Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KELOMPOK 6

FILSAFAT DAN TEORI PENDIDIKAN

“Pembinaan Kepribadian Dari Usia Dua Tahun Hingga Baligh

(Lanjutan)”

Dosen Pengampu:

Drs. Zelhendri Zen, M.Pd., Ph.D

OLEH KELOMPOK 6:

1. Ilham Aditia Rahman (19004056)


2. Sakinah Zahira (19004118)
3. Viona Salsabila (19004126)

KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
memberikan rahmad dan bimbingan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.Makalah ini merupakan panduan bagi mahasiswa dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Selain itu, makalah ini juga sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Filsafat
Dan Teori Pendidikan dan disusun sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan proses
belajar mandiri, agar aktifitas dan penguasaan materi dapat optimal sesuai dengan yang
diharapkan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Kritik dan saran
tetap kami harapkan guna perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Padang,28 Mei 2022

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan Masalah..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembinaan Perasaan / Membentuk Jiwa Anak..............................................................3
B. Pembinaan Jasmani / Pembentukan Fisik Anak............................................................4
C. Pembinaan Intelektual / Pembentukan Intelektualitas Anak.........................................8
D. Pembinaan Kesehatan / Bangunan Kesehatan.............................................................13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...............................................................................................................16
B. Saran.......................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanggungjawab orang tua terhadap anak dalam keluarga bukan hanya memberi
asupan makan, kecukupan gizi dan perlindungan fisik semata. Apabila pengaruh-
pengaruhnya berhenti pada batas potensi-potensi pertumbuhan rohani dan kejiwaan,
tanpa tumbuh di dalam batin mereka gangguan- gangguan. Jauh daripada itu orang
tua memikul tanggung jawab untuk menyelamatkan anak mereka dari azab api neraka
Keluarga yang sanggup mempersiapkan generasi yang baik adalah keluarga yang
mampu memenuhi kebutuhan naluri anak. Secara fitrah, kebutuhan naluri anak
cendrung pada unsur spritualnya (kasih sayang), di samping kebutuhan material
(makanan). Kebutuhan terhadap kasih sayang dari orang tua pada fase awal, ikut
menentukan kepribadiaan anak pada periode berikutnya.
Seorang anak yang tidak diberikan kasih sayang dalam keluarga sering mengalami
gejolak jiwa. Gejolak jiwa anak dapat terjadi karena fondasi iman yang tidak kokoh.
Keimanan merupakan pilar utama dalam membentuk kepribadaian muslim
seorang anak.. Pondasi spritual anak pada fase awal dapat dibentuk melalui interaksi
orang tua dengan anak melalui pemberian pendidikan iman. pendidikan keimanan
merupakan bagian pendidikan hati dan jiwa. Hati memiliki pengaruh yang kuat
terhadap munculnya perangai anak. Orang tua berusaha memangkas kejahatan yang
ada dalam jiwa dan hati anak, sehingga anak tidak terpancing untuk berbuat dosa,
karena dosa tersebut merupakan buruknya hati.
Di samping itu juga berkewajiban mereka dengan cinta kasih sayang menurut
ajaran Islam. Orang tua yang tidak memberi pendidikan yang benar kepada anak
mereka, tidak akan memetik hasil kecuali seorang anak yang berprilaku berani dan
bermusuhan dengan mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pembinaan Perasaan/membentuk jiwa anak?
2. Bagaimana Pembinaan Jasmani/Pembentukan Fisik Anak?
3. Bagaimana Pembinaan Intelektual/ Pembentukan Intelektualitas?
4. Bagaimana Pembinaan Kesehatan/Bangunan Kesehatan?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Pembinaan Perasaan/membentuk jiwa anak?

1
2. Mengetahui Pembinaan Jasmani/Pembentukan Fisik Anak?
3. Mengetahui Pembinaan Intelektual/ Pembentukan Intelektualitas?
4. Mengetahui Pembinaan Kesehatan/Bangunan Kesehatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembinaan Perasaan / Membentuk Jiwa Anak


