Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“PSIKOLOGI PENDIDIKAN”
Dosen Pembimbing:

NURHADIFAH AMALIYAH, S.Pd.,M.Pd


NIDN: 0910078901

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
RISWANA (C1C121011)
NANDA ARDELLA KAHAR (C1C121027)
MAIN INDRA GUNAWAN (C1C121024)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT. Yang Maha Esa. Atas segala Rahmat
dan Hidayah Nya, Kami dari kelompok dua dapat menyelesaikan tugas Makalah
kami yang berjudul "Psikologi Pendidikan" dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Selain itu penyusunan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan
wawasan tentang"Apa-apa saja pembahasan dalam Psikologi Pendidikan" dalam
ilmu Psikologi pendidikan bagi para pembaca dan juga penulis.
Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Nurhadifah Amaliyah
S.Pd.,M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Psikologi Pendidikan dan
kepada teman-teman serta semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini.
Kami berharap telah menyelesaikan tugas Makalah Psikologi Pendidikan ini,
semoga mendapatkan nilai yang baik dan dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca. Serta kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dibutuhkan agar makalah ini bisa
lebih baik.

Makassar, 2 November 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR……………………………………………………………1

DAFTAR ISI…….………………………………………………………………..2

BAB I PENDAHULUAN………….……………………………………………..3

A. Latar

Belakang…………………………………………………………………...3

B. Rumusan
Masalah………………………………………………................................4

C. Tujuan……………………………………………………………………..4

ABAB II PEMBAHASAN……………………………………………….............5

A. Pengertian Psikologi
Pendidikan…………………………………………………………………5

B. Sejarah Psikologi
Belajar………………………………………..............................................6

C. Obyek/Cakupan Psikologi Pendidikan dan Metode Psikologi


Pendidikan.....................................................................................................................7

D. Manfaat Psikologi
Pendidikan..................................................................................................................16

BAB III PENUTUP……………………………………………………..............18

A. Kesimpulan………………………………………………………………18

B. Saran……………………………………………………………………..18

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

"Psikologi pendidikan mutlak diperlukan untuk menggali dan menyempurnakan aspek-


aspek kejiwaan guru dan siswa sebagai pelaku utama proses pembelajaran di sekolah,
mengingat pendidikan bukan hanya karena nilai bagus atau setelah lulus." (Anita Lie,
pakar psikologi pendidikan). Pembelajaran yang berkualitas dan profesionai menjadi
impian pendidikan nasional.
Praktik kurikulum, sistem dan strategi pendidikan kita terbukti mampu untuk saling
berkolaborasi mengakibatkan grafik pendidikan nasional yang semakin merosot dan aksi-
aksi negatif siswa seperti aksi-aksi negatif seperti tawuran antar sekolah, seks kalangan
pelajar, kasus narkoba, demonstrasi bebas, aborsi dikalangan pelajar, demonstrasi anarkis
pelajar dan sebagainya.
Pendidikan nasional telah kehilangan pijakan dan mengalami kekaburan visi-misi
sebagai utama melahirkan generasi bangsa yang berkualitas, profesional dan memiliki jiwa
nasionalisme. Psikologi pendidikan merupakan akar dalam dunia pembelajaran nasional
maupun internasional untuk mewujudkan cita-cita luhur ini..
Psikologi pendidikan mempunyai visi misi mengarahkan guru dan siswa sebagai aktor
'garis depan' dalam dunia pendidikan menjadi (front line education) menjadi pribadi-
pribadi yang mampu mencapai keutuhan sebagai manusia baik secara kodrat individual,
sosial maupun spiritualnya.
Psikologi pendidikan menuntun Anda khususnya guru dan siswa untuk semakin
mengenal dan mengolah diri dengan baik secara fisik, spiritual, intelektual, emosional dan
sosial. Aksi-aksi siswa yang menjurus anarkis, stres, pesimis, putus harapan, kehilangan
orientasi hidup dan menjadi pribadi destruktif adalah bukti nyata bagaimana nilai-nilai
dasar psikologi pendidikan tidak sungguh-sungguh dihayati dan diterapkan dalam
kurikulum, sistem, strategi, konstruksi maupun tema-tema pendidikan kita.

3
Semoga dengan hadirnya makalah ini, dunia pendidikan nasional akan terbuka untuk
membenahi fondasi pembelajaran nasional dengan menerapkan nilai-nilai psikologi
pendidikan secara konsisten penuh komitmen tinggi. Strategi, konstruksi, tema atau
kurikulum sehebat apa pun kalau mengabaikan nilai-nilai psikologi pendidikan sebagai
dasarnya hanya akan "menabur benih di tanah yang kering dan berbatu" akibatnya tidak
akan berbuah, hanya akan menuai kebusukan dan kegagalan demi kegagalan.

Pendidikan nasional dewasa sangat "pupuk l" untuk menumbuhkembangkan benih


agar kelak berbuah baik dan maksimal. Dasar-dasar Pendidikan psikologi inilah "pupuk"
yang tepat guna dalam dunia pendidikan dan kemungkinan apapun dan dimanapun.

