Anda di halaman 1dari 15

Teknologi Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Sebagai Aset Utama Lembaga

Pendidikan Dalam Jangka Panjang

I. Pendahuluan
Seiring majunya peradaban dunia dan dinamika kehidupan penduduk bumi
yang cenderung vertikal, tidak jarang menimbulkan gejolak kehidupan sosial.
Permasalahan sosial selalu timbul setiap saat dikarenakan sangat cepatnya arus
globalisasi.
Era baru dalam dunia pendidikan, yaitu diperlukannya reformasi pendidikan
yang berkaitan erat dengan sistem informasi yang diperlukan dalam pengembangan
dunia pendidian. Konsep ini memiliki nuansa bagaimana dunia pendidikan
berusaha menggunakan perangkat komputer, yang dapat diaplikasikan sebagai
sarana komunikasi untuk meningkatkan kinerja dunia pendidikan secara signifikan.
Sistem informasi manajemen marupakan sistem operasional yang malaksanakan
beraneka-ragam fungsi untuk menghasilkan luaran yang berguna bagi pelaksanaan
operasi dan manajemen organisasi yang bersangkutan. Penerapan sistem informasi
manajemen pada kehidupan sehari-hari kini makin banyak dijumpai. Selain seperti
pada bisnis, perbankan, pemerintahan, ataupun perhotelan. Dalam dunia pendidikan
(SIMDIK) pun sistem informasi manajemen serta teknologi informasi sangatlah
mendukung untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
II. Pembahasan
A. Pentingnya Teknologi Sistem Informasi di Era Global ini
Teknologi informasi (information technology / IT) adalah Istilah
teknologi informasi mulai dipergunakan secara luas pada pertengahan tahun 80-
an. TI merupakan penggabungan antara teknologi computer dan teknologi
telekomunikasi. TI adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah
data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, dan
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas (akurat, relevan dan tepat waktu), yang digunakan untuk berbagai
tingkat keperluan baik pribadi, masyarakat, organisasi maupun pemerintah.1
Peran yang dapat diberikan oleh teknologi informasi adalah penyampaian atau
pemindahan / pendistribusian infomasi untuk berbagai aspek kehidupan baik

1
Hamid Al-Jufri, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, (Cet. I, Jakarta: Smart Grafika, Juli 2011), hlm. 38
39

1
kesehatan, hobi, rekreasi, rohani, dsb. Juga memberi manfaat untuk berbagai
profesi baik sains, teknologi, perdagangan, bisinis, asosiasi profesi tertentu, dan
tidak terkecuali Pendidikan. E-commerce, e-banking, dan e-learning merupakan
contoh betapa teknologi informasi telah merambah berbagai aspek kehidupan
manusia.2
Teknologi informasi telah berkembang menjadi suatu teknologi yang
membantu membantu bahkan menentukan kinerja sebuah organisasi. Dengan
bantuannya maka pekerjaan dapar diselesaikan dengan cepat dan efisien. Saat
ini hamper semua organisasi di seluruh dunia (baik berorientasi profit atau
tidak) memerlukan teknologi informasi untuk mengolah data menjadi informasi
yang vital untuk mengambil keputusan.
Dewasa ini sulit membayangkan adanya satu organisasi yang belum
terpengaruh oleh perkembangan sistem informasi berbasis komputer. Banyak
perusahaan atau organisasi yang sudah menyadari bahwa manajemen sumber
daya informasi sama pentingnya dengan sumber daya utama lainnya, seperti:
SDM, sarana-prasarana, dan modal. Bukan hanya itu, teknologi informasi telah
memberikan andil dalam perubahan mendasar terhadap struktur, operasi, dan
manajemen organisasi. 3
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa:
1. Teknologi informasi menggantikan manusia dalam melakukan otonomi
pada suatu tugas atau proses
2. Teknologi informasi memperkuat manusia dalam suatu tugas atau proses
3. Teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi manusia dalam
melaksanakan tugas atau proses dengan perubahan teknis.
Banyak perusahaan yang berani melakukan investasi yang sangat tinggi di
bidang teknologi informasi. Alasan yang paling umum adalah adanya keperluan
untuk mempertahankan dan meningkatkan posisi dalam hal kompetisi,
efektifitas dan efisiensi.4
B. Peran Teknologi Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam Lembaga
Pendidikan

