Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“SEJARAH DAN FUNGSI PASAR MODAL”

DISUSUN OLEH :
1. HELMI SAPITRI
2. LAILA HAYATI

DOSEN PEMBIMBING :
MUSTAFA KAMAL, S.E.Sy.,M.S.I

JURUSAN MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
BANGKINANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Bangkinang, September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................1

C. TUJUAN PENELITIAN.................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2

A. SEJARAH PASAR MODAL DI INDONESIA..............................................................2

B. SEKILAR BURSA EFEK INDONESIA........................................................................4

C. PENERAPAN JSX AUTOMATIC TRADING SYSTEM.............................................6

D. PERAN PASAR MODAL DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA.......................7

E. PERAN PASAR MODAL SEBAGAI ALTERNATIF INVESTASI............................8

F. WEWENANG BAPEPAM, LEMBAGA PENJAMIN, BANK KUSTODIAN,


EMITEN DAN LEMBAGA LAIN TERKAIT PASAR MODAL........................................9

BAB III PENUTUP................................................................................................................13

A. KESIMPULAN.............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semakin berkembangnya perekonomian di dunia mengakibatkan perubahan
yang signifikan di berbagai bidang kehidupan. Orang mulai melakukan transaksi
ekonomi melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan menginvestasikan harta
atau uangnya melalui pasar modal. Pasar modal dibentuk untuk mempermudah para
investor mendapatkan asset dan mempermudah perusahaan menjual asset.
Kehidupan yang semakin kompleks akan mendorong berbagai pihak untuk
mencapai segala sesuatu secara instan, mudah dan terorganisasi. Dalam hal ini, untuk
memepermudah transaksi produk pasar modal maka dibentuk Bursa Efek. Fungsinya
sangat membantu berbagai pihak yang terkait.
Perkembangan pasar modal dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Dimulai
dengan adanya perubahan yang terdapat didalamnya hingga menghasilkan Bursa Efek
Jakarta yang merupakan satu-satunya bursa efek di Indonesia. Aktivitas yang
dilakukan sangat banyak guna membantu para investor dan perusahaan melakukan
transaksi ekonomi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah pasar modal di Indonesia?
2. Bagaimana sekilar bursa efek Indonesia?
3. Bagaimana penerapan JSX Automatic Trading System?
4. Apa peran pasar modal dalam perekonomian Indonesia?
5. Apa saja wewenang BAPEPAM, Lembaga Penjamin, Bank Kustodian, Emiten
dan Lembaga lain terkait pasar modal?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui dan memahami sejarah pasar modal di Indonesia.
2. Untuk mengetahui sekilar bursa efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui dan memahami penerapan JSX Automatic Trading System.
4. Untuk mengetahui peran pasar modal dalam perekonomian Indonesia.
5. Untuk mengetahui dan memahami wewenang BAPEPAM, Lembaga Penjamin,
Bank Kustodian, Emiten dan Lembaga lain terkait pasar modal

