Anda di halaman 1dari 17

LANDASAN EMPIRIK DAN PRAKTIS TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Landasan Teknologi Penelitian

dengan dosen pengampu Dr. Misbah Fikrianto

Disusun oleh:
Mochamad Rifai, S.Pd ( 5520210075 )
Ari Fathonah, S.Pd ( 5520210076 )
Siti Rokhimah, S.Pd ( 5520210080)
Mujahidin El Muchy, S.Pd ( 5520210060)

PROGRAM STUDI  S2 MANAGEMEN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan sebagai suatu kebutuhan dasar yang dimiliki manusia erat

kaitannya dengan kemampuan berbahasa. Kemampuan bahasa tersebut karena adanya


pengalaman berbahasa yang didapatkan di rumah, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan
di rumah melibatkan peranan orangtua dalam mendidik anaknya dengan menggunakan
kaidah-kaidah tertentu. Tidak hanya di rumah, di sekolah seseorang akan mendapatkan
ilmu dari pendidik. Ketika seseorang tidak berada di rumah atau di sekolah, maka
mereka akan ikut terjun di dalam masyarakat. Interaksi di dalam masyarakat menuntut
anak-anak untuk mampu berbahasa dengan baik. Tanpa bahasa seseorang tidak akan
berinteraksi dengan lingkungannya. Cara seorang anak berbahasa di dalam
lingkungannya ada pengaruhnya dengan cara berbahasanya di rumah. They may not be
aware of the potential benefit of stimulating  language awareness and vocabulary
development in their home language (Danbolt, 2011:15)
Pendidikan yang ada saat ini bisa diartikan secara luas dan sempit. Pendidikan secara
luas berhubungan dengan pengalaman hidup seseorang. Pada hakikatnya selama
seseorang hidup selama itu dia menerima pendidikan. Pengalaman yang dialami
seseorang bisa membentuk pola pikir orang tersebut.  Pendidikan secara sempit sering
diartikan sebagai kegiatan pemerolehan informasi yang ada di dalam kelas dengan
menggunakan kurikulum tertentu. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam
seluruh proses pendidikan (Sukmadinata, 2012:4). Kehadiran  kurikulum mampu
memberikan sumbangsih dalam mengarahkan segala bentuk aspek akrivitas pendidikan
agar tercapai tujuan pendidikan. Selain itu, kurikulum merupakan suatu rencana
pendidikan yang memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan
ururtan isi, serta proses pendidikan.

Menurut Dimyati (1996:22), sebagai suatu ilmu pengetahuan, maka fenomena


pendidikan beroperasi sebagai (i) aktivitas penelitian tentang fenomena pendidikan, (ii)
terapan metode kelimuan tentang fenomena pendidikan, dan (iii) pengetahuan sistematis
tentang fenomena pendidikan bersifat empiris, objektif, analitis, verifikatif, deskriptif,
perspektif, dan sistematis. Tujuan yang ingin dicapai dalam fenomena pendidikan itu
sendiri pada dasarnya membuat seseorang dari tidak tahu menjadi tahu. Selain itu,
tujuan pendidikan adalah mengoptimalkan kemampuan siswa dalam suatu bidang.
Dalam dunia pendidikan, tujuan pendidikan penting dirancang guna mengarahkan siswa
ke dalam bidang-bidang yang diminati. Di Indonesia sendiri sistem pendidikan di
sekolah terpusat pada kurikulum yang dibuat pemerintah. Hal ini membuat kegelisahan
tersendiri bagi para tenaga pendidik jika kurikulum yang lama berganti dengan yang
baru.

Dalam dunia pendidikan, terdapat aliran-aliran yang dianut. Aliran yang dianut meliputi
aliran empirisme, nativisme, naturalisme, konvergensi, progresivisme, esensialisme,
perenialisme, dan konstruktivisme. Hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat. Dalam artikel ini akan dijelaskan landasan empirisme yang erat
hubungannya dengan kebutuhan berbahasa masyarakat. Aliran ini menekankan pada
pengalaman seseorang bukan dari pembawaan sejak lahir.

 
BAB II
RUMUSAN MASALAH

A.     Apakah pengertian teknologi pendidikan?

B.     Apa saja landasan atau konsep dalam teknologi pendidikan?

 
BAB III
PEMBAHASAN

A.     Pengertian teknologi pendidikan

Istilah “teknologi” berasal dari bahasa Yunani:tecnologis. Technie berarti


seni,keahlian atau sains ;dan logos berarti ilmu. Teknologi, menurut Gaibraith dapat
diartikan sebagai penerapan sistematik dari ilmu pengetahuan ilmiah atau
terorganisasikan dalam hal-hal yang praktis. Teknologi pendidikan dalam arti sempit
bisa merupakan media pendidikan, yaitu hasil teknologi sebagai alat bantu dalam
pendidikan agar berhasil guna, efisien dan efektif.
Dalam arti luas menurut Association for Educational communication and Technology
(AECT) adalah proses ysng kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur,
ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari problem solving,
melaksanakan evaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua
aspek belajar manusia.
Dalam konteks pendidikan yang lebih umum, ataupun hanya PBM, teknologi
pendidikan merupakan pengembangan, penerapan, dan penilaian system, teknik dan alat
bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar manusia. Dengan demikian
aspek-aspeknya meliputi pertimbangan teoritik yang merupakan hasil penelitian,
perangkat dan peralatan teknis atau hardware, dan perangkat lunaknya atau software.
Aspek-aspek tersebut difungsikan untuk mendesign, melaksanakan penilaian
pendidikan, dengan pendekatan yang sistematik.
Pengertian teknologi pendidikan tidak terlepas dari pengertian teknologi secara umum.
Pengertian teknologi yang utama adalah proses yang meningkatkan nilai tambah. Proses
tersebut menggunakan dan atau menghasilkan suatu produk tertentu. Produk yang
digunakan dan atau dihasilkan tidak terpisah dari produk lain yang telah ada, dan karena
itu menjadi bagian integral dari suatu sistem.
Jadi dalam pengertian umum tentang teknologi, alat, atau sarana baru yang
khusus diperlukan tidak menjadi syarat yang mutlak harus ada, karena alat atau sarana
itu telah ada sebelumnya.
Objek formal teknologi pendidikan adalah belajar pada manusia baik pribadi
maupun yang tergabung dalam organisasi. Belajar itu tidak hanya berlangsung dalam
lingkup persekolahan ataupun pelatihan. Belajar itu ada di mana saja dan oleh siapa
saja, dengan cara dan sumber apa saja yang sesuai dengan kondisi dan keperluan.
Pengertian lain dari teknologi pendidikan  adalah proses yang kompleks dan terpadu
pemecahan masalah yang menyangkut semau aspek belajar manusia. Dalam teknologi
pendidikan, pemecahan masalah itu terjelma dalam bentuk semua sumber belajar yang
didisain dan dipilih atau digunakan untuk keperluan belajar, sumber-sumber belajar ini
diidentifikasi sebagai pesan,orang, bahan, peralatan, teknik, dan latar lingkungan.
Di samping itu juga, teknologi pendidikan mempunyai pengertian cara yang
sistematik dalam disain, penerapan dan evaluasi proses belajar atau mengajar secara
keseluruhan untuk mencapai tujuan instruksional yang spesifik, berdasarkan pada
penelitian teori,komunikasi dan penggunaan secara kombinasi dari berbagai sumber
manusia dan non manusia untuk memperoleh efektivitas pengajaran.