2
Ibid
3
Ibid
4
Ibid

2
Telah dijelaskan di atas tentang pentingnya teknologi SIM dalam era
sekarang ini di berbagai bidang. Dalam dunia Pendidikan khususnya yang
berupa suatu lembaga Pendidikan tentunya peran teknologi informasi tidaknya
hanya sebagai sarana Pendidikan / proses belajar-mengajar namun juga
memperkuat sistem manajemen lembaga tersebut dan membantu kinerja tenaga
kependidikan. Sebab dalam dunia Pendidikan dikenal istilah tenaga pendidik
(yakni guru / pengajar) dan tenaga kependidikan (staf yang membentu jalannya
proses Pendidikan dalam lembaga tersebut). Sedangkan Hamid Al-Jufri dalam
bukunya Sistem Informasi Manajemen Pendidikan hanya membatasi teknologi
Pendidikan sebagai sarana yang hanya memfasilitasi belajar manusia melalui
identifikasi, pengembangan, pengorganisasian, dan pemanfaatan secara
sistematis seluruh sumber belajar.5
Dalam proses belajar mengajar salah satu wujud yang paling tampak adalah
e-learning. E-Learning merujuk pada pengguna teknologi internet sebagai
solusi penambah pengetahuan. Paling tidak ada tiga fungsi pembelajaran
elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas, yaitu:
1. Tambahan (Suplemen), bila peserta didik tidak diwajibkan untuk
memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tida. Meseki demikian
jika ia menggunakannya tentu akan memperoleh tambahan wawasan dan
pengetahuan.
2. Pelengkap (Komplemen), bila materi elektronik diprogramkan untuk
melengkapi materi pembelajaran di kelas. Baik sebagai pengayaan
(enrichment) bagi peserta didik yang cepat menguasai pelajaran pokok
sehingga dia perlu tambahan materi ataupun sebagai remedial bagi peserta
didik yang tidak cepat menguasai materi.
3. Pengganti (Subtitusi). Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju
memberikan beberapa model alternatif pembelajaran atau perkuliahan
kepada para mahasiswanya. Dengan tujuan pengaturan waktu yang lebih
fleksibel bagi mahasiswa.6

5
Hamid Al-Jufri, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, (Cet. I, Jakarta: Smart Grafika, Juli 2011), hlm. 45
46
6
Hamid Al-Jufri, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, (Cet. I, Jakarta: Smart Grafika, Juli 2011), hlm. 47
48

3
Selain E-Learning SIM di Lembaga Pendidikan dapat dikelompokkan
sebagai berikut:

1. Sistem Informasi Kelembagaan, yakni portal lembaga yang akan berisi:


profil, visi, misi, fasilitas, program-program, berita / artikel, kegiatan /
agenda, informasi kesiswaan, forum, galeri foto, dan buku tamu, serta lain-
lain yang terkait dengan lembaga tersebut secara umum.
2. Sistem Informasi Personalia, meliputi: data guru dan staf, biodata mereka
termasuk riwayat karier, riwayat pendidikan / pelatihan, tingkat kehadiran,
info gaji, kenakan pangkat, pembagian tugas guru, program kesejahteraan
guru, masalah atau keluhan guru.
3. Sistem Informasi Saran dan Prasarana, meliputi segala yang berkaitan
dengan aset lembaga mulai dari penomoran aset, lokasi aset, penggunaan
aset, dan jumlah aset, selain itu juga penyediaan dan seleksi buku pegangan
guru, layanan perpustakaan dan laboratorium, penggunaan alat peraga,
kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah, keindahan dan kebersihan
kelas, perbaikan kelengkapan kelas.
4. Sistem Informasi Keuangan, meliputi data pembayaran biaya pendidikan
siswa, gaji guru dan karyawan, administrasi dana BOS (Bantuan
Operasional Sekolah), biaya-biaya tambahan lainnya dan segala yang terkait
pembiyaan dan alokasi biaya.
5. Sistem Informasi Akademik, meliputi pengelolaan kurikulum dan
pembelajaran, penugasan guru, penjadwalan pengajaran, rencana
pengajaran, pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan data bank soal,
penyimpanan soal, pencarian, pencetakan, pengelolaan laporan nilai hasil
studi siswa, penentuan kriteria kenaikan kelas, pengaturan pelaksanaan
evaluasi belajar, dsb.
6. Sistem Informasi Siswa, meliputi: pengaturan pelaksanaan penerimaan
siswa baru, pengelolaan layanan BK (Bimbingan dan Konseling), presensi
siswa, bio data siswa, perpindahan siswa, pengelolaan data alumni, dsb

