MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Psikologi Agama
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Sokip, M.Pd.I.
Disusun Oleh :
DESEMBER 2022
PRAKATA
Segala puji dan syukur senantiasa tercurahkan kepada Allah SWT, atas
berkat dan limpahan rahmat-Nyalah maka makalah ini dapat terselesaikan dengan
tepat waktu. Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada
junjungan kita Nabiyullah Muhammad SAW.
ii
5. Prof. Dr. Sokip, M.Pd.I. Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Psikologi
Agama yang telah membimbing dan memberikan kesempatan kepada
penyusun untuk menyusun makalah ini.
6. Civitas Akademia Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung yang telah membantu memfasilitasi hingga makalah ini
selesai.
7. Teman-teman Pendidikan Agama Islam 5A angkatan 2020 yang telah
memberikan dukungan selama perkuliahan sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................................ i
PRAKATA ..................................................................................................................................... ii
A. Pengertian Anak Usia Dini, Pendidikan Anak Usia Dini Dan Psikologi Islam .7
A. Kesimpulan .......................................................................................................18
B. Saran.................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 20
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu media yang paling jitu dalam
mengembangkan potensi dan membentuk karakter anak baik berupa
keterampilan maupun wawasan. Oleh karena itu, pendidikan secara terus-
menerus dibangun dan di-kembangkan agar dari proses pelaksanaannya
menghasilkan generasi yang diharapkan. Pendidikan anak usia dini atau yang
lebih dikenal dengan PAUD adalah suatu pendidikan yang penting dimana
pendidikan ini merupakan letak pertama dasar pengembangan anak baik
secara karakter, kemampuan fisik, kognitif, seni, bahasa, sosial, emosional,
spiritual, maupun kemandirian. Tak heran jika pendidikan anak usia dini
dimasa sekarang merupakan salah satu faktor terpenting dalam tumbuh
kembang anak, karena pendidikan pada anak usia dini dapat menjadi tonggak
utama dalamkeberhasilan tumbuh kembang anak. Dalam proses pendidikan
anak usia dini, diperlukan pendekatan keislaman dan perilaku yang
berhubungan dengan Psikologi Islami yang bertolak dari Psikologi Agama.
untuk membentuk pendidikan anak usia dini yang berkualitas, harus dimulai
dari pemahaman yang utuh tentang perilaku manusia, khususnya perilaku
pendidik, peserta didik, perilaku sosial ekonomis, maupun tahapan
perkembangan manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian anak usia dini, pendidikan anak usia dini dan psikologi
islam?
2. Bagaimana konsep pendidikan anak usia dini menurut islam?
3. Bagaimana pengembangan pendidikan anak usia dini menurut
psikologi islam?
4. Bagaimana Peran orangtua dalam pendidikan anak usia dini ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian anak usia dini, pendidikan anak usia dini
dan psikologi islam
2. Untuk mengetahui konsep pendidikan anak usia dini menurut islam
5
3. Untuk mengetahui pengembangan pendidikan anak usia dini
menurut psikologi islam
4. Untuk mengetahui Peran orangtua dalam pendidikan anak usia dini
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anak Usia Dini, Pendidikan Anak Usia Dini Dan Psikologi Islam
Menurut Piaget, anak usia dini merupakan pikiran yang pra-operasional.
Dalam periode ini anak mampu mengembangkan tindakan yang baik dan
terstruktur untuk menghadapi lingkungan, anak mulai memahami simbol yang
digunakan dalam sebuah objek tertentu. Dalam proses perkembangan anak
menurut Piaget adalah proses secara genetik yang merupakan dasar dari
mekanisme biologis dalam perekmbangan bentuk syaraf. Semakin bertambah
umurnya seseorang maka semakin sempurnalah susunan syarafnya dan makin
meningkat pula kemampuaannya. Ketika seseorang mulai berkembang menuju
tahap kedewasaan, maka akan mengalami adaptasi biologis terhadap
lingkungannya yang akan menimbulkan perubahan-perubahan secara kualitatif di
dalam struktur kognitifnya. Piaget sendiri tidak melihat perkembangn kognitif
secara kuantitiatif. Dengan demikian Piaget memberi kesimpulan bahwa setiap
anak memiliki perkembangan yang berbeda sesuai dengan tingkatan usiaa dengan
keukuatan mental dalam perkembangan secara kualitatif1.
