Anda di halaman 1dari 34

PENGARUH KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

TERHADAP EFISIENSI INVESTASI

USULAN PENELITIAN

Oleh:
Yudi Septiadi Nugraha
193403028

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SILIWANGI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari usulan penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Metodologi Penelitian. Selain itu, tugas ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Iwan Hermansyah.,S.E.,
M.Si.,Ak.,CA. selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Tasikmalaya, 17 April 2022

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I......................................................................................................................................................6
A. Latar Belakang...........................................................................................................................7
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................7
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................................................7
BAB II.....................................................................................................................................................7
A. Laporan Keuangan.....................................................................................................................8
B. Investasi...................................................................................................................................12
C. Efisiensi....................................................................................................................................13
D. Efisiensi Investasi.....................................................................................................................14
F. Kualitas Pelaporan Keuangan..................................................................................................16
H. Kerangka Pikir..........................................................................................................................22
I. Hipotesis..................................................................................................................................23
BAB III..................................................................................................................................................24
A. Jenis Penelitian........................................................................................................................24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................................................................24
C. Jenis dan Sumber Data............................................................................................................24
D. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................................24
E. Populasi dan Sampel................................................................................................................24
F. Metode Analisis Data...............................................................................................................26
G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel........................................................................28
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................32

gambar 2. 1Tabel 2. 1..........................................................................................................................22


DAFTAR TABEL
tabel 3. 1..............................................................................................................................................25
Sumber : www.idx.co.id Tabel 3. 2....................................................................................................26
DAFTAR GAMBAR

gambar 2. 1Tabel 2. 1..........................................................................................................................22


DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan bisnis di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang
pesat. Pada masa sekarang ini semakin banyak para investor yang menginvestasikan
modalnya di Indonesia, baik dari investor dalam negeri maupun luar negeri.
Pertumbuhan pasar modal di Indonesia telah meningkat sehingga persaingan dunia
bisnis menjadi semakin ketat.Salah satu sumber informasi yang sangat penting
dalam bisnis investasi pasar modal adalah laporan keuangan yang disediakan oleh
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang telah go public.
Laporan keuangan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan investasi dan sarana pertanggungjawaban manajemen perusahaan
mengenai sumber daya yang dipercayakan kepada perusahaan. Oleh karena itu,
manajemen perusahaan perlu memperbaiki kualitas laporan keungan agar investor
dapat tertarik untuk membeli saham perusahaan.
Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh laba yang
maksimal adalah dengan membuat strategi bisnis yang tepat salah satunya, yaitu
dengan evisiensi investasi. Dengan melakukan efisiensi investasi, maka perusahaan
diharapkan dapat terhindar dari masalah overinvestment maupun underinvestment.
per
Penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Kualitas Laporan Keuangan
Terhadap Efiesiensi Investasi”.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh kualitas laporan keuangan terhadap efisiensi investasi.

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh kualitas laporan keuangan terhadap efisiensi
investasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Kasmir, (2013) laporan keuangan adalah laporan yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan saat ini atau periode kedepannya.
Maksud dan tujuan laporan keuangan menunjukkan kondisi keuangan perusahaan.
Sedangkan menurut Munawir, (2010) bahwa laporan keuangan terdiri dari neraca
dan suatu perlindungan laba rugi serta laporan mengenai perubahan ekuitas.
Neraca tersebut menunjukan jumlah asset, kewajiban dan juga mengenai ekuitas
dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Dan menurut PSAK No. 1, (2015)
laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas.
Dari beberapa pendapat tentang pengertian laporan keuangan maka
dapat disimpulkan bahwa laporan keuagan adalah hasil dari proses akuntansi
pada suatu periode waktu tertentu yang merupakan hasil pengumpulan dan
pengelolahan data keuangan yang disajikan dengan tujuan dapat membantu
dalam pengambilan keputusan atau kebijakan.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Dalam laporan keuangan tentu terdapat hal yang ingin disampaikan
atau yang ingin diraih oleh pelapor dan juga perusahaan. Adapun tujuan
laporan keuangan adalah sebagai beriku:
 Menurut PSAK No. 1 (2015), tujuan laporan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan kinerja keuangan
kinerja keuangan dan juga arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan
ekonomi.
 Menurut Harahap (2002) dalam Albino De Araujo (2014), mengatkan
tujuan utama laporan keuangan adalah memberikan informasi yang
berguna untuk pengambilan keputusan yang ekonomis. Para pemakai
laporan keuangan akan menggunakannya untuk meramalkan,
membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari
keputusan ekonomi yang diambilnya. Informasi mengenai dampak
keuangan yang timbul tadi sangat berguna bagi pemakai untuk
meramalkan, membandingkan dan menilai arus kas. Laporan keuangan
akan lebih bermanfaat apabila yang melaporkan tidak saja aspek-aspek
keuantitatif, tapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasakan
dan informasi ini harus faktual dan dapat diukur secara objektif.
 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2011), tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut pisisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Berdasarkan beberapa memberikan informasi keuangan perusahaan bagi


pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil keputusan investasi dan
kredit serta membandingkan keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis
yang diambil.

