Anda di halaman 1dari 18

RANCANGAN TUGAS MATA KULIAH HUMANIORA

Dosen : Putri Wahyu Wigati.,SST.,MPH

TUGAS

K
E
L
O
M
P
O
K

II

1. Ni wayan agustini
2. Nurjannah
3. Silvi Rosalinda
4. Dwi vitayanti
5. Yulia ferderika
6. Nurna handayani
7. Hukma
8. Isra abdul halik
9. Arifki susanti
10. Faridatul jahriah

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D.IV)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang mahasa esa,
atas segalah limpahan rahmat dan karunianya kepada kami kelompok dua sebagai penulis
sehingga dapat meneyelesaikanmakalah ini dengan judul “Kemitraan Bidan dan Perawat”

Kami sebagai penulis meneyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan
dan tuntutan Tuhan yang maha esa dan tidak lepas bantuan brtbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini kami kelompok dua sebagai penulis menghaturkan rasa hormat dan terimah kasih
yang sebesar besarnya kepada semua pihak dalam pembuatan makalah.

Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisan, Namun demikian kami telah berupaya dengan
segalah kemampuan dan pengetahuan yang di miliki sehingga dapat selesai dengan baik oleh
karenanya, Kami dengan rendah hati dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul
guna penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………..iii


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….....iv

BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………………………………….....1
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………...1
B. Tujuan……………………………………………………………………………….2
1. Tujuan umum…………………………………………………………………..2
2. Tujuan Khusus………………………………………………………………....2
3. Manfaat Penulisan…………………………………………………………….. 3
BAB II
PEMBAHASAN……………………………………………………………………………..3

A. Hubungan dengan sesame profesi………………………………………………....3


1. Etika (Kode etik) profesi Bidan dan Perawat…………………………………3
a. Fungsi Etika dan mortalitas dalam pelayanan…………………………….3
b. Secara umum tujuan menciptakan kode etik……………………………..4
2. Kewajiban Bidan terhadap profesinya………………………………………..5
3. Kewajiban Bidan terhadap sejawat/ Perawat………………………………… 5
4. Issue etik dalam peningkatan pelayanan…………………………………….. 5
a. Pengertian issue Etik……………………………………………………….6
b. Issue Moral…………………………………………………………………6
5. Kolaborasi dalam praktek Kebidanan…………………………………………6
a. Kunci Efektifitas kolaborasi/kemitraan…………………………………...7
b. Contoh kerja sama Bidan dan Perawat……………………………………7
B. Kesadaran dari adanya dimendi etik dalam berfrofesi……………………………8
1. Dimensi Etik…………………………………………………………………….8
2. Etik peran bidan sebagai konselor……………………………………………..9
C. Hubungan dengan profesi lain……………………………………………………..9
D. Menjalin kerja sama dengan pelayanan kebidanan yang di tinjau dari segi
Hububgan dengan profesi perawat………………………………………………..12

BAB III
PENUTUP…………………………………………………………………………………..14
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………14
B. Saran………………………………………………………………………………..14
DAFTAR PUSAKA………………………………………………………………………...15
KEMITRAAN BIDAN DAN PERAWAT