B. Rumusan Masalah

a) Apa yang dimaksud Psikologi pendidikan?


b) Bagaimana kah sejarah Psikologi belajar?
c) Apa saja Obyek/cakupan Psikologi pendidikan dan metodenya?
d) Apa manfaat Psikologi pendidikan?
C. Tujuan

a) Untuk mengetahui apa yang dimaksud Psikologi pendidikan


b) Untuk memahami bagaimana kah sejarah Psikologi belajar
c) Untuk memahami apa saja Obyek/cakupan Psikologi pendidikan dan
metodenya
d) Untuk mengetahui apa manfaat Psikologi pendidikan

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Pendidikan

Psikologi yang dalam istilah lama disebut psikologi berasal dari kata bahasa Inggris
psikologi. kata psikologi adalah dua akar kata yang berasal dari kata Yunani, yaitu satu
psyche yang berarti jiwa dialogos yang berarti pengetahuan. Psikologi lebih dikaitkan
dengan kehidupan organisme manusia. Dalam hubungan ini, psikologi didefinisikan
sebagai ilmu yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara mereka
melakukan sesuatu, dan juga untuk memahami bagaimana makhluk ini berpikir dan merasa.

Pertama, psikologi adalah studi (pendidikan) tentang roh. Kedua, psikologi adalah ilmu
tentang kehidupan mental. Ketiga, psikologi adalah ilmu tentang perilaku organisme.
Chaplin (1972) dalam Dictionary of Psychology mendefinisikan psikologi sebagai ilmu
tentang perilaku manusia dan hewan, serta penyelidikan organisme dalam segala variasi
dan kompleksitasnya ketika bereaksi terhadap arus dan perubahan lingkungan dan
peristiwa sosial yang mengubah lingkungan.

Psikologi berasal dari kata Yunani psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti
pengetahuan. Jadi secara etimologis (menurut arti kata) psikologi berarti ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, baik mengenai berbagai gejala, proses maupun latar
belakangnya, atau disebut psikologi. Psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang
proses dan faktor yang berhubungan dengan pendidikan.

Dari batasan di atas, terlihat bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara psikologi
pendidikan dan tindakan belajar. Oleh karena itu, tidak heran jika beberapa ahli psikologi
pendidikan mengatakan bahwa bidang studi utama dalam psikologi pendidikan adalah
pembelajaran. Dengan kata lain, psikologi pendidikan berfokus pada isu-isu yang berkaitan
dengan proses dan faktor-faktor yang berkaitan dengan tindakan belajar.

Psikologi berasal dari kata Yunani psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti
pengetahuan. Jadi secara etimologis (menurut arti kata) psikologi berarti ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, baik mengenai berbagai gejala, proses maupun latar
belakangnya, atau disebut psikologi. Berbicara tentang jiwa, pertama-tama kita harus bisa
membedakan antara hidup dan jiwa.

Hidup adalah kekuatan jasmani yang bergantung pada kehidupan jasmani dan
menimbulkan perbuatan jasmani, yaitu perbuatan yang disebabkan oleh proses belajar
Misalnya : insting, reflek, nafsu dan sebagainya. Jika tubuh mati, maka jiwa mati.
Sedangkan jiwa adalah kekuatan hidup spiritual yang bersifat abstrak, yang menjadi
penggerak dan pengatur segala tindakan pribadi (perilaku pribadi) hewan dan manusia yang
lebih tinggi. Kebutuhan pribadi adalah tindakan sebagai hasil dari proses belajar yang
dimungkinkan oleh kondisi fisik, spiritual, sosial dan lingkungan. Proses belajar adalah

5
proses untuk meningkatkan kepribadian (kepribadian) dengan berusaha mendapatkan
pemahaman baru, nilai-nilai baru, dan keterampilan baru, sehingga ia dapat berbuat lebih
berhasil, dalam menghadapi kontradiksi dalam kehidupan. Jadi jiwa mengandung
pengertian, nilai budaya dan keterampilan.

Dan dari pengertian tersebut setidaknya dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah
ilmu yang mempelajari segala perilaku dan tindakan individu, dimana individu tersebut
tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya. Dalam memelihara dan memberikan akhlak dan
kecerdasan akal. Selanjutnya pendidikan menurut KBBI adalah proses mengubah sikap dan
perilaku seseorang atau kelompok dalam upaya mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.

Psikologi Pendidikan adalah disiplin ilmu psikologi yang menyelidiki masalah-masalah


psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan. Sedangkan menurut ensiklopedia amerika,
pengertian psikologi pendidikan adalah ilmu yang lebih berprinsip dalam pengajaran yang
terlibat dengan penemuan – penemuan dan menerapkan prinsip – prinsip dan cara untuk
meningkatkan efisien di dalam pendidikan.

Dengan melihat kegunaannya dalam praktik, baik secara individual maupun dalam
hubungannya dengan manusia lain atau lingkungannya, mungkin kita akan mengatakan
bahwa psikologi pendidikan itu sebenarnya sudah termasuk dalam psikologi, dan tidak
perlu dipersoalkan atau dipisahkan menjadi sesuatu disiplin ilmu tersendiri

Pendidikan dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah cabang dari psikologi dalam
psikologi psikologi pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun mental, yang
sangat erat dengan masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan
keberhasilan belajar.

B. Sejarah Psikologi Belajar

“Psikologi” berasal dari perkataan Yunani “psyche” yang artinya jiwa dan “logos” yang
artinya ilmu pengetahuan. Secara etimologi psikologi artinya Ilmu yang mempelajari
tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar
belakangnya. Namun, para ahli juga berbeda pendapat tentang arti psikologi itu sendiri.
Ada yang berpendapat bahwa psikologi adalah ilmu jiwa.

Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku
atau perilaku manusia. (Mahfud, 1992:6). Carl Gustav Jung, seorang psikoanalisis dari
Switzerland (1875-1961) merupakan salah seorang sarjana yang banyak mencurahkan
perhatiannya untuk menyelidiki arti kata psikologi ditinjau dari segi harfiahnya.

la mencoba mencari arti dari kata "Psyche" dan arti katakata lain yang berdekatan
misalnya, ia tertarik pada kata "Anemos" dalam bahasa Yunani berarti angin, sedangkan
dalam bahasa Latin kata "animus" dan "anima" masing-masing berarti jiwa dan nyawa.
Dalam bahasa Arab, ia mendapatkan kata-kata "ruh" yang berarti jiwa, nyawa ataupun
angin.

6
Dengan demikian, ia menduga bahwa ada hubungan antara apa yang bernyawa dengan
apa yang bernafas (angin). Jadi psikologi adalah ilmu tentang sesuatu yang bernyawa. Ada
sebagian ahli psikologi yang mendefinisikan psikologi bertitik tolak dari anggapan bahwa
psikologi haruslah mempelajari sesuatu yang nyata (konkret), maka ada sebagian sarjana
yang mengartikan psikologi sama dengan karakterologi atau tipologi.

Karakterologi adalah ilmu tentang karakter atau sifat kepribadian dan tipologi adalah
ilmu tentang berbagai tipe atau jenis manusia berdasarkan karakternya. Jelas pendefinisian
psikologi sebagai karakterologi atau tipologi saja merupakan pendefinisian yang sempit.
Memang psikologi juga mencakup karakterologi dan tipologi, tetapi psikologi bukan hanya
mencakup kedua hal itu saja, melainkan lebih luas daripada itu. (1991: 5-7)

Bertolak dari definisi psikologi bahwa jiwa itu selalu diekspresikan melalui raga atau
badan. Dengan mempelajari ekspresi yang tampak pada tubuh seseorang, maka kita akan
dapat mengetahui keadaan jiwa orang yang bersangkutan. Bila berbicara tentang jiwa,
terlebih dahulu kita harus membedakan antara nyawa dan jiwa.

Nyawa adalah daya jasmaniah yang adanya tergantung pada hidup jasmani dan
menimbulkan perbuatan badaniah (organic behavior), yaitu perbuatan yang ditimbulkan
oleh proses belajar. Misalnya, instink, reflek, nafsu dan sebagainya. Jika jasmani mati,
maka mati pulalah nyawanya. Sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat
abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur perbuatanperbuatan pribadi (personal
behavior) dari hewan tingkat tinggi dan manusia.

Perbuatan pribadi adalah perbuatan sebagai hasil proses belajar yang dimungkinkan
oleh keadaan jasmani, rohaniah, sosial, dan lingkungan. Karena sifatnya yang abstrak,
maka kita tidak dapat mengetahui jiwa secara wajar, melainkan kita hanya dapat mengenal
gejalanya saja. Jiwa adalah sesuatu yang tidak nampak, tidak dapat dilihat oleh alat diri
kita. Demikian pula hakekat jiwa, tak seorangpun dapat mengetahuinya. Manusia dapat
mengetahui jiwa seseorang hanya dengan tingkah lakunya.

Jika tingkah laku itu merupakan kenyataan jiwa yang dapat kita hayati dari luar.
Pernyataan itu kita namakan gejala-gejala jiwa, di antaranya; mengamati, menanggapi,
mengingat, memikir, dan sebagainya. Dari itulah kemudian orang membuat definisi, ilmu
jiwa (psikologi) yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan
dengan lingkungannya.

C. Obyek/Cakupan Psikologi Pendidikan dan Metodenya

Objek psikologi (ilmu jiwa) yaitu jiwa. Apakah sebenarnya jiwa itu? Telah dijelaskan
sebelumnya bahwa jiwa adalah abstrak, tidak dapat dilihat, didengar, dirasa, dicium, atau
diraba dengan panca indera kita. Karena itulah, pada mulanya ia diselubungi oleh rahasia
dan pertanyaan ghaib, yang oleh ahli-ahli pada zaman itu dicoba menerangkan dan
menjawabnya dengan pandangan dan tinjauan filosofis dan metafisis.

