Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI RESIKO TINGGI

BBLR

Dosen pengampu : Amelia Agustina, S.Kep, Ners

Disusun oleh:
KELOMPOK 5
Elis patmawati (029PA19014)
Tiara Zahra (029PA19036)
Alpi Damayanti (029PA19001)
Taufik Iskandar (029PA19032)
Bagia Gumelar (029PA19006)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang
diridhoi Allah SWT.
Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami
tentang ASKEP BBLR. mudah-mudahan makalah ini bisa membantu bagi
mahasiswa untuk bekal nanti di lapangan.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis
yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.

Sukabumi, Januari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................i


DAFTAR ISI ...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................2
C. Tujuan .......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi BBLR...........................................................................................3
B. Etiologi BBLR...........................................................................................3
C. Patofisiologi BBLR...................................................................................4
D. Pathway.....................................................................................................6
E. Manifestasi Klinis BBLR..........................................................................7
F. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................8
G. Komplikasi BBLR.....................................................................................5
H. Penatalaksanaan BBLR.............................................................................9

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah
kesehatan yang sering dialami pada sebahagian masyarakat yang ditandai
dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Kejadian BBLR pada dasarnya
berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu
dan hal ini berhubungan dengan banyak faktor dan lebih utama pada masalah
perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan
pun kurang. Namun kejadian BBLR juga dapat terjadi tidak hanya karena
aspek perekonomian, dimana kejadian BBLR dapat saja tejadi pada mereka
dengan status perekonomian yang cukup. Hal ini dapat berkaitan dengan
paritas, jarak kelahiran, kadar hemoglobin dan pemanfaatan pelayanan
antenatal. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas,
morbiditas dan diabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak
jangka panjang terhadap kehidupannya di masadepan.
BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya
masalah pada semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada pernafasan
(aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum), gangguan pada sistem pencernaan
(lambung kecil), gangguan sistem perkemihan (ginjal belum sempurna),
gangguan sistem persyarafan (respon rangsangan lambat). Selain itu bayi
berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta tumbuh
kembang. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita,
juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan
memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta berpengaruh pada
penurunan kecerdasan.
Bayi yang lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) memerlukan
perawatan yang tepat agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan bayi
seperti yang telah disebutkan diatas. Bidan dan perawat adalah bagian dari
pemberi pelayanan yang ikut berperan penting dalam memberikan perawatan

1
pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Perkembangan bayi dengan
BBLR yang dirawat di RS ini sangat tergantung pada ketepatan tindakan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan.Oleh karena itu penulis tertarik membahas
tentang kasus BBLR pada bayi NY. “U” yang akan penulis bahas pada BAB
berikutnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu BBLR ?

C. Tujuan
1. Unuk mengetahui tentang BBLR

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang BB <
2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram). BBLR dapt dibagi menjadi 2
golongan :
1. Prematur murni
Masa gestasi kurang dari 37 minggu dan BB sesuai dengan berat badan
untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai
untuk masa kehamilan.
2. Dismaturitas
Bayi lahir dengan BB kurang dari BB seharusnya untuk masa gestasi itu,
berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin dan merupakan
bayi yang kecil untuk masa kehamilannya. (Indrasanto, 2008)

B. Etiologi
1. Faktor Ibu
a. Penyakit, penyakit yang berhubungan langsung dengan pasien
misalnya perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM,
toksemia gravidarum, dan nefritis akut.
b. Usia ibu, angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20
tahun, dan multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian
terendah ialah pada usia antara 26-35 tahun.
c. Keadaan sosial ekonomi, keadaan ini sangat berperan terhadap
timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi teradapat pada golongan
social ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang
kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang. Demikian pula
kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak
sah, ternyata lebih tinggi bila dibandingakan dengan bayi yang lahir
perkawinan yang sah.

3
d. Sebab lain, karena ibu merokok, ibu peminum alkohol dan pecandu
obat narkotik.
2. Faktor Janin
Faktor janin diantaranya hidramnion, kehamilan ganda dan kelainan
kromosom
3. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan di antaranya tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan
zat-zat tertentu. (Suryadi dan Yuliani, 2006 )

C. Patofisiologi
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan
yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan
dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi
berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu
tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan
pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit
ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan
lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin
tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan
berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi
normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra
hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih
sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan
kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR,
vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu
menderita anemia.
Sistem pernapasan pada dasarnya cenderung kurang berkembang pada
bayi prematur. Kapasitas vital dan kapasitas residual fungsional paru-paru
pada dasarnyakecil berkaitan dengan ukuran bayi. Sebagai akibatnya sindrom
gawat napas sering merupakan penyebab umum kematian. Masalah besar

4
lainnya pada bayi premature adalah pencernaan dan absorpsi makanan yang
inadekuat. Bila prematuritas bayilebih dari dua bulan, system pencernaan dan
absorpsi hampir selalu inadekuat. Absorpsi lemak juga sangat buruk sehingga
bayi premature harus menjalani diet rendah lemak. Lebih jauh lagi, bayi
premature memiliki kesulitan dalam absorpsi kalsium yang tidak lazim dan
oleh karena itu dapat mengalami rikets yang berat sebelum kesulitan tersebut
dikenali. Imaturitas organ lain yang sering menyebabkan kesulitan yang berat
pada bayi premature meliputi system imun yang menyebabkan daya tahan
tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar IgG gamma
globulin, serta bayi premature relatif belum sanggup membentuk antibody
dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik
sehingga bayi premature beresiko mengalami infeksi, system integumen
dimana jaringan kulit masih tipis dan rawan terjadinya lecet, system
termoregulasi dimana bayi premature belum mampu mempertahankan suhu
tubuh yang normal akibat penguapan yang bertambah karena kurangnya
jaringan lemak di bawah kulit dan pusat pengaturan suhu yang belum
berfungsi sebagaimana mestinya sehingga beresiko mengalami hipotermi atau
kehilangan panas dalam tubuh (Ngastiyah, 2005)