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan dan perawat merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena
lingkup kegiatan bidan dan perawat sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Karena itu,
selain mempunyai pengetahuan dan keterampilan, agar dapat diterima di masyarakat bidan dan
perawat juga harus memiliki etika yang baik sebagai pedoman bersikap/ bertindak dalam
memberikan suatu pelayanan, khususnya dalam peningkatan pelayanan kesehatan maupun
kebidanan.
Pada masyarakat daerah, bidan dan perawat yang di percaya adalah yang beretika. Hal ini
tentu akan sangat menguntungkan baik bidan maupun perawat yang mempunyai etika yang baik
karena akan mudah mendapatkan relasi dengan masyarakat sehingga masyarakat juga akan
percaya pada bidan dan perawat. Etika dalam peningkatan pelayanan kebidanan merupakan isu
utama diberbagai tempat, dimana sering terjadi karena kurang pemahaman para praktisi
pelayanan kebidanan terhadap etika. Peningkatan Pelayanan kebidanan adalah proses yang
menyeluruh sehingga membutuhkan bidan dan perwat yang mampu menyatu dengan ibu dan
keluarganya. Bidan dan perawat harus berpartisipasi dalam memberikan pelayanan kepada ibu
sejak konseling pra konsepsi, skrening antenatal, pelayanan intrapartum, perawatan intensif pada
neonatal, dan postpartum serta mempersiapkan ibu untuk pilihannya meliputi persalinan di
rumah, kelahiran seksio sesaria, dan sebagainya. Bidan dan perawat sebagai pemberi pelayanan
harus menjamin pelayanan yang profesional dan akuntibilitas serta aspek legal dalam
peningkatan pelayanan kebidanan. Bidan dan perawat sebagai praktisi pelayanan harus menjaga
perkembangan praktik berdasarkan evidence based ( Fakta yang ada) sehingga berbagai dimensi
etik dan bagaimna kedekatan tentang etika merupakan hal yang penting untuk digali dan
dipahami. Dari uraian di atas makalah ini akan membahas “Kemitraan / Kerjasama bidan
Dengan Perwat Dalam Memberikan Peningkatan Pelayanan Kebidanan”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui kerjasama antara bidan dengan perawat dalam memberikan peningkatan
Pelayanan kebidan

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan dengan sesama profesi
b. Untuk mengetahui kesadaran dari adanya dimensi etis dan berprofesi
c. Untuk mengetahui hubungan dengan profesi lain.
3. Manfaat Penulisan.
a. Sebagai salah satu tugas kelompok dalam mata kuliah
b. Sebagai bahan masukan dan tambahan pengetahuan untuk menyusun dan teman kelas
mengenai kolaborasi bidan dan perawat.
c. Makalah ini di harapkan dapat menambah wawasan atau pengetahuan para pembaca
BAB II
PEMBAHASAN

A. HUBUNGAN DENGAN SESAMA PROFESI


1. Etika (Kode Etik) Profesi Bidan dan Perawat
Etik adalah kumpulan asa atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai benar dan salah
yang dianut suatu organisasi atau masyarakat.
Kode etik profesi merupakan "suatu pernyataan komprehensif dari profesi yang memberikan
tuntunan bagi angotanya untuk melaksanakan praktik dalam bidang profesinya baik yang
berhubungan dengan klien /pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat, profesi dan dirinya
sendin".

a. Fungsi Etika dan Moralitas Dalam Pelayanan :


1) Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien
2) Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yg
Merigikan / membahayakan orang lain.
3) Menjaga privacy setiap individu
4) Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya.
5) Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa alasannya
6) Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu
masalah
7) Menghasilkan tindakan yg benar
8) Mendapatkan informasi tenfang hal yg sebenarnya
9) Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik, buruk, benar
atau salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya
10) Berhubungan dengans pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak
11) Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik serta mengatur hal-hal yang bersifat
praktik
12) Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di
dalam oganisasi profesi.
13) Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg biasa
kode etik profesi

b. Secara umum tujuan menciptakan kode etik adalah sebagai berikut:


1) Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi Bidan dan perawat.
Dalam hal ini yang dijaga adalah image dan pihak luar atau masyarakat mencegah orang
luar memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh karena itu, setiap kode etik suatu
profesi akan melarang berbagai bentuk tindak tanduk atau kelakuan anggota profesi yang
dapat mencemarkan nama baik profesi di dunia luar. Dari segi ini kode etik juga disebut
kode kehormatan.
2) Untuk menjaga dan memelihara kesejahtraan para anggota
Yang dimaksud kesejahteraan ialah kesejahteraan material dan spiritual atau mental.
Dalam hal kesejahteraan materil angota profesi kode etik umumnya menerapkan larangan-
larangan bagi anggotanya untuk melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode
etik juga menciptakan peraturan-peraturan yang ditujukan kepada pembahasan tingkah laku
yang tidak pantas atau tidak jujur para anggota profesi dalam interaksinya dengan sesama
anggota profesi.

3) Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi Bidan dan perawat


Dalam hal ini kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu, sehingga para
anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian
profesinya. Oleh karena itu kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu
dilakukan oleh para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.