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH PASAR MODAL DI INDONESIA

Sejarah Pasar Modal Indonesia Dalam pembangunan ekonomi nasional


suatu negara, diperlukan pembiayaan baik dari pemerintah maupun dari masyarakat.
Kebutuhan pembiayaan pembangunan di masa mendatang akan semakin besar.
Kebutuhan ini tidak akan dapat dibiayai oleh pemerintah saja melalui penerimaan
pajak dan penerimaan lainnya. Kadang kala pemenuhan kebutuhan ini dapat
diperoleh dari bantuan luar negeri. Seperti halnya negara-negara berkembang
lainnya, Indonesia sering kali memperoleh pinjaman luar negeri untuk mendukung
pembangunan nasional. Namun bagi pemerintah pinjaman luar negeri bukan
merupakan cara yang strategis untuk pembangunan, potensi dana masyarakat
Indonesia harus bisa dioptimalkan untuk digunakan. Untuk itu, dibentuk pasar modal
yang dimaksudkan sebagai wahana untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan
pembangunan. Fungsi strategis dan penting pasar modal membuat pemerintah amat
berkepentingan atas perkembangan dan kemajuan pasar modal, karena berpotensi
untuk penghimpunan dana secara masif, sehingga dapat dimanfaatkan untuk
memperbesar volume kegiatan pembangunan.
Dalam era globalisasi, setiap negara harus tunduk pada peraturan ekonomi
regional dan organisasi ekonomi dunia serta tidak bebas lagi atau terlarang
menentukan aturan main yang bertentangan atau yang tidak sesuai dengan aturan
internasioanl yang telah disepakati. Misalnya, dengan WTO, suatu negara terikat
oleh hukum internasional dan tidak mungkin lagi membuat perundangan sendiri
yang bertentangan dengan hukum internasional walaupun untuk tujuan yang baik,
yaitu mengatur kepentingan negara sendiri oleh karena hal tersebut merupakan
pelanggaran terhadap hukum internasional yang akan menghapai hukuman
internasional yang serius. Alasan seperti inilah yang mendorong setiap negara akan
berusaha melakukan efisiensi atau menghilangkan ekonomi biaya tinggi agar dapat
bersaing ataupun melakukan merger, konsolidasi, akuisisi, aliansi, dan kerajsama
bilateral antarperusahaan dalam bentuk apa pun agar dapat menang dalam
persaingan. Salah satu cara untuk menekan biaya tinggi adalah menggiring
perusahaan swasta masuk ke pasar modal agar struktur modal perusahaan menjadi

2
lebih baik, lebih efisien, dan lebih terkendali oleh masyrakat, serta privatisasi Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menghapuskan beban berat yang ditanggung
oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), karena kebanyakan BUMN
menderita kerugian yang disebabkan oleh salah urus. Pada hakikatnya, yang
dimaksud dengan struktur permodalan adalah pencerminan dari perimbangan antara
hutang jangka panjang dan modal sendiri dari suatu perusahaan.
Untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan globalisasi ekonomi
dan pembangunan nasional secara bersamaan, pasar modal sebagai salah satu
alternatif pembiayaan pembangunan, harus dapat memfasilitasi perkembangan
ekonomi pasar. Sistem ekonomi pasar di Indonesia dianggap hanya memakmurkan
sebagian kecil golongan masyarakat. Di banyak negara tetangga, sistem ekonomi
pasar berhasil memakmurkan sebagian besar rakyatnya, sehingga banyak negara
yang sebelumnya beralih ke sistem ekonomi pasar sejak tahun 1988. Negara yang
menganut paham sosialis pun, seperti RRC, dalam kehidupan perekonomiannya
sudah mengarah kepada praktik yang umum terdapat di negara kapitalis. Hal ini
berarti kegagalan di Indonesia dapat disebabkan oleh unsur manusianya yang tidak
beres, pengelolaan negara yang salah urus, atau subsistem ekonomi yang tidak
komplit, dan bukan kesalahan sistem ekonomi pasar itu sendiri. Mengingat
pentingnya pasar modal bagi pembangunan nasional, pemerintah hendaknya melalui
Bapepam mengatur pasar modal Indonesia dengan baik sehingga dapat bermanfaat
bagi kehidupan bangsa dan negara.
Sejarah perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dibagi dalam
beberapa periode. Pembagian tersebut dimaksudkan karena ada hal-hal khusus yang
terjadi dalam periode perkembangannya baik dilihat dai sisi peraturan maupun dari
sisi ekonomi, bahkan juga dari sisi politik dan keamanan. Adapun periode yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Periode Permulaan (1878-1912)
2. Periode Pembentukan Bursa (1912-1925)
3. Periode Awal Kemerdekaan (1925-1952)
4. Periode Kebangkitan (1952-1977)
5. Periode Pengaktifan Kembali (1977-1987)
6. Periode Deregulasi (1987-1995)

3
7. Periode Kepastian Hukum (1995-sekarang)
8. Periode Menyonsong Independensi Bapepam

B. SEKILAR BURSA EFEK INDONESIA

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.
Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya
pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia
Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada
beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan
kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan
berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan
sebagimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar
modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan
pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat
dilihat sebagai berikut:

Tahun Peristiwa
Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh
Desember 1912
Pemerintah Hindia Belanda
1914 – 1918 Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa
1925 – 1942
Efek di Semarang dan Surabaya
1942 – 1952 Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin
1956
tidak aktif
1956 – 1977 Perdagangan di Bursa Efek vakum
10 Agustus 1977 Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ
dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal).
Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go
public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama19 Tahun

4
Tahun Peristiwa
2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga
1977 – 1987 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen
perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal
Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87)
yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan
1987
Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di
Indonesia
Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal
1988 – 1990 diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa
terlihat meningkat
Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh
2 Juni 1988 Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan
organisasinya terdiri dari broker dan dealer
Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88)
yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan
Desember 1988
beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar
modal
Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh
16 Juni 1989
Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas
13 Juli 1992
Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ
Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem
22 Mei 1995
computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)
Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995
10 November
tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan
1995
mulai Januari 1996
1995 Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya
Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai
2000
diaplikasikan di pasar modal Indonesia
BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh
2002
(remote trading)
Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta
2007
(BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek
02 Maret 2009
Indonesia: JATS-NextG

(Source: www.idx.co.id)

5
C. PENERAPAN JSX AUTOMATIC TRADING SYSTEM
Dalam bermain saham, ada baiknya mengenal Jakarta Automatic Trading
System (JATS). Sistem ini telah ada di pasar modal BEI sejak 27 tahun lalu. Karena
itulah bagi investor baru, mengenal Jakarta Automatic Trading System (JATS) wajib
hukumnya. Hal ini untuk mengetahui sistem dari investasi. 
Jakarta Automated Trading System yang adalah sistem terkomputerisasi yang
diterapkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sistem ini telah digunakan sejak 22 Mei
1995 dan menggantikan sistem manual yang ada saat itu ke sistem
komputerisasi. Sesuai namanya, proses pembelian dan penjualan saham di BEI akan
tercatat secara komputerisasi. Dengan demikian proses manual yang memakan waktu
tidak lagi ada. Sebab, sistem JATS akan langsung mencocokan jumlah lembar saham
dan harga saham antara order beli dan jual yang masuk hingga terjadi transaksi jual
beli. Melalui sistem ini, perdagangan semakin mudah dan fleksibel setelah penerapan
Remote Trading (RT) pada tahun 2002 yang memungkinkan Order dapat disampaikan
dari kantor broker.

1. Remote Trading
Dengan penerapan remote trading di tahun 2002, pencatatan dan
penyampaian order beli dan jual menjadi lebih efektif dan efisien. Selain itu,
robot ini kemudiab meniadakan peran seorang Floor Trader, karena dealer dapat
langsung memasukan order dari kantor broker. 
Karena itulah, BEI meniadakan Lantai Bursa. Bahkan saat ini, dengan
adanya sistem Online Trading, nasabah dapat langsung memasukan order tanpa
melalui dealer. Transaksi menjadi lebih cepat dan efisien tanpa adanya gangguan
sedikit pun. 
2. Sistem Perdagangan Tanpa Warkat
Seperti diketahui sebelum adanya sistem JATS dan Remote Trading, bukti
kepemilikan saham dinyatakan dalam bentuk Warkat atau sertifikat kepemilikan
saham. Saat itu, jika terjadi transaksi jual beli saham dan menyebabkan
perubahan kepemilikan saham, maka Warkat-Warkat tersebut harus dibalik nama.
Kondisi ini memakan waktu dan menjadi tidak efisien serta rentab terjadinya
kesalahan maupun penyalahgunaan. 
Karena itulah, otoritas Bursa Efek Indonesia mulai mengaplikasikan
Sistem Perdagangan Saham Tanpa Warkat ( Scripless ) tahun 2000. Warkat

6
kemudian berganti menjadi Kartu Akses dari KSEI ( Kustodian Sentral Efek
Indonesia ). Kartu Akses ini berguna sebagai akses Investor ke Sub-Rekening
Efek KSEI guna memonitor posisi Efek dan mutasi Efek serta dana yang dimiliki
Investor tersebut.
Adapun beberapa fitur JATS yaitu : 
a. Menyediakan satu fasilitas perdagangan terpadu (multi products single
platform) termasuk single operation, single price dissemination dan single
market supervision 
b. Sinergi optimal antara hardware dengan operating system Linux dan software
aplikasi 
c. Terintegrasi dengan sistem pendukung yakni DataFeed, JATS-Remote
Trading dan SMARTS (Surveillance System) 
d. Load Balancing dan High Availability System 
e. Kapasitas mesin DRC yang setara dengan mesin utama. 
f. JATS-NextG mampu menangani seluruh produk finansial mulai dari saham,
obligasi, dan produk turunannya atau biasa disebut produk derivatif dalam
satu platform. 
g. Itulah penjelasan mengenal Jakarta Automatic Trading System atau JATS
dalam pasar modal BEI. Semoga informasi ini berguna bagi Anda dan
menambah wawasan Anda.

D. PERAN PASAR MODAL DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA


Peranan pasar modal sangat krusial bagi perekonomian negara. Pasalnya,
pasar modal memiliki dua fungsi yakni sebagai sarana pendanaan usaha bagi suatu
perusahaan dan sebagai sarana investasi bagi masyarakat (investor). Biar kamu
semakin paham tentang peranan dan fungsi pasar modal bagi ekonomi negara,.
Peranan Pasar Modal sebagai berikut:
1. Memberikan fasilitas transaksi saham dan surat berharga lain yang
diperdagangkan.
2. Memberikan kesempatan pada investor dalam hal ini masyarakat untuk
mendapatkan keuntungan.
3. Pasar modal memberikan peluang bagi perusahaan untuk pemenuhan keinginan
para pemegang saham dengan kebijakan dividen dan stabilitas harga sekuritas
yang normal.

7
4. Pasar modal juga memberikan kesempatan kepada investor untuk menjual
kembali surat berharga dan saham lainnya.
5. Pasar modal memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk turut
berpartisipasi dalam perkembangan dan kemajuan perekonomian. Masyarakat
umum juga mempunyai kesempatan untuk mempertimbangkan alternatif cara
mengelola uang mereka.
6. Pasar modal juga mengurangi biaya transaksi dan informasi surat berharga. Hal
ini menjadi informasi penting bagi investor, karena investor memerlukan
informasi akurat dan dapat dipercaya untuk melakukan investasi.
7. Memberikan kesempatan aktivitas bisnis dalam memperoleh dana dari pihak lain
dalam rangka ekspansi bisnis atau memperluas usaha.
8. Memberikan kesempatan para pemegang surat berharga untuk mendapatkan
likuiditas dengan cara menjual surat berharganya kepada orang atau pihak lain.

E. PERAN PASAR MODAL SEBAGAI ALTERNATIF INVESTASI


Pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi dalam bentuk
saham, obligasi, reksa dana. Dengan demikian, masyarkat dapat menempatkan dana
yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing.
Kedudukan pasar modal semakin vital dalam perekonomian modern. Dimana, gairah
perekonomian bisa terlihat dari ramainya transaksi di pasar modal. Sebaliknya,
lesunya perekonomian nasional ditunjukan oleh sepinya transaksi di pasar modal. Ada
beberapa peranan dari pasar modal terhadap perekonomian nasional, antara lain :
1. Lembaga intermediasi atau lembaga perantara keungan selain bank
2. Membantu pemodal berpartisipasi pada kegiatan bisnis yang menguntungkan atau
investasi
3. Mendukung kegiatan bisnis memperoleh dana dari pihak luar untuk perluasan
usaha atau ekspansi
4. Memungkinkan kegiatan bisnis memisahkan operasi bisnis dan ekonomi dari
kegiatan keuangan
5. Memungkinkan para pemegang surat berharga memperoleh likuiditas dengan
menjual surat berharga yang dimiliki kepada pihak lain
Dalam perkembangannya, pasar modal memerlukan dukungan berbagai pihak
baik dari pebisnis, investor, masyarakat umum, maupun pemerintah. Peran

8
pemerintah dapat berupa menciptakan stabilitas politik dan hukum, stabilitas iklim
investasi Indonesia, dan menjamin kelancaran kegiatan ekonomi.
Disisi lain peran dari masyarakat umum sendiri cukup signifikan, untuk ikut
berpatisipasi dengan menginvestasi sahamnya di pasar modal, sehingga perekonomian
Negara juga semakin menggeliat dan bertumbuh baik.

F. WEWENANG BAPEPAM, LEMBAGA PENJAMIN, BANK KUSTODIAN, EMITEN


DAN LEMBAGA LAIN TERKAIT PASAR MODAL
Dalam pengoperasian pasar modal diperlukan lembaga penunjang yang
bertugas dan berfungsi melakukan pelayanan kepada pegawai dan masyarakat umum.
Lembaga penunjang seperti BAPEPAM, Lembaga Penjamin, Bank Kustodian,
Emiten dan lain-lain.
Berikut wewenang dari beberapa lembaga penunjang pasar modal :
1. BAPEPAM
Badan Pengawas Pasar Modal mempunyai kewenangan dalam pembinaan,
pengaturan, dan pengawasan setiap Pihak yang melakukan kegiatan di Pasar Modal
berdasarkan Undang-undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Salah satu
bentuk pengaturan terhadap kegiatan pasar modal, Bapepam membuat Peraturan
Nomor IX.E.2 Tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.
Pada tanggal 28 April 2011 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah menjatuhkan
penetapan No. 38/ Pdt.P/2011/PN.Jkt.Sel terhadap pemeriksaan PT. Sumalindo
Lestari Jaya Tbk. Penetapan tersebut diperkuat dalam Putusan Mahkamah Agung
No. 3017 K/Pdt/2011 pada tanggal 12 September 2012. Pada salah satu
permohonan yang diajukan adalah pemeriksaan terhadap tindakan direksi yang
melakukan pembelian Zero Coupond Bond dari PT Sumalindo Hutani Jaya belum
mendapatkan persetujuan RUPS-LB dari pemegang saham. Hal ini merupakan
pelanggaran terhadap Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal No.IX.E.2 Tentang
Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan, menganalisis,
dan menginterpretasikan kewenangan Bapepam dalam pemeriksaan
terhadap pelanggaran Peraturan Nomor IX.E.2 Tentang Transaksi Material dan
Perubahan Kegiatan Usaha Utama. Metode penelitian yang digunakan yakni
penelitian hukum normatif, pendekatan yang dilakukan adalah perundang-

9
undangan (statute approach), pendekatan kasus (case approach), dan pendekatan
konsep (conceptual approach).
Berdasarkan hasil penelitian, kewenangan Bapepam terhadap
pemeriksaan diatur dalam Pasal 100 Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal, Bapepam berwenang untuk melakukan pemeriksaan terhadap setiap
pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam pelanggaran terhadap Undang-
Undang Pasar Modal dan atau peraturan pelaksananya.Penetapan pemeriksaan
PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk. sudah tepat, tetapi mengabaikan ketentuan
pada Pasal 138 ayat (6) Undang-undang No. 40 Tahun 2007 yang menyatakan,
tentang permohonan pemeriksaan perseroan, tidak menutup kemungkinan
peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal menentukan lain. Akibat
hukum terhadap transaksi material tanpa persetujuan RUPS tetap sah dan mengikat
tetapi dengan syarat sepanjang pihak lain itu beriktikad baik. Berarti pihak lain
itu, harus mampu membuktikan dia benar-benar beriktikad baik dalam
transaksi tersebut. Jika dia tidak mampu membuktikan iktikad baiknya, dan
ternyata transaksi itu menimbulkan kerugian kepada perseroan, maka transaksi itu
batal demi hukum.

