Disusun oleh:
Mochamad Rifai, S.Pd ( 5520210075 )
Ari Fathonah, S.Pd ( 5520210076 )
Siti Rokhimah, S.Pd ( 5520210080)
Mujahidin El Muchy, S.Pd ( 5520210060)
Dalam dunia pendidikan, terdapat aliran-aliran yang dianut. Aliran yang dianut meliputi
aliran empirisme, nativisme, naturalisme, konvergensi, progresivisme, esensialisme,
perenialisme, dan konstruktivisme. Hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat. Dalam artikel ini akan dijelaskan landasan empirisme yang erat
hubungannya dengan kebutuhan berbahasa masyarakat. Aliran ini menekankan pada
pengalaman seseorang bukan dari pembawaan sejak lahir.
BAB II
RUMUSAN MASALAH
BAB III
PEMBAHASAN
d) Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antar sekolah dengan
kelompok social lain didalam komunitasnya, yang mempelajari:
Pelukisan tentang komunitas seperti tampak dalam pengaruhnya terhadap organisasi
sekolah:
Analisis tentang proses pendidikan seperti tampak terjadi pada system social
komunitas kaum tidak terpelajar
Hubungan antar sekolah dan komunitas dalam fungsi kependidikannya.
Factor-faktor demografi dan ekologi dalam hubungannya dengan organisasi sosial.
Keempat bidang yang dipelajari tersebut sangat esensial untuk memahami system
pendidikan dalam kaitannya dengan keseluruhan hidup masyarakat.
Pesatnya penggunaan teknologi di dalam pendidikain pada tahun 1950-an
sesungguhnya merupakan akibat munculnya dua faktor yaitu; timbulnya kepercayaan
terhadap ilmu pengetahuaan sebagai cara untuk memperbiki mutu kehidupan, dan
terjadi ledakan penduduk usia sekolah. Tantangan tersebut segera memperoleh jawaban
dari dunia perekonomian dengan menciptakan pelbagai perangkat keras sebagai bantuan
teknologis yang dirancang untuk tujuan pengajaran yang lebih efektif serta ekonomis.
Dalam proses tersebut peranan komunikasi sangat penting, sebab akibat teknologi
pengajaran adalah upaya guru mempengaruhi siswa agar dapat mencapai tujuan
pendidikan.
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicare.yang artinya
“memberitahukan”, “berpartisipasi”, atau “menjadi milik bersama”. Bila dirumuskan
lebih luas, komunikasi mengandung makna menyebarkan informasi, berita, pesan,
pengetahuan, nilai-nilai dengan maksud untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yang
diberitahukan itu menjadi milik bersama antara penyampai pesan sebagai komunikator
dan penerima pesan sebagai komunikan.
Dengan demikian proses belajar-mengajar dilihat dari sudut pandang komunikasi tidak
lain adalah proses penyampaian pesan, gagasan, fakta, makna, konsep, dan data yang
sengaja dirancang sehingga dapat diterima oleh penerima pesan atau komunikan. Guru
sebagai komunikator menyampaikan pelajaran sebagai pesan kepada siswa-siswa
sebagai komunikan. Selama komunikasi itu berjalan, terjadilah proses psikologis
dimana terjadi kegiatan saling mempengaruhi di antara komunikator dan komunikan,
inilah yang lazim disebut interaksi.
Salah satu unsur dalam proses komunikasi yang sangat menonjol perananya bagi
teknologi pendidikan adalah media. Teori-teori yang dikembangkan dari berbagai
penelitian tentang media komunikasi telah memberi arti tersendiri bagi teknologi
pendidikan.
Wilbur schramm menjabarkan pengertian umum komunikasi kedalam tiga kategori
pokok dengan beberapa istilah khasnya yaitu:
1) Encorder , yaitu komunikator, guru yang mempunyai informasi tertentu dan
benar , mampu mengirimkan informasi tersebut secara tepat pada kecepatan optimal ,
dan sampai kepada penerima informasi yaitu para siswanya.
2) Sign/signal, yaitu pesan, berita atau pernyataan tertentu yang ditunjukkan
kepada dan diterima oleh seseorang atau kelompok orang penerima. Pesan itu dapat
dilukioskan dalam bentuk gerak tangan, mimik, kata-kata lisan, atau tulisan, rumusan,
gambar, foto, grafik, peta, diagram, dan lain-lain.
