Anda di halaman 1dari 3

Tahun-tahun pertama kehidupan, terutama periode sejak janin dalam kandungan sampai anak

berusia 2 tahun merupakan periode yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
yang paling pesat pada otak manusia. Periode ini merupakan "Masa emas" ( Golden period) ,
Jendela kesempatan (Window Opportunity) sekaligus Masa kritis (critical Periode) bagi otak
anak dalam menerima berbagai masukan /pembelajaran /pengaruh dari lingkungan disekitarnya
baik yang bersifat positif maupun negatif.

Mengingat perode 2 tahun pertama ini merupakan masa yang "relatif pendek" dan tidak akan
terulang kembali , maka orang tua dan keluarga harus memanfaatkan periode yang singkat ini
untuk membentuk anak kearah yang positif dengan cara memberikan masukan /pembelajaran
nilai nilai positif, memberikan asupan nutrisi dan gizi seimbang , memberikan stimulasi yang
tepat serta memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi balita.

Setiap anak perlu mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap
kesempatan. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak,
bahkan gangguan menetap. Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan
berkualitas di perlukan untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal. Pembinaan ini meliputi
kegiatan Stimulasi , Deteksi, Intervensi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak ( SDIDTK)

Sejak tahun 2007, Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan lkatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI) telah menyusun instrumen stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang untuk
anak umur 0 sampai dengan 6 tahun, yang diuraikan dalam Pedoman Pelaksanaan Stimulasi,
Deteksi dan lntervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan
Dasar

Kegiatan SDIDTK terdiri dari :

1. Stimulasi dini untuk merangsang otak balita agar perkembangan kemampuan gerak, bicara dan
bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita berlangsung optimal sesuai dengan umur anak.

2. Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan pemeriksaan untuk mendeteksi atau
menemukan adanya penyimpangan tumbuh kembang balita. Apabila ditemukan penyimpangan
lebih dini , maka intervensi akan lebih mudah di lakukan

3. Intervensi dini adalah tindakan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak agar
tumbuh kembangnya kembali normal atau penyimpangannya tidak semakin berat.

4. Rujukan dini , apabila balita perlu dirujuk, maka rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin
sesuai dengan indikasi.

Pemeriksaan SDIDTK dilaksanakan pada :

1. Balita usia 0 bulan -24 bulan setiap 3 bulan sekali

2. Balita usia 24 bulan - 72 bulan setiap 6 bulan sekali


Kegiatan SDIDTK dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah maupun swasta
seperti Puskesmas dan jejaring UKBM (polindes, poskesdes, Posyandu), Klinik , Praktik Bidan
Madiri, Balai Kesehatan ibu dan Anak serta Rumah Sakit , dan fasilitas di luar kesehatan seperti
Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB), Taman pengasuhan Anak (TPA) dan sarana Pendidikan
(PAUD dan TK/RA). Pelaksanaan SDIDTK dilakukan oleh tenaga kesehatan dan tenaga bukan
kesehatan yang telah mendapat pelatihan atau orientasi SDIDTK seperti kader kesehatan,
pengasuh TPA, pendidik PAUD dan atau guru TK.

Pelaksanaan SDIDTK saat ini diperkuat melalui penerbitan Permenkes No. 25 Tahun 2014
tentang Upaya Kesehatan Anak dan Permenkes No. 66 Tahun 2014 yang menyatakan
Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan melalui SDIDTK merupakan bagian dari kegiatan
pelayanan kesehatan yang dilakukan terhadap bayi, anak balita dan anak prasekolah yang
ditujukan untuk meningkatkan kelangsungan dan kualitas hidup anak

Tahap tumbuh kembang anak terbagi menjadi dua. Tumbuh (growth) adalah perubahan fisik
yang dapat diukur; Kembang (development) adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks.

stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh
dan berkembang secara optimal.
2. Deteksi tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini
adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah.
3. Intervensi dini penyimpangan perkembangan adalah tindakan tertentu pada anak yang
perkembangan kemampuannya menyimpang karena tidak sesuai dengan umurnya.
4. Penyimpangan bisa salah satu atau lebih kemampuan anak yaitu kemampuan gerak kasar
gerak halus bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian anak.

Beberapa tahapan perkembangan anak yang mudah diperiksa oleh orang tua:

 Anak pada usia 3-6 bulan mengangkat kepala dengan tegak pada posisi telungkup.
 Anak pada usia 9-12 bulan berjalan dengan berpegangan.
 Anak pada usia 12-18 bulan minum sendiri dari gelas tanpa tumpah.
 Anak pada usia 18-24 bulan mencorat-coret dengan alat tulis.
 Anak pada usia 2-3 tahun berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan, melepas pakaian
sendiri.
 Anak pada usia 3-4 tahun mengenal dan menyebutkan paling sedikit 1 warna.
 Anak pada usia 4-5 tahun mencuci dan mengeringkan tangan tanpa bantuan (Depkes RI,
2005).

Bila tumbuh kembang anak Anda mengalami gangguan baik dari sisi fisik, mental dan sosial,
Klinik Tumbuh Kembang Rumah Sakit Santo Yusup akan membantu memberikan terapi dan
penanganan secara dini yang dilakukan secara terpadu dengan pre dan post handling assessment
oleh Tim Tumbuh Kembang yang profesional dan berpengalaman yang didukung oleh Dokter
Spesialis Anak, Rehabilitasi Medik (Fisioterapis, Terapis wicara, okupasi terapis), Ahli gizi dll.

Mengapa DDTK Penting?


Keterlambatan perkembangan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk di antaranya faktor
keturunan, pengalaman selama kehamilan dan sesaat sesudah lahir, dan keseharian pengasuhan
di rumah. Semakin cepat terdeteksi, semakin cepat bayi/anak dapat dibantu melalui stimulasi di
rumah ataupun intervensi oleh petugas kesehatan. Stimulasi pada perioda emas khususnya sangat
menjanjikan, karena pesatnya pertumbuhan otak membuat bayi/anak sangat peka terhadap
stimulasi.

Anda mungkin juga menyukai