3. Karakteristik Laporan Keuangan


 Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami dalam
laporan keuangan dapat dipahami serta istilahnya disesuaikan dengan
batas para pengguna
 Relevan
Laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan didalamnya
dapat mempengaruhi keputusan pengguna.
 Keandalan
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material.
 Dapat Diperbandingkan
Informasi yang disajikan akan lebih berguna bila
dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan pada periode
sebelumnya.
4. Pemakai Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, (2009) dalam Agustin Ribo, (2013)
pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor
potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, dan kreditor usaha
lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat.
Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa
kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan itu meliputi:

 Investor
Penanaman modal beresiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan
risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka
lakukan. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk
membayar deviden

 Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan
pascakerja, dan kesempatan kerja.

 Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

 Pemasok dan Kreditor Usaha Lainnya


Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada
perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi
pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka bergantung
pada kelangsungan hidup perusahaan.

 Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama mereka terlibat dalam
perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada perusahaan.

 Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu
berkempentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga
membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan,
menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik
pendapatan nasional dan statistik lainnya.

 Masyarakat
Perusahaan memenuhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Misalnya, perusahaan dapat memberikan konstribusi berarti pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan
(trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta
rangkaian aktivitasnya.

5. Jenis-jenis Laporan Keuangan


Laporan keuangan yang disusun oleh manajemen suatu perusahaan menurut
Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:1,2) dalam Agustin Ribo (2013) terdiri
dari:
 Neraca
 Laporan laba rugi
 Laporan perubahan ekuitas
 Laporan arus kas
 Catatan atas laporan keuangan
6. Keterbatasan Laporan Keuangan
Kasmir, (2012:15) menyebutkan bahwa Laporan keuangan yang telah
disusun sedemikian rupa terlihat sempurna dan meyakini. Dalam praktiknya
dan jumlah yang dilaporkan dalam neraca belum tentu menunjukkan nilai
yang realisasi (likuiditas), hal ini disebabkan karena penyusunan laporan
keuangan tidak terlepas dari pendapatan pribadi, baik oleh manajemen
maupun akuntan.

Laporan keuangan juga bukan laporan final bersifatnya hanya sementara


waktu saja. Oleh karena itu, setiap laporan keuangan yang disusun pasti
memiliki keterbatasan tertentu antara lain :

 Pertumbuhan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), dimana data-data


yang diambil dari data masa lalu.

 Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang bukan hanya untuk
pihak tertentu saja.

 Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-


pertimbangan tertentu.

 Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi tidak pastinya.

 Laporan keuangan selalu berpegangan teguh kepada sudut pandang ekonomi


dalam memandang peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.

B. Investasi
Secara bahasa, menurut Wikipedia pengertian investasi adalah suatu istilah
yang digunakan untuk kegiatan yang berhubungan dengan akumulasi dalam bentuk
aktiva sebagai harapan untuk mendapatkan keuntungan, Seseorang yang berinvestasi
dikenal sebagai investor. Investasi juga kadang disebut penanaman modal ke suatu
perusahaan sehingga istilah investasi sudah sangat fasih dalam bidang bisnis.
Haming dan Basalah (2010), investasi adalah pengeluaran pada masa sekarang untuk
pembelian aktiva riil (property, mobil, dan lainnya) atau juga aktiva keuangan
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih besar di masa depan. Dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa investasi adalah suatu aktivitas
menempatkan dana pada satu periode tertentu dengan harapan penggunaan dana
tersebut bisa menghasilkan keuntungan dan peningkatan nilai investasi.

Mengacu pada pengertian investasi sebagai bentuk penanaman modal, maka


investasi dalam bermanfaat untuk antara lain:
 Meningkarkan Aset
 Memenuhi kebutuhan di Masa Mendatang
 Gaya hidup sehat
 Menghindari terjerat hutang
 Mengurangi persaingan

C. Efisiensi
Secara sederhana efisiensi dapat diartikan tidak adanya pemborosan. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), efisiensi dapat diartikan sebagai
ketepatan cara dalam melakukan sesuatu, dan kemapuan melaksanakan tugas
dengan baik dan tepat tanpa membuang biaya, waktu, dan tenaga.Sedangkan
menurut Hary, (2018) efisiensi adalah perbandingan antara keluaran dengan
tujuan, hubungan antara keluaran dengan tujuan yang ingin dicapai dan
kemampuan untuk mengerjakan dengan benar.

Efisiensi sering dilakukan pada berbagai bidang kehidupan manusia yang


tentunya memiliki tujuan sebagai alasan dilakukanya efisiensi. Secara umum,
tujuan efisiensi adalah sebagai berikut Hery, (2018):

1. Untuk mencapai suatu hasil tujuan sesuai dengan yang diharapkan.

2. Untuk menghemat atau mengurangi penggunaan sumber daya dalam melakukan


kegiatan.
3. Untuk memaksimalkan penggunaan segala sumber daya yang dimiliki sehingga
tidak ada yang terbuang percuma.

4. Untuk meningkatkan kinerja suatu unit kerja sehingga output-nya semakin


maksimal.

