PENDAHULUAN
Persalinan atau Partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya
terjadi pada usia kehamilan yang cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa
disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
menipis dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu dikatakan
belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks
(Damayanti, dkk, 2015).
Selama persalinan rahim berkontraksi leher rahim menjadi tipis
(penipisan) dan membuka (melebar). Proses ini biasanya berlangsung
beberapa jam atau satu atau beberapa hari. Persalinan adalah klimaks dari
kehamilan dimana berbagai sistem yang tampaknya tidak saling berhubungan
bekerja dalam keharmonisan untuk melahirkan bayi.
Intranatal atau intrapartum adalah rangkaian proses yang berakhir
dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan
kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada
serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta, penyebab awitan persalinan
spontan tidak diketahui walaupun sejumlah teori menarik telah dikembangkan
dan profesional perawatan kesehatan mengetahui cara menginduksi
persalinan pada kondisi tertentu.
1
h. Bagaimana Langkah - langkah Pertolongan Persalinan Normal ?
i. Bagaimana Asuhan Keperawatan Intrapartum ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi
miometrium pada setiap umur kehamilan.
e. Pengaruh janin.
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada
anencephalus, kehamilan sering lama dari biasanya.
f. Teori distensi rahim.
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot –
otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
g. Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser
dan ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his.
4
berlangsung dengan dilakukannya amniotomi/pemecahan ketuban atau
dengan induksi persalinan yaitu pemberian pitocin atau prostaglandin.
5
c. Persalinan Palsu
Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang
memberi pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada persalinan
palsu sebenarnya timbul akibat kontraksi Braxton Hicks yang tidak nyeri,
yang telah terjadi sejak sekitar enam minggu kehamilan. Bagaimanapun,
persalinan palsu juga mengindikasikan bahwa persalinan sudah dekat.
d. Ketuban Pecah Dini
Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala I persalinan. Apabila
terjadi sebelum waktu persalinan, kondisi itu disebut Ketuban Pecah Dini
(KPD). Hal ini dialami oleh sekitar 12% wanita hamil. Kurang lebih 80%
wanita yang mendekati usia kehamilan cukup bulan dan mengalami KPD
mulai mengalami persalinan spontan mereka pada waktu 24 jam.
e. Bloody Show
Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan terjadi, biasanya
dalam 24 hingga 48 jam. Akan tetapi bloody show bukan merupakan tanda
persalinan yang bermakna jika pemeriksaan vagina sudah dilakukan 48
jam sebelumnya karena rabas lendir yang bercampur darah selama waktu
tersebut mungkin akibat trauma kecil terhadap atau perusakan plak lendir
saat pemeriksaan tersebut dilakukan.
f. Lonjakan Energi
Terjadinya lonjakan energi ini belum dapat dijelaksan selain bahwa hal
tersebut terjadi alamiah, yamg memungkinkan wanita memperoleh energi
yang diperlukan untuk menjalani persalinan. Wanita harus diinformasikan
tentang kemungkinan lonjakan energi ini untuk menahan diri
menggunakannya dan justru menghemat untuk persalinan.
g. Gangguan Saluran Cerna
Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan mencerna,
mual, dan muntah, diduga hal-hal tersebut gejala menjelang persalinan
walaupun belum ada penjelasan untuk kali ini. Beberapa wanita
mengalami satu atau beberapa gejala tersebut (Varney, 2007).
6
2.5 Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan janin
untuk menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu. Terdapat delapan gerakan posisi
dasar yang terjdai ketika janin berada dalam presentasi vertex sefalik.
Gerakan tersebut, sebagai berikut:
a. Engagement
Terjadi ketika diameter biparietal kepala janin telah melalui pintu atas
panggul.
b. Penurunan Kepala
Penurunan kepala lengkap terjadi selama persalinan oleh karena itu
keduanya diperlukan untuk terjadi bersamaan dengan mekanisme lainya.
c. Fleksi Rotasi Internal
Hal yang sangat penting untuk penurunan lebih lanjut. Melalui penurunan
ini diameter Sub oksipitobregmantika yang lebih kecil digantikan dengan
diameter kepala janin tidak dalam keadaan fleksi sempurna, atau tidak
berada dalam sikap militer atau tidak dalam keadaan beberapa derajat
ekstensi.
d. Rotasi Internal
Menyebabkan diameter anteroposterior kepala janin menjdai sejajar
dengan diameter anteroposterior pelvis ibu. Paling biasa terjadi adalah
oksipot berotasi ke bagian anterior pelvis ibu, dibawah simfisis pubis.
