Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT INTERNAL

Disusun Oleh:
Kelompok I

Widya Lestari 2210101189


Soofia Nurafifa 2210101191
Lisa Damayanti 2210101192
Widiya 2210101195
Septita Dinda Saputri 2210101207
Rizka Diah Nurislami 2210101209
Iin Kurniawati 2210101210

Dosen Pengampu:
Kharisah Diniyah, S.S.T,M.M.R

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN LINTAS JALUR


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2023

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

D. Manfaat.........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................3

A. Sistem Informasi Rumah Sakit.....................................................................3

B. Sistem Informasi Rumah Sakit Dalam Bagian Administrasi........................5

C. ICD-10..........................................................................................................7

BAB III PENUTUP.................................................................................................8

A. Kesimpulan...................................................................................................8

B. Saran..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu proses
pengumpulan, pengolahan dan penyajian data rumah sakit se-Indonesia. Sistem
Informasi ini mencakup semua Rumah Sakit umum maupun
khusus.Penyelenggaraan perkembangan pelayanan kesehatan, pemerintah
sedang menggalakkan pelaksanaan program JKN (Jaminan Kesehatan
Nasional) yang diselenggarakan oleh BPJS (Badan Pelaksanan Jaminan Sosial)
Kesehatan. Dalam proses pelaksanaannya BPJS Kesehatan mengikuti prinsip –
prinsip penyelenggaraan sebagaimana yang diatur dalam UU SJSN, yaitu
secara gotong royong, nasional, nirlaba, portability, transparan, efisien dan
efektif. Pelaksanaan program JKN tersebut merupakan implementasi dari UU
No 36 tahun 2009 yang menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak yang
sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau baik di
puskesmas, rumah sakit, ataupun sarana pelayanan kesehatan yang lain.
ICD-10 merupakan alat bantu bagi petugas koding dalam memberikan
kode atas penyakit dan tanda-tanda, gejala, temuan temuan yang abnormal,
keluha, keadaan social dan eksternal yang menyebabkan cedera atau penyakit,
seperti yang diklasifikasikan oleh World Health Organization (WHO). Sistem
klasifikasi penyakit merupakan pengelompokkan penyakitpenyakit yang
sejenis ke dalam satu grup nomor kode penyakit sejenis sesuai dengan
International Statistical Classification of Disease and Related Health Problem
Tent Revision (ICD-10) untuk istilah penyakit dan masalah yang berkaitan
dengan penyakit. ICD-10 mempunyai tujuan untuk mendapatkan rekaman
sistematis, melakukan analisis, interpretasi serta membandingkan data
morbisitas dan mortalitas dari negara yang berbeda atau antar wilayah dan pada
waktu yang berbeda. Dengan ICD-10, semua nama dan golongan penyakit,
cidera, gejala dan faktor yang mempengaruhi kesehatan akan menjadi sama di

1
2

seluruh dunia dengan diterjemahkan ke dalam alphabet, numerik maupun


alfanumerik sesuai dengan kode yang ada di dalam ICD-10 (WHO, 2004).

B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui System Informasi Rumah Sakit (SIRS) internal ?
2. Mengetahui SIRS internal dalam jaminan Kesehatan nasional ?
3. Mengetahui ICD-10 ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui System Informasi Rumah Sakit (SIRS) internal
2. Untuk mengetahui SIRS internal dalam jaminan Kesehatan nasional
3. Untuk mengetahui ICD-10

D. Manfaat
1. Agar dapa mengetahui System Informasi Rumah Sakit (SIRS) internal
2. Agar dapa mengetahui SIRS internal dalam jaminan Kesehatan nasional
3. Agar dapa mengetahui ICD-10
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Sistem Informasi Rumah Sakit


