Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, hidayah,
taufik, serta inayahnya sehingga makalah ini dapat selesai dikerjakan tepat waktu. Penulis
berharap dengan adanya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan maupun
pedoman bagi pembaca untuk lebih memahami tentang pengertian psikologi pendidikan
beserta ruang lingkupnya.
Penulis mengharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca. Penulis juga berharap kepada para pembaca untuk bisa memberikan masukan
dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini dapat diperbaiki dari segi isi maupun
bentuk karena penulis sangat menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah dengan metode pustaka
yakni teknik pengumpulan data dengan cara melakukan penelaahan dari berbagai sumber
seperti buku, literatur, catatan, serta berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah yang
ingin dipecahkan kemudian menyusunnya menjadi satu laporan,
2
BAB II
PEMBAHASAN
Psikologi pada mulanya digunakan para ilmuan dan para filosof sebagaimana
disebutkan oleh Reber untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam memahami akal pikiran dan
tingkah laku aneka ragam makhluk hidup mulai yang primitif sampai yang paling modern.
Namun ternyata tidak cocok, lantaran menurut para ilmuan dan filosof, psikologi memiliki
batas-batas tertentu yang berada diluar kaidah keilmuan dan etika falsafi. Kaidah saintifik dan
patokan etika filosofis ini tak dapat dibebankan begitu saja sebagai muatan psikologi.
Sebelum menjadi disiplin ilmu yang mandiri pada tahun 1879 M, psikologi memiliki
akar-akar yang kuat dalam ilmu kedokteran dan filsafat yang hingga kini masih tampak
pengaruhnya. Dalam ilmu kedokteran, psikologi berperan menjelaskan apa-apa yang terpikir
dan terasa oleh organ-organ biologis (jasmaniah). Sedangkan dalam filsafat, psikologi berperan
serta dalam memecahkan masalah-masalah rumit yang berkaitan dengan akal, kehendak, dan
pengetahuan. Karena kontak dengan berbagai disiplin itulah, maka timbul bermacam-macam
definisi psikologi yang satu sama lain berbeda, seperti :
• Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental (the science of mental life)
• Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran (the science of mind)
• Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of behavior) dan
definisi lain bergantung pada sudut pandang yang mendefinisikannya.
Istilah pendidikan berasal dari kata “didik”, dengan memberinya awalan “pe” dan
akhiran “kan”, mengandung arti “perbuatan” (hal, cara dan sebagainya). Pendidikan menurut
istilah bahasa Yunani “Pedagogi” yaitu dari kata “paid” artinya anak dan “agogos” artinya
membimbing. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan “education”
yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa arab, istilah ini sering
3
diterjemahkan dengan “Tarbiyah” yang berarti pendidikan. Secara universal, Pendidikan
didefinisikan sebagai suatu cara untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan, dan sikap-
sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi manusia yang baik dengan tujuan
untuk mengembangkan atau mengubah kognisi, afeksi, dan konasi seseorang.
Sebenarnya, psikologi dan ilmu pendidikan memiliki hubungan timbal balik, ilmu
pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia
semenjak dia lahir hingga mati. Pendidikan tidak berhasil dengan baik bilamana tidak
berdasarkan kepada psikologi perkembangan. Demikian pula watak dan kepribadian seseorang
ditunjukkan oleh psikologi. Lantaran begitu eratnya tugas antara psikologi dan ilmu
pendidikan, kemudian lahirlah suatu subdisiplin psikologi pendidikan (education psychology).
Psikologi pendidikan merupakan ilmu pengetahuan yang berbicara tentang tingkah laku
manusia dalam proses belajar-mengajar, dan ia memiliki hubungan erat dengan ilmu mengajar.
Dimana dalam proses mengajar, para pendidik dituntut untuk memiliki pengetahuan yang
memadai tentang materi yang diajarkan, dan juga menguasai berbagai metode dalam
penyampaian agar apa yang disampaikan dapat dimengerti dan mudah dipahami oleh anak
didik. Jadi penguasaan terhadap ilmu jiwa pendidikan (psikologi pendidikan) merupakan suatu
tuntutan bagi para pendidik.
Menurut Crow & Crow pada bukunya yang berjudul “Educational Psychology”
menerangkan bahwa : Educational Psychology describes and explains the learning experiences
of an individual from birth through old age. Its subject matter is concerned with the conditions
that affect learning. Psikologi pendidikan adalah pengalaman belajar yang artinya segala
perubahan yang terjadi atau dilakukan seseorang yang berkaitan dengan proses belajar
mengajar, dari tidak mengetahui suatu hal sampai menjadi mengetahui hal tersebut, dari tidak
berakhlak menjadi berakhlak.
4
in the educational of human being is called educational psychology. Psikologi pendidikan
merupakan studi sistematis mengenai proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan
dengan pendidikan manusia.
5
ii. Teori Belajar Kognitif dikembangkan oleh seorang psikolog asal Swiss yakni
Jean Piaget. Dalam teori ini pemahaman dan perubahan persepsi dalam diri
siswa lebih penting daripada hanya sekedar perubahan tingkah laku.
iii. Teori Belajar Konstruktivisme sebenarnya bersumber dari ilmu filsafat tentang
bagaimana proses terbentuknya pengetahuan manusia. Teori mempercayai jika
pengalaman-pengalaman yang telah dilewati seseorang yang akan membentuk
pemahaman tetang pengetaahuan yang dipelajarinya.
iv. Teori Belajar Humanistik menilai perkembangan pengetahuan seseorang
dipengaruhi oleh kepribadiannya. Pendidik atau guru yang menganut aliran ini
lebih terfokus untuk membangun kepribadian murid dengan dengan-kegiatan
yang positif.
c) Psikologi Pendidikan merupakan suatu ilmu pengetahuan yang didasarkan pada riset
psikologis mengenai tahapan seorang individu dalam menciptakan aktivitas
pembelajaran yang lebih efektif. Dalam psikologi pendidikan, kita dapat mempelajari
tentang perbedaan setiap individu dalam proses pembelajaran tergantung pada
lingkungan belajar, masalah belajar, motivasi belajar, kondisi individu, sudut
pandang setiap individu serta berbagai faktor lain yang dapat mempengaruhi seorang
individu dalam proses belajar mengajar. Setelah kita memahami tentang perbedaan
gaya dan proses belajar tiap individu, barulah kita dapat mengambil tindakan lebih
lanjut untuk membantu memaksimalkan kegiatan belajar individu tersebut sesuai
dengan karakteristiknya. Karna pada dasarnya setiap individu mempunyai ciri khas
dan karakteristik masing-masing yang tentu saja akan berbeda dengan individu yang
lainnya.
B. Slavin
Menurut Slavin, ruang lingkup psikologi pendidikan terbagi atas masalah belajar
serta perkembangan dan kebutuhan individu.
a) Masalah belajar adalah awal dari kesulitan belajar. Kesulitan belajar merupakan suatu
kondisi dimana seseorang sulit untuk belajar secara wajar disebabkan adanya
ancaman, masalah, hambatan, dan ganguan dalam belajar. Masalah belajar bisa
datang dari dalam diri seseorang maupun dari lingkungan sekitarnya. Untuk bisa
mengatasi kesulitan belajar kita harus mengidentifikasi apa penyebab masalah
tersebut baru kemudian dapat mengambil tindakan yang sesuai untuk
menyelesaikannya.
6
b) Perkembangan dan kebutuhan individu dalam belajar tentu akan berbeda pada setiap
orang, untuk itu diperlukan adanya pemahaman terhadap diri orang tersebut agar
kebutuhan belajarnya dapat terpenuhi dan dapat pengetahuan yang dimilikinya
berkembang dengan baik.