e. Pelahiran Kepala
Pelahiran kepala berlangsung melalui ekstensi kepala untuk mengeluarkan
oksiputanterior. Dengan demikian kepala dilahirkan dengan ekstensi
seperti, oksiput, sutura sagitalis, fontanel anterior, alis, orbit, hidung,
mulut, dan dagu secara berurutan muncul dari perineum.
f. Restitusi
Rotasi kepala 450 baik kearah kanan maupun kiri, berantung pada arah dari
tempat kepala berotasi ke posisi oksiput-anterior.
g. Rotasi Eksternal
Terjadi pada saat bahu berotasi 450, menyebabkan diameter bisakromial
sejajar dengan diameter anteroposterior pada pnitu bawah panggul. Hal ini
7
menyebabkan kepala melakukan rotasi eksteral lain sebesar 450 ke posisi
LOT atau ROT, bergantung arah restuisi.
h. Pelahiran Bahu dan Tubuh dengan Fleksi Laterral melalui Sumbu Arcus.
Sumbu carcus adalah ujung keluar paling bawah pada pelvis. Bahu
anterior kemudian terlihat pada orifisum vulvovaginal, yang menyentuh di
bawah simfisis pubis, bahu posterior kemudian menggembugkan perineum
dan lahir dengan posisi ateral. Setelah bahu lahir, bagian badan yang
tersisa mengikuti sumbu Carus dan segera lahir (Varney, 2007).
8
lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses
penipisan dan pembukaan.
b) Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu daripada
ostium eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti
lingkaran kecil di tengah), sedangkan pada multipara, ostium internum
dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak
berbentuk seperti garis lebar).
c) Periode Kala 1 pada primigravida lebih lama (12 jam) dibandingkan
multipara (8 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase
laten pasien primigravida memerlukan waktu lebih lama.
Sifat His pada Kala 1 :
a) Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik.
Serviks terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus
meningkat.
b) Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir.
c) Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60
mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik. Serviks
terbuka sampai lengkap (+10cm).
Peristiwa penting Kala 1 :
a) Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat
mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis
servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat
pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
b) Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks
menipis dan mendatar.
c) Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan
ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum
pembukaan 5 cm).
Kemajuan persalinan dalam kala I :
a) Kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala I :
Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi
dan durasi.
9
Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama
persalinan faseaktif (dilatasi serviks berlangsung atau ada
disebelah kiri garis waspada).
Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
b) Kemajuan yang kurang baik pada kala I :
Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten.
Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam
selama persalinan fase aktif (dilatasi serviks berada disebelah
kanan garis waspada).
Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
c) Kemajuan pada kondisi ibu.
Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia sedang dalam
keadaan dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup
melalui oral atau IV dan berikan analgesik secukupnya.
Jika tekanan darah ibu menurun, curigai adanya perdarahan
Jika terdapat aceton didalam urine ibu, curigai masukan nutrisi
yang kurang. Segera berikan dextrose IV.
d) Kemajuan pada kondisi janin.
Jika didapati DJJ tidak normal (kurang dari 100 atau lebih dari
180 x / menit) curigai adanya gawat janin.
Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan reflek fleksi
sempurna digolongkan dalam malposisi atau malpresentasi.
b. Kala II
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat
bayi telah lahir lengkap. Pada Kala II ini His menjadi lebih kuat, lebih
sering, dan lebih lama. Selaput ketuban mungkin juga sudah pecah/ baru
pecah spontan pada awal Kala II ini. Rata-rata waktu untuk keseluruhan
proses Kala II pada primigravida ± 1,5 jam, dan multipara ± 0,5 jam.
Sifat His :
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan
terjadi juga akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada
persalinan normal yaitu kepala) yang menekan anus dan rektum.
10
Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-otot dinding
abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan bayi.
Peristiwa penting pada Kala II:
a) Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai
dasar panggul.
b) Ibu timbul perasaan/ refleks ingin mengedan yang semakin kuat.
c) Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologis)
d) Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis
(simfisis pubis sebagai sumbu putar/ hipomoklion), selanjutnya
dilahirkan badan dan anggota badan.
e) Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk
memperbesar jalan lahir (episiotomi).
Proses pengeluaran janin pada Kala II (persalinan letak belakang kepala) :
a) Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak
lurus dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring /
membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior /
posterior).
b) Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung
dari his dari daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari
cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding perut dan diafragma
(mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
c) Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala
berubah dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi
diameter suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
d) Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala,
putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis),
membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan diameter
biparietalis.
e) Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah
oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir
berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
11
f) Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai
dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan
posisi anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan
bahu depan dan bahu belakang.
g) Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan
dengan mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan,
pinggul / trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.
c. Kala III
a) Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan
lahirnya plasenta.
b) Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus,
serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
c) Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze)
ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-
Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak
sentral dan marginal.
d) Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus
adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan
berdarah.
e) Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus
setinggi sekitar / di atas pusat.