1. Pengertian SIRS Internal
SIRS internal yaitu pelaporan yang ditujukan kepada Kementerian
Kesehatan. Laporan internal rumah sakit disesuaikan dengan kebutuhan
rumah sakit. Jenis laporannya meliputi pasien masuk, keluar, meninggal,
lama dirawat pasien, hari perawatan pasien, persentasi penggunaan tempat
tidur, kegiatan persalinan, kegiatan pembedahan, kegiatan rawat jalan.
Data dasar dalam pembuatan pelaporan rumah sakit yaitu data sensus
harian yang kegiatannya dihitung mulai jam 00.00 sampai jam 24.00 setiap
hari.(Rahayu et al., 2021)
2. Tujuan SIRS
a. Identifikasi masalah
b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
c. Meningkatkan ketepatan dan kecepatan pengambilan keputusan.
d. Meningkatkan fungsi perencanaan, pemantauan, pengendalian, dan
evaluasi organisasi.
e. Mengukur, mengendalikan, menganalisa penggunaan sumber daya
dan produktifitas.
f. Meningkatkan komunikasi internal dan eksternal organisasi (Ramlan,
2020)
3. Manfaat SIRS
a. Dapat memberikan pelayanan dengan cepat, serta kemudahan dan
kenyamanan pada pasien
b. Bagi Petugas Kesehatan adalah membantu. meminimalisir dan
mengurangi resiko dalam proses pelayanan, transparasi data dan
informasi
c. Bagi supplier adalah memudahkan pertukaran informasi dan transaksi
(Sudirman et al., 2022)

3
4

4. Arsitekrur SIRS Internal


Sistem informasi manajemen rumah sakit yang dapat diakses melalui
aplikasi berbasis wab antara lain: pendaftaran (Front Office), unit rawat
jalan (poli), medical check up, instalasi rawat inap, Instalasi Gawat
Darurat (IGD), apotek, pemeriksaan penunjang, bagian keuangan,
manajemen rumah sakit

5. Indikator SIRS internal


a. Bed Occupancy Ratio (BOR) merupakan Fasilitas kesehatan berupa
tempat tidur yang disediakan guna rawat inap baik yang sudah diisi
ataupun kosong di waktu tertentu disebut dengan tempat tidur tersedia.
b. Bed Turn Over (BTO) merupakan berapa kali satu tempat tidur
digunakan oleh pasien dalam periode tertentu atau ukuran frekuensi
tempat tidur.
c. Turn Over Interval (TOI) merupakan rata-rata hari di mana tempat
tidur di periode tertentu tak terisikan antara pasien keluar ataupun
meninggal serta pasien masuk selanjutnya.
d. Length of Stay (LOS) merupakan jumlah hari pasien dirawat pada RS,
berawal dari ketika memasuki RS hingga keluar ataupun pulang. BPJS
Kesehatan menggunakan data LOS untuk sistem pembayaran
prospektif dengan mengetahui tingkat keparahan penyakit, pemakaian
sumber daya, serta kompleksitas pasien (Prisusanti & Efendi, 2021)

6. Faktor penghambat pelaporan internal rumah sakit


a. Men yaitu tenaga kerja dari segi manusia, yaitu tenaga kerja pimpinan
maupun operasional/pelaksana. keterbatasan jumlah tenaga kerja
karena masih memprioritaskan pada pelayanan yang berdampak
secara langsung
b. Methods yaitu tahapan atau cara yang dipergunakan dalam usaha
mencapai tujuan.
c. Materials yaitu bahan yang diperlukan untuk mencapai sebuah tujuan.
5

d. Machines yaitu mesin atau alat yang diperlukan atau dipergunakan


untuk mencapai tujuan (Rahayu et al., 2021)

B. Sistem Informasi Rumah Sakit Dalam Bagian Administrasi

1. Bridging BPJS
a. Pembuatan SEP BPJS
Modul ini digunakan untuk mengefesienkan Pendaftaran Untuk Pasien
BPJS. Bridging ini memungkinkan pembuatan SEP dilakukan melalui
One Medic SIMRS, dengan demikian proses pendaftaran pasien dapat
dilakukan lebih cepat karena single entry.
b. Pengendali plafon BPJS
Modul ini menampilkan alert/warning yang dibuat untuk mengetahui
tagihan pasien apakah telah mencapai plafon yang dicover BPJS atau
belum. Modul ini juga menyediakan laporan pengendalian asuransi
BPJS yang berfungsi sebagai controlling billing pasien BPJS.(One
Medic, n.d.)

