Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 4

BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA


“Pengasuhan Anak Dalam Keluarga”

Dosen Pengampu:
Drs. Taufik, M.Pd,. Kons.

Disusun Oleh :
QOTRI MINATI NAILI
22006230

DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022

1
DAFTAR ISI

Cover ......................................................................................................................................... 1

Daftar isi ................................................................................................................................... 2

Kajian Teoritis ......................................................................................................................... 3

Resume Materi ......................................................................................................................... 3

a. Pengasuhan Positif ................................................................................................... 3

b. Peran Orangtua dan Cara Melakukan Pengasuhan Positif....................................... 4

c. Berkomunikasi dan Mendisiplinkan Anak............................................................... 7

Daftar Pustaka ......................................................................................................................... 8

2
A. Kajian Teoritis

Keluarga merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan di dalalm kehidupan


manusia, keluarga juga menjadi tempat pertama seseorang melalui kehidupannya,
hubungan ini terjadi secara naluriah dan terciptanya komunikasi yang hangat, dan
komunikasi itulah yang menciptakan hubungan erat antar keluarga tersebut.
Keluarga juga menjadi pondasi untuk membangun kehidupan social dan
menjadi acuam dalam bermasyarakat yang luas, karena peran keluarga pun menjadi
peran paling utama daripada peran lingkungan atau sekolahnya.
Setiap pola pengasuhan harus memberikan rasa nyaman dan aman, namun
harus diperkuat juga dengan adanya batasa agar anak terhindar dari perilaku
menyimpang. Batan itu bukanlah untuk membuat anak terkekang tapi untuk
membuat anak merasa terlindungi dan juga mempunyai batasan dalam berperilaku.
Contoh kecil ketika anak masih kecil, orangtua harus bisa mendampingi saat
menonton tv, hal itu dianjurkan agar anak tidak menonton hal-hal yang tidak
seharusnya ia tonton. Tetapi apabila batasan tersebut membuat anak semakin
tertekan maka dampaknya anak akan menjadi tidak mendengarkan perkataan
orangtuanya karena merasa tidak pernah di dengarkan apapun pendapatnya. ( Taylor:
2004:10-11 ).

B. Resume Materi

a. Pengasuhan Positif
Menurut Dunchan, 2009 mindful parenting dapat diartikan sebagai kesadaran
orangtua dalam memberikan perhatian, bertujuan dan tidak memberikan label atau
penilaian negatif dari setiap pengalaman anak. Keterampilan mindful parenting akan
mendorong anak-anak untuk melakukan perilaku yang diharapkan secara positif dan
konsisten dalam mencegah perilaku bermaslah serta mengembangkan suasana
keluarga yang positif ( Bluth & Wahler, 2011 ).
Penjelasan menurut ahli diatas bisa disimpulkan bahwa orangtua yang
memiliki pengasuhan positif dan dan mampu mengahrgai setiap usaha yang
dilakukan anak akan membuat anak lebih percaya kepada orangtuanya dan juga
membuat ia berperilaku sesuai yang diharapkan oleh orangtuanya. Karena anak
merasa apa yang ia lakukan selalu berbuah apresiasi walaupun sekecil apapun.

3
Langer (dalam Ananda, 2011, hlm. 11) dalam konteks komunikasi antara
orangtua dan anak harus terjalin saling pengertian atau mindfulness, dengan adanya
saling pengertian maka kualitas hubungan tersebut akan baik. Sedangkan Duncan
(2007, hlm. 15) mendefiniskan mindful parenting sebagai kualitas kognitif afektif
yang terjadi pada orangtua selama berinteraksi dengan remaja. Hal ini penting karena
dengan meningkatkan mindful parenting orangtua akan terhindar dari stress
(parenting stress), serta meningkatkan kesehatan mental.
Menurut Megawangi (2003), anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang
berkarakter apabila dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter, sehingga fitrah
setiap anak yang dilahirkan suci dapat berkembang segara optimal.
Pentingnya pembentukan karakter dalam keluarga juga terlihat dari hasil
penelitian Fika dan Zamroni bahwasannya orang tua mendidik karakter anak melalui
pengasuhan yang baik, mencontohkan perilaku dan pembiasaan, pemberian
penjelasan atas tindakan, penerapan standar yang tinggi dan realitas bagi anak , dan
melibatkan anak dalam mengambil keputusan. Hasil pendidikan karakter dalam
keluarga menunjukkan bahwa anakanak yang tumbuh dalam keluarga lengkap
merasa lebih terpenuhi kasih sayangnya, jumlah anak yang bermasalah dan mandiri
lebih sedikit, serta anak-anak menjadi lebih penurut.

