Anda di halaman 1dari 97

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS SISTEM

INFORMASI AKUNTANSI PEMBERIAN KREDIT DAN


PELUNASAN (Studi Kasus Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat
Jwalita Trenggalek)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai


Derajat Sarjana Akuntansi

Oleh :
Yunita Rohmatul Laili
201610170311259

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020.
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................vii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Batasan Masalah...........................................................................................3
D. Tujuan dan Manfaat......................................................................................3
BAB II......................................................................................................................5
KAJIAN PUSTAKA................................................................................................5
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu......................................................................5
F. Tinjauan Pustaka.........................................................................................12
G. Pengendalian Internal..................................................................................13
H. Sistem Informasi Akuntansi........................................................................17
I. Bank Perkreditan Rakyat............................................................................18
J. Kredit..........................................................................................................19
K. Kredit Bermasalah (Non Performing Loan)................................................21
BAB III..................................................................................................................24
METODE PENELITIAN.......................................................................................24
A. Lokasi Penelitian.........................................................................................24
B. Jenis Penelitian............................................................................................24
C. Jenis Dan Sumber Data...............................................................................24
BAB IV..................................................................................................................28
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................28
A. Tinjauan Umum Organisasi........................................................................28
B. Struktur Organisasi.....................................................................................29
C. Pembagian Tugas Dan Wewenang.............................................................32

iii
D. Deskripsi Data.............................................................................................42

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Bank Perkreditan Rakyat Jwalita Trenggalek

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Pemberian Kredit Dan Pelunasan

Gambar 4.3 Flowchart Prosedur Pemberian Kredit

Gambar 4.4 Flowchart Prosedur Pelunasan Kredit

Gambar 4.5 Nota Angsuran Kredit

Gambar 4.6 Nota Angsuran Kredit

Gambar 4.7 Tanda Terima Realisasi

v
DAFTAR TABEL

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Perjanjian Kredit

Lampiran 2 Surat Perjanjian Penyerahan Hak Milik Secara Kepercayaan

Lampiran 3 Kartu Pinjaman

Lampiran 4 Surat Kuasa

Lampiran 5 Tanda Terima Jaminan

Lampiran 6 Tanda Terima Realisasi

Lampiran 7 Nota Pembayaran Angsuran

Lampiran 8 Nota Pelunasan Kredit

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi saat ini sangat membutuhkan adanya perbankan untuk

mengembangkan perekonomian. Perbankan sendiri merupakan salah satu lembaga

untuk mengembangkan perekonomian dan memperlancar arus kegiatan dibidang

ekonomi. Menurut UU No. 10 tahun 1998, perbankan merupakan segala sesuatu

yang menyangkut bank, kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan juga proses

dalam melaksanakan kegiatan. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2017), fungsi

utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana dari

masyarakat dan bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional guna

meningkatkan pemerataan pada pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan

ekonomi dan juga stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat

banyak. Menurut UU No. 10 Tahun (1998) perbankan di Indonesia terdiri dari

Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.

Menurut UU No. 10 (1998) Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank

yang pada kegiatannya dilakukan secara konvensional atau berdasarkan prinsip

syariah yang kegiatannya tidak memberikan jasa dalam hal lalu lintas

pembayaran. Salah satu Bank Perkreditan Rakyat yang ada di Indonesia adalah

PT. Bank Perkreditan Rakyat Jwalita Trenggalek yang merupakan lembaga

perbankan milik Pemerintah Kabupaten Trenggalek. Bank Perkreditan Rakyat

Jwalita bergerak dibidang perbankan, yang melayani tabungan, deposito dan

kredit dengan bunga yang bersaing dengan bank lain. Kredit yang disalurkan oleh

1
2

bank merupakan bagian paling besar dari aset yang dimiliki bank. Dalam

memberikan kredit kepada masyarakat, Bank Perkreditan Rakyat Jwalita tidak

terlepas dari risiko kredit. Menurut Peraturan Bank Indonesia (2009) yang

merupakan risiko kredit yaitu risiko akibat dari kegagalan nasabah atau pihak lain

dalam memenuhi kewajiban terhadap bank. Risiko kredit salah satunya yaitu

kredit macet. Ketika dalam pelunasan oleh nasabah terdapat kredit macet, akan

berpengaruh pada penerimaan pendapatan perusahaan dan akan mempengaruhi

meningkatnya NPL (Non Performing Loan). Seperti halnya pada BPR Jwalita

memiliki kredit macet pada tahun 2017 sebesar Rp. 1.407.539.200 dengan jumlah

nasabah 129, pada tahun 2018 sebesar Rp. 1.179.035.700 dengan jumlah nasabah

107, dan pada tahun 2019 sebesar Rp. 1.659.154.900 dengan jumlah nasabah 130.

Hal ini berarti akan berdampak negatif terhadap penilaian perusahaan dalam

menangani kredit macet.

Memperlancar dan meminimalisir risiko kredit yang sering terjadi pada

kegiatan perkreditan, PT. BPR Jwalita Trenggalek memerlukan sistem informasi

akuntansi untuk mengetahui prosedur pengelolaan dana perusahaan. Menurut

Sutinah (2003), setiap organisasi memanfaatkan sistem informasi dalam upaya

meningkatkan keefektifan dari pengendalian intern dan menggunakannya dalam

pengambilan keputusan. Menurut Mulyadi (2014), yang merupakan sistem

informasi akuntansi yaitu organisasi formulir, catatan, dan juga laporan yang

dikoordinasikan dengan tujuan untuk menyajikan informasi keuangan yang

nantinya dibutuhkan oleh manajemen untuk mempermudah dalam mengelola

perusahaan.
3

Setiap transaksi yang dilakukan diperusahaan, seperti halnya pada Bank

Perkreditan Rakyat Jwalita selalu berkaitan dengan kas. Baik kas yang diterima

dari penyimpan dana ataupun kas yang dikeluarkan untuk memberikan kredit pada

masyarakat. Maka dari itu, perlu adanya pengendalian internal terhadap kas

perbankan itu sendiri. Sistem pengendalian internal berfungsi untuk memudahkan

aktivitas yang ada di perusahaan dan juga sebagai pencegahan terjadinya

kecurangan. Selain itu pengendalian internal dibutuhkan agar tidak terjadi double

job. Sistem pengendalian yang dirancang dengan baik menjadikan operasional

bank Perkreditan Rakyat Jwalita menjadi efisien, dan bisa melindungi harta

perusahaan dari pemborosan, serta dapat memberikan data akuntansi yang tepat.

Dari uraian di atas, dengan melihat jumlah kredit macet yang ada di Bank

Perkreditan Rakyat Jwalita di tiga tahun terakhir, penulis tertarik untuk

mengetahui lebih dalam mengenai kesesuaian pengendalian internal pemberian

kredit dan pelunasan yang ada di Bank Perkreditan Rakyat Jwalita Trenggalek

dengan sistem pengendalian internal yang berlaku.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengendalian internal atas sistem informasi akuntansi pemberian

kredit dan pelunasannya di BPR Jwalita Trenggalek?

2. Apakah pengendalian internal pemberian kredit dan pelunasan di BPR

Jwalita Trenggalek sudah sesuai dengan prosedur yang ada?

C. Batasan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
4

a. Untuk mendeskripsikan pengendalian internal atas sistem informasi

akuntansi pemberian kredit dan pelunasannya di BPR Jwalita

Trenggalek.

b. Untuk membuktikan kesesuaian pengendalian internal pemberian

kredit dan pelunasan di BPR Jwalita Trenggalek dengan prosedur

yang ada.

2. Manfaat

a. Teoritis

Hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan tambahan literatur

akuntansi mengenai sistem pengendalian internal khususnya pada

pemberian kredit dan pelunasannya.

3. Manfaat Praktis

Memberikan informasi mengenai pengendalian internal sistem

informasi akuntansi pemberian kredit dan pelunasan yang digunakan

oleh PT. Bank Perkreditan Rakyat Jwalita Trenggalek sehingga dapat

meningkatkan efektivitas dan efesiensi aktivitas perusahaan.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu


Nama Judul Penelitian Tahun Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian
(Arifialdi et al., 2018)
Analisis Pengendalian Internal
Atas Sistem Informasi Akuntansi
Penerimaan Dan Pengeluaran
Kas Pada PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Kantor
Cabang Depok
Hasil Penelitiannya
menunjukkan bahwa dari
prosedur-prosedur atas
penerimaan dan pengeluaran kas
pada perusahaan telah sesuai
dengan aturan dan telah
dijalankan dengan baik sesuai
dengan kebijakan yang
ditetapkan oleh pihak
manajemen. Dan juga
pengendalian internal atas sistem
informasi akuntansi penerimaan
dan pengeluaran kas pada
perusahaan sudah memadai
sehingga bisa mengurangi
terjadinya kecurangan yang
mungkin terjadi. Pada penelitian
ini metode yang digunakan yaitu
deskriptif kualitatif dengan
melakukan pengamatan langsung
ke lapangan.

5
6

Nama Peneliti Dan (Sari, 2018)

Tahun Penelitian
Judul Penelitian Aanalisis Sistem Informasi Akuntansi Pemberian

Kredit Pada Bank Perkreditan Rakyat PT. Semoga

Jaya Artha Samarinda


Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur

pemberian kredit yang dilakukan oleh PT. BPR

Semoga Jaya Artha Samarinda telah sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Alat analisis yang digunakan

yaitu bagan alir (flowchart) dan rumus Dean J.

Champion.

Nama Peneliti Dan (Manullang & Hamta, 2018)

Tahun Penelitian
Judul Penelitian Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi

Dalam Mendukung Pengendalian Internal Pemberian

Kredit (Studi Kasus Pada Bank Perkreditan Rakyat

Lse Manggala Batam)


Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampai saat ini

belum pernah terjadi peristiwa yang merugikan

perusahaan dalam mengelola pemberian kredit,

begitupun sebaliknya dengan pengembalian piutang

masih berjalan sebagaimana mestinya, dengan

demikian penerapan sistem informasi akuntansi sudah

mendukung pengendalian internal pemberian kredit.


7

Penelitian ini menggunakan metode penelitian

deskriptif kualitatif

Nama Peneliti Dan (Fibriyanti & Wijaya, 2018)

Tahun Penelitian
Judul Penelitian Analisis Sistem Pengendalian Internal Pemberian

Kredit Pada PD. BPR Bank Daerah Lamongan


Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prosedur

untuk pemberian kredit kepada debiturnya yang

dilakukan PD. BPR Bank Daerah Lamongan sangat

efektif dengan prosentase sebesar 89,86% karena telah

sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang diterapkan

oleh Bank PD. BPR Bank Daerah Lamongan. Sistem

pengendalian internal yang diterapkan pada PD. BPR

Bank Daerah Lamongan sebesar 74,6 % sehingga

dapat dikatakan cukup efektif karena telah memenuhi

unsur-unsur pengendalian internal yang ada.

Nama Peneliti Dan (Befilla Astika, 2013)

Tahun Penelitian
Judul Penelitian Analisis Pengendalian Intern Pada Sistem Dan

Prosedur Pemberian Dan Pelunasan Kredit Ketahanan

Pangan Dan Energi (Kkpe) Untuk Petani (Studi Pada

Pt. Perkebunan Nusantara X Pabrik Gula Meritjan)


Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan pelaksanaan

pemberian dan pelunasan kredit KKPE masih belum


8

baik, karena masih terdapat adanya dobel tugas yang

nantinya dapat menyebabkan penyelewengan

wewenang, selain itu belum terdapat bagian analisa

kredit, kelompok pemutus kredit, serta belum terdapat

pemeriksaan mendadak. Pada penelitian ini

menggunakan data primer dan data sekunder.

Nama Peneliti Dan (Poputra & Salim, 2015)

Tahun Penelitian
Judul Penelitian Analisis Penerapan Sitem Informasi Akuntansi Dalam

Mendukung Pengendalian Internal Pemberian Kredit

Pada Pt. Bank Bukopin Manado


Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan

sistem informasi akuntansi dalam mendukung

pengendalian internal pemberian kredit pada PT. Bank

Bukopin Cabang Manado sudah dijalankan dengan

baik. Proses dan tehnik yang dilakukan oleh PT. Bank

Bukopin Cabang Manado telah sesuai dengan unsur-

unsur pengendalian intern yang layak dan memadai

sesuai dengan teori pengendalian internal oleh COSO,

selain itu dari pihak bank telah dapat mengatasi kredit

macet sehingga bank tidak mengalami kerugian yang

besar. Metode pengumpulan data nya yaitu dengan

dokumentasi dan wawancara.


9

Nama Peneliti Dan (Riyandini & Subeki, 2013)

Tahun Penelitian
Judul Penelitian Analisis Efektivitas Pengendalian Intern Atas Sistem

Pemberian Dan Pelunasan Kredit Gadai (Studi Kasus

Pada Pt. Pegadaian (Persero) Kantor Cabang Pallima

Palembang)
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian

internal yang diterapkan di PT. Pegadaian (persero)

kantor cabang palembang pallima sudah cukup efektif

karena telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan

Pada penelitian ini menggunakan data primer dan data

sekunder. Data yang digunakan adalah data persentase

dan klasifikasi pelanggan, data pendapatan, data

jumlah pinjaman, dan standar operasional (SOP).

Nama Peneliti Dan (Angelica et al., 2016)

Tahun Penelitian
Judul Penelitian Analisis Sistem Pengendalian Internal Pada Proses

Pemberian Kredit Di Pt. Bank Rakyat Indonesia. Tbk

Cabang Batam
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem

pengendalian internal yang telah dilakukan Bank BRI

Batam sudah diterapkan secara efektif dengan telah

diterapkannya pedoman dan standard sistem

pengendalian internal baik menurut COSO (Commitee

Of Sponsoring Organization of The Treadway


10

Commission) maupun Bank Indonesia.

Nama Peneliti Dan (Rotti et al., 2017)

Tahun Penelitian
Judul Penelitian Evaluasi Pengendalian Internal Terhadap Kredit

Diragukan Pada Pt. Bank Sulutgo Di Minahasa Induk


Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen

perusahaan telah menerapkan konsep dasar dan

prinsip pengendalian internal berbasis COSO (Komite

Organisasi Sponsoring). Pengumpulann data pada

penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan

dokumentasi dan pengolahan data nya menggunakan

data kualitatif dan analisis deskriptif.

Nama Peneliti Dan (Sawori et al., 2018)

Tahun Penelitian
Judul Penelitian Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi

Dalam Menunjang Pengendalian Internal Pembiayaan

Kredit Usaha Mikro Pada Pt Bank Sulutgo


Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan

sistem informasi kredit keuangan mikro pada PT

SulutGo Bank telah dilakukan dengan baik dan telah

mendukung pengendalian internal pembiayaan kredit

usaha mikro. Ini ditunjukkan oleh unsur-unsur sistem

informasi akuntansi yang mendukung setiap

komponen pengendalian internal.


11

F. Tinjauan Pustaka
1. Bank

Menurut UU No. 10 (1998), bank merupakan badan usaha yang dalam

kegiatannya menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan, kemudian

menyalurkannya juga kepada masyarakat baik dalam bentuk kredit maupun

bentuk lainnya, yang berfungsi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat itu

sendiri.

Menurut Kasmir (2016), bank merupakan suatu lembaga keuangan yang

dalam kegiatannya menghimpun dana yang berasal dari masyarakat kemudian

menyalurkan dana itu kembali ke masyarakat dan juga memberikan jasa bank

lainnya.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga

keuangan yang kegiatan nya menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat

dalam bentuk kredit atau yang lainnya untuk meningkatkan perekonomian

masyarakat.

Fungsi bank secara umum yaitu menghimpun dana yang diperoleh dari

masyarakat kemudian myalurkannya kepada masyarakat kembali yang nantinya

digunakan untuk berbagai tujuan.

Menurut Budisantoso dan Triandaru (2007) fungsi dari bank yaitu sebagai

berikut :

a. Agent of trust
12

Dalam hal penghimpunan dana dan penyaluran dana pada perbankan,

kepercayaan (trust) merupakan dasar utama dalam kegiatan tersebut. Ketika

masyarakat mau menyimpan dananya di bank, selalu dilandasi faktor

kepercayaan. Masyarakat menyimpan uang nya di bank karena mereka percaya

bahwasanya bank akan mengelolanya dengan baik dan tidak menyalahgunakan

uang yang disimpan tersebut, dan nantinya masyarakat dapat menarik kembali

uang nya pada waktu yang telah ditentukan dan disepakati.

b. Agent of Development

Agent of development merupakan suatu lembaga yang melakukan

pengelolaan dana untuk kebutuhan pembangunan ekonomi. Kegiatannya meliputi

investasi, pendistribusian, dan juga kegiatan konsumsi barang maupun jasa.

Kegiatan tersebut menghimpun dan menyalurkan dana guna memperlancar

kegiatan pembangunan ekonomi masyarakat. Oleh sebab itu kegiatan investasi,

pendistribusian dan juga konsumsi tidak terlepas dari penggunaan uang.

c. Agen of Services

Selain menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, bank juga melakukan

penawaran jasa/produk yang lain dari perbankan itu sendiri kepada masyarakat.

Jasa bank yang diberikan kepada masyarakat antara lain yaitu jasa pengiriman
13

uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan juga jasa

penyelesaian tagihan.

G. Pengendalian Internal

Untuk mencapai tujuan perusahaan, harus terdapat langkah-langkah dan

strategi yang dilakukan oleh semua pihak yang terlibat. Salah satunya yaitu

dengan diterapkan nya pengendalian internal.

Menurut Amin (2001) yang merupakan pengendalian internal yaitu sebuah

proses yang dilakukan oleh dewan komisaris, manajemen, dan juga personil-

personil lainnya dari entitas yang dirancang guna memberikan keyakinan yang

tinggi mengenai tujuan yang akan dicapai suatu golongan.

Menurut Romney dan Steinbart (2016) yang merupakan pengendalian

internal yaitu suatu proses dan prosedur yang dijalankan sebagai penjamin

ketercapaian tujuan pengendalian perusahaan telah terpenuhi.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal yaitu kegiatan

pengendalian dari dalam yang dilakukan oleh perusahaan guna tercapainya tujuan

dari perusahaan tersebut.

Menurut COSO (2008), bahwa sistem pengendalian internal itu bertujuan untuk:

a. Pengefisien dan efektifitas dari kegiatan operasi

b. Sebagai penyaji laporan keuangan perusahaan yang dapat dipercaya


14

c. Ketaatan perusahaan terhadap aturan yang berlaku dan juga undang-

undang.

Menurut Mulyadi (2014), bahwa tujuan dari sistem pengendalian internal yaitu:

a. Untuk menjaga kekayaan dari suatu

b. Untuk melihat ketelitian dan keakuratan dari data akuntansi

c. Untuk mendorong efisiensi, dan

d. Untuk dipatuhinya kebijakan yang telah dibuat oleh manajemen

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pengendalian

internal yaitu untuk menjaga integritas dari informasi akuntansi, melindungi

aktiva yang ada di perusahaan dari adanya kecurangan, pemborosan, dan juga

pencurian yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu baik di dalam maupun di luar

perusahaan. Selain itu, pengendalian internal juga harus dapat mempermudah

pencarian kesalahan, baik kesalahan yang dilakukan secara sengaja maupun tidak

disengaja. Sehingga dengan adanya pengendalian internal, nantinya akan

memperlancar proses audit perusahaan.

Menurut Mulyadi (2014), yang merupakan dari unsur pokok sistem

pengendalian internal yaitu :

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara

tegas.

Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang dibentuk untuk

pembagian tanggungjawab tiap-tiap unit organisasi menurut fungsinya,

guna melaksanakan kegiatan dari perusahaan. Ketika melakukan


15

pembagian tanggungjawab dalam organisasi harus memegang beberapa

prinsip. Yang pertama yaitu prinsip melakukan pemisahan antara fungsi

operasi pencatatan, kemudian pelaksanaan dan penyimpanan. Prinsip yang

kedua yaitu setiap fungsi tidak boleh diberikan tanggungjawab yang penuh

atas pelaksanaan semua tahap dari transaksi.

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan

Dalam suatu organisasi, setiap transaksi yang terjadi harus terlebih

dahulu mendapat persetujuan dari pejabat yang telah memiliki wewenang

atas adanya transaksi tersebut. Maka dari itu, dalam suatu organisasi

dibentuk sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas

terlaksananya setiap transaksi. Media yang digunakan dalam perekaman

penggunaan wewenang untuk memberikan otorisasi keterlaksanaan dari

transaksi yang ada di suatu organisasi yaitu formulir. Formulir merupakan

dokumen dasar yang digunakan untuk mencatat transaksi. Formulir dicatat

dalam catatan akuntansi dengan ketelitian yang tinggi. Maka dari itu

penggunaan formulir harus diawasi.

c. Pelaksanaan tugas dan fungsi yang sehat.

Dalam melaksanakan praktiknya, perusahaan harus menciptakan

praktik yang sehat. Langkah umum ntuk menciptakan praktik yang sehat

dalam perusahaan yaitu :

1) Menggunakan formulir yang bernomor urut tercetak. Pemakaian

nomor urut ini sebagai pengawasan karena formulir merupakan alat

otorisasi yang nantinya harus dipertanggungjawabkan oleh yang

berwenang.
16

2) Melakukan pemeriksaan secara mendadak terhadap objek yang

penting.

3) Setiap transaksi dari awal sampai akhir tidak boleh dilaksanakan

oleh satu orang atau satu unit organisasi. Karena setiap

pelaksanaannya dilakukan oleh lebih dari satu pihak, maka akan

menciptakan sebuah sistem internal check, dan setiap unit

organisasi akan menciptakan praktik yang sehat.

4) Melakukan perputaran jabatan untuk meminimalisir adanya

kecurangan yang ada di dalam perusahaan.

5) Keharusan melakukan cuti bagi karyawan yang berhak agar bisa

digantikan oleh karyawan yang lain.

6) Melakukan pencocokan fisik secara periodik antara kekayaan

perusahaan dengan catatan yang ada untuk menjaga ketelitian dan

keandalan perusahaan.

7) Membentuk unit organisasi atau staf bagian pemeriksaan intern

yang bertugas memeriksa keefektifan unsur pengendalian yang

lain. Staf pemeriksaan intern ini tidak boleh ikut campur dalam

proses operasional perusahaan

d. Karyawan yang memiliki mutu sesuai dengan tanggungjawabnya.

Diantara ke empat unsur pokok pengendalian internal di atas, unsur

mutu karyawan merupakan unsur dari pengendalian internal yang sangat

penting. Karena ketika suatu perusahaan memiliki karyawan yang jujur

dan kompeten dibidangnya, mampu menjadikan kinerja menjadi efektif

dan efisien dan perusahaan mampu menghasilkan pertanggungjawaban


17

keuangan yang dapat diandalkan. Untuk mendapatkan karyawan yang

dapat dipercaya dan kompeten dibidangnya, perusahaan harus menyeleksi

sesuai dengan tuntutan pekerjaannya dan melakukan pengembangan

pendidikan serta melakukan pelatihan pekerjaan terlebih dahulu.

H. Sistem Informasi Akuntansi

Dalam perusahaan, informasi khususnya informasi mengenai keuangan

sangat dibutuhkan oleh pihak dalam maupun luar perusahaan. Untuk itu, maka

dibentuklah suatu sistem informasi akuntansi, sistem ini digunakan untuk

menghasilkan informasi yang akurat bagi pihak dalam maupun luar perusahaan

yang membutuhkan informasi.

Menurut Mulyadi (2014), yang merupakan sistem informasi akuntansi yaitu

organisasi formulir, catatan, dan juga laporan yang dikoordinasikan dengan tujuan

untuk menyajikan informasi keuangan yang nantinya dibutuhkan oleh manajemen

untuk mempermudah dalam mengelola perusahaan.

Menurut George Bodnar (1995) dalam Amir Abadi Jusuf (2000) yang

merupakan sistem informasi akuntansi yaitu kumpulan dari sumberdaya seperti

peralatan dan manusia, yang diatur dengan tujuan untuk mengubah data-data

menjadi sebuah informasi yang nantinya akan dikomunikasikan kepada para

pengambil keputusan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi

yaitu suatu sistem yang dibuat dengan tujuan untuk mengubah dan memproses
18

data menjadi sebuah informasi yang akurat untuk pihak dalam maupun luar

perusahaan.

Menurut Romney dan Steinbart (2016) terdapat lima komponen dalam

sistem informasi akuntansi yaitu :

1. Seseorang yang melaksanakan dan mengoperasikan sistem tersebut

dalam berbagai fungsi

2. Prosedur manual dan prosedur yang terotomatisasi yang berpengaruh

terhadap aktivitas pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data

yang berhubungan dengan kegiatan organisasi.

3. Data-data mengenai proses bisnis yang ada di organisasi.

4. Perangkat lunak yang digunakan dalam pemrosesan data organisasi.

5. Prasarana teknologi informasi, seperti komputer, peralatan

pendukung, dan juga peralatan jaringan komunikasi.

I. Bank Perkreditan Rakyat

Menurut UU Republik Indonesia No.10 (1998) dalam Kasmir (2016)

menyebutkan bahwa Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang kegiatannya

dilakukan secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah dan pada

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam hal lalu lintas pembayaran.

Tujuan dari Bank Perkreditan Rakyat yaitu untuk memberikan pelayanan

kepada usaha mikro kecil menengah dan juga kepada masyarakat sekitar sehingga

dapat membantu pemerataan kesempatan berusaha di Indonesia.


19

Dalam penelitian ini menggunakan Bank Perkreditan Rakyat Jwalita

Trenggalek. Dimana BPR Jwalita ini memiliki produk kredit yaitu kredit umum,

kredit honorer, kredit perangkat desa, kredit gangsar, kredit program TPP ASN

(Aparatur Sipil Negara).

J. Kredit

Kredit merupakan pinjaman yang diberikan dengan persetujuan ketentuan

antara pihak peminjam dan pihak yang memberikan pinjaman yang nantinya

pihak peminjam wajib melunasinya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.

Menurut UU No. 10 (1998) yang merupakan kredit yaitu penyediaan uang

ataupun tagihan, yang dilakukan antara pihak bank dengan pihak lainnya yang

didasari pada kesepakatan pinjam meminjam, dan ketika sudah jatuh tempo waktu

pihak yang meminjam harus melunasinya beserta memberi bunga yang telah

ditentukan diawal.

Sebelum memberikan kredit kepada nasabah, pihak bank hars terlebih

dahulu melakukan penilaian kepada calon nasabah yang melakukan kredit dengan

tujuan untuk memastikan kredit yang diberikan ke nasabah nantinya akan kembali

lagi. Dalam melakukan penilaian pihak bank menggunakan prosedur, kriteria dan

juga aspek penilaian yang telah ditetapkan sebagai standar penilaian seperti

menggunakan kriteria penilaian analisis 5C.


20

Menurut Kasmir (2016), yang dimaksud dengan analisis 5C prinsip

pemberian kredit yaitu:

1. Character

Character merupakan watak atau sifat dari seorang nasabah yang akan

diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. Prinsip ini dapat diketahui

dengan melihat latar belakang dari calon nasabah. Baik latar belakang

pekerjaan calon nasabah, keadaan keluarganya, maupun gaya hidup, yang

nantinya digunakan untuk ukuran kemauan membayar kredit yang diberikan

oleh bank.

2. Capacity

Dalam mengukur kapasitas calon nasabah bisa dilihat dari kemampuannya

dibidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan

berbisnis, dan juga dilihat dari kemampuannya atas pemahaman tentang

kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.

3. Capital

Digunakan untuk melihat kefektifan penggunaan modal, dilihat laporan

keuangan (neraca dan laporan laba rugi) dilakukan dengan mengukur dari segi

likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan juga ukuran lainnya.

4. Collateral

Collateral merupakan jaminan yang telah diberikan oleh calon nasabah

baik bersifat fisik dan juga non fisik. Jaminan yang diberikan terlebih dahulu
21

harus diteliti keabsahannya, sehingga jika nantinya dalam pelunasan kredit

terjadi suatu masalah, jaminan yang dititipakan tersebut dapat digunakan

sesegera mungkin.

5. Condition

Melakukan penilaian kondisi ekonomi dan politik dimasa sekarang dan

yang akan datang sesuai sektornya. Melakukan penilaian prospek usaha dari

sektor yang dijalankan oleh nasabah. Dalam menilai prospek bidang usaha

yang dibiayai oleh bank sebaiknya benar mempunyai prospek yang baik

sehingga meminimalisir terjadinya kredit bermasalah.

K. Kredit Bermasalah (Non Performing Loan)

Kredit bermasalah merupakan kredit yang dalam pembayaran angsuran

pokok ataupun bunga nya melebihi pada batas jatuh tempo.

Menurut Leon dan Ericson (2007), yang merupakan non performing loan

merupakan suatu kredit yang pembagian kategori kolektibilitasnya diluar dari

kolektibilitas kredit lancar dan kredit dalam perhatian khusus. Kolektibilitas

merupakan gambaran dari kondisi pembayaran angsuran pokok dan bunga kredit

serta tingkat kemungkinan penerimaan dana kembali yang ditanamkan dalam

surat-surat berharga.

Menurut Bank Indonesia (BI) dalam Kasmir (2016) pengelompokkan

penilaian kolektibilitas kredit yaitu:

2. Lancar (pass)
22

Dikatakan lancar yaitu ketika dalam mengembalikan pokok

pinjaman kredit yang diberikan beserta pembayaran bunganya tidak

mengalami penundaan. Kriteria yang dikategorikan dalam kredit lancar

yaitu :

b. Ketika melakukan pembayaran angsuran pokok dan juga bunga

tepat waktu tidak melampaui jatuh tempo.

b. Mempunyai mutasi rekening aktif

c. Bagian dari kredit yang dijaminkan dengan agunan tunai.

3. Dalam Perhatian Khusus (Special Mention)

Dikatakan dalam perhatian khusus ketika dalam kriteria :

a. Ketika dalam pembayaran angsuran pokok dan bunganya terdapat

tunggakan tetapi belum melampaui 90 hari.

b. Mutasi rekening nya relatif aktif

c. Tidak sering terjadi pelanggaran yang dilakukan terhadap kontrak

yang diperjanjikan.

d. Didukung dengan pinjaman baru

4. Kredit Kurang Lancar (Substandard)

Dikatakan kredit kurang lancar yaitu ketika dalam pengembalian

pokok pinjaman dan pembayaran bunga kredit mengalami penundaan

selama tiga bulan terhitung dari waktu yang dijanjikan. Kriteria yang

dikategorikan dalam kredit kurang lancar yaitu :

a. Adanya angsuran pokok pinjaman ataupun bunga yang

melebihi 90 hari karena sering terjadi perpanjangan kredit.


23

b. Mutasi rekening tergolong rendah.

c. Adanya pelanggaran dari kontrak yang telah dijanjikan

melebihi waktu 90 hari.

d. Adanya tanda-tanda terjadi masalah keuangan yang dialami

nasabah.

e. Lemahnya dokumentasi pinjaman.

5. Kredit Yang Diragukan (Doubtful)

Yang dimaksud dari kredit yang diragukan yaitu kredit yang dalam

pengembalian pokok pinjaman dan bungannya mengalami penundaan waktu

enam bulan atau melebihi dua kali jadwal yang diperjanjian. Dikategorikan

dalam kredit yang diragukan yaitu ketika:

a. Adanya tunggakan dari angsuran pokok yang telah melewati

batas waktu selama 180 hari.

b. Adanya perpanjangan kredit yang permanen

c. Adanya gagal bayar yang melebihi waktu 180 hari

d. Adanya tambahan bunga

e. Lemahnya dokumentasi hukum dalam perjanjian kredit dan juga

pengikat jaminan

6. Kredit macet (loss)

Dikatakan kredit macet yaitu ketika dalam mengembalikan pokok

pinjaman dan bunganya mengalami penundaan dalam waktu lebih satu

tahun sejak jadwal jatuh tempo yang ditentukan. Dikategorikan kredit

macet ketika:
24

a. Adanya penunggakan angsuran pokok dan bunga yang melebihi

waktu 270 hari

b. Penutupan kerugian operasional dengan pinjaman baru.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan PT. Bank Perkreditan Rakyat Jwalita

yang berlokasi di Jl. KH Hasyim Ashari No.1-A, Krajan, Surodakan, Kec.

Trenggalek, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. PT BPR Jwalita ini memiliki 6

kantor kas yang terletak di beberapa kecamatan di Kabupaten Trenggalek sendiri

yaitu kantor kas Karangan, kantor kas Pogalan, kantor kas Kampak, kantor kas

Tugu, kantor kas Durenan, dan kantor kas Panggul. Tujuan dari didirikannya

kantor kas di beberapa titik yaitu untuk mempermudah pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat Trenggalek.

B. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis

penelitian deskriptif. Tujuan dari penelitian ini yaitu mendeskripsikan

pengendalian internal pada pemberian kredit dan pelunasan yang digunakan di

Bank Perkreditan Rakyat Jwalita. Selain itu juga untuk menganalisis keefektifan

dan kesesuaian pelaksanaan sistem pengendalian internal itu sendiri.

C. Jenis Dan Sumber Data


1. Data Primer

Yang dimaksud dari data primer yaitu data yang diperoleh dengan cara

meneliti langsung di lapangan. Data primer disini diperoleh dengan cara

melakukan wawancara secara langsung mengenai kredit dan pelunasannya kepada

staf bagian kredit.

25
26

2. Data Sekunder

Yang dimaksud dari data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan cara

dokumentasi atau mengumpulkan data-data yang sudah ada sebelumnya. Dalam

penelitian ini mengumpulkan data yang berhubungan dengan pemberian kredit

dan pelunasan seperti prosedur pemberian kredit dan pelunasan yang ditetapkan

oleh Bank Perkreditan Rakyat Jwalita. Sealain itu melakukan studi literatur yang

mendukung penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data dilakukan melalui 2 tahapan sebagai berikut :

a. Melakukan wawancara langsung kepada pihak yang terlibat langsung

dalam pemeriksaan khususnya staf bagian kredit yang ada di Bank

Perkreditan Rakyat Jwalita untuk memperoleh informasi secara

langsung yang diperlukan dalam penelitian.

b. Dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan data-data yang

dibutuhkan dalam penelitian seperti surat perjanjian kredit, surat

perjanjian penyerahan hak milik secara kepercayaan, kartu pinjaman,

tanda terima realisasi, tanda terima jaminan, dan surat kuasa.

4. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini yang digunakan yaitu teknik analisis deskriptif. Yang

mana akan menganalisis permasalahan dengan menggambarkan dan menguraikan

data serta dokumen yang dikumpulkan untuk kemudian dianalisis sehingga

mendapatkan kesimpulan yang sebenarnya mengenai pengendalian internal atas

sistem informasi akuntansi pemberian kredit dan pelunasan yang digunakan di

Bank Perkreditan Rakyat Jwalita Trenggalek.


27

Dalam melakukan analisis data Bank Perkreditan Rakyat Jwalita menggunakan 3

tahap yaitu:

1. Analisis Input

Digunakan untuk memperoleh kualitas informasi yang benar dan sesuai.

Menganalisis tiap-tiap komponen atau tiap data yang berhubungan dalam

pemberian kredit dan pelunasan, seperti struktur organisasi yang digunakan

dan juga tugas dan wewenang yang dijalankan pada tiap bagian serta formulir

yang digunakan.