5. Untuk memaksimalkan keuntungan yang mungkin didapatkan.

Menurut penjelasan diatas maka, efisiensi dapat diartikan sebagai suatu


ukuran keberhasilan suatu kegiatan yang dinilai berdasarkan besarnya biaya atau
sumber daya yang digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Semakin
sedikit sumber daya yang digunakan dalam mencapai hasil yang diinginkan maka
dapat dikatakan prosesnya semakin efisien. Selain itu,

kegiatan dapat dikatakan semakin efisien jika adaya perbaikan pada


prosesnya, misalnya menjadi lebih cepat atau lebih murah.

D. Efisiensi Investasi
Menurut Basalamah dan Haming, (2010) Investasi adalah salah satu cara yang
dilakukan perusahaan untuk mengembangkan dan meningkatkan nilai perusahaan.
Investasi dapat berupa penanaman modal di perusahaan lain atau membeli
sertifikat obligasi. Hal ini sesuai dengan pengertian investasi secara umum yaitu
keputusan mengeluarkan dana pada saat ini untuk membeli asset riil (tanah,
rumah, mobil, dan sebagainya) atau aset keuangan (saham, obligasi, reksadana,
wesel, dan sebagainya) dengan tujuan unutk mendapatkan penghasilan yang lebih
besar di masa yang akan datang. Selain itu, perusahaan melakukan investasi tidak
hanya untuk memperkaya perusahaan, melainkan juga untuk menjalin hubungan
bisnis yang erat dengan perusahaan lain.

Sari dan Suryana, (2014) menjelaskan bahwa Keputusan investasi dibuat


berdasarkan informasi yang beredar. Manajer harus menghindari asimetri
informasi yang ada di antara stakeholder supaya manajer dapat mengambil
keputusan investasi serta terhindar dari masalah overinvestment maupun
underinvestment. Overinvestment adalah suatu kondisi dimana investasi yang
dilakukan perusahaan lebih tinggi daripada yang diharapkan. Berkebalikan dengan
overinvestment, underinvestment adalah suatu kondisi dimana investasi dilakukan
perusahaan lebih rendah daripada yang diharapkan.

Ballesta dan Gomariz (2013) mengembangkan kerangka mengenai peran


asimetri informasi dalam efisiensi investasi dari masalah informasi, seperti moral
hazard dan adverse selection. Sehubungan dengan moral hazard, perbedaan
kepentingan antara stakeholder dan lemahnya pengawasan terhadap manajer dapat
memicu manajemen untuk mencoba memaksimalkan kepentingan pribadinya
dengan membuat keputusan investasi yang mungkin tidak sesuai dengan
keinginan stakeholder (Jensen dan Meckling, 1976). Dalam situasi adverse
selection, manjer yang meperoleh informasi lebih baik mungkin mengalami
masalah overinvestment jika mereka menjual sekuritas pada harga di atas rata –
rata dan menerima dana berlebih. Sementara itu, menurut Sari dan Suryana,
(2014) masalah underinvestment terjadi apabila perusahaan menghadapi
kesempatan investasi yang mensyaratkan penggunaan utang dalam jumlah yang
besar, tanpa ada jaminan pembayaran utang yang mencukupi (free cash flow).
Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung mengalami masalah
underinvestment.

E. Pelaporan Keuangan
Tujuan keseluruhan dari pelaporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi yang berguna bagi investor dan kreditur dalam pengambilan keputusan
investasi dan kredit. Pelaporan keuangan juga seharusnya dapat memberikan
informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan untuk membantu
investor dan kreditur serta pihak-pihak lainnya untuk mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan keuangan perusahaan dan likuiditas serta solvabilitas. Fokus utama dari
pelaporan keuangan adalah informasi mengenai kinerja perusahaan yang diberikan
oleh ukuran laba dan komponen-komponen Hery, (2017).
Dalam rangka kerja konseptual disebutkan bahwa proses pelaporan keuangan
meliputi Hery, (2017):
 Identifikasi dan analisis peristiwa dan transaksi perusahaan
 Pemilihan kebijakan akuntansi
 Aplikasi kebijakan akuntansi
 Melibatkan estimasi dan pertimbangan-pertimbangan (judments) akuntan
secara professional
 Pengungkapan (disclosure) tentang transaksi, peristiwa, kebijakan,
estimasi, dan judments.

Menurut SFAC No. 1, tujuan pelaporan keuangan untuk organisasi pencari


laba (profit organization) sebagai berikut:

 Memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditur, dan pemakai


lainnya dalam membuat keputusan secara rasional mengenai investasi, kredit,
dan lainnya
 Memberikan informasi untuk membantu investor atau calon investor dan
kreditur serta pemakai lainnya dalam menentukan jumlah, waktu dan prospek
penerimaan kas dari deviden atau bunga dan juga penerimaan dari penjualan,
piutang, atau saham, dan pinjaman yang jatuh tempo
 Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva) perusahaan, klaim atas
aktiva, dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan keadaan lain terhadap aktiva
dan kewajiban
 Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama satu
periode
 Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mendapatkan dan
membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pengembaliannya tentang transaksi
yang mempengaruhi modal, termasuk deviden dan pembayaran lainnya
kepada pemilik, dan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas dan
solvabilitas perusahaan
 Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan
mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik atas
penggunaan sumber daya (aktiva) yang telah dipercayakan kepadanya
 Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi dalam proses
pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik perusahaan.
F. Kualitas Pelaporan Keuangan
Rahmawati, (2014) menyebutkan bahwa FASB dalam SFAC no. 1 menyebutkan
bahwa “ Pelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan keuangan tetapi juga
media pelaporan informasi lainnya, yang berkaitan langsung, dengan informasi yang
disediakan oleh sistem akuntansi yaitu tentang sumber-sumber ekonomi,hutang,laba
periodik dan lain-lain”.
Kualitas pelaporan keuangan dapat dilihat dari karakteristik kualitatif laporan
keuangan. Karakteristik tersebut tercantum dalam SFAC No. 2 seperti di bawah ini:
 Relevan

 Keandalan (Reliability)

 Daya Banding dan Konsistensi

 Materialistis

Kakteristik kualitatif dari informasi yang disajikan dalam laporan keuangan


merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam menyajikan laporan
keuangan perusahaan. FASB dam SFAC No. 2 menyebutkan bahwa karakteristik
kualitatif dimaksudkan untuk memberikan kriteria dasar dalam memilih
alternative metode akuntansi dan pelaporan keuangan serta persyaratan
pengungkapan (disclosure). Kriteria tersebut digunakan untuk menunjukkan
jenis informasi yang relevan dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) juga menekankan pentingnya karakteristik
kualitatif dari informasi keuangan yang dihasilkan agar informasi tersebut benar-
benar bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Karakteristik kualitatif yang
digunakan oleh IAI adalah dipahami (understandability), relevan, keandalan
(reliability), dan daya banding (comparability).
Atribut kualitas pelaporan keuangan dibagi menjadi dua kelompok oleh
Francis et al. (2004) dalam Rahmawati, (2014). Atribut tersebut adalah atribut-
atribut yang berbasis akuntansi dan atribut-atribut yang berbasis pasar. Atribut
pelaporan keuangan yang berbasis akuntansi yaitu meliputi kualitas akrual,
persistensi, prediktabilitas, dan perataan laba. Sedangkan atribut pelaporan
keuangan yang berbasis pasar meliputi relevansi nilai, ketepatan waktu, dan
konsevatisme.
Fanani dkk, (2011) menyatakan bahwa faktor-faktor penentu kualitas
pelaporan keuangan adalah
 Siklus Operasi,

 Ukuran Perusahaan,

 Umur Perusahaan,

 Likuiditas,

 Risiko Lingkungan,

 Penentu Kepemilikan Manajerial,

 Konsentrasi Pasar, dan

 Kualitas Auditor.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelaporan keuangan


sangat penting dan berguna bagi pengambilan keputusan agar perusahaan tidak
salah dalam menentukan tindakan-tindakan yang nantinya akan berdampak
bagi masa depan perusahaan.
G. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dapat dilihat
pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


No Peneliti dan Tahun Judul Metode Hasil
penelitian
1 Garcia-Lara et.al Accounting Kuantitatif Conservation dapat
(2010) conservatism and firm mengurangi
investment efficiency overinvestment dan
underinvestment ,
yaitu mengurangi
sensitivitas arus
investasi kas pada
overinvestment
perusahaan.
Konservatisme
berhubungan
posisitif dengan
profitabilitas masa
depan.
2 Cheng et.al (2011) How does financial Kuantitatif Tingginya kualitas
reporting quality pelaporan
relate to investment keuangan
efficiency membantu
perusahaan dalam
melakukan
investasi jika
terjadi
underinvestment,
dan menurunkan
investasi jika terjasi
overinvestment

3 Ivan Priyakusuma Pengaruh Kualitas Kuantitatif hasil penelitian ini


(2013) Laporan Keuangan menunjukkan
Terhadap Efisiensi bahwa kualitas
Investasi laporan keuangan
yang tinggi dapat
berpengaruh
terhadap efisiensi
investasi
4 M. F. cutilitas Financial reporting Kuantitatif Kualitas pelaporan
Gomariz dan J. P quality, debt maturity keuangan dapat
Sanchez Ballesta and investment mengurangi
(2013) efficiency. masalah
overinvestment
.maturitas utang
yang lebih rendah
dapat
meningkatkan
efisiensi investasi.
5 Isnin Hariati dan Pengaruh Tata Kelola Kuantitatfif Hasil penelitian
Yeney Widya Perusahaan dan menunjukkan
Rihatiningtyas(2013) Kinerja Lingkungan bahwa mekanisme
Terhadap nilai tata kelola
Perusahaan perusahaan
(Mejanisme
Governance) yang
diproksikan dengan
proporsi dewan
independen
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan,
sedangkan
proporsi
kepemilikan
institusional dan
jumlah komite audit
berpengaruh
negated terhadap
nilai perusahaan.
Disisilain, hasil ini
membuktikan
bahwa ada
pengaruh positif
kinerja lingkungan

terhadap nilai
perusahaan.

6 Puji Harto dan Anisa Pengaruh Kualitas Kuantitatfif Kualitas pelaporan


Dwi Rahmawati Pelaporan Keuangan keuangan
(2014) dan Maturitas Utang berpengaruh positif
Terhadap Efisiensi terhadap efisinesi
Investasi investasi
perusahaan
manufaktur di
Indonesia.
Maturitas utang
tidak memiliki
pengaruh pada
efisiensi investasi.
Tidak ada
pengaruh dari
tingkat
penggunaan utang
jangka pendek
pada kualitas
pelaporan
keuangan dan
efisiensi investasi.

7 Luh Indah Novita Pengaruh Kualitas Kuantitatif Kualitas pelaporan


Sari dan I G.N. Laporan Keuangan keuangan
Agung Suaryana pada Efisiensi berpengaruh
(2014) Investasi Perusahaan negative terhadap
Pertambangan perusahaan
pertambangan di
Indonesia yang
mengalami
underinvestment,
namun tidak
berpengaruh
terhadap
overinvestment.

8 Alisya Misitama Pengaruh Kualitas Kuantitatif Hasil analisis


Sakti (2015) Pelaporan Keuangan menunjukkan
dan Jatuh Tempo bahwa kualitas
Utang terhadap pelaporan
Efisiensi Investasi keuangan dan
utang jangka
pendek

berpengaruh positif
secara signifikan
terhadap efisiensi
investasi.
9 Ulum Tri Handayani Kualitas Pelaporan Kuantitatif Hasil dari
et al (2016) keuangan,Mekanisme penelitian ini
Governance, dan adalah kualitas
Efisiensi Investasi pelaporan
keuangan
berpengaruh
negative terhadap
underinvestment,
namun tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
overinvestment.
hasil penelitian ini
juga menunjukkan
bahwa analyst
following tidak
memoderasi
asosiasi antara
kualitas pelaporan
keuangan terhadap
efisiensi inevetasi.

10 Gede Diatmika Pengaruh Kualitas Kuantitatif Hasil penelitian


Putra dan I Gst. Ayu Laporan Keuangan menunjukkan
Eka Damayanthi Terhadap Efisiensi bahwa kualitas
(2019) Investasi laporan keuangan
berpengaruh
negatif pada
kondisi
underinvestment
dan
overinvestment

Kebanyakan peneliti terdahulu meneliti tentang pengaruh kualitas pelaporan


keuangan terhadap efisiensi investasi dan mendapatkan hasil bahwa kualitas
pelaporan keuangan berpengaruh terhadap efisiensi investasi. Hasil- hasil tersebut
dapat menjadi rujukan untuk meneliti lebih lanjut apakah hasil penelitian ini
konsisten dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya

H. Kerangka Pikir
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan konstruksi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) dengan alasan meningkatnya pembangunan infrastruktur yang
vital dan dapat menunjang perekonomian Indonesia tentunya dorongan dalam
pertumbuhan kinerja perusahaan salah satunya yaitu melakukan investasi yang besar.
Pelaporan mengenai jumlah investasi yang dilakukan oleh perusahaan dapat dilihat
dalam laporan keuangan. Olehnya itu untuk mengetahui investasi yang dilakukan,
pihak menajemen perlu memperbaiki kualitas laporan keuangan agar investor dapat
tertarik untuk membeli saham perusahaan. Kualitas laporan keuangan yang baik
dapat menunjang terciptanya efisiensi investasi sehingga tidak terjadi
underinvestment dan overinvestment.
Untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat dilihat pada gambar 2.1.

Perusahaan Konstruksi yang terdaftar


di Bursa Efek Indonesia

Pelaporan Keuangan

Kualitas Pelaporan
Keuangan

gambar 2. 1Tabel 2. 1

Efisiensi Investasi
I. Hipotesis
Menurut Annisa Dwi Rahmawati, (2014) Kualitas pelaporan keuangan yang
tinggi dapat mengurangi masalah asimetri informasi dan mengurangi masalah
overinvestment dan kurangnya investasi (underinvestment). Selain itu kualitas
pelaporan keuangan dapat meningkatkan efisiensi investasi yaitu, memungkinkan
manajer dalam mengidentifikasi peluang investasi yang baik melalui proyek-proyek,
sehingga dapat membuat keputusan yang baik berkaitan dengan investasi perusahaan.
Sakti, (2015) menemukan bahwa kualitas pelaporan keuangan dan utang jangka
pendek berpengaruh signifikan terhadap efisiensi investasi. Cheng at al, (2011) juga
melakukan penelitian yang sama dengan sampel perusahaan-perusahaan tertutup
(private firms). Mereka menemukan bahwa kualitas pelaporan keuangan
berhubungan dengan kondisi underinvestment, walaupun pada perusahaan tertutup.
Berdasarkan kerangka fikir serta hasil penelitian dari beberapa peneliti terdahulu
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H : Kualitas Pelaporan Keuangan Berpengaruh Terhadap

Efisiensi Investasi.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta serta karakteristik suatu populasi
atau bidang tertentu Saifuddin, (2012). Jenis ini merupakan penelitian Deskriptif.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Peneliti mendeskripsikan secara kuantitatif (angka- angka) Kecenderungan-
kecenderungan, perilaku-perilaku, atau opini-opini dari suatu populasi dengan
meneliti sampel populasi tersebut Creswel, (2010).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mengakses
melalui website www.idx.co.id.

C. Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan data yang diperoleh melalui sumber yang ada. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan tahunan perusahaan. Data
diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui www.idx.co.id.

D. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi non partipan
dengan mengakses website Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. Yaitu
dengan mengumpulkan data kuantitatif yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

E. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Menurut Sugiyono, (2012) bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi merupakan objek penelitian secara keseluruhan sebagai sarana untuk
mengumpulkan data. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan konstruksi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2018.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil untuk mewakili data populasi
dalam penelitian. Menurut (Sugiyono, 2012) bahwa sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik penentuan sampel berdasarkan
purposive sampling, dengan menentukan karakteristik sebagai berikut:
 Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2018.
 Memiliki laporan keuangan lengkap yang telah di audit selama tahun 2018.
 Tidak mengeluarkan laporan keuangan selama periode penelitian.

Tabel 3.1 Seleksi Sampel


No. Karakteristi 2016-2018
k
Perusaaan konstruksi yang terdaftar di 16
tabel 3. Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
1
tahun 2016 – 2018
1
Tidak memiliki laporan keuangan (7)
2 lengkap yang telah diaudit selama
tahun 2016-2018
Tidak mengeluarkan laporan keuangan -
3 selama periode penelitian.
Jumlah sampel 9
Sumber : www.idx.co.id
Berdasarkan karakteristik tersebut, terdapat 9 perusahaan yang memenuhi ketiga
kriteria sebagai sampel penelitian. Perusahaan-perusahaan tersebut dapat dilihat
pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Daftar
Perusahaan Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun 2016-2018

Kode
Nama Perusahaan
No Perusahaan
1 ACST PT Acset Indonesia, Tbk

2 SSIA PT Surya Semesta Intenusa Tbk

3 IDPR PT Indonesia Pondasi Raya Tbk

4 JKON PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk

5 MTRA PT Mitra Pemuda , Tbk

6 DGIK PT Nusa Konstruksi Enjinring, Tbk

7 TOTL PT Total Bangun Persadana, Tbk

8 WSKT PT Waskta Karya Persero

9 WIKA PT Wijaya Karya Persero

Sumber : www.idx.co.id Tabel 3. 2

F. Metode Analisis Data


Untuk menguji dan memjawab hipotesis yang diajukan pada penelitian ini
digunakan metode analisis sebagai berikut:
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan sebelum dilakukan pengujian regresi
berganda, karena data yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu
tahun. Maka uji asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh dar hasil penelitian terdistirbusi normal atau tidak sebagai
syarat pengujian hipotesis. Data yang terdistibusi normal berarti
bahwa data yang diperoleh dianggap dapat mewakili pepulasi. Data
yang terdistribusi normal dapat dilihat dari nilai signifikansi masing-
masing variabel. Jika nilai probabilitasnya lebih besar dari α = 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian berdistribusinormal
Ghozali, (2011). Uji normalitas menggunakan uji kolmogriv-Smirnov,
dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS Statistic 26.0.
b) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi
ketidaksamaan varian dari risidial satu pengamatan ke pengamatan
lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
bersifat konstan (tetap), maka disebut homoskedastisitas. Namun, jika
berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah terjadi homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini
menggunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan meregresikan
variabel-variabel bebas terhadap nilai absolute risidualnya. Uji glejser
dapat juga ditentukan dengan melihat nilai signifikansi. Jika nilai
sig>0,5 maka variabel terbebas dari gejala heteroskedastisitas,
sehingga persyaratan analisis terpenuhi Ghozali, (2011).

c) Uji Multikolinieritas
Mulikolinieritas terjadi jika terdapat hubungan linier antara beberapa
atau semua variabel bebas. Uji multikolinieritas digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya hubungan korelasi antar variabel bebas
tersebut. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara bariabel bebas. Untuk menguji adanya multikolinieritas
tersebut dilakukan dengan menganalisis korelasi antar variabel dan
perhitungan nilai tolerance serta nilai variance inflation factor (VIF).
Jika nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10, maka tidak terjadi
multikolinieritas Ghozali, (2011). Uji multikolinieritas dilakukan
menggunakan bantuan aplikasi SPSS Statistic 26.0.
2. Pengujian Hipotesis

a) Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian ditolak
atau diterima. Hipotesis yang akan di uji adalah :
H0: suatu variavel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap bariabel dependen.
Ha: variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependen.
Pengaruh variabel independen terhadapa variabel dependen dapat
diketahui dengan cara membandingkan probabilitas t dengan nilai
signifikansi yang digunakan dalam penelitian yaitu 0,05. Jika nilai
probabilitas <0,05 maka H0 ditolak atau diterima Ha. Sedangkan, jika
nilai probabilitas >0,05 maka H0 diterima atau tolak Ha.. Bila terjadi
penerimaan H0 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
pengaruh signifikan, sedangkan bila hasil H0 ditolak artinya terdapat
pengaruh yang signifikan Ghozali, (2011).

b) Koefisien Determinasi Parsial (r2)


Koefesien determinasi parsial adalah koefisien untuk mengetahui
besarnya konstribusi yang diberikan masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat secara terpisah (parsial). Hasil perhitungan
r2 digunakan untuk mengukur seberapa besar persentase variasi
variabel independen yang digunakan dalam model yang digunakan
mampu menjelaskan variasi variabel dependen secara tepisah
(parsial). Apabila r2 mendekati 1 maka dapat dikatakan semakin kuat
model tersebut dalam menerangkan variasi variabel independen
terhadap variabel dependen secara terpisah (parsial) dan sebaliknya,
apabila r2 mendekati 0 maka semakin lemah variasi variabel
independen dalam menerangkan variabel dependen secara terpisah
(parsial) Ghozali, (2011).