4) Untuk meningkatkan mutu profesi Bidan dan perawat


Kode etik juga memuat tentang norma-norma serta anjuran agar profesi selalu berusaha
untuk meningkatkan mutu profesi sesuai dengan bidang pengabdiannya. Selain itu kode
etik juga mengatur bagaimana cara memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi.
2. Kewajiban Bidan Terhadap Profesinya
a. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat

b. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan


profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi

c. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya
yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya

3. Kewajiban Bidan Terhadap Sejawat / Perawat


a. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya / perawat untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi

b. Setiap tindakan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya

4. Issu Etik Dalam peningkatan Pelayanan Kebidanan


a. Pengertian Issue Etik
Isue etik adalah topic yang cukup penting untuk dibicarakan sehingga mayoritas
individu akan mengeluerkan opini terhadap maslah tersebut sesuai dengan asas ataupun nilai
yang berkenaan dengan akhlak, nilai benar salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat. Contoh issu etik yaitu Disuatu desa yang tidak jauh dari kota dimana di desa
tersebut ada 2 orang bidan, yaitu bidan A dan bidan B yang sama-sama memiliki BPS dan
ada persaingan diantara dua bidan tersebut. pada suatu hari ada pasien yang akan melahirkan
di BPS bidan B yang lokasinya tidak jauh dengan bidan A. setelah dilakukan pemeriksaan
ternyata pembukaan belum lengkap dan bidan B menemukan letak sungsang dan bidan
tersebut tetap akan menolong persalinan. sedangkan bidan A mengetahui kejadian tersebut.
jika bidan B tetap menolong persalinan dengan bidan A akan dilaporkan karena dianggap
melanggar wewenang profesi bidan.
1) Konflik moral
Konflik moral adalah suatu proses ketika dua pihak atau lebih berusaha memaksakan
tujuannya dengan cara mengusahakan untuk menggagalkan tujuan yang ingin dicapai pihak
lain.
Contohnya menolong aborsi dengan alasan seorang ibu yang sudah memiliki banyak
anak dan anak terakhir berusia 4 bulan sehingga pasien meminta kepada bidan untuk
melakukan aborsi konflik moral yang didapat bidan yaitu bisa dilaporkan oleh bidan lain

2) Dilema Moral
Dilema moral adalah suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua alternative pilihan,
yang kelihatannya sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah.
Contohnya bidan “A” tidak melakukan pertolongan persalinan sungsang tersebut, namun
bidan kehilangan satu pasien sedangkan bidan “B” menolong persalinan tersebut, tapi akan
dijatuhkan oleh bidan “A” dengan dilaporkan ke lembaga yang berwenang.

b. Issue Moral
Issue moral adalah topik penting yang berhubungan dengan benar dan salah dalam
kehidupan sehari-hari yang ada kaitannya dengan pelayanan kebidanan .
Contohnya Disuatu RB milik bidan Liska datang seorang pasien hamil tetapi memiliki
riwayat anemia . Dalam kehamilan 16 minggu pasien datang dengan keadaan lemah .
Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata kandungan sangat lemah , dikhawatirkan dapat
membahayakan ibu . Mau tidak mau kandungan harus di gugurkan , kalau tidak akan
membahayakan ibu . Disatu sisi aborsi dapat menyelamatkan nyawa ibu dan di satu sisi
aborsi dilarang oleh agama .

5. Kolaborasi Dalam Praktik Kebidanan


Dalam praktik pelayanan kebidanan, layanan kolaborasi adalah asuhan kebidanan yang
diberikan kepada klien dengan tanggung jawab bersama semua pemberi pelayanan yang
terlibat. Misalnya: bidan, perawat dokter, dan atau tenaga kesehatan profesional lainnya.
Bidan merupakan anggota tim.
Bidan meyakini bahwa dalam memberi asuhan harus tetap menjaga, mendukung, dan
menghargai proses fisiologis manusia. Intervensi dan penggunaan teknologi dalam asuhan
hanya atas indikasi. Rujukan yang efektif dilakukan untuk menjamin kesejahteraan ibu dan
bayinya. Bidan adalah praktisi yang mandiri. Bidan bekerja sama mengembangkan
kemitraan dengan anggota dan perawat lainnya. Dalam melaksanakan tugasnya, bidan
melakukan kolaborasi, konsultasi, dan perujukan sesuai dengan kondisi pasien,
kewenangan, dan kemampuannya.

