Anda di halaman 1dari 16

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT, LOGISTIC MANAGEMENT, DAN E

COMMERCE (HASIL PEMBAHASAN SEMINAR)

Disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Analisis dan Estimasi Biaya
Dosen : Ir. H. Wahyudin, ST., MT.
NIDN : 00011047311

Disusun oleh:
Nurhayati
1810631140063

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Pengertian Supply Chain Management (SCM) ........................................... 3
B. Manajemen Logistik ................................................................................... 5
C. E-Commerce ............................................................................................... 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12
A. Simpulan ................................................................................................... 12
B. Saran ......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen rantai pasok merupakan masalah besar di banyak industri sebagai
perusahaan yang menyadari pentingnya menciptakan hubungan yang terintegrasi
antara pemasok dan pelanggan mereka. Mengelola rantai pasokan telah menjadi cara
untuk meningkatkan persaingan dengan mengurangi ketidakpastian dan
meningkatkan layanan pelanggan. Peran perencanaan dan koordinasi dalam sistem
terintegrasi yang kompleks dan informasi teknologi untuk menyinkronkan rantai
pasokan dijelaskan dalam kerangka kerja yang menciptakan struktur yang tepat dan
menginstal kontrol yang tepat dalam perusahaan dan pihak lain dalam rantai.
Secara umum, supply chain management mengkaji persoalan logistik. Dalam
hal ini, logistik merupakan masalah yang membentang panjang sejak dari bahan
dasar sampai menjadi barang jadi yang digunakan konsumen akhir dan tertata
sebagai mata rantai penyediaan barang. SCM merupakan sebuah pendekatan yang
digunakan secara efisien untuk mengintegrasikan pemasok, pabrik, gudang, dan
toko-toko sehingga produk diproduksi dan didistribusikan dalam jumlah, lokasi, dan
waktu yang tepat. Semua ini dilakukan dengan tujuan untuk meminimalkan biaya
yang dikeluarkan oleh sistem keseluruhan disamping memaksimalkan kepuasan
pelanggan. Dalam mengelola supply chain perlu mempertimbangkan biaya dan
peranan dalam setiap komponennya dalam pembuatan pembuatan hingga
pendistribusian proudek yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Tujuan dari
pengelolaan rantai pasok adalah untuk meningkatkan efisiensi dan meminimasi
biaya pada seluruh sistem. Sistem yang dimaksud adalah semua aktivitas dan
komponen dari mulai transportasi sampai distribusi dan dari barang mentah sampai
barang jadi. Supply Chain terintegrasi dari pemasok, manufaktur, gudang dan toko.
Hal tersebut meliputi aktivitas disetiap level pada perusahaan, dimulai dari
perencanaan strategi sampai dengan pelaksanaan operasional.

1
Selama beberapa tahun terakhir, rantai pasok yang unggul, optimasi,
dani ntegrasi telah menjadi fokus dan tujuan dari banyak organisasi di seluruh
dunia. Memperkuat manajemen rantai pasokan dirasakan oleh banyak
perusahaan sebagai cara untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan
memungkinkan pertumbuhan yang menguntungkan.
Perkembangan perubahan dalam dunia keuangan pada masa kini merupakan
suatu revolusi yang mengajak semua pihak, terutama lembaga perbankan, untuk
samasama mengubah paradigma serta cara kerja ke arah yang lebih dinamik dan
kompetitif. Landskap kebersaingan dalam ekonomi yang berubah secara dramatis,
didorong terutamanya oleh aspek-aspek globalisasi, liberalisasi, ledakan teknologi
dan telekomunikasi serta perubahan dalam tingkah laku kepenggunaan. Tantangan
yang lebih besar terpaksa dihadapi oleh lembaga perbankan akibat kebangkitan e-
commerce yang merupakan sayap utama e-bisnis1 sebagai suatu keadaan
perdagangan keuangan antara perusahaan dan masyarakat di seluruh dunia.
Kemajuan teknologi informasi ikut menambah tantangan yang dihadapi oleh
perbankan. Perkembangan teknologi informasi (TI) menyebabkan makin pesatnya
perkembangan jenis dan kompleksitas produk dan jasa bank sehingga resiko-resiko
yang muncul menjadi lebih besar dan bervariasi2. Disamping itu, industri perbankan
yang cenderung bersifat global juga menyebabkan persaingan antar bank menjadi
semakin ketat sehingga bank-bank nasional harus mampu beroperasi secara lebih
efisien dengan memanfaatkan teknologi informasi. Salah satu kemajuan dari IT
tersebut dengan munculnya arus perkembangan electronic commerce.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan sebelumnya, dapat
dirumuskan beberapa permasalahan diantaranya.
1. Apakah itu SCM ?
2. Apa hubungan SCM dengan Logistik ?
3. Apa peluang dan tantangan E Commerce saat ini?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu Supply Chain Management.
2. Mengetahui hubungan antara logistik dengan manajemen rantai pasok.
3. Mengetahui bagaimana peluang dan tantagan E Commerce saat ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Supply Chain Management (SCM)


Supply Chain Management merupakan pengelolaan berbagai kegiatan dalam
rangka memperoleh bahan mentah, dilanjutkan kegiatan transformasi sehingga
menjadi produk dalam proses, kemudian menjadi produk jadi dan diteruskan dengan
pengiriman kepada konsumen melalui sistim distribusi. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan mencakup pembelian secara tradisional dan berbagai kegiatan penting
lainnya yang berhubungan dengan supplier dan distributor.

Gambar 1. Supply Chain Illustration


Terdapat 3 hal yang perlu diperhatikan:
1. Tujuan dari SCM adalah untuk melaku kan efektifitas dan efisiensi mulai dari
suppliers, manufacturers, warehouse dan stores. Tidak adanya koordinasi yang
baik antara pihak-pihak yang terkait akan mengakibatkan kerugian yang cukup
besar. Salah satu dampak yang kerapkali terjadi adalah “Bullwhip effect”. Hal
ini terjadi karena kurangnya koordinasi dalam pertukaran informasi antara toko
retail, distributor dan perusahaan. Di satu sisi ketika manajer toko retail melihat
peningkatan permintaaan dari konsumen sejumlah 100 unit maka peningkatan
100 unit ini akan ditangkap distributor sejumlah 500 unit dan perusahaan akan
menangkap perningkatan permintaan tersebut sebesar 2500 unit. Kalau
diperhatikan, informasi jumlah 100 itu dapat sampai ke pihak perusahaan
bagaikan bola salju yang menggelunding dari atas ke bawah yang semakin lama
semakin besar. Dan hal ini akan menjadi lebih kacau lagi kalau pemenuhan
kebutuhan itu ditangkap pada waktu yang sudah berjalan cukup lama.

3
2. SCM mempunyai dampak terhadap pengendalian biaya.
3. SCM mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan
perusahaan kepada customer.

1. Pemain Utama dalam Supply Chain Management (SCM)


Supply Chain menunjukkan adanya rantai yang panjang yang dimulai dari
supplier sampai pelanggan, dimana adanya keterlibatan entitas atau disebut
pemain dalam konteks ini dalam jaringan supply chain yang sangat kompleks
tersebut. Berikut ini merupakan pemain utama yang yang terlibat dalam supply
chain:
a. Supplier (chain 1) Rantai pada supply chain dimulai dari sini, yang
merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, dimana mata rantai
penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama di sini bisa dalam bentuk
bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, suku cadang atau barang
dagang.
b. Supplier-Manufacturer (chain 1-2) Rantai pertama tadi dilanjutkan dengan
rantai kedua, yaitu manufacturer yang merupakan tempat mengkonversi
ataupun menyelesaikan barang (finishing). Hubungan kedua mata rantai
tersebut sudah mempunyai potensi untuk melakukan penghematan.
Misalnya, penghematan inventory carrying cost dengan mengembangkan
konsep supplier partnering.
c. Supplier-Manufacturer-Distribution (chain 1-2-3) Dalam tahap ini barang
jadi yang dihasilkan disalurkan kepada pelanggan, dimana biasanya
menggunakan jasa distributor atau wholesaler yang merupakan pedagang
besar dalam jumlah besar.
d. Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets (chain 1-2-3-4) Dari
pedagang besar tadi barang disalurkan ke toko pengecer (retail outlets).
Walaupun ada beberapa pabrik yang langsung menjual barang hasil
produksinya kepada customer, namun secara relatif jumlahnya tidak banyak
dan kebanyakan menggunakan pola seperti di atas.
e. Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets-Customer (chain 1-2-3-
4-5). Customer merupakan rantai terakhir yang dilalui dalam supply chain
dalam konteks ini sebagai end-user.