B.     Landasan atau konsep dalam teknologi pendidikan

1.      Landasan filosofis


Dalam bidang pendidikan atau pembelajaran, teknologi juga harus memenuhi
ketiga syarat tersebut: proses, produk, dan sistem. Kecuali membuktikan dirinya sebagai
suatu bidang kajian atau disiplin keilmuan yang berdiri sendiri. Perkembangan sebagai
disiplin keilmuan tersebut dilandasi oleh serangkaian dalil atau dasar yang dijadikan
patokan pembenaran. Secara falsafi, dasar keilmuan itu meliputi ontologi, atau rumusan
tentang gejala pengamatan yang dibatasi pada suatu pokok telaah khusus yang tidak
tergarap oleh bidang telaah lain; epistemologi, yaitu usaha yang ditentukan; dan
aksiologi atau nilai-nilai yang menentukan kegunaan dari pokok telaah yang ditentukan,
yang mempersoalkan nilai moral (etika) dan nilai serta keindahan atau estetika.
Konsep model pendidikan teknologis secara filosofis mirip dengan  model
pendidikan klasikal, yaitu bertumpu pada asumsi bahwa model pendidikan itu
hendaknya merupakan suatu bentuk atau contoh utama dari masyarakat yang lebih luas
sebagai hasil karya pendidikan. Dengan demikian maka dalam konteks masyarakat yang
lebih luas, titik berat penekanannya ditujukan kepada dimensi-dimensi, kecenderungan-
kecenderungan untuk timbulnya masyarakat teknologi.
Pendidikan teknologis memandang dunia sebagai suatu materi yang terikat oleh
hokum-hukum sebab akibat. Setiap kemungkinan adanya kekuatan “ spiritual” yang
tidak bisa dibuktikan tidak perlu dipertimbangkan, tidak perlu dipikirkan atau dianalisis
segala kenyataan itu bersifat kuantitatif, ditentukan oleh lingkungan melalui
pengetahuan ilmiah.
Pendidikan adalah modifikasi dari perilaku yang dicapai melalui aplikasi kondisi yang
diperkuat,melalui peralatan teknologi. Isi pelajaran dan metodologi pengajaran
ditetapkan dengan dukungan teknologi. Secara esensial mesin pengajaran menggantikan
peranan guru, dan siswa berperan sebagai trainee yang mempelajari semua data serta
ketrampilan yang berguna bagi atau kedudukannya dibidang teknologi dimasa yang
akan dating. Bantuan- bantuan teknologis kepada manusia, memungkinkan manusia
memahami tumbuhnya masyarakat teknologis yang sangat kompleks. Teknologi
dipandang sebagai suatu alat atau sarana yang bebas nilai, bisa dipakai untuk
kesejahteraan, atau sebaliknya bisa juga dipergunakan untuk kebinasaan.
Kurikulum teknologis berorientasi ke masa depan, yang memandang teknologi
sebagai dunia yang dapat diamati serta diukur secara pasti. Oleh karena itu, dalam
pendidikan lebih mengutamakan penampilan perilaku lahiriah atau eksternal, dengan
penerapan praktis hasil penemuan-penemuan ilmiah yang secara karakteristik menuju
kearah komputerisasi progam pengajaran yang ideal, sesuai dengan prinsip-prinsip
cybernetics. Dengan demikian model pendidikan teknologis akan lebih efisien
ketimbang model pendidikan guru siswa yang klasikal. Kurikulum model teknologis
memandang pendidikan sebagian besar sebagai penyampai informasi ketimbang sebagai
pewaris kebudayaan pada masa lampau.
Dalam proses belajar-mengajar, model pendidikan teknologis lebih menitikberatkan
kemampuan siswa secara individual di mana materi pelajaran disusun ketingkat
kesiapan sehingga siswa mampu mempertunjukkan perilaku tertentu yang diharapkan.
Dalam model ini  guru berdiri dibelakang layar sepanjang mesin pengajaran bisa
berbuat banyak, efisien, dan akurat dalam menangani pelbagai tugas yang kompleks.
Manfaatnya yang sangat besar dari model kurikulum teknologis ini adalah, materi
pelajaran dapat disajikan kepada siswa dalam pelbagai bentuk multimedia. Para siswa
menerima pelajaran seperti pada model pendidikan klasikal, tetapi para siswa lebih
yakin dalam menangkap pelajarannya karena penyajian pelajaran lebih hidup, lebih
realistis, serta lebih impresif.

2.      Landasan sosiologis


Manusia selalu hidup berkelompok, sesuatu yang juga pada makhluk hidup
lainnya, yaitu hewan. Meskipun demikian, pengelompokan manusia jauh lebih rumit
dari pengelompokan hewan. Kehidupan social manusia tersebut dipelajari oleh, yang
berusaha mencari hakikat masyarakat yang sebenarnya. Filsafati social sering
membedakan antar manusia sebagai individu dan masyarakat.
Kegiatan pendidikan atau pembelajaran merupakan suatu proses interaksi muda
mengembangkan diri. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga sekolah
yang dengan sengaja dibentuk oleh masyarakat. Perhatian tentang perhatian sosiologi
pada kegiatan pendidikan tersebut maka lahirlah cabang sosiologi pendidikan.
Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses social dan pola-pola
interaksi social didalam system pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh
sosiologi pendidikan meliputi empat bidang:
a)      Hubungan system pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang mempelajari:
     Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
     Hubungan sistem pendidikan dan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan
     Fungsi sistem pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan
perubahan kebudayaan
     Hubungan pendidikan dengan kelas sosial dan sistem status
     Fungsionalisasi sistem pendidikan formal dalam hubungannya dengan ras,
kebudayaan, atau kelompok-kelompok dalam masyarakat.