Perkembangan anak usia dini atau masa kanak-kanak berlangsung dari
usia 2-6 tahun, oleh orangtua disebut sebagai usia problematis, menyulitkan, atau
main. Oleh para pendidik disebut usia pra sekolah dan oleh para ahli psikolog
sebagai pra-kelompok, penjelajah atau usianya bertanya2.
Menurut Bawani anak usia dini adalah manusia yang masih kecil. Yang
dimaksud anak usia dini di sini yaitu anak yang sedang mengalami masa kanak-
kanak awal yaitu berusia antara (0-6)tahun akan ditumbuh kembangkan
kemampuan emosinya agar setelah dewasa nanti berkemungkinan besar untuk
memiliki kecerdasan. Sehingga dari paparan diatas dapat diketahui bahwa
pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan kelompok anak yang berada
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 0-6 tahun yang
1
Mutia Ulfa, Na’imah , Peran Keluarga dalam Konsep Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini, Aulad : Journal
on Early Childhood, Vol 3 No 1, hlm.21
2
Ulfiani Rahman, KARAKTERSITIK PERKEMBANGAN ANAK SUIA DINI, jurnal:LENTERA
PENDIDIKAN, Vol.12 No.1, hlm.49
7
bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan
(koordinasi motorik halus dan kasar), inteligensia, sosial, emosional, bahasa dan
komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan
anak3.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan diartikan sebagaiproses
perubahan sikap dan laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Kemudian,
dalam arti luas, pendidikan adalah segala bentuk pengalaman belajar yang
berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk
mengembangkan kemampuan seoptimal mungkin sejak lahirsampai akhir hayat.
Dalam arti sempit pendidikan identik dengan persekolahan tempat
pendidikan dilakukan dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang terprogram dan
terencana secara formal. Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari
komponen-komponen yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dan saling
berhubungan satu sama lain. Komponen - komponen tersebut meliputi tujuan
pendidikan, peserta didik, kurikulum, fasilitas pendidikan dan interaksi edukatif4.
Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang
pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan ruh agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut. Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
bahwa bangsa Indonesia mempunyai komitmen untuk menyelenggarakan
pendidikan anak usia dini yaitu sejak lahir sampai dengan usia enam tahun (0-
6 tahun).
Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan
yang bermula dari seluruh negara di dunia yang dalam bahasa Inggrisnya disebut
dengan early childhood education (ECD). Menu generik menjabarkan pendidikan
anak usia dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak dini yang dilakukan melalui pemberian rangsangsangan pendidikan
3
Sukarno L. Hasyim, “Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dalam Perspektif Islam”, Jurnallentera, ISSN.1693-
6922, hlm.70-71
4
Novan Ardi Wiyani dan Barnawi, “Format PAUD”, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2012),hlm.31
8
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan kehidupan tahap
selanjutnya. PAUD merupakan lembaga terdekat dengan kehidupan anak yang
sangat mempengaruhi kehidupan dan tingkah laku anak hingga dewasa. Keluarga
merupakan lembaga PAUD yang paling dekat dengan kehidupan anak. Keluarga
akan mempengaruhi kehidupan bersosial anak di sekolah baik bersama guru
maupun teman sebayanya5.
Dalam mewujudkan PAUD yang dapat mengembangkan potensi anak
usia dini diperlukan adanya Planning (perencanaan), Organizing
(pengorganisasian), Actuating (pelaksanaan), dan juga Controlling (pengendalian)
yang kemudian disingkat dengan POAC. Tanpa adanya POAC, maka
pembelajaran PAUD tidak akan berjalan secara efektif dan efisien dalam
mencapai tujuan6.
Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu psyce yang berarti jiwa dan
logos berarti ilmu. Jadi, secara etimologis, psikologi adalah ilmu yang
mempelajari jiwa, termasuk berbagai gejala, proses, dan konteksnya (psikologi).
Secara umum psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari prilaku manusia
atau mempelajari gejala-gejala jiwa manusia. Sedangkan di dalam ajaran Agama
juga merupakan membahas sebuah keyakinan manusia yang didalamnya
menyangkut masalah yang berhubungan dengan kehidupan batiniah manusia.
Jalaludin menyebutkan psikologi keagamaan terhadap anak usia dini tentunya
memiliki pengaruh yang sangat penting dalam memberikan pemahaman tentang
pentingnya agama pada anak-anak, penanaman pengetahuan tentang keagamaan
pada anak usia dini akan memberikan dampak terhadap sikap dan tingkah laku
anak tersebut dalam menyikapi suatu hal yang berkaitan dengan keyakinannya
kepada Tuhan. Oleh sebab itu pemahaman Psikologi Agama pada anak usia dini
sangatlah penting untuk di terapkan untuk lebih memperkuat tingkah laku individu
tersebut agar bisa lebih beradab serta keyakinannya terhadap tuhan semakin kuat7.
5
Ika Budi Maryatun, PERAN PENDIDIK PAUD DALAM MEMBANGUN KARAKTER ANAK, Jurnal
Pendidikan Anak, Vol.5, Edisi 1, hlm.748
6
Rozalena, Muhammad Kristiawan, PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PAUD DALAM
MENGEMBANGKAN POTENSI ANAK USIA DINI, Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan,
Vol.2, No.1, hlm.78
7
I Gusti Bagus Swiastrawan, Ni Wayan Juli Artiningsih, ESENSI PSIKOLOGI AGAMA DALAM
PERKEMBANGAN PENGETAHUAN TENTANG KEAGAMAAN PADA ANAK USIA DINI, Jurnal:Swara Vidya,
Vol.2 No.1, hlm.88-89
9
B. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Islam
Konsep Islam tentang pendidikan anak usia dini, bersifat sistemik, yaitu
konsep yang ada di dalamnya terkandung beberapa komponen : visi, misi, tujuan,
dasar, prinsip, kurikulum, pendidik strategi proses belajar mengajar, institusi,
sarana prasarana, pembiayaan, lingkungan, dan evaluasi, yang antara komponen
satu dengan komponen lainnya saling berkaitan dan hubungan secara fungsional.8
a. Visi pendidikan anak usia dini
menurut Perspektif Islam yakni menjadikan pendidikan anak usia dini sebagai
sarana yang paling efektif dan strategis untuk membuat sumber daya manusia
yang terbina potensi basyariyah (fisik-jasmaninya), insaniyah (mental-
spiritual, rohani, akal, bakat, dan minatnya), al-naasyah (sosial
kemasyarakatan) secara utuh menyeluruh.
b. Sedangkan misinya ialah :
1).Menjadikan anak yang saleh dan salehah baik secara basyariyah, insaniyah
dan al-naasyah-nya.
2). Menjadikan sebagai yang membahagiakan dirinya, agama, orang tua,
masyarakat, dan bangsanya. Bukan menjadi anak yang menjadi musuh dan
bencana.
3). Menjadikan anak yang beriman, bertaqwa, beribadah, dan berakhlak mulia.
4). Menumbuhkan, mengarahkan, membina dan membimbing seluruh potensi
dan kecerdasan anak, intelektual, spiritual, spasial, kinestesis, sosial, etika, dan
estetika.9
c. Tujuan :
Membentuk anak yang beriman, berakhlak mulia, beramal shaleh, berilmu
pengetahuan dan berteknologi, berketerampilan, dan berpengalaman, sehingga
ia menjadi orang yang mandiri, berguna bagi dirinya, agamanya, orang tuanya,
bangsa dan negara10.
d. Dasar :
Al-Qur’an, Al-Sunnah, peraturan dan ketetapan pemerintah, tradisi dan
8
Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2012),hlm.