4
Gambar 2 Contoh Simple dari Supply Chain Stages
Jadi yang dimaksud dengan:
a. Pelanggan (Customers) Pembeli saat ini, orang yang berpotensi membeli
produk, atau pengguna dari produkproduk.
b. Retailers Orang atau bisnis menjual barang eceran. Retailer disebut juga
dengan pengecer.
c. Distributors/wholesalers Orang atau perusahaan yang mentransfer barang
dari manufakturer ke retailer atau langsung ke pelanggan dan mentranfer
informasi serta biaya barang dari retailer/pelanggan ke manufakturer.
d. Manufacturer Perusahaan yang mengolah bahan mentah atau bahan setengah
jadi menjadi barang jadi yang nantinya akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan customers
e. Supplier (row material supplier/component) Orang atau perusahaan yang
menyediakan komponen (bahan material) yang akan diproses oleh
manufakturer menjadi sebuah produk.
Setiap stage dalam supply chain terhubung oleh produk, informasi dan
biaya. Aliran supply chain dapat dua arah dan dapat dikelola oleh satu stages atau
satu perantara.

B. Manajemen Logistik
Manajemen logistik adalah bagian dari proses rantai pasok yang terdiri dari
perencanaan, implementasi dan kontrol agar lebih efektif dan efisien terhadap
Aliran dan penyimpanan barang, jasa, dan informasi terkait dari titik asal ke titik
pemakaian dalam memenuhi pesanan permintaan pelanggan.

5
Menurut Gitosudrmo (2000) manajemen logistik bisa terwujud apabila ada
suatu sistem.Sistem manajemen logistik ini diharapkan mampu mengkoordinir
kegiatan logistik secara terpadu di dalam perusahan.Manajemen kegiatan logistik
biasanya diarahkan dan diawasi dari berbagai kegiatan dalam bagian yang ada
dalam perusahaan. Bila terjadi kerancuan hak, wewenang dan tanggung jawab
akan mengakibatkan terjdinya pemborosan yang sering menghambat tercapainya
tujuan logistik itu sendiri.
Konsep logistik terpadu akan memberikan logika yang utuh guna penentuan
rencana kegiatan logistik dalam suatu struktur industri dalam kerangka saluran
yang bekerja sama secara terpadu. Sistem ini memberikan kedalaman kegiatan
terhadap segala usaha terpadu guna pencapaian logistik yang telah dibuat dan
ditentukan sebelumnya.Tujuan logistik dari sistem logistik berbeda-beda tujuanya,
mislnya tujuan biaya serendah mungkin atau tujuan penyimpnan barang yang awet
atau sebagainya maka perlu desain suatu sistem logistik disesuaikn dengan tujuan
yang ditentukan sehingga sistem tersebut akan mampu memberikan hasil yang
dikehendaki.
Keyakinan bahwa prestasi sistem terpadu akan memberikan suatu harapan
tentang hasil akhir yang lebih baik daripada kegiatan yang kurang terkoodinir atau
kegiatan yang terpisah-pisah, hal ini merupakan titik pusat perhatian konsep
logistic teradu. Menurut Donald J. Bowersox (1995) konsep logistic terpadu terdiri
dari operasi logistic dan koordinasi logistik.Operasi logistik adalah mengenai
manajemen pemindahan (movement) dan penyimpanan material dan produk jadi
perusahaan.Jadi, operasi logistik itu dapat dipandang sebagai berawal dari
pengangkutan pertama material atau komponen-komponen dari sumber perolehany
dan berakhir pada penyerahan produk yang dibuat atau diolah itu kepada langganan
atau konsumen.Operasi logistik dapat dibagi kedalam 3 kategori yaitu manjemen
distribusi fisik, mnajemen material, transfer persediaan barang di dalam
perusahaan.
1. Faktor –faktor sistem logistik
Menurut Gitosudarmo (2000) ada beberapa faktor yang harus diperhatikan
dalam sistem logistic terpadu oleh organisasi perusahan.
a. Pengumpulan yang dimaksud adaaah kegiatan pengumpulan sejumlah
barang dari sebagian barang yang ditunjuk guna penjualan akhir pada
konsumen. Sejumlah barang ini merupakan kumpulan barang yang
tersendiri dari sejumlah barng yang ada.

6
b. Penyimpanan yang dimaksud adalah kegiatan yang berkosentrasi pada
penyimpanan barang. Fungsi penyimpanan ini biasanya disebar diantara
perusahaan di dalam kelompoknya. Setiap perusahaan akan bersedia
menanggung jumlah penyimpanan minimum yang perlu untuk menunjang
kegiatan transaksinya.
c. Transfer adalah suatu mekanisme transformasi dari suatu atau beberapa
macam barang yang harus diubah bentuknya secara fisik guna menunjang
transaksi.
d. Penyebaran adalah kegiatan penempatan produk yang disesuaikan dengan
jenis klasifikasi pada tempat tertentu yang tepat, waktu yang tepat.
Penyebaran ini biasanya merupakan tahap akhir dari kegiatan logistik dan
juga berkaitan dengan pelayanan terhadap pengguna produk akhir.
e. Pembiayaan adalah anggaran keuangan yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan guna melaksanakan kegiatan logistik. Pembiayaan yang
disiapkan harus merupakan biaya yang benar-benar bisa digunakan dalam
kegiatan logistik. Biaya logistik diusahakan seefisien mungkin sehingga
perusahaan akan bisa mendapat kepemimpinan biaya logistik.
f. Komunikasi adalah penyampaian ide, konsep, gagasan, informasi ke arah
hasil akhir yang diharapkan. Komunikasi juga digunakan di antara saluran
transaksi dengan saluran logistik dalam hal serupa, kuantitas, lokasi dan
waktu. Komunikasi terus berlangsung selama produk, barang ditransfer,
disesuaikan dan disimpan dalam menghadapi perubahan transaksi di masa
mendatang jadi faktor-faktor logistik adalah kegiatan yang mempengaruhi
sistem logistik. Sangat penting bagi perusahaan untuk mengawasi setiap
faktor logistik agar kegiatan logistik bisa berjalan dengan baik.
2. Secara umum apa yang diinginkan pelanggan dari layanan logistik disebut
dengan istilah 7R, yang terdiri dari:
a. Right quality : mutu yang tepat
b. Right quantity : jumlah yang tepat
c. Right time : waktu yang tepat
d. Right place : tempat yang tepat
e. Right impression : kesan yang tepat
f. Right price : harga yang tepat
g. Right information : informasi yang tepat

7
Untuk memenuhi keinginan pelanggan di bisnis logistik, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam menawarkan dan mengelola layanan pelanggan, yaitu;
a. Stock availability, hal ini mengacu pada kemampuan untuk menyediakan
produk kapanpun pelanggan merasa membutuhkannya.
b. Lead time service, yaitu waktu dari pemesanan oleh pelanggan maupun
supplier sampai bisa dikirim. Ini mencakup waktu sejak permintaan
pengangkutan, pick-up, shipping dan pengiriman akhir.
c. Layanan jam kerja, yaitu waktu sebuah usaha menjalankan bisnisnya.
Apakah menyediakan layanan 24 jam, atau layanan sepanjang tahun
termasuk hari libur.
d. Layanan jaminan mutu produk, hal ini mengacu pada jaminan bahwa produk
yang diterima pelanggan tidak mengalami kerusakan dan penurunan kualitas
(misal oleh suhu dan kedaluwarsa).
e. Layanan akurat, yaitu sesuai atau tidaknya produk yang diterima pelanggan
dengan apa yang telah dipesan (jumlah, jenis produk, dan sebagainya)
f. Layanan pengiriman, mengacu pada frekuensi pengiriman, lot pengiriman,
penentuan waktu, penentuan lokasi pengiriman, dan lain-lain
g. Layanan impresi, untuk menimbulkan kesan yang baik, kesan yang
diberikan oleh petugas pengiriman atau penanggung jawab baik dariperilaku
maupun kata-kata perlu mendapat perhatian
h. Layanan pengolahan logistik, mengacu pada layanan dititik mengiriman,
seperti slip pmesanan khusus, pemasangan label harga, perakitan produk,
dan lain-lain.
i. Layanan informasi, hal ini mencakup layanan call center, cargo tracking,
EDI, ketersediaan data pelanggan, manajemen dan pengiriman, dan lain-lain
j. Layanan pengembalian barang, hal ini lebih mengacu pada layanan
pengembalian barang catat, sisa pengiriman, dan pengembalian barang
k. Layanan insidential lainnya seperti pembayaran, penerimaan pesanan dan
lain-lain yang berkenaan dengan permintaan pelanggan dan pengirim
misalnya pemasangan alat berat, pemasangan kabel, packing dan unpacking
saat pindah rumah, laanan informasi, dan lain-lain.

8
C. E Commerce
E-Commerce pada dasarnya merupakan integrasi diantara teknologi,
telekomunikasi dan globalisasi yang bersifat on line dan internet (elektronik).
Defenisi lain Elektronik Commerce adalah suatu perkembangan dalam mengatur
alat-alat teknologi dan teknik penerapannya baik sebagai strategi perusahaan dan
mudah dalam pelaksanaannya karena bekerja dengan menggunakan listrik atau
elektronik. Dalam kegiatan elektronik bisnis (e-bisnis), e-commerce merupakan
sayap utama yang mendukung kemajuannya. E-commerce membantu mempercepat
dan meringkaskan aliran perdagangan tradisional pada bentuk baru dalam aspek
pembayaran dan keuangan. Dengan adanya e-commerce bukan saja penggunaan
seperti internet banking, on line banking, phone banking, card debit dan kartu kredit
yang hanya disediakan, tetapi ia juga membawa pada bentuk e-money atau e-wallet
serta kombinasi antara pihak bank, perusahaan asuransi, bursa saham dan broker
saham secara maya.
Kemajuan praktek perbankan pada zaman ini ditandai dengan beredarnya cek
dengan luas sebagai media pembayaran. Bahkan peranan banker telah meliputi tiga
aspek, yakni menerima deposit, menyalurkannya dan mentransferkannya. Dalam hal
mentransferkan uang, uang dapat ditransfer dari suatu negeri ke negeri lainnya tanpa
perlu memindahkan fisik uang tersebut.
1. Manfaat E-Commerce
a. Revenue stream baru
b. Market exposure, melebarkan jangkauan
c. Menurunkan biaya
d. Memperpendek waktu product cycle
e. Meningkatkan customer loyality
f. Meningkatkan value chain
2. Jenis E-Commerce
a. Business to business (B2B)
b. Antar perusahaan, data berulang, e-procurement
c. Business to consumer (B2C)
d. Retail, pelanggan yang bervariasi, konsep Portal
e. Consumer to consumer (C2C)
f. Lelang (auction)
g. Government: G2G, G2B, G2C (citizen)
h. e-procurement

9
3. Peluang
a. Pasar Indonesia yang besar
Potensi pasar indonesia yang besar
1) Jumlah penduduk Indonesia yang besar
2) Masih banyak yang belum terjangkau oleh Internet
3) Jumlah pengguna Internet masih sekitar 5 juta orang
4) Market belum saturasi
5) Rentang fisik yang lebar merupakan potensi ecommerce
b. Jenis layanan khas Indonesia yang hanya dimengerti oleh orang Indonesia
1) Layanan Khas Indonesia
Orang Indonesia gemar berbicara (tapi kurang suka menulis / dokumentasi)
a) Contoh layanan khas Indonesia
• Wartel & Warnet
• SMS
• Berganti-ganti handphone (lifestyle?)
• Games, kuis
2) Layanan Khas Indonesia [2]
Peluang bisnis baru yang khas Indonesia
a) SMS-based applications
b) nonton TV dengan chatting
c) Games, kuis
4. Hambatan / Tantangan
1. Internet bust! Hancurnya bisnis Internet
Tahun 1999 – 2000 bisnis “DOTCOM” menggelembung (bubble)
Banyak model bisnis yang belum terbukti namun ramai-ramai diluncurkan.
Akhirnya hancur dengan matinya banyak perusahaan dotcom Pengalaman
buruk sehingga membuat orang lebih berhati-hati
2. Infrastruktur telekomunikasi yang masih terbatas dan mahal
Infrastruktur Telekomunikasi di Indonesia masih terbatas dan harganya masih
relatif lebih mahal. Padahal e-commerce bergantung kepada infrastruktur
telekomunikasi
3. Delivery channel
Pengiriman barang masih ditakutkan hilang di jalan. Masih banyak “tikus”.
Ketepatan waktu dalam pengiriman barang. Jangkauan daerah pengiriman
barang