b)      Hubungan kemanusiaan di sekolah yang meliputi:


     Sifat kebudayaan sekolah, khususnya yang berbeda dengan kebudayaan diluar
sekolah.
     Pola interaksi sosial atau stuktur masyarakat sekolah.

c)      Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya yang mempelajari:


     Peranan sosial guru
     Sifat kepribadian guru
     Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkah laku siswa
     Fungsi sekolah dalam sosialisasi anak

d)      Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antar sekolah dengan
kelompok social lain didalam komunitasnya, yang mempelajari:
     Pelukisan tentang komunitas seperti tampak dalam pengaruhnya terhadap organisasi
sekolah:
     Analisis tentang proses pendidikan seperti tampak terjadi pada system social
komunitas kaum tidak terpelajar
     Hubungan antar sekolah dan komunitas dalam fungsi kependidikannya.
     Factor-faktor demografi dan ekologi dalam hubungannya dengan organisasi sosial.
Keempat bidang yang dipelajari tersebut sangat esensial untuk memahami system
pendidikan dalam kaitannya dengan keseluruhan hidup masyarakat.
Pesatnya penggunaan teknologi di dalam pendidikain pada tahun 1950-an
sesungguhnya merupakan akibat munculnya dua faktor yaitu; timbulnya kepercayaan
terhadap ilmu pengetahuaan sebagai cara untuk  memperbiki mutu kehidupan, dan 
terjadi ledakan penduduk usia sekolah. Tantangan tersebut segera memperoleh jawaban
dari dunia perekonomian dengan menciptakan pelbagai perangkat keras sebagai bantuan
teknologis yang dirancang untuk tujuan pengajaran yang lebih efektif serta ekonomis.
Dalam proses tersebut peranan komunikasi sangat penting, sebab akibat teknologi
pengajaran adalah upaya guru mempengaruhi siswa agar dapat mencapai tujuan
pendidikan.
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicare.yang artinya
“memberitahukan”, “berpartisipasi”, atau “menjadi milik bersama”. Bila dirumuskan
lebih luas, komunikasi mengandung makna menyebarkan informasi, berita, pesan,
pengetahuan, nilai-nilai dengan maksud untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yang
diberitahukan itu menjadi milik bersama antara penyampai pesan sebagai komunikator
dan penerima pesan sebagai komunikan.
Dengan demikian proses belajar-mengajar dilihat dari sudut pandang komunikasi tidak
lain adalah proses penyampaian pesan, gagasan, fakta, makna, konsep, dan data yang
sengaja dirancang sehingga dapat diterima oleh penerima pesan atau komunikan. Guru
sebagai komunikator menyampaikan pelajaran sebagai pesan kepada siswa-siswa
sebagai komunikan. Selama komunikasi itu berjalan, terjadilah proses psikologis
dimana terjadi kegiatan saling mempengaruhi di antara komunikator dan komunikan,
inilah yang lazim disebut interaksi.
Salah satu unsur dalam proses komunikasi yang sangat menonjol perananya bagi
teknologi pendidikan adalah media. Teori-teori yang dikembangkan dari berbagai
penelitian tentang media komunikasi telah memberi arti tersendiri bagi teknologi
pendidikan.
Wilbur schramm menjabarkan pengertian umum komunikasi kedalam tiga kategori
pokok dengan beberapa istilah khasnya yaitu:
1)         Encorder , yaitu komunikator, guru yang mempunyai  informasi  tertentu dan
benar , mampu mengirimkan informasi tersebut secara tepat pada kecepatan optimal ,
dan sampai kepada penerima informasi yaitu para siswanya.
2)         Sign/signal, yaitu pesan, berita atau pernyataan tertentu yang ditunjukkan
kepada dan diterima oleh seseorang atau kelompok orang penerima. Pesan itu dapat
dilukioskan dalam bentuk gerak  tangan, mimik, kata-kata lisan, atau tulisan, rumusan,
gambar, foto, grafik, peta, diagram, dan lain-lain.
3)         Decoder , yaitu komunikan yang dalam konteks pendidikan adalah siswa yang
menerima pesan tertentu, mampu memahami isi pesan yang diterimanya.
Ada beberapa prinsip yang memegang peran penting untuk menjadikan proses
komunikasi lebih efektif sehingga tujuan komunikasi bisa dicapai, yaitu antara lain:
         Makna di dalam proses komunikasi, bukan  merupakan suatu rati yang terletak di
dalam pesan, melainkan berada di luar pesan itu sebagai suatu yang bersifat eksternal.
Makna berada di dalam diri orang atau subjek, merupakan respon yang tampak atau
tertutup.
         Gangguan(noise), didalam komunikasi merupakan  salah satu unsure yang dapat
menghambat keefektifan komunikasi. Gangguan di dalam komunikasi tidak hanya
merupakan hal-hal yang biasa mengganggu mutu signal saja, tetapi juga meliputi
berbagai sumber komunikasi sendiri, dapat juga berasal dari pesan yang disampaikan,
atau berasal dari saluran yang dipergunakan, juga bisa berasal dari penerima pesan
komunikasi.
         Peranan empati dalam proses komunikasi. Setiap komunikatir mempunyai
gambaran mengenai penerimaan pesan-pesan oleh komunikasi, ia mengantisipasi segala
respon yang mungkin dilakukan oleh komunikan. Dalam kegiatan pengajaran, guru
mempunyai harapan-harapan mengenai respon siswanya terhadap pesan, informasi atau
mata pelajaran yang akan di sajikan.
         Konsep diri dalam komunikasi. Setiap orang memiliki persepsi mengenai apa
yang menarik dan tidak bagi dirinya, kemampuan intelektualnya, kemampuannya untuk
mempengaruhi orang lain. Dan sebagainya.
         Umpan balik dalam proses kemunikasi. Komunikasi tidak cukup hanya ditandai
oleh adanya ketergantungan secara fisik antara sumber dan penerima pesan, tetapi harus
ditandai oleh adanya ketergantungan interaktif diantara keduanya.

