Anda di halaman 1dari 23

ASPEK KEUANGAN

Mata Kuliah: Analisis Kelayakan Bisnis (B)


Dosen : A.A. Kompiang Oka Sudana, S.Kom., MT.

Ngakan Nyoman Pandika Pinata 1605551015


I Putu Somadanayasa 1605551017
I Putu Gede Eka Yuda Arista 1605551019
Made Rizky Krisna Adi 1605551063
I Made Ari Saputra 1605551064

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Aspek Keuangan ini. Tentunya
di dalam penyusunan Makalah Aspek Keuangan ini penulis mendapat bantuan dari
banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Dosen pengampu mata kuliah Analisis Kelayakan Bisnis yang telah membantu
dalam memberikan saran untuk perbaikan makalah ini.
2. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu memberikan ide atas
terselesaikannya Makalah Aspek Keuangan ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dalam
penyusunan, bahasan, maupun penulisan. Oleh karena itu, diharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun dari semua pihak demi tercapainya kesempurnaan dalam
Makalah Aspek Keuangan ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan banyak
manfaat bagi semua pihak, sesuai yang penulis harapkan.

Jimbaran, 18 Desember 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................................i


KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................3
2.1 Pengertian Aspek Keuangan .............................................................................. 3
2.2 Kebutuhan Dana ................................................................................................ 4
2.2.1 Alokasi Dana untuk Aktiva Tetap .............................................................. 5
2.2.2 Alokasi Dana untuk Modal Kerja ............................................................... 5
2.3 Sumber Pendanaan ............................................................................................. 6
2.3.1 Sumber Intern ............................................................................................. 6
2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Sumber Dana Intern ....................................... 7
2.3.3 Sumber Ektern ............................................................................................ 7
2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Sumber Dana Ekstern .................................... 8
2.4 Biaya Modal ....................................................................................................... 8
2.4.1 Fungsi Biaya Modal ................................................................................... 8
2.4.2 Jenis Biaya Modal ...................................................................................... 9
2.5 Aliran Kas ........................................................................................................ 11
2.5.1 Manfaat Cash Flow ................................................................................... 12
2.6 Pemilihan Investasi .......................................................................................... 12
2.6.1 Kriteria Penilaian Investasi ....................................................................... 13
2.7 Rasio-rasio Keuangan ...................................................................................... 15
2.7.1 Neraca ....................................................................................................... 15
2.7.2 Laporan Laba/Rugi ................................................................................... 15
2.7.3 Laporan Arus Kas ..................................................................................... 16
2.8 Pengukuran dengan Rasio Keuangan............................................................... 16
2.8.1 Rasio Likuiditas ........................................................................................ 16
2.8.2 Rasio Aktivitas ......................................................................................... 16
2.8.3 Rasio Leverage/Rasio Solvabilitas ........................................................... 17
2.8.4 Rasio Profitabilitas ................................................................................... 17
BAB III PENUTUP ......................................................................................................18
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 18
3.1 Saran ................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan bisnis perlu dilakukan penilaian terhadap aspek-aspek yang
menyangkut dan berhubungan langsung dengan investasi, keputusan untuk melakukan
investasi yang menyangkut sejumlah besar dana dengan harapan mendapatkan
keuntungan dalam jangka panjang, seringkali berdampak besar bagi kelangsungan hidup
perusahaan, sebelum melakukan investasi salah satu syarat terpenting adalah mengerti
mengenai aspek keuangan.
Aspek keuangan menyangkut berapa seluruh dana yang kita butuhkan baik modal
untuk investasi maupun untuk modal kerja, berapa biaya administrasi, dan berapa tingkat
keuntungan yang kita akan dapatkan atau bahkan kemungkinan kerugian yang akan
dialami.
Tujuan menganalisis aspek keuangan dari analisis kelayakan bisnis adalah untuk
menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan
dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana,
biaya modal awal, kemampuan untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang
telah ditentukan dan menilai apakah perusahaan akan dapat berkembang kedepannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diketahui rumusan masalah dari
permasalahan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan aspek keuangan.
2. Apa saja penilaian dalam aspek keuangan.
3. Apa saja yang tergolong ke dalam bentuk pengalokasian dana.
4. Apa saja sumber asal modal.
5. Apakah yang dimaksud dengan cash flow.
6. Apa saja kriteria dalam pemilihan investasi.

