Anda di halaman 1dari 6

PUSKESMAS WLINGI

KERANGKA ACUAN
STIMULASI DETEKSI DAN
INTERVENSI DINI TUMBUH

No. Dok

/../2016
No. Rev
Tanggal

:
:

terbit
2016
Halaman

KEMBANG
(SDIDTK) ANAK
TAHUN 2016

A. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia
seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan
sedini mungkin sejak anak masih di dalam kandungan. Upaya kesehatan ibu yang
dilakukan sebelum dan semasa hamil hingga melahirkan, ditujukan untuk
menghasilkan keturunan yang sehat dan lahir dengan selamat (infact survival) . Upaya
kesehatan yang dilakukan yang sejak anak masih di dalam kandungan sampai lima
tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh
kembang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki
intelegensi majemuk sesuai, dengan potensi genenetiknya
Adapun dasar hukum diantaranya, yaitu:
a. UUD 1945 Pasal 28B Ayat 2 menyatakan bahwa setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi. Selanjutnya Pasal 28H Ayat 1 menegaskan
bahwa setiap orang berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan;
b. Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
c. Undang-undang RI Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas UU RI Nomor
23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (UUPA);

B. LATAR BELAKANG
Adanya gangguan dan kelainan yang terjadi pada usia dewasa dapat di deteksi
sejak balita. Dalam hal ini peran orang tua dan dokter anak cukup besar. Setiap orang
tua pasti ingin tumbuh kembang buah hatinya berjalan sempurna. Namun, bagaimana
jika ada gangguan dalam dalam tahapan proses tumbuh kembang si kecil ?
Anda bisa mengetahuinya melalui program Kementrian Kesehatan yang
dilakukan dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional, yakni dengan kegiatan
Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK). SDIDTK
merupakan rangkaian kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan penyimpangan
tumbuh kembang secara dini agar lebih mudah diintervennsi serta memberikan
konseling kepada keluarga bagaimana cara menstimulasi tumbuh kembang anak.
Bila penyimpangan terlambat dideteksi, maka lebih sulit diintervensindan akan
berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Kelainan dapat ditemukan dengan melakukan beberapa proses pemeriksaan mulai dari
pengukuran lingkar kepala, ukuran tinggi badan, dan memperhatikan beberapa deteksi
dini penyimpangan sebagai berikut :
a. Perhatikan Pertumbuhan, lihat status gizi anak apakah normal, kurang, buruk,
makrocephali dan mikrocephali.
b. Perhatikan Perkembangannya, apakah mengalami kelemahan Perkembangan,
gangguan daya lihat dan daya dengar.
c. Perhatikan gangguan mental emosionalnya
d. Autisme
e. Perhatikan pula hiperaktivitas dan gangguan pemusatan perhatiannya.
Periode 5 (lima) tahun pertama kehidupan anak sering disebut juga sebagai
masa keemasan (golden period) atau Jendela kesempatan (window opportunity) atau
masa kritis (critical period) karena periode ini merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan yang paling pesat pada otak manusia, masa yang sangat peka bagi otak
anak dalam mennerima berbagai masukan dari lingkungan sekitar.
Kebutuhan tumbuh kembang merupakan salah satu hak dasar anak sesuai
undang-undang no 23 tahun 2003 tentang Perlindungan Anak dan Konvensi hak-hak
anak tahun 1989/1990. Ooleh karena itu orang tua perlu mengupayakan agar anaknya
tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Upaya yang
dapat dilakukan adalah memenuhi

Kebutuhan dasar anak agar tumbuh dan

berkembang optimal termasuk melakukan kegiatan SDIDTK.


Kegitan SDIDTK meliputi :
a. Stimulasi dini, yaitu merangsang otak Balita agar perkembangan kemampuan
motorik (geark kasar dan gerak halus), berbicara, berbahasa, bersosialisasi, dan
kemandirian anak meningkat secara optimal sesuai usia anak.

b. Deteksi dini, yaitu melakukan pemeriksaan /skrining atau mendeteksi sejak


dini terhadap kemungkinan adanya penyimpangan tumbuh kembang anak.
c. Intervensi dini, yaitu melakukan koreksi sejak dini dengan memangfaatkan
plastisitas otak anak untuk memperbaiki bila ada penyimpangan tumbuh
kembang. Serta mencegah supaya penyimpangannya tidak menjadi lebih berat.
d. Rujukan dini, yaitu merujuk/membawa anak ke fasilitas kesehatan bila
masalah penyimpangan tumbuh kembang tidak dapat di atasi di tingkat rumah
tangga meskipun sudah dilakukan intervensi dini.
C. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Tujuan Umum
Mengoptimalisasikan tumbuh kembang anak