a. Kunci efektifitas kolaborasi / kemitraan


1) Kerjasama : menghargai pendapat orang lain bersedia untuk memeriksa beberapa
alternatif pendapat dan perubahan kepercayaan
2) Asertifitas : saling mendukung dengan keyakinan masing – masing
3) Tanggung jawab : saling mendukung keputusan yang diperoleh dari hasil yang
di laksanakan
4) Komunikasi : setiap anggota bertanggung jawab untuk membagi informasi penting
Mengenai issue yang terkait
5) Otonomi : Kemadirian anggota tim dalam batas kompetensinya
6) Koordinasi : efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam perawatan pasien
7) Polegalitas : saling menghargai
8) Konsep dengan arti yang sama : mutualitas dimana individu mengartikannya sebagai
suatu hubungan yang memfasilitasi proses dinamis antara orang orang yang ditandai
oleh keinginan maju untuk mencapai tujuan dan kepuasan setiap anggota
9) Kepercayaan : konsep untuk semua elemen kolaborasi

b. Contoh Kerjasama Bidan Dengan Perawat


 Contoh kerjasama antara bidan dengan perawat di BPS
Di suatu daerah terdapat 1 bidan dan 1 perawat yang sama-sama praktek di
puskesmas rumahnya berkatan. Pada suatu hari di BPS bidan terdapat partus. Proses
persalinan berjalan dengan baik dan tidak ada konplikasi. Namun pada saat kala 4 terjadi
perdarahan. Saat penanganan perdarahan bidan menghubungi perawat untuk membantu
penanganan perdarahan. perawat bersedia untuk membantu bidan. Saat di BPS perawat
membantu bidan dalam KBI dan KBE. Namun setelah penanganan perdarahan dilakukan
bidan dan perawat namun perdarahan masih terus berlangsung dan KU ibu mulai
melemah. Bidan dan perawat berdiskusi langkah selanjutnya. Setelah berdiskusi bidan
dan perawat memutuskan untuk merujuk pasien ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
Saat bidan mempersiapkan prosedur rujukan,perawat melakukan inform concent kepada
keluarga pasien. Setelah melakukan inform concent keluarga setuju untuk ibu di rujuk ke
rumah sakit. Setelah itu bidan menguhungi rumah sakit yang akan menjadi tujuan
rujukan. Setelah persiapan rujukan selesai (BAKSOKUDA). Bidan merujuk pasien ke
rumah sakit. Sedangkan perawat merawat bayi pasien di BPS bidan.
Dari contoh di atas terlihat kerjasama dan kolaborasi antar bidan dengan perawat
sesama teman sejawat. Di sini terlihat perawat mau bersedia untuk di mintai tolong
apabila bidan mengalami kesulitan.

 Contoh kerjasama bidan dengan teman sejawat di rumah sakit


Pada suatu hari di rumah sakit X terdapat pasien dengan diagnosa persalinan distosia
bahu. Saat itu ada 3 bidan jaga. Pada saat pertolongan persalinan 3 bidan ini bekerja sama.
Bidan yang pertama menyangga perinium ibu. Bidan kedua melakukan manuver-manuver
untuk membantu mengeluarkan bayi. Bidan yang ketiga memperiapakan resusitasi bayi
baru lahir. Setelah dilakukan beberapa manuver akhirnya bayi dapat lahir. Namun bayi
lahir mengalami asfiksia. Bidan 3 melakukan resusitasi dan dibantu oleh bidan kedua.
Sedangkan bidan ke 1 melakukan heating dan perawatan ibu. Karena adanya kerjasama
antara bidan 1 dan yang lain, pertolongan persalinan bisa berjalan dengan baik dan
mengurangi komplikasi, baik pada ibu dan bayi.

