Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS

“Aspek Keuangan dalam Studi Kelayakan Bisnis”

OLEH : KELOMPOK 6

Nanda Agustriana 7183343002


Rahel Nadya Hutahaean 7183343001
Rodiah Pratiwi 7183343007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Studi Kelayakan Bisnis ini. Adapun makalah ini berisi materi “Aspek Keuangan dalam
Studi Kelayakan Bisnis”.

        Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terbatas dan jauh dari
sempuna. Namun demikian, penulis telah berusaha dan bekerja keras demi terselesainya
makalah ini, dan supaya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca.

        Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Demikian makalah ini dibuat, semoga makalah ini bisa menjadi referensi bagi pembaca.

Medan, 06 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
1.3. Tujuan.....................................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................................2
2.1. Aspek keuangan dalam Studi Kelayakan Bisnis....................................................................2
2.2. Sumber-sumber Dana.............................................................................................................3
2.3. Biaya Kebutuhan Investasi.....................................................................................................4
2.4. Arus Kas (cash flow)..............................................................................................................5
2.5 Kriteria Penilaian Investasi......................................................................................................6
2.7. Proyeksi Neraca dan Laporan Laba/Rugi..............................................................................10
2.8. Pengukuran Dengan Rasio Keuangan...................................................................................11
BAB III............................................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................................13
3.1. Kesimpulan...........................................................................................................................13
3.2 Saran......................................................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama bagi para
investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah yang
memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang tentunya
kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor berkepentingan dalam rangka
untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan untuk mengetahui
tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih
menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian,
pemerataan kesempatan kerja, dll.
Mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka
diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena di dalam studi kelayakan terdapat
berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil daripada studi
tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan
atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal tersebut di atas adalah menunjukkan bahwa dalam
studi kelayakan akan melibatkan banyak tim dari berbagai ahli yang sesuai dengan bidang
atau aspek masing-masing seperti ekonom, hukum, psikolog, akuntan, perekayasa teknologi
dan lain sebagainya.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Aspek Keuangan?
2. Bagaimana Sumber-Sumber Dana?
3. Apa yang dimaksud Biaya Kebutuhan Investasi?
4. Apa yang dimaksud Arus Kas (Cash Flow)?
5. Bagaimana Kriteria Penilaian Investasi?
6. Bagaimana Rasio-Rasio Keuangan?
7. Bagaimana Proyeksi Neraca Dan Laporan Laba/Rugi?
8. Bagaimana Pengukuran Dengan Rasio Keuangan?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Agar mengetahui bagaimana aspek keuangan dalam studi kelayakan bisnis

1
2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Aspek keuangan dalam Studi Kelayakan Bisnis


Aspek keuangan pada studi kelayakan bisnis digunakan untuk menilai keuangan
perusahaan yang meliputi, perolehan sumber dana, estimasi pendapatan dan jenis investasi
beserta biaya yang dikeluarkan selama investasi serta proyeksi laporan keuangan yang terdiri
dari laporan laba rugi, neraca dan arus kas. Dari aspek keuangan tersebut dapat diberikan
penilaian apakah sebuah usaha dapat dinyatakan layak atau tidak untuk dijalankan dengan
beberapa alat analisis (Kasmir & Jakfar, 2004).

Studi kelayakan bisnis dari aspek keuangan, bertujuan untuk mengetahui perkiraan
pendanaan dan aliran kas bisnis sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya rencana bisnis
yang dimaksud. Relevan dengan tujuan tersebut, maka hal-hal yang perlu dikaji dalam aspek
keuangan meliputi (kebutuhan dan sumber dana, aliran kas, kajian biaya modal, kriteria
penilaian investasi) (Didit & Triani, 2009).

Apabila sebuah usulan rencana bisnis tak ada perhitungan aspek keuangan, akan sulit
melakukan pengukuran pada keberhasilan usaha. Di mana perlu diperhitungkan manfaat dan
biaya yang dikeluarkan dan dibandingkan dengan pendapatan, pengeluaran, biaya modal,
ketersediaan dana, kemampuan proyek membayar kembali dana itu dengan rentang waktu
yang sudah ditentukan sebelumnya. Serta untuk menilai apakah ke depannya proyek akan
terus berkembang atau justru berhenti karena merugi.
Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan
perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini sama pentingnya dengan aspek lainnya, bahkan ada
beberapa pengusaha menganggap justru aspek inilah yang paling utama untuk dianalisis
karena dari aspek ini tergambar jelas hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan,
sehingga merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya.
Secara keseluruhan penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal seperti :
 Sumber-sumber dana yang akan diperoleh
 Kebutuhan biaya investasi
 Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis-jenis
dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi.
 Proyeksi neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode kedepan.