G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Definisi Operasional
Untuk memperoleh gambaran mengenai variabel-variabel yang akan
diteliti maka secara operasional mempunyai batasan definisi sebagai
berikut:
a) Variabel Indenden
Pelaporan keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan
penyediaan dan penyampaian informasi keuangan. Aspek- aspek
tersebut antara lain lembaga yang terlibat (misalnya penyusunan
standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi
profesi, dan entitas pelaporan)
b) Variable Dependen
Efisiensi investasi merupakan tingkat investasi optimal dari
perusahaan, dimana investai tersebut merupakan jenis investasi yang
menguntungkan bagi perusahaan.
2. Pengukuran variabel

a) Variabel Independen
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen, yaitu kualitas
pelaporan keuangan.
Kualitas pelaporan keuangan diukur menggunakan proksi mengacu
pada penelitian sebelumnya. Model pengukuran kualitas pelaporan
keuangan mengikuti model yang dikembangkan Dechow dan Dihev,
(2002). Model ini didasarkan pada pemikiran bahwa akrual
membutuhkan asumsi dan estimasi arus kas masa depan. Peran akrual
adalah menyesuakan pengakuan arus kasdari waktu ke waktu,
sehingga laba yang disesuakan akan lebih baik untuk mengukur
kinerja perusahaan (Dechow dan Dechev, 2002). Selain itu,
pengukuran ini telah banyak digunakan pada penelitian-penelitian
terdahulu (Gede Diatmika dan I Gst. Ayu, 2019). Pada model ini
model kerja akrual saat ini diregresikan dengan arus kas operasional
tahun sebelumnya, tahun kini, dan tahun setelahnya. Lebih jelasnya,
model tersebut adalah sebagai berikut:
WCAi,t = β0 + β1CFOi,t-1 + β3CFOi,t + β3CFOi,t+1 + εi,t
Dimana:
WCAi,t = modal kerja akrual, dihitung dengan perubahan asset tidak
lancer, dikurangi perubahan kewajiban lancer, ditambah perubahan
utang bank jangka pendek.
CFOi,t-1 = arus kas operasi tahun sebelumnya, dihitun

dari perubahan laba bersih sebelum pos

luar biasa dan total akrual. Total akrual

dihitung dari perubahan asset tidak

lancer dikurangi perubahan kewajiban

lancer ditambah perubahan utang bank

jangka pendek, dikurangi denga

depresiasi.

CFOi,t = arus kas operasional tahun berjalan,

dihitung dari perbedaan laba bersih

sebelum pos luar biasa dan total akrual.

Total akrual dihitung dari perubahan aset

tidak lancar ditambah perubahan utang

bank jangka pendek, dikurangi dengan

depresiasi.
CFOi,t+1 = arus kas operasioanl tahun setelahnya,

dihitung dari perbedaan laba bersih

sebelum pos luar dan total akrual. Total

akrual dihitung dari perubahan asset

tidak lancar dikurangi perubahan

kewajiban lancer ditambah perubahan

utang bank jangka pendek, dikurangi

depresiasi.

Semua variable tersebut kemudian dibagi

dengan rata-rata. Risidual dari persamaan diatas

mencerminkan variasi modal kerja akrual yang

tidak dijelaskan arus kas tahun berjalan dan periode

yang berdekatan. Proksi pengukuran kualitas

pelaporan keuangan adalah nilai absolut dari

residual dikali dengan -1, sehingga nilai yang

semakin tinggi akan menunjukkan kualitas

pelaporan keuangan yang lebih tinggi (FRQi,t=-| εi,t

|).

b) Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah efisiensi investasi.
Tingkat investasi yang diharapkan bagi perusahaan i dan t diukur
menggunakan model yang memprediksi tingkat investasi berdasarkan
growth opportunities perusahaan (diukur dari peningkatan penjualan)
(Biddle et al, 2009). Deviasi dari model tersebut, sebagaimana
tercermin pada error dalam model investasi, menunjukkan efisiensi
investasi. Berikut model mengukur efisiensi investasi:
Investmenti,t+1 = 𝛃𝟎 + 𝜷𝟏 ∗ 𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔 𝑮𝒓𝒐𝒘𝒕𝒉i,t + εi,t+1
Keterangan:
Invetsmenti,t_1 = total investasi perusahaan i pada tahun t. diukur
dengan kenaikan bersih aset tetap berwujud dan aset tidak berwujud
dibagi dengan lagged total aset.
Sales Growthi,t = tingkat perubahan penjualan perusahaan dari t-2
hingga t-1.
Model investasi diestimasikan secara cross-sectional untuk setiap
tahun. Residual dari regresi tersebut mencerminkan deviasi dari
tingkat investasi yang diharapkan, selanjutnya residual tersebut
digunakan sebagai proksi efisiensi investasi bagi perusahaan. Apabila
residual dari regresi tersebut positif, perusahaan berinvestasi pada
tingkat yang lebih tinggi dari pada yang diharapkan sesuai dengan
pertumbuhan penjualan, sehingga perusahaan mengalami
overinvestment. Sebaliknya, apabila residual dari regresi tersebut
negative, investasi sesungguhnya yang dilakukan perusahaan lebih
rendah dari yang diharapkan, sehingga perusahaan mengalami
underinvestment. Variable dari penelitian ini adalah nilai absolut
residual dikali dengan -1, sehingga nilai yang lebih tinggi memiliki
makna efisiensi investasi yang lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Cheng, F., Li, Q., Wang, X. 2011. Financial Reporting Quality and
Investment Efficiency of Private Firms in Emerging Markets. The
accounting review 86, 1255-1288.