B. Kesadaran Dari Adanya Dimensi Etik Dalam Berprofesi


1. Dimensi etik
a. Konsep dasar dimensi etik dalam peran bidan maupun perawat
1) Dimensi adalah cara menilai sesuatu dari suatu sisi.
2) Etik adalah tanggung jawab moral sehubungan dengan pelaksanaan aktifitas suatu
profesi.
3) Dimensi etika adalah cara memandang atau menilai sesuatu melalui sisi etik.
4) Dimensi etik dalam peran bidan adalah cara memandang peran bidan melalui sisi
Pandang etik. Etik dalam peran bidan sebagai praktisi di institusi pelayanan
kesehatan terdapat praktisi, yang setiap praktisi mempunyai peran, fungai, dan tugas
sesuai kewenangan bidan memiliki standar praktek kebidanan dan standar operating
prosedur. Bidan harus memiliki kewajiban :
1. Kewajiban etik legal
2. Menggunakan teori deontologi
3. Menggunakan pendekatan utilytarianisme pelayanan kebidanan dilaksanakan
secara holistic. Sifat-sifat provider :
1. Semangat untuk melayani
2. Simpati tulus ikhlas
3. Dapat memberi pelayanan
2. Etik peran bidan sebagai konselor. Bidan sebagai konselor memiliki :
1. Minat untuk menolong orang lain.
2. Mampu untuk empati
3. Mampu untuk menjadi pendengar yang baik dan aktif
4. Mempunyai daya pengamatan yang tajam
5. Terbuka terhadap pendapat orang lain
6. Mampu mengenali hambatan psikologi, sosial dan budaya

C. Hubungan Dengan Profesi Lain


Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan
memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya.
(Nursalam, 2007)
Pengertian Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau
kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama dapat berlangsung manakala
individu-individu yang bersangkutan memiliki kepentingan yang sama dan memiliki
kesadaran untuk bekerja sama guna mencapai kepentingan mereka tersebut.
Pelayanan kebidanan merupakan pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai
kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak
dalam rangka tercapainya keluarga berkualiats,bahagia,dan sejahtera.
Dalam sistem pelayanan kesehatan kerjasama merupakan kolaborasi dimana
kolaborasi merupakan hubungan saling berbagai tanggung jawab atau kerja sama dengan
rekan sejawat atau tenaga kesehatan lainnya dalam memberi asuhan pada pasien .Dalam
praktiknya, kolaborasi dilakukan dengan mendiskusikan diagnosis pasien serta bekerjasama
dalam penatalaksanaan dan pemberian asuhan.Masing – masing tenaga kesehatan dapat
saling berkonsultasi dengan tatap muka langsung atau melalui alat komunikasi lainnya dan
tidak perlu hadir ketika tindakan dilakukan.Petugas kesehatan yang ditugaskan menangani
pasien bertanggung jawab terhadap keseluruhan penatalaksanaan asuhan.
Elemen kolaborasi mencakup :
1. Harus melibatkan tenaga ahli dengan bidang keahlian yang berbeda ,yang dapat bekrja
sama secra timbal balik dengan baik.
2. Anggota kelompok harus bersikap tegas dan mau bekerja sama.
3. Kelompok harus memberi pelayanan yang keunikannya dihasilkan dari kombinasi
pandangan dan keahlian yang diberikan oleh setiap anggota tim tersebut.
Komponen-komponen dalam Komunikasi
1. Sender (pemberi pesan): individu yang bertugas mengirimkan pesan.
2. Receiver (penerima pesan): seseorang yang menerima pesan. Bisa berbentuk pesan
yang diterima maupun pesan yang sudah diinterpretasikan.
3. Pesan : informasi yang diterima, bisa berupa kata, ide atau perasaan. Pesan akan
efektif bila jelas dan terorganisir yang diekspresikan oleh si pengirim pesan.
4. Media: metode yang digunakan dalam pesan yaitu kata, bisa dengan cara ditulis,
diucapkan. Contoh: catatan atau surat adalah kata.
5. Umpan balik: penerima pesan memberikan informasi/ pesan kembali kepada
pengirim pesan dalam bentuk komunikasi yang efektif. Umpan balik merupakan
proses yang kontinue karena memberikan respons pesan dan mengirimkan pesan
berupa stimulus yang baru kepada pengirim pesan
Manusia sebagai makhluk sosial tentunya selalu memerlukan orang lain dalam menjalankan
dan mengembangkan kehidupannya. Hubungan dengan orang lain akan terjalin bila setiap
individu melakukan komunikasi diantara sesamanya. Kepuasan dan kenyamanan serta rasa aman
yang dicapai oleh individu dalam berhubungan sosial dengan orang lain merupakan hasil dari
suatu komunikasi. Komunikasi dalam hal ini menjadi unsur terpenting dalam mewujudkan
integritas diri setiap manusia sebagai bagian dari sistem sosial.
Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari memberikan dampak yang sangat
penting dalam kehidupan, baik secara individual maupun kelompok. Komunikasi yang terputus
akan memberikan dampak pada buruknya hubungan antar individu atau kelompok. Tatanan
klinik seperti rumah sakit yang dinyatakan sebagai salah satu sistem dari kelompok sosial
mempunyai kepentingan yang tinggi pada unsur komunikasi.
Komunikasi di lingkungan rumah sakit maupun puskesmas diyakini sebagai modal utama
untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya. Konsumen
dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu konsumen internal an konsumen eksternal.
Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar individu yang bekerja Komunikasi di
lingkungan rumah sakit maupun puskesmas diyakini sebagai modal utama untuk meningkatkan
kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya. Konsumen dalam hal ini juga
menyangkut dua sisi yaitu konsumen internal an konsumen eksternal. Konsumen internal
melibatkan unsur hubungan antar individu yang bekerja di rumah sakit, baik hubungan secara
horisontal ataupun hubungan secara vertikal. Hubungan yang terjalin antar tim multidisplin
termasuk keperawatan, unsur penunjang lainnya, unsur adminitrasi sebagai provider merupakan
gambaran dari sisi konsumen internal. Sedangkan konsumen eksternal lebih mengarah pada sisi
menerima jasa pelayanan, yaitu klien baik secara individual, kelompok, keluarga maupun
masyarakat yang ada di rumah sakit.Seringkali hubungan buruk yang terjadi pada suatu rumah
sakit, diprediksi penyebabnya adalah buruknya sistem komunikasi antar individu yang terlibat
dalam sistem tersebut. Kerjasama dalam pelayanan kebidanan meliputi: dokter, farmasi, perawat,
gizi, tenaga laboratorium.
Setiap profesi tersebut mempunyai tanggung jawab terhadap kesehatan pasien namun
tetap memiliki visi yang sama yakni terwujudnya pelayanan kesehatan yang prima, hanya
pelaksanaanya saja yang berbeda disesuaikan dengan profesi masing-masing. Dalam
menjalankan tugasnya, setiap profesi di tuntut untuk mempertahankan kode etik profesi masing-
masing. Kelancaran masing-masing profesi tergantung dari ketaatanya dalam menjalankan dan
mempertahankan kode etik profesinya.
Bila setiap profesi telah dapat saling menghargai, maka hubungan kerja sama akan dapat
terjalin dengan baik, walaupun pada pelaksanaanya sering juga terjadi konflik-konflik etis.
Kemudian bagaimana caranya supaya tugas antar profesi dapat berjalan secara harmonis dan
pelayanan kesehatan menjadi maksimal. kerjasama dalam pelayanan kesehatan terwujud, semua
jenis profesi harus mempunyai keinginan untuk berkolaborasi. Ketergantungan antara profesi
tetap ada asalkan sesuai dengan aturan yang ada.
Kolaborasi didasarkan pada :
1. Konsep tujuan umum
2. Kontribusi praktisi profesional
3. Kolegalitas
4. Komunikasi
5. Praktek yang di fokuskan kepada pasien
Kolegasi : Menekankan pada saling menghargai, dan pendekatan profesional untuk masalah-
masalah dalam tim dari pada menyalahkan seseorang atau menghindari tanggung jawab.
Komunikasi : Agar kolaborasi dapat berjalan dengan baik dan pelayanan kesehatan masyarakat
dapat menigkat perlu adanya komunikasi yang baik antara sesama tenaga kesehatan, rasa saling
percaya dengan profesi tenaga kesehatan lainnya, menghargai profesi lain dalam pengambilan
keputusan bersama (dalam kolaborasi). Tidak ada kelompok yang dapat menyatakan lebih
berkuasa di atas yang lainya. Masing-masing profesi memiliki profesional yang berbeda
sehingga ketika digabungkan dapat menjadi kekuatan untuk mencapai tujua yang diharapkan.
Kolaborasi yang efektif antara anggota tim kesehatan memfasilitasi terselenggaranya pelayanan
pasien yang berkualitas.
Delegesi adalah suatu pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada orang lain
untuk melaksanakan kegiatan tertentu.

