Anda di halaman 1dari 18

“PENYUSUNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANAGAN”

MAKALAH
Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Edupreneurship

Dosen Pengampu:
Inggit Dyaning Wijayanti, M.Pd

Oleh:
Armiya Sayidatun Nafi’ah (21104080043)
Ni’matul Maula (21104080069)
Faiq Fajriyansyah (21104080070)
Siti Hidayatul Munadhiroh (21104080078)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberi
rahmat, taufik, hidayah serta inayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ”Penyusunan dan Analisis Laporan Keuangan” dapat di selesaikan
dengan baik dan tepat waktu. Walaupun di dalamnya masih terdapat banyak kekurangan yang
disebabkan karena kurangnya dan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang kami kuasai.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad
SAW. yang mana telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga ke zaman yang terang
benderang ini yakni ”addinul islam wal iman”.

Tidak lupa pula, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh Dosen khususnya Dosen mata
kuliah Edupreneurship yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga saya bisa belajar dan
memperdalam Edupreneurship melalui pembuatan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini banyak mengalami kendala,
namun berkat bantuan, bimbingan, dan kerjasama drai berbagai pihak dan berkah dari Allah oleh
sebab itu, saya mohon kritik dan sarannya kepada para pembaca untuk memberikan kritikannya
yang bersifat membangun demi memperbaiki makalah yang selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 11 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................4
C. Tujuan Masalah............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................5
A. Pengertian Laporan Keuangan.....................................................................................5
B. Konsep Dasar Laporan Keuangan................................................................................5
C. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan .............................................................................6
D. Analisis Laporan Keuangan.........................................................................................9
E. Bentuk dan Perhitungan Rasio Keuangan....................................................................9
BAB III PENUTUP................................................................................................................
Kesimpulan...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Laporan keuangan adalah suatu hal yang perlu dilakukan untuk menilai kinerja
perusahaan dan digunakan untuk membandingkan kondisi perusahaan dari tahun ke tahun,
apakah perusahaan tersebut mengalami peningkatan atau penurunan, sehingga perusahaan dapat
mengambil keputusan yang lebih baik untuk tahun mendatang sesuai kinerja perusahaan.
Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi yang relevan
mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo angaran lebih, arus kas, hasil operasi,
memberikan informasi keuangan dalam membuat keputusan ekonomi, dan perubahan ekulitas
suatu etitas pelaporan yang bermanfaat bagi para penguna dalam membuat dan mengefaluasi
keputusan mengenai alokasi sumber daya.
Laporan keuangan memiliki keterbatasan yaitu: bersifat historis, bersifat umum, tidak
luput dari penggunaan timbangan dan taksiran, hanya melaporkan informasi bersifat material,
bersifat konsevatif dalam menghadapi ketidak pastian, lebih menekankan pada penyajian
transaksi dan peristiwa sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk
hukumnysa (formalitas) dan adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
menimbulkan variasi dalam pengukuran sumberdaya ekonomis.
Analisis rasio keuangan merupakan alat yang dinyatakan dalam relatif maupun absolute
untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan yang lain dalam suatu
laporan keuangan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada penjelasan latar belakang di atas dapat di rumuskan masalahnya sebagai
berikut:

1. Apa pengertian laporan keuangan ?


2. Apa saja konsep dasar laporan keuangan ?
3. Apa bentuk-bentuk laporan keuangan ?
4. Bagaimana analisis laporan keuangan ?
5. Bagaimana bentuk dan perhitungan rasio keuangan ?
C. TUJUAN PENULISAN

1. Menjelaskan pengertian laporan keuangan


2. Menjelaskan konsep dasar keuangan
3. Menjelaskan bentuk-bentuk laporan keuangan
4. Menjelaskan analisis laporan keuangan
5. Menjelaskan bentuk dan perhitungan rasio keuangan