b. Peran Orangtua Dalam Melakukan Pengasuhan Positif


Menurut Duncan dkk ( 2009, hal. 589 ) menggambarkan 5 dimensi mindful parenting
yaitu:
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian, dalam pengasuhan positif
mendengarkan adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki orangtua, karena
orangtua akan fokus dengan penuh sadar atas apa yang anak ceritakan kepada
orangtua. Karena jika anak merasa di dengarkan ia akan percaya penuh kepada
orangtuanya dan merasa bahwa tempat ternyaman dan teraman adalah orangtua.
Apalagi ketika usia anak menginjak remaja itu adalah usia krusial dimana remaja
sangat perlu untuk tempat ternyaman untuk berbagi cerita, makanya orangtua
perlu mempunyai mendengar dengan penuh perhatian agar pesan yang
disampaikan anak ini tersampaikan. Orangtua yang memahami pikiran dan
perasaan dunia remaja akandapat mengurangi konflik danperselisihan diantara
mereka (Hastings dan Grusec, 1998) dan membangun keberanian untuk lebih
terbuka (Smetana dalam Duncan, 2009, hlm. 259).

4
2. Menerima dan tidak menghakimi diri sendiri dan juga anak.
Saat menjadi orangtua banyak hal yang membuat pikirannya menjadi tidak
terarah dan merasa bahwa orangtua belum sepenuhnya pantas dan siap dalam
mendidik anak, namun orangtua mengkomunikasikan keyakinannya tentang
kompetensi anak mereka melalui perilaku dan bahasa verbalnya. Komunikasi ini
dapat bias karena keinginan orangtua agar anak mereka seperti atribut yang
mereka inginkan, meskipun terkadang tidak realistis untuk anaknya (Goodnow
dalam Duncan, 2009).
Orangtua yang mempunyai pengasuhan positif tidak akan menyalahkan diri
sendiri dan juga anak apabila ada hal yang tidak tercapai, namun bukan berarti
orantua pasrah dan lepas tanggung jawab bebas anaknya memilih sesuka hati tapi
orangtua hanya perlu membimbing dan mendisiplinkan anak tentang peraturan
yang tiak boleh anak langgar dan juga orangtua perlu menerima segala hasil yang
diberikan oleh anaknya. Karena jika orangtua menghakimi segala apa yang
dilakukan anak maka akan berakibat buruk pada anak.
Rogers (dalam Bernard, 2013, hlm. 9) menyatakan bahwa penerimaan diri
orangtua akan mampu meningkatkan kemampuannya dalam menjalin hubungan
dengan anaknya. Orangtua yang memiliki penerimaan diri dan anak, maka ia
akan sadar untuk menghargai karakter positif yang ada dalam diri dan anaknya.
Selain itu, orangtua akan mampu menyikapi peristiwa negatif dengan tetap
bangga menerima diri dan anaknya tanpa syarat.

3. Kesadaran emosional atas diri dan anak


Pengasuhan positif akan memperhatikan kestabilan emosi ia dan juga anaknya.
Untuk dapat mendengarkan dengan penuh perhatian dan melaksakanannya tanpa
penghakiman dibutuhkan keterampilan untuk memahami emosi diri dan
anaknya. Pengalaman negatif dan positif orangtua akanmempengaruhi perilaku
pengasuhan. Perhatian terhadap emosi adalah dasar dari mindful parenting. Hal
inidikarenakan emosi yang kuat akan memberikan dampak yang kuat puladalam
memicu proses kognitif dalam aktivitas pengasuhan. Bila orangtua dapat
mengidentifikasi emosi diri dan anaknya dengan membawa perhatian saat
berinteraksi, orangtuaakan dapat membuat pilihan-pilihan secara sadar tentang
bagaimana merespons, dibandingkan selalu reaktif.
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan individu untuk mengenali
perasaan dirinya dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri dan mengelola

5
emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam relasi dengan orang lain
(Goleman, 2001, hlm. 512). Orangtua yang cerdas secara emosional adalah
orangtua yang mampu memahami setiap perasaan yang muncul dalam dirinya
dari setiap pengalamannya, dan tidak mudah terpengaruh di dalamnya. Indikator
utama orangtua yang memiliki kemampuan mengenali emosi diri adalah
mengetahui emosi yang sedang dialami dan mampu menggunakan emosi yang
sedang dialaminya untuk mengambil sebuah keputusan dan tindakan yang tepat
(Goleman, 2006, hlm. 58-59).
Selain itu, orangtua yang cerdas secara emosional mampu memahami perasaan
anaknya secara empatik, dan mampu mengelolanya sehingga tidak menghambat
untuk meraih apa yang menjadi tujuannya. Salovey & Mayer dalam Goleman
(2001, hlm. 513), juga menyebutkan bahwa kecerdasan emosional sebagai
kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta
menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan.

