Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SDIDTK

OLEH :

KELOMPOK III

1. BAIQ ITAPITRIANI
2. ELSA KARUNIATI
3. FITRIAN PEBRIANTI
4. INAYA YATUSSOLEHATI
5. LULUK YUNIANI

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1

MATARAM

2019
KATA PENGANTAR

Assamu’alaikum,War.Wab

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat,taufik,serat hidayah-NyaPuji syukur


kami panjatkan kehadirat Allah SWT,atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelessaikan tugas dengan baik,tepat waktunya yang berjudul “sistem informasi
keperawatan”.makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dari mata kuliah sistem informasi
Keperawatan.dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimah kasih yang sebesar besarnya
kepada:

1. Ibu Aditya Pratiwi Ners. M. Kep selaku dosen pengampuh mata kuliah
KEPERAWATN ANAK II
2. Rekan rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna,baik dari segi penulisan,bahasa ataupun penyusunannya.oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,khususnya dari dosen pengampuh
mata kuliah sistem informasi keperawatan menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami
untuk lebih baik dimasa yang akan datang.

Mataram, 18 Maret 2019

Penyusun

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................


DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................
A. Latar Belakang ..........................................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................................
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................
A. Definisi SDITK ..........................................................................................
B. Kegiatan SDITK ........................................................................................
C. Umur Anak Dalam Pendeteksian SDIDTK
D. Pemeriksaan SDIDTK ..............................................................................
BAB IV PENUTUP..................................................................................................
A. Kesimpulan ................................................................................................
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
A. Latar belakang
Masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Tahun-tahun pertama kehidupan,
terutama periode sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun merupakan
periode yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Periode ini
merupakan kesempatan emas sekaligus masa-masa yang rentan terhadap pengaruh
negatif. Nutrisi yang baik dan cukup, status kesehatan yang baik, pengasuhan yang
benar, dan stimulasi yang tepat pada periode ini akan membantu anak untuk tumbuh
sehat dan mampu mencapai kemampuan optimalnya sehingga dapat berkontribusi
lebih baik dalam masyarakat.
Stimulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga perkembangan
kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita
berlangsung optimal sesuai dengan umur anak. Deteksi dini penyimpangan tumbuh
kembang perlu dilakukan untuk dapat mendeteksi secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orang tua
terhadap masalah tumbuh kembang anaknya. Apabila ditemukan ada
penyimpangan, maka dilakukan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang
balita sebagai tindakan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak agar
tumbuh kembangnya kembali normal atau penyimpangannya tidak semakin berat.
Apabila balita perlu dirujuk, maka rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin
sesuai dengan indikasi.
Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang
balita yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan
antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat
(kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, dan sebagainya)
dengan tenaga profesional (kesehatan, pendidikan dan sosial), akan meningkatkan
kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan
formal. lndikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak hanya
meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional, sosial
dan kemandirian anak berkembang secara optimal.
Sejak tahun 2007, Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan lkatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI) telah menyusun instrumen stimulasi, deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang untuk anak umur 0 sampai dengan 6 tahun, yang diuraikan dalam
Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan lntervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Untuk mendukung
implementasinya, maka pada tahun 2015 dilakukan revisi pada pedoman tersebut
dengan menggabungkan buku pedoman pelaksanaan dan instrument SDIDTK agar
lebih sederhana dan memudahkan pelayanan. Dengan demikian, diharapkan semua
balita dan anak prasekolah mendapatkan pelayanan SDIDTK.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan SDITK ?
2. Apa saja Kegiatan SDITK ?
3. Apa saja Umur Anak Dalam Pendeteksian SDIDTK ?
4. Apa saja Pemeriksaan SDIDTK ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan SDITK
2. Untuk menetahui Apa saja Kegiatan SDITK
3. Untuk mengetahui Apa saja Umur Anak Dalam Pendeteksian SDIDTK
4. Untuk mengetahui Apa saja Pemeriksaan SDIDTK
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

SDIDTK adalah pembinaan tumbuh kembang anak secara


komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan
intervensi dini penyimpanagan tumbuh kembang pada masa 5 tahun
pertama kehidupan, diselengarakan dalam bentuk kementrian antara
keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainya),
masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga
swadaya masyarakat) dengan tenaga profesional (kesehatan,
pendidikan dan sosial.

Menurut dr. Hj. Fatna sulani, SDIDTK adalah pemeriksaan


untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang secara dini agar
lebih mudah diintervensi serta memberikan konseling kepada
keluarga cara menstimulasi tumbuh kembang anak.
B. Kegiatan SDIDTK

1. Stimulasi dini yang menandai, yaitu merangsang otak balita agar


perkembangan kemampuan gerak, bicara, bahasa, sosialisasi dan
kemandirian anak berlangsung secara optimal sesuai usia anak.
2. Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan pemeriksaan
untuk mendeteksi atau menemukan adanya penyimpangan
tumbuh kembang balita. Apabila ditemukan penyimpangan lebih
dini, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan.
3. Inervensi dini, yaitu melakukan koreksi dengan memanfaatkan
plastisitas otak anak untuk memperbaiki bila ada penyimpangan
tumbuh kembang dengan tujuan agar pertumbuhan dan
perkembangan anak kembali ke jalur normal dan
penyimpangannya tidak menjadi lebih berat.
4. Rujukan dini, yaitu merujuk / membawa anak ke fasilitas
kesehatan bila masalah penyimpangan tumbuh kembang tidak
dapat diatasi meskipun sudah dilakukan intervensi dini.

C. umur anak dalam pendeteksian SDIDTK

Tidak semua umur anak bisa dilakukan pendeteksian,. Anak bisa


dideteksi ketika menginjak umur 0 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan,
12 bulan, 15 bulan, 18 bulan, 21 bulan, 24 bulan, 30 bulan, 36 bulan,
42 bulan, 48 bulan, 54 bulan, 60 bulan, 66 bulan, dan 72 bulan. Usia
ini adalah standar usia yang telah ditetapkan.
Jadwal atau waktu pendeteksian anak yaitu :
1. Anak umur 0 – 1 tahun = 1 bulan sekali
2. Anak umur > 1 – 3 tahun + 3 bulan sekali
3. Anak umur > 3 – 6 tahun = 6 bulan sekali
D. pemeriksaan SDIDTK dilaksanakan pada :

1. Balita usia 0 – 24 bulan setiaap 3 bula sekali


2. Balita usia 24 – 72 bulan setiap 6 bulan sekali

Jika umur si anak belum menginjak usia standar pemeriksaan makan


jangan dilakukan pendeteksian, namun tunggu si anak mencapai
usia yang ditentukan.

E. Tujuan SDIDTK

1. Tujuan umum
a) Meningkatkan pengetahuan
b) Keterampilan dan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam
stimulasi.
c) Deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan anak.
d) Meningkatkan upaya mencari pertolongan pelayanan pada
kelainan pertumbuhan dan perkembangan serta meningkatkan
peran profesi dalam memberikan pelayanan kelainan
pertumbuhan dan perkembangan.
e) Miningkatkan peran pemberi pelayanan kesehatan tingkat
primer dan rujukkan dalam memberi pelayanan kelainan
pertumbuhan dan perkembagan.
f) Mengoptimalisasikan tumbuh kembang anak sesuai dengan
potensi dan keterbatasannya. Agar semua balita umur 0-5 tahun
dan anak pra sekolah umur 5-6 tahun tumbuh dan berkembang
secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya sehingga
berguna bagi nusa dan bangsa serta mampu bersaing di era global
melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini.
2. Tujuan khusus
a) Mendeteksi, mendiagnosa, menstimulasi, mengobati, dan
follow-up anak yang dirujuk ataupun datang sendiri
dengan penyimpangan tumbuh kembang.
b) Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditangani
setempat ke pusat rujukan yang lebih lengkap atau
instansi yang berkompeten atau yayasan khusus sesuai
dengan kasus yang ditangani.

F. Jenis kegiatan SDIDTK

1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan

a) Pengukuran berta badan terhadap tinggi badan (BB/TB)


1) Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan
status gizi anak, normal, kurus, sekali atau gemuk.
2) Jadwal pengukurn BB/TB disesuaikan dengan jadwal
SDIDTK
b) Pengukuran lingkar kepala anak (LKA)
Tujuan pengukuran LKA adalah untuk mengetahui lingkar
kepala anak dalam batas normal atau diluar batas normal.
2. deteksi dini penyimpangan perkembangan
a) Skrining / pemeriksaan perkembangan anak menggunakan
kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP)
Tujuan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau
ada penyimpangan.
b) Tes daya dengar (TDD)
Tujuanya untuk menemukan gangguan pendengaran sejak
dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan
kemampuan daya dengar dan bicara anak.
c) Tes daya lihat (TDL)
Tujuannya mendeteksi secara dini kelainan daya lihat agar
segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga
kesempatan untuk memperoleh ketajaman penglihatan
menjadi lebih besar.
3. deteksi dini penyimpangan mental emosional
Kegiatan / pemeriksaan untuk menemukan gangguan secara dini
adanya masalah emosional, autisme dan gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera
dilakukan tindakan intervensi. Bila penyimpangan mental
emosional terlambat diketahui maka intervensinya akan lebih
sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Deteksi ini dilakuka oleh tenaga kesehatan.
1) Deteksi dini masalah mental emosional pada anak pra
sekolah.
Bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya
penyimpangan / masalah mental emosional pada anak pra
sekolah
2) Deteksi dini autis pada anak pra sekolah
Bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada
anak umur 18 bulan sampai 36 bulan.

Anda mungkin juga menyukai