2. Lembaga Penjamin
a. Menetapkan dan memungut premi penjaminan.
b. Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali menjadi
peserta.
c. Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS.
d. Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan keuangan
bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak melanggar
kerahasiaan bank.
e. Melakukan rekonsiliasi, verifikasi, dan/atau konfirmasi atas data tersebut pada
angka 4.
f. Menetapkan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim.
g. Menunjuk, menguasakan, dan/atau menugaskan pihak lain untuk bertindak
bagi kepentingan dan/atau atas nama LPS, guna melaksanakan sebagian tugas
tertentu.
h. Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan
simpanan.

10
i. Menjatuhkan sanksi administratif.

3. Bank Kustodian
a. Menyimpan Sertifikat dan Aset Berharga
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, tugas bank kustodian yang utama adalah
menyimpan sertifikat dan aset berharga. Setelah dana dikelola oleh manajer investasi
dalam bentuk efek, maka aset tersebut dititipkan kepada pihak kustodian.
Karena perannya sangat penting dalam menjaga dan mengamankan berbagai
efek investor, maka lembaga kustodian harus mendapatkan izin dan pengawasan dari
OJK dan Kustodian Sentral Efek Indonesia.
b. Melakukan Pencatatan Transaksi Manajer Investasi
Tugas bank kustodian lainnya yaitu melakukan pencatatan transaksi manajer
investasi. Ketika manajer investasi melakukan transaksi baik menginvestasikan
modal, melakukan penarikan laba, jual beli, pengalihan, pengiriman surat konfirmasi,
dan perhitungan unit. Sehingga pihak kustodian wajib mengetahui dan merekam
transaksi tersebut dalam laporan. Nantinya, laporan tersebut diolah kembali untuk
diberikan kepada investor.
c. Menyajikan dan Mengirimkan Data Investasi untuk Investor
Hasil pencatatan dari transaksi manajer investasi akan diolah oleh kustodian.
Tidak hanya itu, lembaga ini juga mengetahui hasil investasi dana pemodal yang
diinvestasikan dalam portofolio efek. Informasi tersebut wajib diketahui oleh
kustodian, sebab nantinya data tersebut akan diolah dan disusun menjadi laporan
investasi. Kemudian pihak kustodian menyajikan dan mengirimkan data investasi
kepada investor. Sehingga investor mengetahui informasi dana mereka yang
diinvestasikan.
Proses penyajian dan pengiriman data investasi kepada investor diawali dengan
perhitungan nilai aktiva bersih (NAB) reksadana dari hasil pengelolaan manajer
investasi. Hasil NAB tersebut dicatat beserta transaksi aset dan efek lainnya dalam
reksadana. Kemudian, kustodian mengirimkan bukti transaksi nasabah berupa surat
konfirmasi transaksi (SKT). Setelah itu menyusun dan mengirimkan laporan bulanan
investasi.
d. Mengawasi Pelaksanaan Tugas Manajer Investasir
Mengawasi pelaksanaan tugas manajer investasi merupakan bagian dari tugas
bank kustodian. Meskipun manajer investasi mempunyai ilmu dan sertifikasi yang
memadai, tetapi manajer investasi tidak serta merta langsung mengambil keputusan
dalam menginvestasikan dana investor. Manajer investasi memerlukan masukan dan