1
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diketahui tujuan penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian aspek keuangan.
2. Mengetahui penilaian yang termasuk dalam aspek keuangan.
3. Mengetahui bentuk pengalokasian dana.
4. Mengetahui sumber asal modal usaha.
5. Mengetahui pengertian cash flow.
6. Mengetahui kriteria dalam pemilihan investasi.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini berdasarkan tujuan penulisannya
adalah sebagai berikut.
1. Pembaca dapat mengetahui penilaian dalam aspek keuangan, pengalokasian
dana, sumber asal modal, dan kriteria dalam pemilihan investasi.
2. Pembaca dapat memahami aspek keuangan dan cash flow.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aspek Keuangan


Investasi yang dilakukan dalam berbagai bidang bisnis usaha tentu memerlukan
sejumlah modal, di samping keahlian lainnya. Modal yang digunakan untuk membiayai
suatu bisnis, mulai dari biaya prainvestasi, biaya investasi dalam aktiva tetap, hingga
modal kerja untuk memenuhi kebutuhan investasi, modal dapat dicari dari berbagai
sumber dana yang ada. Sumber dana yang dicari dapat dipilih, apakah dengan cara
menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman (modal asing). Penggunaan masing-
masing modal tergantung dengan tujuan penggunaan modal, jangka waktu serta jumlah
yang diinginkan perusahaan. Masing-masing modal memiliki keuntungan dan kerugian.
Hal ini dapat dilihat dari segi biaya, waktu, persyaratan untuk memperolehnya, dan
jumlah yang dapat dipenuhi (Alfisaradiants, 2013).
Masalah yang perlu memperoleh perhatian berkaitan dengan perolehan modal
adalah masa pengembalian modal dalam jangka waktu tertentu. Tingkat pengembalian
ini tergantung dari perjanjian dan estimasi keuntungan yang diperoleh dari masa-masa
mendatang. Estimasi keuntungan diperoleh dari selisih pendapatan dengan biaya dalam
suatu periode tertentu. Besar kecilnya keuntungan sangat berperan dalam pengembalian
dana suatu usaha. Oleh karena itu, perlu dibuatkan estimasi pendapatan dan biaya
sebelum usaha dijalankan. Semua itu tentunya menggunakan asumsi-asumsi tertentu yang
akhirnya akan dituangkan dalam aliran kas (cash flow) perusahaan selama periode usaha,
dengan dibuatnya aliran kas perusahaan, kemudian dinilai kelayakan investasi tersebut
melalui kriteria kelayakan investasi. Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi ini
layak atau tidak dijalankan dilihat dari aspek keuangan. Alat ukur untuk menentukan
kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi dapat dilakukan melalui pendekatan
Payback Period (PP), Average Rate of Return (ARR), Net Present Value (NPV), Iternal
Rate of Return (IRR), dan Profitability Index (PI).
Khusus bagi perusahaan yang sudah ada sebelumnya dan hendak melakukan
ekspansi atau perluasan usaha, penilaian dapat pula dilakukan dari laporan keuangan yang
dimilikinya. Laporan keuangan yang dinilai biasanya adalah neraca dan laporan laba/rugi

3
untuk beberapa periode. Metode penilaian yang digunakan adalah dengan meggunakan
rasio-rasio keuangan tertentu seperti rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio
rentabilitas, serta rasio keuangan lainnya dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
Aspek Keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan
secara keseluruhan. Aspek ini sama pentingnya dengan aspek lainnya, bahkan ada
beberapa pengusaha menganggap justru aspek inilah yang paling utama untuk dianalisis
karena dari aspek ini tergambar jelas hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan
perusahaan, sehingga merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti
kelayakannya (Alfisaradiants, 2013).
Secara keseluruhann penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal seperti
1. Kebutuhan dana.
2. Sumber pendanaan.
3. Biaya modal.
4. Aliran cash flow.
5. Pemilihan investasi.
6. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.

2.2 Kebutuhan Dana


Suatu aktivitas bisnis tidak akan dapat berjalan dengan baik bila tidak didukung
oleh ketersediaan dana (kebutuhan dana) yang baik dan mencukupi, apabila suatu
aktivitas bisnis tidak dapat memenuhi permintaan barang atau jasa sesuai dengan jumlah
dan kriteria pelanggan dikarenakan bisnis tersebut tidak memiliki dana yang cukup untuk
melakukan proses produksinya, maka sudah dapat dipastikan usaha bisnis tersebut akan
terancam gagal, dalam menentukan besarnya dana yang akan diperlukan untuk
menjalankan suatu aktivitas bisnis, dibutuhkan suatu peramalan (forecasting) yang baik.
Peramalan atau taksiran ini berbeda-beda untuk masing-masing jenis proyek.
Taksiran dana yang dibutuhkan tersebut tergantung pada kompleksitas dari kegiatan
pendanaan itu sendiri, misalnya penentuan lokasi bisnis yang bergantung kepada harga
tanah, semakin mahal harga tanah maka akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan
oleh bisnis tersebut disamping itu, terdapat pula faktor-faktor biaya yang akan
dikeluarkan selama umur bisnis tersebut. Secara umum, pengalokasian dana tersebut
dapat dilakukan kedalam dua bentuk, yaitu untuk aktiva tetap (fixed assets), dan untuk
modal kerja (working capital) (Anon., 2011).