Sifat His :
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus
menurun. Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun
dapat juga tetap menempel (retensio) dan memerlukan tindakan aktif
(manual aid).
d. Kala IV
Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1 jam
setelahnya.
Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala IV persalinan :
a) Kontraksi uterus harus baik
b) Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
12
c) Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
d) Kandung kencing harus kosong
e) Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
f) Resume keadaan umum ibu dan bayi.
13
b. Episotomi dilakukan pada saat his dan mengejan untuk mengurangi sakit.
Tujuan episiotomi adalah untuk menjamin agar luka teratur sehingga
mudah mengait dan melakukan adaptasi.
c. Persiapan kelahiran kepala, tangan kanan menahan perineum sehingga
tidak terjadi robekan baru sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk
mengendalikan ekspulsi.
d. Setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan
hidung dibersihkan dari lender kepala dibiarkan untuk melakukan putar
paksi dalam guna menyesuaikan os aksiput kearah punggung.
e. Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam
kebawah untuk melahirkan bahu depan, ditarik keatas untuk melahirkan
bahu belakang setelah kedua bahu lahir ketiak dikaitr untuk melahirkan
sisa badan bayi.
f. Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas dibersihkan dengan menghisap
lendir sehingga bayi dapat bernafas dan menangis dengan nyaring pertanda
jalan nafas bebas dari hambatan.
g. Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :
Setelah bayi menangis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah
berkembang dengan sempurna
Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi
yang aterm sehingga peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc
Pada bayi prematur pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga
darah yang masuk ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar untuk
mengurangi terjadi ikterus hemolitik dan kern ikterus
h. Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya
i. Sementara menunggu pelepasan plasenta dapat dilakukan
Kateterisasi kandung kemih
Menjahit luka spontan atau luka episiotomi
BAB III
14
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Identitas
a. Pasien
Nama :
Tanggal lahir :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Status perkawinan :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Tanggal Masuk :
Diagnosa Medis :
2. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan pasien
1) Riwayat kesehatan sekarang
a) Alasan masuk RS
b) Keluhan utama
c) Riwayat kehamilan
2) Riwayat Kesehatan dulu
a) Riwayat Penyakit
b) Riwayat Reproduksi
(1) Riwayat menstruasi
(2) Riwayat pernikahan
(3) Riwayat Persalinan sebelumnya
(4) Riwayat KB
(5) Riwayat gangguan reproduksi
b. Kesehatan keluarga
1) Riwayat kesehatan keluarga
3. Pola Kebiasaan
15
a. Aspek fisik biologis
1) Pola nutrisi.
2) Pola eliminasi
3) Pola aktivitas-istirahat
4) Kebersihan diri
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum :
b. Status gizi
Berat badan saat ini :
Tinggi badan :
IMT :
c. Tanda-tanda vital
c. Intervensi
16
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Ansietas b.d krisis Setelah dilakukan Orientasikan klien pada
situasional akibat asuhan keperawatan lingkungan, staf dan
proses persalinan selama prosedur
……..diharapkan Berikan informasi tentang
ansietas pasien perubahan psikologis dan
berkurang dengan fisiologis pada persalinan.
criteria hasil: Kaji tingkat dan penyebab
TTV dbn ansietas.
Pasien dapat Pantau tekanan darah dan
mengungkapkan nadi sesuai indikasi.
perasaan cemasnya. Anjurkan klien
Lingkungan sekitar mengungkapkan
pasien tenang dan perasaannya.
kondusif Berikan lingkungan yang
tenang dan nyaman untuk
pasien
2. Defisiensi Setelah dilakukan Kaji persiapan,tingkat
pengetahuan asuhan keperawatan pengetahuan dan harapan
tentang kemajuan selama….,pengetahuan klien
persalinan b.d pasien tentang Beri informasi dan
kurang mengingat persalinan meningkat kemajuan persalinan
informasi yang dengan kriteria hasil: normal.
diberikan, Pasien dapat Demonstrasikan teknik
kesalahan mendemonstrasikan pernapasan atau relaksasi
interpretasi teknik pernafasan dan dengan tepat untuk setiap
informasi. posisi yang tepat untuk fase persalinan
fase persalinan
3. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan Kaji latar belakang budaya
terhadap infeksi keperawatan klien.
maternal b.d selama….diharapkan Kaji sekresi vagina,
pemeriksaan infeksi maternal dapat pantau tanda-tanda vital.