10
4. Kultur dan Kepercayaan (trust)
Kepercayaan antara penjual & pembeli masih tipis . Kepercayaan kepada
pembayaran elektronik masih kurang. Penggunaan kartu kredit masih
terhambat.
5. Security
6. Munculnya jenis kejahatan baru
1) Penggunaan kartu kredit curian / palsu
2) Penipuan melalui SMS, kuis
3) Kurangnya perlindungan kepada konsumen Hukum? Awareness?
4) Kurangnya kesadaran (awareness) akan masalah keamanan
7. Ketidakjelasan hukum
8. Efek sampingan terhadap kehidupan

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Supply Chain Management merupakan pengelolaan berbagai kegiatan
dalam rangka memperoleh bahan mentah, dilanjutkan kegiatan transformasi
sehingga menjadi produk dalam proses, kemudian menjadi produk jadi dan
diteruskan dengan pengiriman kepada konsumen melalui sistim distribusi.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan mencakup pembelian secara tradisional
dan berbagai kegiatan penting lainnya yang berhubungan dengan supplier dan
distributor.
Secara umum, supply chain management mengkaji persoalan logistik.
Dalam hal ini, logistik merupakan masalah yang membentang panjang sejak
dari bahan dasar sampai menjadi barang jadi yang digunakan konsumen akhir
dan tertata sebagai mata rantai penyediaan barang. SCM merupakan sebuah
pendekatan yang digunakan secara efisien untuk mengintegrasikan pemasok,
pabrik, gudang, dan toko-toko sehingga produk diproduksi dan
didistribusikan dalam jumlah, lokasi, dan waktu yang tepat. Semua ini
dilakukan dengan tujuan untuk meminimalkan biaya yang dikeluarkan oleh
sistem keseluruhan disamping memaksimalkan kepuasan pelanggan. Dalam
mengelola supply chain perlu mempertimbangkan biaya dan peranan dalam
setiap komponennya dalam pembuatan pembuatan hingga pendistribusian
proudek yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Tujuan dari pengelolaan
rantai pasok adalah untuk meningkatkan efisiensi dan meminimasi biaya pada
seluruh sistem. Sistem yang dimaksud adalah semua aktivitas dan komponen
dari mulai transportasi sampai distribusi dan dari barang mentah sampai
barang jadi. Supply Chain terintegrasi dari pemasok, manufaktur, gudang dan
toko. Hal tersebut meliputi aktivitas disetiap level pada perusahaan, dimulai
dari perencanaan strategi sampai dengan pelaksanaan operasional.

12
Pada e commerce di indonesia memiliki peluang, diantaranya;
1. Pasar Indonesia yang besar
2. Jenis layanan khas Indonesia yang hanya dimengerti oleh orang Indonesia
Selain peluang e commerce diindonesia juga memiliku hambatan / tantangan
seperti;
1. Internet bust! Hancurnya bisnis Internet
2. Infrastruktur telekomunikasi yang masih terbatas dan mahal
3. Delivery channel
4. Kultur dan Kepercayaan (trust)
5. Security
6. Munculnya jenis kejahatan baru
7. Ketidakjelasan hukum
8. Efek sampingan terhadap kehidupan

B. Saran
Dalam makalah ini disadari masih amat sangat banyak kekurangan.
Karena itu, penulis menyarankan pada pembaca untuk memperbanyak
referensi-referensi selain dari makalah yang penulis buat, dan memperbanyak
lagi membaca buku-buku yang lebih lengkap dan lebih mendalam lagi
mengenai Manajemen Rantai Pasok, Manajemen Logistik, dan juga E
Commerce ini.

13
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, D. M. (2014). http://manajemen-rantaipasok.blogspot.com/. Diakses : Senin, 17
November 2019, pkl. 20.15 WIB.
Deitiana, T. (2009). Strategi Supply Chain Management Abad 21 Sebuah Perspektif bagi
Perusahaan Ritel. Jurnal Manajemen Opereasional. 1(1).
Onno, W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi. (2002). Mengenal E-Commerce. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai