang dan nyaman untuk
pasien
2. Defisiensi Setelah dilakukan  Kaji persiapan,tingkat
pengetahuan asuhan keperawatan pengetahuan dan harapan
tentang kemajuan selama….,pengetahuan klien
persalinan b.d pasien tentang  Beri informasi dan
kurang mengingat persalinan meningkat kemajuan persalinan
informasi yang dengan kriteria hasil: normal.
diberikan, Pasien dapat  Demonstrasikan teknik
kesalahan mendemonstrasikan pernapasan atau relaksasi
interpretasi teknik pernafasan  dan dengan tepat untuk setiap
informasi. posisi yang tepat untuk fase persalinan
fase persalinan
3. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan  Kaji latar belakang budaya
terhadap infeksi keperawatan klien.
maternal b.d selama….diharapkan   Kaji sekresi vagina,
pemeriksaan infeksi maternal dapat pantau   tanda-tanda vital.

17
vagina berulang terkontrol dengan  Tekankan pentingnya
dan kontaminasi criteria hasil: mencuci tangan yang baik.
fekal.  TTV dbn  Gunakan teknik aseptic
 Tidak terdapat tanda- saat pemeriksaan vagina.
tanda infeksi   Lakukan perawatan
perineal setelah eliminasi.

2. KALA I (fase aktif)


a.  Pengkajian
a) Aktivitas istirahat
b) Integritas ego
c) Nyeri atau ketidaknyamanan
d) Keamanan
e) Seksualitas
b. Diagnosa Keperawatan
1 Nyeri akut b.d tekanan mekanik dari bagian presentasi.
2 Gangguan eliminasi urin b.d perubahan masukan dan kompresi
mekanik kandung kemih.
3 Keletihan  b.d peningkatan kebutuhan energi akibat peningkatan
metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan
c. Intervensi

DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut Setelah dilakukan  Kaji derajat
berhubungan asuhan keperawatan ketidaknyamanan secara
dengan tekanan selama…..,diharapkan verbal dan nonverbal    
mekanik dari bagian nyeri terkontrol  Pantau dilatasi servik
presentasi. dengan criteria hasil:  Pantau tanda vital dan DJJ
 TTV dbn  Bantu penggunaan teknik
 Pasien dapat pernapasan dan relaksasi
mendemonstrasikan  Bantu tindakan
kontrol nyeri kenyamanan spt.

18
 Gosok punggung, kaki
 Anjurkan pasien berkemih
1-2 jam
 Berikan informasi tentang
ketersediaan analgesic
 Dukung keputusan klien
menggunakan obat-
obatan/tidak
  Berikan  lingkungan yang
tenang
2. Gangguan eliminasi Setelah dilakukan  Palpasi di atas simpisis
urin b.d perubahan asuhan keperawatan pubis
masukan dan selama….,diharapkan  Monitor  masukan dan
kompresi mekanik eliminasi urine pasien haluaran
kandung kemih. normal dengan kriteria  Anjurkan upaya berkemih
hasil: sedikitnya 1-2 jam
 Cairan seimbang  Posisikan klien tegak dan
 Berkemih teratur cucurkan air hangat di atas
perineum
 Ukur suhu dan nadi, kaji
adanya peningkatan
 Kaji kekeringan kulit dan
membrane mukosa
3 Keletihan  b.d Setelah diberikan  Kaji tanda – tanda vital
peningkatan asuhan keperawatan yaitu nadi dan tekanan
kebutuhan energi selama … diharapkan darah
akibat peningkatan ibu tidak mengalami  Anjurkan untuk relaksasi
metabolisme keletihan dengan dan istirahat di antara
sekunder akibat kriteria hasili: kontraksi
nyeri selama nadi:60-  Sarankan suami atau
persalinan 80x/menit(saat tidak keluarga untuk
ada his), ibu mendampingi ibu