4
2.2.1 Alokasi Dana untuk Aktiva Tetap
Aktiva tetap terdiri dari aktiva tetap berwujud (tangible assets), dan aktiva tetap
tidak berwujud (intangible assets). Menurut Baridwan (1989) aktiva tetap berwujud
adalah aktiva yang berwujud yang dapat digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu
periode akuntansi. seperti tanah, gedung perkantoran dan peralatannya, gedung pabrik
dan mesin-mesin, dan aktiva tetap lainnya. Aktiva tetap tidak berwujud adalah aktiva
yang secara fisik yang memiliki umur lebih dari satu tahun seperti hak patent, lisensi,
copyright, goodwill, biaya pendahuluan, biaya-biaya pra-operasional, dan lain
sebagainya.

2.2.2 Alokasi Dana untuk Modal Kerja


Alokasi dana untuk modal kerja ada empat alokasi modal yang perlu mendapat
perhatian agar usaha dapat berjalan dengan lebih baik yaitu sebagai berikut.
1. Pertama, penggunaan modal untuk kepentingan organisasi usaha. Alokasi pada
poin ini penting, terutama untuk usaha yang baru dimulai, tetapi juga tidak boleh
diremehkan bagi usaha yang sudah berjalan misalnya, pengurusan izin usaha,
pemrosesan badan hukum baik di notaris maupun di Depkumham, biaya
administrasi usaha dan lain sebagainya.
2. Kedua, alokasi untuk investasi aset tetap usaha seringkali pengusaha, terutama
pemula dan pengusaha tradisional tidak tepat mengalokasikannya. Investasi untuk
ini diperbesar dan tanpa terasa mengabaikan yang lain. Akibatnya ketika
membutuhkan pendanaan, pengusaha mengalami kesulitan karena sudah terlalu
banyak yang terserap pada aset tetap, banyak orang membangun toko sangat baik
dengan investasi yang besar, tetapi lupa ketika toko harus diisi dengan barang
dagangan.
3. Ketiga, penetapan modal kerja yang akan digunakan dalam usaha, agar segera
dapat dioperasionalkan. Alokasi ini penting, untuk dapat menggerakkan dan
mendinamisasi roda usaha sehari-hari. Modal kerja yang terlalu kecil ditanamkan
akan membuat usaha sulit berjalan normal, begitu juga jika terlalu besar akan
menjadikan usaha kurang lincah di sinilah, perlunya pengusaha menetapkan
alokasi yang tepat agar tidak mengalami masalah di tengah jalan. Pengalaman

5
pada bulan atau tahun sebelumnya, dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk
pengambilan keputusan.
4. Keempat, pengusaha juga perlu memasukkan faktor yang tidak terduga dan risiko
yang mungkin terjadi dalam pengalokasian modal. Situasi dan kondisi ekonomi
yang tidak pasti di masa yang akan datang harus dapat diantisipasi seorang
pengusaha. Sebab, bisa jadi tiba-tiba karena ketidaksetabilan ekonomi terjadi
risiko yang tak terduga, usahapun akan tergulung karena kalah persaingan di
pasar.

2.3 Sumber Pendanaan


Dalam mendanai suatu kegiatan investasi, maka biasanya diperlukan dana yang
relatif cukup besar. Perolehan dana dapat dicari dari berbagai sumber dana yang ada
seperti dari modal sendiri atau dari modal pinjaman atau keduanya. Pilihan apakah
menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman atau modal gabungan dari keduanya
tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dan kebijakan pemilik usaha.
Pertimbangannya tidak lain adalah untung ruginya jika menggunakan salah saatu
modal tersebut, setelah jumlah dana yang dibutuhkan diketahui, selanjutnya yang perlu
ditentukan adalah dalam bentuk apa dana tersebut didapat, yang jelas, yang akan dipilih
adalah sumber dana yang mempunyai biaya paling rendah dan tidak menimbulkan
masalah bagi perusahaan.
Penggunaan kedua jenis modal baik untuk modal investasi maupun untuk modal
kerja jelas berbeda dilihat dari segi sumber asalnya, modal dibagi dua macam, yaitu
sebagai berikut
2.3.1 Sumber Intern
Sumber dana intern adalah dana atau modal yang dibentuk atau dihasilkan sendiri
dalam perusahaan seperti laba ditahan (retained earning), dan penyusutan (depreciation).
Besarnya laba ditahan/cadangan dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh selama
periode tertentu. Sumber dana intern perusahaan dapat dibagai menjadi dua yaitu sebagai
berikut.

6
2.3.1.1 Tertutup
Dana Intern yang tertutup merupakan dana yang berasal dari pemilik perusahaan
yang membangun perusahaan dari awal atau owner murni dari sebuah perusahaan
tersebut.

2.3.1.2 Terbuka
Dana intern yang terbuka merupakan sumber dana yang diterima dari masyarakat
luas atau dapat diartikan sebagai jual-beli saham perusahaan. Sebuah perusahaan akan
menjual sebagian saham perusahaan untuk dijadikan sumber dana bagi perusahaan
tersebut.

2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Sumber Dana Intern


Sumber dana intern memiliki beberapa kelebihan yaitu tidak ada bunga yang
harus dibayarkan dan tidak terikat dengan waktu batas pengembalian. Adapun juga
kekurangan sumber dana intern yaitu perusahaan susah berkembang karena dana yang
terbatas dan terkendala dengan kebutuhan lain (kebutuhan pribadi).

2.3.3 Sumber Ektern


Sumber ekstern (external sources) adalah sumber dana yang berasal dari luar
perusahaan. Dana yang berasal dari sumber ekstern adalah dana yang berasal dari para
kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian didalam perusahaan. Dana atau
modal yang berasal dari para kreditur merupakan hutang bagi perusahaan yang
bersangkutan dan modal yang berasal dari kreditur disebut sebagai modal asing. Metode
pembelanjaan dengan menggunakan modal asing disebut pembelanjaan asing atau
pembelanjaan dengan hutang (debt financing) (Dewi, 2017).
Dana atau modal yang berasal dari pemilik, peserta atau pengambil bagian dalam
perusahaan merupakan dana yang akan tetap ditanamkan dalam perusahaan yang
bersangkutan, dan dana ini akan menjadi modal sendiri dalam perusahaan tersebut.
Metode pembelanjaan dengan menggunakan dana yang berasal dari pemilik atau
calon pemilik tersebut disebut pembelanjaan sendiri (equity financing). Dengan demikian
maka dana yang berasal dari sumber ekstern adalah terdiri dari modal asing dan modal

7
sendiri.Pada dasarnya pihak-pihak pemberi dana atau modal ekstern yang utama dapat
terdiri dari beberapa sumber yaitu sebagai berikut.
2.3.2.1 Supplier
Supplier memberikan dana kepada suatu perusahaan dalam bentuk penjualan
barang secara kredit, baik untuk jangka pendek (kurang dari satu tahun) , maupun untuk
jangka menengah ( satu sampai sepuluh tahun).

2.3.2.2 Bank
Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas utama memberikan kredit
disamping pemberian jasa-jasa lain di bidang keuangan baik untuk jangka pendek, jangka
menengah maupun jangka panjang ( lebih dari 10 tahun).

2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Sumber Dana Ekstern


Sumber dana ekstern memiliki beberapa kelebihan yaitu dana yang didapat
dengan jumlah yang besar, cukup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan dan
memotivasi untuk dapat bekerja bersungguh-sungguh (pemicu). Adapun juga kekurangan
sumber dana ekstern yaitu tekanan mental jika perusahaan mengalami kegagalan dan
tetap membayar bunga walaupun tidak mendapat untung.

2.4 Biaya Modal


Biaya modal (cost of capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memperoleh dana baik yg berasal dari hutang, saham preferen, saham
biasa, dan laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan.
2.4.1 Fungsi Biaya Modal
Fungsi biaya modal dapat dibagi menjadi dua yaitu terkait dengan pajak yang
dikenakan pada perusahaan dan sebagai discount rate. Penjelasan mengenai kedua
fungsi biaya modal yaitu sebagai berikut.
2.4.1.1 Terkait dengan pajak yang dikenakan pada perusahaan
Biaya modal yang dikenakan pada modal pinjaman berbeda dengan biaya modal
dari modal sendiri. Konsep perhitungan biaya modal didasarkan pada perhitungan
sebelum pajak (before tax basis) dan setelah pajak (after tax basis).

8
2.4.1.2 Discount Rate
Biaya modal berfungsi sebagai discount rate yaitu untuk menentukan diterima
atau ditolaknya suatu usulan investasi dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate
of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.

2.4.2 Jenis Biaya Modal


Jenis biaya modal dapat dibagi menjadi dua yaitu biaya modal individual dan
biaya modal keseluruhan. Penjelasan mengenai jenis biaya modal yaitu sebagai berikut.
2.4.2.1 Biaya Modal Individual
Biaya modal individual dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu biaya modal
hutang jangka pendek, jangka panjang, biaya modal preferen, biaya modal saham biasa
dan laba ditahan. Penjelasan mengenai jenis biaya modal individual yaitu sebagai berikut
1. Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
Biaya modal hutang jangka pendek merupakan hutang yang jangka waktu
pengembaliannya kurang dari satu tahun, biasanya terdiri dari hutang dagang, hutang
wesel, dan kredit jangka pendek lainnya. Biaya modal dari penggunaan hutang (cost of
debt) dihitung dengan cara berikut.
rd AT = rd BT(1 - T)
Keterangan:
rd AT = Biaya hutang jangka pendek setelah pajak
rd BT = Biaya hutang jangka pendek sebelum pajak sebesar tingkat bunga
hutang
T = Tingkat Pajak

2. Biaya Modal Hutang Jangka Panjang


Biaya hutang yang ditanggung oleh perusahaan yang menggunakan dana hutang
tidak lain adalah sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor. Biaya modal
yang berasal dari penggunaan hutang jangka panjang (cost of debt), dihitung dengan cara
berikut.
𝐈 + (𝐍 − 𝐍𝐛)/𝐧
𝐫𝐝 =
(𝐍𝐛 + 𝐍)/𝟐

9
Keterangan :
I = Bunga hutang jangka panjang (obligasi) satu tahun dalam rupiah
N = Harga nominal obligasi atau nilai obligasi pada akhir umurnya
Nb = Nilai bersih penjualan obligasi
n = umur obligasi

3. Biaya Modal Saham Preferen


Biaya modal saham preferen (cost of preferrd stock/rps) adah biaya riil yang harus
dibayar apabila perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham preferen. Biaya
modal saham preferran diperhitungkan sebesar tingkat keuntungtan yang disyaratkan
(required rate of return) oleh investor pemegang saham preferen.
𝐃𝐩𝐬
𝐫 𝐩𝐬 =
𝐏𝟎
Keterangan :
r ps = Biaya saham preferen
Dps = Deviden saham preferen
P0 = Harga saham preren saat ini (harga proses)

4. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba ditahan


Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya
modal sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modal saham biasa saja.
Biaya modal ekuitas merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh
dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi.
𝐃𝟏
𝐫𝐬=
𝐏𝟎 + 𝐠
Keterangan :
rs = biaya modal ekuitas
D1 = Deviden saham yang diharapkan pada tahun pertama
P0 = harga saham saat ini
g = tingkat pertumbuhan

10
2.4.2.2 Biaya Modal Keseluruhan
Biaya modal keseluruhan (weighted average cost of capital/WACC) merupakan
biaya modal yang memperhitungkan seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh
perusahaan. Biaya modal yang diperhitungkan merupakan biaya modal dari seluruh jenis
modal yang digunakan karena, biaya modal dari masing-masing sumber dana berbeda-
beda, maka untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruahn perlu
dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (weighted average cost of capital / WACC).
Unsur penimbanngnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau sumber modal
yang digunakan dalam investasi proyek tersebut.
WACC = wdrd(1 - T) + wpsrps + wcers
Keterangan :
W = bobot /proporsi masing-masing dari jenis modal yang digunakan
r = biaya modal masing-masing dari jenis modal digunakan

2.5 Aliran Kas


Aliran kas atau yang sering disebut dengan cash flow merupakan arus kas atau
aliran kas yang ada di perusahaan dalam suatu periode tertentu. Cash flow menggambar
beberapa uang yang masuk ke perusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Cash flow
juga menggambarkan berapa uang yang keluar serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan
(Alfisaradiants, 2013).
Laporan perubahan kas (cash flow statement) disusun untuk menunjukkan
perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan
kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-
penggunaannya.
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus
kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana / uang yang kita miliki, kita simpan atau
investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut (Reza,
2015).
1. Fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan
sehari hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan
investasi awal.