139.
9
Ibid., 139
10
Ibid, 140
10
kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an, dan Al-Sunnah.
e. Prinsip :
universal, holistik, keseimbangan, dinamis, adil, egaliter, manusiawi, unggul,
berbasis ilmu, dan riset, sesuai dengan fitrah, sesuai dengan perkembangan zaman,
fleksibel, visioner, dan terbuka yang dibangun atas dasar hubungan antara
manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, manusia dan alam.
f. Kurikulum :
1). Mengenal/mengimani Allah (akidah);
2). Beribadah kepada Allah (ibadah);
3). Berbuat baik kepada sesama manusia, alam raya dan makhluk Allah (akhlak);
4). Mengenal dan mampu memanfaatkan alam ciptaan Allah (ilmu pengetahuan
dan keterampilan);
5). Mengenal bakat, minat dan kemampuan yang dimiliki (kesenian, olahraga)11
Bidang pengembangan dari pendidikan anak usia dini ialah totalitas potensi
anak, antara lain fisik-motorik, intelektual, moral, sosial dan emosional.
Kemapuan bahasa juga dikembangkan karena diperlukan dalm berkomunikasi
dalam rangka sosialisasi dan aktualisasi. Para pendidik anak usia dini membantu
anak mengembangkan semua potensinya agar berkembang menuju terbentuknya
manusia seutuhnya yang dapat berfungsi sebagai manusia yang mandiri. Pada
prinsipnya pokok-pokok pendidikan yang harus diberikan kepada anak
(kurikulumnya) tidak ada yang lain hanya ajaran Islam itu sendiri. Ajaran Islam
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni akidah, ibadah dan
akhlak.
1. Pendidikan Akidah Islam menempatkan pedidikan akidah pada posisi yang
paling mendasar terlebih pada kehidupan anak, maka dasar-dasar akidah
harus terus menerus ditanamkan pada diri anak agar setiap perkembangannya
senantiasa dilandasi oleh akidah yang benar12, dalam konsep pendidikan anak
usia dini memposisikan akidah sebagai hal yang sangat mendasar, yakni
sebagai rukun iman dan rukun Islam yang sekaligus sebagai kunci yang
membedakan antara orang Islam dengan non Islam. Pada bidang akidah
11
Sukarno L. Hasyim, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dalam Perspektif Islam, jurnal:LENTERA
Kajian keagamaan, Keilmuan dan Teknologi
12
M. Nipan Abdul Halim, Anak Soleh Dambaan Keluarga, (Yogyakarta Mitra Pustaka, 2001), hlm. 92
11
meskipun anak usia dini belum layak untuk diajak berfikir tentang hakikat
Tuhan. malaikat, nabi, kitab suci, hari akhir, dan qadha dan qadar, tetapi anak
sudah dapat diberi pendidikanawal tentang akidah. Pendidiakn awal tentang
akidah, bisa saja diberikan materi yang berupa mengenal nama-nama Allah
dan ciptaan-Nya yang ada disekitar kehidupan anak, namanama malaikat,
kisah-kisah Nabi dan rasul, dan materi dasar lainnya yang berkaitan dengan
akidah atau rukun iman. Pendidik juga dapat memanfaatkan situasi tertentu
untuk bertanya kepada anak, misalnya saat berjalan-jalan di taman, tentang
siapakah yang menciptakan air, pepohonan dan lain-lainnya, untuk
menggugah perhatian anak kepada keagungan Allah.