2. Sistem Rekam Medis Era Jaminan Kesehatan Nasional


a. INA CBG's
Dalam pembayaran menggunakan CBG's, baik Rumah Sakit maupun
pihak pembayar tidak lagi merinci tagihan berdasarkan rincian
pelayanan yang diberikan, melainkan hanya dengan menyampaikan
diagnosis keluar pasien dan kode DRG. Besarnya penggantian biaya
untuk diagnosis tersebut telah disepakati bersama antara
provider/asuransi atau ditetapkan oleh pemerintah sebelumnya. sistem
kodifikasi dari diagnosis akhir dan tindakan/prosedur yang menjadi
output pelayanan, dengan acuan ICD- 10 untuk diagnosis dan ICD-9-
CM untuk tindakan/prosedur
b. P-care (Primary Care)
P-care merupakan aplikasi sistem informasi pelayanan pasien berbasis
web yang dapat di akses publik dan dikembangkan oleh BPJS
6

Kesehatan untuk memasukkan data penagihan terkait pelayanan BPJS


Kesehatan non Kapitasi pada fasilitas kesehatan pertama
c. SEP Integrated INA-CBG's
Sistem ini digunakan untuk menyediakan layanan pencarian nomor
SEP untuk INA-CBG's supaya dapat mengetahui data peserta yang
dilayani di rumah sakit agar dapat dilakukan kalkulasi tarif pelayanan
berdasarkan paket INA-CBG's.(Handayani et al., 2019)

3. Pelayananan kesehatan yang dijamin oleh Asuransi Kesehatan/BPJS


Pelayanan Kesehatan yang di tanggung oleh BPJS yaitu pelayanan
kesehatan tingkat pertama, meliputi pelayanan Kesehatan non
spesialistik mencakup: administrasi pelayanan, pelayanan promotif dan
preventif, pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis, tindakan
medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif, pelayanan obat
dan bahan medis habis pakai 6) Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan
medis, pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama
dan,rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi.(Taswin et al.,
2022)

4. Faktor yang mempengaruhi biaya pelayanan pada BPJS


Beberapa aspek yang memengaruhi besar kecilnya biaya bagi pasien BPJS
dalam aplikasi INA-CBG's, di antaranya yaitu:
a. Diagnosis utama atau diagnosa primer
b. Diagnosis sekunder berupa penyerta (comorbidity) atau penyulit
(complication)
c. Tingkat keparahan dalam penerapan INA CBG's di fasilitas pelayanan
kesehatan, tingkat keparahan penyakit dikategorikan menurut jenis
layanan yang diterima dan komplikasi serta komorbdity pasien.

5. Syarat SIRS dapat dilakukan bridging BPJS dengan aplikasi INA-CBG's


Syarat supaya SIRS dapat dilakukan bridging dengan aplikasi INA-CBG's
yaitu meliputi; Identitas Pasien (no RM, dll), Tanggal masuk RS, Tanggal
keluar RS, Lama Hari Rawat (LOS), Tanggal Lahir, Umur (th) ketika
7

masuk RS, Umur (hr) ketika masuk RS (pd bayi), Umur (hr) ketika keluar
RS, Jenis kelamin, Status keluar RS (outcome), Berat Badan Bayi Baru
Lahir (gr), Diagnosis Utama didasarkan