11
2. Fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada
daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
3. Capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan / perkembangan
kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.
Jenis-jenis cash flow yang dikaitkan dengan suatu proyek terdiri dari tiga
kelompok yaitu sebagai berikut.
1. Initial cash flow atau lebih dikenal kas awal yang merupakan pengeluaran pada
awal periode untuk investasi
2. Operasional cash flow merupakan kas yang diterima atau dikeluarkan pada saat
operasi usaha.
3. Terminal cash flow merupakan uang kas yang diterima pada saat usaha tersebut
berakhir.

2.5.1 Manfaat Cash Flow


Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan sangat
berguna bagi beberapa pihak terutama manajemen, diantaranya sebagai berikut.
1. Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan dengan rencana
keuangan perusahaan dan transaksi yang menyebabkan perubahan kas.
2. Sebagian dasar untuk menafsir kebutuhan dana untuk masa yang akan datang dan
memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.
3. Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan finansial.
4. Membantu kreditur untuk dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar
kredit yang diberikan kepadanya.

2.6 Pemilihan Investasi


Pemilihan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting.
Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan
sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu, misalnya dalam penggantian mesin lama
dengan mesin baru, harga jual mesin lama harus diperhitungkan dalam
mempertimbangkan investasi pada mesin baru.
Keputusan investasi lebih di titik beratkan pada aliran kas, karena saat penerimaan
kas dalam investasi memilki nilai waktu uang. Satu rupiah yang diterima sekarang lebih

12
berharga dibandingkan dengan satu rupiah yang diterima di masa yang akan datang. Oleh
karena itu, meskipun untuk perhitungan laba perusahaan, biaya diperhitungkan
berdasarkan asas aktual, namun dalam perhitungan pemilihan investasi yang
memperhitungkan nilai waktu uang, biaya yang diperhitungkan adalah biaya tunai
(Padilah, 2010).
2.6.1 Kriteria Penilaian Investasi
Pemilihan usulan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi sebagai
salah satu dasar penting untuk menentukan pilihan investasi. Informasi akuntansi
dimasukkan dalam suatu model pengambilan keputusan yang berupa kriteria penilaian
investasi untuk memungkinkan manajemen memilih investasi terbaik di antara alternatif
investasi yang tersedia.
Adapun kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatau usaha
atau investasi adalah sebagai berikut
2.6.1.1 Payback Period (PP)
Metode payback period faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan
suatu usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali
investasi. Oleh karena itu, dengan metode ini setiap usulan investasi dinilai berdasarkan
apakah dalam jangka waktu tertentu yang diinginkan oleh manajemen, jumlah kas masuk
atau penghematan tunai yang diperoleh dari investasi dapat menutup investasi yang
direncanakan.

2.6.1.2 Average Rate of Return (ARR)


Metode ini sering disebut Financial statement method, karena dalam
perhitungannya digunakan angka laba akuntansi. Perhitungan rata-rata laba sesudah pajak
adalah sebagai berikut.

Rata-rata kembalian investasi = Rata-rata investasi

Kriteria pemilihan investasi dengan metode ini adalah suatu investasi akan
diterima jika tarif kembalian investasinya dapat memenuhi batasan yang telah ditetapkan
oleh manajemen.

13
2.6.1.3 Net Present Value (NPV)
Teknik net present value (NPV) merupakan teknik yang didasarkan pada arus kas
yang didiskontokan ini merupakan ukuran dari laba dalam bentuk rupiah yang diperoleh
dari suatu investasi dalam bentuk nilai sekarang. NPV dari suatu proyek ditentukan
dengan menhitung nilai sekarang dari arus kas yang diperoleh dari operasi dengan
menggunakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan kemudian menguranginya
dengan pengeluaran kas neto awal.
NPV = present value dari arus kas operasi – pengeluaran kas neto awal
Apabila NPV dari suatu proyek positif, hal ini berarti bahwa proyek tersebut
diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan sebesar jumlah positif dari NPV yang
dihitung dari investasi tersebut dan juga bahwa investasi tersebut diharapkan akan
menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi daripada tingkat keuntungan yang
dikehendaki.

2.6.1.4 Iternal Rate of Return (IRR)


Dasarnya metode ini sama dengan metode present value, perbedaanya adalah
dalam present value tarif kembalian sudah ditentukan lebih dahulu, sedangkan dalam
discounted cash flow justru tarif kembalian yang dihitung sebagi dasar untuk menerima
atau menolak suatu usulan investasi. Penentuan tarif kembalian dilakukan dengan metode
trial and error,dengan cara sebagai berikut.
1. Mencari nilai tunai aliran kas masuk bersih pada tarif kembalian yang dipilih
secara sembarang di atas atau dibawah tarif kembalian investasi yang diharapkan.
2. Mengiterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk mendapatkan tarif
kembalian sesungguhnya.

2.6.1.5 Profitability Index (PI)


PI (Profitability Index) adalah nilai tunai semua kas masuk yang diterima sesudah
investasi awal dibagi dengan investasi awal. Perhitungan nilai tunai penerimaan sesudah
investasi awal adalah sebagai berikut.

PI = Investasi Awal

Bila ada beberapa alternatif proyek, manajemen sebaiknya memilih proyek yang
memiliki PI lebih besar dari satu dan yang paling tinggi.

14
2.7 Rasio-rasio Keuangan
Laporan keuangan digunakan untuk menilai perusahaan yang sudah berjalan
beberapa periode. Tujuananya adalah untuk menilai apakah layak usaha baru tersebut
dibiayai dan berapa besar pembiayaan yang dibutuhkan dari laporan keuangan ini juga
tergambar kinerja manajemen masa lalu yang sekaligus merupakan gambaran kinerja
kedepan. Laporan yang disajikan akan dinilai melalui rasio-rasio keuangan yang ada,
sehingga akan mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
Pembuatan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai
pihak di samping pihak manajemen dan pemilik perusahaan itu sendiri. Masing-masing
pihak memiliki kepentingan dan tujuan tersendiri terhadap laporan keuangan yang
diberikan oleh perusahaan (Alfisaradiants, 2013).
Adapun pihak yang berkepentingan terhadfap laporan keuangan perusahaan
sebagai berikut.
1. Kreditur
2. Pemegang Saham
3. Pemerintahan
4. Manajemen
5. Karyawan
Laporan keuangan yang disajikan harus sesuai dengan pedoman yang telah
ditetapkan. Artinya laporan keuangan dibuat sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Laporan keuangan meliputi neraca, laba/rugi, dan arus kas. Penjelasan mengenai ketiga
bagian adalah sebagai berikut.
2.7.1 Neraca
Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada
tanggal tertentu. Posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi aktiva (harta) dan pasiva
(kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.

2.7.2 Laporan Laba/Rugi


Laporan Laba/Rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil
usaha dalam suatu periode tertentu.

15
2.7.3 Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang
berkaitan dengan kegiatan prusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak
langsung terhadap kas.

2.8 Pengukuran dengan Rasio Keuangan


Laporan keuangan yang disajikan dapat diartikan dari angka-angka yang ada di
laporan keuangan, maka perlu dianalisis. Alat analisis yang dapat digunakan adalah rasio-
rasio keuangan.
Rasio keuangan merupakan suatu cara yang membuat perbandingan data
keuangan perusahaan sehingga menjadi berarti. Rasio keuangan menjadi dasar untuk
menjawab beberapa pertanyaan penting mengenai keadaan keuangan suatu
perusahaan.dengan menganalisis laporan keuangan yang menggunakan alat-alat ukur
melalui rasio keuangan, maka seorang manajer bisa mengambil keputusan mengenai
keuangan perusahaan untuk masa yang akan datang (Warsono, 2003).
Kriteria unuk menentukan apakah posisi keuangan suatu perusahaan sehat atau
tidak dapat diklasifikasikan menjadi lima macam rasio keuangan yaitu sebagai berikut.
2.8.1 Rasio Likuiditas
Rasio-rasio likuiditas (liquidity ratio) adalah suatu rasio keuangan yang
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya. Rasio ini dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut.
1. Current Ratio yaitu membandingkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban
lancarnya.
2. Quick Ratio yaitu dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar
dan kemudian membaginya dengan kewajiban lancar.

2.8.2 Rasio Aktivitas


Rasio aktivitas adalah rasio keuangan yang mengukur bagaimana perusahaan
secara efektif mengelola akiva-aktivanya. Rasio ini digunakan untuk melihat seberapa
besar tingkat aktiva tertentu yang diiliki perusahaan. Rasio aktivitas dapat diukur dengan
rasio inventori turnover/ ITO dan perputaran aktiva total (total asset turnover/ TATO)
adapun perhitungannya sebagai berikut.

16
1. ITO yaitu dihitung dengan membagi penjualan dengan persediaan
2. Total asset turnover mengukur perputaran dari semua aset perusahaan dan dihitng
dengan cara membagi penjualan dengan aktiva total.