7
Ditinjau dari segi objeknya, Ahmadi (1991: 6-7) membagi psikologi menjadi tiga bagian:

 Psikologi Metafisika. (meta = di balik, di luar; fisika = alam nyata). Yang menjadi
objek adalah hal-hal yang mengenai asal usulnya jiwa, wujudnya jiwa, akhir jadinya
sesuatu yang tidak berujud nyata dan tidak pula diselidiki ilmu alam biasa atau fisika.
Karena itu, dinamakan psikologi metafisika.
 Psikologi Empiris. (empiris = pengalaman) Aliran empirisme, dipelopori oleh Bacon
dan John Locke. Menurut ahli-ahli empiris ini, ilmu jiwa harus berdasarkan
pengalaman. Semua peristiwa diamati, dikumpulkan dan dari hasil pengamatan nyata
itu diambil suatu kesimpulan. Sehingga Bacon dianggap sebagai bapak metode
induktif. Dalam hal ini, John Locke mengatakan bahwa jiwa adalah bagaikan kertas
putih bersih yang dapat dilukis dengan adanya pengalaman. Karena psikologi ini
mempelajari gejala-gejala jiwa yang nyata dan positif, maka psikologi ini disebut
psikologi positif.
Psikologi empiris dalam mengumpulkan data kadangkadang mempergunakan
percobaan atau eksperimen, maka psikologi empiris juga dinamakan psikologi
eksperimen.
 Psikologi Behaviorisme (behavior = tingkah laku) Menurut aliran ini psikologi ialah
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku (behavior) manusia. Aliran ini timbul
pada abad 20, dipelopori oleh Mac Dougal. Behaviorisme tidak mau menyelidiki
kesadaran dan peristiwa-peristiwa psikis, karena hal ini adalah abstrak, tidak dapat
dilihat sehingga tidak dapat diperiksa dan dipercayai. Oleh sebab itu, ahli-ahli paham
ini memegang teguh prinsip-prinsip:
a) Objek psikologi adalah behavior yaitu gerak lahir yang nyata, atau reaksi-reaksi
manusia terhadap perangsang-perangsang tertentu.
b) Unsur behavior adalah refleks, yaitu reaksi tak sadar atas perangsang dari luar
tubuh.
Oleh karena itu, psikologi ini dikenal dengan nama behaviorisme.

Obyek Psikologi yang paling mungkin untuk diamati dan dikaji adalah manifestasi jiwa
itu sendiri yakni dalam bentuk perilaku individu dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.Dengan demikian, psikologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang
mempelajari perilaku invidu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Psikologi terbagi dua bagian yaitu psikologi umum (general psychology) yang mengkaji
perilaku pada umumnya dan psikologi khusus yang mengkaji perilaku invidu dalam situasi
khusus, diantaranya :

a) Psikologi Perkembangan
Mengkaji perilaku invidu yang berada dalam proses perkembangan mulai masa
konsepsi sampai akhir hayat.
b) Psikologi Kepribadian

Mengkaji perilaku individu khusus dilihat dan aspek-aspek kepribadiannya.

8
c) Psikologi klinis

Mengkaji perilaku invidu untuk keperluan penyembuhan (klinis)

d) Psikologi Abnormal

Mengkaji perilaku individu yang tergolong abnormal

e) Psikologi industri

Mengkaji perilaku individu dalam kaitannya dengan dunia industri.

f) Psikologi Pendidikan

Mengkaji perilaku invidu dalam situasi pendidikan.

Jenis-jenis psikologi yang disebutkan di atas, masih terdanai berbagai jénis psikologi
lainnya, bahkan sangat mungkin akan terus berkembang, sejalan dengan perkembangan
yang dinamis dan kompleks. Psikologi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu
karena di dalamnya memiliki persyaratan persyaratan suatu ilmu, yakni:

 Ontologis Obyek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-perilaku individu yang


terlibat langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan, seperti peserta didik,
pendidik, administrator, orang tua peserta didik dan masyarakat pendidikan.

 Epistemologis Teori, konsep, prinsip dan dalil-dalil psikologi pendidikan yang


dihasilkan berdasarkan upaya sistematis berbagai studi longitudinal maupun studi
lintas keilmuan, baik secara pendekatan kualitatif maupun kuantitatif.

 Aksiologis Manfaat psikologi terutama berkenaan dengan efisiensi dan efektivitas


proses pendidikan.

Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang
psikologi yang khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan
dengan tujuan menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori teori psikologi berkaitan
dengan pendidikan yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu dalam rangka efektifitas
proses pendidikan.

9
 Pandangan Behavioris

Behaviorisme merupakan salah satu aliran psikologi yang meyakini bahwa untuk
mengkaji perilaku individu terhadap setiap aktivitas individu yang harus dilakukan, bukan
pada peristiwa hipotetis yang terjadi dalam individu. Karena itu, Penganut aliran
behaviorisme menolak keras aspek-aspek kesadaran atau mentalitas dalam individu.
Pandangan ini sebenarnya sudah berlangsung lama sejak jaman kuno, ketika psikologi
masih dianggap bagian dari kajian filsafat.

Namun kelahiran behaviorisme sebagai aliran psikologi tahun 1913 yang menganggap
psikologi sebagai bagian ilmu kealaman yang eksperimental dan objektif, sebab itu
psikologi harus menggunakan metode empiris seperti: observasi, pengkondisian, pengujian,
dan laporan verbal. formal dimulai oleh J.B. Watson

Teori utama Watson yaitu konsep stimulus dan respon (S-R) dalam psikologi.
Stimulus adalah segala sesuatu yang bersumber dari lingkungan. Sedangkan respons
adalah segala aktivitas sebagai jawaban terhadap stimulus, mulai level sederhana hingga
level tinggi. Watson tidak mempercayai unsur herediter (kepentingan) sebagai penentu
perilaku dan perilaku manusia adalah hasil belajar sehingga tidak penting lingkungan
Pemikiran Watson menjadi dasar para Penganut behaviorisme berikutnya.

Teori-teori yang dikembangkan kelompok behaviorisme banyak yang dihasilkan melalui


berbagai eksperimen terhadap binatang.