Maka peran kedua orang tua sangat besar dalam pembentukan karakter anak.
Rasulullah juga memperhatikan hal-hal tentang pembinaan ini melalui haditshadits
beliau, yang akan diringkas menjadi tujuh unsur, sebagai berikut:
a. Kecupan dan kasih sayang kepada anak Mengecup anak
Merupuakan hal yang mampu memenuhi kebutuhan akan rasa kasih sayang
Kecupan mempunyai peran yang sangat efektif dalam menggerakkan perasaan
dan kejiwaan anak. Juga mempunyai peran yang besar dalam menenangkan
amarahnya. Di samping itu, akan lahir pula rasa keterikatan yang erat di dalam
mengokohkan hubungan cinta antara orang tua dan anaknya, dan kecintaan
kepada yang tua, serta yang masih kecil/muda.
Menurut Mansur dalam buku Mendidik Anak Usia Dini anak juga mempunyai
kebutuhan rohani seperti anak sangat senang dipeluk dan dicium oleh kedua orang
tua dan saudara-saudaranya. Hubungan kasih sayang ini sangat bagus bagi
pertumbuhan jasmani dan rohani anak.
b. Bermain dan bercanda dengan anak
Bercanda dan bermain dengan anak-anak bagi orang tua atau orang dewasa itu
dianjurkan, karena Rasulullah saja sering melakukan hal ini didepan cucu beliau
Hasan dan Husain beserta kawan-kawannya. Sikap seperti ini berarti
meninggalkan sikap sombong dan merasa beda, lebih tinggi dengan yang lain
karena menganggap diri sebagai orang dewasa. Dengan cara mengajak mereka
bercanda, bermain-main, bergaya kekanak-kanakan dan meniru anak inilah
Rasulullah bergaul dengan anak-anak.
Dengan menanamkan perasaaan yang tulus ke dalam jiwa mereka yang jauh
dari sifat keras dan tidak memberikan hak kepada anak. Jika sebaliknya maka
akan membuat mereka tertekan dan akan merasa takut dan suka menyendiri.
c. Memberi hadiah dan bonus kepada anak
Semua orang senang jika mendapatkan hadiah, karena mempunyai pengaruh
yang baik terhadap jiwa manusia. Terutama pengaruhnya kepada anak jauh lebih
besar dan baik untuk membina perasaan, menggerakkan, membangkitkan, serta
mengarahkannya.

3
Kegunaan memberikan hadiah kepada anak akan terwujud kebaikan dan
kedekatan anak kepada orang tuanya. Hendaknya ketika memberikan hadiah
kepada anak mampu bersikap adil, tidak membedakan antara anak satu dengan
lainnya. Hadiah dan bonus bisa dilakukan pada moment-moment tertentu, ketika
hari lahir anak atau ketika anak mencapai sebuah prestasi.
d. Menyambut anak dengan baik dan membelai kepala anak
Ketika orang tua atau orang dewasa menyambut anak dengan dengan sikap
yang baik, ceria, cinta dan canda ria, maka anak akan merasa senang. Dan dengan
membelai kepala anak sambil mendoakan maka mereka akan mendapatkan
sentuhan kasih sayang dan kelembutan. Sehingga terbuka hatinya untuk berbicara,
dan berdialog dengannya.
e. Mencari tahu keadaan anak dan menanyakannya
Ketika anak tersesat atau merasa takut ketika ditinggal sendirian, hendaknya orang
tua tidak bisa tinggal diam. Orang tua harus menemuinya atau mencarinya, karena
pada saat itu jiwa sang anak mengalami ketakutan. Mereka butuh keamanan,
kenyamanan didalam jiwanya agar tidak merasa susah.
B. Pembinaan Jasmani / Pembentukan Fisik Anak
a. Belajar berenang,memanah,dan menungga kuda.
1. Memanah
Memanah adalah salah satu olahraga yang dianjurkan oleh Rasulullah
SAW. Dari hadits tersebut, terlihat dengan jelas bahwa memanah memiliki
kaitan yang sangat erat dengan peradaban Islam.
Pada masa Rasulullah dan khulafaur rasyidin, panah dan memanah
menjadi sarana penting untuk berperang. Keahlian memanah memberi
sumbangsih besar kepada kaum Muslimin dalam memetik kemenangan di
berbagai medan perang.
Dalam kisah yang lain, kepiawaian memanah diyakini menjadi kunci
kemenangan pasukan yang dipimpin Sultan Muhammad Alfatih saat berjuang
merebut Konstatinopel pada abad ke-
Dalam operasi penaklukan itu, pasukan Sultan Muhammad terlebih
dahulu berenang mengarungi Selat Bosphorus, kemudian berkuda sembari
melepaskan ribuan anak panah untuk mengobrak-abrik pasukan musuh.
Akhirnya, kemenangan pun diperoleh.