17
vagina berulang terkontrol dengan Tekankan pentingnya
dan kontaminasi criteria hasil: mencuci tangan yang baik.
fekal. TTV dbn Gunakan teknik aseptic
Tidak terdapat tanda- saat pemeriksaan vagina.
tanda infeksi Lakukan perawatan
perineal setelah eliminasi.
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut Setelah dilakukan Kaji derajat
berhubungan asuhan keperawatan ketidaknyamanan secara
dengan tekanan selama…..,diharapkan verbal dan nonverbal
mekanik dari bagian nyeri terkontrol Pantau dilatasi servik
presentasi. dengan criteria hasil: Pantau tanda vital dan DJJ
TTV dbn Bantu penggunaan teknik
Pasien dapat pernapasan dan relaksasi
mendemonstrasikan Bantu tindakan
kontrol nyeri kenyamanan spt.
18
Gosok punggung, kaki
Anjurkan pasien berkemih
1-2 jam
Berikan informasi tentang
ketersediaan analgesic
Dukung keputusan klien
menggunakan obat-
obatan/tidak
Berikan lingkungan yang
tenang
2. Gangguan eliminasi Setelah dilakukan Palpasi di atas simpisis
urin b.d perubahan asuhan keperawatan pubis
masukan dan selama….,diharapkan Monitor masukan dan
kompresi mekanik eliminasi urine pasien haluaran
kandung kemih. normal dengan kriteria Anjurkan upaya berkemih
hasil: sedikitnya 1-2 jam
Cairan seimbang Posisikan klien tegak dan
Berkemih teratur cucurkan air hangat di atas
perineum
Ukur suhu dan nadi, kaji
adanya peningkatan
Kaji kekeringan kulit dan
membrane mukosa
3 Keletihan b.d Setelah diberikan Kaji tanda – tanda vital
peningkatan asuhan keperawatan yaitu nadi dan tekanan
kebutuhan energi selama … diharapkan darah
akibat peningkatan ibu tidak mengalami Anjurkan untuk relaksasi
metabolisme keletihan dengan dan istirahat di antara
sekunder akibat kriteria hasili: kontraksi
nyeri selama nadi:60- Sarankan suami atau
persalinan 80x/menit(saat tidak keluarga untuk
ada his), ibu mendampingi ibu
19
menyatakan masih Sarankan keluarga untuk
memiliki cukup menawarkan dan
tenaga memberikan minuman
atau makanan kepada ibu
3. KALA II
a. Pengkajian
a) Aktivitas/ istirahat
b) Sirkulasi
c) Integritas ego
d) Eliminasi
e) Nyeri / ketidaknyamanan
f) Pernafasan
g) Seksualitas
b. Diagnosa Keperawatan
1 Nyeri akut b.d tekanan mekanis pada bagian presentasi
2 Penurunan curah jantung b.d fluktasi aliran balik vena
3 Risiko kerusakan integritas kulit
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Identifikasi derajat
tekanan mekanis pada asuhan keperawatan ketidaknyamanan
bagian presentasi selama….,diharapkan Berikan tanda/ tindakan
nyeri terkontrol kenyamanan seperti
dengan kriteria hasil: perawatan kulit, mulut,
TTV dbn perineal dan alat-alat
Pasien dapat tenun yang kering
mendemostrasikan Bantu pasien memilih
nafas dalam dan posisi yang nyaman untuk
teknik mengedan mengedan
Pantau tanda vital ibu dan
20
DJJ
Kolaborasi pemasangan
kateter dan anastesi
2. Penurunan curah Setelah dilakukan Pantau tekanan darah dan
jantung b.d fluktuasi asuhan keperawatan nadi tiap 5 – 15 menit
aliran balik vena selama…..,diharapkan Anjurkan pasien untuk
kondisi cardiovaskuler inhalasi dan ekhalasi
pasien membaik selama upaya mengedan
dengan kriteria hasil: Anjurkan klien / pasangan
TD dan nadi dbn memilih posisi persalinan
Suplay O2 tersedia yang mengoptimalkan
sirkulasi.
3. Risiko kerusakan Setelah asuhan Bantu klien dan pasangan
integritas kulit keperawatan pada posisi tepat
selama….,diharapkan Bantu klien sesuai
integritas kulit kebutuhan
terkontrol dengan Kolaborasi epiostomi garis
kriteria hasil: tengah atau medic lateral
Luka perineum Kolaborasi terhadap
tertutup pemantauan kandung
(epiostomi) kemih dan kateterisasi
4. KALA III
a. Pengkajian
a) Aktivitas / istirahat
b) Sirkulasi
c) Makan dan cairan
d) Nyeri / ketidaknyamanan
e) Seksualitas
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d trauma jaringan setelah melahirkan
21
2. Risiko kekurangan volume cairan
3. Risiko cidera maternal
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO KEPERAWATA NOC NIC
N
2. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Bantu penggunaan teknik
trauma jaringan asuhan keperawatan pernapasan
setelah selama…,diharapkan Berikan kompres es pada
melahirkan nyeri terkontrol perineum setelah melahirkan
dengan criteria hasil: Ganti pakaian dan liner basah
Pasien dapat Berikan selimut penghangat
control nyeri Kolaborasi perbaikan
episiotomy
1. Risiko Setelah dilakukan Instruksikan klien untuk
kekurangan asuhan keperawatan mendorong pada kontraksi
volume cairan selama….,diharapkan Kaji tanda vital setelah
cairan seimbang pemberian oksitosin
denngan criteria hasil: Palpasi uterus
TTV dbn Kaji tanda dan gejala shock
Darah yang Massase uterus dengan
keluar ± 200 – perlahan setelah pengeluaran
300 cc plasenta
Kolaborasi pemberian cairan
parentral
22
utuh Kaji perilaku klien dan
TTV dbn perubahan system saraf pusat
Dapatkan sampel darah tali
pusat, kirim ke laboratorium
untuk menentukan golongan
darah bayi
Kolaborasi pemberian cairan
parenteral
5. KALA IV
a. Pengkajian
a) Aktivitas
b) Sirkulasi
c) Integritas Ego
d) Eliminasi
e) Makanan/cairan
f) Neurosensori
g) Nyeri/ketidaknyamanan
h) Keamanan
i) Seksualitas
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik
dan psikologis, ansietas.
2. Penurunan koping keluarga b.d transisi/peningkatan anggota
keluarga
3. Resiko kekurangan volume cairan
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO KEPERAWATA NOC NIC
N
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan Kaji sifat dan derajat
23
efek hormone, keperawatan selama … ketidaknyamanan
trauma,edema diharapkan pasien dapat Beri informasi yang tepat
jaringan, mengontrol nyeri, nyeri tentang perawatan selama
kelelahan fisik berkurang dengan Kriteria periode pascapartum
dan psikologis, hasil : Lakukan tindakan
ansietas Pasien melaporkan kenyamanan
nyeri berkurang Anjurkan penggunaan
Menunjukkan postur teknik relaksasi
dan ekspresi wajah Beri analgesic sesuai
rileks kemampuan
Pasien merasakan nyeri
berkurang pada skala
nyeri (0-2)
3. Penurunan koping Setelah dilakukan asuhan Anjurkan klien untuk
keluarga b.d keperawatan menggendong, menyentuh
transisi/peningkat selama…..,diharapkan bayi
an anggota proses keluarga baik Observasi dan catat
keluarga dengan kriteria hasil: interaksi bayi
o Ada kedekatan ibu dengan Anjurkan dan bantu
bayi pemberian ASI,
tergantung pada pilihan
klien
2. Resiko Setelah dilakukan asuhan Tempatkan klien pada
kekurangan keperawatan posisi rekumben
volume cairan selama….,diharapkan Kaji hal yang
cairan simbang dengan memperberat kejadian
criteria hasil: intrapartal
TD dbn Kaji masukan dan
Jumlah dan warna haluaran
lokhea dbn Perhatikan jenis persalinan
dan anastesi, kehilangan
daripada persalinan
24
Kaji tekanan darah dan
nadi setiap 15 menit
Dengan perlahan massase
fundus bila lunak
Kaji jumlah, warna dan
sifat aliran lokhea
Kolaborasi pemberian
cairan parentral
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
uri) yang dapat hidup di dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalanaa
lain (Rustam Muchtar, 1998).
Intranatal atau intrapartum adalah serangkaian kejadian yang berakhir
dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan / hampir cukup bualn, disertai
dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Sulaiman
Sastrawinata).
25
Sebab-Sebab Terjadinya Persalinan
a. Teori penurunan hormon progesterone.
b. Teori oxytocin.
c. Teori plasenta menjadi tua.
d. Teori prostaglandin.
e. Pengaruh janin.
f. Teori distensi rahim.
g. Teori iritasi mekanik
4.2 Saran
Sebagai seorang calon perawat yang nantinya akan bekerja di suatu
institusi Rumah Sakit tentunya kita dapat mengetahui mengenai Asuhan
Keperawatan intrapartum. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca, karena manusia tidak ada yang sempurna, agar penulis dapat belajar
lagi dalam penulisan makalah yang lebih baik. atas kritik dan saran dari
pembaca, penulis ucakan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
26
27