Anda di halaman 1dari 19

kelompok kerja dan

komunikasi dalam organisasi


KELOMPOK 7
 CIK DARA KAMILA (B1032201010)
 FERA SASMITA (B1032201037)
 VIVI THERESIA (B1032201017)
Pengertian kelompok dan kelompok kerja
Kelompok Kelompok kerja

Kumpulan dua orang atau lebih Kelompok yang disusun oleh


yang saling berinteraksi dan saling organisasi dengan tujuan untuk
mempengaruhi untuk suatu tujuan menjalankan berbagai pekerjaan
tertentu yang dipahami bersama. terkait dengan pencapaian tujuan
organisasi.
Karakteristik kelompok
Karakteristik kelompok merupakan kumpulan yang beranggotakan lebih dari satu
orang, yang berarti adanya karakteristik yang berbeda dari setiap orang.

Adanya interaksi diantara Adanya tujuan bersama


kumpulan orang tersebut yang ingin dicapai
Kelompok kerja formal dan informal
Kelompok Kerja Formal adalah kelompok
kerja yang dibentuk atau disusun secara resmi
oleh manajer dimana kelompok kerja tersebut
diberikan tugas dan pekerjaan yang terkait
dengan pencapaian tujuan organisasi.

Kelompok Kerja Informal adalah


kelompok kerja disusun atau tersusun
dengan sendirinya ketika beberapa
anggota dari organisasi yang
kegiatannya biasanya tidak terkait
langsung dengan rencana-rencana rutin
dari organisasi, namun secara tidak
langsung akan mempengaruhi kinerja
dari orang-orang dalam organisasi.
Bentuk Kelompok Kerja Formal
Kelompok kerja langsung (command team), merupakan kelompok kerja yang disusun oleh
manajer dan beranggotakan beberapa orang bawahan yang berada dibagian dimana manajer
tersebut ditugaskan.

Kepanitiaan (committee), adalah kelompok kerja yang disusun oleh manajer dan
beranggotakan beberapa orang yang bisa berasal dari bagian yang sama, atau dari bagian lain
dari organisasi.

Kelompok kerja temporal atau khusus (task force team/specific team), adalah kelompok
yang disusun untuk kepentingan-kepentingan khusus dan bersifat sementara.
Tahapan dalam Pembentukan dan
Interaksi Tim Kerja

1. Tahap Pembentukan (forming), Kelompok kerja 4. Perwujudan (performing), Tahap dimana hasil
dibentuk oleh pimpinan yang terdiri dari pimpinan dan dari pekerjaan masing-masing anggota dan
anggota. Masing-masing anggota dari kelompok kerja kelompok dapat terwujud atau terlihat dan tahap
ditentukan tugas-tugas yang harus di kerjakan. evaluasi.

2. Tahap Penguatan (storming), Anggota-anggota 5. Pencarian atau Penilaian (adjourning),


sudah mulai menerima tugas dan berinteraksi satu Tahap ini akan terlihat dimana anggota akan
dengan lainnya. merasa puas, kecewa atau penasaran,
tergantung dari hasil tahapan sebelumnya.

3. Tahap Penyesuaian (norming), Kelompok kerja


yang telah saling berinteraksi, hingga kemungkinan
bisa terjadi konflik, diharapkan keseluruhan anggota
menyesuaikan diri dengan berbagai perbedaan yang
ada.
Peran Kepemimpinan dalam Kelompok Kerja
Pemimpin Formal: Seseorang yang ditunjuk atau ditugaskan secara formal oleh organisasi untuk memimpin
orang-orang dalam melakukan suatu pekerjaan.

Ciri-Ciri Pemimpin Formal, yaitu:


1. Berstatus sebagai pemimpin formal selama masa jabatan tertentu, atas dasar legalitas formal oleh penunjukan
pihak yang berwenang.
2. Diberi dukungan oleh organisasi formal untuk menjalankan tugas kewajibannya karena dia memiliki atasan
atau superiors.
3. Mendapatkan balas jasa materiil dan immaterial tertentu.
4. Bisa mencapai promosi atau kenaikan pangkat formal.
5. Apabila dia melakukan kesalahan, dia akan dikenai sanksi dan hukuman.
6. Selama menjabat kepemimpinan, dia diberi kekuasaan dan wewenang seperti memberikan motivasi kerja
kepada bawahan, mengalokasikan jabatan dan penempatan bawahannya, melakukan komunikasi,
mengadakan supervise dan kontrol, menetapkan sasaran organisasi dan mengambil keputusan-keputusan
penting lainnya.
Pemimpin Informal: Seseorang yang secara alamiah dianggap mampu memainkan perannya sebagai
pemimpin ketika kelompok kerja telah bekerja dan saling berinteraksi.

Ciri-Ciri Pemimpin Informal, yaitu:


1. Tidak memiliki penunjukan formal atau legitimitas sebagai pemimpin.
2. Kelompok rakyat atau masyarakat menunjuk dirinya dan mengakuinya sebagai pemimpin. Status
kepemimpinannya berlangsung selama kelompok yang bersangkutan masih mau mengakui dan
menerima pribadinya.
3. Dia tidak mendapatkan dukungan atau backing dari suatu organisasi formal dalam menjalankan tugas
kepemimpinannya.
4. Biasanya tidak mendapatkan imbalan jasa atau imbalan jasa itu diberikan secara sukarela.
5. Tidak pernah mencapai promosi dan tidak memiliki atasan.
6. Apabila dia melakukan kesalahan, dia tidak dapat dihukum, hanya saja respek orang terhadap dirinya
jadi berkurang dan pribadinya tidak diakui.
Norma dalam Kelompok Kerja

Norma
Sesuatu yang diterima dan disepakati oleh
kelompok sebagai aturan yang mengontrol
perilaku dan tindakan mereka.
Solidaritas dan Integritas dalam Kelompok Kerja

Pengertian Solidaritas dan Integritas: Tingkat kekompakan dan rasa memiliki, serta
pandangan positif para anggota kelompok terhadap kelompok mereka sendiri.

Cara Membentuk Solidaritas dan Integritas:


 Memperkenalkan kompetisi atau persaingan antar kelompok kerja dalam pengertian
positif.
 Meningkatkan tingkat interaksi antar anggota dalam kelompok kerja
 Mengangkat isu bersama berupa tujuan atau target-target yang harus dicapai bersama.
Model Kelompok Kerja yang Efektif
Kinerja

Keahlian Pertanggungjawaban

Pekerjaan Kelompok Komitmen Pertumbuhan Individu


Konflik dalam Kelompok Kerja
 Konflik antar bawahan di bagian yang sama dalam sebuah organisasi
 Konflik antara bawahan dan pimpinan di bagian yang sama dalam sebuah
organisasi
 Konflik antar bawahan di bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi
 Konflik antara pimpinan dan bawahan di bagian yang berbeda dalam sebuah
organisas
 Konflik antar pimpinan bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi
Sumber Konflik

Faktor Komunikasi
Faktor struktur tugas maupun struktur
organisasi

Faktor yang bersifat personal Faktor lingkungan


Komunikasi dalam Organisasi

Pengertian Komunikasi
Proses dimana seseorang berusaha untuk memberikan
pengertian atau pesan kepada orang lain melalui pesan
simbolis.
(the process by which people attempt to share meaning via the
transmission of symbolic messages) (Stoner, Freeman &
Gilbert, 1995)
Proses Komunikasi
Suatu pesan, sebelum dikirim terlebih dahulu disandikan (encoding) ke dalam
simbol-simbol yang dapat menggunakan pesan yang sesungguhnya ingin
disampaikan oleh pengirim agar dapat memaksimalkan kemungkinan dimana
penerima dapat menginterpretasikan maksud yang diinginkan pengirim dalam
suatu cara yang tepat. Pesan dari Pengirim akan dikirimkan kepada penerima
melalui suatu saluran atau media tertentu. Pesan yang di terima oleh penerima
melalui simbol-simbol selanjutnya akan ditransformasikan kembali (decoding)
menjadi bahasa yang dimengerti sesuai dengan pikiran penerima sehingga
menjadi pesan yang diharapkan.
Hambatan dalam Berkomunikasi

Hambatan Individual Hambatan Organisasi

Kesalahpahaman dalam memahami pesan Semantik

Kredibilitas individu Perbedaan tingkatan manajemen

Keterbatasan dalam berkomunikasi Persepsi yang berbeda antar bagian

Kemampuan mendengarkan yang rendah Kelebihan beban kerja

Penilaian awal terhadap subjek tertentu Hambatan-hambatan lain


Upaya dalam mengatasi hambatan dalam berkomunikasi

Upaya yang bersifat individual Upaya yang bersifat organisasional

Peningkatan kemampuan mendengarkan Tindak lanjut dari setiap komunikasi yang


dilakukan

Dorongan untuk berkomunikasi dua arah Pengaturan pola komunikasi yang semestinya
dilakukan dalam organisasi

Peningkatan kesadaran dan kemampuan dalam Peningkatan kesadaran dan penggunaan berbagai
memahami pesan dan informasi media dalam berkomunikasi

Pemeliharaan kredibilitas individu

Peningkatan pemahaman terhadap orang lain


Teknologi Informasi dan Komunikasi
 Sistem Informasi Formal
 Sistem pemroses transaksi
 Sistem informasi manajemen
 Sistem pendukung pengambilan keputusan
 Sistem informasi eksekutif
 Sistem jaringan internal

 Teknologi Informasi yang Personal


 Komputer
 Mesin Fotocopy
 Telepon Selular
 Web Cam
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai