Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPEMIMPINAN
“ PERAN KEPEMIMPINAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN”
DOSEN PENGAMPUH : Dr.A.P.KAREL BETAUBUN,SE.MM

Disusun oleh kelompok 3 perwakilan Bab 5 :

Sintya (201861201037) Reza Ardian


Syah (201961201189)
Halija (201861201075) Muchamad Sutrisno (201961201132)
Ester .I. Leonale (201861201084) Muhammad Masrur Rozikin(201961201076)
Mario .A. Marsando (201861201076) Delima Sari (201861201093)
Agnes .T. Reyaan (201861201177) Meri Icha Rasmiyati(201961201004)
Eflin Natalia Lasud (201961201219) Dina Aulia Rahma(201961201003)
Iryanti Nengsih (201861201027) Aina Alfatika(201961201005)
Yuni Haftalia Br.G (201961201001) Afief Ariski Handika(201961201041)
Ida Mikha .T.Wnbon (201861201180) Yudha Sandi Pradana(201861201082)
Febiola Abi Sulle(201961201042) Kevin Josua Manabung(201861201143)
Friska Dwi Yuniyanti(201961201009) Yustika Yusuf(201961201146)
Ismail Ardianto (201961201117)

FALKUTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE
2021

KATA PENGANTAR

1
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
bimbingan dan penyertaan-Nyalah sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
Kepemimpinan tentang “ Peran Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan ” ini dengan
baik. Tak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada para pihak yang ikut mengambil
bagian dari pembuatan makalah ini.
Kami pun menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan masukan dan kritikan yang bersifat membangun,
sehingga kedepannya kami dapat menyempurnakan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah kami ini bisa menjadi inspirasi serta memberikan
manfaat bagi para pembaca.

Merauke, 3 Mei 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah........................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1 Definisi Peran Kepemimpinan....................................................................................5
2.2 Peran Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan................................................7
2.3 Peran Kepemimpinan dalam Mengendalikan Konflik..............................................10
2.4 Peran Kepemimpinan dalam Membangun Tim.........................................................13
BAB III.....................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan................................................................................................................15
3.2 Saran..........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen tidak lain “merupakan suatu kiat
atau kewibawaan yang mampu menggerakkan orang lain baik secara perseorangan maupun
kelompok di dalam suatu organisasi sehingga menimbulkan kemauan dan kemampuan untuk
melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.
Berdasarkan rumusan pengertian kepemimpinan secara sederhana tersebut,
memberikan makna bahwa dalam lingkup kepemimpinan mengandung banyak dimensi :
tugas dan fungsi kepemimpinan, criteria keberhasilan, sumber, syarat yang perlu dipenuhi
oleh seorang pemimpin, serta kemampuan professional dalam mewujudkan tugas dan fungsi
kepemimpinan.
Dalam kerangka manajemen, kepemimpinan berfungsi sebagai salah satu piranti
penggerak,motor atau motivator sumber daya yang ada dalam organisasi, sehingga peran
kepemimpinan diharapkan mampu mendinamisasikan organisasi dalam mencapai tujuan.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan peran kepemimpinan ?


b. Apa peran kepemimpinan dalam pengambilan keputusan ?
c. Seperti apa peran kepemimpinan dalam mengendalikan konflik ?
d. Bagaimana peran kepemimpinan dalam membangun tim ?

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah

a. Untuk mengetahui definisi dari peran kepemimpinan


b. Untuk mengetahui peraan kepemimpinan dalam pengambilan keputusan
c. Untuk mengetahui peran kepemimpinan dalam mengendalikan konflik
d. Untuk mengetahui peran kepemimpinan dalam membangun tim.

