Anda di halaman 1dari 19

AKUNTANSI KEPERILANKUAN DAN PENGUKURAN LABA

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Seminar Akuntansi Keuangan

Dosen : Achmad Fadjar, Dr., S.E., M.Si., Ak.

Disusun oleh :

Dinar Fahira Karim (0117101090)

Devi Wijayanti (0117101092)

Astri Octaviany Putri (0117101103)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WIDYATAMA

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan dan waktu kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami penulis dapat
menyeleaikan tugas makalah ini yang berjudul “Akuntansi Keperilakuan dan Pengukuran
Laba”. Makalah ini penulis buat untuk memenui salah satu tugas matakuliah Seminar Akuntansi
Keuangan.

Penulis menyadari akan keterbatasan serta hambatan dalam pembuatan makalah ini,
namun berkat kesadaran kami sebagai mahsiswa dan kemampuan keras serta tekad yang kuar,
akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan.

Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan. Untuk itu penulis memerlukan saran dan kritik dalam pembuatan makalah
selanjutnya. Akhir kata oenulis berharap Makalah ini dapat diterma dan dimengerti banyak
orang.

Bandung, Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

1.3. Tujuan Penulisan.............................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................................................................... 2

2.1. Akuntansi Keperilakuan...................................................................................................2

2.1.1. Pengertian Akuntansi Keperilakuan.........................................................................2

2.1.2. Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan...................................................................2

2.1.3. Aspek Akuntansi Keperilakuan.................................................................................3

2.1.4. Manfaat Akuntansi Keperilakuan.............................................................................4

2.2. Pengukuran Laba.............................................................................................................5

2.2.1. Konsep dan Definisi Laba.........................................................................................5

2.2.2. Definisi Pengukuran Laba.........................................................................................5

2.2.3. Pendekatan Pengukuran Laba..................................................................................5

2.3. Perataan Laba..................................................................................................................7

2.3.1. Definisi Perataan Laba..............................................................................................7

2.3.2. Jenis – Jenis Perataan Laba......................................................................................8

2.2.4. Motivasi Dilakukannya Perataan Laba.....................................................................8

2.2.5. Teknik yang dilakukan dalam Perataan Laba............................................................9

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................... 11

3.1. Kesimpulan....................................................................................................................11

ii
3.2. Saran............................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................ 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Akuntansi keperilakuan sebenarnya merupakan bagian dari ilmu akuntansi yang
semakin berkembang dalam 25 tahun belakangan ini. Awal perkembangan akuntansi
keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi manajemen, khususnya pada pembuatan
anggaran. Tetapi domain dalam hal ini terus berkembang dan bergeser ke arah akuntansi
keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit. Perkembangan yang pesat dari
akuntansi keperilakuan lebih disebabkan karena akuntansi secara simultan dihadapkan
pada ilmu-ilmu sosial yang menyeluruh mengenai bagaimana perilaku manusia
mempengaruhi data akuntansi dan keputusan bisnis, serta bagaiman akuntansi
mempengaruhi keputusan bisnis dan perilaku manusia

Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) adalah cabang akuntansi yang


mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi (Siegel, G. et
al. 1989). Istilah sistem akuntansi yang dimaksud di sini dalam arti yang luas yang
meliputi seluruh desain alat pengendalian manajemen yang meliputi sistem
pengendalian, sistem penganggaran, desain akuntansi pertangungjawaban, desain
organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi, desain pengumpulan biaya, desain
penilaian kinerja serta pelaporan keuangan.
Aspek keperilakuan dalam pelaporan keuagan meliputi perataan laba dan keandalan
informasi akuntasi dan relevansi informasi akuntansi bagi investor. Perataan laba
merupakan bagian dari manajemen laba yang disebabkan oleh pihak manajemen
mempunyai informasi privat untuk kepentingan dirinya. Manajemen laba intinya yaitu
masalah keperilakuan, yaitu perilaku manajemen yang mementingkan dirinya sendiri
dalam suatu pola keagenan. Yang perlu diperhatikan disini yaitu antara format/bentuk
pentingnya dengan isi yang disajikan/yang di alporkan. Orang dapat terpengaruh dengan
perbedaan format padahal memiliki isi yang sama.
Adanya pesyaratan pelaporan akuntansi dapat mempengaruhi perilaku dari berbagai
faktor baik itu karena adanya antisipasi penggunaan informasi, prediksi penggunaan