3.      Landasan psikologis


Tujuaan pendidikan, termasuk pengajaran, pada hakikatnya adalah diperolehnya
perubahan tingkah laku individu. Perubahan tersebut merupakan akibat dari perubahan
belajar, bukan sebagai akibat kematangan.
Ciri tingkah laku yang diperoleh dari hasil belajar adalah:
        Terbentuknya tingkah laku baru berupa kemampuan actual dan potensial.
        Kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama.
        Kemampuan baru tersebut diperoleh melalui usaha.

Studi yang mempelajari tingkah laku individu ada pada psikologi. Oleh sebab itu,
teknologi pengajaran sebagai upaya membantu siswa dalam mencapai tujuan-tujuan
pendidikan dan pengajaran didasarkan atas psikologi. Diantara cabang-cabang psikologi
yang paling erat kaitannya dengan teknologi pengajaran adalah psikologi belajar.
Pada ahir abad ke- 19 ada dua  aliran spikologi belajar yang sangat menonjol, yakni
aliran behavioristik dan aliran kognitif atau teori komprehenshif. Ke dua aliran tersebut
besar sekali pengaruhnya terhadap teori pengajaran. Bahkan bisa dikatakan hamper
semua teori pengajaran yang dilaksanakan saat ini dihasilkan dari ke dua aliran
spikologi belajar di atas.
Ada tiga teori belajar aliran behavioristik yang penting yang paling terkenal, yakni:
        Teori koneksionosme, mengemukakan bahwa proses belajar pada manusia tidak
berbeda dengan pada dengan hewan.belajar adalah pembentukan asosiasi atau koneksi
antara kesan- kesan panca indra dengan kecerendunga untuk bertindak.
        Teori kondisioning klasikal, berpendapat bahwa tingkah laku du bentuk melelui
peraturan dan manipulasi stimulus dalam lingkungan. proses pembentukan tingkah laku
tersebut disebut proses pengondisian. Dalam teori ini tekanan utamanya terdapat pada
pengaturan stimulus, sedangkan dalam teori koneksionisme tekanan utamanya ada pada
pengaturan respons.
        Teori kondisioning operan dari skinner sebenarnya merupakan kombinasi dari
kedua teori di atas, terutama sekali dari teori Pavlov dan waton. Perbedaanya, skinner
membedakan dua macam respons, yakni respondent response (reflekxive) operant
response (instrumental response). Respondent response adalah respons yang secara
alami timbul karena rangsangan yang sesuai dengan stimulus tersebut (eliciting
stimulus), sedangkan operant response adalah respons yang timbul dan
perkembangannya diikuti oleh stimulus tertentu yang dapat memperkuat terjadinya
respons(reinforcing stimulus). Konsep ini pada dasarnya sama dengan hukum penguatan
dari thorndike.
Berdasarkan konsep ini maka dikembangkan sistem pengajaran yang dikenal  dengan
istilah modifikasi tingkah laku dengan element utama hadiah dan hukuman. Prosedur
yang ditempuh adalah :
a)         Menentukan jenis tingkah laku yang dikehendaki.
b)         Menganalisis komponen tingkah laku yang mendasari tingkah laku yang
dikehendaki.
c)         Mengidentifikasi hadiah (reinforcer) yang sesuai untuk setiap komponen.