3
 Kriteria penilaian investasi.
 Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.
2.2. Sumber-sumber Dana
Pendanaan adalah suatu indikator penting dalam mendeteksi apakah suatu bisnis dapat
dijalankan atau tidak. Akhir-akhir ini, telah banyak berkembang berbagai lembaga keuangan
maupun non-keuangan yang telah bersedia untuk mendanai suatu aktivitas bisnis, tentu saja
dengan persyaratan tertentu. Sumber dana dari lembaga-lembaga itu sering disebut sebagai
modal asing (modal pinjaman) (Syafrizal & Ami, 2007). Untuk mendanai suatu kegiatan
investasi, maka biasanya diperlukan dana yang relative cukup besar. Perolehan dana dapat
dicari dari berbagai sumber dana yang ada seperti dari modal sendiri atau dari pinjaman atau
keduanya. Pilihan apakah menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman atau modal
gabungan dari keduanya tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dan kebijakan
pemilik usaha. Pertimbangannya tidak lain adalah untung ruginya jika menggunakan salah
satu modal atau modal gabungan. Setelah jumlah dana yang dibutuhkan diketahui,
selanjutnya yang perlu ditentukan adalah dalam bentuk apa dana tersebut didapat, yang jelas,
yang akan dipilih adalah sumber dana yang mempunyai biaya paling rendah dan tidak
menimbulkan masalah bagi perusahaan.
Penggunaan kedua jenis modal baik untuk modal investasi maupun untuk modal kerja
jelas berbeda. Dilihat dari segi sumber aslinya, modal dibagi dua macam, yaitu :
1. Modal Asing (modal pinjaman)
Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari pihak luar
perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman. Menggunakan pinjaman untuk
membiayai suatu usaha akan terkena biaya, yaitu biaya administrasi, provisi dan komisi, serta
bunganya yang besar relatif. Kemudian adanya kewajiban untuk mengembalikan pinjaman
setelah jangka waktu tertentu sesuai perjanjian sebelumnya. Perolehan modal asing juga
relatif sulit karena diperlukan syarat-syarat tertentu sesuai dengan kebijakan pemilik dana.
Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya yang relatif tidak terbatas, artinya tersedia
dalam jumlah banyak. Disamping itu dengan menggunakan modal pinjaman biasanya timbul
motivasi dari pihak manajemen untuk sungguh-sungguh mengerjakan usaha yang dijalankan.
a) Pinjaman dari dunia perbankan
b) Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan modal ventura, asuransi, leasing,
dana pensiun atau lembaga keungan lainnya.
c) Pinjaman dari perusahaan nonbank.

4
2. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan cara
menggunakan saham baik secara tertutup atau terbuka. Tertutup artinya hanya dari kalangan
internal pemilik saham sebelumnya, sedangkan terbuka dengan menjual saham kepada
masyarakat luas. Keuntungan menggunakan modal sendiri untuk membiayai sesuatu usaha
adalah tidak adanya beban bunga seperti modal pinjaman. Perusahaan hanya berkewajiban
membayar deviden.
Perolehan dana dari modal sendiri biasanya berasal dari :
a) Setoran dari pemegang saham.
b) Dari cadangan laba, atau
c) Dari laba yang belum dibagi.
2.3. Biaya Kebutuhan Investasi
Investasi merupakan penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka
waktu relatif panjang dalam berbagai usaha. Investasi dilakukan dalam berbagai bentuk
digunakan untuk membeli aset-aset yang dibutuhkan proyek tersebut. Aset-aset ini biasanya
berupa aset tetap yang dibutuhkan perusahaan mulai dari pendirian sampai dapat
dioperasikan. Oleh karena itu dalam melakukan investasi kita kenal dengan nama kebutuhan
investasi yang digunakan untuk membeli berbagai kebutuhan yang berkaitan dengan investasi
tersebut. Komponen yang terkandung dalam kebutuhan biaya investasi biasanya disesuaikan
dengan jenis usaha yang dijalankan. Secara garis besar biaya kebutuhan investasi meliputi :
biaya prainvestasi, biaya aktiva tetap, dan biaya operasi.
Secara umum komponen biaya kebutuhan investasi adalah sebagai berikut :
Biaya prainvestasi terdiri dari :
 Biaya pembuatan studi
 Biaya pengurus izin-izin