Degeorge, F., Ding, Y., Jean, T, dan Stolowy, H. 2013. Alalyst Coverage,
Earnign Managemen and Financial Development: An Internasional
Study. Jurnal of accounting and Public Policy. 32(1-25).

Efni, Yulia, dkk 2012. Pengaruh Keputusan Pendanaan dan Kebijakan


Deviden: Pengaruhnya terhadap nilai perusahaan (Studi pada
Sector property dan Real Estate di BEI), Jurnal Aplikasi
manajemen /Volume 10/nomor 1/ maret, 2012

Freddy. 2018. 5 Jenis Laporan Kuangan dalam


Akuntansi. (Online). (https://ukirama.com/en/blogs/5-jenis-
laporan-keuangan-dalam-akuntansi- yang-harus-anda-ketahui)

Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Mulitivariate Dengan Program SPSS”.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi. 2019. Online


Hariati, Isnin dan Yeney Widya . 2013. Pengaruh Tata Kelola
Perusahaan dan kinerja Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan.
(Skripsi). Malang

Ha, L. H., Vergauwe, S, dan Zhang, Q. 2014. Corporate Governance and


The Information Environtment: Evidance from Chinese Stick
Market. International Review of Financial Analysis. 36(106-119)

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2012. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.


Jakarta Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Pernyataan Standar akuntansi Keuangan No. 1.


Jakarta:Salemba Empat.

Kamir.2013. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers: Jakarta

Munawir, S. 2010. Analisis Laporan keuangan Edisi Keempat. Cetakan


Kelimabelas. Yogyakarta.

Purba, Antilan. 2010. Sastra Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Graha ilmu

Putra, Diatmika Gede dan I Gst. Ayu Eka Damayanti. 2019. Pengaruh
Kualitas Laporan Keuangan Terhadap Efisiensi Investasi. E-jurnal
Akuntansi Universitas Udayana. Volume 28.2

Ribo, Agustinus.2013. Analisis Laporan Keangan untuk Menilai Kinerja


Keuangan Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (Skripsi). Makassar

Rahmawati, Annisa’Dwi, dan Puji Harto. 2014. Analisis Pengaruh


Kualitas Laporan Keuangan dan Maturistik Utang Terhadap
Efisinesin Investasi. Journal Of Accounting. Vol.3 No. 3.

Raharjaputra, hedra, S., 2011. Manajemen Keuangan dan Akuntansi.


Jakarta: Salemba Empat
Sakti, Alisya Misitama. 2015. Pengaruh Kualitas Pelaporan Keuangan
dan Jatuh Tempo Utang Terhadap Efisiensi Investasi. Skripsi.
Universitas Diponegoro: Semarang.

Simnungkalit, Eric Rizky. 2017. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan


danStruktur Kepemilikan Terhadap Efisiensi Investasi Perusahaan.
Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol. XVI(No.1)
Sari, L. I. N., dan I G. N. Agung Suaryana. 2014. Pengaruh Kualitas
Laporan Keuangan Pada Efisiensi Investasi Perusahaan
Pertambangan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 8.3 (524-
537).

Selfie M.J. 2019. Laporan Keuangan Garuda diduga Dimanipulasi.


(Online). (https://amp.tirto.id/laporan-keuangan-garuda-diduga-
dimanipulasi-siapa- tanggung-jawab-dnjR), diakses 4 September
2019.

Solomon, J. 2010. Corporate Governance and Accountability. John Wiley


& Sons Ltd.

Tri Ulum H, Veronica Sylvia S, Elok T. 2016. Kualitas Pelaporan


keuangan, mekanisme governance, dan efisiensi investasi. Jurnal
Akuntansi Multiparadigma. Vol.7, No.2

Wilford, A. L. 2012. Determining the Impact of Multiple Consecutive


Years of Financial Reporting Quality Issues on Investment
Effeciency. Dissertation for Facucty of the Graduate School of the
University of Maruyland.

Yanti, Nur Dwi., Debbie Christine. 2017. Pengaruh Kualitas Laporan


Keuangan dan Debt Maturity Terhadap Efisiensi Investasi.
Forum Keuangan dan bisnis Indonesia(FKI)

Anda mungkin juga menyukai