d)         Melaksanakan pembentukan tingkah laku sesuai dengan urutan yang telah
ditentukan.
Teori belajar kognitif atau komprehensif sesungguhnya bertolak belakang dari hasil
penelitian Wofgang Kohler dengan simpasenya. Menurut teori ini manusia pada
hakikatnya adalah organisme yang aktif. Tingkah laku individu merupakan fungsi dari
organisme dan lingkungannya. Kesatuan antara kemampuan organism dan lingkungan
merupakan inti dari teori ini.oleh sebab itu, ciri utama teori ini adalah;
a)      Mengutamakan kemampuan individu.
b)      Mengutamakan keseluruhan dari pada bagian-bagian.
c)      Pentingnya peranan kognisi manusia.
d)      Mementingkan keseimbangan dalam diri individu.
e)      Pentingnya pemahaman dan pemecahan masalah.
Teknologi pendidikan mengajak guru untuk bersikap problematis terhadap proses
belajar-mengajar dan memandang tiap metode mangajar sebagai hipotesis yang harus
diuji efektivitasnya. Dengan demikian teknologi pendidikan mendorong profesi
keguruan untuk berkembang menjadi suatu”science”.
Teknologi pendidikan dan pengajaran tidak bisa melepaskan diri dari kaidah dan
hukum-hukum tantang terjadinya perubahan tingkah laku individu. Teknologi
pengajaran diciptakan dan diusahakan berdasarkan teori-teori belajar. Teori pengajaran
berusaha mencari jawaban atas bagaimana membantu siswa agar siswa berubah tingkah
lakunya, sedangkan teori belajar berusaha mencari jawaban atas mengapa terjadinya
perubahan tingakah laku individu.

4.      Landasan Religius


a.      Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang menjadi sumber segala hokum dan menjadi
pedoman pokok dalam kehidupan, termasuk membahas tentang pembelajaran. Dalam
Al-Qur’an banyak sekali ayat yang berhubungan dengan pembelajaran dan metode
pembelajaran. Ayat pertama (lima ayat yang merupakan wahyu pertama) berbicara
tentang keimanan dan pembelajaran, yaitu
1.  Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2.  Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3.  Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4.  Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5.  Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ayat ini mengandung perintah membaca, yaitu membaca teks secara verbal dan non
verbal. Juga perintah untuk menulis dengan perantaraan Qalam atau pena. Ini jelas
menunjukkan perintah untuk mengadakan pembelajaran. Karena membaca dan menulis
merupakan wahana pelestari dan pengembang ilmu pengetahuan. Dengan membaca
maka orang bisa mengenal semuanya, termasuk mengenal dirinya sendiri. Tentu saja
membaca disini tidak hanya pada hal-hal yang verbal saja, tetapi juga yang non verbal,
yaitu dunia dan seisinya ini.
Landasan Al-Qur’an yang kedua adalah Surat An-Nahl ayat 125
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Ayat ini berbicara tentang beberapa metode pembelajaran. Disini ada tiga contoh
metode, yaitu hikmah (kebijaksanaan), maui’idhah hasanah (naasihat yang baik), dan
mujadalah (dialog dan debat)

