UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020
DAFTAR ISI
BAB III: Analisis dan Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Kepatuhan Syariah
Lampiran ……………………………………….....…………………………..….................12
1
BAB I
GAMBARAN UMUM KSPPS BMT ABADA UNAIR
2
1. Meningkatkan akses permodalan bagi masyarakat kecil baik finansial maupun non-
finansial
2. Membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan produktivitas masyarakat
kecil demi kesejahteraan da keadilan ekonomi
3. Menjadi lembaga keuangan syariah yang tumbuh secara berkelanjutan seiring dengan
pertumbuhan usaha anggotanya
1.3 Produk
Produk yang dimiliki oleh KPPS BMT ABADA yaitu tabungan, investasi, dan
pembiayaan.
Bentuk tabungan syariah yaitu:
1. Tabungan Berkah Hasil
2. Tabungan Berkah Umroh
3. Tabungan Berkah Qurban
4. Tabungan Berkah Siswa
Sedangkan untuk produk investasi syariah, yaitu:
1. Investasi Berjangka 1 Bulan
2. Investasi Berjangka 3 Bulan
3. Investasi Berjangka 6 Bulan
4. Investasi Berjangka 12 Bulan
Dan produk terakhir adalah pembiayaan.
1.4 Struktur Modal
Struktur modal KSPPS BMT ABADA diperoleh dari simpanan. Sebagaimana
koperasi pada umumnya, struktur simpanan pada KSPPS BMT ABADA terdiri dari 3
macam yakni simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela.
3
BAB II
GAMBARAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KEPATUHAN SYARIAH
4
2.2 Komponen Penilaian Resiko
Dalam memitigasi resiko yang mungkin timbul pada BMT ABADA, pihak
manajemen melakukan dua langkah pengendalian, yakni pengendalian untuk resiko
operasional dan pengendalian untuk resiko bisnis seperti berikut:
2.2.1 Karyawan atau Sumber Daya Manusia
1. Sesuai dengan bidang
2. Data harus sesuai
3. Melaksanakan administrasi transaksi
5
2.4 Komponen Informasi dan Komunikasi
Unsur-unsur informasi dan komunikasi pada BMT ABADA Universitas Airlangga
adalah sebagai berikut:
1. Menyusun dan mencatat semua transaksi yang sah (dilakukan oleh karyawan).
2. Pengklasifikasian transaksi sesuai dengan jenis akad dan tanggal terjadinya sesuai
dengan pos-pos yang ada.
3. Karyawan dan penanggung jawab kantor melakukan komunikasi terkait
penghimpunan dan penyaluran dana.
2.5 Komponen Pemantauan
Pada BMT ABADA Universitas Airlangga, Pemantauan dilakukan oleh pihak atas
kepada pihak dibawahnya seusai dengan struktur organisasi lembaga.
6
BAB III
ANALISIS DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KEPATUHAN
SYARIAH
7
Pengendalian resiko dengan mengatur kesesuaian bidang karyawan, memeriksa
data diri karyawan dengan detail, dan memastikan kegiatan administarif transaksi
dilaksanakan merupakan langkah lembaga untuk menghindari kemungkinan terjadi fraud
atau pelanggaran/penyelewengan yang dilakukan oleh karyawan atau pihak internal BMT
ABADA. Hal ini dinilai sudah tepat, namun masih diperlukan langkah-langkah yang
lebih terkait dengan pengawasan. Pengendalian resiko ini sangatlah krusial karena akan
menyebabkan resiko yang lebih luas lagi seperti resiko reputasi jika benar terjadi fraud di
pihak internal lembaga. Selain itu, berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pihak
BMT, manajemen tidak mampu memberikan gaji yang besar terhadap karyawan
dikarenakan pendapatan lembaga yang tidak sesuai ekspektasi. Hal ini menjadi pekerjaan
rumah yang penting bagi BMT ABADA untuk dicarikan solusi terbaiknya.
8
yang kebanyakan masih dalam lingkungan universitas (misalnya kantin di universitas)
juga menyebabkan kecilnya resiko gagal bayar.
Oleh sebab itu, evaluasi terkait terjadinya resiko-resiko tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Resiko Pembiayaan
Untuk menghadapi risiko pembiayaan ini adalah dengan memilih anggota dengan baik.
Salah satu cara untuk menekan resiko adalah dengan memberikan pembiayaan pada relasi
dibawah universitas seperti kantin di universitas. Untuk mengatasi risiko kurangnya modal,
BMT ABADA memulai bisnis selain pembiayaan anggota seperti supermarket. Selain itu
juga adanya tambahan modal dari jajaran rektorat dan dosen apabila ada kenaikan progress
BMT.
2. Resiko Gagal Bayar
Untuk menghadapi risiko gagal bayar, pada tahap awal BMT akan memilih anggota dengan
seleksi. Untuk memperkecil risiko ini, BMT akan memilih anggota dari lingkungan
universitas seperti kantin di universitas. Jika tidak dari lingkungan universitas, memberikan
jaminan dengan kartu keluarga asli atau BPKB asli. Marketing akan memutuskan dengan
tambahan data survey keseharian di lingkungan anggota, seperti bertanya kepada orang
terdekat atau tetangga. Jika setelah diberi pembiayaan anggota tidak mampu membayar,
akan ditanya alasan tidak mampu membayar. Jika karena musibah (phk, dll) maka ditunggu
hingga pihak nasabah mampu untuk membayar kembali tentunya dengan kesepakatan waktu
yang telah ditentukan anatar pihak nasabah dan koperasi, atau dialihkan ke anggota
keluarga. Jika karena tidak mampu mampu mengangsur maka akan diberi tambahan waktu
sesuai dengan kesepakatan.
Selain dari seleksi, tenggat waktu pembiayaan juga hanya selama 1 tahun dan ada kejelasan
akad yang disetujui dan dipaparkan diawal kesepatakan. pembiayaan diata 5 juta rupiah
diwajibkan untuk menggunakan jaminan. Selain itu, untuk meringankan beban membayar,
sistem pembayaran yang ditawarkan BMT ini adalah dengan angsuran harian sehingga
jumlah lebih sedikit dan tidak terasa banyak diakhir.
3.3 Analisis dan Evaluasi pada Komponen Prosedur Pengendali
Prosedur Pengendalian bertujuan agar dapat memberikan kepastian bahwa arahan
dari manajemen lembaga untuk mengurangi resiko yang ada dapat terlaksana. Oleh sebab
itu, apa yang dilakukan oleh BMT ABADA Unair dinilai sudah cukup bagus. Pengecekan
dan pengawasan terhadap setiap keluar/masuk kas lembaga oleh manajemen dapat
mencegah terjadinya kecurangan, begitu juga dengan aktifitas pengendalian fisik yang
dilakukan. Dimana secara struktural, pihak atas akan mengawasi pihak dibawahnya,
9
dengan demikian fungsi pengendalian internal kepatuhan syariah akan berjalan dengan
baik.
3.4 Analisis dan Evaluasi pada Komponen Informasi dan Komunikasi
Upaya menyediakan informasi telah dilakukan oleh BMT ABADA Universitas
Airlangga, yaitu dengan menyusun dan mencatat transaksi yang sah. Hal ini berguna
dalam menyusun laporan keuangan yang mana ditujukan untuk proses evaluasi dan
mengambil keputusan terkait dengan strategi bisnis ke depannya. Selain itu kegiatan
komunikasi terkait dengan keputusan penghimpunan dan penyaluran dana juga terlaksana
dengan baik antara staf dan manajemen, sehingga dapat menjaga peraturan/kebijakan
yang telah ditetapkan dijalankan sebagaimana mestinya.
3.5 Analisis dan Evaluasi pada Komponen Monitoring (Pengawasan)
Aktivitas monitoring (pengawasan) dilakukan berdasarkan struktur organisasi
BMT ABADA Universitas Airlangga. Yang perlu diperhatikan pada komponen ini adalah
apakah monitoring telah dilakukan pada mestinya, mengingat monitoring ini ditujukan
untuk mengevaluasi pengendalian internal kepatuhan syariah dan juga untuk
mengevaluasi strategi bisnis yang berjalan. Namun ditemukan fakta bahwa biaya
operasional lembaga yang besar membuat BMT ABADA tidak dapat menggaji karyawan
dengan gaji yang tinggi. Hal ini perlu diperhatikan, apa saja faktor yang menyebabkan
biaya operasional tinggi dan apa faktor yang menyebabkan pendapatan tidak sesuai
dengan ekspektasi. Aktivitas monitoring sangat diperlukan untuk mengevaluasi
pertanyaan-pertanyaan tersebut.
10
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
11
LAMPIRAN
12