Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KERJA

STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG

(SDIDTK) ANAK

1. PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain
diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di dalam
kandungan. Upaya kesehatan ibu yang dilakukan sebelum dan semasa hamil hingga melahirkan, ditujukan
untuk menghasilkan keturunan yang sehat dan lahir dengan selamat (infact survival) . Upaya kesehatan
yang dilakukan yang sejak anak masih di dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya,
ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak
agar mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki
intelegensi majemuk sesuai, dengan potensi genenetiknya

Adapun dasar hukum diantaranya, yaitu:

a. UUD 1945 Pasal 28B Ayat 2 menyatakan bahwa “setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Selanjutnya
Pasal 28H Ayat 1 menegaskan bahwa “setiap orang berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan”;

b. Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;

c. Undang-undang RI Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas UU RI Nomor 23 tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (UUPA);

2. LATAR BELAKANG

Adanya gangguan dan kelainan yang terjadi pada usia dewasa dapat di deteksi sejak balita. Dalam hal ini
peran orang tua dan dokter anak cukup besar. Setiap orang tua pasti ingin tumbuh kembang buah hatinya
berjalan sempurna. Namun, bagaimana jika ada gangguan dalam dalam tahapan proses tumbuh kembang
si kecil ?

Anda bisa mengetahuinya melalui program Kementrian Kesehatan yang dilakukan dalam rangka
peringatan Hari Anak Nasional, yakni dengan kegiatan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak (SDIDTK). SDIDTK merupakan rangkaian kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan
penyimpangan tumbuh kembang secara dini agar lebih mudah diintervennsi serta memberikan konseling
kepada keluarga bagaimana cara menstimulasi tumbuh kembang anak.

“Bila penyimpangan terlambat dideteksi, maka lebih sulit diintervensindan akan berpengaruh pada
tumbuh kembang anak.”

Kelainan dapat ditemukan dengan melakukan beberapa proses pemeriksaan mulai dari pengukuran lingkar
kepala, ukuran tinggi badan, dan memperhatikan beberapa deteksi dini penyimpangan sebagai berikut :
a. Perhatikan Pertumbuhan, lihat status gizi anak apakah normal, kurang, buruk, makrocephali dan
mikrocephali.

b. Perhatikan Perkembangannya, apakah mengalami kelemahan Perkembangan, gangguan daya lihat dan
daya dengar.

c. Perhatikan gangguan mental emosionalnya d. Autisme

d. Perhatikan pula hiperaktivitas dan gangguan pemusatan perhatiannya.

Periode 5 (lima) tahun pertama kehidupan anak sering disebut juga sebagai “ masa keemasan (golden
period) atau Jendela kesempatan (window opportunity) atau masa kritis (critical period)” karena periode
ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat pada otak manusia, masa yang
sangat peka bagi otak anak dalam mennerima berbagai masukan dari lingkungan sekitar.

Kebutuhan tumbuh kembang merupakan salah satu hak dasar anak sesuai undang-undang no 23 tahun
2003 tentang Perlindungan Anak dan Konvensi hak-hak anak tahun 1989/1990. Ooleh karena itu orang
tua perlu mengupayakan agar anaknya tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. Upaya yang dapat dilakukan adalah memenuhi Kebutuhan dasar anak agar tumbuh dan
berkembang optimal termasuk melakukan kegiatan SDIDTK.

Kegitan SDIDTK meliputi :

a. Stimulasi dini, yaitu merangsang otak Balita agar perkembangan kemampuan motorik (geark kasar dan
gerak halus), berbicara, berbahasa, bersosialisasi, dan kemandirian anak meningkat secara optimal sesuai
usia anak.

b. Deteksi dini, yaitu melakukan pemeriksaan /skrining atau mendeteksi sejak dini terhadap kemungkinan
adanya penyimpangan tumbuh kembang anak.

c. Intervensi dini, yaitu melakukan koreksi sejak dini dengan memangfaatkan plastisitas otak anak untuk
memperbaiki bila ada penyimpangan tumbuh kembang. Serta mencegah supaya penyimpangannya tidak
menjadi lebih berat.

d. Rujukan dini, yaitu merujuk/membawa anak ke fasilitas kesehatan bila masalah penyimpangan tumbuh
kembang tidak dapat di atasi di tingkat rumah tangga meskipun sudah dilakukan intervensi dini.

3. TUJUAN DAN MANFAAT

a. Tujuan Umum

Mengoptimalisasikan tumbuh kembang anak sesuai dengan potensi dan keterbatasannya.

b. Tujuan khusus

- Mendeteksi, mendiagnosa, menstimulasi, mengobati, dan ‘follow-up’ anak yang di rujuk ataupun


datang sendiri dengan penyimpangan tumbuh kembang.

- Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditangani setempat ke pusat Rujukan yang lebih lengkap atau
instansi yang berkompeten atau Yayasan khusus sesuai dengan kasus yang ditangani.
4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan SDIDTK dapat dilakukan dengan menggunakan buku KIA yg dilaksanakan oleh kader Posyandu
atau Guru PAUD. Dan apabila ada penyimpangan di salah satu kuesioner dapat dilakukan rujukan ke
tempat pelayanan kesehatan terdekat.

5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

- Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB)

Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status Gizi anak, normal, kurus, kurus sekali atau
gemuk.

- Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)

Tujuan Pengukuran Lingkaran kepala anak adalh untuk mengetahui lingkaran kepala anak dalam batas
normal atau diluar batas normal.

- Untuk melaksanakan kegiatan di Klinik Tumbuh Kembang maka diperlukan alat-alat seperti alat untuk
mendeteksi gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, USG, EEG,

EKG, Rontgent dan ditunjang sesuatu laboratorium, yang

memadai. 6. SASARAN

1. Sasaran langsung :

Sasaran langsung stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang adalah semua
anak umur 0 sampai dengan 6 tahun yang ada di wilayah kerja Puskesmas. 2. Sasaran tidak langsung:

a. Tenaga kesehatan ( dokter, bidan, perawat, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat, dsb).

b. Tenaga pendidik, petugas lapangan Keluarga Berencana, Petugas Sosial yang terkait dengan pembinaan
tumbuh kembang anak.

c. Petugas sektor swasta dan profesi lainnya.

Umur Anak

Jenis Deteksi Tumbuh Kembang yang Harus Dilakukan Deteksi Dini Penyimpang an Pertumbuhan
Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional BB/T B LK
KPSP TDD TDL KMME CHA T GPP H 0 bulan √ √ - - - -3 bulan √ √ √ √ - - - -6 bulan √ √ √ √ - - - -9
bulan √ √ √ √ - - - -12 bulan √ √ √ √ - - - -15 bulan √ - √ - - - - -18 bulan √ √ √ √ - - √ -21 bulan √ - √ - - -
√ -24 bulan √ √ √ √ - - √ -30 bulan √ √ √ √ - - √ -36 bulan √ √ √ √ √ √ √ √ 42 bulan √ √ √ √ √ √ - √ 48
bulan √ √ √ √ √ √ - √ 54 bulan √ √ √ √ √ √ - √ 60 bulan √ √ √ √ √ √ - √ 66 bulan √ √ √ √ √ √ - √ 72 bulan √
√ √ √ √ √ - √ Keterangan :

BB/TB : Berat Badan Terhadap Tinggi Badan TDL : Tes Daya Lihat

LK : Lingkar Kepala KMME : Kuesioner masalah Mental Emosional

KPSP : kuesioner Pra Skrining Perkembangan CHAT : Checklist for Autism Toddlers

TDD : Tes Daya Dengar Tanda : Deteksi dilakukan atas indikasi GPPH :Gangguan Pemusatan Perhatian
dan Hiperaktivitas.
6.EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Kegiatan SDIDTK belum dilakukan secara rutin dikarenakan program ini masih baru

7.PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan dilakukan dalam format pelaporan yang biasa dilakukan setiap akhir bulan dan akan
dilaporkan ke Dinas Kesehatan Setiap awal bulan.

Evaluasi kegiatan DDTK anak dilaksanakan secara berjenjang di semua tingkatan oleh karena kegiatan ini
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan masyarakat.

8.KERANGKA KONSEP PEMBINAAN TUMBUH KEMBANG BALITA DAN ANAK


PRASEKOLAH

Stimulasi dan pemantauan tumbuh Kembang di keluarga dan masyarakat

Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang di tingkat petugas

(tenaga kesehatan, pendidik, Petugas lapangan KB, Ada penyimpangan Tidak ada Penyimpangan
Gangguan pendengaran dan Penglihatan Penyimpangan Perkembangan Penyimpang an pertumbuha
Penyimpangan mental emosional  Gangguan gerak kasar  Gangguan gerak halus  Gangguan bicara dan
bahasa  Gangguan  Gangguan  Daya dengar  Gangguan  Daya lihat  Masalah mental emosional 
Autis  Gangguan pemusatan perhatian dan  Kurus  Kurus sekali  Gemuk  Mikrosefal  Makrosefa
Intervensi diri penyimpangan Tumbuh kemban

Anda mungkin juga menyukai