2. Pendidikan Ibadah Pendidikan ibadah merupakan hal yang penting bagi
perkembang anak. Sebagiamana yang termaktub dalam ajaran fikih Islam
yang menyatakan bahwa pendidikan ibadah hendaknya diajarkan mulai dari
masa kanak-kanak atau masa usia dini. Pendidikan ibadah diajarkan mulai
usia dini agar supaya mereka kelak benar-benar dapat menjalankan ibadah
sesuai dengan ajaran Islam dan menjadi insan yang taat melaksanakan segala
perintah agama dan taat pula menjauhi segala larangannya. Ibadah sebagai
realisasi dari akidah Islamiah harus tetap terpancar dan teramalkan dfengan
baik oleh setiap anak. Secara umum, perkembangan nilai keagamaan pada
anak identik dengan pemahamannya akan keberadaan Tuhan. Guru
diharapkan dapat memahami dan menyesuaikan metode pengajaran untuk
mengenalkan anak dengan Tuhan. Sebagai contoh, untuk menimbulkan
pemahaman tentang agama Islam guru dapat mengenalkan ayat 3 surat al-
Tin yang berarti “Sungguh telah Kami ciptakan manusia dalam bentuk yang
paling sempurna.” Dari pengertian ayat ini guru kemudian dapat memberikan
pengertian kepada anak bahwa diantara bukti penyempurnaan wujud
manusia selain fisik adalah bahwa hanya manusialah yang dilengkapi akal,
dan Allah SWT tidak memberikannya kepada yang lain. Akal yang
merupakan amanah dari Allah SWT seyogianya mampu dikembangkan
melalui jalur pendidikan agar berfungsi menjadi pembimbing menentukan
antara yang benar dan yang salah, baik dan buruk, boleh atau tidak.
Selanjutnya guru dapat juga memberikan perbedaan tingkah laku hewan dan
anak-anak. Misalnya, hewan boleh tidak berpakaian tetapi manusia tidak
12
boleh telanjang.13
3. Pendidikan Akhlak Kata akhlak berasal dari khalaqa yang artinya kelakuan,
tabiat, watak, kebiasaan kelaziman, dan peradaban. Al-Ghazali
mengemukakan14 bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan beraneka ragam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Memperhatikan rumusan diatas,
bahwa akhlak merupakan manifestasi dari gambaran jiwa seseorang yang
terwujud dalam sikap, ucapan dan perbuatan. Tentunya akhlak prilaku yang
sungguhsungguh, bukanlah permainan silat lidah, sandiwara. Aktivitas itu
dilakukan dengan ikhlas semata-mata menuju ridha-Nya. Di sisi lain, akhlak
merupakan prilaku yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani,
perasaan, pikiran, bawaan dan kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu
kesatuan tindak akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup. Dari kelakuan
itu lahirlah perasaan (moral) yang terdapat dalam diri manusia. sebagai fitrah,
sehingga ia mampu membedakan antara yang baik dengan yang buruk.15
13
Otib Satibi Hidayat, Metode Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Agama, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2006), hlm.5&7
14 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, hlm. 25
15
Zakiyah Darajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: Ruhama, 1992), hlm. 10
13
3. Memahami perkembangan usia anak dengan metode bermain
Dunia anak memiliki keunikan. Proses pembelajaran mereka harus berhasil
menciptakan suasana yang menyenangkan. Dalam hal ini, bermain
merupakan aktivitas belajar yang tepat bagi anak usia dini. Oleh karena itu,
metode bermain dalam belajar merupakan cara dan teknik yang efektif dalam
pendidikan anak usia dini. Berbagai metode yang menggunakan pendekatan
seni, cenderung efektif untuk meningkatkan nuansa bermain pada ruang
belajar anak-anak, baik di dalam ruangan tertutup (in-door) maupun kelas-
kelas di ruangan terbuka (out-door).
Anak usia dini sangat unik dengan potensi masing-masing yang berbeda.
Teori Multiple Intelligence atau Kecerdasan Majemuk menunjukkan potensi
kecerdasan individu tidak terletak pada satu bidang saja, akan tetapitergantung
kepada minat dan bakat anak yang berbeda (unik)16.