sesuai dengan potensi dan

keterbatasannya.
2. Tujuan khusus
- Mendeteksi, mendiagnosa, menstimulasi, mengobati, dan follow-up anak
yang di rujuk ataupun datang sendiri dengan penyimpangan tumbuh
-

kembang.
Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditangani setempat ke pusat
Rujukan yang lebih lengkap atau instansi yang berkompeten atau Yayasan
khusus sesuai dengan kasus yang ditangani.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan SDIDTK dapat dilakukan dengan menggunakan buku KIA yg
dilaksanakan oleh kader Posyandu atau Guru PAUD. Dan apabila ada penyimpangan
di salah satu kuesioner dapat dilakukan rujukan ke tempat pelayanan kesehatan
terdekat.
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
- Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB)
Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status Gizi anak,
-

normal, kurus, kurus sekali atau gemuk.


Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)
Tujuan Pengukuran Lingkaran kepala anak adalh untuk mengetahui lingkaran
kepala anak dalam batas normal atau diluar batas normal.

Untuk melaksanakan kegiatan di Klinik Tumbuh Kembang maka diperlukan


alat-alat seperti alat untuk mendeteksi gangguan pendengaran, gangguan
penglihatan, USG, EEG, EKG, Rontgent dan ditunjang sesuatu laboratorium,
yang memadai.

F. SASARAN
1. Sasaran langsung :
Sasaran langsung stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh
kembang adalah semua anak umur 0 sampai dengan 6 tahun yang ada di
wilayah kerja Puskesmas.
2. Sasaran tidak langsung:
a. Tenaga kesehatan ( dokter, bidan, perawat, ahli gizi, penyuluh kesehatan
masyarakat, dsb).
b. Tenaga pendidik, petugas lapangan Keluarga Berencana, Petugas Sosial
yang terkait dengan pembinaan tumbuh kembang anak.
c. Petugas
sektor
swasta
dan
profesi

lainnya.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Jenis Deteksi Tumbuh Kembang yang Harus Dilakukan
Deteksi
Dini Deteksi
Dini Deteksi

Dini

Umur

Penyimpangan

Penyimpangan

Penyimpangan

Anak

Pertumbuhan
BB/T LK

Perkembangan
KPSP TDD

TDL

Emosional
KMME CHAT GPPH

0 bulan
3 bulan
6 bulan
9 bulan
12 bulan
15 bulan
18 bulan
21 bulan
24 bulan
30 bulan
36 bulan
42 bulan
48 bulan
54 bulan
60 bulan
66 bulan
72 bulan

Keterangan :
BB/TB

: Berat Badan Terhadap Tinggi Badan

TDL

: Tes Daya Lihat

LK

: Lingkar Kepala

KMME

: Kuesioner masalah Mental Emosional

Mental

KPSP

: kuesioner Pra Skrining Perkembangan

CHAT

: Checklist for Autism Toddlers

TDD

: Tes Daya Dengar

Tanda

: Deteksi dilakukan atas indikasi

GPPH

: Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas.

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Kegiatan SDIDTK sudah dilakukan secara rutin.
I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dilakukan dalam format pelaporan yang biasa dilakukan setiap
akhir bulan dan akan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Setiap awal bulan.
Evaluasi kegiatan DDTK anak dilaksanakan secara berjenjang di semua
tingkatan oleh karena kegiatan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pelayanan kesehatan masyarakat.
J. KERANGKA KONSEP PEMBINAAN TUMBUH KEMBANG BALITA DAN
ANAK PRASEKOLAH
Stimulasi dan pemantauan tumbuh
Kembang di keluarga dan masyarakat
Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang di tingkat petugas
(tenaga kesehatan, pendidik, Petugas lapangan KB, masyarakat)

Tidak ada
Penyimpangan

Penyimpangan
pertumbuhan

Kurus
Kurus sekali
Gemuk
Mikrosefal
MakrosefaL

Penyimpangan
Perkembangan

Gangguan gerak
kasar
Gangguan gerak
halus
Gangguan bicara
dan bahasa
Gangguan
Sosialisasi dan
kemandirian

Ada penyimpangan

Gangguan
pendengaran
dan Penglihatan

Gangguan
Daya dengar
Gangguan
Daya lihat

Penyimpangan
mental emosional

Masalah mental
emosional
Autis
Gangguan
pemusatan
perhatian dan
hiperaktivitas

Intervensi diri penyimpangan


Tumbuh kembang
Ada perbaikan

Tidak ada perbaikan

Dirujuk ke fasilitas
Yang lebih mampu

Wlingi..
Mengetahui

Penanggung Jawab Program KIA

Kepala Puskesmas Wlingi

Puskesmas Wlingi

drg. HANIK TRIANA

Ana Masroroh,Amd.Keb

NIP.19800330 200901 2 005

NIP. 19681019 198903 2 004

Anda mungkin juga menyukai