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Laporan Keuangan
a. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2012:5)
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI, 2015), laporan keuangan merupakan suatu
penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja suatu entitas.
b. Standar Akuntansi Keuangann (SAK)
Laporan keuangan ngan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap
biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang
dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya : laporan arus kas (dana), catatan
dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan.
c. Kamir (2014:7)
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan
pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
B. Konsep Dasar Laporan Keuangan
1. Kesatuan Usaha (Accounting Entity)
Konsep ini menghendaki pemisahan secara tegas antara perusahaan dengan pihak-
pihak yang berkepentingan dengan sumber-sumber perusahaan (pemilik perusahaan)
pada Perseroan Terbatas pemisahan tersebut telah dilakukan secara hokum pada
Perusahaan Perseorangan dan usaha bersama (Persekutuan) hendaknya dibuat suatu
pos yang menjelaskan hubungan antara pemilik perusahaan dengan perusahaan,
misalnya rekening Prive. Jika terjadi pemisahan harta dari perusahaan dan kepada
pemilik, maka seharusnya dilakukan melalui transaksi pembagian laba.
2. Kesinambungan (Going Concern)

Konsep ini mengasumsikan umur yang tidak terbatas bagi suatu perusahaan. Dengan
kata lain, perusahaan didirikan untuk terus melanjutkan usahanya dan tidak
dibubarkan.

3. Periodisasi (Timed Period)

Konsep ini menghendaki adanya pemecahan umur perusahaan menjadi periode-


periode. Periodisasi dilakukan untuk menyediakan informasi keuangan yang berguna
bagi pihak yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Laporan
keuangan periodik diharapkan dapat membantu penggunanya, walaupun laporan
keuangan bukan suatu gambaran yang lengkap dan tepat mengenai tingkat
keberhasilan suatu perusahaan.

5
4. Pengukuran dalam Nilai Uang (Measurement in Terms of Money)

Konsep ini menghendaki penggunaan uang sebagai denominator umum dalam


pengukuran harta, utang dan perubahannya.

5. Harga Pertukaran (Exchange Price)

Konsep ini menghendaki harga pertukaran sebagai dasar pencatatan transaksi


keuangan. Harga Pertukaran adalah jumlah uang yang harus diterima atau dibayarkan
dalam suatu transaksi. Harga pertukaran dianggap sebagai dasar pencatatan yang
paling tepat, karena harta ditentukan secara obyektif oleh pihak-pihak yang tersangkut
serta didukung oleh bukti-bukti yang dapat diperiksa kelayakannya oleh pihak yang
bebas/independen.

6. Basis Akrual (Accrual Base)

Konsep ini menghendaki penggunaan metode akrual sebagai dasar penentuan laba
periodik dan posisi keuangan. Berdasarkan metode akrual, pengukuran harta, utang
dan perubahannya dilakukan atas dasar waktu terjadinya dan tidak tergantung pada
saat diterima atau dibayarkan uang.l

C. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan


1. Laporan Laba-Rugi
Laporan laba-rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya
dan laba rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. (S. Munawir,
1992:26)

6
2. Laoran Perubahan Modal
Laporan perubahan modal (capital statement) dalam istilah akuntansi merupakan jenis
laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai perubahan modal perusahaan
dalam periode tertentu. Laporan perubahan modal ini berfungsi untuk menunjukkan
seberapa besar perubahan modal yang terjadi dan apa yang menyebabkan Perubahan
tersebut terjadi.

3. Neraca
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu
perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi
keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana
buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun
kalender. Sehingga neraca sering disebut dengan "Balance Sheet". (5. Munawir, 1992 :
13).

7
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas atau cash flow berfungsi untuk memberikan informasi mengenai arus
kas masuk dan arus kas keluar.

8
5. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan ini merupakan laporan yang memberikan informasi apabila terdapat laporan
keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu.

D. Analisis Laporan Keuangan


Menurut Myer (2004:5) definisi laporan keuangan adalah "analisis mengenai dua daftar
yang disusun akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan".
E. Bentuk dan Perhitungan Rasio Keuangan
1. Rasio Likuiditas (liquidity ratio)
Rasio Likuiditas adalah rasio yang mengambarkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Rasio likuiditas merupakan perbandingan aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio
ini dapat menjadi alat atau informasi yang dapat membantu perusahaan untuk
meningkatkan manajemennya. Rasio liquiditas merupakan indikator performa perusahaan
dan situasi keuangannya.

9
Contoh mudahnya, rasio likuiditas ditunjukkan oleh rasio kas terhadap kewajiban
lancarnya, misalnya pembayaran gaji karyawan, pembayaran tagihan listrik, pelunasan
biaya telepon, dan pembayaran iuran PDAM.
Rasio ini tidak hanya penting untuk membuat performa perusahaan terlihat bagus
di mata investor, namun juga dapat digunakan untuk menganalisis tren, membandingkan
dengan perusahaan kompetitor, dan mengukur kemajuan atau pencapaian target yang telah
ditetapkan.
Rasio likuiditas sendiri memiliki beberapa jenis seperti current ratio, quick ratio, Rasio
Kas, Net profit margin, Gross Profit on Net Sales, Times Interest Earned Ratio, Days
Sales Outstanding (DSO) Ratio, dan cash ratio. Berikut cara menghitung rasio likuiditas:

Current ratio = (Aktiva lancar : utang lancar) x 100%


Quick ratio = [(Aktiva lancar – persediaan / utang lancar ] x 100%
Cash ratio = [(Kas + setara kas) : utang lancar] x 100%
Rasio Kas= (Pendapatan Bersih + Penurunan Nilai) : Total Pinjama.
Net profit margin= (Pendapatan total- Pengeluaran total) : Pendapatan total.
Laba kotor dari penjualan bersih= Penjualan bersih-Harga pokok penjualan):
Penjualan bersih.
Times Interest Earned Ration:Laba sebelum pajak dan beban bunga : bunga.
Days Sales Outstanding (DSO) Ratio: Rata-rata piutang : pendapatan per hari.

2. Rasio Solvabilitas (leverage ratio)


Rasio ini untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang atau
modalnya. Dan rasio yang biasa dipergunakan adalah ratio hutang (debt ratio), fixed
charge coverage, times interest earned, serta cash flow coverage.
Rasio solvabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
melunasi semua kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, dengan
jaminan aktiva atau kekayaan yang dimiliki perusahaan hingga perusahaan tutup atau
dilikuidasi.
Rasio solvabilitas yang biasanya dipakai untuk mengukur apakah keuangan
perusahaan asuransi sehat atau tidak. Dengan begitu, nasabah produk asuransi jangka
panjang seperti produk asuransi jiwa bisa menilai perusahaan sebelum memilihnya. Rasio
solvabilitas atau atau leverage ratio atau solvency ratio membandingkan beban utang
perusahaan secara keseluruhan terhadap aset atau ekuitasnya. Rasio ini memaparkan
jumlah aset perusahaan yang dimiliki pemegang saham dibandingkan dengan aset yang
dimiliki kreditor (pemberi utang). Jika aset perusahaan lebih banyak dimiliki pemegang
saham, perusahaan tersebut kurang leverage. Jika kreditur atau pemberi utang, biasanya
bank, memiliki aset secara dominan, perusahaan tersebut memiliki tingkat leverage yang
tinggi.

10
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang
menggunakan semua aset sebagai penjamin utang yang menjadi konsep dasar akuntansi.
Solvabilitas perusahaan merefleksikan kemampuan perusahaan dalam melunasi atau
membayar semua pinjaman melalui jumlah aktiva yang dimiliki. Kemampuan ini nantinya
akan memengaruhi laporan keuangan perusahaan.
Rasio Solvabilitas memiliki berbagai jenis, berikut adalah jenis rasio solvabilitas
dan cara penghitungannya:
Debt to equity ratio (rasio utang terhadap ekuitas)
Rumus: Debt to Equity Ratio (DER) = Total Utang / Ekuitas (Modal) x 100%
Rasio ini memperlihatkan bahwa dana pinjaman yang segera jatuh tempo akan
ditagih dibandingkan modal yang dimiliki. Penghitungan rasio bertujuan mengetahui
seberapa besar bagian dari modal, termasuk pengertian modal dan jenis-jenis modal yang
menjadi jaminan utang lancar.

Debt ratio (rasio utang)

Rumus: Rasio Utang = Total Utang / Total Aset x 100%


Debt ratio atau rasio utang menilai seberapa besar perusahaan berpatokan pada
utang untuk membiayai asetnya. Rasio ini membandingkan total utang (liabilities) dengan
total aset yang dimiliki.

Times interest earned ratio

Rumus: Times interest earned ratio = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Beban
Bunga x 100%

Rasio ini disebut juga interest coverage ratio yang mengukur kemampuan
perusahaan untuk melunasi beban bunga pada masa yang akan datang. Rasio ini
membandingkan laba sebelum pajak dan bunga terhadap biaya bunga yang sesuai dengan
prinsip prinsip akuntansi.

Rasio Solvabilitas memiliki manfaat sebagia berikut:


Untuk menganalisis posisi perusahaan jika dilihat dari kewajiban utangnya.
Untuk mengetahui sejauh mana perusahaan mampu memenuhi utang-utang beserta
bunganya.
Untuk meninjau keseimbangan nilai aktiva (aset) terhadap modal perusahaan.
Untuk mengetahui berapa banyak aset perusahaan yang disokong oleh utang.
Untuk menganalisis pengaruh utang terhadap pengelolaan aset.
Untuk mengetahui berapa porsi modal perusahaan yang dijadikan jaminan utang
jangka panjang.

11
Untuk mengetahui jumlah dana pinjaman yang akan segera ditagih (jatuh tempo)
terhadap modal perusahaan.
3. Rasio Aktivitas/Perputaran (activity ratio)
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas pemanfaatan sumber daya
perusahaan. Rasio yang biasa dipergunakan adalah sebagai berikut: inventory turnover,
average collection periods, fixed assets turnover, dan total asset turnover.
Rasio ini digunakan untuk memeriksa tingkat investasi yang dilakukan pada aset
dan pendapatan yang dihasilkannya. Karena alasan ini, rasio aktivitas juga dikenal sebagai
rasio operasi atau analisis rasio perputaran.
Rasio ini juga berguna untuk membandingkan bagaimana kinerja perusahaan
berdasarkan tren dari waktu ke waktu dalam analisis pernyataan horizontal atau bagaimana
kinerja perusahaan bersaing dengan kompetitor dalam analisis perusahaan yang sebanding.
Rasio Aktifitas mempunyai berbagai jenis sebagai berikut:
Rasio Perputaran Total Aset (Total Asset Turnover)
Rumus: Total Asset Turnover = Penjualan Bersih ÷ Total Aset Rata-rata
Rasio ini mengukur aktivitas aset dan kemampuan perusahaan menghasilkan
penjualan melalui asetnya. Pada intinya, semakin tinggi rasio ini, semakin baik bagi
perusahaan karena ini berarti dapat menghasilkan lebih banyak penjualan dengan beberapa
tingkat aset tertentu.
Rasio Perputaran Aset Lancar (Current asset turnover)
Rumus: Perputaran Aset Lancar = Penjualan Bersih ÷ Aset Lancar Rata-rata
Mirip dengan rasio perputaran persediaan, perbedaannya adalah rasio perputaran
aset lancar mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan dari aset lancarnya,
seperti kas, inventaris, piutang, dll .
Nilai yang lebih besar untuk rasio ini lebih disukai karena ini berarti kemampuan
menghasilkan lebih banyak penjualan dari sejumlah aset lancar tertentu.
Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover )
Rumus: Penjualan menjadi Modal Kerja = Penjualan ÷ Modal Kerja Rata-rata.
Rasio ini mengukur jumlah uang tunai yang dibutuhkan untuk menghasilkan
tingkat penjualan tertentu. Mengingat hal ini, modal kerja yang tinggi kemungkinan besar
mengindikasikan penggunaan modal kerja yang menguntungkan.
Dengan kata lain, penjualan harus mencukupi terkait dengan modal kerja yang
tersedia. Namun, perbandingan dengan perusahaan sejenis atau rata-rata industri harus
dibuat sebelum menarik kesimpulan.

12
Rasio Perputaran Piutang (Accounts Receivable Turnover)
Untuk mengukur berapa kali piutang dapat diubah oleh perusahaan menjadi uang tunai,
kita harus menghitung rasio perputaran piutang. Rasio yang menunjukkan likuiditas
piutang dapat dihitung sebagai berikut:
Rumus: Perputaran Piutang Usaha = Penjualan Bersih ÷ Rata-rata Piutang Bersih
Hasil perhitungan dapat disajikan dalam waktu per tahun atau dalam hari. Jika
diukur dalam hitungan kali per tahun, tren penurunan rasio ini akan berdampak negatif
bagi suatu perusahaan, artinya kemampuan mengubah piutang menjadi kas menjadi lebih
rendah.
Namun, jika diukur dalam hitungan hari, tren penurunan rasio ini
direkomendasikan, karena ini berarti lebih sedikit hari yang dibutuhkan untuk mengubah
piutang menjadi uang tunai. Rumus penghitungan piutang dalam hitungan hari sedikit
berbeda:
Rumus: Perputaran Piutang Usaha (Hari) = Rata-Rata Piutang Kotor ÷ (Penjualan
Bersih ÷ 360)
Sering disebut sebagai periode penagihan rata-rata, perputaran piutang dalam beberapa
hari juga dapat dihitung sebagai berikut:
Rumus: Periode Penagihan Rata-rata (Perputaran Piutang dalam Hari) = 360 ÷
Perputaran Piutang
Pada dasarnya, indikator ini mengukur jumlah hari antara tanggal penjualan kredit
dilakukan dan hari dan ketika uang telah diterima dari pembeli.
Rasio Perputaran Hutang( accounts payable turnover)
Rasio ini dapat digunakan untuk melakukan analisa aktivitas suatu perusahaan. Rasio ini
mengukur berapakali per tahun perusahaan membayar hutangnya kepada pemasok
(kreditor), dapat dihitung sebagai berikut:
Rumus : Rasio perputaran hutang= Harga pokok penjualan ÷ Hutang usaha
Rumus alternatif: perputaran hutang= pembelian ÷ rata-rata hutang
Rasio HUtang Beredar (Days payable Outstanding)
Rasio ini untuk mengukur jumlah hari rata-rata dibutuhkan oleh perusahaan untuk
membayar hutang kepada krediturnya, menghitung rasio ini dengan rumus :
Rumus: Hari hutang hutang= Hutang usaha ÷ rata-rata biaya penjualan harian
Rasio perputaran persediaan (inventory turnover)
Rasio ini menunjukkan berapa hari perusahaan biasanya membutuhkan untuk mengubah
persediaan menjadi penjualan.

13
Rumus: perputaran persediaan = harga pokok penjualan ÷ persediaan rata-rata
Rumus penghitungan juka dalam hitungan hari
Rumus: perputaran persediaan harian = persediaan rata-rata ÷ harga pokok
penjualan ÷ 365
Rumus alternatif : perputaran inventaris dalam hari= 360 ÷ perputaran inventaris
( inventaris hari beredar)
Rasio perputaran kas ( cash turnor)
Rasio ini mengukur berapa kali kas perusahaan telah dibelanjakan selama beberapa
periode.
Rumus : perputaran kas = penjualan ÷ kas rata-rata dan setara kas.
Formula alternatif untuk rasio ini juga memasukkan sekuritas yang dapat dipasarkan ke
dalam perhitungan:
Rumus: perputaran kas= penjualan ÷ kas rata-rata dan setara kas dan saham yang
dapat dipasarkan
Rasio siklus operasi ( operating cycle)
Rasio operasi adalah jumlah hari yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengubah
persediaannya menjadi uang tunai, siklus operasi bisnis berlangsung kurang dari satu
tahun, namaun ada pengeecualian.
Rumus: siklus operasi= perputaran piutang dalam hari+ perputaran persediaan
dalam hari
Rasio siklus konversi kas (cash conversion cycle)
Rasio ini didefinisikan sebagai jumlah hari yang di butuhkan oleh perusahaan untuk
menghasilkan pendapatan dari asernya.
Rumus: siklus konversi kas= periode konversi persediaan + periode konversi piutang
– periode konversi hutan

4. Rasio profitabilitas (profitability ratio)


Rasio ini digunakan untuk memberikan gambaran tentang ukuran tingkat efektifitas
manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba.
Margin laba kotor ( gross profit margin)
Margin Laba Kotor atau yang disebut dengan Gross Profit Margin adalah
perhitungan antara penjualan dengan beban. Perhitungan GPM berguna untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam melakukan controlling terhadap biaya persediaan.

14
Rumus GPM adalah :
GPM = Penjualan-Harga Pokok Penjualan Penjualan
Margin laba operasional ( operating profit margin)
Jenis rasio margin yang satu ini merupakan perhitungan keuntungan murni atas
kegiatan operasional perusahaan berupa proses penjualan yang telah dilakukan.
Rumus OPM adalah :
OPM =Laba sebelum pajakPenjualan
Rasio pengembalian asset (Return on asset ration)
Return on Asset Ratio (ROA) adalah alat yang digunakan untuk menilai persentase laba
terhadap total aset yang dimiliki perusahaan.
Rumus ROA adalah
ROA : Laba bersih Total aset

Rasio Pengembalian Ekutitas (retrun on equity ration)


Rasio ini merupakan instrument penghitung kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba terhadap ekuitas atau modal yang diberikan oleh para pemodal
(pemegang saham)
Rumus : rasio pengembalian ekuitas = laba bersih setelah pajak ekulitas pemegang
saham
Rasio pengembalian penjualan (retrun on sales ration)
Rasio ini merupakan jenis penghitungan yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan lebih tinggi dari biaya variable
demi kepentingan produksi.
Rumus : rasio pengembalian penjualan= laba sebelum pajak dan bunga penjualan x
100%

5. Rasio Pertumbuhan (growth ration)


Rasio ini digunakan untuk mengambarkan kemampuan perusahaan
mempertahankan posisi ekonominya ditengah pertumbuhan ekonomi dan sector usahanya.
Growth ratio (rasio pertumbuhan) adalah ratio yang digunakan untuk menunjukkan
tingkat persentase pertumbuhan dari waktu ke waktu. Growth ratio biasanya dimanfaatkan
perusahaan untuk menghitung pertumbuhan kinerja perusahaan bersangkutan.

15
Rumus : rasio pertumbuhan =((present-past)/past) X 100 %

Jenis-jenis rasio ini sebagai berikut

Pertumbuhan penjualan
Pertumbuhan laba bersih
Pertumbuhan pendapatan per saham
Pertumbuhan dividen per saham

6. rasio penilaian ( valuation ration)

Rasio ini memberikan ukuran kemampuan menejemen menciptakan nilai pasar


usahanya diatas biaya investasinya. Rasio ini merupakan ukuran kegiatan yang paling
lengkap karena rasio ini mencerminkan rasio resiko ( likuiditas dan solvabilitas) dan rasio
pengembalian (aktifitas, profetabilitas dan pertumbuhan). Rasio penilaian ini penting
sekali karena hubungannya dengan tujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan kekayaan
pemegang saham.

Rasio-rasio penilaian adalah ukuran kinerja yang paling menyeluruh untuk suatu
perusahaan karena rasio ini mencerminkan pengaruh gabungan dari rasio hasil
pengembalian dan resiko.

a. Rasio harga atau laba (Price to earning ratio)

Price to earning ratio = Harga Pasar Saham /Laba per lembar saham

Semakin tinggi price to earning ratio ini, maka akan memberikan indikasi bahwa kinerja
perusahaan juga semakin baik. Namun dalam hal menganalisa price to earning ratio ini,
perlu dikaitkan dengan pertumbuhan dari laba saham biasa agar tidak memperoleh
kesimpulan yang menyesatkan.

b. Rasio harga pasar terhadap nilai buku (Market to Book Ratio)

Market to book ratio = Harga pasar saham biasa / Nilai buku

Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan
organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh.

Market to book ratio perusahaan haruslah paling sedikit bernilai satu (1), yang berarti nilai
pasar daripada perusahaan harus sama atau lebih besar daripada nilai buku perusahaan.

16
KESIMPULAN

17
DAFTAR PUSTAKA

18

Anda mungkin juga menyukai