19
menyatakan masih  Sarankan keluarga untuk
memiliki cukup menawarkan dan
tenaga memberikan minuman
atau makanan kepada ibu

3. KALA II
a. Pengkajian
a) Aktivitas/ istirahat
b) Sirkulasi
c) Integritas ego
d) Eliminasi
e) Nyeri / ketidaknyamanan
f) Pernafasan
g) Seksualitas
b. Diagnosa Keperawatan
1 Nyeri akut b.d tekanan mekanis pada bagian presentasi
2 Penurunan curah jantung b.d fluktasi aliran balik vena
3 Risiko kerusakan integritas kulit
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan  Identifikasi derajat
tekanan mekanis pada asuhan keperawatan ketidaknyamanan
bagian presentasi selama….,diharapkan  Berikan tanda/ tindakan
nyeri terkontrol kenyamanan seperti
dengan kriteria hasil: perawatan kulit, mulut,
 TTV dbn perineal dan alat-alat
 Pasien dapat tenun yang kering
mendemostrasikan  Bantu pasien memilih
nafas dalam dan posisi yang nyaman untuk
teknik mengedan mengedan
 Pantau tanda vital ibu dan

20
DJJ
 Kolaborasi pemasangan
kateter dan anastesi
2. Penurunan curah Setelah dilakukan  Pantau tekanan darah dan
jantung b.d fluktuasi asuhan keperawatan nadi tiap 5 – 15 menit
aliran balik vena selama…..,diharapkan  Anjurkan pasien untuk
kondisi cardiovaskuler inhalasi dan ekhalasi
pasien membaik selama upaya mengedan
dengan kriteria hasil:  Anjurkan klien / pasangan
 TD dan nadi dbn memilih posisi persalinan
 Suplay O2 tersedia yang mengoptimalkan
sirkulasi.
3. Risiko kerusakan Setelah asuhan  Bantu klien dan pasangan
integritas kulit keperawatan pada posisi tepat
selama….,diharapkan  Bantu klien sesuai
integritas kulit kebutuhan
terkontrol dengan  Kolaborasi epiostomi garis
kriteria hasil: tengah atau medic lateral
 Luka perineum  Kolaborasi terhadap
tertutup pemantauan kandung
(epiostomi) kemih dan kateterisasi

4. KALA III
a. Pengkajian
a) Aktivitas / istirahat
b) Sirkulasi
c) Makan dan cairan
d) Nyeri / ketidaknyamanan
e) Seksualitas
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d trauma jaringan setelah melahirkan

21
2. Risiko kekurangan volume cairan
3. Risiko cidera maternal
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO KEPERAWATA NOC NIC
N
2. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan  Bantu penggunaan teknik
trauma jaringan asuhan keperawatan pernapasan
setelah selama…,diharapkan  Berikan kompres es pada
melahirkan nyeri terkontrol perineum setelah melahirkan
dengan criteria hasil:  Ganti pakaian dan liner basah
 Pasien dapat  Berikan selimut penghangat
control nyeri  Kolaborasi perbaikan
episiotomy
1. Risiko Setelah dilakukan  Instruksikan klien untuk
kekurangan asuhan keperawatan mendorong pada kontraksi
volume cairan selama….,diharapkan  Kaji tanda vital setelah
cairan seimbang pemberian oksitosin
denngan criteria hasil:  Palpasi uterus
 TTV dbn  Kaji tanda dan gejala shock
 Darah yang  Massase uterus dengan
keluar ± 200 – perlahan setelah pengeluaran
300 cc plasenta
 Kolaborasi pemberian cairan
parentral

3. Risiko cedera Setelah dilakukan  Palpasi fundus uteri dan


maternal asuhan keperawatan massase dengan perlahan
selama….,diharapkan  Kaji irama pernafasan
cidera terkontrol  Bersihkan vulva dan
dengan criteria hasil: perineum dengan air dan
 Plasenta keluar larutan antiseptic