Berikut ini disajikan beberapa teori penting yang dihasilkan kelompok behaviorisme:

1. Connectionism (S-R Bond) menurut Thorndike

Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan hukum-


hukum belajar, di antaranya:

a. Hukum Akibat); artinya jika sebuah respon menghasilkan efek yang memuaskan,
maka hubungan stimulus-respon akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak
memuaskan efek yang dicapai respons, semakin lemah hubungan yang terjadi
antara stimulus-respon.

b. Hukum Kesiapan (Hukum Kesiapan); artinya mengacu pada asumsi bahwa


kepuasan organisme berasal dari pendayagunaan satuan pengantar (conduction
unit), dimana unit-unit ini merupakan kecenderungan yang mendorong organisme
atau tidak melakukan sesuatu.

c. Hukum Pelatihan; artinya hubungan antara Stimulus dengan Respon semakin


bertambah erat jika semakin lama semakin berkurang apabila jarang atau tidak
perlu ditanyakan.

10
2. Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov

Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-
hukum belajar, di antaranya:

a. Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaar yang mudah. Jika dua
macam stimulus dihadirkan secara simultan (salah satunya bekerja sebagai
penguatan/penguat stimulus), maka refleks dan stimulus lainnya meningkat.

b. Hukum Kepunahan Termohon yakni hukum pemusnahan yang mudah. Jika yang
sudah diharapkan melalui responden conditioning didatangkan menghadirkan
penguat, maka kekuatannya menurun. kembali tanpa

3. Operant Conditioning menurut B.F. Skinner

Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap
burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:

a. Law of operant conditioning yaitu jika timbulnya perilaku diiringi stimulus


penguat, maka kekuatan perilaku tersebut. akan meningkat.

b. Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant diperkuat proses
pengkondisian tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku akan
menurun bahkan musnah.

Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan operant
adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan. Respon
dalam operasi pengkondisian terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek
yang ditimbulkan oleh penguat stimulus. Penguat stimulus sendiri pada dasarnya adalah
stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respon tertentu, namun
tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam teori
pengkondisian klasik jaman Yunani kuno.

4. Social Learning menurut Albert Bandura

Teori belajar sosial atau disebut 'teori observational learning adalah sebuah teori belajar
yang relatif masih baru dibandingkan teori- teori belajar lain. Berbeda dengan penganut
Behaviorisme lainnya, Bandura memandang perilaku individu bukan semata-mata refleks
otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan akibat reaksi yang timbul sebagai hasil
interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri.

Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam
belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian sampel/model
perilaku (modeling) Teori ini masih memandang pentingnya konsep pengkondisian
perilaku individu. Melalui pemberian penghargaan (reward) dan hukuman (punishment),
seorang individu akan termotivasi berpikir dan memutuskan perilaku sosial yang perlu ia
lakukan.

11
 Pandangan Psikoanalisis

Psikoanalisis sebagai kekuatan pertama aliran psikologi. Aliran ini pertama kali
dikembangkan tahun 1890-an oleh Simund Freud seorang ahli neurologi yang berhasil
menemukan cara-cara pengobatan yang efektif bagi pasien-pasien yang mengalami gejala
neurotik dan histeria melalui pengobatan eksperimental yang disebut 'abreaction yakni
kombinasi antara teknik hipnotis dengan katarsis yang dia pelajan dari seniomya sekaligus
sahabatnya, Dr. Josef Breuer.

Breuer dan Freud menangani pasien gangguan histeria yang menjadi bahan utama
tulisannya: "Studies in Histeria". Kerjasamanya dengan Jean Martin Charcot, dokter syaraf
terkenal Perancis membuatnya banyak menggali gejala-gejala psikosomatik dari pasien-
pasien yang mengalami gangguan seksual. Freud berhasil mengembangkan teori
kepribadian yang membagi struktur mind ke dalam tiga bagian yaitu: consciousness (alam
sadar), preconsciousness (ambang sadar) dan unconsciousness (alam bawah sadar).

Dari ketiga aspek kesadaran, unconsciousness yang paling dominan dan paling pehting
dalam menentukan perilaku manusia (dianalogikan dengan gunung es). Dalam
unsconscious, tersimpan ingatan masa kecil manusia, energi psikis yang besar serta instink.
Preconsciousness berperan sebagai jembatan antara conscious dan unconscious, berisi
ingatan atau ide yang dapat diakses kapan saja. Consciousness hanyalah bagian kecil dari
mind, namun satu-satunya bagian yang memiliki kontak langsung dengan realitas.

Freud mengembangkan konsep struktur mind tersebut dengan mengembangkan "mind


apparatus" kepribadian Freudian dan menjadi konstruk yang terpenting meliputi; 1d. ego
dan super ego. Id adalah struktur paling mendasar dan kepribadian, seluruhnya tidak
disadari dan bekerja menurut prinsip kesenangan, tujuannya pemenuhan kepuasan yang
segera. Ego yang dikenal dengan struktur berkembang dari id, struktur kepribadian yang
mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia. berkembang dari
ego saat manusia mulai mengerti nilai baik buruk dan Superego, moral.

Superego merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntutan


moral. Apabila terjadi pelanggaran nilai, superego menghukum ego dengan menimbulkan
rasa salah. Ego selalu berada dalam ketegangan antara tuntutan id dan superego. Apabila
tuntutan ini tidak berhasil diatasi dengan baik, maka ego terancam dan muncullah
kecemasan (anxiety). Dalam rangka menyelamatkan diri dari ancaman, ego melakukan
reaksi defensif/pertahanan diri. Hal ini dikenal sebagai mekanisme pertahanan diri (defense
mechanism) yang jenisnya bermacam-macam, seperti: identifikasi, proyeksi, fiksasi, agresi
regresi dan represi.

