Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Landasan Psikologi dan Pedagogis Pendidikan


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Oleh :

Muh. Fahmi Alifi (230103110075)

Khalidah Ziah (230103110055)

Wirda Alfi Qumillaila (230103110042)

Dosen Pengampu :
Ratna Nulinnaja, M.Pd.I

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan nikmat yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Landasan Psikologis dan Pedagogis Pendidikan ”. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari pada mata kuliah
dasar-dasar pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang landasan psikologis dan pedagogis pendidikan.

Terselesainya makalah ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak yang telah
memberikan dukungan kepada kami berupa motivasi, baik materi maupun moral. Oleh
karena itu, kami bermaksud mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ratna Nulinnaja, M.Pd.I selaku dosen pengampu Mata Kuliah Dasar dasar pendidikan
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan penulisan yang baik dan benar,
sehingga kami sebagai penulis dapat menyusun makalah ini.
2. Dan pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum mencapai kesempurnaan,


sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari
berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 02 September 2023

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN....................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1

1.3 Tujuan Makalah..............................................................................................................1

BAB II......................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

2.1 Landasan psikologis........................................................................................................3

2.1.1 Pengertian Psikologis..................................................................................................3

2.1.2 Psikologi Perkembangan............................................................................................6

2.1.3 Implikasi Landasan Psikologi dalam Pendidikan.......................................................8

2.2 Landasan Pedagogis Pendidikan.....................................................................................9

2..2.1 Pengertian.................................................................................................................9

2.2.2 Ciri-Ciri Anak Sebagai Makhluk Pedagogis............................................................10

2..2.3 Pengembangan Hakikat Manusia.............................................................................10

2..2.4 Aliran Ilmu Jiwa Sebagai Landasan Pendidikan.....................................................12

BAB 3.....................................................................................................................................16

PENUTUP..............................................................................................................................16

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................16

3.2 Saran.............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Psikologis dan pedagogis merupakan dua aspek yang saling berhubungan erat, yang
keduanya harus memiliki seorang pembimbing. Karena di dalam psikologis maupun
pedagogis terdapat ilmu yang meringkas sifat dasar manusia yang sangat penting untuk
mengetahui sifat negatif dan positif yang bertujuan untuk membantu mencari ide atau
metode yang akan dilakukan kedepannya. Psikologi dikaitkan dengan proses
pembelajaran pada peserta didik di lingkungan sekolah. Pendidikan merupakan salah
satu proses peserta didik yang meliputi pemahaman, pendirian karakter dan penguatan
iman yang berpotensi untuk mengubah pemikiran peserta didik dan berfungsi dalam
perjalanan hidupnya sampai masa depan. Pendidikan membentuk jati diri setiap peserta.
Dengan adanya pendidikan ini sumber daya manusia mampu memajukan
negeri dan bersaing di kehidupan luar. Psikologis berkaitan dengan proses
pemikiran setiap diri manusia. Sedangkan, pedagogis itu untuk memberikan sebuah
pembelajaran agar mudah dipahami oleh penerima materi. Maka dari itu, psikologis dan
pendagogis saling berhubungan untuk membantu pembelajaran di lingkup pendidikan
tersebut.pe
Dalam arti lain, psikologi mempengaruhi cara berpikir atau kemampuan perserata
didik dalam proses belajar. Dari psikologi lah bisa mengetahui karakter peserta didik
dalam proses belajarnya. Sebagai pengembangan karakter peserta didik dibutuhkan
pedagogi atau metode dalam pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik
sehingga mereka mudah dalam proses pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


Untuk memudahkan pembahsaannya maka akan dibahas sub masalah sesuai dengan
latabelakang yakni sebagai berikut:
1. Apa pengertian landasan psikologis ?
2. Apa pengertian psikologis menurut para ahli ?
3. Bagaimana cara pengembangan hakikat manusia ?
4. Apa pengertian landasan pedagogis pendidikan ?
5. Apa saja ciri-ciri anak sebagai makhluk pedagogis ?

1
1.3 Tujuan Makalah
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui pengertian dari psikologis
2. Untuk mengetahui perngertian psikologis menurut para ahli
3. Untuk mengetahui cara pengembangan hakikat manusia
4. Untuk menjelaskan pengertian pedagogis Pendidikan
5. Untuk mengetahui ciri-ciri anak sebagai makhluk pedagogis

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan psikologis
2.1.1 Pengertian Psikologis
Landasan psikologis dapat di definisikan sebagai suatu landasan yang
dijadikan sebagai proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang
jiwa atau psikis manusia yang selalu mengalami perkembangan dari bayi hingga
usia lanjut, sehingga dapat memudahkan pelaksanaaan proses pendidikan. Ada 2
tujuan utama menjadikan psikologi sebagai salah satu landasan dalam pendidikan.
Pertama, pendidik dan calon pendidik memahami pemahaman yang baik tentang
situasi pendidikan. Kedua, agar pendidik dan calon pendidik melaksanakan
pengajaran dan bimbingan terhadap siswa dengan lebih baik.