Biaya pembelian aktiva tetap seperti :


 Aktiva tetap berwujud antara lain : tanah, mesin-mesin, bangunan, peralatan,
inventaris kantor dan aktiva berwujud lainnya
 Aktiva tetap tidak berwujud antara lain : goodwill, hak cipta, lisensi, dan merk dagang

Biaya operasional yang terdiri dari :


 Upah dan gaji karyawan
 Biaya listrik

5
 Biaya telepon dan air
 Biaya pemeliharaan
 Pajak
 Premi asuransi
 Biaya pemasaran, dan
 Biaya-biaya lainnya.

Sumber pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan investasi dapat digunakan modal


sendiri atau modal pinjaman atau kombinasi dari keduanya. Pembiayaan untuk membeli
aktiva tetap biasanya bersumber dari pinjaman jangka panjang, hal ini disebabkan aktiva
tetap digunakan dalam waktu relatif jangka panjang. Adapun untuk biaya operasional
biasanya digunakan pinjaman jangka pendek.
2.4. Arus Kas (cash flow)
Cash flow merupakan arus kas atau aliran kas yang ada di perusahaan dalam suatu
periode tertentu. Cash flow menggambar beberapa uang yang masuk ke perusahaan dan jenis-
jenis pemasukan tersebut. Cash flow juga menggambarkan beberpa uang yang keluar serta
jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.
(Didit & Triani, 2009) menjelaskan bahwa arus kas disusun dengan maksud untuk
menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai
perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber kas dan penggunaannya.
Pada saat kita menganalisis perkiraan arus kas di masa datang, kita berhadapan
dengan ketidakpastian. Akibatnya, hasil perhitungan diatas kertas itu dapat menyimpang jauh
dari kenyataannya. Ketidakpastian itu dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk
development proyek tersebut dalam beroperasi untuk menghasilkan laba bagi perusahaan.
Sumber penerimaan dan pengeluaran kas ada yang bersifat rutin dan ada pula yang
bersifat insidentil. Adapun sumber penerimaan kas dapat berasal dari :
 Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap atau adanya penurunan aktiva
lancar yang diimbangi dengan penambahan kas
 Adanya emisi saham atau penambahan modal oleh pemilik dalam bentuk kas
 Pengeluaran surat tanda bukti utang, serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan
penerimaan kas
 Berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas.
 Adanya penerimaan kas lain-lain seperti sewa, bunga, dan dividen.

6
Sedangkan pengeluaran kas dapat disebabkan oleh transaksi sebagai berikut :
 Pembelian saham atau obligasi dan aktivitas lainnya
 Penarikan kembali saham yang beredar pengembalian kas perusahaan oleh pemilik
perusahaan
 Pembayaran angsuran atau pelunasan utang
 Pembelian barang dagangan secara tunai
 Pengeluaran kas untuk membayar dividen, pajak, denda dan lain-lain.
(Syafrizal & Ami, 2007) menjelaskan rincian pengeluaran dan penerimaan kas di dalam
laporan arus kas dapat dibedakan menjadi tiga aktivitas, antara lain:
1. Aktivitas Operasi (Operating Activities). Aktivitas ini meliputi segala aktivitas bisnis
perusahaan yang berhubungan baik secara langsung, maupun tidak langsung dengan
kegiatan operasional pokok atau yang utama dari perusahaan, yaitu dari transaksi
yang digunakan untuk menentukan laba bersih.
2. Aktivitas Investasi (Investing Activities) Aktivitas ini meliputi segala kegiatan yang
berhubungan dengan harta (assets) yang terdapat pada neraca.
3. Aktivitas Pembiayaan (Financing Activities) Aktivitas ini akan memiliki kaitan
dengan segala transaksi atau proses aktivitas bisnis suatu perusahaan yang
mempengaruhi pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik.
2.5 Kriteria Penilaian Investasi
Studi kelayakan terhadap aspek keuangan perlu dianalisis sebagaimana aliran
prakiraan aliran kas akan terjadi. Pada umumnya ada empat metode yang bisa
dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian aliran kas dari suatu investasi, yaitu :
Payback period (PP), Net Present Value (NPV), Discount Payback Period, Internal Rate of
Return (IRR), Internal Rate of Return (MIRR), Profitability Index (PI). (Syafrizal & Ami,
2007).