1
informasi, insentif, penentuan waktu maupun pengarahan perhatian dari pihak yang
akan menggunakan informasi.
1.2. Rumusan Masalah
Seperti yang telah diurakan pada latar belakang, maka penulis mengambil rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan akuntansi keprilakuan ?
2. Apa ruang lingkup yang dibahas dalam akuntansi keperilakuan ?
3. Apa saja aspek akuntansi keprilakuan ?
4. Apa manfaat akuntansi keprilakuan ?
5. Bagaimana konsep dan definisi laba ?
6. Apa yang dimaksud dengan pengukuran laba ?
7. Bagaimana pendekatan pengukuran laba ?
8. Apa yang di maksud dengan perataan laba ?
9. Apa saja jenis – jenis perataan laba ?
10. Apa dasar dilakukannya perataan laba ?
11. Apa saja teknik yang dilakukan dalam perataan laba ?

1.3. Tujuan Penulisan


Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan akuntansi keprilakuan ?
2. Apa ruang lingkup yang dibahas dalam akuntansi keperilakuan ?
3. Apa saja aspek akuntansi keprilakuan ?
4. Apa manfaat akuntansi keprilakuan ?
5. Bagaimana konsep dan definisi laba ?
6. Apa yang dimaksud dengan pengukuran laba ?
7. Bagaimana pendekatan pengukuran laba ?
8. Apa yang di maksud dengan perataan laba ?
9. Apa saja jenis – jenis perataan laba ?
10. Apa dasar dilakukannya perataan laba ?

2
11. Apa saja teknik yang dilakukan dalam perataan laba ?

3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Akuntansi Keperilakuan
2.1.1. Pengertian Akuntansi Keperilakuan
Ilmu akuntansi adalah bidang ilmu yang sangat luas sehingga bisa berkombinasi
dengan bidang ilmu lainnya. Salah satu bidang ilmu yang bisa berkombinasi dengan
ilmu akuntansi adalah ilmu sosial. Hasil kombinasi antara ilmu akuntansi dan ilmu
sosial dikenal sebagai Akuntansi Keperilakuan.

Dalam bidang ilmu ini, perilaku manusia diperhitungkan untuk melihat efeknya
terhadap data-data akuntansi. Tidak hanya dalam wujud satu arah, dalam bidang ilmu
ini juga mempelajari bagaimana akuntansi memberikan pengaruh terhadap perilaku
manusia. Cabang dari ilmu akuntansi ini mengkaji keterkaitan dan pengaruh antara
perilaku manusia dengan sistem akuntansi dan sebaliknya.

Akuntansi Keperilakuan ialah bagian dari tata tertib ilmu akuntansi yang
menganalisis tentang interaksi antara sikap manusia dan sistem akuntasi serta segi
keperilakuan dari lembaga dimana manusia dan sistem akuntansi tersebut berada dan
diakui kehadirannya

2.1.2. Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan


Dalam salah satu cabang ilmu akuntansi ini, pengambilan keputusan harus
melibatkan bagaimana perilaku seseorang sebagai sebuah pertimbangan. Dengan
mempertimbangkan perilaku manusia tersebut, membuat munculnya aspek sosial
dalam bidang ilmu akuntansi. Ruang lingkup akuntansi yang berkaitan dengan
perilaku manusia ini antara lain:

a. Mengkaji tentang tingkah dan perilaku manusia terhadap konstruksi, bangunan,


dan pemakan sistem informasi akuntansi yang diterapkan dalam sebuah
perusahaan atau organisasi. Maksudnya, ruang lingkup akuntansi dapat melihat
bagaimana gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi sifat pengendalian
akuntansi dan desain dalam perusahaan atau organisasinya tersebut.
4
b. Mengkaji pengaruh dari adanya sistem informasi akuntansi terhadap segala
tindakan manusia yang berarti melihat pengaruh sistem akuntansi terhadap
kinerja, produktivitas, kerja sama, hingga pengambilan keputusan.

c. Sebuah metode yang menjelaskan dan memprediksi tindakan dan perilaku


manusia dan membuat sebuah strategi untuk mengubah tindakan tersebut.
Maksudnya adalah memanfaatkan Akuntansi untuk mempengaruhi perilaku
manusia dan mengatasi resistensi perilaku manusia tersebut.