Psikologi berasal dari kata Yunani “psyche” yang artinya jiwa. Logos berarti
ilmu pengetahuan. Jadi, secara etimologi psikologi berarti “ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, baik mengenai gejalanya, prosesnya maupun latar
belakangnya”.namu pengertian ilmu jiwa dan psikologi itu tidak sama (menurut
Gerungan dalam Khodijah,2006). Ilmu jiwa termasuk khayalan dan spekulasi
tentang jiwa tersebut. Ilmu psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai jiwa
yang didapatkan secara sistematis dengan metode-metode ilmiah.(made pidarta
2000)

Landasan psikologis yang digunakan dalam penentu pendidikan sekolah


dasar, antara lain keberagaman, gaya belajar, karakteristik, permasalahan, potensi
dan keunikan. Sehubungan dengan pentingnya mengetahui landasan psikologis
dalam pendidikan maka pembahasan materi ini sangat perlu dibahas dan
diperhatikan dengan baik. Pendidikan selalu melibatkan kejiwaan manusia,
sehingga landasan psikologi merupakan salah satu landasan yang penting dalam
bidang Pendidikan.(Haris Dwi Fathoni 2019)
Perbedaan individual terjadi adanya perbedaan aspek kejiwaan dan peserta
pendidik, bukan hanya yang berkaitan dengan kecerdasan dan bakat. Mereka juga
bisa berkaitan dengan pengalaman, pendidikan, lingkungan sosial, dan banyak
faktor lainnya. Oleh sebab itu, para peserta pendidik perlu memahami
perkembangan individu peserta didiknya baik itu prinsip perkembangannya.

3
Setiap individu memiliki prinsip kesetaraan dalam hak asasi manusia.
Pengertian psikologi menurut pendapat masing masing ahli.
a) Plato
Menurut plato psikologi adalah psikologi filsafat, adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia.
b) Menurut Aliran Freudianisme
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari baik gejala gejala kesadaran maupun
gejala-gejala ketidak sadaran serta gejala-gejala di bawah sadar.

c) R.S Woodworth dan D.G Marquis


Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan
perbuatan individu yang tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya
(psychology is the scientific studies of the individual activities relation to
environment). Penerapannya secara ilmiah dilakukan dengan cara
mengumpulkan atau mencatat secara teliti mengenai segala tingkah laku
manusia selengkap mungkin dan dijauhkan dari segala prasangka, sehingga
diperoleh jawaban yang terpercaya mengenai berbagai pertanyaan akademis
dan praktis.(Purwa Atmaja Prawira 2017)
d) Verbeek
Psikologi adalah ilmu yang menyelidiki penghayatan dan perbuatan manusia
ditinjau fungsinnya bagi subjek.
d) Mac Daugall
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia
(human behavior). Oleh sebab itu, psikologi digolongkan dalam aliran
behaviourism.
e) Jalaluddin
Psikologi secara umum mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia
yang berkaitan dengan pikiran (cognisi), perasaan (emosi), dan kehendak
(conasi). Gejala dimaksud mempunyai ciri-ciri yang hamper sama pada diri
manusia dewasa, normal, dan beradab gejala pokoknya dapat diamati melalui
sikap dan perilaku manusia namun terkadang ada diantara pernyataan dalam
aktivitas itu merupakan gejala campuran sehingga para ahli psikologi
menambahnya hingga menjadi empat gejala jiwa utama yang dipelajari

4
dalam psikologi, yaitu pikiran, perasaan, kehendak, dan gejala campuran.
Tergolong gejala campuran, yaitu intelegensi kelelahan maupun sugesti
(Jalaluddin, 1997)
f) F. Patty
Ahli ini berpendapat bahwa dalam mempelajari psikologi ditemui
kendala, yaitu objek penyelidikannya bersifat abstrak dan tidak bisa diselidiki
keaktifan-keaktifannya yang terlihat melalui manifstasi tingkah laku atau
perbuatan. Jiwa dituntut lebih jauh sampai saat ini para tokoh atau ahli
psikologi belum berhasil menemukan bentuk dan rupanya jiwa karna jiwa
pada kenyataannya jiwa tidak bisa dilihat secara langsung. Sebagai
pembanding dalam mencari gambaran konkretnnya seperti dalam
mempelajari Ilmu Pengetahun Alam (IPA) bentuk objeknnya bisa dilihat
secara langsung, kemudian dapat diperiksa di laboratorium IPA.(Purwa
Atmaja Prawira 2017)
Objek ynag tidak dapat dilihat menggunakan mata secara langsung
contohnya, angin tetapi keberadaannya dibuktikan oleh gerakan atau
keaktifan angin itu sendiri yang mampu menggerakan daun-daun tanaman,
kain gorden sewaktu daun jendela dibuka, daun-daun kering atau benda-
benda ringan yang lain terlihat terbang sewaktu angin sedang bertiup kencang
disekitar kita.
g) Menurut Lainnya
Drs. Bimo walgito mencatat bahwa psikologi merupakan suatu ilmu
yang menyelidiki serta mempelajari tentang tingkah laku serta aktivitas-
aktivitas, dimana tingkah laku serta aktivitas itu sebagai manifestasi hidup
kejiwaan. Jika kita mengkritisi definisi psikologi yang telah dikemukan oleh
berbagai ahli termasuk di dalamnya ahli psikologi tersebut. Diperoleh
gambaran bahwa tujuan pokok dalam psikologi adalah memahami suluk
beluk kehidupan ruhaniah manusia yang merupakan kekuatan penggerak bagi
segala kegiatan hidup lahiriah dalam alam lingkungan sekitar.(Purwa Atmaja
Prawira 2017)
Adapun kegunaan dari mempelajari psikologi, selain berguna dalam
bidang ilmu pengetahuan juga berguna bagi:
1. orang yang bekerja pada bidang Pendidikan. Misalnya: seorang
guru yang mengajar mata Pelajaran harus menyesuaikan

5
kemampuan, sebagai wujud perkembangan jiwa anak.
2. Orang yang selalu berhubungan dengan anak kecil (bayi).yang
digunakan untuk mengatahui proses perkembangan dan
pertumbuhan anak agar dapat menjaga perkembangan dan
pertumbuhan anak dengan baik. Ilmu psikologi ini termasuk
psikologi perkembangan. Seorang ibu sangant bermanfaat jika
memiliki pengatahuan psikologi anak.
3. Semua orang perlu mempunyai pengetahuan psikologi, karena
berguna dalam pergaulan.
2.1.2 Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan adalah ilmu psikologi yang memfokuskan pada
studi tentang perubahan perilaku, pemikiran, emosi, dan interaksi individu.
Psikologi perkembangan mencoba memahami bagaimana manusia berubah dan
berkembang di berbagai aspek kehidupan, sikap, kepribadian, emosional, moral,
dan sosial. Psikologi perkembangan membantu kita supaya bisa menghargai
perbedaan antarindividu dan menyadari bahwa setiap orang mengalami proses
perkembangan yang berbeda-beda. (Tia Rahmania M.Psi. 2023)
Psikologi dalam perkembangannya dipengaruhi oleh ilmu-ilmu filsafat,
sosoiologi, biologi, antropologi, dan fisiologi. Pengeruh ilmu terhadap psikologi
Dalam bentuk landasan epistimologi dan metode yang digunakan. Psikologi
perkembangan didalam pendidikan merupakan penuntun bagi seseorang yang
mempunyai tekanan psikis.(Yudrik Jahja 2011)
Psikologi perkembangan adalah perkembangan individu sebagai person
(pribadi). Psikologi perkembangan, seperti halnya psikologi pendidikan,
psikologi sekolah, psikologi sosial, dan psikologi industri. Kemudian kemajuan
psikologi dipengaruhi tumbuhnya oleh perkembangan ilmu alam, ilmu hayat
yang sangat pesat. Ilmu ini memakai cara menyelidik dalam eksperimen.
Sedangkan ilmu pasti dijadikan alat untuk merumuskan perbandingan dari
hukum hukum alam.(Christiana Hari Soetjiningsih 2012)
Psikologi sekarang sudah menjadi satu ilmu pengetahuan yang berdiri
sendiri. Psikologi eksperimental tidak lagi memuaskan orang, sehingga timbul
beberapa aliran psikologi yang mengambil titik tolak yang berlainan dengan
psikologi eksperimental. Seperti, psikologi fenomenologis sebab metode
eksperimental dianggap cocok untuk masalah alam.