b.      Hadits Nabi atau As-Sunnah

‫ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ‬H‫ ׃ ﻜﺎ ﻦ ﺍﻠﻨﺑﻲ‬H‫ ﻗﺎﻞ‬H‫ ﺃﺨﺑﺮﻧﺎ ﺴﻔﻳﺎ ﻦ ﻋﻦ ﺍﻷﻋﻤﺶ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻭﺍﺋﻞ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻤﺴﻌﻭﺩ‬H: ‫ ﻳﻮ ﺴﻒ ﻗﺎﻞ‬H‫ ﺑﻦ‬H‫ ﻣﺣﻣﺪ‬H‫ﺣﺪ ﺛﻧﺎ‬
﴾ ‫ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻴﺗﺨﻭ ﻠﻨﺎ ﺑﺎﻠﻤﻭ ﻋﻆﺔ ﻓﻰ ﺍﻷ ﻴﺎﻢ ﻛﺮﺍ ﻫﺔ ﺍﻠﺴﺎ ﻣﺔ ﻋﻠﻴﻧﺎ ﴿ ﺮﻭﺍﻩﺍﻠﺑﺨﺎﺮﻯ‬

Artinya: “Dari Muhammad bin Yusuf, dari Sufyan, dari A’masy, dari Abi Wa’il, dari
Ibnu Mas’ud yang mengatakan: “Bahwa NAbi SAW selalu mengatur waktu ketika
memberi nasehat-nasehat kepada kita dalam beberapa hari karena khawatir kita
menjadi bosan”. (HR. Bukhari).
Maksudnya, dalam memberi nasehat-nasehat kepada para sahabatnya, Rasulullah sangat
berhati-hati dan memperhatikan situasi dan keadaan para sahabat. Nasehat itu diberikan
pada waktu-waktu tertentu saja, tidak dilakukan setiap hari agar tidak membosankan.
Hadits ini berbicara tentang metode pembelajaran, yaitu bahwa pembelajaran itu harus
menggunakan metode yang tepat disesuaikan dengan situasi dan kondisi, terutama
dengan mempertimbangkan keadaan orang yang akan belajar.
BAB IV
ANALISIS

Dizaman kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak


mungkin lagi dikelola hanya dengan melalui pola tradisional, disamping cara ini tidak
sesuai lagi dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Revolusi ilmu pengetahuan dan
teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar anak, kemajuan media
komunikasi dan lain sebagainya memberi arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan dan
tuntutan ini yang membuat kebijaksanaan untuk memanfaatkan teknologi dalam
pengelolaan pendidikan.

Teknologi pendidikan merupakan konsep yang kompleks, ia dapat dikaji dari


berbagai segi dan kepentingan. Kecuali ini teknologi pendidikan sebagai suatu bidang
kajian ilmiah, senantiasa berkembang sesuai dengan perkembangannya, teknologi
pendidikan selalu dikaitkan dengan adanya peralatan terutama yang berupa (audio
visual). Peralatan input hanya berfungsi sebagai alat Bantu guru dalam mengajar, focus
teknologi pendidikan adalah memecahkan masalah belajar yang bertujuan terarah dan
terkendali.

 
BAB V
KESIMPULAN

Pengertian teknologi pendidikan tidak terlepas dari pengertian teknologi secara


umum. Pengertian teknologi yang utama adalah proses yang meningkatkan nilai
tambah. Proses tersebut menggunakan dan atau menghasilkan suatu produk tertentu.
Produk yang digunakan dan atau dihasilkan tidak terpisah dari produk lain yang telah
ada, dan karena itu menjadi bagian integral dari suatu sistem.

Dalam teknologi pendidikan terdapat beberapa landasan atau konsep yang terdiri
dari landasan filosofis, landasan sosiologis, dan landasan psikologis dan landasar
religius.

Peranan komunikasi sangat penting, sebab hakikat teknologi pendidikan adalah


upaya guru mempengaruhi siswa agar dapat mencapai tujuan pendidikan.

 
DAFTAR PUSTAKA

Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang: Rasail

Media Group, 2009

Miarso, YusufHadi. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan,Jakarta:Kencana,2004

Miarso,Yusuf Hadi,dkk,Definisi Teknologi Pendidikan,Jakarta:Rajawali,1986

Sudjana,Nana, Teknologi Pengajaran,Bandung:Sinar Baru algensindo,2003

Sudjarwo, Teknologi Pendidikan,Jakarta:Erlangga,1988

Syukur, Fatah, Teknologi Pendidikan, Semarang : Rasail Media Group, 2008

Anda mungkin juga menyukai