4
7. Sistem Informasi Humas, meliputi: pelaporan-pelaporan data kepada pihak
terkait (depdiknas / depdikbud / depag & juga wali murid), kerjasama
sekolah dengan orang tua, kerja sama sekolah dengan komite, dsb.7

Adapun Manfaat teknologi pendidikan di antaranya:

1. Sebagai alat untuk mendukung konstruksi pengetahuan dengan


mengembangkan pengetahuan dan memperluas wawasan.
2. Sebagai sarana pemerolehan dan pembagian informasi, dengan kemudahan
akses informasi (dari luasr sekolah) serta untuk melihat perbandingan
perspektif / pandangan dunia.
3. Sebagai media sosial agar dapat saling belajar (tanpa bertatap muka) tanpa
merasa malu, saling berbagi pengetahuan, berdiskusi, berpendapat, serta
membangun konsensus / kesepakatan.8
4. Sesuai dengan Standar Diknas sehingga pelaporan bisa langsung dikirim
tanpa dicetak
5. Kemudahan dan kecepatan proses pengolahan, penyimpanan, pencarian,
pelaporan data dan informasi yang diperlukan
6. Memudahkan administrasi akademik sekolah dan mengintergrasikannya,s
serta dapat disesuaikan dengan kepeluan lembaga pendidikan terkait
7. memantau peserta didik dengan akurat dan mudah
8. meningkatkan pelayanan kepada masyarakat / pengguna jasa pendidikan
9. mengangkat image lembaga secara tidak langsung
10. wali murid dapat memantau langsung perkembangan putra dan putrinya9

Sedangkan kelemahan atau kekurangan teknologi pendidikan, di antaranya:

1. Pengajar yang tak dapat menyesuaikan maka akan tertinggal


2. Keperluan akan SDM yang mumpuni dalam bidang ini dan kenyataan di
lapangan masih sangat minim keberadaanya.

7
Yeti Heryati & Mumuh Muhsin, Manajemen Sumber Daya Pendidikan, (Cet. I, Bandung: Pustaka Setia, Juli
2014) hlm. 251 255
8
Hamid Al-Jufri, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, (Cet. I, Jakarta: Smart Grafika, Juli 2011), hlm. 49
9
Yeti Heryati & Mumuh Muhsin, Manajemen Sumber Daya Pendidikan, (Cet. I, Bandung: Pustaka Setia, Juli
2014) hlm. 249

5
3. Perangkatnya baik hardware ataupun software memerlukan biaya yang tidak
sedikit dan karena perkembangannya yang sangat cepat maka
penyusutannya pun sangat cepat
4. Keterbatasan sarana dan prasarana
5. Penggunaannya oleh peserta didik perlu di awasi oleh pengajar ataupun
orang tua
6. Peserta didik yang tak memiliki motivasi yang tinggi akan tertinggal. 10

Bila suatu lembaga tidak dikelola dengan bantuan perangkat bantu


manajemen seperti teknologi SIM tersebut maka dia akan mengalami beberapa
masalah dalam melaksanakan pengendalian manajemen sekolah, di antaranya:

1. Layanan pendidikan kepada siswa kurang optimal


2. Kekurang paduan antara data dan informasi antar komponen manajemen
sekolah
3. Tidak adanya kolaborasi yang mempermudah koordinasi
4. Akuntabilitas yang tidak berkesinambungan
5. Penyediaan informasi yang tidak cepat dan tepat guna.11

C. Mengelola Aset TI
Ketika suatu organisasi dalam hal ini lembaga Pendidikan ingin menjadikan
TI sebagai asset utamanya maka yang juga harus diperhatikan adalah
manajemen Aset TI tersebut. Berikut ini hal-hal yang terkait dengan
Manajemen Aset khususnya Aset TI:
1. Siklus Hidup Aset
Sebelum kita berbicara tentang pelacakan dan pengelolaan aset TI, kita
harus mendiskusikan siklus hidup aset karena pengelolaan aset akan
berlangsung dalam konteks siklus hidup ini.

