MAKALAH
Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Edupreneurship
Dosen Pengampu:
Inggit Dyaning Wijayanti, M.Pd
Oleh:
Armiya Sayidatun Nafi’ah (21104080043)
Ni’matul Maula (21104080069)
Faiq Fajriyansyah (21104080070)
Siti Hidayatul Munadhiroh (21104080078)
Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberi
rahmat, taufik, hidayah serta inayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ”Penyusunan dan Analisis Laporan Keuangan” dapat di selesaikan
dengan baik dan tepat waktu. Walaupun di dalamnya masih terdapat banyak kekurangan yang
disebabkan karena kurangnya dan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang kami kuasai.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad
SAW. yang mana telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga ke zaman yang terang
benderang ini yakni ”addinul islam wal iman”.
Tidak lupa pula, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh Dosen khususnya Dosen mata
kuliah Edupreneurship yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga saya bisa belajar dan
memperdalam Edupreneurship melalui pembuatan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini banyak mengalami kendala,
namun berkat bantuan, bimbingan, dan kerjasama drai berbagai pihak dan berkah dari Allah oleh
sebab itu, saya mohon kritik dan sarannya kepada para pembaca untuk memberikan kritikannya
yang bersifat membangun demi memperbaiki makalah yang selanjutnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................4
C. Tujuan Masalah............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................5
A. Pengertian Laporan Keuangan.....................................................................................5
B. Konsep Dasar Laporan Keuangan................................................................................5
C. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan .............................................................................6
D. Analisis Laporan Keuangan.........................................................................................9
E. Bentuk dan Perhitungan Rasio Keuangan....................................................................9
BAB III PENUTUP................................................................................................................
Kesimpulan...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Laporan keuangan adalah suatu hal yang perlu dilakukan untuk menilai kinerja
perusahaan dan digunakan untuk membandingkan kondisi perusahaan dari tahun ke tahun,
apakah perusahaan tersebut mengalami peningkatan atau penurunan, sehingga perusahaan dapat
mengambil keputusan yang lebih baik untuk tahun mendatang sesuai kinerja perusahaan.
Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi yang relevan
mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo angaran lebih, arus kas, hasil operasi,
memberikan informasi keuangan dalam membuat keputusan ekonomi, dan perubahan ekulitas
suatu etitas pelaporan yang bermanfaat bagi para penguna dalam membuat dan mengefaluasi
keputusan mengenai alokasi sumber daya.
Laporan keuangan memiliki keterbatasan yaitu: bersifat historis, bersifat umum, tidak
luput dari penggunaan timbangan dan taksiran, hanya melaporkan informasi bersifat material,
bersifat konsevatif dalam menghadapi ketidak pastian, lebih menekankan pada penyajian
transaksi dan peristiwa sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk
hukumnysa (formalitas) dan adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
menimbulkan variasi dalam pengukuran sumberdaya ekonomis.
Analisis rasio keuangan merupakan alat yang dinyatakan dalam relatif maupun absolute
untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan yang lain dalam suatu
laporan keuangan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada penjelasan latar belakang di atas dapat di rumuskan masalahnya sebagai
berikut:
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Laporan Keuangan
a. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2012:5)
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI, 2015), laporan keuangan merupakan suatu
penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja suatu entitas.
b. Standar Akuntansi Keuangann (SAK)
Laporan keuangan ngan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap
biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang
dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya : laporan arus kas (dana), catatan
dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan.
c. Kamir (2014:7)
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan
pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
B. Konsep Dasar Laporan Keuangan
1. Kesatuan Usaha (Accounting Entity)
Konsep ini menghendaki pemisahan secara tegas antara perusahaan dengan pihak-
pihak yang berkepentingan dengan sumber-sumber perusahaan (pemilik perusahaan)
pada Perseroan Terbatas pemisahan tersebut telah dilakukan secara hokum pada
Perusahaan Perseorangan dan usaha bersama (Persekutuan) hendaknya dibuat suatu
pos yang menjelaskan hubungan antara pemilik perusahaan dengan perusahaan,
misalnya rekening Prive. Jika terjadi pemisahan harta dari perusahaan dan kepada
pemilik, maka seharusnya dilakukan melalui transaksi pembagian laba.
2. Kesinambungan (Going Concern)
Konsep ini mengasumsikan umur yang tidak terbatas bagi suatu perusahaan. Dengan
kata lain, perusahaan didirikan untuk terus melanjutkan usahanya dan tidak
dibubarkan.
5
4. Pengukuran dalam Nilai Uang (Measurement in Terms of Money)
Konsep ini menghendaki penggunaan metode akrual sebagai dasar penentuan laba
periodik dan posisi keuangan. Berdasarkan metode akrual, pengukuran harta, utang
dan perubahannya dilakukan atas dasar waktu terjadinya dan tidak tergantung pada
saat diterima atau dibayarkan uang.l
6
2. Laoran Perubahan Modal
Laporan perubahan modal (capital statement) dalam istilah akuntansi merupakan jenis
laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai perubahan modal perusahaan
dalam periode tertentu. Laporan perubahan modal ini berfungsi untuk menunjukkan
seberapa besar perubahan modal yang terjadi dan apa yang menyebabkan Perubahan
tersebut terjadi.
3. Neraca
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu
perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi
keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana
buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun
kalender. Sehingga neraca sering disebut dengan "Balance Sheet". (5. Munawir, 1992 :
13).
7
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas atau cash flow berfungsi untuk memberikan informasi mengenai arus
kas masuk dan arus kas keluar.
8
5. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan ini merupakan laporan yang memberikan informasi apabila terdapat laporan
keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu.
9
Contoh mudahnya, rasio likuiditas ditunjukkan oleh rasio kas terhadap kewajiban
lancarnya, misalnya pembayaran gaji karyawan, pembayaran tagihan listrik, pelunasan
biaya telepon, dan pembayaran iuran PDAM.
Rasio ini tidak hanya penting untuk membuat performa perusahaan terlihat bagus
di mata investor, namun juga dapat digunakan untuk menganalisis tren, membandingkan
dengan perusahaan kompetitor, dan mengukur kemajuan atau pencapaian target yang telah
ditetapkan.
Rasio likuiditas sendiri memiliki beberapa jenis seperti current ratio, quick ratio, Rasio
Kas, Net profit margin, Gross Profit on Net Sales, Times Interest Earned Ratio, Days
Sales Outstanding (DSO) Ratio, dan cash ratio. Berikut cara menghitung rasio likuiditas:
10
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang
menggunakan semua aset sebagai penjamin utang yang menjadi konsep dasar akuntansi.
Solvabilitas perusahaan merefleksikan kemampuan perusahaan dalam melunasi atau
membayar semua pinjaman melalui jumlah aktiva yang dimiliki. Kemampuan ini nantinya
akan memengaruhi laporan keuangan perusahaan.
Rasio Solvabilitas memiliki berbagai jenis, berikut adalah jenis rasio solvabilitas
dan cara penghitungannya:
Debt to equity ratio (rasio utang terhadap ekuitas)
Rumus: Debt to Equity Ratio (DER) = Total Utang / Ekuitas (Modal) x 100%
Rasio ini memperlihatkan bahwa dana pinjaman yang segera jatuh tempo akan
ditagih dibandingkan modal yang dimiliki. Penghitungan rasio bertujuan mengetahui
seberapa besar bagian dari modal, termasuk pengertian modal dan jenis-jenis modal yang
menjadi jaminan utang lancar.
Rumus: Times interest earned ratio = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Beban
Bunga x 100%
Rasio ini disebut juga interest coverage ratio yang mengukur kemampuan
perusahaan untuk melunasi beban bunga pada masa yang akan datang. Rasio ini
membandingkan laba sebelum pajak dan bunga terhadap biaya bunga yang sesuai dengan
prinsip prinsip akuntansi.
11
Untuk mengetahui jumlah dana pinjaman yang akan segera ditagih (jatuh tempo)
terhadap modal perusahaan.
3. Rasio Aktivitas/Perputaran (activity ratio)
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas pemanfaatan sumber daya
perusahaan. Rasio yang biasa dipergunakan adalah sebagai berikut: inventory turnover,
average collection periods, fixed assets turnover, dan total asset turnover.
Rasio ini digunakan untuk memeriksa tingkat investasi yang dilakukan pada aset
dan pendapatan yang dihasilkannya. Karena alasan ini, rasio aktivitas juga dikenal sebagai
rasio operasi atau analisis rasio perputaran.
Rasio ini juga berguna untuk membandingkan bagaimana kinerja perusahaan
berdasarkan tren dari waktu ke waktu dalam analisis pernyataan horizontal atau bagaimana
kinerja perusahaan bersaing dengan kompetitor dalam analisis perusahaan yang sebanding.
Rasio Aktifitas mempunyai berbagai jenis sebagai berikut:
Rasio Perputaran Total Aset (Total Asset Turnover)
Rumus: Total Asset Turnover = Penjualan Bersih ÷ Total Aset Rata-rata
Rasio ini mengukur aktivitas aset dan kemampuan perusahaan menghasilkan
penjualan melalui asetnya. Pada intinya, semakin tinggi rasio ini, semakin baik bagi
perusahaan karena ini berarti dapat menghasilkan lebih banyak penjualan dengan beberapa
tingkat aset tertentu.
Rasio Perputaran Aset Lancar (Current asset turnover)
Rumus: Perputaran Aset Lancar = Penjualan Bersih ÷ Aset Lancar Rata-rata
Mirip dengan rasio perputaran persediaan, perbedaannya adalah rasio perputaran
aset lancar mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan dari aset lancarnya,
seperti kas, inventaris, piutang, dll .
Nilai yang lebih besar untuk rasio ini lebih disukai karena ini berarti kemampuan
menghasilkan lebih banyak penjualan dari sejumlah aset lancar tertentu.
Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover )
Rumus: Penjualan menjadi Modal Kerja = Penjualan ÷ Modal Kerja Rata-rata.
Rasio ini mengukur jumlah uang tunai yang dibutuhkan untuk menghasilkan
tingkat penjualan tertentu. Mengingat hal ini, modal kerja yang tinggi kemungkinan besar
mengindikasikan penggunaan modal kerja yang menguntungkan.
Dengan kata lain, penjualan harus mencukupi terkait dengan modal kerja yang
tersedia. Namun, perbandingan dengan perusahaan sejenis atau rata-rata industri harus
dibuat sebelum menarik kesimpulan.
12
Rasio Perputaran Piutang (Accounts Receivable Turnover)
Untuk mengukur berapa kali piutang dapat diubah oleh perusahaan menjadi uang tunai,
kita harus menghitung rasio perputaran piutang. Rasio yang menunjukkan likuiditas
piutang dapat dihitung sebagai berikut:
Rumus: Perputaran Piutang Usaha = Penjualan Bersih ÷ Rata-rata Piutang Bersih
Hasil perhitungan dapat disajikan dalam waktu per tahun atau dalam hari. Jika
diukur dalam hitungan kali per tahun, tren penurunan rasio ini akan berdampak negatif
bagi suatu perusahaan, artinya kemampuan mengubah piutang menjadi kas menjadi lebih
rendah.
Namun, jika diukur dalam hitungan hari, tren penurunan rasio ini
direkomendasikan, karena ini berarti lebih sedikit hari yang dibutuhkan untuk mengubah
piutang menjadi uang tunai. Rumus penghitungan piutang dalam hitungan hari sedikit
berbeda:
Rumus: Perputaran Piutang Usaha (Hari) = Rata-Rata Piutang Kotor ÷ (Penjualan
Bersih ÷ 360)
Sering disebut sebagai periode penagihan rata-rata, perputaran piutang dalam beberapa
hari juga dapat dihitung sebagai berikut:
Rumus: Periode Penagihan Rata-rata (Perputaran Piutang dalam Hari) = 360 ÷
Perputaran Piutang
Pada dasarnya, indikator ini mengukur jumlah hari antara tanggal penjualan kredit
dilakukan dan hari dan ketika uang telah diterima dari pembeli.
Rasio Perputaran Hutang( accounts payable turnover)
Rasio ini dapat digunakan untuk melakukan analisa aktivitas suatu perusahaan. Rasio ini
mengukur berapakali per tahun perusahaan membayar hutangnya kepada pemasok
(kreditor), dapat dihitung sebagai berikut:
Rumus : Rasio perputaran hutang= Harga pokok penjualan ÷ Hutang usaha
Rumus alternatif: perputaran hutang= pembelian ÷ rata-rata hutang
Rasio HUtang Beredar (Days payable Outstanding)
Rasio ini untuk mengukur jumlah hari rata-rata dibutuhkan oleh perusahaan untuk
membayar hutang kepada krediturnya, menghitung rasio ini dengan rumus :
Rumus: Hari hutang hutang= Hutang usaha ÷ rata-rata biaya penjualan harian
Rasio perputaran persediaan (inventory turnover)
Rasio ini menunjukkan berapa hari perusahaan biasanya membutuhkan untuk mengubah
persediaan menjadi penjualan.
13
Rumus: perputaran persediaan = harga pokok penjualan ÷ persediaan rata-rata
Rumus penghitungan juka dalam hitungan hari
Rumus: perputaran persediaan harian = persediaan rata-rata ÷ harga pokok
penjualan ÷ 365
Rumus alternatif : perputaran inventaris dalam hari= 360 ÷ perputaran inventaris
( inventaris hari beredar)
Rasio perputaran kas ( cash turnor)
Rasio ini mengukur berapa kali kas perusahaan telah dibelanjakan selama beberapa
periode.
Rumus : perputaran kas = penjualan ÷ kas rata-rata dan setara kas.
Formula alternatif untuk rasio ini juga memasukkan sekuritas yang dapat dipasarkan ke
dalam perhitungan:
Rumus: perputaran kas= penjualan ÷ kas rata-rata dan setara kas dan saham yang
dapat dipasarkan
Rasio siklus operasi ( operating cycle)
Rasio operasi adalah jumlah hari yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengubah
persediaannya menjadi uang tunai, siklus operasi bisnis berlangsung kurang dari satu
tahun, namaun ada pengeecualian.
Rumus: siklus operasi= perputaran piutang dalam hari+ perputaran persediaan
dalam hari
Rasio siklus konversi kas (cash conversion cycle)
Rasio ini didefinisikan sebagai jumlah hari yang di butuhkan oleh perusahaan untuk
menghasilkan pendapatan dari asernya.
Rumus: siklus konversi kas= periode konversi persediaan + periode konversi piutang
– periode konversi hutan
14
Rumus GPM adalah :
GPM = Penjualan-Harga Pokok Penjualan Penjualan
Margin laba operasional ( operating profit margin)
Jenis rasio margin yang satu ini merupakan perhitungan keuntungan murni atas
kegiatan operasional perusahaan berupa proses penjualan yang telah dilakukan.
Rumus OPM adalah :
OPM =Laba sebelum pajakPenjualan
Rasio pengembalian asset (Return on asset ration)
Return on Asset Ratio (ROA) adalah alat yang digunakan untuk menilai persentase laba
terhadap total aset yang dimiliki perusahaan.
Rumus ROA adalah
ROA : Laba bersih Total aset
15
Rumus : rasio pertumbuhan =((present-past)/past) X 100 %
Pertumbuhan penjualan
Pertumbuhan laba bersih
Pertumbuhan pendapatan per saham
Pertumbuhan dividen per saham
Rasio-rasio penilaian adalah ukuran kinerja yang paling menyeluruh untuk suatu
perusahaan karena rasio ini mencerminkan pengaruh gabungan dari rasio hasil
pengembalian dan resiko.
Price to earning ratio = Harga Pasar Saham /Laba per lembar saham
Semakin tinggi price to earning ratio ini, maka akan memberikan indikasi bahwa kinerja
perusahaan juga semakin baik. Namun dalam hal menganalisa price to earning ratio ini,
perlu dikaitkan dengan pertumbuhan dari laba saham biasa agar tidak memperoleh
kesimpulan yang menyesatkan.
Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan
organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh.
Market to book ratio perusahaan haruslah paling sedikit bernilai satu (1), yang berarti nilai
pasar daripada perusahaan harus sama atau lebih besar daripada nilai buku perusahaan.
16
KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
18