Anda di halaman 1dari 13

TUGAS AKHIR

Review Syariah dan Penilaian terhadap Sistem Pengendalian


Internal pada BMT Syariah ABADA (Airlangga Bakti Persada)
Dosen Pengampu: Noven Suprayogi SE, M.Si, Ak

Disusun Oleh: (Kelompok 4 )

Habib Sa’dulKholqi (041711433130)

Reza Rahmania Putri (041711433132)

Nabila Indah Fitriana (041711433133)

Muhammad Al Fansa Nuhin (041711433184)

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...…………………………..………...................................................…………1

BAB I: Gambaran Umum KSPPS BMT ABADA UNAIR

1.1 Profil BMT ..........................................................................................................................2


1.2 Visi dan Misi .......................................................................................................................2
1.3 Produk .................................................................................................................................3
1.4 Struktur Modal ....................................................................................................................3

BAB I I: Gambaran Sistem Pengendalian Internal Kepatuhan Syariah

2.1 Komponen Lingkungan Pengendalian ................................................................................4


2.2 Komponen Penilaian Resiko ...............................................................................................5
2.3 Komponen Prosedur Pengendalian .....................................................................................5
2.4 Komponen Informasi dan Komunikasi ...............................................................................6
2.5 Komponen Monitoring ........................................................................................................6

BAB III: Analisis dan Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Kepatuhan Syariah

3.1 Analisis dan Evaluasi pada Komponen Lingkungan Pengendalian ....................................7


3.2 Analisis dan Evaluasi pada Komponen Penilaian Resiko ...................................................7
3.3 Analisis dan Evaluasi pada Komponen Prosedur Pengendalian .........................................9
3.4 Analisis dan Evaluasi pada Komponen Informasi dan Komunikasi .................................10
3.5 Analisis dan Evaluasi pada Komponen Monitoring ..........................................................10

BAB IV: Kesimpulan & Saran

4.1 Kesimpulan dan Saran …...………........……………………………………....…………11

Lampiran ……………………………………….....…………………………..….................12

1
BAB I
GAMBARAN UMUM KSPPS BMT ABADA UNAIR

1.1 Profil BMT


Koperasi Baitul Maal wat Tamwil Airlangga Bakti Persada atau yang disingkat
Koperasi BMT Abada bertempat kedudukan di Masjid Ulul Azmi – Kampus C Unair
Jalan Ir. H. Sukarno Surabaya, didirikan oleh Ikatan Keluarga Alumni Universitas
Airlangga ( IKA-UA) pada November 2017 dengan dibidani oleh Rektor Unair beserta
jajarannya. Pendirian Koperasi MBT Abada merupakan wujud konkrit pengabdian para
Alumni Unair dan Civitas Akademika kepada masyarakat yang bertujuan
mengintermediasi masyarakat kelas bawah untuk mendongkrak kesejahteraan mereka.
BMT ABADA merupakan Lembaga Keuangan Syariah yang berbadan hukum
Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah. BMT ABADA didirikan oleh alumni
Universitas Airlangga yang mempunyai kesamaan Visi dan Misi untuk ikut serta dalam
pemberdayaan masyarakat mikro dan kecil di sekitar kampus dan pasar-pasar tradisional.
Tujuan didirikannya BMT ABADA adalah menjadi solusi finansial dan intelektual
kepada masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip syariah agar hidup menjadi lebih
bermakna.
Menurut Andi Estetiono, ketua Koperasi BMT Abada yang dikutip dari
beritajatim.com. Koperasi BMT Abada memiliki konsep berbeda dari koperasi pada
umumnya, selain berbasis syariah BMT Abada menonjolkan sistem kerakyatan dengan
mengedepankan kekuatan internal dalam mendongkrak perekonomian masyarakat.
Konsep syariah yang diterapkan dalam aktifitas bisnis Koperasi BMT Abada
merupakan upaya mencari keberkahan hidup dan bukan semata-mata mengejar
keuntungan yang tinggi. Semangat mencari keberkahan ini direfleksikan dalam proses
pemberian pinjaman kepada masyarakat yang tidak memungut bunga tinggi namun
mengedepankan konsep bagi hasil sebagaimana yang dijalankan dalam ekonomi syariah.
Selain itu juga tidak adanya denda bagi anggota yang membayar iuran terlambat
1.2 Visi dan Misi
Visi KSPPS BMT ABADA adalah menjadi lembaga keuangan syari`ah yang
terbaik dan terbesar secara nasional dalam memberi solusi yang bermakna bagi kaum
dhuafa, pengusaha mikro, dan kecil secara berkelanjutan dengan berlandaskan pada
prinsip-prinsip Siddiq, Amanah, Fathonah, dan Tabligh
Misi KSPPS BMT ABADA sebagai berikut:

2
1. Meningkatkan akses permodalan bagi masyarakat kecil baik finansial maupun non-
finansial
2. Membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan produktivitas masyarakat
kecil demi kesejahteraan da keadilan ekonomi
3. Menjadi lembaga keuangan syariah yang tumbuh secara berkelanjutan seiring dengan
pertumbuhan usaha anggotanya
1.3 Produk
Produk yang dimiliki oleh KPPS BMT ABADA yaitu tabungan, investasi, dan
pembiayaan.
Bentuk tabungan syariah yaitu:
1. Tabungan Berkah Hasil
2. Tabungan Berkah Umroh
3. Tabungan Berkah Qurban
4. Tabungan Berkah Siswa
Sedangkan untuk produk investasi syariah, yaitu:
1. Investasi Berjangka 1 Bulan
2. Investasi Berjangka 3 Bulan
3. Investasi Berjangka 6 Bulan
4. Investasi Berjangka 12 Bulan
Dan produk terakhir adalah pembiayaan.
1.4 Struktur Modal
Struktur modal KSPPS BMT ABADA diperoleh dari simpanan. Sebagaimana
koperasi pada umumnya, struktur simpanan pada KSPPS BMT ABADA terdiri dari 3
macam yakni simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela.

3
BAB II
GAMBARAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KEPATUHAN SYARIAH

2.1 Komponen Lingkungan Pengendalian

2.1.1 Integritas dan Nilai Etis


Pihak BMT ABADA memiliki kebijakan dan prosedur yang dilaksanakan oleh
orang-orang yang kompeten dan memiliki kode etik yang mengatur tentang perilaku.
Peraturan tersebut komprehensif dan mencakup hal-hal ilegal atau tidak benar, dengan
demikian pihak manajemen akan melakukan tindakan secara intensif untuk mengurangi
tindakan pegawai atau karyawan yang berbuat tidak jujur. selain itu penerapan 3S
greeting (Senyum, Sapa & Salam) menjadi salah satu tindakan untuk menjaga integritas
lembaga.

2.1.2 Komitmen dan Kompetensi


Komitmen dan kompetensi pada BMT ABADA diwujudkan dengan rekruitmen
karyawan dengan persyaratan minimal lulusan SMA sederajat dan memiliki pengetahuan
yang baik di bidang Agama dan Hukum Islam. Pelatihan dan pembinaan juga diberikan
oleh lembaga kepada karyawan baru sebagai bentuk komitmen BMT ABADA Univeritas
Airlangga.

2.1.3 Struktur Organisasi


Berikut merupakan Struktur Organisasi BMT ABADA Universitas Airlangga:

Tabel 2.1: Struktur Organisasi

4
2.2 Komponen Penilaian Resiko
Dalam memitigasi resiko yang mungkin timbul pada BMT ABADA, pihak
manajemen melakukan dua langkah pengendalian, yakni pengendalian untuk resiko
operasional dan pengendalian untuk resiko bisnis seperti berikut:
2.2.1 Karyawan atau Sumber Daya Manusia
1. Sesuai dengan bidang
2. Data harus sesuai
3. Melaksanakan administrasi transaksi

2.2.2 Resiko pada Peminjaman dan Pembiayaan


Pengendalian resiko peminjaman dan pembiayaan pada BMT ABADA
dilakukan dengan 5C, yakni:

1. Character adalah data tentang kepribadian dari calon peminjam/nasabah seperti


sifat pribadi, kebiasaan, cara hidup, keadaan dan latar belakang pekerjaan.
2. Capacity adalah kemampuan calon peminjam/nasabah dalam mengelola usahanya
dapat dilihat dari pengalaman mengelola usaha.
3. Capital adalah jumlah dana atau modal yang dimiliki oleh nasabah cukup besar
untuk menjalankan usahanya. Semakin besar modal pribadi maka koperasi akan
lebih percaya untuk memberikan pinjaman karena kesungguhan calon nasabah.
4. Collateral adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon nasabah
benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya.
5. Condition, pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi
ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah.
2.3 Komponen Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian pada BMT ABADA dilakukan dengan penelaahan kinerja
dan pengendalian fisik. Penelaahan kinerja dengan pengecekan dan pengawasan pada
BMT ABADA dilakukan pada setiap proses yang terjadi dalam penerimaan dan
pengeluaran kas. Karyawan yang melakukan tugasnya selalu direview oleh personil
yang lebih tinggi jabatannya sebelum menuju ke proses berikutnya. Kemudian,
Pengendalian fisik yang terdiri dari prosedur pengamanan atas kekayaan dan catatan
lembaga. Kegiatan pengendalian fisik ini dilaksanakan untuk menjaga aset dari
perbedaan perhitungan antara catatan dan hasil dan diambil tindakan koreksi bila terjadi
penyimpangan.

5
2.4 Komponen Informasi dan Komunikasi
Unsur-unsur informasi dan komunikasi pada BMT ABADA Universitas Airlangga
adalah sebagai berikut:
1. Menyusun dan mencatat semua transaksi yang sah (dilakukan oleh karyawan).
2. Pengklasifikasian transaksi sesuai dengan jenis akad dan tanggal terjadinya sesuai
dengan pos-pos yang ada.
3. Karyawan dan penanggung jawab kantor melakukan komunikasi terkait
penghimpunan dan penyaluran dana.
2.5 Komponen Pemantauan
Pada BMT ABADA Universitas Airlangga, Pemantauan dilakukan oleh pihak atas
kepada pihak dibawahnya seusai dengan struktur organisasi lembaga.

6
BAB III
ANALISIS DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KEPATUHAN
SYARIAH

3.1 Analisis dan Evaluasi pada Komponen Lingkungan Pengendalian


3.1.1 Integritas dan Etika
Langak BMT ABADA dalam menerapkan kebijakan kode etik dinilai sudah tepat.
Hal ini sesuai dengan visi lembaga yaitu menjadi lembaga keuangan syariah yang terbaik
dan memberi solusi bagi kaum duafa dan UMKM secara berkelanjutan. Penerapan kode
etik ini merupakan langkah prefentif lembaga untuk segala bentuk kecurangan yang
mungkin saja dilakukan oleh pihak internal yang mana hal ini dilarang dalam syariat
islam. Kemudian penerapan 3S juga merupakan bentuk yang sangat baik dalam hubungan
dengan nasabah yang dapat meningkatkan citra BMT sehingga mampu mewujudkan visi
dan misi lembaga tersebut.
3.1.2 Komitmen dan Kompetensi
Perekrutan karyawan dengan standart minimal lulusan SMA sederajat dengan
kriteria memiliki pengetahuan tentang Agama dan Hukum Islam merupakan wujud yang
baik dalam lingkungan pengendalian BMT ABADA. Hal ini dikarenakan meskipun
memiliki struktur yang sama dengan koperasi, namun karakteristik Lembaga BMT
memiliki berbedaan dengan koperasi pada umumnya, sehingga memerlukan kriteria atau
keahlian khusus yang dimiliki oleh para karyawan. Diperkuat dengan pembinaan dan
pelatihan menjadikan BMT ABADA memiliki komitmen dan kompetensi yang bagus
dalam lingungan pengendalian internal kepatuhan syariah.
3.1.3 Struktur Organisasi
BMT ABADA sendiri merupakan Lembaga Keuangan Syariah yang berbadan
hukum Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah sehingga struktur organisasinya
akan sama dengan koperasi. Pada umumnya, struktur organisasi pada sebuah koperasi itu
sama. Dimulai dari rapat anggota, pengawas-DPS, sampai pengurus, tetapi biasanya
terdapat perbedaan setelah bagian pengurus hingga ke bawah. Struktur yang terdapat pada
BMT ABADA Universitas Airlangga dinilai sudah tepat dan dapat menunjang
pengendalian internal kepatuhan syariah secara optimal.
3.2 Analisis dan Evaluasi pada Komponen Penilaian Resiko
3.2.1 Karyawan atau Sumber Daya Manusia

