Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“STRUKTUR TEORI AKUNTANSI”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Teori Akuntansi

Dosen Pengampu: Dr. Windu Mulyasari, SE., M.Si., CSRA

Kelas : VB

KELOMPOK 6

1. Nia Kurnia (5552190003)


2. Eka Septiyani (5552190007)
3. Selly Apriyani (5552190024)
4. Rizka Fitriyanti (5552190035)

JURUSAN S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Struktur Teori Akuntansi” ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Teori Akuntansi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan terkait
dengan Struktur Teori Akuntansi.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ‘Perkembangan Penyusunan Standar Akuntansi” ini
dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi pembacanya.

Serang 7 September 2021

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................1

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:..........................2

BAB II.............................................................................................................................................3

PEMBHASAN................................................................................................................................3

D. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan....................................................................3

E. Sifat Postulat Akuntansi.....................................................................................................4

F. Prostulat-prostulat Akuntansi...........................................................................................5

G. Metodologi Dalam Perumusan Akuntansi.......................................................................7

H. Pendekatan Untuk Perumusan Teori Akuntansi............................................................8

BAB II...........................................................................................................................................11

PENUTUP....................................................................................................................................11

I. KESIMPULAN............................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu kunci penting dalam definisi akuntansi adalah informasi keuangan. Sederetan
angka belum tentu merupakan informasi tetapi tetap hanya sekedar data jika deretan angka
tersebut tidak mempunya makna atau nilai bagi yang membacanya. Nilau informasi adalah
kemampuan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keyakinan pemakai dalam
pengambilan keputusan.
Tujuan akuntansi dan laporan keuangan pada dasarnya untuk menyediakan informasi
keuangan suatu badan usaha yang akan digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan
sebagai dasar pengambilan suatu keputusan ekonomi. Untuk itu dibutuhkan suatu Standar
Akuntansi Keuangan yang baik dan dapat dimengerti oleh berbagai pihak pengguna laporan
keuangan. Pelaporan keuangan dalam hal ini mencakupi pula penyediaan informasi yang
manajemen ingin menyampaikan selain melalui statement baik lantaran wajib diungkapkan
untuk memenuhi undang-undang, peraturan pemerintah, atau kebiasaan maupun lantaran
manajemen sendiri menganggap bahwa informasi tersebut bermanfaat bagi pihak luar dan
berkehnedak untuk mengungkapnya secara sukarela.
Pengukuran dan pengakuan menentukan lingkup pelapiran keuangan yang wajib
diaajikan melalui seperangkat penuh statement keuangan. Dalam akuntansi pedoman yang
dimaksud adalah prinsip akuntansi terutama standar akuntansi untuk itu perlu diketahui
struktur teoritis akuntansi menyangkut dan bagaimana konsep teori akuntansi ditetapkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lapiran keuangan dan tujuannya?
2. Apa saja sifat postulat akuntansi?
3. Bagaimana metodologi perumusan teori akuntansi?
4. Bagaimana pendekatan teori akuntansi?

1
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kontribusi pemikiran kepada para pemakai dalam memahami bagaiaman
struktur teori akuntansi.
2. Memahami struktu teori akuntansi kaitannya dalam praktek akuntansi.

2
BAB II

PEMBHASAN

D. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan

1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu
periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan. Laporan
keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Kondisi keuangan suatu perusahaan
akan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang terdiri dari
neraca, laporan laba rugi serta laporan keuangan lainnya.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi


Keuangan (PSAK) No. 1 (2015:3) adalah :
Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

Menurut Weygandt, et al. (2008: 58), FASB menyimpulkan bahwa tujuan-tujuan dari
pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang:
1. Berguna bagi mereka yang membuat keputusan investasi dan kredit.
2. Membantu dalam memperkirakan arus kas di masa depan.
3. Mengidentifikasi sumber daya ekonomi (asset), klaim atas sumber daya tersebut
(kewajiban) serta perubahan pada sumber daya dank laim tersebut.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3), tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi

keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi.

3
Para pemakai laporan akan menggunakan untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai

dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambil. Informasi mengenai

dampak keuangan yang timbul tadi sangat berguna bagi pemakai untuk meramalkan,

membandingkan dan menilai keuangan. Seandainya nilai uang tidak stabil, maka hal ini akan

dijelaskan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila

dilaporkan tidak saja aspek-aspek kuantitatif, tetapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya

yang dirasakan perlu.

E. Sifat Postulat Akuntansi

Dalam teori akuntansi kita sering dibingungkan oleh istilah-istilah yang agak mirip, tetapi
mempunyai arti yang berbeda seperti istilah: aksioma, postulat, konsep, convention,
generalization, praktik, prosedur, prinsip, standar, norma dll. Kebingungan seperti itu dapat
dihindari dengan mempertimbangkan penyusunan struktur teori akuntansi secara deduktif,
proses interaktif di mana tujuan akuntansi menyediakan dasar untuk postulat dan konsep
teoritis dari mana teknik-teknik diturunkan.

Kita memulai dengan definisi berikut ini:

1) Postulat akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri atau
disebut juga aksioma yang sudah diterima kesesuaiannya dengan tujuan laporan
keuangan yang menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosiologi dan hokum di
suatu tempat dimana akuntansi itu beroperasi.
2) Konsep teoritis akuntansi adalah pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau
aksioma, juga berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan laporan
keuangan, yang menggambarkan sifat entitas akuntansi yang beroperasi dalam ekonomi
bebas yang dikarakteristikkan oleh kepemilikan pribadi atas kekayaan.
3) Prinsip akuntansi adalah aturan keputusan umum, yang diturunkan baik dari tujuan dan
konsep teoritis akuntansi yang mengatur pengembangan teknik-teknik akuntansi.

4
4) Teknik (standar) akuntansi adalah aturan spesifik yang diturunkan dari prinsip akun-
akuntansi untuk memperlakukan transaksi atau peristiwa tertentu yang dihadapi oleh
entitas akuntansi.

F. Prostulat-prostulat Akuntansi
1) Prostulat Entitas (Entity)

Akuntansi mencatat hasil kegiatan operasi dari suatu entity (lembaga atau peruahaan)
yang terpisah dan dibedakan dari pemilik. Menurut konsep ini kita bisa menyusun
laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan pemakainya, maka setiap perusahaan
dianggap sebagai uni akuntansi yang terpisah dari pemiliknya.

Berdasarkan pengertian ini maka yang menjadi objek dan perhatian dar akuntansi yang
dimasukkan ke dalam laporan keuangan adalah kejadian yang dialami oleh lembaga atau
perusahaan dan bukan merupakan gabungan dengan pribadi pemiliknya. Konsep ini
disebut dengan firm oriented.

Dari sisi lain konsep entity ini dilihat dari kepentingan ekonomi dari beberapa konsumen
laporan keuangan suatu entity bukan dari kegiatan administrasi lembaga tadi. Pengertian
ini disebut dengan user oriented. Dalam konsep ini yang menjadi perhatian dalam
penyusunan laporan keuangan adalah para pemakainya. Informasi apa yang diinginkan
pemakai itulah yang dilaporkan dalam laporan keuangan . Untuk mengetahui apa yang
diinginkan para pemakai laporan, perlu diketahui :

 Kepentingan para pemakai laporan


 Sifat-sifat dari para pemakai laporan

Contoh yang paling jelas di sini adalah Akuntansi Sosial, Akuntansi Lingkungan,
Akuntansi SDM, dll. Dalam bidang ini yang menjadi dasar bertolak adalah apa yang
diinginkan oleh para pemakai laporan keuangan dan bukan tentang apa maunya teori
akuntansi.

2) Postulat Kelangsungan Usaha (Going Concern)


Postulat kelangsungan usaha, atau postulat kontinuitas, menyatakan bahwa entitas
akuntansi akan terus beroperasi untuk melaksanakan projek, komitmen, dan aktivitas

5
yang sedang berjalan. Postulat mengasumsikan bahwa perusahaan tidak diharapkan untuk
dilikuidasi dalam masa mendatang yang dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas
akan terus beroperasi untuk periode waktu yang tidak tertentu. Postulat ini memberikan
pembenaran terhadap penilaian asset secara historical cost dan book value bukan current
value atau liquidation value. Dalam asumsi ini seolah dinyatakan bahwa nilai atau harga
yang terdapat dalam laporan keuangan didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan ini
tidak akan dilikuidasi atau dijual sehingga nilai dari asset atau utang dari perusahaan
yang akan dibubarkan. Tentu pada kenyatannya, nilai aset pada perusahaan yang sudah
berhenti dan mennunggu akan dibubarkan umumnya berbeda atau jauh lebih rendah dari
perusahaan yang masih terus beroperasi dan lancar. Postulat ini juga membenarkan
metode alokasi akuntansi seperti pembebanan penyusutan, penyisihan, konsep
konservatisme maupun amortisasi selama masa penggunaannya tau selama perusahaan
berjalan. Postulat going concern ini juga dapat dipergunakan untuk mendorong agar
manajer bersikap forward looking, melihat jauh ke depan dan investor pun dengan
pemahaman ini diharapkan ia akan bersedia menanamkan modalnya dalam perusahaan
dalam jangka waktu yang lama atau terus menerus agar ia mendapatkan value added dari
kinerja perusahaan.

3) Postulat Unit Pengukur (Unit Of Measure)

Postulat ini disebut juga monetery unit postulate menganggap bahwa setiap transaksi
harus diukur dengan suatu alat ukur atau alat tukar yang seragam. Alat ukur yang dipakai
dalam akuntansi adalah alat ukur moneter. Postulat ini menimbulkan 2 keterbatasan
yaitu :

 Akuntansi terbatas pada pemberian informasi dalam satuan moneter tanpa mencatat
informasi non moneter lainnya yang relevan. Sehingga akuntansi dianggap hanya
menginformasikan sebatas : kuantitatif, formal, terstruktur, dapat diaudit, angka-
angka dan berorientasi pada masa lalu. Informasi non akuntansi dianggap kualitatif,
informal, penjelasan, tidak dapat diaudit dan berorientasi pada masa depan. Namun
para ahli pada saat ini teus berupaya agar informasi yang diberikan oeh akuntansi
keuangan dapat memasukkan aspek kualitatif melalui berbagai instrumen laporan.

6
 Unit moneter itu sendiri sifatnya berfluktuasi tergantung pada kemampuan daya beli.
Pada kenyataannya, daya beli itu tidak stabil karena termakan oleh inflasi sehingga
informasi keuangan yang disajikannya akan kehilangan relevansi.

4) Postulat Periode Akuntansi


Meskipun postulat kelangsungan usaha menyatakan bahwa perusahaan akan tetap ada
untuk periode waktu yang tidak terbatas, pemakai meminta berbagai informasi tentang
posisi keuangan dan kinerja perusahaan untuk membuat keputusan jangka pendek.
Sebagai tanggapan terhadap kendala yang disebabkan lingkungan pemakai, postulat
periode akuntansi menyatakan bahwa laporan keuangan yang menggambarkan perubahan
dalam kesejahteraan perusahaan seharusnya diungkapkan secara periodik.

Panjangnya periode waktu dapat bervariasi tetapi hukum pajak penghasilan yang
mensyaratkan penentuan income dengan dasar tahunan dan praktik bisnis tradisional,
menggunakan periode normal satu tahun. Meskipun kebanyakan perusahaan
menggunakan periode akuntansi yang terkait dengan tahun kalender, beberapa
perusahaan menggunakan tahun fiskal atau tahun bisnis alami". Bila siklus bisnis tidak
berhubungan dengan tahun kalender akan lebih bermanfaat untuk mengakhiri periode
akuntansi ketika aktivitas bisnis telah mencapai titik terendah. Karena kebutuhan akan
informasi yang tepat waktu, relevan dan sering, kebanyaka perusahaan juga menerbitkan
laporan interim yang menyediakan informasi keuangan triwulanan atau bulanan. Studi
empiris tentang reaksi pasar modal atas penerbitan laporan intern dan dampaknya
terhadap keputusan investasi pemakai mengindikasikan kegunaan laporan interim. Untuk
menjamin kredibilitas laporan interim, Accounting Principles Board menerbitkan APB
Opinion No.28, yang mensyaratkan laporan interim seharusnya didasarkan pada prinsip
akuntansi dan praktik yang sama dengan yang digunakan dalam pembuatan laporan
tahunan.

G. Metodologi Dalam Perumusan Akuntansi


Terdapat 3 metode akuntansi yaitu:

1. Metode Deskriptif (Descriptive Accounting)

7
Akuntansi adalah suatu seni yang tidak dapat diformalisasikan dan bahwa metodologi
yang digunakan dalam formulasi suatu teori akuntansi secara tradisional adalah usaha
untuk menjustifikasi apa yang telah terjadi dengan mengodigikasikan praktek-praktek
akuntansi.
Infentory of Generally Accepted Accounting Principles fpr Bussines Enterprise
Enterprise (Paul Grady), Accounting Priciples Board (APB) Statement No 4 merupakan
bentuk pendekatan deskriptif dalam akuntansi.
2. Metode Normatif (Normative Accounting)
Akuntansi normative adalah teori akuntansi berusaha untuk menjustifikasi apa yang
seharusnya terjadi, bukan apa yang terjadi. A Statement of Basic Accounting Theory
(American Accounting Association) merupakan bentuk pendekatan normatif dari
akuntansi.
3. Metode Positive (1970-an)
Teori Akuntansi Positif adalah Penjelasan atau penalaran untuk menunjukkan secara
ilmiah kebenaran pernyataan atau fenomena akuntansi seperti apa adanya sesuai fakta.
Fakta sebagai sasaran, menurut Friedman (1953), pada hakekatnya terbebas dari ikatan
berbagai aspek etika-sebagaimana dikemukakan Keynes. Dia lebih mengacu ke istilah
"apa adanya" (what it is) daripada ke istilah "seharusnya demikian" (it should be). Teori
ini bertujuan menjelaskan meramalkan, dan memberi jawaban atas praktik akuntansi. Di
samping itu, teori ini juga meramalkan berbagai fenomena akuntansi dan
menggambarkan bagaimana interaksi antar-variabel akuntansi dalam dunia nyata.
Validitas teori akuntansi positif dinilai atas dasar kesesuaian teori dengan fakta atau apa
yang nyatanya terjadi (what it is).

H. Pendekatan Untuk Perumusan Teori Akuntansi


Walaupun belum ada satupun teori akuntansi yang komprehensif, namun berbagai teori
akuntansi yang bersifat menengah atau setengah jadi telah dihasilkan melalui sejumlah
pendekatan yang berbeda.

Untuk menjamin kejelasan, dibatasi hanya pada pendekatan tradisional untuk menyusun teori
akuntansi.

8
Pendekatan-pendekatan tradisional ini meliputi:

1. Nonteoretis : praktis (pragmatis) dan kekuasaan


Pendekatan nonteoritis (pragmatis) dan kekuasaan adalah suatu pendekatan
pragmatis (praktis) dan pendekatan kekuasaan. Pendekatan pragmatis (pragmatic
approach) terdiri atas penyusunan suatu teori yang ditandai oleh kesamaannya dengan
praktik dunia nyata yang berguna dalam artian memberikan solusi yang sifatnya praktis.
Pendekatan kekuasaan (authoritarian approach) untuk perumusan suatu teori akuntansi,
yang terutama dipergunakan oleh organisasi professional, terdiri atas penerbitan
pernyataan sebagai regulasi dari praktik-praktik akuntansi. Pendekatan teori akuntansi
merasionalisasikan pilihan dari teknik-teknik akuntansi yang berdasarkan atas
pemeliharaan persamaan akuntansi, yaitu persamaan neraca dan persamaan laba
akuntansi. Persamaan neraca biasanya dinyatakan sebagai: AKTIVA = KEWAJIBAN +
EKUITAS. Persamaan laba akuntansi biasanya dinyatakan sebagai: LABA
AKUNTANSI = PENDAPATAN – BEBAN.
2. Teoretis :
Pendekatan teoritis (Pendekatan Deduktif) dalam penyususnan teori manapun
diawali dengan dalil dasar dan diteruskan dengan pengambilan kesimpulan logis
mengenai subjek yang dipertimbangkan. Langkah yang dipergunakan untuk memperoleh
pendekatan dediktif akan meliputi:
 Menentukan tujuan dari laporan keuangan
 Memilih “postulat” (asumsi yang menjadi pangkal dalil yang benar) dari
akuntansi
 Menghasilkan “prinsip” dari akuntansi
 Mengembangkan “teknik” dari akuntansi
1) Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif dari penyususnan sebuah teori diawali dengan observasi dan
pengukuran serta berlanjut pada kesimpulan umum. Pendekatan induktif untuk suatu teori
mencakup empat tahap :
 mencatat seluruh observasi

9
 menganalisis dan mengklasifikasikan observasi ini untuk mendeteksi adanya
hubungan yang berulang kembali dan kesamaan
 penurunan induktif dari generalisasi dan prinsip akuntansi dari observasi yang
menggambarkanbhubungan berulang
 menguji generalisasi.
2) Pendekatan Etis
Pendekatan etis, Inti dasar dari pendekatan etis adalah terdiri dari konsep kewajaran,
keadilan, ekuitas dan kenyataan. Konsep tersebut merupakan kriteria utama dari D.R
Scott untuk perumusan teori akuntansi. “Kewajaran” adalah tujuan yang diinginkan
dalam penyusunan suatu teori akuntansi, jika apa pun dinyatakan, dasarnya diverifikasi
secara logis dan empiris dan jika itu dibuat operasional oleh suatu definisi yang cukup
dan identifikasi dari propertinya.
3) Pendekatan Sosiologi
Pendekatan sosiologi bagi perumusan teori akuntansi menekankan pengaruh sosial dari
teknik akuntansi. Hal ini merupakan pendekatan etis yang berpusat pada suatu konsep
dari kewajaran yang lebih luas, kesejahteraan sosial. Berdasar pada pendekatan sosiologi,
prinsip atau teknik akuntansi yang ada dievaluasi untuk penerimaan dari dasar pengaruh
laporannya terhadap seluruh kelompok dalam komunitas.
4) Pendekatan Ekonomi
Pendekatan ekonomi dalam merumuskan suatu teori akuntansi menekankan pada
pengendalian perilaku dari indikator-indikator makro ekomoni yang dihasilkan oleh
adopsi dari berbagai teknik akuntansi. Ketika pendekatan etis berfokus pada suatu konsep
“kewajaran” dan pendekatan sosiologi pada suatu konsep “ kesejahteraan sosial”,
pendekatan ekonomi berfokus pada suatu konsep dari “ kesejahteraan ekonomi umum”.
Konsekuensi ekonomi dari laporan keuangan termasuk, antara lain:
 Ditribusi kesejahteraan
 Tingkat resiko agregat dan alokasi risiko diantara individu
 Konsumsi dan produksi agregat
 Alokasi sumber daya antar perusahaan
 Penggunaan sumber daya untuk produksi, sertifikasi, penyebaran, pemrosesan,
analisis dan interpretasi dari informasi keuangan

10
 Penggunaan sumber daya dalam pengembangan, penyesuaian, penekanan, dan
litigasi dari regulasi
 Penggunaan dari sumber daya dalam sektor privat mencari informasi.

11
BAB II

PENUTUP
I. KESIMPULAN

Tanpa adanya struktur perumusan teori akuntansi akan sangat sulit bagi penyusun standar
untuk mengevaluasi argumen bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik dalam
menggambarkan realitas ekonomi untuk menilai bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih efektif
daripada perlakuan yang lain dalam rangka mencapai tujuan sosial atau ekonomi tanpa. Tanpa
struktur teori ini tidak dapat dihindari kemungkinan para penyusun standar untuk menggunakan
konsep-konseo menurut selera sendiri tanpa satu haluan yang jelas, dalah hal ini juga dapat
mengakibatkan penyusunan standar akuntansi di salah gunakan oleh pihak tertentu.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed Riahi, Belkoui. 2011. Accounting Theory 5th ed. Jakarta: Salemba Empat.

Suwardjono. 2018. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPEE

Yogyakarta.

Yolanda, Fatrecia Kesuma. 2014. Amalisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar Dalam Penilaian

PT. Budi Satria Wahana Motor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 5 No. 1 Hal 93-
121.

13

Anda mungkin juga menyukai