Pemikiran Psikoanalisis Freud semakin berkembang, Alfred Adler (1870-1937),


sebagai pengikut Freud berhasil mengembangkan teorinya sendiri yang disebut dengan
'Individual Psychology. Konsep utama Adler adalah organ inferioritas (organ inferiority).
Berangkat dari teorinya tentang adanya inferiority karena kekurangan fisik yang berusaha
diatasi manusia, ia memperluas teorinya dengan menyatakan bahwa perasaan inferior
adalah universal dalam pribadi manusia.

12
Setiap manusia pasti mempunyai perasaan inferior karena berusaha melakukan
kompensasi terhadap kekurangannya dan perasaan ini. Kompensasi ini bisa berbentuk
penyesuaikan diri atau membentuk pertahanan yang memungkinkannya mengatasi
kelemahan- kelemahannya. Selanjutnya, Adler juga membahas tentang 'striving for
superiority' yaitu dorongan mengatasi inferiority dengan mencapai keunggulan.

Dorongan ini sifatnya bawaan dan merupakan daya penggerak yang kuat bagi individu
sepanjang hidupnya. Adanya 'striving for superiority' menyebabkan manusia selalu ingin
berkembang ke arah berorientasi ke masa depan dibandingkan Freud yang lebih
berorientasi kesempurnaan (self perfection). Teori ini yang membuat Adler memiliki
pandangan optimistik dan positif terhadap manusia serta lebih ke masa lalu dan 'suram'.
Beberapa teori yang dihasilkan dari kalangan psikoanalisis diantaranya adalah :

1) Teori konflik
2) Psikologi ego
3) Teori hubungan-hubungan obyek
4) Teori struktural

Terlepas dari pandangan kontroversi yang menyertainya, psikoanalisis merupakan salah


satu aliran psikologi terbesar yang telah berhasil menguak sisi kehidupan manusia yang
tidak bisa diamati secara inderawi. Psikoanalisis telah mengantarkan pelopor yaitu
Sigmund Freud sebagai salah satu tokoh psikologi yang paling populer di Amerika pada
abad ke-20.

 Pandangan Psikologi Humanistik

Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada
tahun 1950-an sebagai akar pemikiran kalangan eksistensialisme yang berkembang pada
abad pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi, seperti: Abraham Maslow,
Carl Rogers dan Clark Moustakas mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya
mengkaji secara khusus berbagai keunikan manusia seperti: self (diri), aktualisasi diri,
kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya.

Kehadiran psikologi humanistik muncul sebagai reaksi atas aliran psikoanalisis dan
behaviorisme serta dipandang sebagai "kekuatan ketiga" dalam aliran psikölogi.
Psikoanalisis dianggap sebagai kekuatan pertama psikologi yang awal mulanya datang dari
psikoanalisis Freud yang berusaha memahami tentang kedalaman psikis manusia yang
dikombinasikan dengan kesadaran pikiran kepribadian yang sehat.

Kelompok psikoanalis berkeyakinan bahwa guna menghasilkan perilaku manusia


dikendalikan dan diatur oleh kekuatan tak sadar dari dalam diri. Kekuatan psikologi yang
kedua adalah behaviorisme yang dipelopori Ivan Pavlov dengan hasil pemikirannya
tentang refleks yang terkondisikan. Kalangan Behavioristik meyakini bahwa semua
perilaku manusia dikendalikan faktor-faktor eksternal dari lingkungannya.

13
Dalam mengembangkan teorinya, psikologi humanistik sangat memperhatikan detil
tentang dimensi manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya secara manusiawi
dengan menitik-beratkan kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan
menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab personal, otonomi, tujuan dan
pemaknaan. James Bugental (1964) mengemukakan tentang 5 (lima) dalil utama psikologi
humanistik, yaitu :

(1) Keberadaan manusia tidak dapat direduksi ke dalan komponen-komponen

(2) Manusia memiliki keunikan tersendiri dalam berhubungan dengan manusia lainnya

(3) Manusia memiliki kesadaran akan dirinya sendiri dalam berhubungan dengan orang
lain

(4) Manusia memiliki pilihan-pilihan dan dapat bertanggung jawab atas pilihan-pilihanya

(5) Manusia memiliki kesadaran untuk mencari dan menemukan makna, nilai dan
kreativitas.

Terdapat beberapa ahli psikologi yang memberikan sumbangan pemikirannya terhadap


perkembangan psikologi humanistic ini. Sumbangan Snyggs dan Combs (1949) dari
kelompok fenomenologi, mengkaji tentang persepsi. Dia percaya bahwa seseorang akan
berperilaku sejalan dengan apa yang dipersepsikannya. Menurutnya, realitas bukanlah
sesuatu yang melekat dari kejadian itu sendiri, melainkan dari persepsinya terhadap sebuah
kejadian.

Pemikiran Abraham Maslow (1950) memfokuskan kebutuhan psikologis akan potensi-


potensi yang dimiliki pemikirannya membantu memahami motivasi dan aktualisasi din
seseorang yang merupakan salah satu tujuan dalam pendidikan humanistik. Morris (1954)
meyakini manusia dapat memikirkan, mempertanyakan dan mengoreksi
pemikirannyasendiri.Dia menyebutkan bahwa setiap manusia dapat memikirkan perasaan-
perasaan dan juga memiliki kesadaran akan dirinya.. Dengan kesadaran diri ini, manusia
pasti dapat berusaha menjadi orang yang lebih baik (better man).

Carl Rogers berjasa mengantarkan psikologi humanistiknini sehingga dapat


diaplikasikan dalam lapangan dan system-sistem pendidikan. Dia mengembangkan satu
filosofi pendidikan yang menekankan pentingnya pembentukan pemaknaan personal
selama berlangsungnya proses pelajaran melalui upaya menciptakan iklim emosianl yang
kondusif agar membentuk pemaknaan personal. Dia memfokuskan pada hubungan
emosional anatara gutu dan siswanya.

14
 Metode dalam Psikologi Pendidikan

1. Observasi
Observasi dalam Bahasa lainnya adalah pengamatan. Pengamatan ini biasanya
dilakukan pada seseorang perserta didik atau sekelompok peserta didikdengan cara
yang sistematis.
2. Tes
Pada sebuah penelitian didalam dunia pendidikan seringkali melibatkan metode tes.
Pada metode ini diajukan berbagai pertanyaan yang telah dirancang untuk dijawab oleh
peserta didik yang akan diamati kondisi psikologisnya. Tes dilakukan dengan kaidah-
kaidah tertentu. Biasanya tes dimanfaatkan untuk keperluan praktis.
3. Eksperimen
Pada suatu rentang waktu tertentu dilakukan eksperimen untuk mengumpulkan data.
Pemberian perlakuan-perlakuan pada peserta didik atau siswa kemudian diamati
hasilnya. Apakah sesuai dengan yang diharapakan atau belum. Perlakuan mana yang
menjadi perlakuan terbaik atau paling efektif akan menjadi hasil yang akhir dari sebuah
eksperimen. Pengolahan data eksperimen biasanya dilakukan dengan statistik dan
analisis.
4. kuisioner atau angket
Angket adalah suatu instruemen pengumpul data. Bentuknya biasanya berupa
kumpulan-kumpulan pertanyaan yang telah dirancang oleh peneliti psikologi
pendidikan sesuai dengan tujuan penelitian. Daftar pertnyatanyaan yang tertulis pada
kuisioner biasanya diserahkan kepada peserta didik untuk dijawab oleh mereka.
Sebenarnya kuisioner mirip dengan wawancara atau interview hanya saja pada
wawancara pertnyaan berurutan diberikan secara lisan
5. Studi kasus
Studi kasus adalah metode yang digunakan dalam psikologi pendidikan dimana
dilakukan suatu studi atau penyelidikan pada anak didik atau siswa. Penyelidikan ini
dilakukan untuk mengetahui latar belakang peserta didik tersebut, baik berupa latar
belakang ekonomi, sosial, budaya maupun fisik dan mental. Studi kasus mungkin
memerlukan waktu dan tenaga yang lebih besar untuk memperoleh data yang akurat.
6. Metode klinis
Metode klinis merupakan suatu metode yang juga sering digunakan dalam psikologi
pendidikan. Metode
7. Proyeksi
Proyeksi adalah suatu metode dimana penelitian terhadap seorang anak didik dengan
memberikan gambar-gambar atau tulisan-tulisan atau bentuk khas sperti game
sehingga tanggapan terhadap gambar-gambar dan tulisan-tulisan atau game dapat
diterjemahkan untuk dapat memproyeksikan perilaku yang ditujukkan oleh peserta
didik.
8. Intropeksi
Ini adalah metode yang sebenarnya cukup rumit untuk diterapkan, dimana para ahli
psikologi atau praktisi pendidikan melakukan intropeksi atau pengamatan terhadap apa
yang terjadi didalam dirinya sendiri.

15
D. Manfaat Psikologi Pendidikan

Sebagaimana telah disebutkan diatas, psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin ilmu
yang secara khusus memepelajari tentang perkembangan tingkah laku manusia dalam
interaksinya dengan lingkungan. Oleh sebab itu, banyak manfaat yang akan diperoleh
dalam pembahasan ini dalam memepelajari perkembangan psikologi manusia, diantaranya :

1. Dengan pengetahuan tenyang psikologi pendidikan manusia sebagai makhluk


social,kita akan dapat memebrikan harapan yang realistis terhadap seseorang atau
orang lainnya dikehidupan kita. Ini penting, karena jika terlalu banyak yang
diharapakan pada seseorang, orang ituy mungkin akan mengembangkan perasaan tidak
mampu jika ia tidak mencapai standar yang ditetapakan oleh orang lain padanya.
Sebaliknya, jika terlalu sedikit yang diharapkan dari mereka, mereka akan kehilangan
rangsangan untuk lebih mengembangkan kemampuannya. Di samping itu ia juga akan
merasa tidak senang terhadap orang yang menilai rendah kemampuannya. Dari
pikologi pendidkan kita akan mengetahui pada usia berapa seseorang mulai berani
berbicara dan kapan mulai mampu berfikir abstrak. Meskipun psikologi pendidkan
hanya memberikan gambaran umum tentang psikologi, tetapi bagaimanapun
pengetahuan ini akan sangat membantu kita apa yang diharapkan dari kekhasan dari
masing-masing orang disekeliling kita.