10
Hamid Al-Jufri, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, (Cet. I, Jakarta: Smart Grafika, Juli 2011), hlm. 50
11
Yeti Heryati & Mumuh Muhsin, Manajemen Sumber Daya Pendidikan, (Cet. I, Bandung: Pustaka Setia, Juli
2014) hlm. 250 251

6
Gambar 1 menunjukkan siklus hidup aset yang akan digunakan di tulisan
ini.
Tahap pertama dalam siklus hidup aset pengadaan (procurrement).
Ketika suatu aset diperoleh memasuki sistem manajemen aset dan mulai
dikelola. Idealnya, sistem pengadaan harus memberi makan sistem
manajemen aset data pada aset baru segera setelah pesanan pembelian
selesai dan organisasi penerima harus mengakui penerimaan dengan cara
yang menegaskan aset dalam sistem pengelolaan aset dan memberitahukan
sistem pembelian sehingga pembayaran yang dapat dibuat.
Tahap kedua dari siklus hidup aset penyebaran (deploy). Ketika suatu
aset digunakan, sistem harus diperbarui dengan data yang relevan seperti
lokasi, pihak yang bertanggung jawab dalam organisasi, konfigurasi,
penjual, garansi, dan data lain yang akan berguna dalam mengelola aset.
Lokasi mungkin lokasi fisik atau hanya link ke beberapa aset lainnya yang
berisi aktiva yang digunakan. Misalnya, perangkat lunak atau memori
kemungkinan akan diikat ke sasis dan berada dimanapun chassis yang
terletak.
Tahap ketiga dari siklus manajemen aset adalah penggunaan (use).
Penggunaan bukan hanya bendera statis tetapi dapat diperbarui secara
berkala dengan software operasional yang mengukur penggunaan aset
sehingga aset berharga tidak digunakan dapat didistribusikan. Dari waktu
ke waktu, aset tersebut mungkin ditingkatkan dalam beberapa cara. Versi
perangkat lunak dapat berubah, atau hard drive baru dapat ditambahkan.
Ketika ini terjadi informasi konfigurasi untuk aset harus diperbarui. Ketika
suatu aset tidak lagi digunakan, maka ia dinonaktifkan (decommission).

7
Aset dinonaktifkan mungkin masih berguna untuk organisasi, dalam hal ini
mereka dapat didistribusikan. Jika tidak, mereka mungkin masih memiliki
beberapa nilai sisa (salvage) dan sistem manajemen aset harus melacak
mereka sampai penyelamatan (salvage) telah selesai.12
2. Manajemen aset
Manajemen aset terutama aktivitas keuangan. Dengan demikian, sistem
manajemen aset harus menghindari pelacakan data operasional dan lainnya
tentang aset dan berkonsentrasi pada aspek keuangan. Untuk sebuah
organisasi TI, aset berikut perlu dilacak, antara lain: Mesin Basis,
Komponen Terpasang, Peripherals, Sistem Operasi (OS / Operating
System), perangkat lunak berlisensi, Telepon dan PBX. Perhatikan bahwa
untuk tujuan kita, kita tidak harus mendefinisikan mesin basis / dasar
terlalu sempit. Ini dapat mencakup router (alat untuk merutekan / mengirim
paket data melalui sebuah jaringan atau internet menuju tujuannya),
komputer desktop, server, atau peralatan berbasis komputer lainnya.
Komponen yang terpasang, sistem operasi, dan beberapa perangkat lunak
berlisensi dapat dilacak secara terpisah atau sebagai bagian dari informasi
konfigurasi dari mesin dasar tergantung pada biaya dan bagaimana mungkin
itu adalah bahwa hal itu akan digunakan pada beberapa waktu mendatang
sebagai bagian dari konfigurasi lain. Faktor lain dalam keputusan ini adalah
seberapa dekat organisasi perlu untuk melacak aset tertentu dan risiko yang
terlibat dalam tidak melacak itu. Sebagai contoh, beberapa lisensi sistem
operasi mengharuskan lisensi tinggal dengan mesin, jadi mungkin akan
tergoda untuk tidak melacak OS secara terpisah. Namun, persyaratan lisensi
audit mungkin mengharuskan hal itu dapat dilacak secara terpisah untuk
tujuan kepatuhan.
Manajemen aset menjadi dasar bagi sistem operasional. Data dari sistem
manajemen aset diumpankan ke sistem operasional dan bantuan sistem
meja, jika sesuai. Dalam skenario ini, ketika tim penyebaran menyebarkan
sepotong baru peralatan, apakah PC di atas meja atau server di rak di ruang
mesin, mereka akan mengambil langkah yang diperlukan untuk

12
BINUS University, Mengelola Aset Teknologi Informasi, dalam http://sis.binus.ac.id/2014/10/06/mengelola-
aset-ti/, diakses pada Senin 23 Oktober 2017.