5
D. Pathways

Faktor Pencetus

Faktor Ibu Faktor Janin Faktor Lingkungan


1. Hydroamnion 1. Tempat tinggal
1. Faktor penyakit 2. Kehamilan di dataran tinggi
(toksemia multiple/ganda 2. Radiasi
gravidarum, 3. Kelainan 3. Zat-zat beracun
trauma fisik, dll) kromosom
2. Faktor usia

BBLR

Kulit tipis dan lemak Imaturitas system pernafasan Reflek menelan dan menghisap
subcutan kurang blm sempurna

Tidak dapat menyimpan Pernafasan belum Intake nutrisi tidak


panas sempurna adekuat

Asupan gizi kurang


Mudah kehilangan panas O2 dalam darah CO2

Sel-sel kekurangan nutrisi


kedinginan O2 dalam sel darah rendah Co2
tinggi

Kerusakan sel
hipotermi
Asidosis respiratoris
Penurunan BB/kematian
Gangguan pertukaran
gas
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
6
E. Manifestasi Klinis
Menurut Huda dan Hardhi. (2013), tanda dan gejala dari bayi berat badan
lahir rendah adalah:
1. Sebelum bayi lahir
 Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus
prematurus, dan lahir mati.
 Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.
 Pergerakan janin pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih
lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
 Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut
seharusnya. Sering dijumpai kehamilan dengan oligradramnion
gravidarum atau perdarahan anterpartum.
2. Setelah bayi lahir
 Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin
 Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
 Bayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan
intrauterine.
 Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam
tubuhnya.
Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
1. Berat kurang dari 2500 gram
2. Panjang kurang dari 45 cm
3. Lingkar dada kurang dari 30 cm
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
6. Kepala lebih besar
7. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
8. Otot hipotonik lemah
9. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea
10. Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus
11. Kepala tidak mampu tegak

7
12. Pernapasan 40 – 50 kali / menit
13. Nadi 100 – 140 kali / menit (Prawirohardjo. 2005)

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia
2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan
3. Titer Torch sesuai indikasi
4. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi
5. Pemantauan elektrolit
6. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan (missal : foto thorax) (Ngastiyah,
2005)

G. Komplikasi
Menurut (Potter, 2005) komplikasi pada masa awal bayi berat lahir
rendah antara lain yaitu :
1. Hipotermia.
2. Hipoglikemia.
3. Gangguan cairan dan elektrolit.
4. Hiperbilirubinemia.
5. Sindroma gawat nafas (asfiksia).
6. Paten suktus arteriosus.
7. Infeksi.
8. Perdarahan intraventrikuler.
9. Apnea of prematuruty.
10. Anemia
Komplikasi pada masa berikutnya yaitu :
1. Gangguan perkembangan.
2. Gangguan pertumbuhan.
3. Gangguan penglihatan (retionopati).
4. Gangguan pendengaran.
5. Penyakit paru kronis.

8
6. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit.
7. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan.

H. Penatalaksanaan
Menurut Prawirohardjo (2005), penanganan bayi dengan berat badan
lahir rendah adalah sebagai berikut :
1. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar
perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis
lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator
2. Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam
mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan,
asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d 370 C.
Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan
dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic
yang minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur
terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu
perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan
sampai 300 C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram
3. Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator.
Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“.
Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu
dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan
32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang,
hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa
dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan lebih mudah.
4. Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi
preterm BBLR, akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi

9
O2yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan menggunakan head box,
konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa yang panjang akan menyebabkan
kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
5. Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi
yang kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki
ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus
menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat
bayi, memakai masker, gunakan gaun/jas, lepaskan semua asessoris dan
tidak boleh masuk kekamar bayi dalam keadaan infeksi dan sakit kulit.
6. Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu
mencegah terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan
pilihan pertama, dapat diberikan melalui kateter ( sonde ), terutama pada
bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah
secara relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi
preterm.

7. Petunjuk untuk volume susu yang diperlukan


Umur/hari Jmlh ml/kg BB
1 50- 65
2 100
3 125
4 150
5 160
6 175
7 200
14 225
21 175
28 150

BAB IV
PENUTUP

10
A. Kesimpulan
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat
badan pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah. BBLR
Merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki berat badan kurang
dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram. Bayi Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500
gram tanpa memperhatikan usia gestasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bayi berat lahir rendah adalah bayi baru
lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa melihat apakah
prematur atau dismatur yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan
pertumbuhan dan pematangan (maturitas) organ serta menimbulkan kematian.

11
DAFTAR PUSTAKA

 Betz, L C dan Sowden, L A. 2002. Keperawatan Pediatri Edisi 3. Jakarta :


EGC.
 Doenges, E. Marilynn. (1999), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3.
Jakarta: EGC.
 Mansjoer, Arif, dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid
1. Jakarta : EGC.
 Tambayong, (2000) . Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.
 WWW. Pediatric.com
 Direktorat Bina Kesehatan Keluarga. 2008. Paket Pelatihan Pelayanan
Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED). Jakarta: Depkes RI
 http://www.scribd.com/doc/47352330/Inkubator-Bayi
 http://www.scribd.com/doc/86864688/26-Incubator-Perawatan
 http://lianerako.blogspot.com/2014/01/askep-bblr-berat-badan-lahir-
rendah-dan.html

12

Anda mungkin juga menyukai