2.1.3. Aspek Akuntansi Keperilakuan


Berikut ini terdapat beberapa bagian-bagian dari akuntansi keperilakuan, yakni
sebagai berikut:

1. Teori Organisasi dan Keperilakuan Manajemen


Perhatian teori organisasi modern ini menjelaskan tentang perilaku mereka
sebagai dasar untuk melihat motif atas berbagai tindakan yang mereka lakukan.
Dalam teori organisasi modern melihat bahwa ada pengaruh dari interaksi antar
masing-masing elemen dalam upaya untuk mendukung tujuan sebuah organisasi
atau perusahaan perilaku masing-masing komponen dalam mengarahkan tujuan
organisasi, memberikan motivasi, hingga menampilkan karakteristik dalam
penyelesaian masalahnya.

Teori organisasi modern mempunyai perhatian dalam menjelaskan sikap


susunan objek perusahaan sebagai dasar resepsi perbuatan dan motif mereka.

2. Penganggaran dan Perencanaan


Fokus pengganggaran dan perencanaan ialah perumusan tujuan lembaga
dan hubungan sikap seseorang. Penganggaran, level kesulitan dalam mencapai
tujuan, hingga konflik antar tujuan merupakan bagian dari dimensi yang dimaksud
dalam area ini. Semua dimensi tersebut harus diperhatikan sehingga bisa
menciptakan keselarasan antara tujuan organisasi atau perusahaan dengan tujuan
masing-masing individu. Keselarasan antara dua bagian penting ini nantinya bisa
menjadi pondasi pengembangan organisasi atau perusahaan oleh tim manajemen.

5
3. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan lebih berpusat pada konsep dan model mengenai
pengambilan keputusan. Terdapat tiga model yang dikenalkan sebagai metode
pengambilan keputusan yakni:
a. Model normatife merupakan sebuah keadaan pengambilan keputusan oleh
seseorang sesuai keadaan seharusnya atau pertimbangan nilai (value
judgement) yang berisi satu atau lebih premis menjelaskan cara yang
seharusnya ditempuh. Sebagai contoh, premis yang menyatakan bahwa
laporan akuntansi (accounting reports) seharusnya didasarkan kepada
pengukuran nilai aset bersih yang bisa direalisasi (net realizable value
measurements of assets) merupakan premis dari teori normatif.

b. Model deskriptif merupakan sebuah keadaan pengambilan keputusan


berupaya untuk menemukan hubungan yang sebenarnya terjadi.

4. Pengendalian
Besarnya tingkat pengendalian berbanding lurus dengan besarnya sebuah
organisasi atau perusahaan. Sehingga tingkat pengendalian akan semakin insentif
seiring dengan semakin berkembangnya suatu organisasi atau perusahaan. Bagian
yang penting dalam aspek pengendalian adalah adanya struktur organisasi yang
jelas, hierarki administrasi, hingga pengendalian internal.

5. Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan yang mencakup perataan laba, keandalan informasi
akuntansi, hingga kaitannya informasi akuntansi kepada investor. Dalam hal ini,
perataan laba disebabkan adanya informasi khusus yang dimiliki oleh pihak
manajemen untuk mewujudkan kepentingannya dalam bagian untuk melakukan
manajemen laba.

2.1.4. Manfaat Akuntansi Keperilakuan


Manfaat yang sangat besar bagi para manajer atau pihak manajemen suatu
organisasi atau perusahaan dalam mengambil keputusan. Dalam bidang ilmu ini dapat
melihat bagaimana proses pengambilan keputusan yang dilihat dari sistem akuntansi yang
ada.
6
Bidang ilmu ini memiliki kaitan yang sangat erat terhadap sektor ekonomi.
Bidang ilmu ini menjadi ilmu yang paling dibutuhkan ketika terjadi proses pengambilan
keputusan.

Manfaat paling besar memang bisa dirasakan oleh para manajer saat mengambil
keputusan. Karena kondisi emosi sang manajer melihat data akuntansi akan memberikan
dampak terhadap keputusan yang akan diambil oleh mereka.