2. Analisis Proses

Dalam analisis proses sistem pemberian kredit dan pelunasan ini ada

beberapa tahapan yang dilakukan, yaitu :

a. Melakukan analisis struktur bagian pemberian kredit dan pelunasan

yang ada di Bank Perkreditan Rakyat Jwalita mengenai pemisahan

tugas dan fungsi yang jelas terkait dengan proses pemberian kredit dan

pelunasannya.

b. Kemudian melakukan analisis mengenai sistem dan prosedur, yang

terkait dengan pemberian kredit dan pelunasan yang ada di Bank

Perkreditan Rakyat Jwalita.

c. Dan yang terakhir membuat flowchart alur prosedur pemberian kredit

dan pelunasan yang diterapkan oleh Bank Perkreditan Rakyat Jwalita.

3. Analisis Output

Dalam analisis output ini akan menganalisis pengendalian internal yang

dilakukan BPR Jwalita dalam prosedur dan formulir yang digunakan dalam proses

pemberian kredit dan pelunasan, kemudian membandingkan kesesuaiannya


28

dengan sistem pengendalian internal yang sesuai. Selain itu juga menganalisis

kekurangan yang digunakan dalam sistem tersebut. Kemudian akan memberikan

saran dan rekomendasi kepada Bank Perkreditan Rakyat Jwalita Trenggalek

mengenai pengendalian internal sistem informasi akuntansi yang lebih baik dan

mampu meminimalisir risiko kredit macet serta melindungi harta perusahaan dari

penyelewengan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Umum Organisasi


1. Profil Bank Perkreditan Rakyat Jwalita

PT Bank Perkreditan Rakyat Jwalita Trenggalek didirikan pada 27

September 2004 dengan saham mayoritas dari Pemerintah Kabupaten

Trenggalek sebesar 97,40%. Pada saat itu diresmikan oleh Bupati

Trenggalek, Ir. Mulyadi WR, MMT.

Dalam sejarah pendiriannya, pada tanggal 29 Maret 2004 PT. Bank

Perkreditan Rakyat Jwalita memperoleh akta pendirian yang disahkan oleh

Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia nomor C-07617 HT

01.01/2004. Kemudian PT. Bank Perkreditan Rakyat Jwalita memperoleh

surat ijin operasional Gubernur Bank Indonesia dengan nomor

6/9KEP.GBI/2004 pada tanggal 08 September 2004.

PT Bank Perkreditan Rakyat merupakan lembaga perbankan milik

Pemerintah Kabupaten Trenggalek yang pada operasional kegiatan

usahanya sampai saat ini merupakan perusahaan perbankan yang

berkembang pesat di wilayah Kabupaten Trenggalek.

2. Visi Misi BPR Jwalita

Visi :

Menjadi BPR yang sehat untuk mendorong pertumbuhan perekonomian di

Kabupaten Trenggalek.

Misi :

1) Menyediakan permodalan yang mudah dan murah khususnya modal

bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah.

29
30

2) Mendorong kegiatan usaha yang produktif di Kabupaten Trenggalek.

3) Pelayanan yang prima kepada nasabah.

B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang ada di PT. Bank Perkreditan Rakyat Jwalita

digambarkan dalam bentuk bagan, dimana pada setiap karyawan mempunyai

tugas dan wewenang masing-masing sesuai dengan prosedur yang berlaku. Masa

kepengurusan dalam PT Bank Perkreditan Rakyat ini berlaku untuk 5 tahun,

kemudian masa kepengurusan selanjutnya akan dibentuk kembali sesuai dengan

kesepakatan ketika rapat anggota.

Komisaris Utama : Mulyadi WR

Komisaris : Sumardi

Direktur Utama : Dwi Fraidianriani

Direktur Kepatuhan : Didik Saguh Wiyoso

Satuan Pengendalian Intern : Sulung Prasetyo Jatmiko

Kepala Bagian Operasional : Wiwid Widayati

Manaj. Risiko, Kepatuhan : Linda Wulaningtyas

Kepala Bagian Kredit : Sunarwito

Teller : Arin dan Lutfiana

Adm. Tabungan/Deposit : Alfina Ayu

Adm. Kredit : Agus Rianto

Pembukuan : Eko Dedy

Keamanan : Agus Prianto dan Yugo Triono

Umum dan Driver : Riyanto dan Nur Abadi


31

Account Officer : Dwi Widodo, Agung Prasetyo Asa Purnawan,

Norrochman Dhinu Pramanda, Agung Eka


32

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. BPR Jwalita

Manaj. Bagian
Kepala Risiko,
Kepatuhan
Kredit

Account
Officer
33

C. Pembagian Tugas Dan Wewenang


Berikut merupakan uraian tugas dan wewenang setiap bagian yang

berhubungan dengan pemberian kredit dan pelunasannya.

1. Direktur Utama

a. Bertanggungjawab mewujudkan terlaksananya budaya kepatuhan

pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha BPR.

b. Memastikan bahwa seluruh pegawai, khususnya dari satuan kerja

terkait dan pegawai baru, telah mengikuti pelatihan dalam rangka

meningkatkan kinerja pegawai.

c. Memantau cara kerja dan hasil kerja petugas lapangan / account

officer melalui buku harian masing-masing account officer yang

dievaluasi setiap bulan.

d. Melaksanakan pengecekan terhadap kegiatan kantor dan

bertanggungjawab atas operasi bank sesuai garis kebijakan yang

telah ditentukan.

e. Menandatangani laporan untuk BI, OJK maupun pihak ketiga

dengan direksi lainnya.

f. Memberikan pertimbangan kredit dalam kapasitasnya sebagai

anggota komite kredit.

g. Bersama-sama direksi atau sendiri mengadakan pemeriksaan

mendadak atas bagian-bagian yang kritis dalam operasi bank,

melakukan pengawasan intern untuk mencegah terjadinya

kecurangan di bank.

h. Memantau efektivitas kerja SPI dan menindaklanjuti hasil temuan

SPI
34

2. Direktur Kepatuhan

a. Menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan

BPR telah memenuhi seluruh peraturan Otoritas Jasa Keuangan

dan peraturan perundang-undangan dalam rangka pelaksanaan

prinsip kehati-hatian.

b. Menjaga kepatuhan BPR terhadap seluruh komitmen yang dibuat

oleh BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas lain.

c. Melakukan evaluasi terhadap pedoman kerja, sistem dan prosedur

kepatuhan dan meyakini bahwa pedoman kerja, sistem dan

prosedur kepatuhan telah berjalan efektif.

d. Melaporkan ke OJK terhadap pokok-pokok pelaksanaan tugas

kepatuhan (diatur dalam pasal 55 POJK No.4/POJK.03/2015

tanggal 31 Maret 2015 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank

Perkreditan Rakyat).

e. Memastikan bahwa fungsi manajemen risiko telah beroperasi

secara independen.

f. Memberikan persetujuan terhadap laporan transaksi Keuangan

mencurigakan.

g. Memfiat bayar (dalam batas wewenangnya) atas pengeluaran

simpanan maupun biaya.


35

3. Satuan Pengendalian Intern

a. Membantu tugas direktur utama dan dewan komisaris dalam

melakukan pengawasan operasional BPR, terkait perencanaan,

pelaksanaan, maupun pemantauan hasil audit.

b. Membuat analisis dan penilaian dibidang keuangan, akuntansi,

operasional, dan kegiatan lainnya paling sedikit dengan cara

melakukan pemeriksaan langsung dan analisis dokumen.

c. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang

kegiatan yang diperiksa pada semua tingkatan manajemen.

d. Penilaian mengenai kelayakan dan kecukupan pengendalian

dibidang keuangan, kredit, dan kegiatan BPR lainnya serta

peningkatan efektifitas pengendalian dengan biaya yang layak.

e. Pemeriksaan untuk memastikan bahwa semua harta milik BPR

telah dipertanggungjawabkan dan dijaga dari semua kerugian.

f. Pemeriksaan bahwa data informasi yang disajikan kepada

manajemen BPR dapat dipertanggungjawabkan dan dipercaya.

g. Memberikan rekomendasi mengenai perbaikan dibidang

operasional, kredit dan bidang lainnya.

4. Manajemen Risiko

a. Memantau dan memahami setiap perkembangan peraturan

Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain

yang relevan dengan kegiatan usaha BPR.

b. Memberikan rekomendasi untuk produk, aktivitas, dan transaksi

BPR sesuai peraturan perundang-undangan.


36

c. Melakukan koordinasi dan memberikan rekomendasi kepada

Satuan Pemeriksa Intern (SPI) terkait pelanggaran kepatuhan

yang dilakukan oleh pegawai BPR.

d. Melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring, dan

pengendalian terhadap risiko kepatuhan dengan mengacu pada

peraturan OJK mengenai penerapan manajemen risiko bagi Bank

Perkreditan Rakyat, berkoordinasi dengan pejabat eksekutif yang

menangani manajemen risiko.

e. Memastikan pejabat eksekutif audit intern telah melaksanakan

tugas sesuai ketentuan.

f. Pemantauan posisi risiko secara keseluruhan, per jenis risiko, dan

per jenis aktivitas fungsional.

g. Penyusunan dan penyampaian laporan profil risiko secara berkala

kepada anggota direksi yang membawahkan fungsi manajemen

risiko.

h. Melakukan identifikasi risiko dari kegiatan usaha, produk dan

layanan BPR, (khususnya risiko kredit, operasional, dan

kepatuhan) modal inti < 15 M serta melakukan pengukuran

risiko/penilaian peringkat risiko yang terdiri dari 5 (lima)

peringkat risiko yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan

sangat tinggi.

i. Memantau dan menjaga kegiatan usaha BPR agar terhindar dari

risiko-risiko yang dapat merugikan dan membahayakan

kelangsungan usaha BPR.


37

j. Monitoring dan membantu menyelesaikan kredit bermasalah.

5. Kepala Bagian Operasional

a. Melakukan supervisi terhadap semua kegiatan operasional BPR.

b. Memeriksa semua transaksi dan mutasi keuangan.

c. Melakukan pembukuan akhir dari seluruh transaksi dalam bentuk

laporan keuangan.

d. Memberi izin transaksi koreksi.

e. Memastikan bahwa semua keluhan nasabah atas pelayanan yang

diberikan sudah ditindaklanjuti dengan benar sesuai dengan

ketentuan yang berlaku untuk mewujudkan kepuasan nasabah

dengan tetap memperhatikan kepentingan BPR.

6. Kepala Bagian Kredit

a. Mengawasi seluruh kegiatan marketing meliputi kegiatan

pelayanan nasabah, pemasaran produk-produk BPR, mencari

nasabah baru, dan melakukan pembinaan nasabah kredit,

khususnya kredit dengan jumlah relatif besar.

b. Memeriksa, menilai, membina dan memantau kredit yang telah

diberikan.

c. Melakukan koordinasi dengan para AO dalam rangka untuk

mencapai target ekspansi kredit sesuai rencana bisnis yang telah

disusun, maupun upaya pemberantasan tunggakan kredit agar

portofolio senantiasa dalam keadaan sehat.

d. Menjadi anggota komite kredit, memberi saran dan usulan kepada

direksi atas permohonan kredit yang di atas kewenangannya.


38

e. Mengusulkan solusi dan melakukan monitoring terhadap

penyelesaian kredit bermasalah maupun kredit macet, baik

diselesaikan sendiri maupun melalui lawyer atau pihak lain.

f. Melakukan tolakan permohonan kredit nasabah (setelah

konsultasi dengan direksi).

g. Melakukan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen-dokumen

yang terkait dengan tugasnya.

h. Memutus kredit sesuai kewenangan yang diberikan.

7. Teller

a. Membuka pintu besi tempat penyimpanan uang/brankas,

membantu opname kas, menyimpan sebagian kunci brankas

sesuai yang ditugaskan.

b. Menyimpan dana yang diperoleh dari nasabah.

c. Menerima dan membayarkan uang dari/ke nasabah sebesar bukti

setoran/pengambilan.

d. Melakukan validasi bukti pembukuan sesuai nomor rekeningnya,

untuk setoran nasabah uang diterima lebih dulu baru divalidasi,

sedangkan untuk pengeluaran validasi dilakukan lebih dulu baru

uang diserahkan nasabah.

e. Meneliti kebenaran dan kecocokan tanda tangan nasabah pada

saat terjadi pengambilan simpanan/realisasi pinjaman dengan

bukti diri yang bersangkutan.

f. Bertanggungjawab atas terjadinya kekurangan kas.


