Pembimbing:
Disusun oleh:
SUNGAI MALANG
2017
PENDAHULUAN
Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan, dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak merupakan acuan
bagi tenaga kesehatan yang bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar/primer, kelompok profesi,
tenaga pendidik, petugas lapangan Keluarga Berencana, petugas sosial yang terkait dengan pembinaan
tumbuh kembang anak, organisasi profesi dan pemangku kepentingan terkait pertumbuhan,
perkembangan, dan gangguan tumbuh kembang anak. Pemantauan pertumbuhan, perkembangan, dan
gangguan tumbuh kembang anak merupakan bagian dari kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan
terhadap Bayi, Anak Balita, dan Anak Prasekolah, untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak
usia dini dan kesiapan anak memasuki jenjang pendidikan formal, dan diarahkan untuk meningkatkan
status kesehatan dan gizi, kognitif, mental, dan psikososial anak.
Pemantauan pertumbuhan, perkembangan, dan gangguan tumbuh kembang anak dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan dasar dan di taman kanak-kanak, diselenggarakan oleh guru taman kanak-kanak
bekerjasama dengan orang tua anak didik dan tenaga kesehatan. Pemantauan pertumbuhan dilakukan
pada anak usia 0 (nol) sampai 72 (tujuh puluh dua) bulan melalui penimbangan berat badan setiap bulan
dan pengukuran tinggi badan setiap 3 (tiga) bulan serta pengukuran lingkar kepala sesuai jadwal.
Pemantauan perkembangan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan pada anak usia 0 (nol) sampai 12 bulan dan
setiap 6 (enam) bulan pada anak usia 12 (dua belas) sampai 72 bulan. Pemantauan gangguan tumbuh
kembang anak dilakukan sesuai jadwal umur skrining.
b. deteksi dini;
Stimulasi, deteksi dini, dan intervensi diselenggarakan secara komprehensif, berkualitas, dan
berkelanjutan oleh tenaga kesehatan dan petugas lintas sektor.
Setiap puskesmas yang melaksanakan kegiatan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Gangguan
Tumbuh Kembang Anak melakukan :
II. Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan
Kesehatan Dasar
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya
antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak
anak masih di dalam kandungan. Upaya kesehatan ibu yang dilakukan sebelum dan semasa hamil
hingga melahirkan, ditujukan untuk menghasilkan keturunan yang sehat dan lahir dengan selamat
(intact survival). Upaya kesehatan yang dilakukan sejak anak masih di dalam kandungan sampai
lima tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik,
mental, emosional maupun sosial serta memiliki inteligensi majemuk sesuai dengan potensi
genetiknya.
Berbeda dengan otak orang dewasa, otak balita (bawah lima tahun) lebih plastis.
Plastisitas otak pada balita mempunyai sisi positif dan negatif. Sisi positifnya, otak balita lebih
terbuka untuk proses pembelajaran dan pengkayaan. Sisi negatifnya, otak balita lebih peka
terhadap lingkungan utamanya lingkungan yang tidak mendukung seperti asupan gizi yang tidak
adekuat, kurang stimulasi dan tidak mendapat pelayanan kesehatan yang memadai. Oleh karena
masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan
masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa balita disebut
sebagai “masa keemasan” (golden period), “jendela kesempatan” (window of opportunity) dan
“masa kritis” (critical period).
Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita
yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga
(orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat,
organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, dan sebagainya) dengan tenaga profesional
(kesehatan, pendidikan dan sosial), akan meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak usia dini
dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan formal. Indikator keberhasilan pembinaan tumbuh
kembang anak tidak hanya meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental,
emosional, sosial dan kemandirian anak berkembang secara optimal. Pembinaan tumbuh
kembang anak memerlukan perangkat instrumen untuk stimulasi, deteksi dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang termasuk format rujukan kasus dan pencatatan-pelaporan
kegiatan.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Agar semua balita umur 0-5 tahun dan anak prasekolah umur 5-6 tahun tumbuh dan berkembang
secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya sehingga berguna bagi nusa dan bangsa serta
mampu bersaing di era global melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini.
Tujuan Khusus
1) Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua balita dan anak prasekolah
di wilayah kerja Puskesmas.
2) Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang pada semua balita dan
anak prasekolah di wilayah kerja Puskesmas.
3) Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak prasekolah dengan
penyimpangan tumbuh kembang.
4) Terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bisa ditangani di Puskesmas.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular,
berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat
diukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan,
perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang
dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan
sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.
Aspek-aspek Perkembangan yang Dipantau.
a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri,
dan sebagainya.
b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot
kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis,
dan sebagainya.
c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk
memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan
sebagainya.
d. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak
(makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.
Penyesuaian Umur :
Pencatatan Hasil dan
1. Stimulasi dan Deteksi
Pelaporan
Perkembangan Anak
2. Imunisasi
Rujukan bila
diperlukan
Hasil Kegiatan
Nama Jenis Umur Berat Tinggi Lingkar KPSP Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
Kelamin Badan Badan Kepala Daya Lihat Daya Mental
(kg) (cm) (cm) Dengar Emosional
M. Salihin L 3 bulan 6 57,5 39 Normal - Normal -
Inara P 3 bulan 5,7 60 34 Normal - Normal -
Azka
Afizah L 9 bulan 7,5 68 45 Normal - Normal -
Gavin
Raisya P 18 8,1 78 46 Normal - Normal CHAT (-)
bulan
Rafa L 18 9 74 47 Normal - Normal CHAT (-)
bulan
Hazmi L 9 bulan 8 66 44 Normal - Normal -
Khairil L 6 bulan 8,8 78,5 43 Normal - Normal -
M. Daffa L 3 bulan 5,9 60,5 40 Normal - Normal -
Nur Syifa P 9 bulan 6,9 69,5 43 Normal - Normal -
A. Ahzhar L 9 bulan 7,1 64 44 Normal - Normal -
Rizka P 6 bulan 6,3 60,5 40 Normal - Normal -
Istiqamah
M. Novi L 6 bulan 8,3 70 45 Normal - Normal -
Kesimpulan : Dari 12 orang anak yang diperiksa stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang
anak, diperoleh data sebagai berikut :