6
Selanjutnya filsafat eksistensialisme menghasilkan psikologi
Eksistensualis, karna banyak jalinannya dengam Psikologi. Dalam Psikologi
Merleau Ponty ditemukan pada filsafatnya 4 aliran psikologi. Sebagai reaksi
terhadap aliran psikologi yang dominan di Amerika Serikat, Behaviorisme dan
ajaran Freud, timbul aliran Psikologi Humanistik yang kemudian dilengkapi
oleh tinjauan kejiawaan dari Timur (Hinduisme, Zenbudhisme, mistik)
menghasilkan Psikologi Transpersonal (Beyond Ego). Dalam Hibernetik yang
telah masuk ke dalam banyak disiplin ilmu, akhir-akhir ini masuk ke dalam
psikologi.(adnan achiruddin saleh 2018)
Psikologi perkembangan adalah psikologi yang membicarakan
perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua. Perkembangan
tersebut bisa mencakup:
a. Psikologi anak
b. Psikologi puber (masa pemuda)
c. Psikologi orang dewasa
d. Psikologi orang tua (Adnan Achiruddin Saleh 2018)
Psikologi dan ilmu pendidikan tidak bisa dipisahkan satu dengan yang
lainnya, karena antara psikologi dengan ilmu pendidikan memiliki hubungan
timbal balik. Ilmu Pendidikan itu suatu disiplin yang bertujuan memberikan
bimbingan hidup manusia sejak lahir sampai mati. Pendidikan tidak akan
berhasil dengan baik jika tidak diiringia dengan psikologi. Demikian pula sifat
dan kepribadian seseorang ditunjukkan oleh psikologi.
Oleh karena begitu eratnya hubungan antara psikologi dengan ilmu
pendidikan, maka muncullah yang namanya psikologi pendidikan. Dasar-dasar
psikologis ini sangat dibutuhkan para pendidik untuk mengetahui perilaku anak
didiknya, apakah anak didiknya dalam keadaan yang baik saat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran dalam keadaan yang tidak baik. Kalau demikian,
pendidik sangat membutuhkan pengetahuan ini untuk mengatasi anak didiknya
dan memotivasinya agar tetap dalam keadaan yang semangat dalam belajar.
Dasar-dasar psikologis tidak hanya penting untuk memahami perilaku
anak didik, tetapi juga untuk membantu pendidik dalam mengendalikan dan
mengatur perilaku mereka sendiri dalam menghadapi beragam karakteristik anak
didik. Hal ini membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih
efektif dan mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara cemerlang sesuai

7
dengan lembaga pendidikan yang bersangkutan. Psikologi pendidikan
memberikan alat dan wawasan yang berharga bagi pendidik untuk berinteraksi
dengan anak didik mereka dengan lebih bijaksana.(Sulkiflyy 2020)
2.1.3 Implikasi Landasan Psikologi dalam Pendidikan.
1) Psikologi perkembangan perkembangan adalah proses terjadinya perubahan
pada manusia baik secara fisik maupun secara mental sejak dalam kandungan
sampai meninggal. Proses perkembangan pada manusia terjadi karena
mengalami proses belajar dari waktu ke waktu.(Syamsu Yusuf dan A.Juntika
Nurihsan 2006)
2) Pengaruh Hereditas dan Lingkungan terhadap Perkembangan Individu
Perubahan Dalam perkembangan individu terjadi karena belajar. Dua faktor itu
adalah hereditas dan lingkungan berpengaruh terhadap perkembangan individu.
Hereditas diartikan sebagai “totalitas karakteristik individu yang diwariskan
orang tua kepada anak, atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang
dimiliki individu sejak masa konsepsi (masa pembuahan ovum oleh sperma)
sebagai warisan dari orang tua.
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku individu
Perkembangan untuk setiap fase perkembangan dalam kehidupan individu
diuraikan sebagai berikut:
a. Tugas perkembangan usia bayi dan kanak-kanak (0-6 tahun) yaitu belajar
berjalan, memakan makanan padat, berbecara, dan belajar buang air besar
atau kecil
b. Tugas perkembangan usia sekolah dasar (7-12 tahun) yaitu mendapatkan
keterampilan fisik untuk permainan
c. Tugas perkembangan remaja (13-19 tahun) yaitu menerima fisiknya sendiri
dengan keragaman kualitasnya
d. Tugas perkembangan usia dewasa awal (20-40 tahun) yaitu
mengambangkan sikap,wawasan, dan pengalaman
e. Tugas perkembangan usia dewasa madya (40-60 tahun) yaitu
memantapkan pemahaman dan pengalaman nilai-nilai agama
f. Tugas perkembangan usia dewasa tua (lansia,60 tahun) yaitu lebih
memantapkan diri Dalam mengamalkan ajaran agama

8
Dilihat dari macam-macam implikasi diatas, saya berpendapat bahwa kita
harus menunjukan sikap komitmen sebagai implikasi dari landasan pskologis
yaitu “kita harus tetap mengembangkan peserta didik pada masa persekolahan
kanak-kanak, dengan memberikan tanggung jawab dan kebebasan kepada
peserta didik secara terus menerus. Memberikan kesempatan untuk berinteraksi
sosial dan kerja kelompok kecil menggunakan program aktif misanya; diskusi
masalah, memperbanyak berbahasa untuk berbiacara dan membuat ataupun
mematuhi peraturan yang telah dibuat tersebut. Agar proses pendidikan
berjalan dengan baik”.

