Anda di halaman 1dari 14

KASUS – KASUS MANAJEMEN RPL

“Pengaruh Information Sharing dan Quality Information terhadap kinerja rantai pasokan”

Dosen Pengampu : Dr. Drs. Mashudi, SE., MM.. CIQaR., CIQnR.,, CIMMR

Mata Kuliah : Rantai Pasok dan Logistik

Disusun Oleh Kel 7B :

1. Muhammad Firdaus Sastra Yuda (40011321650067) (B)


2. Windi Hartuti (40011321650078) (B)

PRODI MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI LOGISTIK

FAKULTAS SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

SEMESTER 3

2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Terima kasih kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa karena atas perkenan beliau lah
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Kasus – kasus pada manajemen RPL” tepat pada
waktunya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu kami
dalam penyususan makalah ini.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat digunakan dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini belumlah sempurna, untuk itu
kami harap kritik dan saran dari para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.

Semarang, 30 Agustus 2022

Kelompok 7B

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................................................iii
BAB I ............................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................... 2
1.3.Tujuan Penulisan ..................................................................................................................... 2
1.4. Manfaat Penulisan .................................................................................................................. 2
BAB II .............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 3
2.1. Pengertian Manajemen Rantai Pasok .................................................................................. 3
2.2. Pengertian Information Sharing .......................................................................................... 4
2.3. Pengertian Information Quality ........................................................................................... 5
2.4. Pengaruh Information Sharing terhadap kinerja rantai pasokan ........................................... 6
2.5. Pengaruh Information Quality terhadap kinerja rantai pasokan............................................. 6

BAB III............................................................................................................................................. 8
PENUTUP ........................................................................................ Error! Bookmark not defined.
2.6 Kesimpulan................................................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................10

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era industri 4.0 sekaligus Meningkatnya kompetisi bisnis global dan usaha
mempercepat siklus hidup produk merupakan dua faktor utama yang mendorong
pelaku usaha untuk mengubah fokus mereka dari persaingan kompetitif menjadi
hubungan dan kerjasama yang saling menguntungkan guna meningkatkan kinerja
bisnisnya (Lambert dan Cooper, 2000; Wisner dan Keah, 2000). Agar tetap fokus
menjaga strategi yang dituju dalam proses pengendalian harga agar tetap bisa bersaing
dalam pasar, maka setiap elemen yang terlibat dalam rantai pasok harus mempunyai
hubungan yang baik dan terarah. Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan
hubungan proaktif yang efisien, baik di antara fungsi internal dan agen eksternal yang
terdapat di dalam jaringan rantai pasok (Qi et al., 2011; Narasimhan dan Kim, 2002).
Oleh karena itu, pelaku usaha harus mempunyai integrasi yang baik dengan pemasok
dan pelanggan eksternal dalam suatu rantai pasok yang akan berdampak pada
peningkatan kinerja usaha (Frohlich dan Westbrook, 2001; Zailani dan Rajagopal,
2005).
Kegiatan rantai pasok bagi pebisnis merupakan elemen yang penting karena
dengan aktivitas tersebut barang yang telah dihasilkan dapat sampai ke tangan
konsumen akhir. Hal ini dikarenakan rantai pasok dapat memberikan nilai tambah
bagi setiap pelaku usaha yang terlibat didalamnya. Apabila praktik rantai pasok ini
berjalan secara efisien maka pergerakan produk dari produsen kepada konsumen akan
ditempuh dengan biaya yang paling murah dengan meminimalisir panjanganya rantai
distribusi. Hal tersebut bisa dicapai dengan mengidentifikasi praktik-praktik rantai
pasok yang menjadi aktivitas kunci utama dalam keberhasilan dan pentingnya rantai
pasok dalam kegiatan bisnis dan menghindari misefisiensi pada rantai distribusinya.
Diantara banyak praktik rantai pasok yang disebutkan dalam manajemen rantai
pasok, information sharing (berbagi informasi) dan information quality (kualitas
informasi) menjadi praktik yang sangat penting dalam keberlangsungan koordinasi
dan kerjasama antar masing-masing pihak sehingga tercipta integrasi secara baik yang

1
berdampak pada kinerja usaha dan bisa menjadi alat ukur apakah kinerja usaha yang
dihasilkan baik atau buruk. Manajemen rantai pasok yang efektif memungkinkan
perusahaan atau organisasi bisnis untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan
berbagai aliran (fisik, keuangan dan informasi) guna menjalin hubungan dari hulu ke
hilir dengan elemen-elemen yang terlibat dalam sistem rantai pasoknya (Lee, 2000.
Hal tersebut bisa dilihat dengan menganalisis sejauh mana praktik manajemen rantai
pasok bisa mempengaruhi kinerja usaha melalui pembangunan yang efektif
diantaranya adalah dengan meganalisis pengaruh yang ditimbulkan dari information
sharing dan information quality dan integrasi rantai pasok (Kim, 2006).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah information sharing berpengaruh terhadap kinerja rantai pasok?
2. Apa pengertian dari manajemen rantai pasok?
3. Apa definisi dari information sharing dan quality information?
4. Apakah information quality berpengaruh terhadap rantai pasok?