4
Sejarah Islam menyatakan, Allah SWT mengutus Malaikat Jibril untuk
memberikan busur dan dua anak panah kepada Nabi Adam. Busur dan anak
panah itu kemudian digunakan untuk membunuh seekor burung yang mencuri
tanaman milik Adam.
Tak hanya Nabi Adam, tetapi Nabi Muhammad pun merupakan sosok
yang andal dalam hal memanah. Bahkan, di Istana Topkapi, Istanbul, Turki,
tersimpan tiga buah anak panah yang diyakini milik Nabi Muhammad.
Selain erat dengan peradaban Islam, memanah ternyata memiliki
berbagai manfaat untuk kesehatan, baik itu fisik maupun mental. Berikut
sepuluh manfaat melakukan olahraga panahan
 Meningkatkan koordinasi tangan dan mata, serta keseimbangan.
 Meningkatkan fleksibilitas tangan dan jari.
 Membangun kekuatan tubuh.
 Meningkatkan kesabaran.
 Meningkatkan fokus.
 Membangun kepercayaan diri.
 Merupakan olahraga sosial.
 Merupakan bentuk latihan kebugaran.
 Merelaksasi tubuh.
 Merupakan olahraga yang dapat dimainkan semua orang.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: ‘hendaknya kalian latihan
menembak karena itu permainan yang paling bagus bagi kalian.‘Sabda Rasulullah
SAW, “Kamu harus belajar memanah karena memanah itu termasuk sebaik-baik
permainanmu.” (Riwayat Bazzar, dan Thabarani dengan sanad yang baik)
Selain itu, hikmah lain dari dianjurkannya kita belajar berkuda, berenang dan
memanah adalah untuk mempersiapkan diri menghadapi perang akhir zaman yang
kita tidak tahu apakah senjata api, tank, jet tempur maupun bom masih berfungsi
atau tidak pada saat itu.
“Jika Perang Dunia Ketiga adalah berjuang dengan senjata nuklir, yang
keempat akan diperjuangkan dengan busur dan anak panah.” – Louis Lord
Mountbatten

2. Berenang

5
Saat berenang, mental, fisik, segala otot dan tulang rangka digerakkan
untuk membuat satu gerakan yang terkoordinasi antara dua kaki dan dua
tangan, selain merangsang stamina (sistem kardiovaskular). Karena itu
berenang dikatakan sebagai hobi yang paling sempurna dan menyehatkan.
Berenang juga memberi kesempatan kepada manusia untuk menguasai
air dan menjadi lebih berani. Sebab ketika orang berenang, dibutuhkan juga
keberanian untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi di dalam air.
3. Berkuda
Bentuk lekuk tubuh belakang kuda (tempat yang diduduki), sangat baik
untuk merawat segala masalah tulang belakang manusia. Saat pergerakan
galloping yaitu saat kuda melompat dan berlari menyebabkan pergerakan
vetebra tulang belakang kita yang bersentuhan antara satu sama lain dalam
kondisi harmonis, dan merangsang saraf-saraf tulang belakang, seolah-olah
diurut.
Sedangkan pakar kesehatan pun tidak mampu membuat seperti gerakan
alami tulang-tulang veterbra saat orang menunggang kuda.Seluruh anggota
yaitu tulang rangka, otot, organ viseral – termasuk sistem pencernaan, sistem
saraf, sistem voluntary maupun involuntary, organ ampas, bahkan gesekan ke
organ vital akan terangsang secara optimal untuk menjadi semakin sehat.
Penunggang kuda yang hebat biasanya bebas dari mengalami sakit
punggung. Selain itu, kuda juga mencerahkan mata sebab ada rangsangan
terhadap saraf kranial saat gerakan ‘galloping’ kuda.
Adapun dari aspek psikisnya, berkuda dapat membentuk karakter
kepemimpinan, kepercayaan diri, jiwa pemberani, ketangkasan, pengendalian
diri, dan menyayangi makhluk Allah lainnya yaitu kuda.
b. Keikutsertaan orang dewasa dalam bermain bersama anak-anak
Peran orang dewasa (orang tua, pembantu rumah tangga) dalam kegiatan bermain
anak adalah :
1. Sebagai Penyedia Alat Permainan
Menurut Van Hoorn (2011) orang dewasa menyediakan alat permainan
dan tempat sebelum mulai permainan. Selama kegiatan bermain berlangsung
orang dewasa membantu menyingkirkan benda – benda yang mengganggu,
menambah alat permainan atau membereskan permainan yang tidak

6
digunakan. Sediakan alat permainan yang sekiranya aman dan sesuai untuk
anak usia dini. Sebagai Penyedia Tempat
Selain alat permainan, orang dewasa juga perlu menyediakan tempat
bermain yang luas, bersih dan aman dari benda yang berbahaya. Setidaknya
dengan tempat yang luas anak akan bebas bergerak aktif. Selama anak
bermain, orang dewasa bertugas menyingkirkan benda – 10 benda agar tempat
bermain lebih leluasa.

2. Pendamai (Peacemaker)
Orang dewasa dapat membantu anak mengatasi komflik/masalah yang
terjadi dalam permainan anak.

3. Pemberi Petunjuk (Tutor)


Orang dewasa sebagai pendamping perlu memberikan pentunjuk cara
bermain kepada anak seperlunya ketika anak mendapat alat permainan yang
baru bagi mereka. Pengawas
Terkadang anak bosan bila harus didampingi secara langsung, ada
kalanya orang dewasa hanya perlu mengawasi dari jarak tertentu. Partisipan
(Participant) Dalam hal ini guru turut bermain bersama anak, mengikuti apa
yang anak lakukan dan berinteraksi.
4. Pengatur
Waktu Orang dewasa juga perlu memperhatikan waktu bermain anak.
Kapan anak harus berhenti bermain dan kapan anak harus melakukan kegiatan
yang lain. Ketika kegiatan bermain berlangsung, guru berada di luar lingkup
bermain anak. Namun guru juga tetap mengawasi dan mengamati anak. Guru
dapat berperan sebagai orang yang membantu anak yang menonton untuk ikut
bermain aktif dengan teman yang lain. Guru juga dapat mengajak anak untuk
bernegosiasi tentang peran atau kegiatan yang akan dilakukan tanpa
mengehntikan kegiatan bermain