2.2 Landasan Pedagogis Pendidikan


2..2.1 Pengertian

Landasan pedagogis berasal dari Bahasa Yunani, paid (anak-anak) dan


agogos (memimpin). Jadi, pedagis berarti pemimpin anka-anak atau diartikan
sebagai suatu ilmu dan seni mengajar. Landasan pedagogis merupakan suatu
landasan yang digunakan oleh pendidik untuk dapat melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik.
Tujuan landasan pedagogis dalam pendidikan adalah proses yang
melibatkan bimbingan peserta didik menuju kemampuan untuk mengatasi
masalah secara mandiri. Landasan pedagogis ini sangat diperlukan dalam
pelaksanaan pembelajaran, karna dapat dijadikan sebagai dasar oleh pendidik.
Landasan pedagogis terbagi menjadi 2, yaitu pembelajaran abad ke 2 dan
pembelajaran tematik integrative.
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan memproses pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman kepada peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan (pengalaman) berbagai potensi yang
dimilikinya.(ali mustadi, ratna ainun fauzani 2018)
Landasan pedagogis merupakan landasan yang digunakan untuk
mengubah perilaku seseorang untuk menjadi lebih baik dengan bimbingan orang
yang lebih dewasa kepada orang yang sedang belajar. Landasan pedagogis yang
dilakukan dalam pembelajaran di SD berupa pembelajaran abad 21, yaitu
pembelajaran yang memanfaatkan teknologi yang dapat diperoleh secara cepat
dan tepat dalam dunia pendidikan. Dalam pembelajaran tematik integrative,

9
yaitu pembelajaran yang lebih menekankan peserta didik untuk belajar secara
aktif yang sesuai dengan tema yang merupakan gabungan dari beberapa mata
pelajaran yang memiliki kaitan.
Pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang berbasis teknologi
yang dapat ditemukan oleh semua kalangan secara cepat. Hal itu sesuai dengan
pendapat berikut “Parhnership for 21st Centuru Skills (2007)” bahwa
keterampilan abad 21 dibangun atas dasar pemahaman yang kuat terhadap
pengetahuan konten yang kemudian didukung oleh berbagai keterampilan,
keahlian dan literasi yang diperlukan oleh individu untuk mencapai kesuksesan
pribadi maupun professional. Dengan begitu dapat diketahui bahwa
pembelajaran abad ke 21 ini tidak hanya fokus pada akademiknya saja, namun
non-akademik juga diperhatikan yang dapat membantu dalam berkompetisi di
dunia global yang berkembang saat ini.
Pembelajaran abad ke 21 ini juga menimbulkan berbagai macam
responsmasyarakat, seperti ada yang menganggap sebagi peluang, namun ada
juga berpendapat sebagai tantangan maupun hambatan dan semua itu tergantung
pada cara pandang setiap orang. Pembelajaran tematik integratif merupakan
metode pembelajaran yang menggabungkan berbagai disiplin ilmu dengan tema
yang sama, sehingga memungkinkan keterkaitan antara tema-tema tersebut, dan
lebih mudah dipahami oleh pendidik dan peserta didik. Bentuk pembelajaran ini
sejak perubahan dari KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
Pembelajaran ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan sikap, dan
keterampilan setiap peserta didik yang berbeda beda. (silabus n.d.)
2.2.2 Ciri-Ciri Anak Sebagai Makhluk Pedagogis

1) Kemampuan belajar: anak-anak memiliki kemampuan alami untuk belajar


dan menyerap informasi dari lingkungan mereka.
2) Keingintahuan: Anak-anak sering kali memiliki rasa ingin tahu yang besar
3) Kreativitas: Anak-anak sering menunjukan kreativitas dalam bermain dan
berekspresi
Motivasi instrinsik: Anak-anak sering kali memiliki motivasi
instrinsik,yaitu mereka ingin belajar dan mencapai sesuatu karena rasa kepuasan
pribadi.(adnan achiruddin saleh 2002)