1.3.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengaruh information sharing terhadap kinerja rantai pasokan.
2. Dapat memahami apa itu manajemen rantai pasok.
3. Dapat mengetahui pengertian dari informataion sharing dan quality information.
4. Untuk memahami pengaruh information quality terhadap rantai pasok.

1.4. Manfaat Penulisan


Hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
maupun yang terkait langsung didalamnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Manajemen Rantai Pasok


Menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons, menyatakan bahwa manajemen rantai
pasok merupakan adalah sistem pendekatan total untuk mengantarkan produk ke
konsumen akhir dengan menggunakan teknologi informasi untuk mengkoordinasi semua
elemen rantai pasok mulai dari pemasok ke pengecer , lalu mencapai tingkat berikutnya
yang merupakan keunggulan kompetitif yang tidak tersedia di sistem logistik tradisional.
Sedangkan menurut Levi et al. (2000) mengartikan manajemen rantai pasok sebagai
serangkaian pendekatan yang diterpakan untuk mengintregasi supplier, pengusaha,
gudang, dan toko secara efisien sehingga produk yang dihasilkan dan didistribusikan pada
kuantitas lokasi dan waktu yang tepat untuk menurunkan biaya dan memenuhi kebutuhan
pelanggan.
Manajemen rantai pasok tidak hanya berorientasi pada kegiatan bisnis saja, namun
aktivitas eksternal juga sangat penting untuk diperhatikan terutama hal-hal yang
berhubungan dengan pihak-pihak yang terkait dengan bisnis tersebut. Koordinasi dan
kolaborasi yang baik sangat perlu diperhatikan karena semua pihak yang terkait dalam
rantai pasok pada intinya memiliki tujuan yang sama yaitu memuaskan pengguna akhir.
Komponen-komponen dari manajemen rantai pasok menurut Turban (2004) terdir
dari tiga komponen utama yaitu:
A. Upstream Supply Chain
Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan
manufacturing dengan para penyalurnya (manufacturers, assemblers) dan koneksi
mereka kepada para penyalur mereka (para penyalur second-tier). Hubungan para
penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material
(contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain,
aktivitas yang utama adalah pengadaan.
B. Internal Supply Chain
Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses inhouse yang
digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran
organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan ke dalam organisasi. Di dalam

3
internal supply chain, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi
dan pengendalian persediaan.
C. Downstream supply chain
Downstream (hilir) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan
pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain,
perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan transportasi dan after-sale service.

2.2.Pengertian Information Sharing

Information sharing adalah intensitas dan kapasitas perusahaan dalam interaksinya


untuk saling berbagi informasi kepada partner berkaitan dengan strategi-strategi bisnis
bersama. Menurut Miguel dan Brito, 2011. Information sharing (pembagian informasi)
adalah aliran komunikasi secara terus menerus antara mitra kerja baik formal maupun
informal dan berkontribusi untuk suatu perencanaan serta pengawasan yang lebih baik
dalam sebuah rangkaian rantai distribusi. Sejalan dengan teori yang dikemukakan,
Fawcett (2007) menyatakan bahwa hubungan yang dekat dan berkualitas bisa dibangun
melalui berbagi informasi ketika perusahaan atau organisasi bisnis ingin berbagi tujuan
bersama dan membangun hubungan kolaborasi yang baik diperlukan komunikasi secara
terbuka yang bisa dilakukan dengan adanya aliran informasi yang tepat dalam organisasi.
Information sharing merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi
manajemen rantai pasok, Berbagi informasi antar mitra usaha dapat berupa taktik strategi,
kondisi pasar secar umum, dan informasi mengenai pelangaan, dengan saling melakukan
pertukaran informasi antar anggota dalam supply chain maka informasi tersebut dapat
digunakan sebagai sumber keunggulan bersaing.

Manfaat-manfaat yang diperoleh oleh perusahaan jika mampu menerapkan


information sharing dengan baik, yaitu :

a. Peningkatan kinerja pegawai.


b. peningkatan respon pelanggan.
c. penurunan biaya.
d. peningkatan kualitas layanan pada pelanggan.
e. penurunan tingkat kompleksitas.