1. Metode Payback period (PP)

Payback period adalah suatu metode berapa lama investasi akan kembali atau periode
yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment)
dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara
initial cash investment dengan cash flownya yang hasilnya merupakan satuan waktu.
Suatu usulan investasi akan disetujui apabila payback period-nya lebih cepat atau lebih
pendek dari payback period yang disyaratkan oleh perusahaan.

7
Rumus payback period jika arus kas dari suatu rencana investasi/proyek berbeda
jumlahnya setiap tahun:

di mana:

n = tahun terakhir di mana arus kas masih belum bisa menutupi initial investment

a = jumlah initial investment

b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n

c = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n+1

Rumus payback period jika arus kas dari suatu rencana investasi/proyek sama
jumlahnya setiap tahun:

Metode payback period merupakan metode penilaian investasi yang sangat sederhana
perhitungannya, sehingga banyak digunakan oleh perusahaan. Tetapi di lain pihak metode
ini mempunyai kelemahan-kelemahan, yaitu:

a) Tidak memperhatikan nilai waktu uang.


b) Mengabaikan arus kas masuk yang diperoleh sesudah payback period suatu rencana
investasi tercapai.
c) Mengabaikan nilai sisa (salvage value) investasi.

Meskipun metode payback period memiliki beberapa kelemahan, namun metode ini
masih terus digunakan secara intensif dalam membuat keputusan investasi, tetapi metode
ini tidak digunakan sebagai alat utama melainkan hanya sebagai indikator dari likuiditas
dan risiko investasi.

Keunggulan metode payback period adalah sebagai berikut:

a) Perhitungannya mudah dimengerti dan sederhana.


b) Mempertimbangkan arus kas dan bukan laba menurut akuntansi.

8
c) Sebagai alat pertimbangan risiko karena makin pendek payback makin rendah risiko
kerugian.
2. Metode Net Present Value (NPV)
Metode ini adalah metode yang mengurangkan nilai sekarang dari uang dengan aliran
kas bersih operasional atas investasi selama umur ekonomis termasuk terminal cash flow
dengan initial cash flow (initial investment). Secara matematik rumus untuk menghitung
Net Present Value (NPV) dapat 0dituliskan sebagai berikut:

di mana:
CIF = cash inflow pada waktu t yang dihasilkan suatu investasi
k = biaya modal COF = initial cash outflow
n = usia investasi
Metode ini memperhatikan nilai waktu uang, maka arus kas masuk (cash inflow) yang
digunakan dalam menghitung net present value (nilai sekarang bersih) adalah arus kas
masuk yang didiskontokan atas dasar discount rate tertentu (biaya modal, opportunity
cost, tingkat bunga yang berlaku umum). Selisih antara present value penerimaan kas
dengan present value pengeluaran kas dinamakan Net Present Value.

3. Internal Rate of Return (MIRR)


Untuk mengatasi salah satu kelemahan dari metode payback period, yaitu tidak
memperhatikan nilai waktu uang, maka dicoba untuk memperbaiki metode tersebut
dengan cara mempresent-valuekan arus kas masuk (cash inflow) dari rencana investasi
tersebut kemudian baru dihitung payback period-nya. Dengan demikian arus kas yang

9
dipakai adalah arus kas yang telah didiskontokan atas dasar cost of capital/interest
rate/required rate of return atau opportunity cost.
4. Metode Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol.
Discount rate yang dipakai untuk mencari present value dari suatu benefit/biaya harus
senilai dengan opportunity cost of capital seperti terlihat dari sudut pandangan si penilai
proyek. Konsep dasar opportunity cost pada hakikatnya merupakan pengorbanan yang
diberikan sebagai alternatif terbaik untuk dapat memperoleh sesuatu hasil dan manfaat
atau dapat pula menyatakan harga yang harus dibayar untuk mendapatkannya.
5. Modified Internal Rate of Return (MIRR)
MIRR adalah suatu tingkat diskonto yang menyebabkan present value biaya (cash
outflow) sama dengan present value nilai terminal, di mana nilai terminal adalah future
value dari arus kas masuk (cash inflow) yang digandakan dengan biaya modal. MIRR
memiliki kelebihan dibandingkan IRR karena MIRR mengasumsikan arus kas dari proyek
diinvestasikan kembali (digandakan) dengan menggunakan biaya modal. Selain itu MIRR
juga dapat menghindari masalah “multiple IRR” yang terjadi pada metode IRR. Rumus
untuk menghitung MIRR adalah:

6. Metode Profitability Index (PI)


index dapat dihitung dengan membandingkan antara PV kas masuk dengan PV kas
keluar. Rumus:

Kriteria penilaian PI adalah: jika nilai PI lebih besar dari 1, usulan proyek dinyatakan
layak, sebaliknya jika PI lebih kecil dari 1 usulan proyek dinyatakan tidak layak.
2.6 Analisis Rasio Keuangan
Analisis Rasio Keuangan Pada Studi Kelayakan Laporan keuangan sangatlah penting
bagi perusahaan Yaitu untuk mengetahui pembiayaan atau pengeluaran, pendapatan hingga

10
keuntungan. Cara ini mempermudah untuk mengatur kembali segala aset, baik dari aspek
keuangan, kepegawaian, dan lain sebagainya yang termasuk dalam perusahaan. Financial
report juga dibutuhkan untuk kegiatan studi kelayakan bisnis. Biasanya laporan dibuat
selama periode tertentu untuk kemudian dievaluasi dan dianalisis bagian per bagian. Terkait
dengan studi kelayakan bisnis, laporan keuangan digunakan untuk menilai perusahaan yang
sudah berjalan beberapa periode. Tujuannya adalah untuk menilai apakah layak usaha baru
tersebut dibiayai dan berapa besar pembiayaan yang dibutuhkan. Dari laporan keuangan ini
juga tergambar kinerja manajemen masa lalu yang sekaligus merupakan gambaran kinerja
kedepan.
Penganalisisan rasio keuangan ada beberapa cara, di antaranya:
1. Analisis horizontal/trend analysis, yaitu membandingkan rasiorasio keuangan
perusahaan dari tahun-tahun yang lalu dengan tujuan agar dapat dilihat trend dari
rasio-rasio perusahaan selama kurung waktu tertentu.
2. Analisis vertikal, yaitu membandingkan data rasio keuangan perusahaan dengan rasio
semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri untuk waktu yang sama.
3. The du pont chart berupa bagan yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan
antara ROI, assets turnover, dan profit margin.
Laporan keuangan adalah laporan yang memberikan gambaran akuntansi atas operasi
serta posisi keuangan perusahaan. Financial statements terdiri atas:
1) Laporan Laba/Rugi (Income Statement), yang berisi laporan sistematis tentang
pendapatan-pendapatan/revenues dan biaya-biaya/expenses perusahaan selama satu
periode tertentu.
2) Laporan Arus Kas (Statements of Cash Flows), laporan arus kas berupa laporan atas
dampak kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan perusahaan terhadap arus kas
selama satu periode tertentu.
3) Laporan Tahunan (Annual Report), annual report adalah laporan yang disampaikan
setiap tahun oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya. Annual report terdiri
atas: 1) Informasi verbal, yang berisi opini manajemen atas operasi tahun lalu dan
prospek perusahaan di masa mendatang; 2) Informasi kuantitatif, yang berupa laporan
keuangan/ financial statements.
2.7. Proyeksi Neraca dan Laporan Laba/Rugi
1. Proyeksi Neraca

11
Neraca adalah suatu laporan keuangan yang menunjukkan posisi keuangan pada
sebuah perusahaan. Posisi keuangan berarti berapa jumlah harta, berapa jumlah utang
dan berapa selisih harta dan hutang tersebut sehingga bisa diketahui jumlah nilai
kekayaan bersih perusahaan sebenarnya. Dalam membuat neraca ataupun laporan
keuangan harus bisa menerangkan berapa jumlah harta utang dan modal. Neraca
umumnya terdiri dari dua kolom yaitu aktiva ataupun kolom harta yang berisi semua
harta kekayaan perusahaan dan kolom pasiva atau kolom hutang dan modal yang
menunjukkan sumber pembiayaan yang digunakan perusahaan (apakah dari modal
sendiri ataupun dari hutang) dalam perhitungan neraca maka jumlah kolom aktiva dan
pasiva harus sama dan seimbang.
2. Proyeksi Laba/Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menggambarkan apakah suatu
perusahaan mengalami laba ataupun rugi dalam suatu periode akuntansi Dwi
Prastowo dan Rifka Julianti (2005 : 22) untuk dapat menggambarkan informasi
mengenai potensi perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu
laporan rugi laba mempunyai dua unsur yaitu : penghasilan (income) dan beban
(exense).
2.8. Pengukuran Dengan Rasio Keuangan
Dalam menganalisis rasio keuangan diperlukan alat yang bisa menghitung dengan
teliti dan efektif. Menurut Warsono (2003) ada lima penggolongan rasio keuangan yaitu :
1) Rasio Likuiditas (Liquidity ratio)
Rasio-rasio likuiditas adalah suatu rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini
terdiri dari:
a) Current ratio. Cara perhitungannya yakni total aset (aktiva) lancar) dibagi dengan
total hutang lancar. Apabila current ratio sema8kin tinggi, maka aset lancar
perusahaan memungkinkan untuk memenuji pembayaran kewajiban jangka
pendek.
b) Cash ratio. Cara perhitunganya yaitu dari total kas dan bank dibagi dengan total
hutang lancar. Jika rasio kas tinggi, berarti semakin tinggi pula kas dan bank
perusahaan dapat memenuhi kewajiban financial jangka pendek.
2) Rasio Solvabilitas