2. Pengetahuan psikologi dapat membantu kita dalam memberikan respon yang tepat
terhadap perilaku tertentu seseorang. Psikologi pendidikan dapat membantu menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan arti dan sumber pola berpikir, perasaan
dan tingkah laku seseorang.

3. Pengetahuan tentang perkembangan seseorang dapat membantu kiata dalam


menegenali kapan perkembabangan normal yang sesungguhnya dimulai. Dengan
pengetahuan tentang perkembangan normal ini, kita dapat menyusun dalam skala
tinggi berat, skala usia berat, skala usia mental dan skala perkembangan social atau
emosional. Karena pola perkembangan untuk semua manusia yang normal hampir
sama, ada kemungkinana untu mengevaluasi setiap orang menurut norma usia. Jika
perkembangan itu khas berarti orang tersebut bisa menyesuaikan diri secara normal
terhadap harapan orang-orang disekitranya. Sebaliknya, jika terdapat penyimpangan
dari pola yang normal, hal ini dapat dianggap sebagai tanda bahaya adanya
penyesuaian kepribadian, emosinal dan social yang buruk. Kemudian dapat diambil
langkah-langkah tertentu untuk menemukan penyebab penyimpangan ini dan
penyembuhannya.

4. Dengan psikologi pendidikan kita dapat mengetahui pola normal perkembangan,


memungkinkan kita sebelumnya mempersiapkan diri terhadap perubahan yang akan
terjadi pada seseorang,perhatian dan perilakunya.

16
5. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan memungkinkan kita memberikan
bimbingan belajar yang tepat kepada orang yang lebih mudah dari kita, seseorang yang
mau belajar tentang cara berperilaku yang tepat yang sesuai dengan norma-norma
manusia.

6. Studi psikologi pendidikan dapat membantu kita memahami diri sendiri. Melalu
psikologi pendidikan kita akan mendapatkan wawasan dan pemahaman perjalanan
hidup kita sendiri (sebagai bayi, anak, remaja dan orang dewasa), seperti bagaimana
hidup kita kelak kita bertumbuh sepanjang tahun-tahun dewasa (sebagai orang dewas
tengah baya, sebagai orang dewasa tua). Singkat mempelajari psikologi pendidikan
akan memberikan bnyak informasi tentang siapa kita, bagaimana kita, bagaimana kita
dapat seperti ini, dan kemana masa depan akan membawa kita.

Lebih dari itu, pengetahuan mengenai psikologi pendidikan akan membantu kita
sehingga dapat menimbulkan kesadaran terhadap diri sendiri, sehingga dapat
melaksanakan tuga-tugas dengan baik.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Apapun yang dikemukakan oleh para ahli tentang psikologi pendidikan dapat
disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang dalam
penguraian dan penelitiannya lebih menekankan pada sebuah pertumbuhan dan
perkembangan anak, baik fisik maupun mental, yang sangat erat hubungannya dengan
masalah pendidikan terutama yang memperngaruhi proses belajar.
2. Uraian kesejarahan yang khusus berkaitan dengan psikologi pendidikan konon
katantanya pernah dilakukan alakadarnya. para ahli juga berbeda pendapat tentang
arti psikologi itu sendiri. Ada yang berpendapat bahwa psikologi adalah ilmu
jiwa.Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa psikologi adalah ilmu tentang tingkah
laku atau perilaku manusia. (Mahfud, 1992: 6)
3. Bertolak dari definisi psikologi bahwa jiwa itu selalu diekspresikan melalui raga atau
badan. Dengan mempelajari ekspresi yang tampak pada tubuh seseorang, maka kita
akan dapat mengetahui keadaan jiwa orang yang bersangkutan. Bila berbicara tentang
jiwa, terlebih dahulu kita harus membedakan antara nyawa dan jiwa.
4. Manfaat Psikologi Pendidikan
 Untuk mempelajari situasi dalam proses belajar
 Memhami perbedaan individu
 Memilih strategi dan metode dalam pembelajaran
 Menciptakan iklim bersosialisasi yang kondusif dilingkungan sekitar
5. Psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang khusus
mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan
menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori teori psikologi berkaitan dengan
pendidikan yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu dalam rangka efektifitas
proses pendidikan

B. Saran

Di dalama makalah ini yang membahas materi”Paikologi Pendidikan”. Yang dimana guru
sebagai pengajar haruslah paham akan psikologi pendidikan dikarenakan psikologi
pendididkan merupakan wadah yang harus dipahami guru agar menjadi pendidik yang
berkualitas.

18
DAFTAR PUSTAKA

Buku “ Teori-teori Dasar” Psikologi Pendidikan. By Ratna Yudawati, S.Pd., M.Si dan Dany
Haryanto, S.S.

Buku ”Psikologi Perkembangan Peserta Didik” Panduan bagi orang tua dan guru dalam
memahami psikologi anak usia SD, SMP, dan SMA. By Dra. Desmita, M.Si.

Buku “Psikologi belajar”. Hakikat perilaku pelajar, karakteristik, ragam, tinjauan teori
belajar dalam pembelajaran, hakikat, jenis-jenis, prosedur dan teknik diagnosis kesulitan
belajar. By Syarifan Nurjan, M.A.

htttps://www.academia.edu/ (Rabu,2 November 2021,[11:13])

https://pintek.id/blog/peran-dan-fungsi-mahasiswa/ ( Rabu,2 November[11:15])

19

Anda mungkin juga menyukai