39

g. Mengelompokan, mencatat, mengumpulkan bukti kas, baik

berupa setoran maupun pengambilan.

h. Membuat rincian kas sekaligus menandatangani.

i. Meneliti kebenaran posting antara bukti kas dengan tapak

validasinya.

8. Administrasi Kredit

a. Menyiapkan realisasi kredit sesuai syarat-syarat yang

diputuskan komite kredit yang menyangkut:

1) Menginput data statis debitur

2) Pembuatan surat perjanjian kredit

3) Membuat kwitansi penerimaan kredit

4) Pengikatan jaminan kredit

5) Pembuatan surat kuasa (kuasa menjual, kuasa untuk

menarik jaminan, dll)

6) Pengantar ke notaris (untuk membuat SKMHT maupun

APHT)

7) Menyiapkan kartu pinjaman dan jadwal angsuran

8) Membuat tanda terima jaminan

9) Mengelola register jaminan

10) Mengelola berkas pinjaman maupun surat-surat berharga

yang diserahkan oleh debitur (SHM, BPKB, dll)

b. Mengadministrasikan pinjaman yang telah dihapusbuku


40

c. Membuat laporan perkreditan, baik ke Otoritas Jasa Keuangan

maupun instansi terkait.

1) Melakukan koordinasi dengan AO atas pinjaman-

pinjaman yang akan/telah jatuh tempo maupun pinjaman

menunggak.

2) Mengadministrasikan titipan-titipan pembayaran bunga

pinjaman yang dibayar tiap bulan (bunga dibayar

didepan).

3) Menghitung penalty kredit yang menunggak.

4) Membuat tanda terima jaminan (atas jaminan yang telah

diserahkan kembali kepada debitur).

9. Pembukuan/Akuntansi

a. Memeriksa kebenaran tapak validasi bukti kas dibanding bukti

kasnya yang menyangkut kode rekening, debet/kredit, jumlah

uang maupun keabsahan bukti kas (maker, checker, signer)

b. Membukukan jurnal harian maupun buku besar.

c. Memeriksa kebenaran buku besar.

d. Menyusun dengan rapi semua bukti kas/bukti pembukuan,

membendel dan menyimpan dengan tertib sehingga mudah

untuk mendapatkannya kembali bila sewaktu-waktu diperlukan.

e. Membuat rekonsiliasi rekening antar bank.

f. Membuat neraca harian, R/L harian, R/L bulanan, saldo buku

besar bulanan, mengarsip neraca, R/L maupun saldo buku besar


41

bulanan disimpan secara kronologis sehingga mudah untuk

mendapatkannya kembali apabila diperlukan.


42

g. Membuat laporan-laporan antara lain:

1) Laporan bulanan, paling lambat tanggal 14 bulan

berikutnya dan apabila terlambat didenda

2) Laporan BMPK, paling lambat tanggal 14 bulan berikutnya

dan apabila terlambat didenda

3) Laporan koreksi, paling lambat tanggal 14 bulan berikutnya

dan apabila terlambat didenda

4) Laporan publikasi, triwulanan pada akhir April, Juli,

Oktober dan apabila terlambat didenda

5) Laporan tahunan, paling lambat akhir Februari dan apabila

terlambat didenda

6) Laporan RKA, paling lambat akhir Januari dan apabila

terlambat didenda

h. Menghitung berbagai jenis pajak (PPh Badan, PPh Pegawai,

PPh Bunga Simpanan, dll).

i. Meneliti apabila terjadi selisih kas.

10. Account Officer

a. Mempromosikan aktivitas bank baik dalam bentuk lisan maupun

brosur yang tersedia untuk menarik nasabah baru, baik sebagai

calon nasabah peminjam maupun penyimpan.

b. Melakukan pemeriksaan on the spot ke tempat usaha calon

debitur, menganalisa kelayakan kredit dengan cermat dan

independen terhadap aspek 5C (character, capital, capacity,


43

condition, collateral) dan menuangkan hasil analisa dalam kertas

kerjanya.

c. Merekomendasi / mengusulkan fasilitas kredit yang akan

diberikan (jumlah, keperluan kredit, jangka waktu, besarnya

suku bunga, jaminan, pengikatan jaminan dll) untuk diputus

oleh komite kredit.

d. Melakukan pembinaan nasabah minimal 3 bulan setelah kredit

direalisir.

e. Mendokumentasikan bukti-bukti kunjungan ke nasabah.

f. Mengisi buku harian AO, dengan dilengkapi rekapitulasi (dalam

setiap bulan):

1) Pemeriksaan pinjaman: jumlah orang, dengan jumlah

realisasi berapa rupiah

2) Kunjungan ke penunggak: jumlah orang, pembayaran

berapa rupiah

3) Kunjungan nasabah baru: jumlah orang, dengan jumlah

realisasi berapa rupiah

4) Kunjungan ke penabung: jumlah orang, dengan jumlah

simpanan berapa rupiah.

g. Bertanggungjawab terhadap kelancaran rekening debitur yang

dikelola.

h. Untuk nasabah yang akan jatuh tempo minimal 1 bulan

sebelumnya AO harus sudah memberitahu yang bersangkutan.

i. Menagih tunggakan maupun pinjaman yang sudah dihapusbuku.


44

11. Sumber Daya Manusia

Perekrutan karyawan dilakukan secara seleksi dan memberikan

training kepada karyawan baru agar lebih memahami tugas dan

tanggungjawabnya. Setiap 5 tahun sekali dilakukan rotasi jabatan. Dalam

upaya peningkatan sumber daya manusia, Bank Perkreditan Rakyat

Jwalita memberikan pelatihan kepada karyawan baik pelatihan internal

maupun pelatihan yang diadakan oleh asosiasi lembaga perbankan.

D. Deskripsi Data
5. Input

Berikut merupakan struktur organisasi BPR Jwalita yang terkait

dengan pemberian kredit dan pelunasan.

Struktur Organisasi Pemberian Kredit Dan Pelunasan

Direktur

Kepala Bag. Account Bag.


Adm. Kredit Teller
Kredit Officer Akuntansi

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Permberian Kredit Dan Pelunasan

6. Tugas Dan Wewenang Direktur Utama

1. Memantau cara kerja dan hasil kerja petugas lapangan / account officer

melalui buku harian masing-masing account officer yang dievaluasi

setiap bulan.
45

2. Memberikan pertimbangan kredit dalam kapasitasnya sebagai anggota

komite kredit.

3. Otorisasi persetujuan pemberian kredit

7. Tugas Dan Wewenang Administrasi Kredit

1. Menyiapkan realisasi kredit sesuai syarat-syarat yang diputuskan

komite kredit yang menyangkut :

a. Menginput data statis debitur

b. Pembuatan surat perjanjian kredit

c. Membuat kwitansi penerimaan kredit

d. Pengikatan jaminan kredit

e. Pembuatan surat kuasa (kuasa menjual, kuasa untuk menarik

jaminan, dll)

f. Pengantar ke notaris (untuk membuat SKMHT maupun APHT)

g. Menyiapkan kartu pinjaman dan jadwal angsuran

h. Membuat tanda terima jaminan

i. Mengelola register jaminan

j. Mengelola berkas pinjaman maupun surat-surat berharga yang

diserahkan oleh debitur (SHM, BPKB, dll)

2. Mengadministrasikan pinjaman yang telah dihapusbuku.

3. Membuat laporan perkreditan, baik ke Otoritas Jasa Keuangan maupun

instansi terkait.

4. Melakukan koordinasi dengan AO atas pinjaman-pinjaman yang

akan/telah jatuh tempo maupun pinjaman menunggak


46

5. Mengadministrasikan titipan-titipan pembayaran bunga pinjaman yang

dibayar tiap bulan (bunga dibayar didepan)

6. Menghitung penalty kredit yang menunggak

7. Membuat tanda terima jaminan (atas jaminan yang telah diserahkan

kembali kepada debitur)

8. Tugas Dan Wewenang Kepala Bagian Kredit

1. Memeriksa, menilai, membina dan memantau kredit yang telah

diberikan

2. Melakukan koordinasi dengan para AO dalam rangka untuk mencapai

target ekspansi kredit sesuai rencana bisnis yang telah disusun,

maupun upaya pemberantasan tunggakan kredit agar portofolio

senantiasa dalam keadaan sehat

3. Menjadi anggota komite kredit, memberi saran dan usulan kepada

direksi atas permohonan kredit yang di atas kewenangannya

4. Mengusulkan solusi dan melakukan monitoring terhadap penyelesaian

kredit bermasalah maupun kredit macet, baik diselesaikan sendiri

maupun melalui lawyer atau pihak lain

5. Melakukan tolakan permohonan kredit nasabah setelah konsultasi

dengan direksi

6. Memutus kredit sesuai kewenangan yang diberikan

9. Tugas Dan Wewenang Account Officer

1. Melakukan pemeriksaan ke lokasi tempat usaha calon debitur,

menganalisa kelayakan kredit terhadap aspek 5C (character, capital,


47

capacity, condition, collateral) dan menuangkan hasil analisa dalam

kertas kerjanya

2. Merekomendasi fasilitas kredit yang akan diberikan (jumlah, keperluan

kredit, jangka waktu, besarnya suku bunga, jaminan, pengikatan

jaminan dll) untuk diputus oleh komite kredit

3. Mengisi buku harian AO, dengan dilengkapi rekapitulasi (dalam setiap

bulan):

a. Pemeriksaan pinjaman: jumlah orang, dengan jumlah realisasi

berapa rupiah

b. Kunjungan ke penunggak: jumlah orang, pembayaran berapa

rupiah

c. Kunjungan nasabah baru: jumlah orang, dengan jumlah realisasi

berapa rupiah

d. Kunjungan ke penabung: jumlah orang, dengan jumlah simpanan

berapa rupiah

4. Menagih tunggakan maupun pinjaman yang sudah dihapusbuku

10. Tugas Dan Wewenang Teller

1. Membuka penyimpanan uang/brankas, membantu opname kas,

menyimpan sebagian kunci brankas sesuai yang ditugaskan

2. Menerima dan membayarkan uang dari/ke nasabah sebesar bukti

setoran/pengambilan

3. Melakukan validasi bukti pembukuan sesuai nomor rekeningnya,

untuk setoran nasabah uang diterima lebih dulu baru divalidasi,


48

sedangkan untuk pengeluaran validasi dilakukan lebih dulu baru uang

diserahkan nasabah

4. Meneliti kebenaran dan kecocokan tanda tangan nasabah pada saat

terjadi pengambilan simpanan/realisasi pinjaman dengan bukti diri

yang bersangkutan

5. Membuat rincian kas sekaligus menandatangani

11. Tugas Dan Wewenang Bagian Akuntansi

1. Memeriksa kebenaran tapak validasi bukti kas dibanding bukti kasnya

yang menyangkut kode rekening, debet/kredit, jumlah uang maupun

keabsahan bukti kas (maker, checker, signer)

2. Membukukan jurnal harian maupun buku besar

3. Memeriksa kebenaran buku besar

4. Menyusun bukti kas/bukti pembukuan dan menyimpannya

5. Membuat rekonsiliasi rekening antar bank

6. Membuat neraca harian, R/L harian, R/L bulanan, saldo buku besar

bulanan, mengarsip neraca, R/L maupun saldo buku besar bulanan dan

disimpan secara kronologis

7. Membuat laporan-laporan antara lain:

a. Laporan bulanan, paling lambat tanggal 14 bulan berikutnya dan

apabila terlambat didenda

b. Laporan BMPK, paling lambat tanggal 14 bulan berikutnya dan

apabila terlambat didenda

c. Laporan koreksi, paling lambat tanggal 14 bulan berikutnya dan

apabila terlambat didenda


49

d. Laporan publikasi, triwulanan pada akhir April, Juli, Oktober dan

apabila terlambat didenda

e. Laporan tahunan, paling lambat akhir Februari dan apabila

terlambat didenda

f. Laporan RKA, paling lambat akhir Januari dan apabila terlambat

didenda

g. Menghitung berbagai jenis pajak (PPh Badan, PPh Pegawai, PPh

Bunga Simpanan, dll)

Dalam menjalankan transaksi pemberian kredit dan pelunasan di

BPR Jwalita menggunakan formulir sebagai media perekaman.

formulir tersebut yaitu:

1. Surat permohonan pinjaman

2. Surat perjanjian kredit

3. Surat perjanjian peyerahan hak milik

4. Kartu pinjaman

5. Surat kuasa

6. Tanda terima jaminan

7. Tanda terima realisasi

8. Nota angsuran kredit (foto terlampir)

12. Proses

1. Fungsi Yang Terkait Dengan Pemberian Kredit Dan Pelunasan


50

Dalam pemberian kredit dan pelunasan di BPR Jwalita terdapat

beberapa fungsi yaitu direktur, fungsi pelayanan, fungsi kas dan fungsi

akuntansi.

a. Direktur

13. Tugas dan wewenang direktur

1) Memantau cara kerja account officer

2) Memberikan pertimbangan dalam pemberian kredit

3) Otorisasi persetujuan pemberian kredit

b. Fungsi Pelayanan

Fungsi pelayanan pada BPR Jwalita berada pada bagian

administrasi kredit, kepala bagian kredit, dan account officer.

1) Bagian administrasi kredit menerima nasabah yang akan

melakukan pinjaman kredit beserta dokumen syarat

melakukan pinjaman. Selain itu menyiapkan dokumen yang

diperlukan sebelum realisasi pinjaman kredit

2) Kepala bagian kredit melakukan pemeriksaan terhadap

dokumen-dokumen calon nasabah yang mengajukan

pinjaman kredit dan menentukan persetujuan mengenai

pemberian kredit bersama direktur setelah mendapat

analisis data survey lokasi calon nasabah dari account

officer

3) Account officer melakukan survey ke lokasi atau tempat

nasabah bekerja untuk melihat kelayakan pemberian kredit


51

dan melaporkan atau memberikan analisis nya kepada

kepala bagian kredit

c. Fungsi Kas

1) Fungsi kas di BPR Jwalita berada pada bagian teller

2) Fungsi kas bertugas untuk merealisasikan dana sebesar yang

tertera pada bukti pengambilan

3) Melakukan validasi bukti pembukuan

4) Membuat rincian kas serta validasi

5) Menerima setoran pembayaran angsuran kredit dan

pelunasan

6) Menyimpan dana yang diperoleh dari nasabah

d. Fungsi Akuntansi

1) Fungsi akuntansi di BPR Jwalita berada pada bagian

akuntansi/pembukuan

2) Memeriksa kebenaran validasi bukti kas dan buku besar

3) Membuat jurnal harian, buku besar, rekonsiliasi bank dan

neraca

4) Membuat laporan bulanan, BMPK, koreksi, publikasi,

tahunan, dan laporan RKA

5) Menghitung pajak

2. Prosedur Pemberian Kredit Dan Pelunasan

Dalam perkreditan, Bank Perkreditan Rakyat Jwalita melayani 5

jenis kredit yaitu:


52

1. Kredit umum, merupakan kredit yang diberikan kepada

masyarakat umum, baik digunakan untuk modal kerja ataupun

untuk konsumtif

2. Kredit honorer, merupakan kredit yang diperuntukkan bagi

pegawai honorer di instansi pemerintah

3. Kredit perangkat desa, merupakan kredit yang ditujukan kepada

kepala desa dan para perangkat desa

4. Kredit gangsar, merupakan kredit yang diberikan khusus untuk

para pedagang pasar

5. Kredit program TPP ASN (Aparatur Sipil Negara), merupakan

kredit yang diperuntukkan bagi para aparatur sipil negara di

Kabupaten Trenggalek

Berikut merupakan uraian deskripsi prosedur pemberian kredit di

Bank Perkreditan Rakyat Jwalita.

a. Pengajuan Kredit

Calon debitur yang akan melakukan pinjaman mendatangi

bank dan diarahkan ke bagian administrasi kredit. Dibagian

administrasi kredit calon debitur akan diberi arahan mengenai

syarat-syarat dan ketentuan permohonan kredit. Kemudian calon

debitur diminta mengisi surat permohonan pinjaman dan

melengkapi persyaratan permohonan kredit seperti foto kopi

KTP istri/suami, foto kopi kartu keluarga, fotokopi surat nikah,

foto kopi jaminan. Dalam jaminan kredit ada tiga macam

jaminan. Untuk sertifikat tanah yaitu SHM disertai SPPT. Untuk


53

kendaraan bermotor yaitu BPKB, STNK, dan gesek nomor

rangka dan mesin. Selain itu jaminan kredit juga bisa berupa

bilyet deposito berjangka yang dikeluarkan dari BPR Jwalita.

Kemudian pada kredit honorer dan kredit perangkat desa harus

melampirkan SK asli. Dan pada kredit gangsar diberikan tanpa

jaminan. Kemudian berkas tersebut diberikan kepada kepala

bagian kredit untuk diperiksa.

b. Analisis Pengajuan Kredit

Setelah berkas persyaratan pengajuan kredit diterima,

kepala bagian kredit memeriksa kelengkapan berkas tersebut

dan melakukan checking untuk mengetahui riwayat kredit yang

pernah diperoleh sebelumnya. Jika persyaratan sudah lengkap,

selanjutnya kepala bagian kredit memberi perintah ke bagian

account officer untuk melakukan survey ke lokasi tempat tinggal

atau tempat bekerja calon debitur untuk menganalisis kelayakan

kredit yang akan diberikan dan kesanggupan membayar

angsuran berdasarkan aspek analisis 5C yaitu character, capital,

capacity, condition, dan collateral. Setelah analisis selesai,

bagian account officer memberikan hasil kerjanya kepada kepala

bagian kredit.

c. Keputusan Kredit

Setelah kepala bagian kredit menerima hasil analisis survey

lapangan dari account officer, selanjutnya kepala bagian kredit

melakukan koordinasi bersama direktur utama sebagai komite


54

kredit untuk menentukan layak atau tidak nya calon debitur

tersebut diberikan pinjaman kredit. Jika permohonan kredit

ditolak, berkas akan dikembalikan ke calon debitur dan kepala

bagian kredit mencatat pembatalan kredit tersebut di buku

pembatalan kredit. Jika permohonan kredit diterima berkas akan

diberikan ke bagian administrasi kredit

d. Pencairan Kredit

Selanjutnya sebelum realisasi/pencairan pinjaman kredit

bagian administrasi kredit menyiapkan dokumen dokumen

seperti surat perjanjian kredit yang berisi kesepakatan dan

persyaratan selama melakukan pinjaman kredit dan menyiapkan

surat perjanjian penyerahan hak milik secara kepercayaan yang

berisi jaminan pemberi hak untuk menjamin ketertiban dalam

pembayaran dan pelunasan pinjaman kredit oleh debitur.

Kemudian ditandatangani oleh direktur utama dan debitur

sebagai tanda bahwa telah dilakukan kesepakatan. Setelah itu

bagian administrasi kredit menyiapkan kartu pinjaman yang

berisi jadwal angsuran, jumlah angsuran pokok dan jumlah

bunga yang harus dibayar. Kartu pinjaman berjumlah 2 rangkap.

Rangkap pertama diberikan kepada debitur dan rangkap ke dua

disimpan oleh bank.

Setelah itu menyiapkan surat kuasa yang berisikan kuasa

Bank Perkreditan Rakyat Jwalita untuk melakukan hal-hal atau

mengambil barang yang menjadi jaminan ketika debitur tidak


55

bisa melunasi kewajibannya untuk membayar pinjaman

kreditnya, dan surat kuasa tersebut ditandatangani oleh direktur

utama dan debitur sebagai tanda kesepakatan. Selanjutnya

bagian administrasi kredit menyiapkan surat tanda terima

jaminan 2 rangkap, rangkap pertama diberikan kepada debitur

dan rangkap ke dua untuk disimpan bank. Tanda terima jaminan

ini berisi data diri debitur dan rincian jaminan yang diberikan

dan kemudian ditandatangani oleh bagian administrasi kredit

dan debitur sebagai tanda kesepakatan.

Selanjutnya bagian administrsi kredit menyiapkan surat

tanda terima realisasi kredit yang berisi rincian administrasi,

jumlah pinjaman yang akan dicairkan, dan jangka waktu kredit.

Tanda terima realisasi kredit berjumlah 2 rangkap, rangkap

pertama diberikan kepada debitur dan rangkap ke dua disimpan

bank, lalu diotorisasi oleh direktur dan kepala bagian kredit.

Kemudian tanda realisasi ini diberikan ke bagian teller untuk

pencairan kredit.

Setelah tanda realisasi diterima oleh teller, teller

menandatangani tanda realisasi tersebut dan memberikan uang

sejumlah yang tertera kepada nasabah.

e. Pembayaran Angsuran Dan Pelunasan Kredit

Untuk pembayaran angsuran nasabah mendatangi teller

bank dan menyetorkan kartu pinjaman beserta sejumlah

angsuran yang harus dibayar tiap bulan nya yang sudah tertera
56

di kartu pinjaman. Kemudian bagian teller membuatkan nota

angsuran kredit yang berisi identitas debitur dan jumlah setoran

dengan 2 rangkap. Nota pembayaran angsuran diperiksa dan

ditandatangani kepala bagian kredit sebagai otorisasi,

selanjutnya tandatangani teller dan debitur. Setelah itu teller

memberikan rangkap pertama kepada debitur, dan rangkap

kedua disimpan bank sebagai arsip. Pembayaran angsuran

dilakukan setiap bulannya sampai jangka waktu pinjaman

selesai. Setelah jatuh pada pembayaran angsuran terakhir, pada

nota angsuran kredit dibeli stempel lunas untuk menerangkan

bahwa angsuran kredit tersebut telah berakhir.

Setelah angsuran kredit berakhir, kepala bagian kredit

memberikan kembali dokumen jaminan kredit yang sebelumnya

digunakan debitur untuk jaminan pemberian kredit tersebut.

Flowchart Pemberian Kredit Pada Bank Perkreditan Rakyat Jwalita

Mulai SPP = Surat Permohonan Pinjaman

Menerima
Permohonnan
Kredit

Menyampaikan
Persyaratan
Permohonan
Kredit

Pembuatan SPP dan


menyerahkan fotokopi
SPP
KTP, fotokopi KK, fotokopi
surat nikah, dan jaminan

1
57

1
SPP = Surat Permohonan Pinjaman

SPK = Surat Perjanjian Kredit

SPP SPPHM = Surat Perjanjian Penyerahan


Hak Milik

Memeriksa
kebenaran dan
kelengkapan
persyaratan

Lengkap
dan
Benar

Mencatat Surat
Permohonan
Kredit

Survey Lokasi
Calon Debitur

Tidak Ya
Koordinasi
Komite Kredit

Membuat
dokumen
SPP Pemberian
Kredit

Mencatat Buku
Pembatalan Pembatalan SPK
Kredit Kredit
SPPHM

2
58

2 SPK = Surat Perjanjian Kredit

SPPHM = Surat Perjanjian Penyerahan


Hak Milik

SPK KP = Kartu Pinjaman

SPPHM SK = Surat Kuasa

TTJ = Tanda Terima Jaminan

TTR = Tanda Terima Realisasi


Otorisasi

KP 2
KP 1

SK

Otorisasi

TTJ 2
TTJ 1

Otorisasi

TTR 2

TTR 1

Menyiapkan Uang
Dan Diberikan Ke
Debitur

Selesai

Gambar 4.3 Flowchart Prosedur Pemberian Kredit


59

Flowchart Prosedur Pelunasan Kredit

Mulai

NAK = Nota Angsuran Kredit

Menerima
Kartu
Pinjaman
Nasabah

NAK 2

NAK 1

Otorisasi

Mengembalikan
Jaminan Kredit

Selesai

Gambar 4.4 Flowchart Prosedur Pelunasan Kredit


60

Output

Dalam memberikan kredit beserta pelunasannya BPR Jwalita

menerapkan beberapa peraturan dan pengendalian guna melindungi harta

perusahan dari kecurangan dan juga meminimalisir adanya kredit macet.

