Anda di halaman 1dari 7

Nama : Qotri Minati Naili

NIM : 22006230

Mata Kuliah : Konseling Pranikah

Dosen Pengampu : Dr. Afdal, M. Pd., Kons.


A. Persiapan Pernikahan
Menurut Soewondo (2001:154), dalam sebuah pernikahan perlu adanya fungsi yang harus dijalani dan apabila jika fungsi
tersebut tidak berjalan atau tidak terpenuhi maka aka nada perasaan tidak puas, merasa tidak Bahagia di dalam pernikahannya.
Adapun sebelum melakukan pernikahan banyak aspek yang harus diperhatikan terlebih dahulu, mulai dari diri sendiri dan juga
calon pasangan. Apabila pernikahan hanya di dasari rasa cinta tanpa memperhatikan aspek lain, maka pernikahan itu tidak
menjamin kebahagiaan dan juga tidak menjamin akan seumur hidup.
Menikah juga bukan hanya menyatukan pikiran 2 pasangan, tapi juga ada keluarga besar dari masing-masing pasangan
yang harus di satukan. Persiapan pranikah yang bis akita perhatikan yaitu perhatikan Riwayat Kesehatan seperti darah rendah,
darah tinggi, hepatitis, atau penyakit kelamin karena itu akan mempengaruhi Kesehatan saat berhubungan badan atau saat akan
program hamil. Jika memiliki Riwayat tersebut, maka terlebih dahulu untuk cek ke dokter dan minta untuk penanganan lebih
lanjut. Kesiapan usia untuk menikah juga harus diperhatikan karena menikah harus bisa memikirkan tentang mengurus anak,
dan juga mempunyai emosi yang stabil.

B. Persiapan Fisik
Persiapan fisik sebelum menikah bisa dengan mengecek Kesehatan badan dan melakukan berbagai macam tes untuk
mengetahui apa ada yang salah dari Kesehatan badan maupun reproduksi. Bagi mereka yang hendak berkeluarga amat dianjurkan
untuk menjaga kesehatan, sehat jasmani dan sehat rohani. Kesehatan fisik meliputi kesehatan dalam arti orang itu tidak
menghidap penyakit (apalagi penyakit menular) dan bebas dari penyakit keturunan. Usia menikah yang ideal menurut BKKBN
adalah 20-25 untuk perempuan dan 25-30 untuk laki-laki, hal itu dikarenakan untuk mempersiapkan dalam hal megurus anak,
kestabilan emosi yang sudah matang, dan juga reproduksi atau rahim sudah cukup kuat untuk mengandung.
Selain itu calon pengantin harus memiliki kesiapan mental dan psikologis, karena akan mempengaruhi kehidupan
pernikahannya. Pasangan yang memiliki kematangan pribadi akan memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan afeksi
yang mana itu adalah unsur paling penting didalam berumah tangga. Namun tidak ada yang sempurna dalam memiliki
kepribadian, tapi sebisa mungkin masing-masing pasangan harus bisa memberikan usaha terbaik dalam memahami karakter
masing-masing sehingga akan menciptakan hubungan rumah tangga yang harmonis dan saling melengkapi.

C. Persiapan Finansial
Sebelum menikah perlu diperhatikan mengenai persiapan finansial dan juga kemandirian dalam finansial, jika usdah
menikah harusnya tidak perlu lagi ada ketergantungan dari masing-masing orangtua. Sebelum menikah juga sudah harus
mempunyai pendapatan tetap karena penting untuk keberlanjutan pemenuhan keluarga dalam upaya mencapai kesejahteraan
keluarga nantinya. Karena sebelum menikah sudah harus memikirkan akan tinggal dimana, biaya kebutuhan sehari-hari, biaya
Pendidikan anak dan juga cicilan yang akan dibayar.
Bagi seorang suami, yang akan mengemban amanah sebagai kepala keluarga, maka diutamakan adanya kesiapan calon
suami untuk menafkahi. Dan bagi pihak wanita, adanya kesiapan untuk mengelola keuangan keluarga.