8
memperbarui sistem manajemen aset (banyak tugas dapat diperbarui).
Setelah itu terjadi, aset harus segera muncul dalam sistem manajemen
operasional sebagai bagian baru dari peralatan dan tim operasional dapat
mengambil langkah untuk membawanya ke dalam produksi.
Data pergudangan data manajemen aset, bersama dengan data
operasional dapat digunakan untuk menginformasikan pembelian dan
keputusan lainnya. Gambar 2 menunjukkan hubungan berbagi data antara
sistem pengelolaan aset dan sistem manajemen lainnya seperti sistem
pengadaan, buku besar, sistem operasi dan data warehouse.13

D. Faktor Pendukung Teknologi Informasi Sebagai Aset Utama Lembaga


Pendidikan
Kecepatan perkembangan teknologi informasi sangat tinggi sehingga sangat
sulit bagi lembaga pendidikan untuk menyususn strategi mempertahankan
eksistensisnya dalam jangka panjang, ada tiga kunci utama yang mendukung
teknologi informasi untuk di jadikan aset lembaga pendidikan dalam jangka
panjang, yaitu sebagai berikut:
1. Sumber Daya Manusia
Yang di maksud sumber daya Manusia adalah staf penanggung jawab
perencanaan dan pengembangan teknologi informasi pada sebuah lembaga
pendidikan, faktor SDM yang menjadi staf pengembangan teknologi
informasi pada lembaga pendidikan harus memiliki tiga dimensi berikut:
a. Keahlian tekhnik sumber daya manusia sangat di butuhkan dalam dunia
pendidikan, mengingat cepatnya perkembangan teknologi informasi

13
ibid

9
yang terjadi. Sehingga dengan keahlian yang dimiliki oleh seorang staf
teknologi informasi diharapkan ia dapat menggunakannya dan
mengembangkannya dengan selalu mempelajari hal-hal baru.
b. Pengetahuan mengenai dunia pendidikan biasanya di peroleh dari hasil
interaksi antar SDM yang terlibat dalam dunia pendidikan, dan
mengetahui proses operasional lembaga pendidikan yang menggunakan
bantuan tekonlogi informasi serta kemungkinan untuk meningkatkan
nilai tambah bagi lembaga pedidikan tersebut.
c. Orientasi pada pemecahan masalah. Hal ini tidak terbatas pada
karakteristik SDM secara tradisional yang hanya terpaku pada tugas-
tugas rutin, akan tetapi SDM yang di butuhkan cenderung merupakan
kumpulan orang yang selalu berpikir kritis dan kreatif dalam
memecahkan masalah yang terjadi pada lembaga pendidikan. Terutama
masalah manajerial dalam suatu organisasi. Tentunya dengan berbasis
teknologi system informasi manajemen.14
2. Teknologi
Seluruh Infrastruktur Teknologi informasi, termasuk perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software) di pergunakan secara bersama-
masa dalam proses operasional lembaga pendidikan karena merupakan
tulang punggung terciptanya sistem terintegrasi, dengan biaya relatif
terjangkau, untuk biaya operasional, pengembangan, maupun biaya
pemeliharaan. Karena cepatnya perkembangan teknologi dan informasi
maka pengembangan infrastruktur teknologi SIM harus dilakukan baik
dalam jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang lembaga
Pendidikan. Sehingga pada akhirnya, sistem informasi yang dihasilkan akan
memiliki dapat di percaya (reliable), akurat (accurate), dan konsisten
(consistent). Perangkat yang telah disusun dengan baik dalam cetak biru
(blueprint) akan dijadikan panduan pengembangan teknologi informasi
yang sejalan dengan strategi pengembangan lembaga Pendidikan.15
3. Relasi

14
Eti Rochaety dkk, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, (Cet. I, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), hlm. 25
26
15
Eti Rochaety dkk, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, (Cet. I, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), hlm. 26