4
BAB II

PEMBAHASAN

.1 Definisi Peran Kepemimpinan

Sebelum membahas tentang macam-macam peran kepemimpinan terlebih dahulu


kita akan memaparkan tentang pengertian peran kepemimpinan itu sendiri.
Kepemimpinan adalah adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok
yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. Dalam pengertian lain kepemimpinan
adalah kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai
pimpinan satuan kerja untuk mempengaruhi orang lain, terutama bawahannya, untuk
berfikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia
memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan penertian
manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengendalian upaya dari anggota organsasi serta penggunaan semua sumber daya yang
ada pada organisasi untuk mencapai tujaun organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam kerangka manajemen, kepemimpinan merupakan sub sistem dari pada
manajemen. Karena mengingat peranan vital seorang pemimpin dalam menggerakan
bawahan, maka timbul pemikiran di antara para ahli untuk bisa jauh lebih
mengungkapakan peranan apa saja yang menjadi beban dan tanggung jawab pemimpin
dalam mempengaruhi bawahannya. Pengertian peran itu sendiri adalah adalah perilaku
yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu. Jadi dari keterangan di
atas dapat disimpulkan bahwa peranan kepemimpinan adalah seperangkat perilaku yang
diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai kedudukannya sebagai seorang pemimpin.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan
dengan baik, antara lain:

1. Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan


atau penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang
bersangkutan

2. Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan


berkembang

3. Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi

5
4. Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan dan
perkembangan

5. Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau
menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.

a.  Peran Kepemimpinan

1. Menciptakan visi bagi organisasinya. Dalam visi, memuat pernyataan tentang cita-
cita organisasi apa yang ingin dicapai dan akan menjadi seperti apa sebuah
organisasi.

2. Menganalisa anggota timnya dan menempatkan orang yang mumpuni pada posisi
yang tepat sesuai dengan kompetensinya.

3. Pemimpin harus bisa membaca potensi orang-orang yang dipimpinnya, serta


mengembangkan kemampuan dan value mereka.

4. Pemimpin harus dapat menginspirasi dan memotivasi anak buahnya.

5. Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan
terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah berbuat
salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan
hukuman yang setimpal dengan kesalahannya.

6. Sebagai orang yang berada di puncak dan dipandang memiliki pengetahuan yang
lebih baik dibanding yang dipimpin, seorang pemimpin juga harus mampu
memberikan bimbingan yang tepat dan simpatik kepada bawahannya yang
mengalami masalah dalam melaksanakan pekerjaannya.

7. Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi


dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi.

8. Seorang pemimpin harus mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul,


baik yang kecil maupun yang besar dengan senantiasa memandang ke depan dan
waspada terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi.

b. Fungsi kepemimpinan
Ada 5 fungsi kepemimpinan di antara lain :

1. Fungsi Perencanaan

6
Manfaat-manfaat tersebut antara lain:

a. Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam


pekerjaan untuk memutuskan apa yang akan dilakukan.

b. Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan-keputusan


yang berdasarkan atas fakta-fakta yang diketahui.

c. Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan


yang akan  dilakukan dan tujuan atau target yang akan dicapai. 

1.  Fungsi Memandang ke Depan

 Artinya akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada
terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses
pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa
mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan.

2.   Fungsi Pengembangan Loyalitas

Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi


teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari-hari
yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah
mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akandapat
berjalan sebagaimana mestinya.

3. Fungsi Pengawasan

Dengan adanya pengawasan maka hambatan-hambatan dapat segera


diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung
menurut rel yang telah ditetapkan dalam rencana .

4.  Fungsi Mengambil Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah


dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan
pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani
mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara
individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan
usul tertulis dan lain sebagainya.

7
.2 Peran Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan

Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam


setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung
jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang
pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi
pemimpin.
Dilain hal, pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku mencerminkan karakter
bagi seorang pemimpin. Oleh sebab itu, untuk mengetahui baik tidaknya keputusan yang
diambil bukan hanya dinilai dari konsekuensi yang ditimbulkannya, melainkan melalui
berbagai pertimbangan dalam prosesnya. Kegiatan pengambilan keputusan merupakan
salah satu bentuk kepemimpinan, sehingga:

1. Teori keputusan merupakan metodologi untuk menstrukturkan dan menganalisis


situasi yang tidak pasti atau berisiko, dalam konteks ini keputusan lebih bersifat
perspektif daripada deskriptif

2. Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana seorang manajermemperoleh


dan menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya, menggeser jawaban untuk
menemukan informasi yang relevan dan menganalisis data; manajer, secara
individual dan dalam tim, mengatur dan mengawasi informasi terutama informasi
bisnisnya

3. Pengambilan keputusan adalah proses memilih di antara alternatif-alternatif


tindakan untuk mengatasi masalah.
Dalam pelaksanaannya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari beberapa aspek,
yaitu: proses dan gaya pengambilan keputusan.
1. Proses pengambilan keputusan
Prosesnya dilakukan melalui beberapa tahapan seperti:
 Identifikasi masalah
 Mendefinisikan masalah
 Memformulasikan dan mengembangkan alternative
 Implementasi keputusan
 Evaluasi keputusan
2. Gaya pengambilan keputusan

8
Selain proses pengambilan keputusan, terdapat juga gaya pengambilan
keputusan. Gaya adalah lear habit atau kebiasaan yang dipelajari. Gaya
pengambilan keputusan merupakan kuadran yang dibatasi oleh dimensi:
a. Cara berpikir, terdiri dari:
 Logis dan rasional; mengolah informasi secara serial
 Intuitif dan kreatif; memahami sesuatu secara keseluruhan.

b. Toleransi terhadap ambiguitas


 Kebutuhan yang tinggi untuk menstruktur informasi dengan cara
meminimalkan ambiguitas
 Kebutuhan yang rendah untuk menstruktur informasi, sehingga dapat
memproses banyak pemikiran pada saat yang sama.
Kombinasi dari kedua dimensi diatas menghasilkan gaya pengambilan keputusan
seperti:

1. Direktif = toleransi ambiguitas rendah dan mencari rasionalitas. Efisien,


mengambil keputusan secara cepat dan berorientasi jangka pendek

2. Analitik = toleransi ambiguitas tinggi dan mencari rasionalitas. Pengambil


keputusan yang cermat, mampu menyesuaikan diri dengan situasi baru

3. Konseptual = toleransi ambiguitas tinggi dan intuitif. Berorientasi jangka panjang,


seringkali menekan solusi kreatif atas masalah

4. Behavioral = toleransi ambiguitas rendah dan intuitif. Mencoba menghindari


konflik dan mengupayakan penerimaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka berikut adalah upaya-upaya yang perlu ditempuh
seperti:

1. Cerna masalah
Sejalan dengan peran kepemimpinan, maka terdapat perbedaan antara
permasalahan tentang tujuan dan metode. Dalam kondisi seperti ini peran
pemimpin adalah mengambil inisiatif dalam hubungannya dengan tujuan dan arah
daripada metode dan cara.

9
2. Identifikasi alternativ
Kemampuan untuk memperoleh alternativ yang relevan sebanyakbanyaknya.

3. Tentukan proritas
Memilih diantara banyak alternativ adalah esensi dari kegiatan pengambilan
keputusan.

4. Ambil langkah
Upaya pengambilan keputusan tidak berhenti pada tataran pilihan, melainkan
berlanjut pada langkah implementasi dan evaluasi guna memberikan umpan balik.