4
2.3.Pengertian Information Quality

Kualitas Informasi merupakan konsep multidimensi yang telah dianalisis oleh banyak
peneliti dalam berupaya mengidentifikasi dan mengklasifikasikan dimensinya. Beberapa
dimensi ini termasuk kepercayaan, interpretabilitas reputasi, nilai tambah, kelengkapan,
objektivitas keandalan, keamanan, ketepatan waktu, harga, kebenaran, akurasi,
ketersediaan, latensi, dan waktu respons. Kualitas informasi (information quality)
mencakup semua aspek mengelola informasi dan berkomunikasi secara efektif dan efisien
dalam hal akurasi, ketepatan waktu, kecukupan dan kredibilitas, mencakup akurasi,
ketepatan waktu, kecukupan, dan kredibilitas informasi yang dipertukarkan.
Kualitas informasi bersifat multidimensi dan berbagai variasi karakteristik
pengukurannya. Secara umum, dimensi kualitas informasi dapat dikelompokkan ke dalam
empat kategori, yaitu: intrinsik, kontekstual, representasi, dan aksesibilitas. Untuk
meningkatkan kinerja, pihak-pihak yang terlibat dalam rantai pasok perlu kualitas
informasi untuk operasional, taktis atau strategis keputusan. Pembagian informasi yang
efektif tergantung pada apa, bagaimana, dan dengan siapa informasi itu dibagikan sebagai
masing-masing kebutuhan informasi untuk melayani tujuan yang berbeda dalam rantai
pasok. information quality diukur dalam hal ketepatan waktu, akurasi, kelengkapan,
kecukupan dan kredibilitas. Namun, menurut Miller (2005) menyatakan jika mengukur
kualitas informasi berdasarkan akurasi, kepercayaan, objektivitas, presisi dan keandalan
informasi, relevansi, ketepatan waktu, kelengkapan dan kesesuaian informasi,
komprehensibilitas, interpretability, consistency, conciseness, format dan tampilan
informasi, aksesibilitas, keamanan dan tersedianya.
Kualitas Informasi harus memiliki beberapa karakteristik agar dapat berguna dalam
mengambil keputusan rantai pasok:
a. Akurat, untuk mengambil keputusan yang baik infromasi harus menggambarkan
kondisi yang sebenarnya dan dapat dipercaya.
b. Tepat, harus mempertimbangkan informasi apa saja yang sesuai dan dibutuhkan
oleh perusahaan.

5
c. Dapat diakses pada saat dibutuhkan, pada saat yang dibutuhkan informasi harus
dapat diakses dengan baik dan benar, sehingga dapat membantu dalam
pengambilan keputusan.

2.4.Pengaruh Information Sharing terhadap kinerja rantai pasokan


Information sharing mengacu pada sejauh mana informasi dikomunikasikan secara
efektif diantara anggota rantai pasok, organisasi atau perusahaan yang mempunyai
orientasi rantai pasok memungkinkan untuk bertindak dan berperilaku konsisten dengan
filosofi manajemen rantai pasok sehingga menciptakan praktik manajemen yang
mengarah pada terbentuknya integrasi dan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat
secara strategis dan taktis. Informasi sharing sangat berpengaruh terhadap kinerja rantai
pasok, sebab menyediakan mekanisme untuk koordinasi dan integrasi proses atau
kegiatan sepanjang kegiatan rantai pasok. Misalnya, kegiatan yang terjadi antara sesama
petani bawang merah dan mitra dagang dari kegiatan information sharing yang tersebar di
4 kota Jawa Timur, yaitu di Probolinggo, Nganjuk, Kediri, dan Malang ini terbagi
menjadi 2 tahapan, yaitu informasi yang dibutuhkan sebelum masa produksi dan
informasi yang sesudah produksi menvakup kualitas, kuantitas dari informasi. Kegiatan
information sharing yang dilakukan sebelum panen biasanya terjadi antara sesama petani
dan mitra, informasi yang dibutuhkan terkait sarana produksi pertanian dan standar
kualitas cara bertanam yang dikoordinasikan melalui kegiatan gabungan kelompok
petaani secara rutin, sehingga bisa memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh
petani untuk produksi bawang merah bisa terpenuhi. Selanjutnya kegiatan information
sharing yang dilakukan oleh petani dan mitra dagang setelah masa panen seperti,
Informasi kebutuhan pasar, dimana informasi ini sangat penting sehingga peta ini mampu
memenuhi kebutuhan bawang merah sesuai permintaan dan mampu memprediksi kondisi
pasar pada saat ini.

2.5. Pengaruh Information Quality terhadap kinerja rantai pasokan


dalam kasus yang sama Information Quality merupakan salah satu kegiatan pendorong
terjadinya integrasi yang baik antara 4 kabupaten penghasil bawang merah terbesar di
Jawa Timur, antara petani, mitra dagang, dan pemasok masing – masing memiliki tingkat
dan pola akurasi, ketepatan waktu, dan kehandalan yang berbeda beda. Misalnya, di
kabupaten Kediri dan Nganjuk, informasi yang dibagikan oleh mitra dengan petani

6
kurang tepat waktu dimana informasi tentang hama tanaman bawang merah dibagikan
oleh mitra dagang sesudah tanaman bawang merah para petani terserang hama, hal
tersebut mengakibatkan kerusakan dan kerugian pada hasil produksi bawang merah yang
menurun drastis karena tidak ada penanggulangan sebelum proses tanam. Hal ini
menyebabkan praktik Information Quality tidak berjalan dengan baik. Dalam hal ini
petani mampu memprediksi dan menangani bagaimana hama tersebut bisa terselesaikan
dan di basmi sebelum pemasok dilakukan, ini sebabnya petani mampu memperkirakan
sendiri bagaimana cara menanggulangi hama yang tersebar dengan menggunakan intuisi
dan feeling akibat kebiasaan bertani selama bertahu tahun. Dalam kasus ini menunjukkan
jika Information Quality tidak seberapa berpengaruh signifikan terhadap kinerja
rantai pasok.

7
BAB III

PENUTUP
2.6. Kesimpulan

Fitzsimmons, menyatakan bahwa manajemen rantai pasok merupakan adalah sistem


pendekatan total untuk mengantarkan produk ke konsumen akhir dengan menggunakan teknologi
informasi untuk mengkoordinasi semua elemen rantai pasok mulai dari pemasok ke pengecer , lalu
mencapai tingkat berikutnya yang merupakan keunggulan kompetitif yang tidak tersedia di sistem
logistik tradisional. (2000) mengartikan manajemen rantai pasok sebagai serangkaian pendekatan
yang diterpakan untuk mengintregasi supplier, pengusaha, gudang, dan toko secara efisien sehingga
produk yang dihasilkan dan didistribusikan pada kuantitas lokasi dan waktu yang tepat untuk
menurunkan biaya dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Manajemen rantai pasok tidak hanya
berorientasi pada kegiatan bisnis saja, namun aktivitas eksternal juga sangat penting untuk
diperhatikan terutama hal-hal yang berhubungan dengan pihak-pihak yang terkait dengan bisnis
tersebut. Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan
manufacturing dengan para penyalurnya (manufacturers, assemblers) dan koneksi mereka kepada
para penyalur mereka (para penyalur second-tier). Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang
utama adalah pengadaan. digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke
dalam keluaran organisasi itu.

Di dalam internal supply chain, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi
dan pengendalian persediaan. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada
distribusi, pergudangan transportasi dan after-sale service. Information sharing adalah intensitas dan
kapasitas perusahaan dalam interaksinya untuk saling berbagi informasi kepada partner berkaitan
dengan strategi-strategi bisnis bersama. Information sharing (pembagian informasi) adalah aliran
komunikasi secara terus menerus antara mitra kerja baik formal maupun informal dan berkontribusi
untuk suatu perencanaan serta pengawasan yang lebih baik dalam sebuah rangkaian rantai distribusi.
Information sharing merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi manajemen rantai
pasok, Berbagi informasi antar mitra usaha dapat berupa taktik strategi, kondisi pasar secar umum,
dan informasi mengenai pelangaan, dengan saling melakukan pertukaran informasi antar anggota
dalam supply chain maka informasi tersebut dapat digunakan sebagai sumber keunggulan bersaing.
Kualitas Informasi merupakan konsep multidimensi yang telah dianalisis oleh banyak peneliti dalam
berupaya mengidentifikasi dan mengklasifikasikan dimensinya. Kualitas informasi bersifat
multidimensi dan berbagai variasi karakteristik pengukurannya. Untuk meningkatkan kinerja, pihak-

8
pihak yang terlibat dalam rantai pasok perlu kualitas informasi untuk operasional, taktis atau strategis
keputusan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Musyafi, Roihatul. 2019. “Pengaruh Information Sharing dan Information Quality terhadap
Rantai Pasok Integratif dan Kinerja Usaha”. http://repository.ub.ac.id/188402/ pada 6 September
2022 pukul 22.47

10

Anda mungkin juga menyukai