2.2. Pengukuran Laba


2.2.1. Konsep dan Definisi Laba
Laba akuntansi adalah laba atau rugi bersih selama satu periode sebelum
dikurangi beban pajak. Laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja
suatu perusahaan danbahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan arus
kas masa depan. (PSAK no.46 paragraf 7)

Laba digambarkan sebagai kenaikan asset dalam satu periode akibat kegiatan
produktif yang dapat dibagi atau di didistribusi kepada kreditor, pemerintah,
pemegang saham (dalam bentuk bunga, pajak, dan deviden) tanpa mempengaruhi
keutuhan ekuitas pemegangsaham semula. Apabila dilihat menggunakan PABU, laba
adalah selisih pendapatan dan biaya yang diukur dan disajikan atas dasar prinsip
akuntansi berterima umum (PABU)

2.2.2. Definisi Pengukuran Laba


Pengukuran laba adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengukur dan
memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi,
alasan yang mendasar mengapa pengukuran laba memimbulkan masalah bagi
akuntan adalah karena tidak adanya definisi yang tepat mengenai laba, faktor penting
lainnya adalah karena perlu dibuatnya keputusan-keputusan diseratai berbagai hal
dalam usaha untk mencapai pengukuran tersebut.

2.2.3. Pendekatan Pengukuran Laba


Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt dan Terry D. Warfield yang diterjemahkan
oleh Emil Salim (2002:153) menyatakan bahwa pendekatan pengukuran laba dapat
dilakukan dengan :

7
a. Pendekatan Transaksi (Tansaction Apporach)
Pada pendekatan transaksi atau transaction approach laba diukur dengan
cara kovensional yaitu laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi
yang diakumulasi pada satu periode. Laba pada pendekatan ini berassal dari
transaksi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian, dimana transaksi
transaksi ini diikhtisarkan dalam laporan laba-rugi.
Pendekatan ini memiliki beberapa kebaikan yaitu:
1. Komponen laba dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara.
Misalnya: atas dasar produk/konsumen
2. Laba operasi dapat dipisahkan dari laba non operasi
3. Dapat dijadikan dasar dalam penentuan tipe dan kuantitas aktiva
dan hutang yang ada pada akhir periode
4. Efisiensi usaha memerlukan pencatatan transaksi eksternal untuk
berbagai tujuan
5. Berbagai laporan dapat dibuat dan dikaitkan antara laporan yang
satu dengan yang lainnya
b. Pendekatan Pemeliharaan Modal (Capital Maintenance Approach)
Pendekatan pemeliharaan modal merupakan konsep perhitungan laba,
dimana laba dianggap harus memperhitungkan modal bahwa modal yang
diinvestasikan harus terpelihara. Dengan demikian laba dapat diukur dari selisih
antara tingkat kemakmuran pada akhir periode dengan tingkat kemakmuran
pada awal periode.
Kapital yang digunakan dalam konsep ini adalah kapital neto (net-worth)
atau aktiva neto. Kapital dinyatakan dalam bentuk nilai ekonomi pada skala
pengukuran tertentu. pengukuran terhadap sangat dipengaruhi oleh nilai (unit
pengukur), jenis kapital, dan skala pengukuran. Perbedaan terhadap ketiga
faktor tersebut akan mengakibatkan perbedaan besarnya laba yang diperoleh.
Pendekatan ini berpendapat bahwa ukuran laba yang paling berguna
hanya untuk mencerminkan unsur pendapatan atau beban yang biasa serta

8
berulang. Ketika pendapatan diukur berdasarkan konsep ini, pendapatan
tersebut terdiri dari pendapatan yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan
sebelum item yang tidak berulang (seperti penghapusan) dan keuntungan dan
kerugian modal dicatat.
c. Pendekatan Kinerja Operasi Berjalan (Current Operating Performance
Approach)
Laba dianggap timbul bila kegiatan tertentu telah dilaksanakan. Jadi laba bisa
timbul pada tahap perencanaan, pembelian, produksi, penjualan dan
pengumpulan kas. Dalam penerapannya, pendekatan ini merupakan dari
pendekatan transaksi. Hal ini disebabkan pendekatan kegiatan dimulai dengan
transaksi sebagai dasar pengukuran.
Kebaikan pendekatan kegiatan adalah:
a. Laba yang berasal dari produksi dan penjualan barang memerlukan
jenis evaluasi dan prediksi yang berbeda dibandingkan laba yang
berasal dari pembelian dan penjualan surat berharga yang ditujukan
pada usaha memperoleh capital gain.
b. Efisiensi manajemen dapat diukur dengan lebih baik bila laba
diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menjadi tanggung jawab
manajemen.
c. Memungkinkan prediksi yang lebih baik karena adanya perbedaan pola
perilaku dari jenis kegiatan yang berbeda.