D. Masalah Lain Yang Timbul


Saat ingin melakukan pernikahan biasanya akan banyak masalah yang timbul dan akan membuat ragu masing-masing
pasangan dan juga membuat ragu keluarga besar, namun hal itu sudah biasa terjadi. Masalah yang sering timbul sebelum
melakukan pernikahan antara lain
1. Menjadi ragu dengan pasangan sendiri, hal tersebut bisa terjadi karena mungkin salah satu calon merasa bahwa
pernikahan ini terlalu cepat atau jadi merasa tidak yakin karena pendapatan dari calin suaminya tidak cukup untuk
mencukupi biaya kehidupan sehari-hari.
2. Muncul sikap pasangan yang membuat kita memikirkan Kembali apakah harus dilanjutkan pernikahan tersebut atau
tidak, sebelum menikah biasanya pasangan mengalami pacarana terlebih dahulu dan sikap yang dimunculkan saat
masa pacarana sangat manis sehingga pasangan itu melanjutkan hubungannya ke jenjang pernikahan, namun pada
saat mau menikah, pasangan merasa bahwa calon istri atau suaminya akan menerima dia apa adanya namun setelah
menunjukkan sifat aslinya salah satu pasangan merasa bahwa calon suami atau istrinya telah berubah dan membuat
ragu untuk melanjutkan pernikahan atau tidak.
3. Adanya masalah Kesehatan dari salah satu pasangan, melakukan cek Kesehatan dan menghasilkan bahwa salah satu
pasangan mengalami masalah reproduksi dan membuat calon lainnya ragu bahwa haruskah dilanjutkan pernikahan
ini, karena impiannya pasangan yang menikah yaitu mempunyai keturunan yang diidamkan orangtuanya juga.
4. Masalah di bagian WO atau persiapan yang dipilih, saat memilih WO mungkin ada hal yang tidak sesuai dengan
keinginan pasangannya, dan menjadi masalah karena merasa tidak puas dengan acara yang di selenggarakan.
5. Keluarga besar yang terlalu ikut campur mengenai pernikahan, karena menikah itu adalah menyatukan 2 keluarga
besar pasangan juga, keluarga pun akan ikut andil dalam membantu persiapan pernikahan, namun tak jarang keluarga
terlalu ikut campur sehngga menimbulkan masalsh yang terjadi seperti tidak setuju apabila calin pasangannya berada
di bawah tingkat perekonomiannya.

E. Pelayanan Dalam Bimbingan dan Konseling


Carl Rogers, berpandangan bahwa konseling merupakan hubungan terapi dengan klien yang bertujuan untuk melakukan
perubahan self (diri) pada pihak klien. Pada intinya Rogers dengan tegas menekankan pada perubahan sistem self klien sebagai
tujuan konseling akibat dari struktur hubungan konselor dengan kliennya. Pra nikah adalah masa sebelum adanya perjanjian
antara laki-laki dan perempuan, tujuannya untuk membangun rumah tangga berdasarkan undang-undang perkawinan agama
maupun pemerintah.
Konseling pra nikah (premarital counseling) merupakan upaya untuk membantu calon suami dan calon isteri oleh
seorang konselor professional, sehingga mereka dapat berkembang dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya melalui
cara-cara yang menghargai, toleransi dan dengan komunikasi yang penuh pengertian, sehingga tercapai motivasi keluarga,
perkembangan, kemandirian dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga.
Metode yang digunakan dalam bimbingan perkawinan adalah:
1. Metode ceramah Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi-materi kepada peserta bimbingan pranikah tersebut secara
lisan, dalam hal ini materi yang disampaikan adalah tentang pernikahan
2. Metode diskusi dan tanya jawab Metode ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana materi yang disampaikan
diterima/dipahami oleh peserta, dan melatih untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang mungkin akan terjadi di dalam
sebuah keluarga.
1. Saat akan menikah perlu memerhatikan kesiapan fisik, mental, dan finansial.
a. Benar
b. Salah

2. Usia menikah yang ideal menurut BKKBN adalah 18-20 untuk perempuan dan 20-23 untuk laki-laki
a. Benar
b. Salah

3. Keluarga yang terlalu ikut campur saat akan melakukan pernikahan akan membuat masalah yang akan timbul.
a. Benar
b. Salah

4. Menikah itu boleh segera dilakukan asal keduanya saling cinta tanpa memikirkan aspek-aspen tertentu.
a. Benar
b. Salah

5. Perceraian atau keributan yang terjadi di rumah tangga bisa terjadi karena tidak mempunyai kesiapan dalam berumah
tangga.
a. Benar
b. Salah
DAFTAR PUSTAKA

Ghozali. (2019). Audiensi Kementrian Agama BKKN. 19 Februari 2019

Musnamar, T. Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Dan Konseling Islami.( Jakarta: UII PRESS.1992)

Tajiri, H. Konseling Islam: Studi terhadap Posisi dan Peta Keilmuan. (Jurnal Ilmu Dakwah, 2012). (6), 20, 227-248.

Walgito, Bimo, Bimbingan dan Konseling Perkawinan. (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2010)

Wilis, Sofyan S. Konseling Keluarga. (Bandung: Alfabeta, 2009)

Anda mungkin juga menyukai