12
Rasio Leverage adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-
kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana
perusahaan dibiayai oleh hutang, menurut Warsono 2003:34 leverage ratios terdiri
atas:
a) Debt to Total Assets (DAR). Mengukur sejauh mana kewajiban perusahaan
digunakan untuk mendanai pembelian atau investasi atas aktiva perusahaan.
b) Debt to Equity (DER). Digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan
memenuhi total kewajibannya dengan menggunakan modal sendiri
3) Rasio Aktivitas.
Rasio aktivitas adalah rasio keuangan yang mengukur bagaimana perusahaan secara
efektif mengelola aktiva perusahaan. Semakin tinggi rasio aktivitas, semakin efektif
perusahaan dalam memanfaatkan sumber dayanya. Rasio ini terdiri dari :
a) Fixed Assets Turnover FATO mengindikasikan bagaimana keefektifan
manajemen dalam menggunakan aktiva tetap tiap rupiah penjualan
b) Total Assets Turnover TATO memberikan indikasi bagaimana kemampuan
perusahaan dalam menggunakan total aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan
penjualan
4) Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio keuangan yang menunjukkan seberapa besar
kemampuan perusahaan memperoleh laba, baik hubungannya dengan assets maupun
ekuistas. Rasio ini digunakan untuk mengukur keefektifan manajemen dilihat dari
laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi. Rasio ini terdiri dari :
a) Net Profit Margin (NPM). NPM menggambarkan besarnya laba bersih yang
diperoleh oleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan
b) Return on Asset (ROA). ROA menunjukkan seberapa besar kemampuan
perusahaan menghasilkan laba yang tersedia bagi para pemegang saham dengan
seluruh aktiva yang dimiliki. Rasio ini menunjukkan efektivitas menejemen dalam
menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.
c) Return on Equity (ROE). ROE digunakan untuk mengukur seberapa besar
kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tersedia bagi para pemegang
saham biasa dengan modal ekuitas yang dimiliki
5) Rasio Pasar atau Market-Value ratios

13
Rasio nilai pasar menghubungkan harga saham perusahaan dengan laba dan nilai
buku per saham. Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan dinilai oleh investor
di pasar modal.

14
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Aspek keuangan yaitu penetapan layak atau tidaknya suatu gagasan usaha perlu di
teruskan atau tidak, adapun aspek keuangan dalam study kelayakan bukan hanya
mempertimbangkan jumlah modal yang di perlukan akan tetapi pertimbangan lainnya dalam
aspek keuangan perlu di pertimbangkan. Misalnya, tingkat rentabilitas, jangka waktu
pengembalian modal, dan sebagainya.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap tulisan yang telah kami paparkan bisa
bermanfaat bagi kalangan mahasiswa maupun bagi kelompok kami sendiri dan tidak lupa
kami mengharap kritikan dan saran guna mensupport dan memperbaiki yang kurang
sempurna dan untuk menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Grapadi. Analisisis Rasio Keuangan Pada Studi Kelayakan. Diakses 06 Oktober 2021. Dari
https://grapadinews.co.id/analisisis-rasio-keuangan-pada-studi-kelayakan/

Helmi Situmorang, Syafrizal & Ami Dilham. (2007). Studi Kelayakan Bisnis Buku II. Medan : USU
Press

Herliyanto, Didit &Triani Pujiastuti. (2009). Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta : Graha Ilmu

Star, Sarip. Aspek keuangan dalam Studi Kelayakan Bisnis. Diakses 06 Oktober 2021. Dari
https://www.academia.edu/37090879/Aspek_keuangan_dalam_Studi_Kelayakan_Bisnis

16

Anda mungkin juga menyukai