10
Yang dimaksud dalam hal ini adalah hubungan teknologi informasi dengan
pihak manajemen lembaga pendidikan sebagai pengambil keputusan
(decision maker). Menjalin suatu relasi berarti membagi resiko dan
tanggung jawab. Dalam mewujudkan relasi ini, pimpinan tertinggi dari
lembaga pendidikan haruslah mendukung dan berperan dalawujud:
a. pertanggungjawaban atas penggunaan aplikasi teknologi informasi yang
beriorentasi terhadap proses bukan berdasarkan fungsi organisasi.
b. mampu memutuskan skala prioritas pengembangan dan implementasi
dari teknologi informasi berdasarkan skala kepentingan lembaga
pendidikan,
c. menuangkan dalam cetak biru (blueprint) panduan perencanaan dan
pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan.16
Di dalam Management Information Sistem dijelaskan tentang konsep Aset
Komplementer. Investasi di bidang teknologi informasi itu sendiri, tidak dapat
menjadikan organisasi dan jajaran manajemennya lebih efektif, sampai mereka
dilengkapi dengan nilai-nilai yang mendukung, struktur, dan pola perilaku
organisasi beserta aset komplementer lainnya.17
Aset komplementer adalah aset-aset yang diperlukan untuk memperoleh nilai dari
investasi utama. Seperti perusahaan pembuat mobil memerlukan investasi tambahan di
bidang pembangunan jalan laying, jalan raya, bengkel, dsb. Paling tidak ada tiga asset
komplementer untuk meningkatkan tingkat pengembalian atas investasi teknologi
informasi. Hal itu tampak pada table berikut ini:
Aset Organisasional - Budaya Organisasi yang
mendukung terwujudnya efisiensi
dan efektifitas
- Model bisnis yang sesuai
- Proses bisnis yang efisien
- Pendistribusian wewenang
- Pendistribusian hak pengambilan
keputusan

16
Eti Rochaety dkk, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, (Cet. I, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), hlm. 26
17
Kenneth C. Laudon & Jane P. Laudon, Management Information Systems: Managing the Digital Firm, (Sistem
Informasi Manajemen: Mengelola Perusahaan Digital Firm) terj. Lukki Sugito, dkk, Edisi 13 (Jakarta: Salemba
Empat, 2015), hlm. 27

11
- Tim pengembang informasi yang
kuat.
Aset Manajemen - Dukungan yang kuat dari
manajemen senior / manajemen
puncak untuk investasi dan
perubahan teknologi
- Insentif atas inovasi manajemen
- Kerja tim dan lingkungan kerja
yang kolaboratif
- Program pelatihan untuk
memperbaiki kemampuan
pengambilan keputusan
manajemen
- Budaya manajemen yang
menghargai fleksibilitas dan
pengambilan keputusan
berdasarkan pengetahuan
Asset Sosial - Infrastruktur internet dan
telekomunikasi
- Program pelatihan pemberdayaan
TI untuk meningkatkan
kemampuan tenaga kerja dalam
menggunakan computer
- Standar (baik pemerintah maupun
sector swasta)
- Hukum dan peraturan untuk
menciptakan pasar yang adil dan
stabil
- Perusahaan teknologi dan jasa
berada dalam pasar yang
berdampingan untuk
mempermudah implementasi.18

18
Kenneth C. Laudon & Jane P. Laudon, Management Information Systems: Managing the Digital Firm, (Sistem
Informasi Manajemen: Mengelola Perusahaan Digital Firm) terj. Lukki Sugito, dkk, Edisi 13 (Jakarta: Salemba
Empat, 2015), hlm. 27 28

12
III. Penutup dan Kesimpulan
Istilah teknologi informasi mulai dipergunakan secara luas pada pertengahan
tahun 80-an. TI merupakan penggabungan antara teknologi computer dan teknologi
telekomunikasi. TI adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data,
termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, dan memanipulasi
data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas (akurat,
relevan dan tepat waktu), yang digunakan untuk berbagai tingkat keperluan baik
pribadi, masyarakat, organisasi maupun pemerintah.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa:
1. Teknologi informasi menggantikan manusia dalam melakukan otonomi pada
suatu tugas atau proses.
2. Teknologi informasi memperkuat manusia dalam suatu tugas atau proses
3. Teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi manusia dalam
melaksanakan tugas atau proses dengan perubahan teknis.

SIM di Lembaga Pendidikan bukan hanya berperan dalam kegiatan pendidikan


seperti E-Learning namun juga pada kegiatan kependidikan, yang dapat
dikelompokkan sebagai berikut:

1. Sistem Informasi Kelembagaan


2. Sistem Informasi Personalia
3. Sistem Informasi Saran dan Prasarana
4. Sistem Informasi Keuangan
5. Sistem Informasi Akademi
6. Sistem Informasi Siswaer
7. Sistem Informasi Humas

SIM akan sangat bermanfaat bagi manajemen suatu lembaga pendidikan bila
dikelola dengan baik dan didukung dengan berbagai faktor pendukung pada
lembaga tersebut dan pihak yang terkait dengannya. Jika tidak, tentu akan
menimbulkan masalah-masalah baru. Sebagaimana pula jika uatu lembaga tidak
dikelola dengan bantuan perangkat bantu manajemen seperti teknologi SIM
tersebut maka dia akan mengalami beberapa masalah dalam melaksanakan
pengendalian manajemen sekolah.

13
Adapun dalam mengelola TI sebagai aset lembaga ada dua hal yang harus
diperhatikan, yaitu:

1. Siklus Hidup Aset, meliputi:


a. Tahap pertama dalam siklus hidup aset pengadaan.
b. Tahap kedua dari siklus hidup aset penyebaran.
c. Tahap ketiga dari siklus manajemen aset adalah penggunaan. Termasuk di
dalamnya adalah pembaharuan (upgrade). Hingga ketika suatu aset tidak
lagi digunakan, maka dia dinonaktifkan (decommission). Jika tidak, mereka
mungkin masih memiliki beberapa nilai sisa dan sistem manajemen aset
harus melacak mereka sampai penyelamatan telah selesai.
2. Manajemen asset, sangat terkaita erat terutama dengan aktivitas keuangan, dan
terkait erat dengan pengadaan serta operasional.

Sedangkan faktor pendukung utama teknologi informasi sebagai aset utama


Lembaga Pendidikan, yaitu:

1. Sumber Daya Manusia yakni staf penanggung jawab perencanaan dan


pengembangan teknologi informasi pada sebuah lembaga pendidikan, faktor
SDM yang menjadi staf pengembangan teknologi informasi pada lembaga
pendidikan harus memiliki tiga dimensi berikut:
a. Keahlian tekhnik sumber daya manusia
b. Pengetahuan mengenai dunia pendidikan
c. Orientasi pada pemecahan masalah.
2. Teknologi , Seluruh Infrastruktur Teknologi informasi, termasuk perangkat
keras (hardware) dan perangkat lunak (software) di pergunakan secara
bersama-masa dalam proses operasional lembaga Pendidikan.
3. Relasi, yakni hubungan teknologi informasi dengan pihak manajemen lembaga
pendidikan sebagai pengambil keputusan (decision maker).
Sedangkan factor / Aset komplementer adalah aset-aset yang diperlukan untuk
memperoleh nilai dari investasi utama. Seperti perusahaan pembuat mobil memerlukan
investasi tambahan di bidang pembangunan jalan laying, jalan raya, bengkel, dsb. Paling
tidak ada tiga asset komplementer untuk meningkatkan tingkat pengembalian atas investasi
teknologi informasi, yaitu: asset organisasional, asset manajemen, dan asset social.

14
Referensi

Al-Jufri, Hamid. 2011. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Cet. 1.


Jakarta: Smart Grafika.
Heryati, Yeti Heryati & Mumuh Muhsin. 2014. Manajemen Sumber Daya
Pendidikan. Cet. 1. Bandung: Pustaka Setia.
BINUS University. Mengelola Aset Teknologi Informasi, dalam
http://sis.binus.ac.id/2014/10/06/mengelola-aset-ti/, diakses pada
Senin 23 Oktober 2017.
Rochaety Eti, dkk. 2005. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. (Cet. 1.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Laudon, Kenneth C. Laudon & Jane P. Laudon. 2015. Management
Information Systems: Managing the Digital Firm, (Sistem Informasi
Manajemen: Mengelola Perusahaan Digital Firm) terj. Lukki Sugito,
dkk. Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat.

15

Anda mungkin juga menyukai