C. ICD-10

1. Pengertian ICD-10
merupakan pengkodean atas penyakit dan tanda-tanda, gejala, temuan-
temuan yang abnormal, keluhan, keadaan sosial, dan eksternal yang
menyebabkan cedera atau penyakit seperti yang telah diklasifikasikan oleh
WHO.
2. Tujuan ICD-10
Tujuan ICD-10 diantaranya adalah untuk mendapatkan rekaman
sistematis, melakukan analisis, interprestasi serta membandingkan data
morbiditas dari negara yang berbeda atau antar wilayah pada waktu yang
berbeda, untuk menerjemahkan diagnosis penyakit dan masalah kesehatan
dari kata-kata menjadi kode alfanumerik yang akan memudahkan
penyimpanan, mendapatkan data kembali dan analisis data, memudahkan
entry data ke database komputer yang tersedia
3. Klasifikasi ICD-10
a. Volume 1 merupakan daftar tabulasi dalam kode alfanumerik tiga atau
empat karakter dalam inklusi dan eksklusi, beberapa aturan
pengkodean, klasifikasi morfologis neoplasma, daftar tabulsi khusus
untuk morbiditas dan mortalitas, definisi tentang penyebab kematian,
serta peraturan mengenai nomenklatur.
b. Volume 2 merupakan manual instruksi dan pedoman penggunaan
ICD-10.
c. Volume 3 merupakan indeks alfabetik, daftar komprehensif semua
kondisi yang ada didaftar tabulasi (volume 1), daftar sebab luar
gangguan (external cause), tabel neoplasma, serta petunjuk memilih
kode yang sesuai untuk berbagai kondisi yang tidak ditampilkan di
dalam tabular list (volume 1) (Handayuni, 2020).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerapan system informasi manajemen di rumah sakit memberikan
dampak positif terhadap pelyanan yang diberikan kepada pasien sehingga
menjadi lebih efektif dan efisien, serta memudahan dalam mengakses laporan
real-time pasien, informasi lain mengenai pasien, data klinis masa lalu dan
banyak lagi yang dapat dilakukan dengan cepat dan mengarah pada hasil
terbaik. Selain itu penerapan SIRS yang diikuti dengan kemajuan teknologi
berbasis komputer yang mendukung proses manajemen rumah sakit serta
meningkatkan kualitas sumber daya menusia. sistem informasi rumah sakit
juga dapat mendukung proses perencanaan maupun pengambilan keputusan
secara akurat dan bersifat kredibel, Susunan sistem yang tertata atau terbentuk,
dapat meminimalisir kerugian atau hal yang merugikan sedini mungkin.
Dukungan internet menjadi faktor penting untuk dapat memperluas jangkauan
target pengguna aplikasi, sehingga mampu memberikan informasi yang lebih
berkualitas dan terpercaya.
B. Saran
Aplikasi yang digunakan dalam SIRS diharapkan bisa dikembangkan
lebih lanjut dengan memberi tambahan pada layanan pemeriksaan rawat jalan
seperti penanganan operasi, layanan kehamilan. Selain itu dapat
mengembangan sistem pendaftaran secara online sehingga lebih memudahkan
pengujung untuk dapat melakukan pendaftaran secara online tanpa ke rumah
sakit.

8
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, P. W. et al. (2019). Konsep dan Implementasi E-Health Dengan Studi


Kasus Sistem Rujukan di Indonesia. Yogyakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Handayuni, L. (2020). Rekam Medis Dalam Manajemen Informasi
Kesehatan.Solok: CV Insan Cendekia Mandiri.
One Medic. (n.d.). One Colution For Health Information System. Jakarta:PT. Satu
Medika Indonesia.
Prisusanti, R. D., & Efendi, A. (2021). Statistik Fasilitas Layanan kesehatan.
Malang:CV. Literasi Nusantara Abadi.
Rahayu, S. W. P. et al. (2021). Studi Literature Pelaporan Internal Dan Eksternal
Rumah Sakit. Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional (SIKesNas).
http://ojs.udb.ac.id/index.php/sikenas/article/view/1268
Ramlan. (2020). Analisis Pelaporan SIRS Online Di Rumah Sakit".
https://stikespanakkukang.ac.id/assets/uploads/alumni/3c980ca388b352378d
18b076c36198a0.pdf diakes tanggal 08/01/2023
Sudirman et al. (2022). Manajemen Informasi Kesehatan. Padang:PT Global
Eksekutif Teknologi.
Taswin et al. (2022). Asuransi Kesehatan. Palu:CV. Feniks Muda Sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai