Dosen Pembimbing:
Kiswati SST., M.Kes
Disusun Oleh:
Reni Nur’Aini (P17312215120)
Dosen Pembimbing
Kiswati,SST., M.Kes
NIP. 196807171 988032 003
Mengetahui,
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan Satuan acara penyuluhan tentang “Kegiatan
Konselor Teman Sebaya” sebagai pemenuhan tugas dari kegiatan kelompok pada Stase 2 Pra
Konsepsi dan Kehamilan Sehat di Semester I Tahap Pendidikan Profesi pada Tahun Akademik
2021/2022.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Kiswati, SST., M.Kes selaku pembimbing
PK pada Stase 2 Prakonsepsi dan kehamilan sehat serta semua pihak yang telah membantu
proses pembuatan makalah ini dari awal sampai selesai.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini agar menjadi lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya, semoga
makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Latar Belakang
Infertilitas merupakan kondisi yang umum ditemukan dan dapat disebabkan oleh
faktor perempuan, laki-laki, maupun keduanya. Infertilitas dapat juga tidak diketahui
penyebabnya yang dikenal dengan istilah infertilitas idiopatik. Masalah infertilitas
dapat memberikan dampak besar bagi pasangan suami-istri yang mengalaminya, selain
menyebabkan masalah medis, infertilitas juga dapat menyebabkan masalah ekonomi
maupun psikologis. Secara garis besar, pasangan yang mengalami infertilitas akan
menjalani proses panjang dari evaluasi dan pengobatan, dimana proses ini dapat
menjadi beban fisik dan psikologis bagi pasangan infertilitas.
Faktor yang dapat menyebabkan infertil sangatlah komplek, yang mana dapat
terjadi pada pria maupun perempuan ataupun pada kedua pasangan suami istri. Salah
satu yang dapat terjadi pada wanita infertil karena masalah ovulasi. Siklus menstruasi
idealnya teratur dengan rentang waktu 21-35 hari. Siklus menstruasi yang normal akan
mencerminkan organ reproduksi yang cenderung sehat. Siklus menstruasi dipengaruhi
oleh hormone dan system limbic dalam tubuh. Jika seorang wanita mengalami stress,
kemudian berpengaruh pada sistem limbiknya dan akan berdampak pada sistem kerja
HPO.
Sesuai dengan penjelasan diatas, maka asuhan yang dapat diberikan pada
pasangan suami istri yang mengalami infertilitas khusunya perempuan dengan siklus
panjang dan tidak teratur maka dapat diberikan penatalaksanaan yang sesuai seperti
dukungan mental, psikologis, dan metode yang dapat menurunkan stress. Oleh sebab
itu, perlunya dilakukan penyuluhan tentang pemberdayaan perempuan dengan masalah
infertilitas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan infertilitas?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi infertil?
3. Bagaimana cara mengatasi infertilitas?
4. Bagaimana pengaruh stress terhadap siklus menstruasi?
5. Bagaimana cara mengatasi stress dengan program mindfulness based stress
reduction (MBSR)?
C. Prioritas Masalah
Pemberdayaan perempuan dengan masalah infertilitas dan pengaruh stress terhadap
siklus menstruasi yang dapat menyebabkan infertilitas pada pasangan suami istri.
D. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah pemberian edukasi tentang kesehatan reproduksi remaja, perempuan
dapat berdaya dalam menghadapi kasus infertilitas dan mampu menjelaskan
Infertilitas
E. Materi
Pengertian infertilitas
Faktor yang mempengaruhi infertilitas
Cara mengatasi infertil
Pengaruh stress terhadap siklus menstruasi
Cara mengatasi stress dengan program mindfulness based stress reduction
(MBSR)
F. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab
G. Media
Buku saku dan leaflet
I. Evaluasi
1. Evaluasi proses
Peserta terlihat antusias dan mendengarkan dengan seksama penjelasan dari
pemateri
Keaktifan bertanya dari peserta mengenai materi yang disampaikan
2. Evaluasi hasil
Peserta mampu menjawab pertanyaan dari pemateri
Setelah dilakukan review peserta dapat menjelaskan jawaban dari pertanyaan
pemateri dengan baik.
Pertanyaan:
- Bagaimana cara mengatasi stress dengan mindfulness based stress
reduction?
