“Pengaruh Information Sharing dan Quality Information terhadap kinerja rantai pasokan”
Dosen Pengampu : Dr. Drs. Mashudi, SE., MM.. CIQaR., CIQnR.,, CIMMR
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
SEMESTER 3
2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Terima kasih kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa karena atas perkenan beliau lah
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Kasus – kasus pada manajemen RPL” tepat pada
waktunya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu kami
dalam penyususan makalah ini.
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat digunakan dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini belumlah sempurna, untuk itu
kami harap kritik dan saran dari para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
Kelompok 7B
ii
DAFTAR ISI
BAB III............................................................................................................................................. 8
PENUTUP ........................................................................................ Error! Bookmark not defined.
2.6 Kesimpulan................................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................10
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era industri 4.0 sekaligus Meningkatnya kompetisi bisnis global dan usaha
mempercepat siklus hidup produk merupakan dua faktor utama yang mendorong
pelaku usaha untuk mengubah fokus mereka dari persaingan kompetitif menjadi
hubungan dan kerjasama yang saling menguntungkan guna meningkatkan kinerja
bisnisnya (Lambert dan Cooper, 2000; Wisner dan Keah, 2000). Agar tetap fokus
menjaga strategi yang dituju dalam proses pengendalian harga agar tetap bisa bersaing
dalam pasar, maka setiap elemen yang terlibat dalam rantai pasok harus mempunyai
hubungan yang baik dan terarah. Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan
hubungan proaktif yang efisien, baik di antara fungsi internal dan agen eksternal yang
terdapat di dalam jaringan rantai pasok (Qi et al., 2011; Narasimhan dan Kim, 2002).
Oleh karena itu, pelaku usaha harus mempunyai integrasi yang baik dengan pemasok
dan pelanggan eksternal dalam suatu rantai pasok yang akan berdampak pada
peningkatan kinerja usaha (Frohlich dan Westbrook, 2001; Zailani dan Rajagopal,
2005).
Kegiatan rantai pasok bagi pebisnis merupakan elemen yang penting karena
dengan aktivitas tersebut barang yang telah dihasilkan dapat sampai ke tangan
konsumen akhir. Hal ini dikarenakan rantai pasok dapat memberikan nilai tambah
bagi setiap pelaku usaha yang terlibat didalamnya. Apabila praktik rantai pasok ini
berjalan secara efisien maka pergerakan produk dari produsen kepada konsumen akan
ditempuh dengan biaya yang paling murah dengan meminimalisir panjanganya rantai
distribusi. Hal tersebut bisa dicapai dengan mengidentifikasi praktik-praktik rantai
pasok yang menjadi aktivitas kunci utama dalam keberhasilan dan pentingnya rantai
pasok dalam kegiatan bisnis dan menghindari misefisiensi pada rantai distribusinya.
Diantara banyak praktik rantai pasok yang disebutkan dalam manajemen rantai
pasok, information sharing (berbagi informasi) dan information quality (kualitas
informasi) menjadi praktik yang sangat penting dalam keberlangsungan koordinasi
dan kerjasama antar masing-masing pihak sehingga tercipta integrasi secara baik yang
1
berdampak pada kinerja usaha dan bisa menjadi alat ukur apakah kinerja usaha yang
dihasilkan baik atau buruk. Manajemen rantai pasok yang efektif memungkinkan
perusahaan atau organisasi bisnis untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan
berbagai aliran (fisik, keuangan dan informasi) guna menjalin hubungan dari hulu ke
hilir dengan elemen-elemen yang terlibat dalam sistem rantai pasoknya (Lee, 2000.
Hal tersebut bisa dilihat dengan menganalisis sejauh mana praktik manajemen rantai
pasok bisa mempengaruhi kinerja usaha melalui pembangunan yang efektif
diantaranya adalah dengan meganalisis pengaruh yang ditimbulkan dari information
sharing dan information quality dan integrasi rantai pasok (Kim, 2006).
1.3.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengaruh information sharing terhadap kinerja rantai pasokan.
2. Dapat memahami apa itu manajemen rantai pasok.
3. Dapat mengetahui pengertian dari informataion sharing dan quality information.
4. Untuk memahami pengaruh information quality terhadap rantai pasok.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
internal supply chain, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi
dan pengendalian persediaan.
C. Downstream supply chain
Downstream (hilir) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan
pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain,
perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan transportasi dan after-sale service.
4
2.3.Pengertian Information Quality
Kualitas Informasi merupakan konsep multidimensi yang telah dianalisis oleh banyak
peneliti dalam berupaya mengidentifikasi dan mengklasifikasikan dimensinya. Beberapa
dimensi ini termasuk kepercayaan, interpretabilitas reputasi, nilai tambah, kelengkapan,
objektivitas keandalan, keamanan, ketepatan waktu, harga, kebenaran, akurasi,
ketersediaan, latensi, dan waktu respons. Kualitas informasi (information quality)
mencakup semua aspek mengelola informasi dan berkomunikasi secara efektif dan efisien
dalam hal akurasi, ketepatan waktu, kecukupan dan kredibilitas, mencakup akurasi,
ketepatan waktu, kecukupan, dan kredibilitas informasi yang dipertukarkan.
Kualitas informasi bersifat multidimensi dan berbagai variasi karakteristik
pengukurannya. Secara umum, dimensi kualitas informasi dapat dikelompokkan ke dalam
empat kategori, yaitu: intrinsik, kontekstual, representasi, dan aksesibilitas. Untuk
meningkatkan kinerja, pihak-pihak yang terlibat dalam rantai pasok perlu kualitas
informasi untuk operasional, taktis atau strategis keputusan. Pembagian informasi yang
efektif tergantung pada apa, bagaimana, dan dengan siapa informasi itu dibagikan sebagai
masing-masing kebutuhan informasi untuk melayani tujuan yang berbeda dalam rantai
pasok. information quality diukur dalam hal ketepatan waktu, akurasi, kelengkapan,
kecukupan dan kredibilitas. Namun, menurut Miller (2005) menyatakan jika mengukur
kualitas informasi berdasarkan akurasi, kepercayaan, objektivitas, presisi dan keandalan
informasi, relevansi, ketepatan waktu, kelengkapan dan kesesuaian informasi,
komprehensibilitas, interpretability, consistency, conciseness, format dan tampilan
informasi, aksesibilitas, keamanan dan tersedianya.
Kualitas Informasi harus memiliki beberapa karakteristik agar dapat berguna dalam
mengambil keputusan rantai pasok:
a. Akurat, untuk mengambil keputusan yang baik infromasi harus menggambarkan
kondisi yang sebenarnya dan dapat dipercaya.
b. Tepat, harus mempertimbangkan informasi apa saja yang sesuai dan dibutuhkan
oleh perusahaan.
5
c. Dapat diakses pada saat dibutuhkan, pada saat yang dibutuhkan informasi harus
dapat diakses dengan baik dan benar, sehingga dapat membantu dalam
pengambilan keputusan.
6
kurang tepat waktu dimana informasi tentang hama tanaman bawang merah dibagikan
oleh mitra dagang sesudah tanaman bawang merah para petani terserang hama, hal
tersebut mengakibatkan kerusakan dan kerugian pada hasil produksi bawang merah yang
menurun drastis karena tidak ada penanggulangan sebelum proses tanam. Hal ini
menyebabkan praktik Information Quality tidak berjalan dengan baik. Dalam hal ini
petani mampu memprediksi dan menangani bagaimana hama tersebut bisa terselesaikan
dan di basmi sebelum pemasok dilakukan, ini sebabnya petani mampu memperkirakan
sendiri bagaimana cara menanggulangi hama yang tersebar dengan menggunakan intuisi
dan feeling akibat kebiasaan bertani selama bertahu tahun. Dalam kasus ini menunjukkan
jika Information Quality tidak seberapa berpengaruh signifikan terhadap kinerja
rantai pasok.
7
BAB III
PENUTUP
2.6. Kesimpulan
Di dalam internal supply chain, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi
dan pengendalian persediaan. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada
distribusi, pergudangan transportasi dan after-sale service. Information sharing adalah intensitas dan
kapasitas perusahaan dalam interaksinya untuk saling berbagi informasi kepada partner berkaitan
dengan strategi-strategi bisnis bersama. Information sharing (pembagian informasi) adalah aliran
komunikasi secara terus menerus antara mitra kerja baik formal maupun informal dan berkontribusi
untuk suatu perencanaan serta pengawasan yang lebih baik dalam sebuah rangkaian rantai distribusi.
Information sharing merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi manajemen rantai
pasok, Berbagi informasi antar mitra usaha dapat berupa taktik strategi, kondisi pasar secar umum,
dan informasi mengenai pelangaan, dengan saling melakukan pertukaran informasi antar anggota
dalam supply chain maka informasi tersebut dapat digunakan sebagai sumber keunggulan bersaing.
Kualitas Informasi merupakan konsep multidimensi yang telah dianalisis oleh banyak peneliti dalam
berupaya mengidentifikasi dan mengklasifikasikan dimensinya. Kualitas informasi bersifat
multidimensi dan berbagai variasi karakteristik pengukurannya. Untuk meningkatkan kinerja, pihak-
8
pihak yang terlibat dalam rantai pasok perlu kualitas informasi untuk operasional, taktis atau strategis
keputusan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Musyafi, Roihatul. 2019. “Pengaruh Information Sharing dan Information Quality terhadap
Rantai Pasok Integratif dan Kinerja Usaha”. http://repository.ub.ac.id/188402/ pada 6 September
2022 pukul 22.47
10