KEPEMIMPINAN
“ PERAN KEPEMIMPINAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN”
DOSEN PENGAMPUH : Dr.A.P.KAREL BETAUBUN,SE.MM
KATA PENGANTAR
1
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
bimbingan dan penyertaan-Nyalah sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
Kepemimpinan tentang “ Peran Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan ” ini dengan
baik. Tak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada para pihak yang ikut mengambil
bagian dari pembuatan makalah ini.
Kami pun menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan masukan dan kritikan yang bersifat membangun,
sehingga kedepannya kami dapat menyempurnakan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah kami ini bisa menjadi inspirasi serta memberikan
manfaat bagi para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah........................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1 Definisi Peran Kepemimpinan....................................................................................5
2.2 Peran Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan................................................7
2.3 Peran Kepemimpinan dalam Mengendalikan Konflik..............................................10
2.4 Peran Kepemimpinan dalam Membangun Tim.........................................................13
BAB III.....................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan................................................................................................................15
3.2 Saran..........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen tidak lain “merupakan suatu kiat
atau kewibawaan yang mampu menggerakkan orang lain baik secara perseorangan maupun
kelompok di dalam suatu organisasi sehingga menimbulkan kemauan dan kemampuan untuk
melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.
Berdasarkan rumusan pengertian kepemimpinan secara sederhana tersebut,
memberikan makna bahwa dalam lingkup kepemimpinan mengandung banyak dimensi :
tugas dan fungsi kepemimpinan, criteria keberhasilan, sumber, syarat yang perlu dipenuhi
oleh seorang pemimpin, serta kemampuan professional dalam mewujudkan tugas dan fungsi
kepemimpinan.
Dalam kerangka manajemen, kepemimpinan berfungsi sebagai salah satu piranti
penggerak,motor atau motivator sumber daya yang ada dalam organisasi, sehingga peran
kepemimpinan diharapkan mampu mendinamisasikan organisasi dalam mencapai tujuan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
4. Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan dan
perkembangan
5. Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau
menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.
a. Peran Kepemimpinan
1. Menciptakan visi bagi organisasinya. Dalam visi, memuat pernyataan tentang cita-
cita organisasi apa yang ingin dicapai dan akan menjadi seperti apa sebuah
organisasi.
2. Menganalisa anggota timnya dan menempatkan orang yang mumpuni pada posisi
yang tepat sesuai dengan kompetensinya.
5. Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan
terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah berbuat
salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan
hukuman yang setimpal dengan kesalahannya.
6. Sebagai orang yang berada di puncak dan dipandang memiliki pengetahuan yang
lebih baik dibanding yang dipimpin, seorang pemimpin juga harus mampu
memberikan bimbingan yang tepat dan simpatik kepada bawahannya yang
mengalami masalah dalam melaksanakan pekerjaannya.
b. Fungsi kepemimpinan
Ada 5 fungsi kepemimpinan di antara lain :
1. Fungsi Perencanaan
6
Manfaat-manfaat tersebut antara lain:
Artinya akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada
terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses
pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa
mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan.
3. Fungsi Pengawasan
7
.2 Peran Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan
8
Selain proses pengambilan keputusan, terdapat juga gaya pengambilan
keputusan. Gaya adalah lear habit atau kebiasaan yang dipelajari. Gaya
pengambilan keputusan merupakan kuadran yang dibatasi oleh dimensi:
a. Cara berpikir, terdiri dari:
Logis dan rasional; mengolah informasi secara serial
Intuitif dan kreatif; memahami sesuatu secara keseluruhan.
1. Cerna masalah
Sejalan dengan peran kepemimpinan, maka terdapat perbedaan antara
permasalahan tentang tujuan dan metode. Dalam kondisi seperti ini peran
pemimpin adalah mengambil inisiatif dalam hubungannya dengan tujuan dan arah
daripada metode dan cara.
9
2. Identifikasi alternativ
Kemampuan untuk memperoleh alternativ yang relevan sebanyakbanyaknya.
3. Tentukan proritas
Memilih diantara banyak alternativ adalah esensi dari kegiatan pengambilan
keputusan.
4. Ambil langkah
Upaya pengambilan keputusan tidak berhenti pada tataran pilihan, melainkan
berlanjut pada langkah implementasi dan evaluasi guna memberikan umpan balik.
Konflik dapat diibaratkan seperti api yang dapat membakar dan menjalar kemanaman
dan memusnahkan jika tidak ditangani secara baik. Proses pengendalian konflik itu bermula
dari persepsi tentang konflik itu sendiri, apa komponennya dan bersumber dari mana,
kemudian menuju ke tahap realisasi, penghindaran, intervensi, pemilihan strategidan
implementasidan evaluasi dampak yang ditimbulkan oleh konflik.
Untuk dapat mengatasi konflik-konflik yang ada pemimpin dapat memberikan
kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk mengemukakan pendapatnya tentang
kondisi - kondisi penting yang diinginkan, yang menurut persepsi masing - masing harus
dipenuhi dengan pemanfaatan berbagai sumber daya dan dana yang tersedia.
Meminta satu pihak menempatkan diri pada posisi orang lain, dan memberikan
argumentasi kuat mengenai posisi tersebut. Kemudian posisi peran itu dibalik, pihak yang
tadinya mengajukan argumentasi yang mendukung suatu gagasan seolah - olah
menentangnya, dan sebaliknya pihak yang tadinya menentang satu gagasan seolah- olah
mendukungnya. Setelah itu tiap - tiap pihak diberi kesempatan untuk melihat posisi oaring
lain dari sudut pandang pihak lain. Beberapa cara untuk mengatasi konflik menurut Nader
and Todd, dalam salah satu bukunya, The Disputing Process Law In Ten Societies, yaitu :
Bersabar ( Lumping ), yaitu suatu tindakan yang merujuk pada sikap yang mengabaikan
konflik begitu saja atau dengan kata lain isu- isu dalam konflik itu mudah untuk diabaikan,
10
meskipun hubungan dengan orang yang berkonflik itu berlanjut, karena orang yang
berkonflik kekurangan informasi atau akses hukumnya tidak kuat.
Pendekatan berikut ini dapat digunakan sebagai kontribusi peran kepemimpinan dalam
mengendalikan/ menyelesaikan konflik :
Sanggup menyampaikan pokok masalah penyebab timbulnya konflik. Konflik
tidak dapat diselesaikan jika permasalahan pokoknya terisolasi. Konflik sangat
tergantung pada konteks dan setiap pihak yang terkait seharusnya memahami
konteks tersebut. Permasalahan menjadi jelas tidak berdasarkan asumsi,
melainkan jika disampaikan dalam pernyataan pasti.
Pendekatan dengan adanya konfrontasi dalam menyelesaikan konflik biasanya
justru mengarahkan orang untuk membentuk kubu. Untuk itu , bicarakan pokok
permasalahan, bukan siapa yang jadi penyebabnya.
Bersedia melatih diri untuk mendengarkan dan mempelajari perbedaan. Pada
umumnya kemauan mendengarkan sesuatu dibarengi dengan keinginan untuk
memberi tanggapan. Seharusnya kedua belah pihak berusaha untuk benar- benar
saling mendengarkan
Sanggup mengajukan usul atau nasehat. Ajukan usul baru yang disadari oleh
tujuan kedua belah pihak dan dapat mengakomodasikan keduanya. Tawarkan
juga kesediaan untuk selalu dapat membantu perwujudan rencana- rencana
tersebut
Meminimalisasi ketidakcocokan. Cari jalan tengah diantara kedua belah pihak
yang sering berbeda pandangan dan pendapat. Fokslah pada persamaan dengan
memppertimbangkan perbedaan yang sifatnya tidak mendasar.
11
Organisasi sebagai kumpulan individu tidak terlepas dari persoalan konflik dalam
mencapai tujuan, karena itu agar konflik dapat berdampak positif bagi kelangsungan
organisasi harus dikelola secara baik dengan mengetahui faktor-faktor yang menjadi
penyebabnya.
Ada beberapa sumber konflik dalam sebuah organisasi :
1. Faktor Komunikasi (communication factors) : disebabkan oleh kesalahan
komunikasi atau komunikasi yang kurang baik antar bawahan,antar pimpinan
ataupun antar bawahan dan pimpinan.
2. Faktor Struktur tugas maupun struktur organisasi (job structure or organization
structure) : disebabkan oleh kurang baiknya susunan struktur organisasi yang
dibuat
3. Faktor yang bersifat personal (personal factors) : disebabkan oleh faktor individu
yang memang sudah saling memilki konflik satu sama lainnya
4. Faktor lingkungan (environmental factors) : faktor lingkungan yang kurang
mendukung organisasi tersebut.
1. Pengaruh Negatif :
b. . Saling menjatuhkan : ini merupakan akibat yang paling nyata dari konflik
yang terjadi didalam suatu organisasi, akan selalu muncul tidakan atau upaya
saling menjatuhkan satu sama lain dan membuat kesan lawan masing-masing
rendah dan penuh dengan masalah.
12
d. Menurunkan mutu pengambilan keputusan : Konflik yang desktruktif atau
konflik tidak sehat akan menghilangkan kebuntuan diskusi, fitnah, agresi, dan
sabotase, serta menghilangkan sikap percaya. Situasi seperti ini tidak mungkin
mengembangkan sumber dalam pengambilan keputusan.
2. Pengaruh Positif :
Unit kerja yang solider yang mempunyai identifikasi keanggotaan maupun kerja sama
yang kuat. Proses pembentukan Ruang lingkup peran hubungan yang melekat pada pemimpin
13
meliputi peran pemimpin dalam pembentukan dan pembinaan tim-tim kerja; pengelolaan tata
kepegawaian yang berguna untuk pencapaian tujuan organisasi; pembukaan, pembinaan dan
pengendalian hubungan eksternal dan internal organisasi serta perwakilan bagi organisasinya.
1. Tim adalah kelompok kerja yang dibentuk dengan tujuan untuk menyukseskan tujuan
bersama sebuah kelompok organisasi atau masyarakat. Tujuan dari pembentukan tim di
sini adalah membangun.
Pedoman umum dalam membentuk atau membangun tim, yaitu:
Menanamkan pada kepentingan bersama
2. Anggota tim
Keberhasilan tugas dalam tim akan tercapai jika setiap orang bersedia untuk
bekerja dan memberikan yang terbaik. Anggota tim yang baik harus:
Mengerti tujuan yang baik
Memiliki rasa saling ketergantungan dan saling memiliki
Menerapkan bakat dan pengetahuannya untuk sasaran tim
Dapat bekerja secara terbukaDapat mengekspresikan gagasan, opini, dan
ketidaksepakatan
Mengerti sudut pandang satu dengan yang lain.
Mengembangkan keterampilan dan menerapkanya pada pekerjaan.
Mengakui bahwa konflik adalah hal yang normal.
Berpartisipasi dalam keputusan tim.
3. Peranan kepemimpinan dalam tim
Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses untuk memberikan pengarahan dan
pengaruh pada kegiatan yang berhubungan dengan tugas sekelompok anggotanya.
14
Mereka yakin bahwa tim tidak akan sukses tanpa mengkombinasikan kontribusi setiap
anggotanya untuk mencapai tujuan akhir yang sama.
Adapun peranan pemimpin dalam tim adalah sebagai berikut:
Memperlihatkan gaya pribadi
Memudahkan orang lain melihat peluang dan prestasiMencari orang yang ingin
unggul dan dapat bekerja secara kontruktif
Mendorong dan memudahkan anggota untuk bekerja
BAB III
PENUTUP
.1 Kesimpulan
15
Kepemimpinan dapat berperan dalam pengambilan keputusan, mengendalikan
konflik, dan dalam membangun tim. Oleh kerena itu, dalam pemilihan seorang pemimpin
harus dipertimbangkan dalam berbagai aspek, sehingga kedepanya pemimpin tersebut
dapat membawa timnya menjadi tim yang sukses dan hebat, baik secara personal atau
pribadi maupun secara tim atau berkelompok.
.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu
kami sangat membutuhkan masukan dan kritikan dari para pembaca yang bersifat
membangun, agar kedepannya kami dapat menyempurnakan makalah ini. Kami juga
berharap agar makalah kami ini bisa menjadi referensi dan bermanfaat bagi para
pembaca. Kami berharap makalah kami ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
16