- Bagaimana pengaruh siklus menstruasi terhadap infertil?
J. Referensi
Agista, N. T. (2016). Psikologi Perempuan dengan Masalah Infertilitas Studi
Fenomenologi pada Wanita di Halim Fertility Center Tahun 2017. 38.
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/20120/157032070.pdf?s
equence=1&isAllowed=y
Ayu Safira, E. (2020). Dinamika Penerimaan Diri Pada Istri Dalam Pernikahan
Tanpa Keturunan. http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/90248
Detricia Tedjawidjaja, M. S. R. (2015). Antara Harapan Dan Takdir : Resolution to
Infertility. Jurnal Experientia, 3, 109–119.
Lazim, O. K. dan. (2013). Menurunkan Infertility-Related Stress Dengan Program
Mindfulness Based Stress Reduction ( Mbsr ). Journal Tunas Bangsa, 13, 185–
197.
Maulana, Z., & Tanjung, T. (2021). Pengaruh Stres Terhadap Perubahan Siklus
Menstruasi pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera
Utara Angkatan 2020. Jurnal Kedokteran Ibnu Nafis, 10(1), 67–71.
Soegiharto Soebijanto. (2013). Konsensus Penanganan Infertilitas daftar isi.
Konsensus Penanganan Infertil.
Susilawati, D. (2019). Hubungan Obesitas Dan Siklus Menstruasi Dengan Kejadian
Infertilitas Pada Pasangan Usia Subur Di Klinik dr. Hj. Putri Sri Lasmini SpOG
(K) Periode Januari-Juli Tahun 2017. Jurnal Kesehatan Mercusuar, 2(1), 8.
https://doi.org/10.36984/jkm.v2i1.20
Lampiran Materi
Setelah kita mengetahui penyebab terjadi infertil yang perlu dilakukan oleh pasangan
suami istri adalah:
a. Melakukan ikhtiar dengan tetap periksa ke dr.SpOG, melakukan program hamil, dan
konsultasi mengenai masalah kesehatan reproduksi yang berhubungan dengan
terjadinya infertil.
b. Penerimaan akan keadaan yang dialami serta berserah diri atau pun pasrah terhadap
kehendak Tuhan Yang Maha Esa dan memperbaiki relasi dengan Tuhan. Kepasrahan
bahwa situasi infertilitas tersebut tidak benar-benar buruk karena merupakan bagian
dari rencana Tuhan, maka akhirnya pasti indah (Detricia Tedjawidjaja, 2015). Tahap
penerimaan (acceptance) terhadap infertilitas. Untuk bisa masuk ke dalam tahap ini,
individu harus mengatasi terlebih dulu perasaan duka yang muncul pada tahap
sebelumnya, seperti perasaan menyangkal, marah, berduka, depresi, dan menerima.
Proses menerima bukanlah hal yang mudah khususnya pada wanita. Dalam beragama
islam seseorang diajarkan untuk bersifat qona’ah kepada Tuhan yang mana
menyerahan kepada Tuhan bahwa anak merupakan karunia Tuhan dan menghadapi
setiap kesulitan hidup dengan santai (enjoy) (Agista, 2016) (Ayu Safira, 2020).
c. Dukungan terhadap masing-masing individu (psikoterapi suportif pasangan adalah
terapi bicara dengan merancang seseorang untuk menyampaikan keluh kesah yang
dihadapinya. Setelah itu megajari untuk coping stress. Bentuk coping stress tersebut
masuk dalam emotional focused coping (Sarafino & Smith, 2011). Contoh coping
stress berupa pergi berlibur dengan suami atau sanak saudara, pergi bersama teman-
teman, dan lain-lain. Diharapkan dengan adanya coping stress wanita akan mengalami
perasaan tenang dan senang kembali (Detricia Tedjawidjaja, 2015).
d. Ketenangan jiwa/psikologis. Masalah infertilitas pada pasangan suami istri akan
berdampak terhadap psikologis keduanya terlebih lagi pada wanita, perasaan emosional
akan lebih sensitif terhadap pandangan dan komentar masyarakat sekitar. Oleh sebab
itu, penerimaan diri merupakan aktualisasi diri dan ketenangan yang merupakan salah
satu ciri dari kesehatan mental (Ayu Safira, 2020).