22
utuh  Kaji perilaku klien dan
  TTV dbn perubahan system saraf pusat
 Dapatkan sampel darah tali
pusat, kirim ke laboratorium
untuk menentukan golongan
darah bayi
 Kolaborasi pemberian cairan
parenteral

5. KALA IV
a. Pengkajian
a) Aktivitas
b) Sirkulasi
c) Integritas Ego
d) Eliminasi
e) Makanan/cairan
f) Neurosensori
g) Nyeri/ketidaknyamanan
h) Keamanan
i) Seksualitas

b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik
dan psikologis, ansietas.
2. Penurunan koping keluarga b.d transisi/peningkatan anggota
keluarga
3. Resiko kekurangan volume cairan
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO KEPERAWATA NOC NIC
N
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan  Kaji sifat dan derajat

23
efek hormone, keperawatan selama … ketidaknyamanan
trauma,edema diharapkan pasien dapat  Beri informasi yang tepat
jaringan, mengontrol nyeri, nyeri tentang perawatan selama
kelelahan fisik berkurang dengan Kriteria periode pascapartum
dan psikologis, hasil :  Lakukan tindakan
ansietas  Pasien melaporkan kenyamanan
nyeri berkurang  Anjurkan penggunaan
 Menunjukkan postur teknik relaksasi
dan ekspresi wajah  Beri analgesic sesuai
rileks kemampuan
 Pasien merasakan nyeri
berkurang pada skala
nyeri (0-2)
3. Penurunan koping Setelah dilakukan asuhan  Anjurkan klien untuk
keluarga b.d keperawatan menggendong, menyentuh
transisi/peningkat selama…..,diharapkan bayi
an anggota proses keluarga baik  Observasi dan catat
keluarga dengan kriteria hasil: interaksi bayi
o  Ada kedekatan ibu dengan   Anjurkan dan bantu
bayi pemberian ASI,
tergantung pada pilihan
klien
2. Resiko Setelah dilakukan asuhan  Tempatkan klien pada
kekurangan keperawatan posisi rekumben
volume cairan selama….,diharapkan  Kaji hal yang
cairan simbang dengan memperberat kejadian
criteria hasil: intrapartal
 TD dbn  Kaji masukan dan
 Jumlah dan warna haluaran
lokhea dbn  Perhatikan jenis persalinan
dan anastesi, kehilangan
daripada persalinan

24
 Kaji tekanan darah dan
nadi setiap 15 menit
 Dengan perlahan massase
fundus bila lunak
 Kaji jumlah, warna dan
sifat aliran lokhea
 Kolaborasi pemberian
cairan parentral

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
uri) yang dapat hidup di dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalanaa
lain (Rustam Muchtar, 1998).
Intranatal atau intrapartum adalah serangkaian kejadian yang berakhir
dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan / hampir cukup bualn, disertai
dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Sulaiman
Sastrawinata).

25
Sebab-Sebab Terjadinya Persalinan
a. Teori penurunan hormon progesterone.
b. Teori oxytocin.
c. Teori plasenta menjadi tua.
d. Teori prostaglandin.
e. Pengaruh janin.
f. Teori distensi rahim.
g. Teori iritasi mekanik

4.2 Saran
Sebagai seorang calon perawat yang nantinya akan bekerja di suatu
institusi Rumah Sakit tentunya kita dapat mengetahui mengenai Asuhan
Keperawatan intrapartum. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca, karena manusia tidak ada yang sempurna, agar penulis dapat belajar
lagi dalam penulisan makalah yang lebih baik. atas kritik dan saran dari
pembaca, penulis ucakan terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

Dongoes, M.E., 2001. Rencana Keperawatan Maternal Bayi : Pedoman untuk


Perencanaan dan Dokumentasi Klien (terjemahan). Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2001. Buku Acuan nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: EGC
Rohani, Saswita, R. Marisah. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa
Persalinan. Jakarta: Salemba Medika
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

26
27

Anda mungkin juga menyukai