4. Pengaturan diri dalam pengasuhan


Mindful parenting meliputi reaksi yang tidak berlebih-lebihan atas pencapaian
anak dan selalu mengendalikan diri terhadap nilai dan tujuan yang ingin dicapai.
Mindful parenting tidak menunjukkan sikap negatifseperti marah, mengamuk,
mengomel, perilaku kasar terhadap anak (Duncan, 2009, hlm. 261). Cara
orangtua bereaksi terhadap emosi anak akan menimbulkan efek emosional dan
sosial terhadap anak terutama remaja (Eisenberg dalam Duncan, 2009).
Faktor ekternal yang mempengaruhi regulasi diri adalah lingkungan dan
reinforcement. Lingkungan akan mempengaruhi pembentukan standar individu.
Dengan adanya interaksi yang lebih luas, maka akan menyebabkan terjadinya
perkembangan dalam regulasi diri individu karena melakukan proses
pembandingan antara standar lingkungan dengan apa yang ada dalam dirinya.
Reinforcement yaitu penguatan yang diperoleh dari ingkungan (Hall & Lindzey,
1985)

5. Kasih sayang kepada diri dan anak


Anak-anak dari orangtua yang memiliki keterampilan mindful parenting, akan
merasakan pe-ngaruh positif dari dukungan orang tua. Kasih sayang merupakan
bagian dari rasa kemanusiaan, yang ketika diterapkan dalam pengasuhan dapat
memungkinkan orangtua untuk mengambil sikap lebih lemah lembut, lebih

6
pemaaf. Kasih sayang (compassion) dalam mindful parenting menghindari diri
dari menyalahkan diri ketika tujuan sebagai orangtua tidak tercapai.
Yaitu kemampuan orangtua untuk dapat menghindar dari menyalahkan diri
ketika tujuan sebagai orangtua tidak tercapai (Duncan, 2009: 259).

c. Berkomunikasi dan Mendisiplinkan Anak


Cara berkomunikasi dengan anak yang baik itu ada beberapa langkah-langkah
yang dapat dilakukan, yaitu
• Dengarkan anak, dengarkan apa yang dikatakan anak dan beri respon yang akan
membuat anak merasa diberi perhatian oleh orangtua.
• Berbicara dengan mereka, komunikasilah dengan anak apapun hal yang membuat
mereka merasa bahwa orangtuanya percaya kepada anak, dan membuat anak
menjadi berpikir bahwa ketika orangtuanya pun cerita kepada anak, anak pun
harus terbuka kepada orangtua.
• Beri kata-kata yang membangun motivasi, buatlah anak merasa bahwa orangtua
mendukung apapun hal yang ia lakukan dan juga beri masukan apabila hal yang
ia lakukan terlaliu beresiko atau kurang ajeg.
• Ajak anak berdiskusi, ciptakan suasana yang membuat anak ikut berfikir dan
mulai memberikan pendapatnya, itu juga akan membuat anak belajar berfikir
kritis, dan merasa di perlukan karena pendapatnya diperlukan.
Agar anak mempunyai pribadi yang disiplin orangtua juga perlu mendiidk
dengan cara tegas namun tidak perlu tindakan kekerasan, dan jangan pernah
mengabaikan anak dengan dalih agar mereka mandiri, namun itu akan membuat
mereka menjadi tidak diperhatikan, dan selalu beri motivasi dan beri ganjaran apabila
ia melakukan kesalahan. Ber penghargaan apabila anak mendapatkan pencapaian,
jika ingin mendisiplinkan anak maka didiklah sesuai usianya. Jika anak melakukan
kesalahan jangan membentak dengan terlalu keras karena mungkin itu akan membuat
hatinya terluka dan menjadi tidak percaya kepada orangtuanya. Beri space untuk dia
melakukan apa yang ia mau dan berilah masukan terhadap apa yang anak lakukan
agar ia merasa diperhatikan dan juga tidak diberi batasan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Bluth, K. & Wahler, R.G. (2011). Parenting Preschoolers: Can Mindfulness Help?
Department of Psychology, Child and Family Studies, University of
Tennessee. doi: 10.1007/s12671-011- 0071-4.

Duncan (2009). A Model of Mindful Parenting: Implications for Parent– Child


Relationships and Prevention Research, Clin Child Fam Psychol Rev, 12.
255–270. doi: 10.1007/s10567-009-0046-3.

Goleman, D. (2006). Kecerdasan Emosional (Trans: Hermaya), Jakarta: Gramedia


Pustaka

Halimah (2009). Pengalaman Orangtua dalam Mengasuh Remaja dengan Perilaku


Kekerasan di Kota Depok, (Tesis). Ilmu Keperawatan UI, Jakarta

Sanders (2011). Development, Evaluation, and Multinational Dissemination of the


Triple P-Positive Parenting Program, Annual Review of Clinical Psychology.
Doi: 10.1146/annurevclinpsy-032511-143104.

Anda mungkin juga menyukai