11
pertimbangan dari pihak kustodian. Agar kebijakan yang diambil tidak merugikan
nasabah.
Selain itu, lembaga kustodian berhak menegur dan memberi peringatan kepada
manajer investasi yang melakukan penyelewengan atau pelanggaran. Apabila manajer
investasi melakukan hal berisiko tinggi, maka pihak kustodian wajib melaporkannya
kepada OJK.
e. Mengamankan Proses Transaksi Reksa Dana
Salah satu tugas bank kustodian adalah melakukan pengamanan proses transaksi
reksa dana. Pihak kustodian mengetahui seluruh informasi dan transaksi yang terjadi
dalam reksa dana. Oleh sebab itu, sudah menjadi tugasnya untuk menyimpan seluruh
rahasia agar keamanan tetap terjaga.

4. Emiten
Secara umum, tugas sebuah emiten memberikan penawaran sebuah surat
berharga secara publik, bertanggung jawab untuk mengelola dana publik dalam
keadaan yang baik. Efek yang ditawarkan seperti yang telah diuraikan di atas.
Selain yang disebutkan di atas, masih ada beberapa jenis efek lain yang
akan ditawarkan Emiten terhadap publik. Yang mana tentunya hal tersebut
bergantung pada perkembangan pasar modal di Indonesia. Hingga saat ini,
pemerintah juga telah berupaya mengumpulkan modal dengan mengeluarkan
berbagai produk keuangan secara inovatif.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pasar modal sering disebut sebagai pasar tempat dilakukannya penawaran
umum atau diperdagangkannya berbagai bentuk instrumen keuangan jangka panjang,
berbeda dengan pasar uang yang merupakan tempat diperdagangkannya dana jangka
pendek.
Pasar modal (capital market) mempertemukan pemilik dana (supplier of
funds) dengan pengguna dana (user of funds) untuk tujuan investasi jangka menengah
(middle-term investment) dan jangka panjang (long-term investment). Pemilik dana
menyerahkan sejumlah dana sedangkan penerima dana (perusahaan terbuka)
menyerahkan surat bukti kepemilikan berupa efek.
Sejarah perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dibagi dalam beberapa
periode. Pembagian tersebut dimaksudkan karena ada hal-hal khusus yang terjadi
dalam periode perkembangannya baik dilihat dai sisi peraturan maupun dari sisi
ekonomi, bahkan juga dari sisi politik dan keamanan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohd Salsiah, Norman Mohd Salleh, and Mohamat Sabri Hasan. Ownership Structure
and Earning Management in Malaysia Listed Company: The Size Effect. Asian
Journal of Business and Accounting, 1 (2) : 89-116, 2008.
Ardison, Kym Marcel M. Antonio Martinez and Fernando Galdi. The Effect of Leverage on
Earning Management in Brazil, Advanced in Scientific and Applied Accounting, 5
(3): 305-324, 2012.
Beneish, M. D. Earnings Management: A Perspective. Kelley School of Business. Indiana
University, 2001.
Darmadji, Tjiptono & Hendy M Fachruddin. Pasar Modal Indonesia: Pendekatan Tanya
Jawab. Jakarta : Salemba Empat, 2000.
Dede, Abdul Fatah. Perkembangan Obligasi Syariah (Sukuk) Di Indonesia, Jakarta :
Al-‘Adalah, 2011.
Sholihin, Ahmad Ifham, Ahmad. Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: PT
Gramedia, 2010.
Jogiyanto, Hartono. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE, 2014.
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution. Investasi Pada Pasar Modal Syariah. Jakarta:
Kencana, 2008.
Sudarsono, Heri. Bank & Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta:
Ekonisia, 2012.
Umam, Khaerul. Pasar Modal Syariah dan Praktek Pasar Modal Syariah. Bandung : Pustaka
Setia, 2013.
Yuliana, Indah. Investasi Produk Keuangan Syariah. Malang: UIN Maliki Press, 2010.

14

Anda mungkin juga menyukai