16 Bahril Hidayat dkk, “Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Psikologi Islami”, Jurnal PendidikanIslam Anak
Usia Dini, Vol.1 No.1, 2018, hlm.35-36
14
meningkatkan potensi anak-anak sebagai individu dalam melanjutkan regenerasi
keilmuan dan keislaman berdasarkan hakikat manusia menurut wahyu (Al-
Qur’an) dan sumber keilmuan. Setelah itu, anak usia dini akan
menginternalisasikan atau menanamkan nilai keilmuan dan keislaman ke dalam
jiwa mereka dan lingkungan.
17 Ibid, hlm.37
15
d) Faktor model peran. Upaya dan tanggung jawab terhadap kebutuhan
dan pemenuhan hak anak menjadi tugas orangtua dalam memenuhi
hak.
Seperti yang disebutkan Sujiono, Pendidikan anak usia dini adalah meliputi upaya
dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orangtua dalam proses perawatan,
pengasuhan, dan pendidikan pada anak. Menurut Anwar dan Ahmad, peran
orangtua dalam pendidikan anak usia dini yaitu:
1. Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan
memperoleh informasi ten-tang perkembangan pendidikan anaknya
2. Orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberi-kan pendidikan
dasar kepada anak.
Pada umumnya, keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak dimana masing-
masing anggota keluarga saling membutuhkan dan saling mem-pengaruhi. Orang
tua mempunyai peranan utama dan pertama bagi anak-anaknya selama anak belum
dewasa dan mampu berdiri sendiri. Peran orang tua pada dasarnya mengarahkan
anak-anak sebagai generasi unggul, karena potensi anak tidak akan tumbuh
dengan sendirinya tanpa bantuan orang tua. Orang tua (ayah dan ibu) adalah
pendidik yang terutama dan yang sudah semestinya. Merekalah pendidik asli,
yang menerima tugas dari Tuhan untuk mendidik anak-anaknya. Oleh karena itu,
Orang tua memegang peranan penting dalam menciptakan lingkungan tersebut
dengan tujuan memotivasi anak agar dapat lebih siap dalam menghadapi berbagai
tantangan di masa depan. Memahami anak dan keberhasilan suatu pendidikan
sering dikaitkan dengan kemampuan para orangtua dalam hal memahami anak
18
Novrinda dkk, “Peran Orangtua dalam Pendidikan Anak Usia Dini Ditinjau dari Latar Belakang
Pendidikan”, Jurnal Potensia PG-Paud FKIP-UNIB, Vol.2 No.1, hlm.42
16
sebagai individu yang unik, dimana setiap anak memiliki potensi-potensi yang
berbeda satu sama lain namun saling melengkapi dan berharga19.
Masa kanak kanak adalah masa dimana seorang individu mulai dapat
berinteraksi dengan individu lainnya, pada masa inilah sebenarnya masa emas
dimana seseorang diperkenalkan agama, karena dimasa ini anak yang secara
pikiran belum terlalu kritis dalam arti setiap apa yang diberikan oleh orangtuanya
akan diterimanya. Dalam masa perkembangan keagamaan seorang individu,
terdapat beberapa faktor yang sangat mempengaruhi, faktor tersebut dapat berasal
dari dalam dirinya (faktor internal) atau berasal dari faktor luar. Manusia
dilahirkan dalam keadaan lemah jasmani maupun rohani, sejalan dengan
bertambahnya umur maka manusia mulai menjalani perubahan pada dirinya baik
dari unsur jasmani maupun rohani20.
19 Uswatun Hasanah, POLA ASUH ORANGTUA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK, jurnal:
PEMIKIRAN DALAM PSIKOLOGI AGAMA), Al Fitrah Journal Of Early Childhood Islamic Education, Vol.2 No.2
21 Ida Windi Wahyuni, Ary Antony Putra, Kontribusi Peran Orangtua dan Guru dalam Pembentukan Karakter
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Menurut Bawani anak usia dini adalah manusia yang masih kecil. Yang dimaksud
anak usia dini di sini yaitu anak yang sedang mengalami masa kanak-kanak awal
yaitu berusia antara (0-6)tahun akan ditumbuh kembangkan kemampuan emosinya
agar setelah dewasa nanti berkemungkinan besar untuk memiliki kecerdasan.
Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan
dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anaksejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembanganjasmani dan ruh
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Psikologi
berasal dari bahasa Yunani yaitu psyce yang berarti jiwa dan logos berarti ilmu.
Jadi, secara etimologis, psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa, termasuk
berbagai gejala, proses, dan konteksnya (psikologi).
2. Konsep Islam tentang pendidikan anak usia dini, bersifat sistemik, yaitu konsep
yang ada di dalamnya terkandung beberapa komponen : visi, misi, tujuan, dasar,
prinsip, kurikulum, pendidik strategi proses belajar mengajar, institusi, sarana
prasarana, pembiayaan, lingkungan, dan evaluasi, yang antara komponen satu
dengan komponen lainnya saling berkaitan dan hubungan secara fungsional
3. Pengembangan pendidikan anak usia dini menurut psikologi islam
b. Menumbuhkan kesadaran peserta didik tentang islam
c. Melibatkan lingkungan pendidikan dalam aktivitas belajar
d. Memahami perkembangan usia anak dengan metode bermain
e. Menggunakan teknik-teknik yang menarik perhatian anak usia dini
f. Mengarahkan anak mengembangkan potensi mereka yang unik
4. Orangtua sebagai salah satu pihak yang bertanggung jawab dalam pendidikan
sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pendidikan anak. Orangtua
dalam menjalankan perannya dalam pendidikan, perlu dengan terus- menerus untuk
mendorong, membimbing, memotivasi dan memfasilitasi demi tercapainya
pendidikan anak yang baik. Orangtua dan lingkungan juga berperan penting dalam
pembentukan karakter islami pada jiwa seorang anak. Adapun cara yang tepat
18
dalam membentuk karakter Islami pada anak adalah membiasakan dan memberikan
contoh perilaku-perilaku yang baik serta penanaman akhlak sejak usia dini.
B. Saran
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penyusun akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kepada.
1. Praktisi Pendidikan
19
DAFTAR PUSTAKA
Darajat Zakiyah, 1992, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta.
Fitrianah, rossi delta, PERKEMBANGAN JIWA AGAMA PADA ANAK (ANALISIS
KAJIAN DAN PEMIKIRAN DALAM PSIKOLOGI AGAMA), Al Fitrah Journal Of
Early Childhood Islamic Education,
Hasanah, uswatun ,2016, POLA ASUH ORANGTUA DALAM MEMBENTUK
KARAKTER ANAK, jurnal: Elementary, Vol. 2 Edisi 2,
Hasyim L. sukarno Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dalam Perspektif Islam,
jurnal:LENTERA Kajian keagamaan, Keilmuan dan Teknologi
Hidayat, bahril dkk, 2018, “Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Psikologi Islami”, Jurnal
Pendidikan Islam Anak Usia Dini.
Hidayat, Otib Satibi, 2006, jakarta, Metode Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Agama,
Maryatun, Ika Budi, 2016, PERAN PENDIDIK PAUD DALAM MEMBANGUN
KARAKTER ANAK, Jurnal Pendidikan Anak, Vol.5, Edisi 1,
M. Nipan Abdul Halim, 2001, Yogyakarta Anak Soleh Dambaan Keluarga,
Nata, abuddin, 2012, Jakarta, Kapita Selekta Pendidikan Islam,
Nata, abudin Akhlak Tasawuf,
Novrinda dkk, “Peran Orangtua dalam Pendidikan Anak Usia Dini Ditinjau dari Latar
Belakang Pendidikan”, Jurnal Potensia PG-Paud FKIP-UNIB, Vol.2 No.1,
Rahman Ulfiani, 2009, KARAKTERSITIK PERKEMBANGAN ANAK SUIA DINI,
jurnal:LENTERA PENDIDIKAN, Vol.12 No.1.
20
Ulfa Mutia, Na’imah , 2020, Peran Keluarga dalam Konsep Psikologi Perkembangan Anak
Usia Dini, Aulad : Journal on Early Childhood, Vol 3 No 1,
21