3) Decoder , yaitu komunikan yang dalam konteks pendidikan adalah siswa yang
menerima pesan tertentu, mampu memahami isi pesan yang diterimanya.
Ada beberapa prinsip yang memegang peran penting untuk menjadikan proses
komunikasi lebih efektif sehingga tujuan komunikasi bisa dicapai, yaitu antara lain:
Makna di dalam proses komunikasi, bukan merupakan suatu rati yang terletak di
dalam pesan, melainkan berada di luar pesan itu sebagai suatu yang bersifat eksternal.
Makna berada di dalam diri orang atau subjek, merupakan respon yang tampak atau
tertutup.
Gangguan(noise), didalam komunikasi merupakan salah satu unsure yang dapat
menghambat keefektifan komunikasi. Gangguan di dalam komunikasi tidak hanya
merupakan hal-hal yang biasa mengganggu mutu signal saja, tetapi juga meliputi
berbagai sumber komunikasi sendiri, dapat juga berasal dari pesan yang disampaikan,
atau berasal dari saluran yang dipergunakan, juga bisa berasal dari penerima pesan
komunikasi.
Peranan empati dalam proses komunikasi. Setiap komunikatir mempunyai
gambaran mengenai penerimaan pesan-pesan oleh komunikasi, ia mengantisipasi segala
respon yang mungkin dilakukan oleh komunikan. Dalam kegiatan pengajaran, guru
mempunyai harapan-harapan mengenai respon siswanya terhadap pesan, informasi atau
mata pelajaran yang akan di sajikan.
Konsep diri dalam komunikasi. Setiap orang memiliki persepsi mengenai apa
yang menarik dan tidak bagi dirinya, kemampuan intelektualnya, kemampuannya untuk
mempengaruhi orang lain. Dan sebagainya.
Umpan balik dalam proses kemunikasi. Komunikasi tidak cukup hanya ditandai
oleh adanya ketergantungan secara fisik antara sumber dan penerima pesan, tetapi harus
ditandai oleh adanya ketergantungan interaktif diantara keduanya.
Studi yang mempelajari tingkah laku individu ada pada psikologi. Oleh sebab itu,
teknologi pengajaran sebagai upaya membantu siswa dalam mencapai tujuan-tujuan
pendidikan dan pengajaran didasarkan atas psikologi. Diantara cabang-cabang psikologi
yang paling erat kaitannya dengan teknologi pengajaran adalah psikologi belajar.
Pada ahir abad ke- 19 ada dua aliran spikologi belajar yang sangat menonjol, yakni
aliran behavioristik dan aliran kognitif atau teori komprehenshif. Ke dua aliran tersebut
besar sekali pengaruhnya terhadap teori pengajaran. Bahkan bisa dikatakan hamper
semua teori pengajaran yang dilaksanakan saat ini dihasilkan dari ke dua aliran
spikologi belajar di atas.
Ada tiga teori belajar aliran behavioristik yang penting yang paling terkenal, yakni:
Teori koneksionosme, mengemukakan bahwa proses belajar pada manusia tidak
berbeda dengan pada dengan hewan.belajar adalah pembentukan asosiasi atau koneksi
antara kesan- kesan panca indra dengan kecerendunga untuk bertindak.
Teori kondisioning klasikal, berpendapat bahwa tingkah laku du bentuk melelui
peraturan dan manipulasi stimulus dalam lingkungan. proses pembentukan tingkah laku
tersebut disebut proses pengondisian. Dalam teori ini tekanan utamanya terdapat pada
pengaturan stimulus, sedangkan dalam teori koneksionisme tekanan utamanya ada pada
pengaturan respons.
Teori kondisioning operan dari skinner sebenarnya merupakan kombinasi dari
kedua teori di atas, terutama sekali dari teori Pavlov dan waton. Perbedaanya, skinner
membedakan dua macam respons, yakni respondent response (reflekxive) operant
response (instrumental response). Respondent response adalah respons yang secara
alami timbul karena rangsangan yang sesuai dengan stimulus tersebut (eliciting
stimulus), sedangkan operant response adalah respons yang timbul dan
perkembangannya diikuti oleh stimulus tertentu yang dapat memperkuat terjadinya
respons(reinforcing stimulus). Konsep ini pada dasarnya sama dengan hukum penguatan
dari thorndike.
Berdasarkan konsep ini maka dikembangkan sistem pengajaran yang dikenal dengan
istilah modifikasi tingkah laku dengan element utama hadiah dan hukuman. Prosedur
yang ditempuh adalah :
a) Menentukan jenis tingkah laku yang dikehendaki.
b) Menganalisis komponen tingkah laku yang mendasari tingkah laku yang
dikehendaki.
c) Mengidentifikasi hadiah (reinforcer) yang sesuai untuk setiap komponen.
d) Melaksanakan pembentukan tingkah laku sesuai dengan urutan yang telah
ditentukan.
Teori belajar kognitif atau komprehensif sesungguhnya bertolak belakang dari hasil
penelitian Wofgang Kohler dengan simpasenya. Menurut teori ini manusia pada
hakikatnya adalah organisme yang aktif. Tingkah laku individu merupakan fungsi dari
organisme dan lingkungannya. Kesatuan antara kemampuan organism dan lingkungan
merupakan inti dari teori ini.oleh sebab itu, ciri utama teori ini adalah;
a) Mengutamakan kemampuan individu.
b) Mengutamakan keseluruhan dari pada bagian-bagian.
c) Pentingnya peranan kognisi manusia.
d) Mementingkan keseimbangan dalam diri individu.
e) Pentingnya pemahaman dan pemecahan masalah.
Teknologi pendidikan mengajak guru untuk bersikap problematis terhadap proses
belajar-mengajar dan memandang tiap metode mangajar sebagai hipotesis yang harus
diuji efektivitasnya. Dengan demikian teknologi pendidikan mendorong profesi
keguruan untuk berkembang menjadi suatu”science”.
Teknologi pendidikan dan pengajaran tidak bisa melepaskan diri dari kaidah dan
hukum-hukum tantang terjadinya perubahan tingkah laku individu. Teknologi
pengajaran diciptakan dan diusahakan berdasarkan teori-teori belajar. Teori pengajaran
berusaha mencari jawaban atas bagaimana membantu siswa agar siswa berubah tingkah
lakunya, sedangkan teori belajar berusaha mencari jawaban atas mengapa terjadinya
perubahan tingakah laku individu.
ﺻﻠﻰ ﺍﷲH ׃ ﻜﺎ ﻦ ﺍﻠﻨﺑﻲH ﻗﺎﻞH ﺃﺨﺑﺮﻧﺎ ﺴﻔﻳﺎ ﻦ ﻋﻦ ﺍﻷﻋﻤﺶ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻭﺍﺋﻞ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻤﺴﻌﻭﺩH: ﻳﻮ ﺴﻒ ﻗﺎﻞH ﺑﻦH ﻣﺣﻣﺪHﺣﺪ ﺛﻧﺎ
﴾ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻴﺗﺨﻭ ﻠﻨﺎ ﺑﺎﻠﻤﻭ ﻋﻆﺔ ﻓﻰ ﺍﻷ ﻴﺎﻢ ﻛﺮﺍ ﻫﺔ ﺍﻠﺴﺎ ﻣﺔ ﻋﻠﻴﻧﺎ ﴿ ﺮﻭﺍﻩﺍﻠﺑﺨﺎﺮﻯ
Artinya: “Dari Muhammad bin Yusuf, dari Sufyan, dari A’masy, dari Abi Wa’il, dari
Ibnu Mas’ud yang mengatakan: “Bahwa NAbi SAW selalu mengatur waktu ketika
memberi nasehat-nasehat kepada kita dalam beberapa hari karena khawatir kita
menjadi bosan”. (HR. Bukhari).
Maksudnya, dalam memberi nasehat-nasehat kepada para sahabatnya, Rasulullah sangat
berhati-hati dan memperhatikan situasi dan keadaan para sahabat. Nasehat itu diberikan
pada waktu-waktu tertentu saja, tidak dilakukan setiap hari agar tidak membosankan.
Hadits ini berbicara tentang metode pembelajaran, yaitu bahwa pembelajaran itu harus
menggunakan metode yang tepat disesuaikan dengan situasi dan kondisi, terutama
dengan mempertimbangkan keadaan orang yang akan belajar.
BAB IV
ANALISIS
BAB V
KESIMPULAN
Dalam teknologi pendidikan terdapat beberapa landasan atau konsep yang terdiri
dari landasan filosofis, landasan sosiologis, dan landasan psikologis dan landasar
religius.
DAFTAR PUSTAKA