2.8.3 Rasio Leverage/Rasio Solvabilitas


Rasio leverage adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur hingga
sejauh mana aktivitas operasionl perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio leverage dapat
menggunakan dua ukuran, yaitu rasio utang terdapat ekuitas (debt to equity ratio / DER).
1. DR (debt ratio) mngukur prosentase dana yang disediakan oleh kreditur terhadap
aktiva total yang dimiliki perusahaan.
2. DER diukur dengan cara mebandingkan antara utang jangka panjang (long term
debt) perusahaan dengan modal ekuitas (stock equity).

2.8.4 Rasio Profitabilitas


Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan untuk megukur profitabilitas suatu perusahaan dapat dilakukan
dengan lima macam rasio, yaitu gross profit margin, net operating profit mrgin, net profit
margin, return on investmen, return on equity.
1. Gross profit margin merupakan perbandingan antara laba kotor dengan penjualan.
2. Net operating profit margin merupakan rasio perbandingan antara laba operasi
bersih (earning before interest and taxes / EBIT) dengan penjualan.
3. Margin laba bersih (Net profit margin) merupakan rasio perbandingan antara laba
bersih setelah pajak (earning after taxes / EAT).
4. Rasio pengembalian atas ekuitas (ROE) mrupakan perbandingan antara laba
tersedia bagi para pemegang saham biasa (EACS), dengan ekuitas saham (modal
saham biasa).

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah melakukan pembahasan dari beberapa rumusan masalah didapatkan
beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut.
1. Aspek Keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan
perusahaan secara keseluruhan. Tujuan menganalisis aspek keuangan yaitu
untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat
yang di harapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan
pendapatan.
2. Secara keseluruhann penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal seperti
a. Kebutuhan dana.
b. Sumber pendanaan.
c. Biaya modal.
d. Aliran cash flow.
e. Pemilihan investasi.
f. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.
3. Pengalokasian dana dapat dilakukan kedalam dua bentuk, yaitu untuk aktiva
tetap (fixed assets), dan untuk modal kerja (working capital).
4. Dilihat dari segi sumber asalnya, modal dibagi dua macam, yaitu sebagai
berikut.
a. Modal Intern adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan
dengan cara mengeluarkan saham baik secara tertutup atau terbuka.
b. Modal Ekstern merupakan modal yang diperoleh dari pihak luar
perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman.
5. Cash flow merupakan arus kas atau aliran kas yang ada di perusahaan dalam
suatu periode tertentu. Cash flow menggambar beberapa uang yang masuk ke
perusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Cash flow juga
menggambarkan berapa uang yang keluar serta jenis-jenis biaya yang
dikeluarkan.

18
6. Adapun kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatau
usaha atau investasi adalah sebagai berikut.
a. Payback Period (PP)
b. Average Rate of Return (ARR)
c. Net Present Value (NPV)
d. Iternal Rate of Return (IRR)
e. Profitability Index (PI)
3.1 Saran
Adapun masih terdapat kekurangan dari makalah Aspek Keuangan ini. Kurangnya
penjelasan mengenai jenis biaya modal dan cara menghitungnya, kurangnya contoh
laporan cash flow dan kekurangan, kelebihan dalam pemilihan investasi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Alfisaradiants, 2013. ASPEK KEUANGAN.


https://www.academia.edu/5292909/ASPEK_KEUANGAN. diakses 10
November 2017.

Anon., 2011. Cara Pengalokasian Modal Usaha.


http://www.ayopreneur.com/memulai-bisnis/cara-pengalokasian-modal-usaha.
diakses 15 November 2017.

Dewi, A. K., 2017. TEORI Keputusan Pendanaan (Sumber Dana Perusahaan).


https://www.scribd.com/document/365811623/TEORI-Keputusan-Pendanaan-
Sumber-Dana-Perusahaan
diakses 1 Desember 2017.

Nugroho, 2017. COST OF CAPITAL (BIAYA MODAL).


https://www.academia.edu/26471339/COST_OF_CAPITAL_BIAYA_MODAL
_. diakses 1 Desember 2017.

Padilah, 2010. KRITERIA PENILAIAN INVESTASI.


http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/06/165378/. diakses 18 November
2017.

Reza, 2015. Cash Flow. https://www.academia.edu/19667171/Cashflow. diakses 15


November 2017.

Rosenta, I., 2014. Biaya Modal. https://www.scribd.com/document/246466367/Biaya-


Modal. diakses 18 November 2017.

Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jilid 1. Malang: Bayu Media


Publishing.

20

Anda mungkin juga menyukai