.3 Peran Kepemimpinan dalam Mengendalikan Konflik

Konflik dapat diibaratkan seperti api yang dapat membakar dan menjalar kemanaman
dan memusnahkan jika tidak ditangani secara baik. Proses pengendalian konflik itu bermula
dari persepsi tentang konflik itu sendiri, apa komponennya dan bersumber dari mana,
kemudian menuju ke tahap realisasi, penghindaran, intervensi, pemilihan strategidan
implementasidan evaluasi dampak yang ditimbulkan oleh konflik.
Untuk dapat mengatasi konflik-konflik yang ada pemimpin dapat memberikan
kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk mengemukakan pendapatnya tentang
kondisi - kondisi penting yang diinginkan, yang menurut persepsi masing - masing harus
dipenuhi dengan pemanfaatan berbagai sumber daya dan dana yang tersedia.
Meminta satu pihak menempatkan diri pada posisi orang lain, dan memberikan
argumentasi kuat mengenai posisi tersebut. Kemudian posisi peran itu dibalik, pihak yang
tadinya mengajukan argumentasi yang mendukung suatu gagasan seolah - olah
menentangnya, dan sebaliknya pihak yang tadinya menentang satu gagasan seolah- olah
mendukungnya. Setelah itu tiap - tiap pihak diberi kesempatan untuk melihat posisi oaring
lain dari sudut pandang pihak lain. Beberapa cara untuk mengatasi konflik menurut Nader
and Todd, dalam salah satu bukunya, The Disputing Process Law In Ten Societies, yaitu :
Bersabar ( Lumping ), yaitu suatu tindakan yang merujuk pada sikap yang mengabaikan
konflik begitu saja atau dengan kata lain isu- isu dalam konflik itu mudah untuk diabaikan,

10
meskipun hubungan dengan orang yang berkonflik itu berlanjut, karena orang yang
berkonflik kekurangan informasi atau akses hukumnya tidak kuat.
Pendekatan berikut ini dapat digunakan sebagai kontribusi peran kepemimpinan dalam
mengendalikan/ menyelesaikan konflik :
 Sanggup menyampaikan pokok masalah penyebab timbulnya konflik. Konflik
tidak dapat diselesaikan jika permasalahan pokoknya terisolasi. Konflik sangat
tergantung pada konteks dan setiap pihak yang terkait seharusnya memahami
konteks tersebut. Permasalahan menjadi jelas tidak berdasarkan asumsi,
melainkan jika disampaikan dalam pernyataan pasti.
 Pendekatan dengan adanya konfrontasi dalam menyelesaikan konflik biasanya
justru mengarahkan orang untuk membentuk kubu. Untuk itu , bicarakan pokok
permasalahan, bukan siapa yang jadi penyebabnya.
 Bersedia melatih diri untuk mendengarkan dan mempelajari perbedaan. Pada
umumnya kemauan mendengarkan sesuatu dibarengi dengan keinginan untuk
memberi tanggapan. Seharusnya kedua belah pihak berusaha untuk benar- benar
saling mendengarkan
 Sanggup mengajukan usul atau nasehat. Ajukan usul baru yang disadari oleh
tujuan kedua belah pihak dan dapat mengakomodasikan keduanya. Tawarkan
juga kesediaan untuk selalu dapat membantu perwujudan rencana- rencana
tersebut
 Meminimalisasi ketidakcocokan. Cari jalan tengah diantara kedua belah pihak
yang sering berbeda pandangan dan pendapat. Fokslah pada persamaan dengan
memppertimbangkan perbedaan yang sifatnya tidak mendasar.

a. Faktor Penyebab Konflik


Suatu konflik tidak selalu merugikan, didalam organisasi konflik diperlukan dan
diciptakan bahkan diakui eksistensinya. Sehubungan dengan ini perlu pula dikatakan
bahwa konflik bukan merupakan tanda kelemahan organisasi atau bukti kegagalan
pimpinannya.
Walaupun demikian pemimpin perlu memahami beberapa sebab yang dapat
memahami suatu konflik, terutama untuk mendapatkan manfaat dalam menanganinya
serta mampu menciptakan perilaku organisasi yang berguna bagi peningkatan efektivitas
organisasi.

11
Organisasi sebagai kumpulan individu tidak terlepas dari persoalan konflik dalam
mencapai tujuan, karena itu agar konflik dapat berdampak positif bagi kelangsungan
organisasi harus dikelola secara baik dengan mengetahui faktor-faktor yang menjadi
penyebabnya.
Ada beberapa sumber konflik dalam sebuah organisasi :
1. Faktor Komunikasi (communication factors) : disebabkan oleh kesalahan
komunikasi atau komunikasi yang kurang baik antar bawahan,antar pimpinan
ataupun antar bawahan dan pimpinan.
2. Faktor Struktur tugas maupun struktur organisasi (job structure or organization
structure) : disebabkan oleh kurang baiknya susunan struktur organisasi yang
dibuat
3. Faktor yang bersifat personal (personal factors) : disebabkan oleh faktor individu
yang memang sudah saling memilki konflik satu sama lainnya
4. Faktor lingkungan (environmental factors) : faktor lingkungan yang kurang
mendukung organisasi tersebut.

b. Pengaruh Terjadinya Konflik


Konflik mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan manusia , baik secara
individual maupun kelompok. Konflik mempunyai pengaruh positif dan negative.
Kedua pengaruh tersebut menciptakan perubahan bagi kehidupan manusia. Konflik
mengubah dan mengembangkan manusia menjadi lebih baik.

1. Pengaruh Negatif :

a. Menghambat kerjasama : secara langsung maupun tidak langsung, konflik


akan berdampak buruk terhadap kerjasama yang akan direncanakan

b. . Saling menjatuhkan : ini merupakan akibat yang paling nyata dari konflik
yang terjadi didalam suatu organisasi, akan selalu muncul tidakan atau upaya
saling menjatuhkan satu sama lain dan membuat kesan lawan masing-masing
rendah dan penuh dengan masalah.

c. Merusak sistem organisasi : organisasi merupakan sistem sosial yang saling


berhubungan, saling membantu, dan saling tergantung satu sama lain dalam
mencapai tujuan organisasi. Konflik merusak suatu sistem dan dapat
menimbulkan ketidakpastian pencapaian tujuan organisasi.

12
d. Menurunkan mutu pengambilan keputusan : Konflik yang desktruktif atau
konflik tidak sehat akan menghilangkan kebuntuan diskusi, fitnah, agresi, dan
sabotase, serta menghilangkan sikap percaya. Situasi seperti ini tidak mungkin
mengembangkan sumber dalam pengambilan keputusan.

e. Kehilangan waktu kerja : Jika konflik berkembang menjadi konflik


dekstruktif, atau konflik yang tidak sehat. Hal ini mengurangi waktu untuk
berproduksi dan menurunkan produktivitas organisasi, karena waktu
digunakan untuk menyelesaikan konflik dan menyebabkan kerugian terhadap
produktivitas perusahaan.

2. Pengaruh Positif :

a. Mendorong untuk kembali mengoreksi diri: dengan adanya konflik yang


terjadi mungkin akan membuat kesempatan bagi salah satu atau kedua belah
pihak untuk saling merenungi kembali, berpikir ulang kenapa konflik bisa
terjadi diantara mereka.

b. Meningkatkan Prestasi kerja : dengan adanya konflik bisa membuat orang


yang terimajinasikan oleh konflik merasa mempunyai kekuatan sendiri untuk
membuktikanbahwa ia mampu dan sukses dantidak pantas untuk “dihina”

c. Mengembangkan hubungan kerja yang baik : dengan adanya konflik yang


terjadi membuat orang berpikir untuk mulai mencari alternatif yang lebih baik
misalnya bekerjasama dengan orang lain.

d. Menciptakan Perubahan : Konflik berpengaruh besar terhadap kehidupan


manusia karena suatu konflik yang terjadi dapat mengubah dan
mengembangkan kehidupan manusia. Seperti contoh di Indonesia konflik
menciptakan perubahan kehidupan politik

e. Mampu memahami orang lebih baik : Konflik membuat orang memahami


adanya orang lain yang berbeda pendapat, berbeda pola pikir dan berbeda
karakter. Perbedaan tersebut perlu dimanajemeni dengan hati-hati agar
menghasilkan solusi yang menguntungkan dirinya atau kedua belah pihak.