C. Crow and Crow
Crow and Crow berpendapat bahwa ruang lingkup psikologi pendidikan terdiri dari
proses belajar, faktor eksternal dan internal, serta pendidikan formal dan informal.
a) Proses belajar adalah serangkaian aktivitas yang terjadi pada pusat syaraf individu
yang belajar. Proses belajar terjadi secara abstrak, karena terjadi secara mental dan
tidak dapat diamati. Oleh karena itu, proses belajar hanya dapat diamati jika ada
perubahan perilaku dari seseorang yang berbeda dengan sebelummnya. Perubahan
perilaku tersebut bisa dalam hal pengetahuan, afektif, maupun psikomioriknya.
b) Faktor eksternal dan internal merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi proses
pembelajaran seseorang baik dari dalam dirinya maupun dari lingkungan sekitarnya.
Contoh dari faktor internal adalah karakteristik pembawaan sejak lahir atau bisa
disebut hereditas. Hereditas merupakan sifat-sifat bawaan sejak lahir yang tidak dapat
diubah. Tipe belajar setiap individu cenderung berbeda, ada hal-hal yang memang
sudah bawaan dan tidak dapat diubah. Faktor eksternal atau faktor lingkungan dapat
diartikan sebagai berbagai peristiwa, situasi, dan kondisi di luar individu yang secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi tumbuh kembang individu.
Lingkungan ini terdiri atas lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik
adalah segala sesuatu yang bersifat fisik yang ada di sekitar individu seperti keadaan
rumah, pekarangan, sawah, tanah, air, musim dan sebagainya. Lingkungan fisik
sering disebut juga lingkungan alam. Lingkungan alam yang berbeda akan memberi
pengaruh yang berbeda pula pada individu. Sedangkan lingkungan sosial adalah
meliputi seluruh manusia dengan berbagai interaksinya yang menciptakan
lingkungan pergaulan yang khas. Lingkungan sosial merupakan lingkungan
masyarakat, di mana dalam lingkungan masyarakat ini terdapat interaksi individu
satu dengan individu lainnya. Keadaan masyarakatpun akan memberikan pengaruh
tertentu terhadap eksternal individu.
c) Pendidikan formal merupakan pendidikan di sekolah yang di peroleh secara teratur,
sistematis, bertingkat atau berjenjang, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas.
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara
efektif dan efisien dari dan oleh serta untuk masyarakat, merupakan perangkat yang
7
berkewajiban memberikan pelayanan kepada generasi muda dalam mendidik warga
negara. Sedangkan belajar insidental adalah sebagai kegiatan belajar yang terjadi
karena kegiatan lain walaupun pebelajar (learner) tidak selalu menyadari aktivitas
belajarnya, misalnya seseorang yang melakukan tugas dalam pekerjaannya, secara
tidak sadar dia juga melakukan kegiatan belajar yang dilakukan dengan diam dan
dilakukan begitu saja (taken for granted).
8
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan merupakan salah satu ilmu turunan dari
psikologi yang membahas tentang peran psikologi dalam dunia pendidikan. Para pendidik atau
guru sangat perlu untuk memahami psikologi pendidikan agar dapat menciptakan proses
belajar mengajar yang efisien sehingga ilmu yang disampaikan bisa terserap dengan optimal.
Selain para pendidik, setiap individu juga perlu memahami psikologi pendidikan agar dapat
menciptakan situasi belajar yang nyaman.
Beberapa pendapat ahli tentang ruang lingkup psikologi pendidikan yang telah
dijabarkan diatas dapat menjadi pedoman untuk lebih memahami tentang penjabaran teknologi
pendidikan secara rinci.
3.2 SARAN
Penulis berharap bahwa setiap individu dapat lebih memahami tentang dirinya sendiri
terutama dalam proses belajar mengajar. Apabila seseorang paham dan mengerti tentang
dirinya sendiri, pasti akan lebih mudah baginya untuk mengatasi masalah yang akan muncul
nanti.
9
DAFTAR PUSTAKA
10