10
2..2.3 Pengembangan Hakikat Manusia
Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) agar menjadi manusia
dewasa, beradap, dan normal. Proses Pendidikan memainkan peran penting dalam
mengubah potensi menjadi realisasi, terutama bagi individu yang memiliki bakat
seni dan ingin menjadi seniman terkenal. Setiap manusia dikaruniai “naluri” yaitu
dorongan dorongan yang alami (dorongan makan, seks, mempertahankan diri,
dll). Jika manusia dapat hidup maka tidak ada bedanya mereka dengan hewan.
Hanya melalui pendidikan status hewani itu dapat diubah ke arah status
manusiawi. Meskipun pendidikan itu pada dasarnya baik tetapi dalam
pelaksanaanya. Manusia memiliki dimensi potensi, keunikan dan dinamika
tersendiri sebagai makhluk ciptaan tuhan. Potensi yang dimiliki manusia sangat
mennetukan dalam setiap rentan kehidupannya sejak manusia lahir sampai
meningeal.
Selain itu juga manusia memiliki keunikan dan dinamika tersendiri yang
terjadi pada ciri khas yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya (Bronowski,1973).
Lesson dalam tirta raharja (2005) mengartikan individu dalam “orang-seorang”,
sesuatu yang merupakan suatu keuntungan yang tidak dapat dibagi bagi
(indevide). Setiap individu adalah unik dan memiliki potensi untuk menjadi diri
mereka sendiri, tanpa identik dengan individu lainnya. Demikian menurut
Langevield ( Doodg, 2002) mengatakan bahwa setiap orang memikiki
individualitas.
Dapat kita simpulkan bahwa pengertian hakikat manusia adalah
seperangkat gagasan atau konsep yang mendasar tentang manusia dan makna
eksistensi manusia di dunia. Pengertian hakikat manusia berkenaan dengan
“prinsip adanya” (principede’etre) manusia. Dengan kata lain, pengertian hakikat
manusia adalah seperangkat gagasan tentang “sesuatu yang olehnya” manusia
mempunyai karakteristik khas yang mempunyai sesuatu martabat khusus”
(Louis Leahy, 1985).
Aspek-aspek hakikat manusia, antara lain berkenaan dengan asal-usulnya,
misalnya: manusia sebagai makhluk Tuhan, struktur metafisikanya, misalnya:
manusia sebagai kesatuan badan-ruh, serta karakteristik dan makna eksistensi
manusia di dunia, misalnya: manusia sebagai makhluk individual, sebagai
makhluk sosial, sebagai makhluk berbudaya, sebagai makhluk susila, dan

11
sebagai makhluk beragama.(Dr.Muhammad S.Sumantri n.d.)
Tugas pendidik yaitu menunjukkan jalan dan mendorong peserta didik untuk
memperoleh pengembangan diri pada prinsip ingarsoingtuladha,
ingmadyamanggunkarso, dan tutwuri handayani (Dewantoro 1964 1964). Setiap
bayi yang lahir dikarunia potensi sosialitas. Demikian kata Langveld (Tirtaraharja,
2005). Pernyataan tersebut mengartikan bahwa setiap anak mempunyai potensi
untuk bersosialisasi, yang berarti setiap individu dapat berkomunikasi satu sama
lain dengan unsur saling menerima dan memberi.
Bahkan menurut Langeveld, adannya kesedihan untuk saling memberi dan
menerima itu dianggap sebagai kunci sukses pergaulan. Adanya dorongan untuk
menerima dan memberi itu sudah ada potensinnya oleh setiap bayi. Seorang bayi
sudah dapat menerima kasih sayang dari ibunya dengan rasa senang, kemudian
sebagai balasan dia dapat memberikan senyuman kepada lingkungannya,
khususnya kepada seorang ibu. Ketika seseorang tumbuh atau berkembang,
pemahaman tentang memberi dan menerima berubah menjadi kesadaran akan hak
yang harus diterima dan kewajiban harus dilaksanakan demi kepentingan pihak
lain.
2..2.4 Aliran Ilmu Jiwa Sebagai Landasan Pendidikan
Pertumbuhan dan perkembangan jiwa dan pikiran anak merupakan aspek
penting dalam pengembangan manusia. Terdapat beberapa aliran ilmu jiwa yang
telah mengembangkan teori-teori terkait hal ini. Beberapa aliran ilmu jiwa yang
penting dalam kondisi ini termasuk:
1. Teori Behavioristik
Teori Behavioristik yaitu teori belajar yang menekankan pada perubahan
tingkah laku serta akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Tokoh
pelopor ini teori behavioristik adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin
Gudhire dan Skinner. Psikologi Behavioristik adalah suatu control
instrumental yang berasal dari lingkungan. Belajar tidaknnya seseorang
bergantung kepada faktor- faktor kondisional yang diberikan oleh
lingkungan. Beberapa terkoneksi dengan stimulus tersebut (Schunk, 2012).
Koneksi-koneksi terbentuk secara otomatis melalui perulangan, tanpa
memerlukan persepsi dan pikiran sadar. Namun, Thorndike menyadari bahwa
pembelajaran manusia lebih berbelit-belit karena melibatkan berbagai jenis

12
pembelajaran yang membutuhkan ide, analisis, dan penalaran (Schunk,
2012).
Menurut teori Behavioristik belajar yaitu proses perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari interaksi antar stimulus dan respon. Dengan kata lain,
belajar yaitu perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk
bertingkah laku. Dengan cara baru sebagai hasil interaksi dari stimulus dan
respon. Seseorang dianggap sudah belajar apabila dia bisa menunjukkan
perubahan tingkah lakunnya. Contoh, seorang anak bisa berhitung
penjumlahan dan pengurangan, meskipun dia belajar dengan rajin, tekun
tetapi dia belum bisa mempraktekkan penjumlahannya. Maka dia belum bisa
dikatakan belajar karena dia belum bisa menunjukan perubahnnya tingkah
laku dan sebagai hasil dari belajar.(familus S.Pd. 2007)
2. Teori Kognitif
Kosgnitif berasal dari kata cognition persamanya knowing yang berarti
mengetahui. Kognitif dari artian luas berarti perolehan, penataan, dan
penggunaan perolehan. Selanjutnya kognitif juga bisa diartikan dengan
kemampuan belajar atau berfikir atau kecerdasan yaitu kemampuan untuk
mempelajari ketrampilan dan konsep baru, ketrampilan untuk memahami apa
yang terjadi dilingkungan sekitarnya, serta ketrampilan menggunakan daya
ingat dan menyelesaikan soal-soal sederhana.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kognitif diartikan sebagai sesuatu
hal yang berhubungan dengan atau melibatkan kognisi berdasarkan kepada
pengetahuan factual yang empiris. Yusuf mengemukan bahwa kemampuan
kognitif ialah kemampuan anak untuk berfikir lebih kompleks serta
melakukan penalaran dan pemecahan masalah, berkembangnya kemampuan
kognitif ini akan mempermudah anak untuk menguasai pengetahuan umum
yang lebih luas, sehingga anak dapat berfungsi secara wajar dalam kehidupan
sehar-hari.
Kemampuan kognitif adalah suatu proses berfikir, yaitu kemampuan
individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu
kejadian atau peristiwa. Menurut Gagne, dalam Jamaris, kognitif adalah
proses yang terjadi secara internal didalam pusat susunan syaraf pada waktu
manusia sedang berfikir. Kemampuan kognitif ini berkembang secara
bertahap, sejalan dengan perkembangan syaraf-syaraf yang berada di dalam

13
pusat susunan syaraf. Salah satu teori yang berpengaruh dalam menjelaskan
perkembangan kognitif ini adalah teori piagent.(Alun Gunawan, Naufal
Mumtaz, and Alief Dandi Fuadi 2023)
Dalam proses belajar mengajar disekolah, contoh penerapan teori kognitif
adalah guru menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik
serta memberi ruang bagi mereka untuk saling bicara dan diskusi dengan
teman-temannya.
3. Teori Psikodinamik
Teori Psikodinamik adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan
perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini
adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini
mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-
konflik dari aspek psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak
anak dini.
Teori Psidinamika atau tradisi kiliniks terangkat dari 2 asumsi dasar.
Pertama, manusia adalah bagian dari dunia Binatang. Kedua, manusia adalah
bagian dari sumber energi. Ketiga, kunci utama untuk memahami manusia
menurut pradigma psikodinamika adalah mengenali semua sumber
terjadinnya perilaku, baik itu berupa dorongan yang disadari maupun tidak
disadari.
Contoh Presepektif Psikodinamika, mencuci tangan secara obsesif bisa
dikaitkan dengan trauma dimasa kanak-kanak. Peristiwa masa kecil yang
menyebabkan ketakutan diruang terbuka dapat membuat agoraphobia pada
orang dewasa.(rista aguskurdani,siti mulyani n.d.)
4. Teori Humanistik
Teori Humanistik bermula pada ilmu psikologi yang amat mirip dengan
kepribadan. Sehingga dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi maka teori ini dapat diterapkan dalam dunia pendidikan khususnya
dalam pembelajaran formal maupun non formal dan cenderung mengatasi
kesulitan-kesulitan dalam dunia pendidikan. Teori ini memberikan suatu
pencerahan khusunya dalam bidang pendidikan bahwa setiap pendidikan
haruslah berpradigma Humanistik yakni, praktik pendidikan yang
memandang manusia sebagai satu kesatuan yang integralistik harus
ditegakkan dan pandangan dasar tersebut bisa mewarnai komponen

14
sistematik kependidikan dimanapun serta apapun jenisnya.
Contohnya, memperhatikan dan memberikan motivasi belajar kepada
peserta didik. memberikan penjelasan kembali apabila ada perserta didik
yang belum paham dan mampu memahami karakter setiap peserta didiknya.
5. Teori Ekologi
Urie Bronfrenbeneer merupakan pencetus dari teori ekologi
perkembangan yaitu ahli psikolog dari Cornell University Amerika Serikat
(Bronfrenbenner 1986). Teori ekologi perkembangan sendiri dapat
memberikan dampak perilaku pada individu. Artinnya hubungan atau
interaksi yang terjadi antar individu dapat memberikan perilaku individu
tersebut. Lingkungan sekitar individu bisa memberikan gambaran dan
mengklarifikasi dampak dari interaksi antar individu. Interkasi individu
tersebut dapat dilihat pada sistem atau subsistem dalam teori ekologi.
Prinsip dasar teori ekologi adalah anak anak memiliki perilaku dominan
yang dipengaruhi banyak konteks pengeturan kehidupan antara lain keluarga,
teman sebaya, sekolah, social budaya, kepercayaan, kebijakan, ekonomi
(Bronfenbenner dan Moris, 1998, p.234). Hal ini dijelaskan melalui interkasi
secara langsung dan dapat menjadikan dampak perilaku pada anak yang
dipengaruhi oleh sistem pada teori ekologi sistem dan subsistem.
Contoh teori ekologi yakni, sikap,pikiran, dan pendapat seseorang bisa
dipengaruhi media dengan mudah. Misalnya adegan perkelahian yang
dilakukan ketika 2 orang terlibat masalah. Jika awalnya yakin bahwa masalah
bisa di selesaikan secara damai selama melihat adegan tersebut, kita menjadi
percaya pada hal yang berlawanan.

15
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kesimpulan tentang landasan psikologis dan pedagogis, pendidikan adalah


pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip psikologis individu serta penerapannya.
Dalam strategi pengajaran yang sesuai adalah kunci kesuksesan dalam dunia
pendidikan. Landasan psikologis itu untuk memahami bagaimana siswa belajar,
berkembang dan berinteraksi dalam lingkungan belajar.
Kesimpulan ini juga menekankan pentingnya pendidik untuk terus mengembangkan
keterampilan ke peserta didik dalam mengakomodasi perbedaan individu dalam kelas.
Secara keseluruhan, landasan psikologis dan pedagogis pendidikan adalah landasan
yang penting dalam merancang pengalaman belajar secara efektif dan mempersiapkan
generasi muda agar sukses di masa depan.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa penulis masih sangat jauh sekali dari kata-kata sempurna ,
untuk kedepannya penulis akan lebih fokus dalam menerangkan penjelasan mengenai
makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih lengkap dan lebih banyak lagi. Untuk
saran yang akan kalian berikan kepada penulis, bisa berupa kritikan dan saran-saran
kepada penulis untuk menyimpulkan pembahasan makalah yang sudah dijelaskan
didalam makalah ini. Untuk bagian-bagian akhir dari makalah yaitu daftar pustaka.

16
DAFTAR PUSTAKA

adnan achiruddin saleh. 2002. “Pengantar Psikologi.” pengantar psikologi: 135.


———. 2018. Pengantar Psikologi.
Adnan Achiruddin Saleh. 2018. Pengantar Psikologi. Mmakassar Sulawesi Selatan: Akasar
Timur.
ali mustadi, ratna ainun fauzani, khanifatur rochmah. 2018. Landasan Pendidikan Sekolah
Dasar. ed. Dinar Uji. Yogyakarta: UNY Press.
Alun Gunawan, Dimas, Rizki Naufal Mumtaz, and Muhammad Alief Dandi Fuadi. 2023. 1
ADVANCES in Social Humanities Research Jurnal Pancasila Sebagai Dasar Negara
Indonesia.
Christiana Hari Soetjiningsih. 2012. SERI PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN,PERKEMBANGAN ANAK. Jakarta: Jefri.
Dr.Muhammad S.Sumantri, M.Pd. “Hakikat Manusia Dan Pendidikan.”
familus S.Pd., M.Pd. 2007. “Teori Belajar Aliran Behavioristik Serta Implikasinya Dalam
Pembelajaran.”
Haris Dwi Fathoni. 2019. LANDASAN PSIKOLOGIS DAN PEDAGOGIS PENDIDIKAN.
malang.
made pidarta. 2000. Landasan Kependidikan. jakarta: rineka cipta.
Purwa Atmaja Prawira. 2017. Psikologi Umum. ed. Rina Tyas Sari.
Depok,Sleman,Jogjakarta.
rista aguskurdani,siti mulyani, hernawwati. Mekanisme Psikodinamika. mataram.
silabus. “Landasan Psikologis Dan Pedagogis Pendidikan.”
Sulkiflyy. 2020. “Konsep Psikologi Pendidikan.”
Syamsu Yusuf dan A.Juntika Nurihsan. 2006. Landasan Bimbingan Dan Konseling.
bandung.
Tia Rahmania M.Psi., Psikolog. 2023. Psikologi Perkembangan. ed. M.E. Septantri Shinta
Wulandari. Serang-Banten: PT SADA KURNIA PUSTAKA.
Yudrik Jahja. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.

17
18

Anda mungkin juga menyukai