Pengendalian yang diterapkan yaitu:

1. Membuat formulir 2 rangkap pada kartu pinjaman, tanda terima

realisasi, tanda terima jaminan, dan pembayaran angsuran

2. Memberikan nomor urut tercetak pada nota pembayaran

angsuran

3. Memberikan sanksi kepada debitur yang melakukan

penunggakan pembayaran tanpa adanya pemberitahuan yang jelas

4. Menarik jaminan ketika debitur dinilai sudah tidak dapat

menyelesaikan kewajibannya untuk membayar angsuran

2) Analisis Data

Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis input, output dan

proses. Analisis ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai

pengendalian internal yang digunakan dalam pemberian kredit dan

pelunasan di BPR Jwalita Trenggalek. Kemudian membuktikan kesesuaian

pengendalian internal yang digunakan di BPR Jwalita Trenggalek dengan

prosedur pengendalian internal yang telah dijelaskan oleh Mulyadi.

Setelah mendapatkan informasi tersebut, dilakukan analisis

kekurangan prosedur yang belum dilakukan oleh BPR Jwalita Trenggalek

dalam pengendalian internal pemberian kredit dan pelunasannya. Dari

kekurangan/kelemahan yang ditemukan, peneliti membuat rekomendasi


61

kepada BPR Jwalita mengenai pengendalian internal pemberian kredit dan

pelunasan dalam upaya meminimalisir kecurangan dan upaya

pengendalian kredit macet.

1. Analisis Input

Bank Perkreditan Rakyat Jwalita sudah ada struktur sendiri pada

pemberian kredit dan pelunasan. Dalam struktur tersebut, telah diatur dan

dibagi tugas dan wewenang yang jelas pada tiap-tiap bagian sesuai dengan

job description. BPR Jwalita telah menggunakan media perekaman yaitu

formulir mulai dari awal pengajuan kredit hingga pelunasannya, yang

mana dalam pengeluaran formulir tersebut harus mendapat otorisasi dari

unit yang berwenang. Hal ini telah sesuai dengan pernyataan Mulyadi

(2014) yang menyebutkan bahwa pada suatu organisasi menggunakan

media formulir dalam perekaman penggunaan wewenang untuk

memberikan otorisasi keterlaksanaan transaksi suatu organisasi.

Berikut merupakan bukti salah satu formulir yang digunakan. Bukti

lainnya terdapat di lampiran.


62

Gambar 4.5 Nota Angsuran Kredit

2. Analisis Proses

a. Struktur Organisasi Yang Memisahkan Tanggungjawab Dan

Fungsi

Proses pemberian kredit dan pelunasan yang ada di BPR Jwalita telah

melakukan pembagian tugas dan melaksanakan lebih dari satu fungsi yaitu

fungsi pelayanan, fungsi kas, dan fungsi akuntansi. Pada pelaksanaan

fungsi antara fungsi kas dan fungsi akuntansi tidak boleh digabung

menjadi satu. Dalam analisis fungsi di BPR Jwalita Trenggalek fungsi ini

sudah terpisah dan tidak ditemukan karyawan yang memiliki fungsi ganda.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Mulyadi (2014) yang menyebutkan

bahwa struktur organisasi harus melaksanakan pemisahan tugas dan fungsi

antara fungsi satu dengan yang lainnya. Hal ini berarti dalam pembagian

tugas dan fungsi di BPR Jwalita sudah dilaksanakan sesuai dengan

prosedur yang berlaku.


63

b. Sistem Prosedur Pemberian Kredit Dan Pelunasan

Dalam pelaksanaan pemberian kredit dan pelunasannya di BPR

Jwalita pada setiap fungsi menggunakan formulir dan hanya boleh

diotorisasi oleh bagian yang berwenang dalam pelaksanaan kredit.

Contohnya pada formulir tanda terima realisasi kredit diotorisasi 2 kali

yaitu oleh direktur dan kepala bagian kredit yang memiliki tanggungjawab

sebagai fungsi pelayanan. Proses pemberian kredit selalu berdasarkan pada

data yang tercantum dalam surat perjanjian kredit yang diberikan oleh

fungsi pelayanan yaitu bagian administrasi kredit. Otorisasi sebelum

mencairkan pinjaman kredit dilakukan 2 kali ini bertujuan sebagai

pengawasan agar tidak terjadi kecurangan dalam proses pemberian kredit.

Sama halnya dalam pelunasan kredit. Formulir pelunasan harus diotorisasi

oleh kepala bagian kredit, dan teller. Proses pemberian kredit dan

pelunasan yang ada di Bank Perkreditan Rakyat Jwalita ini bisa dikatakan

telah sesuai, sejalan dengan pernyataan Mulyadi (2014) yang menyebutkan

bahwa dalam suatu organisasi, setiap transaksi yang terjadi harus terlebih

dahulu mendapat persetujuan dari pejabat yang telah memiliki wewenang

atas adanya transaksi tersebut.

3. Analisis Output

Dalam analisis output ini peneliti menganalisis pengendalian

internal yang digunakan BPR Jwalita pada prosedur dan formulir yang

digunakan dalam pemberian kredit dan pelunasan. Formulir yang

digunakan BPR Jwalita dibuat rangkap 2 pada formulir-formulir yang


64

dianggap rentan untuk dilakukan kecurangan seperti pada kartu pinjaman,

tanda terima realisasi, tanda terima jaminan, dan pembayaran angsuran

(foto formulir terdapat di lampiran). Selain itu BPR Jwalita menggunakan

formulir yang bernomor urut cetak. Tetapi penggunaan nomor urut cetak

ini tidak dilakukan dalam semua formulir. Contoh nya seperti pada nota

pembayaran angsuran formulir yang digunakan bernomor urut cetak.

Tetapi pada formulir tanda terima realisasi tidak terdapat nomor urut cetak.

Penomoran dilakukan secara manual dengan tulisan tangan. Seharusnya

pada setiap formulir diberi nomor urut cetak untuk meminimalisisr

tindakan curang yang dilakukan karyawan. Dalam hal ini aktivitas yang

dilakukan di BPR Jwalita bisa dikatakan kurang sesuai, dilihat dari

pernyataan yang disebutkan Mulyadi (2014) bahwa dalam pelaksanaan

fungsi dan praktik yang sehat perusahaan harus menggunakan formulir

yang bernomor urut tercetak. Pemakaian nomor urut ini sebagai

pengawasan karena formulir merupakan alat otorisasi yang nantinya harus

dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.

Berikut merupakan bukti formulir angsuran pembayaran kredit bernomor

urut cetak PI00100004


65

Gambar 4.6 Nota Angsuran Kredit

Berikut merupakan bukti formulir tanda terima realisasi kredit yang tidak

bernomor urut cetak

Gambar 4.7 Tanda Terima Realisasi


66

Untuk pengendalian dalam upaya meminimalisir kredit macet,

BPR Jwalita memberikan batasan pembayaran yaitu maksimal

pembayaran pada tanggal 15 dibulan tersebut. Ketika periode pembayaran

bulan selanjutnya debitur tidak melakukan pembayaran dan tidak ada

pemberitahuan, debitur akan mendapatkan surat peringatan dan jika

debitur dinilai sudah tidak dapat menyelesaikan kewajibannya dalam

melunasi angsuran kredit, pihak bank akan mengambil barang yang telah

dijadikan jaminan di awal perjanjian kredit. Selain itu untuk

meminimalisir kredit macet bagian account officer telah melakukan

tugasnya dengan mengingatkan pembayaran angsuran kepada debitur

sebelum jatuh tempo.

Tabel Unsur Sistem Pengendalian Internal Berdasarkan Buku Mulyadi

Unsur Sistem Pengendalian Internal Belum


No. Sesuai Keterangan
Berdasarkan Buku Mulyadi Sesuai
1. Struktur organisasi memisahkan

tanggungjawab yang tegas pada

setiap fungsi yang ada:

b. Harus memisahkan antara √

fungsi pelayanan dan fungsi

kas dengan fungsi akuntansi.

c. Pada suatu fungsi tidak boleh √

diberi tanggungjawab yang

penuh untuk melaksanakan

semua tahapan transaksi


67

2. Sistem wewenang prosedur

pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup pada aset,

utang, pendapatan dan juga beban :

a. Transaksi yang ada hanya √

dilakukan ketika mendapat

otorisasi dari pihak

berwenang yang telah tertera

sesuai job describtion.

b. Adanya sistem yang jelas

mengenai pembagian √

wewenang.

c. Adanya formulir yang √

digunakan dalam perekaman

penggunaan wewenang dalam

memberikan otorisasi atas

terlaksananya suatu transaksi

dalam organisasi.

d. Adanya pengawasan pada √

setiap formulir yang

digunakan.
3. Menggunakan praktik yang sehat

dalam melaksanakan tugas dan

fungsi pada setiap unit organisasi:

a. Menggunakan nomor urut √ Formulir yang


68

tercetak pada setiap formulir digunakan tidak

yang dikeluarkan yang semuanya

pemakaiannya harus menggunakan

dipertanggungjawabkan oleh nomor urut

yang berwenang. tercetak,

terdapat

formulir yang

penomorannya

dilakukan secara

√ manual.

b. Menyetorkan ke bank atas

kas yang diterima pada hari

yang sama atau pada hari

kerja berikutnya. √

c. Adanya pemeriksaan

mendadak √

d. Pada setiap transaksi yang

terjadi dari awal sampai akhir

tidak boleh dilakukan oleh

satu unit saja tanpa ada



keikutsertaan unit lain.

e. Adanya perputaran jabatan √

f. Adanya keharusan Tidak

mengambil cuti untuk mengharuskan


69

karyawan yang berhak. karyawan yang

√ berhak untuk

mengambil cuti.

g. Adanya pencocokan antara

fisik aset dengan catatan yang √

ada secara periodik.

h. Adanya unit organisasi yang

tugasnya mengecek

memeriksa efektivitas unsur-

unsur sustem SPI


4. Karyawan yang memiliki mutu

sesuai dengan tanggungjawabnya:

a. Melakukan seleksi pada calon √

karyawan berdasarkan syarat

pekerjaan.

b. Perkembangan pendidikan √

dan kemampuan karyawan,

sesuai dengan tuntutan

pekerjaan.

Deskripsi Tabel Unsur Sistem Pengendalian Internal Berdasarkan Buku Mulyadi

1. Struktur organisasi memisahkan tanggungjawab yang tegas pada setiap

fungsi.

Dalam proses pemberian kredit dan pelunasannya, Bank Perkreditan

Rakyat telah menjalankan lebih dari satu fungsi yaitu fungsi pelayanan,
70

fungsi kas, dan fungsi akuntansi. Bagian administrasi, account officer dan

kepala bagian kredit bertanggungjawab sebagai fungsi pelayanan, bagian

teller bertanggungjawab sebagai fungsi kas, bagian akuntansi

bertanggungjawab sebagai fungsi akuntansi. Pada masing-masing fungsi

telah dilakukan pemisahan tugas dan tanggungjawabnya. Seperti adanya

pemisahan antara fungsi kas dan fungsi akuntansi. Tidak ada karyawan

yang memiliki fungsi ganda. Hal ini berarti sesuai dengan pernyataan

Mulyadi (2014) yang menyebutkan bahwa struktur organisasi harus

melaksanakan pemisahan tugas dan fungsi antara fungsi satu dengan yang

lainnya.