7
Pengendalian resiko dengan mengatur kesesuaian bidang karyawan, memeriksa
data diri karyawan dengan detail, dan memastikan kegiatan administarif transaksi
dilaksanakan merupakan langkah lembaga untuk menghindari kemungkinan terjadi fraud
atau pelanggaran/penyelewengan yang dilakukan oleh karyawan atau pihak internal BMT
ABADA. Hal ini dinilai sudah tepat, namun masih diperlukan langkah-langkah yang
lebih terkait dengan pengawasan. Pengendalian resiko ini sangatlah krusial karena akan
menyebabkan resiko yang lebih luas lagi seperti resiko reputasi jika benar terjadi fraud di
pihak internal lembaga. Selain itu, berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pihak
BMT, manajemen tidak mampu memberikan gaji yang besar terhadap karyawan
dikarenakan pendapatan lembaga yang tidak sesuai ekspektasi. Hal ini menjadi pekerjaan
rumah yang penting bagi BMT ABADA untuk dicarikan solusi terbaiknya.

3.2.2 Resiko pada Peminjaman dan Pembiayaan

Pada dasarnya penerapan 5C dalam proses pembiayaan meruapakan standar yang


umum digunakan dilembaga keuangan baik bank maupun non bank. Hal ini bertujuan
untuk meminimalisir resiko gagal bayar yang mungkin terjadi. Namun demikian
berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan pihak BMT ABADA, tetap terjadi
resiko-resiko berikut ini:
1. Resiko Pembiayaan
Berdasarkan hasil wawancara, di KSPPS BMT ABADA diindikasikan selalu ada
nasabah (anggota) koperasi yang gagal bayar, dimana nasabah yang sudah diberikan
pinjaman, tidak mampu mengembalikan dana pinjamannya. Selain gagal bayar juga
bisa dengan bentuk tidak berhasilnya usaha atau usaha tutup. Selain itu juga bisa dari
kurangnya modal yang diberikan. Di BMT ini tidak ditarik denda untuk anggota yang
gagal bayar karena mengedepankan visi pemberdayaan anggota. Karena adanya visi
pemberdayaan anggota, fokus utama BMT adalah memberikan pembiayaan ke
masyarakat daripada pembiayaan ke internal universitas. seperti contoh, pasar, kantin,
rumah makan, dan sebagainya.
2. Resiko Gagal Bayar
Resiko yang dihadapi oleh KSPPS BMT ABADA adalah risiko gagal bayar. Risiko ini
adalah lanjutan dari risiko pembiayaan dimana anggota tidak mampu membayar
kembali pinjaman yang telah diberikan. Risiko gagal bayar pada BMT ini digolongkan
masih kecil, karena NPF BMT masih dalam keadaan aman. Selain itu, relasi anggota

8
yang kebanyakan masih dalam lingkungan universitas (misalnya kantin di universitas)
juga menyebabkan kecilnya resiko gagal bayar.
Oleh sebab itu, evaluasi terkait terjadinya resiko-resiko tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Resiko Pembiayaan
Untuk menghadapi risiko pembiayaan ini adalah dengan memilih anggota dengan baik.
Salah satu cara untuk menekan resiko adalah dengan memberikan pembiayaan pada relasi
dibawah universitas seperti kantin di universitas. Untuk mengatasi risiko kurangnya modal,
BMT ABADA memulai bisnis selain pembiayaan anggota seperti supermarket. Selain itu
juga adanya tambahan modal dari jajaran rektorat dan dosen apabila ada kenaikan progress
BMT.
2. Resiko Gagal Bayar
Untuk menghadapi risiko gagal bayar, pada tahap awal BMT akan memilih anggota dengan
seleksi. Untuk memperkecil risiko ini, BMT akan memilih anggota dari lingkungan
universitas seperti kantin di universitas. Jika tidak dari lingkungan universitas, memberikan
jaminan dengan kartu keluarga asli atau BPKB asli. Marketing akan memutuskan dengan
tambahan data survey keseharian di lingkungan anggota, seperti bertanya kepada orang
terdekat atau tetangga. Jika setelah diberi pembiayaan anggota tidak mampu membayar,
akan ditanya alasan tidak mampu membayar. Jika karena musibah (phk, dll) maka ditunggu
hingga pihak nasabah mampu untuk membayar kembali tentunya dengan kesepakatan waktu
yang telah ditentukan anatar pihak nasabah dan koperasi, atau dialihkan ke anggota
keluarga. Jika karena tidak mampu mampu mengangsur maka akan diberi tambahan waktu
sesuai dengan kesepakatan.
Selain dari seleksi, tenggat waktu pembiayaan juga hanya selama 1 tahun dan ada kejelasan
akad yang disetujui dan dipaparkan diawal kesepatakan. pembiayaan diata 5 juta rupiah
diwajibkan untuk menggunakan jaminan. Selain itu, untuk meringankan beban membayar,
sistem pembayaran yang ditawarkan BMT ini adalah dengan angsuran harian sehingga
jumlah lebih sedikit dan tidak terasa banyak diakhir.
3.3 Analisis dan Evaluasi pada Komponen Prosedur Pengendali
Prosedur Pengendalian bertujuan agar dapat memberikan kepastian bahwa arahan
dari manajemen lembaga untuk mengurangi resiko yang ada dapat terlaksana. Oleh sebab
itu, apa yang dilakukan oleh BMT ABADA Unair dinilai sudah cukup bagus. Pengecekan
dan pengawasan terhadap setiap keluar/masuk kas lembaga oleh manajemen dapat
mencegah terjadinya kecurangan, begitu juga dengan aktifitas pengendalian fisik yang
dilakukan. Dimana secara struktural, pihak atas akan mengawasi pihak dibawahnya,

9
dengan demikian fungsi pengendalian internal kepatuhan syariah akan berjalan dengan
baik.
3.4 Analisis dan Evaluasi pada Komponen Informasi dan Komunikasi
Upaya menyediakan informasi telah dilakukan oleh BMT ABADA Universitas
Airlangga, yaitu dengan menyusun dan mencatat transaksi yang sah. Hal ini berguna
dalam menyusun laporan keuangan yang mana ditujukan untuk proses evaluasi dan
mengambil keputusan terkait dengan strategi bisnis ke depannya. Selain itu kegiatan
komunikasi terkait dengan keputusan penghimpunan dan penyaluran dana juga terlaksana
dengan baik antara staf dan manajemen, sehingga dapat menjaga peraturan/kebijakan
yang telah ditetapkan dijalankan sebagaimana mestinya.
3.5 Analisis dan Evaluasi pada Komponen Monitoring (Pengawasan)
Aktivitas monitoring (pengawasan) dilakukan berdasarkan struktur organisasi
BMT ABADA Universitas Airlangga. Yang perlu diperhatikan pada komponen ini adalah
apakah monitoring telah dilakukan pada mestinya, mengingat monitoring ini ditujukan
untuk mengevaluasi pengendalian internal kepatuhan syariah dan juga untuk
mengevaluasi strategi bisnis yang berjalan. Namun ditemukan fakta bahwa biaya
operasional lembaga yang besar membuat BMT ABADA tidak dapat menggaji karyawan
dengan gaji yang tinggi. Hal ini perlu diperhatikan, apa saja faktor yang menyebabkan
biaya operasional tinggi dan apa faktor yang menyebabkan pendapatan tidak sesuai
dengan ekspektasi. Aktivitas monitoring sangat diperlukan untuk mengevaluasi
pertanyaan-pertanyaan tersebut.

10
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan dan Saran


Hasil dari analisis dan evaluasi pada BMT ABADA Universitas Airlangga
menunjukan bahwa sistem pengendalian internal kepatuhan syariah lembaga tersebut
secara keseluruan telah diterapkan dengan baik, efektif dan efisien. Meskipun terdapat
beberapa catatan seperti pada penilaian resiko dimana resiko pembiayaan masih memiliki
kekurangan, terlihat dengan masih banyaknya pembiayaan gagal bayar.
Dalam mengelola Sumber Daya Manusia, resiko-resiko yang mungkin terjadi telah
dimitigasi dengan baik, namun feedback yang diberikan oleh manajemen masih belum
maksimal, terbukti terdapat beberapa karyawan yang lebih memilih mundur dikarenakan
gaji yang tidak sesuai dengan ekspektasi.
Komponen monitoring juga perlu diberikan perhatian lebih, hal ini untuk
memastika operasional perusahaan berjalan semestinya sesuai dengan hukum syariah dan
juga sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan agar dapat menghasilkan keuntungan
yang lebih baik lagi. Sehingga visi dan misi lembaga yakni menjadi lembaga keuangan
syari`ah yang terbaik dan terbesar secara nasional dalam memberi solusi yang bermakna
bagi kaum dhuafa, pengusaha mikro, dan kecilsecara berkelanjutan dengan berlandaskan
pada prinsip-prinsip Siddiq, Amanah, Fathonah, dan Tabligh.

11
LAMPIRAN

Bukti Pelaksanaan Wawancara

12

Anda mungkin juga menyukai