D Menjalin kerjasama dalam pelayanan kebidanan yang ditinjau dari Segi hubungan dengan
profesi Perawat
Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat professional / ners melalui
kerjasama yang bersifat kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga kesehatan lain dalam
upaya memberikan asuhan keperawatan yang holistic sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk praktik keperawatan individu dan
berkelompok.
Sementara praktik keperawatan profesional adalah tindakan mandiri perawat professional
dengan menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh mencakup ilmu dasar dan
ilmu keperawatan sebagai landasan dan menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan
dalam melakukan asuhan keperawatan. .
Praktek keperawatan dilakukan berdasarkan pada kesepakan antara perawat dan pasien
dalam upaya untuk pencegahan penyakit, pemelihara kesehatan, kuratif, dan pemulihan/
petawatan kesehatan.
Bidan harus menghormati kewenangan profesi lain seperti profesi perawat dan bidan
hanya boleh melakukan sebatas kewenangan bidan tidak boleh mengambil kewenangan profesi
lain.
Contoh kerjasama dalam pelayanan kebidanan dengan perawat yaitu :
1. Bidan tidak boleh melakukan perawatan luka pada orang sakit hal tersebut dapat bidan
lakukan kolaborasi dengan perawat.
2. Bidan tidak dapat melakukan perawatan orang sakit umum, hal tersebut dapat diberikan pada
perawat karena hal tersebu merupakan kewenangan perawat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setiap profesi memiliki etika dalam menjalankan profesinya. Tidak terkecuali dengan
profesi bidan dan perawat. Dalam melaksanakan pelayanan seorang bidan melakan interaksi
dengan pasien, masyarakat teman sejawat maupun organisasi lain. Serang bidan memiliki
kewajiban untuk menjalin hubungan baik dengan berbagai sektor yang berkaitan dengan
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan.
Setiap bidan dan perawat wajib tau kode etik dalam profesi agar terhindar dari pelanggaran
etik maupun moral. Saat ini lulusan bidan cukup banyak. Oleh karena itu semakin ketat
persaingan atar bidan. Seorang bidan wajib menjalin kejasama dan menciptakan hubungan baik
antar sesama bidan dan profesi lain termasuk perawat agar bisa melaksanakan pelayanan
kebidanan dengan baik tanpa harus melanggar kode etik yang ada.
B. Saran
Bagi mahasiswa kebidanan makalah ini dapat menjadi bahan untuk menambah wawasan
tentang kode etik kebidanan dan keperawatan, bagiman menjalin hubungan yang baik dengan
sesama bidan dan profesi lain termasuk perawat dalam menjalankan pelayanan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA

Wahyuningsih, Heni Puji.2008.Etika Profesi Kebidanan;Fitramaya,Yogyakarta.


Marimbi, Hanum.2008.Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan; Mitra Cendikia, Yogyakarta.
http://www.dunia-android.net/2014/03/contoh-issue-etik-issue-moral-dilema.html
http://kumpulan-segalamacam.blogspot.com/2008/07/pengertian-etika-dan-moral-dalam.html
http://zullaidah.blogspot.com/p/dilema-dan-komplik-moral.html
http://dianpurwanti12.blogspot.com/2013/04/materi-kuliah-etika-profesi-dan-hukum.html
http://www.slideshare.net/Kampus-Sakinah/hubungan-kerja-perawat-dengan-profesi-lain.
http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2012/09/22/perawat-dan-profesi-lain-489183.html).
http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2012/09/22/perawat-dan-profesi-lain-489183.html.
http://www.kopertis6.or.id/akreditasi/879-pelayanan-kesehatan-perlu-ada-praktik-
kolaborasi.html.
http://meismidwife.wordpress.com/2013/04/15/34/.

Diposting oleh Unknown di 01.49


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Anda mungkin juga menyukai