Dalam menjalankan proses transaksi juga tidak terdapat suatu fungsi

yang menjalankan semua tahapan dengan penuh. Tahapan yang ada

dilakukan oleh semua fungsi secara bergantian sesuai tugas dan

tanggungjawabnya. Proses ini sejalan dengan pernyataan mulyadi (2014)

yang menyebutkan bahwa setiap fungsi tidak boleh diberikan

tanggungjawab yang penuh atas pelaksanaan semua tahap dari transaksi.

2. Sistem wewenang prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan

yang cukup pada aset, utang, pendapatan dan juga beban.

Setiap fungsi yang berwenang untuk mengeluarkan formulir

transaksi telah melakukan atau meminta otorisasi dari bagian yang

memiliki wewenang. Contohnya pada formulir tanda terima realisasi

kredit diotorisasi 2 kali yaitu oleh direktur dan kepala bagian kredit yang

memiliki tanggungjawab sebagai fungsi pelayanan. Sistem pembagian

wewenang BPR Jwalita sudah jelas tertera pada job describtion. Dalam
71

memberikan otorisasi atas terlaksananya transaksi telah direkam dalam

formulir yang dikeluarkan tersebut. Selain itu juga dilakukan pengawasan

terhadap formulir yang digunakan. Contoh pengawasan tersebut berupa

otorisasi yang ke dua yaitu sebelum mencairkan pinjaman kredit dengan

tujuan agar tidak terjadi kecurangan dalam proses pemberian kredit. Proses

pemberian kredit dan pelunasan yang ada di Bank Perkreditan Rakyat

Jwalita ini bisa dikatakan telah sesuai, sejalan dengan pernyataan Mulyadi

(2014) yang menyebutkan bahwa dalam suatu organisasi, setiap transaksi

yang terjadi harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari pejabat yang

telah memiliki wewenang atas adanya transaksi tersebut.

3. Menggunakan praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi

pada setiap unit organisasi

Dalam formulir yang dikeluarkan oleh Bank Perkreditan Rakyat

semuanya menggunakan formulir bernomor urut, tetapi belum semua

formulir bernomor urut cetak. Contoh nomor urut cetak diberikan pada

nota pembayaran angsuran sedangkan pada formulir tanda terima realisasi

tidak terdapat nomor urut cetak. Seharusnya pada setiap formulir diberi

nomor urut cetak untuk meminimalisisr tindakan curang yang dilakukan

karyawan. Dalam hal ini aktivitas yang dilakukan di BPR Jwalita bisa

dikatakan kurang sesuai, dilihat dari pernyataan yang disebutkan Mulyadi

(2014) bahwa dalam pelaksanaan fungsi dan praktik yang sehat

perusahaan harus menggunakan formulir yang bernomor urut tercetak.

Pemakaian nomor urut ini sebagai pengawasan karena formulir merupakan


72

alat otorisasi yang nantinya harus dipertanggungjawabkan oleh yang

berwenang.

Pada hari yang sama atau hari kerja berikutnya kas yang diterima

oleh teller di setorkan ke bank. Setiap waktu berkala direktur dan bagian

Sistem Penegendalian Internal melakukan pemeriksaan mendadak atas

bagian-bagian yang kritis dalam operasional bank untuk memastikan

bahwa semua harta milik Bank Perkreditan Rakyat telah

dipertanggungjawabkan dan dijaga dari semua kerugian.

Transaksi yang terjadi di BPR Jwalita dari awal sampai akhir proses

tidak hanya dilakukan oleh satu unit/bagian saja. Dalam prosesnya selalu

mengikutsertakan unit lain sesuai dengan tugasnya untuk menciptakan

sistem internal check dan praktik yang sehat. Proses ini sejalan dengan

pernyataan mulyadi (2014) yang menyebutkan bahwa setiap fungsi tidak

boleh diberikan tanggungjawab yang penuh atas pelaksanaan semua tahap

dari transaksi.

Dalam jangka waktu 5 tahun sekali di BPR Jwalita diadakanperputaran

jabatan untuk meminimalisir adanya kecurangan yang dilakukan dalam

perusahaan. Tetapi untuk karyawan tidak diharuskan mengambil cuti

kerja. Sebaiknya karyawan yang berhak diharuskan mengambil cuti agar

tugasnya bisa digantikan karyawan lain. Di Bank Perkreditan Rakyar

Jwalita telah melakukan pencocokan fisik secara periodik antara kekayaan

perusahaan dengan catatan yang ada untuk menjaga aset yang ada dalam

perusahaan. Di Bank Perkreditan Rakyat Jwalita juga telah dibentuk

unit/bagian satuan pengendalian internal yang tugasnya memeriksa


73

keefektifan unsur pengendalian yang lain sehingga tercipta praktik kerja

yang sehat.

4. Karyawan yang memiliki mutu sesuai dengan tanggungjawabnya

Pada waktu perkrekrutan karyawan di BPR Jwalita melakukan

seleksi kepada calon karyawannya berdasarkan syarat pekerjaan yang

diinginkan. Untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki karyawan,

Bank Perkreditan Rakyat Jwalita telah memberikan pelatihan-pelatihan

dibidang perbankan secara internal dan mengikutsertakan karyawan-

karyawan nya dalam kegiatan pendidikan perbankan yang diadakan

lembaga asosiasi perbankan yang bersifat mengembangankan kemampuan

karyawannya sesuai dengan tuntutan pekerjaan.


74

BAB V

PENUTUP

b. Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai Pengendalian Internal Atas Sistem

Informasi Akuntansi Pemberian Kredit dan Pelunasan pada Bank Perkreditan

Rakyat Jwalita Trenggalek dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal

yang dilaksanakan sudah cukup baik dan telah sesuai dengan prosedur

pengendalian yang disebutkan dalam buku mulyadi. Hal ini dibuktikan

dengan:

1. Setiap struktur organisasi memisahkan tugas dan tanggungjawab yang

tegas pada setiap fungsi. Tidak terdapat karyawan yang memiliki

tugas ganda.

2. Sudah terdapat sistem otorisasi, terdapat peggunaan formulir sebagai

bukti dari adanya transaksi, telah ada sistem pembagian wewenang,

dan juga telah ada pengawasan sebagai perlindungan terhadap setiap

formulir yang keluar.

3. Pada praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap

unit organisasi dikatakan cukup baik karena dalam poses transaksi

tidak hanya dilakukan oleh satu unit saja, penyetoran kas dari teller ke

bank dilakukan pada hari kerja atau hari berikutnya, sudah terdapat

bagian/unit yang berfungsi sebagai pengendalian internal. Yang

menjadi kekurangan yaitu dalam formulir yang dikeluarkan tidak

semua bernomor urut cetak.


75

4. Untuk mendapatkan karyawan yang mutunya sesuai dengan

tanggungjawabnya Bank Perkreditan Rakyat Jwalita melakukan

seleksi ketika perekrutan karyawan, melakukan training dan juga

memberikan pelatihan-pelatihan dibidang perbankan kepada karyawan

untuk meningkatkan kinerjanya.

c. Saran

Berikut merupakan saran yang didasarkan pada uraian analisis yang

sudah diungkapkan

1. Semua formulir yang dikeluarkan dalam proses transaksi dibuat

nomor urut tercetak untuk mempermudah pemeriksaan dan

meminimalisir adanya kecurangan.

2. Dalam upaya meminimalisir kredit macet dibuat tim penagihan

yang memantau kolektibilitas kurang lancar.

3. Melakukan pembinaan kepada nasabah untuk mengetahui

perkembangan usaha nasabah paska menerima fasilitas kredit.


76

DAFTAR PUSTAKA

Angelica, N., Jaya, H., Rizki, D., Putra, E., Akuntansi, P., & Ekonomi, F. (2016).
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA PROSES
PEMBERIAN KREDIT DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA. Tbk
CABANG BATAM. Measuremen, 3(2), 132–153.
Arifialdi, M., Hanifan, M. Z., & . Y. (2018). Analisis Pengendalian Internal Atas
Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Depo. Neraca
Keuangan : Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Keuangan, 13(2).
https://doi.org/10.32832/neraca.v13i2.2310
Befilla Astika. (2013). penberian Dan Pelunasan Kredit Ketahanan Pangan Dan
Energi ( KKPE ) Untuk Petani. Administrasi Bisnis, 50(1), 210–219.
http://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5as_ylo=2014&q=jurnal+Befilla+astika&btnG=
Fibriyanti, Y. V., & Wijaya, O. I. (2018). Analisis Sistem Pengendalian Internal
Pemberian Kredit Pada Pd. Bpr Bank Daerah Lamongan. Jurnal Akuntansi,
3(2), 789. https://doi.org/10.30736/jpensi.v3i2.162
Kasmir. 2016. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi. Jakarta.
Rajawali Pers.

Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Jakarta. Salemba Empat.

Manullang, M. T., & Hamta, F. (2018). ANALISIS PENERAPAN SISTEM


INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENDUKUNG PENGENDALIAN
INTERNAL PEMBERIAN KREDIT (Studi Kasus Pada Bank Perkreditan
Rakyat LSE Manggala Batam). 12(1), 1–10.
Poputra, A., & Salim, F. (2015). Analisis Penerapan Sitem Informasi Akuntansi
Dalam Mendukung Pengendalian Internal Pemberian Kredit Pada Pt. Bank
Bukopin Manado. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi,
3(1), 1034–1043.
https://www.bphn.go.id/data/documents/98uu010.pdf

https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/ikhtisar-perbankan/Pages/Lembaga-
Perbankan.aspx

Riyandini, M., & Subeki, A. (2013). ANALISIS EFEKTIVITAS


PENGENDALIAN INTERN ATAS SISTEM PEMBERIAN DAN
PELUNASAN KREDIT GADAI ( Studi Kasus Pada PT . Pegadaian
( Persero ) Kantor Cabang Pallima Palembang ). 7(1), 61–78.
77

Romney, Marshall B, Paul John Steinbart. 2016. Sistem Informasi Akuntansi.


Edisi 13. Jakarta. Salemba Empat.

Bodnar, George H, Amir Abadi Jusuf, 2000. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi
Keenam. Jakarta. Salemba Empat.

Rotti, M. R., Manossoh, H., & Kalalo, M. Y. B. (2017). Evaluasi Pengendalian


Internal Terhadap Kredit Diragukan Pada Pt. Bank Sulutgo Di Minahasa
Induk. Going Concern : Jurnal Riset Akuntansi, 12(2), 818–827.
https://doi.org/10.32400/gc.12.2.18245.2017
Sari, N. K. (2018). Analisis Sistem Informasi Akuntansi Pemberian Kredit Pada
Bank Perkreditan Rakyat Pt. Semoga Jaya Artha Samarinda. Ekonomia, 7(1),
191–199. http://ejurnal.untag-
smd.ac.id/index.php/EKM/article/view/3290/pdf
Sawori, R., Morasa, J., & Tangkuman, S. J. (2018). Analisis Penerapan Sistem
Informasi Akuntansi Dalam Menunjang Pengendalian Internal Pembiayaan
Kredit Usaha Mikro Pada Pt Bank Sulutgo. Going Concern : Jurnal Riset
Akuntansi, 14(1), 389–398. https://doi.org/10.32400/gc.13.04.21171.2018
Ulum, Ihyaul, Ahmad Juanda. 2018. Metodologi Penelitian Akuntansi. Klinik
Skripsi. Edisi 2. Malang. Aditya Media Publising.
78

LAMPIRAN 1

Surat Perjanjian Kredit


79
80

L
81

AMPIRAN 2

Surat Perjanjian Penyerahan Hak Milik Secara Kepercayaan


82
83
84
85

LAMPIRAN 3

Kartu Pinjaman
86

LAMPIRAN 4

Surat Kuasa
87

LAMPIRAN 5

Tanda Terima Jaminan


88

LAMPIRAN 6

Tanda Terima Realisasi


89

LAMPIRAN 7

Nota Pembayaran Angsuran


90

LAMPIRAN 8

Nota Pelunasan Kredit

Anda mungkin juga menyukai