5. Parallel Player
Guru ikut bermain bersama anak, memberikan ide kegiatan tanpa
berinteraksi dengan anak. Dalam hal ini guru ikut bermain dengan anak, bisa
meniru apa yang dilakukan anak. Tetapi bisa juga melakukan variasi kegiatan

7
yang berbeda dengan anak dan melihat apakah anak akan menirunya atau
tidak.
6. Motivator
Orang dewasa seharunya dapat menjadi motivasi bagi anak. Berilah
anak pujian ketika anak berhasil melakukan sesuatu yang benar ketika
bermain. Dengan itu anak akan merasa berprestasi dan merasa lebih
bersemangat dalam bermain. Dengan adanya peran orang dewasa tersebut
maka kebutuhan anak dalam bermain dapat terpenuhi. Selain itu peran orang
tua merupakan salah satu faktor pendukung terciptanya high level of play atau
high quality play, di mana dalam bermain yang baik anak dapat
mengembangkan seluruh aspek perkembangannya.
Dengan adanya peran orang dewasa sebagai tutor maka anak akan tahu
bagaimana cara menggunakan alat permainan teersebut. Tidak hanya 1 peran
saja, dengan beberapa peran yang muncul pada orang dewasa anak dapat
belajar apa yang belum ia ketahui. Mereka juga dapat mencoba menyelesaikan
konflik yang lebih rumit dengan bantuan orang dewasa.
c. Bermain bersama anak-anak sebaya
Bermain bersama teman adalah hak dari setiap anak-anak. Pertemanan dapat
menjadi ajang bagi anak untuk belajar dan mengembangkan kemampuan sosial.
Memiliki sahabat dekat juga dinilai bermanfaat dalam membuat si kecil merasa
percaya diri dan membantu beradaptasi dengan lingkungan
C. Pembinaan Intelektual / Pembentukan Intelektualitas Anak
a. Menanamkan kecintaan kepada ilmu dan adab-adabnya.
Menanamkan cinta ilmu dan memberi motivasi untuk belajar sejak kecil
kepada anak-anak merupakan suatu keharusan bagi orang tua, karena menuntut
ilmu merupakan kewajiban atas setiap muslim, tua maupun muda, laki-laki
maupun perempuan. Menuntut ilmu juga merupakan ibadah yang dapat dijadikan
sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Islam sangat
memperhatikan ilmu pengetahuan karena dengan ilmu manusia bisa berkarya dan
berprestasi, dengan ilmu ibadah seseorang menjadi sempurna.
‫وجهه كرماهلل على عن‬, ‫ قل وسلم عليه هللا صلى النبى ان‬: ‫خصال ثالث على أوالدكم أدبوا‬, ‫وحب نبيكم حب‬
‫البيته‬, ‫رواه ( واصغيائه بيائه أن مع ظله إال ظل ال هللا عرش ظل فى القرأن حملة وإن القرأن وتالوة‬
‫)طبرنى‬

8
Artinya : Dari Ali karromallahu wajhah,bahwa sesungguhnya nabi Muhammad
SAW berkata : Didiklah anak-anak kalian semua dengan tiga perangai : Cinta
Nabi kalian, Cinta keluarga nabi, dan Membaca AlQur’an, maka sesungguhnya
orang yang belajar AlQur’an berada dalam perlindungan Allah, Pada hari yang
tiada pertolongan selain pertolongan Allah beserta para nabiNYA dan
kekasihNYA. (H.R Ath Thobroni)[52]
Berdasarkan hadits di atas rosulullah SAW memerintahkan untuk mendidik
anak-anaknya dengan tiga perangai :
1. Cinta terhadap Nabinya, karena cinta terhadap Nabi adalah lebih utama dari
pada cinta terhadap kedua orang tuanya bahkan terhadap dirinya sendiri,
2. Cinta kepada keluarga Nabi, karena barang siapa cinta kepada seseorang maka
ia akan cinta kepada apa yang dicintai oleh seseorang tersebut dan
keturunanya.
3. Memberikan pengajaran Al-Qur’an terhadap anak, belajar Al-Qur’an dan
mengamalkanya adalah yang paling penting dan utama, karena dengan Al-
Qur’an manusia menjadi umat yang paling mulya

Setelah anak-anak ini mendapatkan ilmu, perlu pula menerangkan adab-adab


dari memiliki ilmu agar anak tersebut apabila menjadi pembesar tidak keluar dari
kaidah-kaidah Islam dan berada di jalur yang benar. Sebagaimana Luqman
berkata kepada anaknya : “Wahai anakku, masih ada sesuatu yang lain. Banyak
bergaulah dengan para ulama, sesungguhnya Allah akan menghidupkan hati yang
mati dengan hikmah sebagaimana ia menghidupkan (menyuburkan) tanah yang
mati dengan air dari langit. Wahai anakku, janganlah engkau mempelajari ilmu
karena tiga hal dan janganlah meninggalkan karena tiga hal. Janganlah engkau
mempelajarinya untuk berdebat, untuk menyombongkan diri dan untuk berbuat
riya’, jangalah pula meninggalkan ilmu karena malas, karena malu kepada
manusia, dan karena puas (menerima) kebodohan. Wahai anakku janganlah
engkau mendebat para ulama dan janganlah meremehkannya sehingga merekapun
akan menolakmu. Jangan pula mendebat orang-orang bodoh sehingga mereka
akan membodohimu dan dan mencacimaki dirimu. Tapi sabarkanlah dirimu dalam
menghadapi orang yang di atasmu dan kepada orang yang di bawahmu.
Sesungguhnya hanya orang yang bersabar kepad ulamayang bisa menyertai
mereka sehingga bisa terus menyertai mereka dan memetik ilmu mereka dengan

9
penuh kelembutan. Wahai anakku, sesungguhnya hanya hikmalah yang
mendudukan orang-orang miskin di majlis-majlis para raja”.

b. Tugas hafalan sebagian ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist


‫علمه و القراّن تعلم من افضلكم ان قال وسلم عليه هللا صلى النبى عن عنه هللا رضى عفان بن عثمان عن‬
( ‫)هاور‬
Artinya : Dari Ustman bin Affan r.a., dari Nabi SAW,beliau bersabda :
Sesungguhnya orang termulia diantara kamu adalah orang yang belajar dan
mengajarkan Al-Qur’an.(H.R. Bukhari).
Berdasarkan hadits di atas, salah satu tugas orang tua kepada anaknya selain
menanamkan kecintaan kepada ilmu dan adab-adabnya, yaitu melatih dan
membiasakan anak untuk menghafal sebagian ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist.
Menurut pemakalah dengan membiasakannya orang tua melatih anak dengan
menghafal sebagian ayat-ayat Al-Qur’an, akan menumbuhkan dan menyuburkan
keyakinan dan aqidah anak kepada Allah SWT. Adapun pentingnya melatih dan
membiasakan anak menghafal Hadist akan menstimulus anak untuk mencintai
Rosulullah dan pada akhirnya akan mengidolakan Rosulullah dalam diri dan
hidupnya sehingga dapat mencontoh akhlak Rosul dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini seperti yang dipaparkan Ibnu Sina yang dikutip oleh Muhammad
Suwaid dalam kitab, As-Siyasah mengatakan, “Jika seorang anak sudah bisa mulai
dididik dan sudah bisa memperhatikan, maka ketika itu dimulailah pengajaran Al-
Qur’an, diajarkan tentang baca tulis Al-Qur’an serta didiktekan rambu-rambu
agama.”
c. Memilihkan guru dan sekolah yang baik
Secara umum pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk
mendidik. Sedangkan secara khusus pendidik dalam pendidikan Islam adalah
orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan
mengupayakan perkembangan seluruh potensinya. Sedangkan menurut Bukhori
Umar, MAg., bahwa pendidik dalam perspektif Hadist adalah orang yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik agar
mencapai tingkat kedewasaan sehingga ia mampu menunaikan tugas – tugas
kemanusiaannya yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Berdasarkan hal di atas, seorang guru adalah cerminan bagi anak sehingga
akan membekas di dalam jiwa dan pikiran mereka dengan memberikan ajaran-

10
ajaran dengan nilai-nilai ajaran yang baik. Maka dari itu, kaum salaf memberikan
perhatian yang sangat besar terhadap hal itu. Sehingga mereka memberikan
nasihat kepada anak-anak mereka agar mengambil adab sebelum mengambil Ilmu.
Sebagai orang tua, kaum salafpun memberikan perhatian penuh terhadap anak-
anaknya dalam pencarian guru, beliau mengatakan apabila harus menempuh
perjalanan jauh untuk menemui seorang guru yang shalih, maka hal tersebut harus
dilakukan dengan suka hati tanpa merasa berat. Dalam menempuh suatu
perjalanan memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sama halnya ketika
orang akan menuntut ilmu ia akan membutuhkan biaya yang besar. Oleh karena
itu dalam proses membina keilmuan yang sehat untuk anak-anaknya orang tua
harus mengikhlaskan baik secara materi dan non materi.
Ibnu Sina dalam kitab As-Siyasah, mengatakan: “Seyogyanya seorang anak
itu didik oleh seorang guru yang mempunyai kecerdasan dan agama, piawai
dalam membina akhlak, cakap dalam mengatur anak, jauh dari sifat ringan
tangan (gampang memukul) dan dengki, dan tidak kasar dihadapan muridnya. Ia
harus seorang yang cerdik dan mempunyai kehormatan, kebersihan dan
kesucian.”
Maka dari itu, apabila kita sudah memilih guru yang shalih maka perlu kiranya
memilih sekolah – sekolah yang baik pula. Di zaman sekarang ini, telah banyak
bermunculan sekolah – sekolah modern yang berbasis/berkiblat pada barat
sehingga banyak dari orang tua muslim banyak yang tidak memperhatikan hal –
hal tersebut. Banyak dari generasi muslim yang bersekolah hanya sesuai dengan
keinginannya yaitu santai-santai dan bermalas-masalan, sehingga yang terjadi
banyak diantara mereka adalah hanya menuruti hawa nafsu dalam kehidupannya.
Jika menempati kedudukan yang tinggi hanya untuk memenuhi hawa nafsu dan
lain sebagainya.
Menurut Syeikh Muhammad Khadhar Husein, mengatakan :”Siapa yang bisa
menyiapkan untuk anaknya kehidupan yang baik dan menumbuhkan secara baik
pula, sehingga anak bisa tumbuh dengan hati yang sehat, lidah yang bersih, dan
jujur kepada keluarganya; akan tetapi apabila ia enggan menaruh anak di tempat
yang tidak semestinya, maka ia senantiasa menghembuskan penyimpangan dan
keburukan.”

11
Maka dari itu, orang tua yang memasukan anaknya ke sekolah-sekolah yang
tidak semestinya akan merusak putra-putri kaum muslimin dalam urusan agama
mereka dan kebangsaan mereka.
d. Mengajarkan Bahasa Arab.
Bahasa Arab merupakan kunci dari segala ilmu karena bahasa Arab
merupakan bahasa al-Qur’an dan hadits. Nabi sangat menekankan pengajaran
bahasa Arab serta memperhatikan perkembangan anak berkenaan dengan
kemampuan kebahasaannya. Ini terbukti dengan perhatian beliau yang sangat
tinggi terhadap pengajaran bahasa Arab, sampai-sampai beliau menerima tebusan
dari para tawanan perang badar dalam bentuk mengajar baca tulis bahasa Arab
kepada anak-anak kaum muslimin. Setiap tawanan harus menebus dirinya dengan
mengajarkan bahasa arab kepada sepuluh anak sahabat.
Begitu pentingnya mempelajari bahasa Arab, suatu ketika diriwayatkan Umar
bin Khattab pernah berjalan dan melewati anak-anak yang sedang latihan
memanah dan mendengar bacaan anak-anak tersebut ada yang salah hingga Umar
berkata: “Demi Allah, kesalahanmu di dalam (latihan) memanah lebih aku sukai
dari pada kesalahanmu dalam berbahasa.” Maka semenjak itu, Ali bin Abi
Thalib memberikan peringatan dan menyeru para ulama agar menggariskan
kaidah-kaidah bahasa Arab dan mengajarkan kepada generasi muda dan anak-
anak agar kesalahan tersebut tidak menyebar.[56]
Abul Hasan al-Mawardi pernah mengingatkan betapa pentingnya pengajaran
bahasa Arab kepada anak dengan mengatakan: “Jika seorang anak telah
memasuki masa belajar, maka yang pertama – tama adalah ajarkan al-Qur’an
sekalian Bahasa Arab. Sebab bahasa Arab merupakan bahasa dimana Allah
menurunkan kitab-Nya dengan menggunakan bahasa ini.”
Di samping itu menurut Muhammad Suwaid mengatakan bahasa ini
mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahasa – bahasa lain yaitu
fasih,jelas, enak di lidah, manis di telinga, banyak pecahan katanya, menggunakan
kidah gramtikal, luas kosa katanya, sederhana huruf-hurufnya, tidak terlalu sedikit
dan tidak terlalu banyak memetik keuntungan dan akan menjadi orang yang
berharga.”.
e. Mengajarkan bahasa asing
Setelah anak berhasil mempelajari bahasa Arab dengan baik, maka
diperbolehkan untuk mempelajari bahasa asing yang dominan, agar generasi muda

12
muslim mampu mentransfer ilmu-ilmu umum. Dan inilah yang dilakukan
Rosulullah ketika itu. Sebagaimana yang diriwayatkan Zaid bin Tsabit
mengatakan: “Rosulullah pernah berkata kepada ku apakah kamu menguasai
bahasa Suryani? Sebab ada beberapa surat yang datang kepadaku dengan
menggunakan bahasa tersebut. Aku menjawab:”Tidak” lalu Beliau bersabda:
“kalau begitu pelajarilah.”
Langkah ini juga ditempuh oleh para salafus sholih di dalam mendidik anak-
anak mereka yang mengajarkan pula bahasa Asing dalam prose pembelajaran.
f. Membimbing anak sesuai dengan kecenderungan ilmiahnya.
Berdasarkan riwayat yang dijelaskan di atas bahwa Zaid bin Tsabit
mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam kebahasaan, maka beliau dipilih
oleh para sahabat sebagai penterjemah kebahasaan dalam mewujudkan keinginan
Rosulullah di dalam mempelajari bahasa Suryani.
Dari hal tersebut, maka dalam mengarahkan anak harus sesuai dengan
kecendurangan anak tersebut, dengan demikian anak dapat mendorong anak untuk
menekuni ilmu sesuai dengan keinginan dan kemampuannya serta bisa menjadi
ahli dan lebih hebat dari yang lain.
Ibnu sina juga berpendapat demikian dan beliau mengatakan: “Tidak setiap
bidang ilmu atau keterampilan yang dipelajari anak bisa dikuasainya dengan baik.
Namun ia menekuni bidang ilmu yang sesuai dengan karakter dan
kecenderungannya”.
D. Pembinaan Kesehatan/ Bangunan Kesehatan
Rumah Sakit MH Thamrin Purwakarta (2016) menuliskan bahwa ada beberapa cara
untuk merawat kesehatan gigi dan mulut anak, yaitu:
a) Pilar Pembinaan Kesehatan
1. Membiasakan gosok gigi
a. Sikat Gigi yang Tepat
Gunakan sikat gigi anak yang memiliki bulu sikat yang lembut. Hal ini
untuk melindungi gusi dan berfokus pada daerah-daerah kecil sehingga
mereka dapat membersihkan dengan benar. Selain itu karakter kartun yang
lucu pada sikat gigi dapat membuat anak menyukai menyikat gigi.
b. Cara Menyikat
Pastikan untuk mengajari anak anda cara menyikat yang benar.
Gerakan perlahan dan memutar pada seluruh bagian permukaan gigi.

13
Jangan terlalu keras dalam menyikat, karena dapat melukai gusi anak yang
masih lemah.
c. Pasta Gigi
Gunakan pasta gigi khusus untuk anak yang memiliki rasa yang
mereka sukai. Biarkan mereka memilih sendiri rasa yang menjadi favorit
mereka seperti coklat, es krim, strawberry, dan buah lainnya. Rasa pasta
gigi yang yang enak baik dalam memotivasi anak untuk terus menyikat
giginya.
2. Menjaga kebersihan dan potong kuku
Kuku yang terdapat di ujung jari tangan pastinya sering berkontak
langsung dengan aktivitas kita sehari-sehari, mulai dari makan hingga buang
air. Menjaga kebersihan kuku merupakan suatu hal yang sangat penting, agar
kuku kita tidak membawa penyakit dan menimbulkan efek yang tidak
diinginkan.
Sering kali di waktu kecil, pasti orang tua kita selalu menasihati agar
kita selalu memotong dan membersihkan kuku. Nasihat tersebut disampaikan
bukan karena tidak memiliki alasan yang jelas, melainkan kebiasaan kita di
waktu kecil yang sering main di luar dan bersinggungan langsung dengan
tanah. Alhasil, kuku kita pun dipenuhi dengan kotoran.
Mungkin di saat kecil, kita tidak terlalu memahami apa sih manfaat
dari memotong kuku dan menjaga kebersihannya. Akan tetapi di saat sudah
dewasa, harusnya pengetahuan ini sudah kita ketahui. Rutin memotong kuku
memliki banyak manfaat bagi kesehatan dan kebersihan diri kita, di antaranya:
a) Menghindari cedera kuku
Sekilas kalau kita bayangkan bagaimana rasanya kuku kita cedera pasti
sedikit mengerikan, ya. Biasanya cedera ini terjadi karena kuku kita yang
terlalu panjang, terutama pada kuku kaki. Jika kuku kaki kita panjang dan
tak sengaja terbentur dengan benda lain, seperti meja atau dinding, tentu
risiko mengalami cedera akan lebih tinggi ya, Gengs. Coba bandingkan
jika kuku kita dipotong dan tidak terlalu panjang, maka risiko untuk cedera
minimal bisa dihindari.
b) Kuku menjadi bersih
Ketika kuku kita panjang, kemungkinan kotoran-kotoran yang
mengendap dan masuk akan lebih besar. Ini pun akan membuat penyakit

14
dan bakteri ikut masuk ke dalam kotoran tersebut, sehingga mengancam
kesehatan tubuh kita. Makanya tidak jarang, ada banyak jenis penyakit
yang muncul dan sumber utamanya adalah dari kuku, di antaranya:
Tifus: Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi, yang bisa
membuat penderitanya mengalami demam tinggi, diare, sakit kepala, dan
sakit perut. Nah, bakteri ini lebih suka bersarang di tempat kotor-kotor,
terutama di kuku yang kotor.
Cacingan: Penyakit tidak hanya menyerang anak-anak, orang dewasa
pun rentan terserang sejumlah penyakit akibat perilaku tidak sehat, salah
satunya cacingan. Telur-telur cacing mudah sekali bersarang dan menetas
di kuku kotor, kemudian masuk ke dalam tubuh jika tidak segera
dibersihkan.
Cantengan: Penyakit akibat kuku kotor lain yang lebih parah adalah
cantengan. Penyakit ini mengakibatkan kuku kita bernanah dan
mengeluarkan bau super busuk akibat infeksi kuman yang bersarang di
kuku-kuku kotor.
c) Mencegah kuku tumbuh ke dalam
Kuku yang panjang juga dapat menyebabkan tumbuhnya kuku dengan
tidak normal lho, Gengs! Hal ini biasa juga disebut dengan
Onychocryptosis, yang merupakan masalah kuku yang sangat
menyakitkan. Yang menyebabkan ini terjadi adalah kuku dibiarkan
panjang, sehingga membuat kuku semakin besar dan melengkung. Kuku
pun menembus kulit dan rasanya cukup menyakitkan. Gangguan kesehatan
ini juga dikarenakan kuku yang kotor. Kuku yang tumbuh akibat penyakit
malah tumbuh ke dalam, sehingga menusuk daging.
3. Tidur miring ke kanan
Salah satunya adalah tidur miring ke kanan. Bahkan posisi tidur ini
disarankan Rasulullah seperti yang tertulis di dalam hadist Bukhari & Muslim.
"Nabi Muhammad SAW bersabda: Berbaringlah di atas rusuk sebelah
kananmu." (HR Bukhari & Muslim).
Hasilnya tidur miring ke kanan dapat menurunkan aktivitas sistem
saraf, sehingga detak jantung dan tekanan darah bisa menurun. Tidur miring
ke kanan juga cenderung dilakukan seiring pertambahan usia karena untuk
melindungi kesehatan jantung

15
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Keluarga adalah komunitas pertama di mana manusia sejak usia dini belajar
konsep baik buruk, benar dan salah. Dengan kata lain, dikeluargalah seseorang belajar
akhlak.
Untuk mendidik anak menjadi pribadi yang beriman, berakhlak mulia, sehat
dan terampil. Maka perlu membina anak dari berbagai aspeknya. Pembinaan akhlak
agar mudah dalam pembelajarannya menggunakan metode-metode sebagaimana yang
dicontohkan Rasulullah.
Manusia itu mengalami perkembangan, baik tubuh maupun kemampuan
berpikirnya (kecerdasan intelektualnya). Akal manusia berkembang dari tidak bisanya
ia menalar menjadi bisa ketika dewasa. Oleh karena itu, kecerdasan intelektual
seseorang itu bisa dipersiapkan dan dikembangkan. Kita harus melakukan pembinaan
padanya sejak kecil.
Pembinaan perasaan/membentuk jiwa anak diantaranya
1. Memberi ciuman ,perhatian dan kasih sayang
2. Bermain dan bercanda dengan anak
3. Memberi hadiah / penghargaan dan pujian pada anak
4. Mengusap kepala anak
5. Menyambut anak dengan kehangatan
Pembinaan jasmani /pembentukan fisik anak diantaranya:
1. Belajar berenang, memanah dan munggang kuda
2. Keikutsertaan orang dewasa dalam bermain bersama anak-anak
3. Bermain bersama anak-anak sebaya
Adapun pembinaan Intelek tual yang dilakukan diantaranya adalah :
1. Menanamkan kecintaan kepada ilmu dan adab-adabnya
2. Tugas hafalan sebagian ayat-ayat al-Qur’an dan hadits
3. Memihkan guru dan sekolah yang baik
4. Mengajarkan bahasa Arab
5. Mengajarkan Bahasa Asing
6. Membimbing anak sesuai dengan kecenderungan ilmiahnya
Pembinaan kesehatan/ bangunan kesehatan

16
1. Berenang, memanah, menunggang kuda
2. Membiasakan gosok gigi
3. Menjaga kebersihan dan potong kuku
4. Ikut Sunah nabi ketika makan
5. Tidur miring kekanan
B. Saran
Semoga materi yang disampaikan dapat dipahami dan bisa diambil pelajaran tentang
bagaimana pembinaa kepribadian dari usia dua tahun hingga baligh.

17
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi Rachman.2011.Islamic Parenting.Jakarta: Penerbit Erlangga.

Suwaid, Muhammad.2003 Mendidik Anak Bersama Nabi, Solo: Pustaka Arofah.

Umar, Bukhori.2012.Hadis Tarbawi: Pendidikan dalam Perspektif Hadis, Jakart: Amzah.

Link Website

https://yasminafoundation.org/manfaat-latihan-3-olahraga-sunnah-yang-dianjurkan-
rasulullah-saw/

https://www.majalahedukasi.co.id/peran-orang-dewasa-dalam-kegiatan-bermain-anak/

18

Anda mungkin juga menyukai