2.3. Perataan Laba


2.3.1. Definisi Perataan Laba
Income Smoothing atau perataan laba dapat didefinisikan sebagai pengurangan
yang disengaja terhadap laba yang berfluktuasi agar dianggap normal bagi
perusahaan (Barnea :1976). Menurut Ball dan Brown (1968) perataan laba
menyangkut usaha untuk menguragi variablitas laba, terutama yang menyangkut
dengan perilaku yang ditujuan untuk mengurangi adanya pertambahan abnormal
dalam laba yang dilaporkan perusahaan.

9
Sedangkan menurut Salno Baridwan (2000) perataan laba merupakan cara yang
digunakan oleh manajemen peusahaan untuk menguragi variablitas jumlah laba yang
dilaporkan agar sesuai dengan target yang diinginkan dengan cara memanipulasi laba
baik melalui metode akuntansi ataupun melalui transaksi.

Sehingga dapat disimpulan bahwa income smoothing merupakan tindakan


manajemen dala mengatur laba yang berfluktuasi agar terlihat normal bagi
perusahaan dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan

2.3.2. Jenis – Jenis Perataan Laba


Tedapat dua jenis perataan laba, yaitu :
1. Perataan alami (natural smoothing)
Perataan alami merupakan perataan laba yang tejadi secara alami karena
dalam proses menghasilkan laba tanpa adanya campur tangan manajemen dalam
merekayasa laba. Aliran laba dalam pertain ini secara alami menunjukan
kestabilan dengan alian laba yang merata untuk setiap tahunnya sehingga tidak
membutuhkan pehatian yang khusus bagi manajemen

2. Perataan yang disengaja (Intentianlly Smoothing)


Perataan yang disengaja dibagi lagi menjadi dua, yaitu :
1) Artificial smoothing adalah menunjukkan usaha manipulasi yang dilakukan
tidak menunjukkan peristiwa ekonomi yang mendasar atau mempengaruhi
aliran kas, tetapi menggeser biaya dan/ atau pendapatan dari satu periode ke
periode yang lain.. Contohnya suatu perusahaan dapat secara sederhana
meningkatkan atau menurunkan laba yang dilaporkan dengan cara
mengubah asumsi aktuarialnya yang berkaitan dengan biaya pensiun.

2) Riil smoothing adalah tindakan manajemen untuk mengendalikan peristiwa


ekonomi yang secara langsung dapat mempengaruhi laba dimasa yang akan
datang. Contohnya suatu perusahaan dapat memilih project permodalan
berdasarkan kovariannya dengan serangkaian laba yang diharapkan.

10
2.2.4. Motivasi Dilakukannya Perataan Laba
Beberapa alasan seorang manajer melakukan praktik pertaaan laba, sebagai berikut:
1. Aliran laba yang merata dapat meningkatkan keyakinan para investor karena
laba yang stabil akan mendukung kebijaksanaan dividen yang stabil pula
sebagaimana yang diinginkan oleh investor.

2. Penyusunan pos pendapatan dan biaya secara bijaksana yang melalui periode
beberapa metode tertentu, manajemen dapat mengurangi kewajiban perusahaan
secara keseluruhan.

3. Perataan laba dapat meningkatkan hubungan anatar manajer dan pekerja karena
kenaikan yang tajam dalam laba yang dilaporkan dapat menimbulkan
permintaa upah yang lebih tinggi bagi karyawan.

4. Aliran laba yang merata dapat memiliki pengaruh psikologis pada ekonomi
dalam hal kenaikan atau penuunan dapat dihindarkan serta rasa pesimis dan
optimis dapat dikurangi.

2.2.5. Teknik yang dilakukan dalam Perataan Laba


Terdapat berbagai teknik yang dilakukan oleh manajemen dalam praktik perataan
laba, diantaranya sebagai berikut :

1. Perataan melalui waktu terjadinya transaksi atau pengakuan transaksi


Pihak manajemen dapat menentukan atau mengendalikan waktu transaksi
melalui kebijakan manajemen sendiri (accrual) misalnya: pengeluaran biaya riset
dan pengembangan. Selain itu banyak juga perusahaan yang menggunakan
kebijakan diskon dan kredit, sehingga hal ini dapat menyebabkan meningkatnya
jumlah piutang dan penjualan pada bulan terakhir dan laba kelihatan stabil pada
periode tertentu.

2. Perataan melaui alokasi untuk beberapa periode tertentu


Manajer mempunyai wewenang untuk mengalokasikan pendapatan atau
beban untuk periode tertentu. Misalnya: jika penjualan meningkat, maka
manajemen dapat membebankan biaya riset dan pengembangan serta amortisasi
goodwill pada periode itu untuk menstabilkan laba

11
3. Perataan laba dengan klasifikasi pada pos-pos tertentu
Manajemen memiliki kewenangan untuk mengklasifikasikan pos-pos rugi
laba dalam kategori yang berbeda. Misalnya: jika pendapatan operasi non-
operasi sulit untuk didefenisikan, maka manajer dapat mengklarifikasikan pos itu
pada pendapatan operasi atau pendapatan non-operasi

12
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Akuntansi keperilakuan membahas mengenai interaksi antar sikap manusia dan


sistem akuntasi serta segi kepilakuan dari lemaga dimana manusia dan sistem akuntasi
tersebut berada. Ruang lingkup akuntansi yang berkaitan dengan perilaku manusia
terdiri dari (1) mengkasi tentang tingkah dan perilaku manusai terhadap kontrusksi; (2)
mengkaji pengaruh dari adanya sistem infromasi akuntansi terhadap segala tindakan
manusia; dan (3) sebuah metode yang menjelaskan dan memprediksi tindakan and
perilaku manusia dan membua sebuah starategi untuk mengubah tindakan tersebut.
Bidang ilmu ini memiliki kaitan yang sangat erat terhadap sektor ekonomi. Manfaat
paling besar memang bisa dirasakan oleh para manajer saat mengambil
keputusan. Karena kondisi emosi sang manajer melihat data akuntansi akan
memberikan dampak terhadap keputusan yang akan diambil oleh mereka..
Pengukuran laba akuntansi pada perusahaan diharapkan dapat dapat digunakan
sebagai : pengukur efisiensi, pengukur kinerja entitas dan manajemen, dasar penentu
pajak, sarana alokasi sumber ekonomi, penentuan tarif jasa publik, optimalisasi kontrak
utang piutang, basis kompensasi, motivator dan dasar pembagian deviden.
Income Smoothing atau perataan laba dapat didefinisikan sebagai pengurangan
yang disengaja terhadap laba yang berfluktuasi agar dianggap normal bagi
perusahaan . Menurut Ball dan Brown perataan laba menyangkut usaha untuk
menguragi variablitas laba, terutama yang menyangkut dengan perilaku yang ditujuan
untuk mengurangi adanya pertambahan abnormal dalam laba yang dilaporkan
perusahaan.
Sedangkan menurut Salno Baridwan perataan laba merupakan cara yang digunakan oleh
manajemen peusahaan untuk menguragi variablitas jumlah laba yang dilaporkan agar
sesuai dengan target yang diinginkan dengan cara memanipulasi laba baik melalui
metode akuntansi ataupun melalui transaksi.

13
3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan.
Dengan ini, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah
ini serta penulis berharap para pembaca untuk mengembangkan referensi tahun terbaru.

14
DAFTAR PUSTAKA
(n.d.). Retrieved from https://accurate.id/akuntansi/pengertian-akuntansi-keperilakuan/

(n.d.). Retrieved from https://pakdosen.pengajar.co.id/akuntansi-keperilakuan/#ftoc-heading-1

(n.d.). Retrieved from https://brigitalahutung.wordpress.com/2012/10/16/model-pengambilan-


keputusan/

Adiningsih, M. a. (2014). Perngaruh Profitabilitas, Leverage Operasi dan Ukuran Perusahaan


terhadap Praktik Perataan Laba . Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi 3.6.

Anggun. (2016, Desember). Konsep Laba dan Pengukururannya Dikaitkan dengan Pendekatan
Prediktif.

Purwanto, A. (2004). Analisis Faktor-FAktor yang Mempengaruhi Perataan Laba pada


Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Bisnis Strategi .

Ratnasari, D. d. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mepengaruhi Perataan Laba pada


Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indoensia Periode Tahun 2007-
2010.

Report on the Survey of Implementation of Implementation of Methodological Standards for


Direct Investment. (2000, March).

Vrendinurc. (2017). Makalah Pengukuran Laba dan Akuntansi Akrual. Retrieved from
https://www.vredinurc.com/2017/06/makalah-pengukuran-laba-dan-akuntansi.html

15

Anda mungkin juga menyukai