.4 Peran Kepemimpinan dalam Membangun Tim

Unit kerja yang solider yang mempunyai identifikasi keanggotaan maupun kerja sama
yang kuat. Proses pembentukan Ruang lingkup peran hubungan yang melekat pada pemimpin

13
meliputi peran pemimpin dalam pembentukan dan pembinaan tim-tim kerja; pengelolaan tata
kepegawaian yang berguna untuk pencapaian tujuan organisasi; pembukaan, pembinaan dan
pengendalian hubungan eksternal dan internal organisasi serta perwakilan bagi organisasinya.
1. Tim adalah kelompok kerja yang dibentuk dengan tujuan untuk menyukseskan tujuan
bersama sebuah kelompok organisasi atau masyarakat. Tujuan dari pembentukan tim di
sini adalah membangun.
Pedoman umum dalam membentuk atau membangun tim, yaitu:
 Menanamkan pada kepentingan bersama

 Menggunakan seremoni dan ritual-ritual

 Menggunakan simbol-simbol untuk mengembangkan identifikasi dengan unit


kerja
 Mendorong dan memudahkan interaksi sosial yang memuaskan

 Mengadakan pertemuan-pertemuan membangun tim

 Menggunakan jasa konsultan bila diperlukan.

2. Anggota tim
Keberhasilan tugas dalam tim akan tercapai jika setiap orang bersedia untuk
bekerja dan memberikan yang terbaik. Anggota tim yang baik harus:
 Mengerti tujuan yang baik
 Memiliki rasa saling ketergantungan dan saling memiliki
 Menerapkan bakat dan pengetahuannya untuk sasaran tim
 Dapat bekerja secara terbukaDapat mengekspresikan gagasan, opini, dan
ketidaksepakatan
 Mengerti sudut pandang satu dengan yang lain.
 Mengembangkan keterampilan dan menerapkanya pada pekerjaan.
 Mengakui bahwa konflik adalah hal yang normal.
 Berpartisipasi dalam keputusan tim.
3. Peranan kepemimpinan dalam tim
Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses untuk memberikan pengarahan dan
pengaruh pada kegiatan yang berhubungan dengan tugas sekelompok anggotanya.

14
Mereka yakin bahwa tim tidak akan sukses tanpa mengkombinasikan kontribusi setiap
anggotanya untuk mencapai tujuan akhir yang sama.
Adapun peranan pemimpin dalam tim adalah sebagai berikut:
 Memperlihatkan gaya pribadi

 Proaktif dalam sebagian hubungan

 Mengilhami kerja tim

 Memberikan dukungan timbal balik

 Membuat orang terlibat dan terikat

 Memudahkan orang lain melihat peluang dan prestasiMencari orang yang ingin
unggul dan dapat bekerja secara kontruktif
 Mendorong dan memudahkan anggota untuk bekerja

 Mengakui prestasi anggota tim

 Berusaha mempertahankan komitmen

 Menempatkan nilai tinggi pada kerja tim.

BAB III

PENUTUP

.1 Kesimpulan

Kepemimpinan adalah adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah


kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. Dalam pengertian lain
kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan
sebagai pimpinan satuan kerja untuk mempengaruhi orang lain, terutama bawahannya,
untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia
memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi.

15
Kepemimpinan dapat berperan dalam pengambilan keputusan, mengendalikan
konflik, dan dalam membangun tim. Oleh kerena itu, dalam pemilihan seorang pemimpin
harus dipertimbangkan dalam berbagai aspek, sehingga kedepanya pemimpin tersebut
dapat membawa timnya menjadi tim yang sukses dan hebat, baik secara personal atau
pribadi maupun secara tim atau berkelompok.

.2 Saran

Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu
kami sangat membutuhkan masukan dan kritikan dari para pembaca yang bersifat
membangun, agar kedepannya kami dapat menyempurnakan makalah ini. Kami juga
berharap agar makalah kami ini bisa menjadi referensi dan bermanfaat bagi para
pembaca. Kami berharap makalah kami ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Latar Belakang Makalah Kepemimpinan


http://juniskaefendi.blogspot.com/2014/06/makalah-kepemimpinan.html
Definisi Peran Kepemimpinan
http://herususilofia.lecture.ub.ac.id/files/2014/12/Peran-Kepemimpinan.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai