Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI

Disusun untuk memenuhi tugas Teori Akuntansi

Dosen pengampu : Dr. Sakti Alamsyah, M.Pd

Oleh Kelompok 1 :

Desi Permatasari 1730621005


Dede Sulaeman 1730621011
Sagita Rahayu 1730621004

AKUNTANSI NON-REGULER

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI


2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya terutama nikmat sehat dan kesempatan sehingga saya mampu
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Teori Akuntansi tentang Pengertian Teori
Akuntansi, sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi besar
Baginda Muhammad Saw yang telah menjadikan suri tauladan bagi umat diseluruh
alam.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi
program studi Ekonomi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Sukabumi.
Akhirnya saya menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini, untuk itu kmi mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan
makalah yang akan datang.

Cianjur, 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB 1 ............................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan masalah ............................................................................................ 1

1.3 Tujuan penulisan ............................................................................................. 1

1.4 Manfaat penulisan ........................................................................................... 2

BAB 2 ............................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ............................................................................................................ 3

2.1 Arti Penting Teori Akuntansi .......................................................................... 3

2.2 Pengertian Teori Akutansi............................................................................... 3

2.3 Seni, Sains, atau Teknologi ............................................................................. 4

2.4 Akuntansi Sebagai Teknologi ......................................................................... 5

2.5 Teori Akuntansi Sebagai Sains ....................................................................... 6

2.6 Teori Akuntansi Sebagai Penalaran Logis ...................................................... 7

2.7 Perspektif Teori Akuntansi.............................................................................. 8

2.8 Verifikasi Teori Akuntansi ........................................................................... 14

BAB 3 .......................................................................................................................... 17

PENUTUP.................................................................................................................... 17

1.1 Kesimpulan.................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 19

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi keuangan membahas bagaimana prosedur, meyode, teknik
pencatatan trasaksi keuangan dilakukan untuk mencapai tujuan pelaporan
keuangan an ditetapkan. Standar akuntansi memberi pedoman perlakuan akuntansi
terhadap suatu kejadian. Pedoman tersebut terefleksi dalam pendefinisian,
pengukuran penilaian, pengakuan, dan pengungkapan elemen elemen atau pos pos
laporan keuangan. Bidang akuntansi yang menitik beratkan pada masalah
bagaimana melaksdanakan standar akuntansi (termasuk bagaimana mengaudit
laporan keuangan) sebenarnya msduk dalam bidang pengeahuan praktik.
Akuntansi yang di praktikan di dalam suatu wilayah negara sebenarnya tidak
terjadi begitu saja secara alamiah ttapi dirancang dan dikembangkan secara
sengaja ntuk menccapai tujuan sosial terrentu. Praktik ankuntansi dipengaruhi
oleh faktor lingkungan (sosial ekonomik politik) tempat akuntansi dijalankan.
Praktik akuntansi di suatu negara juga mengalami sejarah dan perkebangan yang
unik sesuai dengan perkembangan ekonomi sosial dan politik negara. Oleh karena
itu , struktur dan praktik akuntansi akan berbeda antara negara yang satu dengan
yang lainnya.
Di balik praktik akuntansi sebenarnya terdapat seperangkat gagasan gagasan
yang melandasi paraktik tersebut berupa asumsi asumsi dasar, konsep konsep,
enjelasan, deskripsi, dan penalaran yang keseluruhannya membentuk bidang
oengetahuan teori akuntansi. Teori akuntansi menjelaskan mangapa praktik
akuntansi berjalan seperti yang diamati sekarang.praktik akuntansi yang nyatanya
berjalan si suatu negara belum tentu mereflekdikan pilihan terbaik ditinjau seecara
konseptual dan iseal serta tujuan yang inginsi capai. Teori akunandi membahas
perlakuan perlakuan dan model model alternatif yang dapat menjadi jaawaaban
atas masalah masalah yang dihadapi dalam praktik.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian Teori Akuntansi ?

1.3 Tujuan penulisan


1. Mengetahui pengertian Teori Akuntansi

1
1.4 Manfaat penulisan
1. Sebagai salah satu syarat penilaian dan tugas dari mata kuliah manajemen
sumber daya manusia.
2. Sebagai salah satu bahan referensi bagi pembaca.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Arti Penting Teori Akuntansi


Praktik akuntansi bersifat dinamik dan selalu menghadapi masalah masalah
praktis dan professional. Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik.
Pemahamannya oleh praktisi dan penyusun standar akan sangat mendorong
pengambangan serta perbaikan menuju praktik yang sehat. Teori akuntansi
menjadi landasan untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi secara
beralasan atau bernalar yang secara etis dan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.
Seperti yang di katakan Kam (1990) berikut ini :
“ Behind every practice is rational. Goo practice is based on good theory whether
we are aware of the theory or not. If can formulate “good” theory, then we will
have “good” practices if the theory is followed (hlm. 45-46).
Apa yag dikatakan Kim diatas memberi isyarat bahwa kalau masalah akuntansi
dipecahkan semata-mata atas alasan pragmatik atau taktik cerdik, dapat
diapstikan bahwa hasilnya tidak akan memadai dan tidak akan menuju ke praktik
yang sehat.
Taktik cerdik memang memadai untuk menangani masalah sederhana. Untuk
masalah – masalah yang kompleks da berimplikasi luas, pemecahan masalah
makin tergantung pada kearifan (wisdoms) dan tilikan (insights) yang terkandung
dalam teori yang sehat. Pengetahuan tentang teori akan mengimbangi
keterbatasan pengalaman dan kepentingan praktis (kepentingan jangka pendek).
Praktik akuntansi yang baik dan maju tidak akan dapat dicapai tanpa suatu
teori baik yang melandasinya. Praktik dan profesi harus dikembangkan atas dasar
penalaran.Teori merupakan obor yang menerangi praktik dengan prinsip-prinsip
yang masuk akal.

2.2 Pengertian Teori Akutansi


Teori akuntansi sangat erat kaitannya dengan akuntansi keuangan, pengertian
teori akuntansi sangat bergantung pada pendefinisian akuntansi sebagai suatu
bidang pengetahuan.
Akuntansi didefinisi sebagai seperangkat pengetahuan karena wilayah materi
dan kegiatan cukup luas dan dalam serta telah membentuk kesatuan pengetahuan

3
yang terdokumentasi secara sistematis dalam bentuk literatur akuntansi.
Akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan didefinisikan sebagai berikut:
Seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa
berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu
lingkungan Negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut
kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
Dalam arti sempit, akuntansi didefinisikan sebagai proses, fungsi atau praktik
sebagai berikut:
Proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan,
pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan
dasar yang terdiri dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi, atau kegiatan
operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi
yang relevan bagi pihak yang berkepentingan.

2.3 Seni, Sains, atau Teknologi


Pada awalnya pengembangan, akuntansi dapat dikatakan sebagai kerajinan
karena orang yang akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan akuntansi
harus terjun langsung dalam dunia praktik dan mengerjakan magang pada
praktisi.
Yang dimaksud dengan akuntansi dikatakan sebagai seni adalah cara
menerapkannya bukan sifatnya sebagai seperangkat pengetahuan. Kalau
akuntansi bukan merupakan seni, apakah akuntansi itu merupakan ilmu atau
sains?
Pengertian ilmu itu sendiri merupakan suatu pengetahuan yang mencoba
menjelaskan rahasia alam agar gejala alamiah tersebut tidak lagi menjadi misteri,
dengan katalain bahwa ilmu adalah pengetahuan yang berisi penjelasan
(explanation) tenteng gejala alam atau sosial yang bebas dari pertimbangan nilai
karena ilmu harus mendeskripsi gejala tersebut seperti apa adanya. Kegiatan dan
tujuan ilmiah dalam membangun ilmu diarahkan untuk menguji dan menetapkan
kebenaran suatu penjelasan. Selain syarat bebas nilai, ada beberapa kriteria
penting untuk menguji validitas pernyataan-pernyataan sebagai seperangkat
pengetahuan agar pengetahuan dapat disebut sebagai sains yaitu koherensi,

4
menuntut bahwa seperangkat pernyataan-pernyataan diturunkan secara logis atau
bernalar dari asumsi atau premis yang mendasarinya, korespondensi menentukan
apakah konklusi yang diturunkan dari teori yang melandasinya didukung oleh
fakta empiris di dunia nyata, keterujian menghendaki terdapatnya metoda yang
cukup meyakinkan untuk menguji teori, keuniversalan atau kekomprehensifan
adalah criteria untuk menentukan apakah pernyataan-pernyataan (teori) mampu
untuk mencakupi dan menjelaskan semua fakta yang berkaitan dengan fenomena
yang dibahas.
Tujuan akuntansi adalah menghasilkan atau menemukan prinsip-prinsip umum
untuk menjustifikasi kebijakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu (tujuan
pelaporan keuangan) bukan untuk mendapatkan kebenaran penjelasan (teori).

2.4 Akuntansi Sebagai Teknologi


Teknologi merupakan seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat, teknologi merupakan sarana untuk memecahkan masalah nyata dalam
lingkungan tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu. Teknologi digunakan untuk
mengendalikan variable-variabel alam dan sosial untuk mencapai kehidupan tertentu
yang lebih baik. Akuntansi tidak mempunyai sifat-sifat sebagai sains, karena akuntansi
masuk dalam bidang pengetahuan teknologi, auntansi dapat didefinisikan
sebagai “rekayasaan informasi dan pengendalian keuangan.” Teknologi merupakan
sains terapan, penerapan teknologi tidak lepas dari nilai budaya tempat akuntansi
diterapkan.

Perekayasaan Pelaporan Keuangan

Proses untuk menentukan cara yang terbaik untuk mendapatkan produk (hasil) terbaik
dalam penerapan suatu teknologi disebut perekayasaan. Perekayasaan itu sendiri
meupakan suatu proses terencana dan sistematis yang melibatkan pemikiran, penalaran,
dan pertimbangan untuk memilih dan menentukan teori, pengetahuan yang tersedia,
konsep, metoda, teknik, serta pendekatan untuk menghasilkan suatu produk (konkret atau
konseptual). Perekayasaan akuntansi mengikuti proses yan sama baik pada tingkat makro
(nasional) maupun pada tingkat mikro (perusahaan). Yang dimaksud akuntansi dalam
perekayasaan ini adalah akuntansi dalam arti luas yaitu sebagai suatu sistem pelaporan
keuangan umum yang melibatkan kebijakan umum akuntansi ( tentang struktur,
mekanisma, pihak yang terlibat, dan sstandar pelaporan) dalam suatu wilayah Negara
tertentu, Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses tentang bagaimana informasi

5
keuangan untuk semua unit usaha dan pemerintahan harus disediakan dan dilaporkan
dalam suatu Negara untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomik.
Dalam perekayasaan pelaporan keuangan, akuntansi memanfaatkan pengetahuan dan
sains dari berbagai disiplin ilmu. Pada tingkat makro, produk perekayasaan akuntansi
adalah semacam konstitusi yang disebut rerangka konseptual.

Struktur Rekayasaan Akuntansi

Ilmu-Ilmu Murni Ilmu-Ilmu Terapan Nilai dan Tata Sosial

Ekonomi Teori Manajemen Nilai – Nilai Sosial


Sosiologi Matematika Terapan Tujuan–Tujuan Sosial
Psikologi Teknologi Komputer Sistem Politik
Matematika Ekonomi Terapan Sistem Hukum
Teknologi Komunikasi Lain – Lain
Teknologi Pengukuran
Lain-Lain

Rekayasa Akuntansi

2.5 Teori Akuntansi Sebagai Sains


Teori sering diartikan sebagai sesuatu yang tidak operasional atau sesuatu
bersifat abstrak atau sesuatu yang ideal sebagai lawan dari sesuatu yang nyata dan
dikerjakan dalam dunia nyata.Teori akuntansi sering diartikan sebagai
sekumpulan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku dan harus di anut dalam
lingkungan tertentu.
Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang saling berkaitan
secara sistematis yang diajukan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena
atau fakta.
Tujuan teori adalah menjelaskan dan memprediksi. Menjelaskan berarti
menganalisis dan memberi alasan menga fenomena atau fakta seperti yang di
amati. Teori permintaan (dalam ekonomika) misalnya menjelaskan mengapa
kalau harga naik, kuantitas barang yang diminta akan menurun. Memprediksi
berarti memberi keyakinan bahwa kalau asumsi-asumsi atau syarat-syarat yang

6
diteorikan dipenuhi beesar kemungkinan suatu fenomena atau fakta (peristiwa)
tertentu akan terjadi. Hipotesis bahwa kuantitas yang diminnta turuun kalau harga
naik adalah prediksi yang diturunkan dari analisis. Keseluruhan analisis
membentuk teori dalam bidang pengetahuan tertentu.

2.6 Teori Akuntansi Sebagai Penalaran Logis


Teori dapat pula diartikan sebagai suatu penalaran logis ( logical reasoning )
yang melandasi praktik (berupa tindakan, kebijakan, atau peraturan) dalam
kehidupan nyata. Teori berusaha untuk memberikan pembenaran (justification)
terhadap praktik agar praktik mempunyai kekuatan untuk dapat mempertahankan
atau dipertanggungjelaskan kelayakannya. Penalaran logis berisi asumsi, dasar
pikiran, konsep, dan argumen yang saling berkaitan dan yang membentuk suatu
rerangka pikir yang logis. Hasil proses penalaran logis dapat dituangkan dalam
bentuk dokumen yang berisi prinsip-prinsip umum (semacam konstitusi) yang
menjadi landasan umum untuk menentukan tindakan atau praktik (dalam bentuk
undang-undang atau peraturan) yang terbaik dalam mencapai suatu tujuan.
Bila diterapkan untuk akuntansi, teori akuntansi sering di maksudkan sebagai
suatu penalaran logis yang memberikan penjelasan dan alasan tentang perlakuan
akuntansi tertentu (baik menurut standar akuntansi atau melalui trandisi) dan
tentang struktur akuntansi yang berlaku dalam suatu wilayah tertentu. Teori
akuntansi membahas proses pemikiran atau penalaran untuk menjelaskan
kelayakan prinsip atau praktik akuntansi tertentu yang sudah berjalan atau untuk
memberi landasar konseptual dalam penentuan standar atau praktik yang baru.
Paton dan Littleton mengemukakan bahwa tujuan teori akuntansi adalah
penyediaan gagasan-gagasan mendasar (fundamental ideas) yang menjadi basis
fundasi dalam proses perekayasaan pelaporan keuangan. Hasil perekayasaan
tersebut berupa seperangkat doktrin ( body off doctrin) yang berkaitan secara
logis, terkoordinasi, dan konsisten yang mempunyai fungsi sebagai landasan
untuk penurunan standar akuntansi.
Secara ringkas dapat di katakan bahwa teori akuntansi merupakan penalaran
logis. Proses penalaran logis untuk akuntansi diwujudkan dalam bentuk
perekayasaan pelaporan keuangan. Perekayasaan akuntansi (pelaporan keuangan)
menghasilkan suatu rerengka konseptual. Fungsi rerangka konseptual adalah

7
untuk mengevaluasi atau membenarkan (menjustifikasi) dan untuk
mempengaruhi atau mengembangkan praktik akuntansi.

2.7 Perspektif Teori Akuntansi


Pembahasan sebelum ini membedakan pengertian teori atas dasar taksonomi
akuntansi sebagai sains atau teknologi. Bila akuntansi dilakukan sebagai sains,
teori akuntansi akan merupakan penjelasan ilmiah. Bila akuntansi diperlakukan
sebagai teknologi, teori akuntansi diartikan sebagai penalaran logis. Manapun
perlakuan yang dianut, teori akuntansi akan berisi pernyataan yang berupa baik
penjelasan ataupun pembenaran (justifikasi) tentang suatu fenomena atau
perlakuan akuntansi. Contoh fenomena atau perlakuan akuntansi antara lain
adalah adanya bermacam metoda akuntansi, penggunaan sistem berpasangan
(debit-kredit), keharusan menyusul statemen aliran kas, pernyataan bahwa
akuntansi kos sekarang lebih relevan dari akuntansi kos historis, dan adanya
reaksi pasar modal terhadap penerbitan informasi laba. Selain perspektif (aspek)
taksonomi yang membagi teori akuntansi menjadi penjelasan ilmiah dan
justifikasi, teori akuntansi juga sering dikelompokkan atas dasar perspektif lain
menurut tujuan atau penekanan pembahasan.
1. Aspek Sasaran Teori
Aspek sasaran (goal) teori akuntansi telah disinggung dalam beberapa uraian
sebelum ini. Aspek sasaran ini mendasari pembedaan teori akuntansi menjadi
teori akuntansi positif dan normatif. Klasifikasi ini sebenarnya merupakan
konsekuensi logis dari pendefinisian akuntansi sebagai sains atau teknologi.
Pandangan sains akan menghasilkan teori akuntansi positif dan pandangan
teknologi akan menghasilkan teori akuntansi normatif. Klasifikasi ini terjadi
karena sasaran yang berbeda yang ingin dicapai atau dihasilkan olehn teori
akuntansi.
Penjelasan positif berisi pernyataan tentang suatu (kejadian, tindakan,
atau perbuatan) seperti adanya sesuai dengan fakta atau yang terjadi atas
dasar pengamatan empiris. Penjelasan positif diarahkan untuk memberi
jawaban apakah suatu pernyataan itu benar atau salah (good or bad) atau
relevan atau takrelevan (relevant or irrelevant) dalam kaitannya dengan
kebijakan ekonomik atau sosial tertentu. Penjelasan normatif diarahkan

8
untuk mendukung atau menghasilkan kebijakan politik sehingga bersifat
pembuatan kebijakan (policy making).
Dengan pemikiran diatas, blaug (1992) menjelaskan bahwa teori positif
berkepentingan dengan masalah fakta (realmof fact) sedangkan teori
normatif berkepentingan dengan masalah nilai (realm of value.
Dilain pihak, sasaran teori akuntansi normatif adalah menghasilkan
penjelasan atau penalaran mengapa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik
atau lebih efektif (good or bad) daripada perlakuan akuntansi alternatif
karena tujuan akuntansi tertentu harus dicapai. Misalnya, teori akuntansi
normatif berusaha untuk menjawab apakah akuntansi kos historis (historical
cost accounting) lebih baik daripada akuntansi kos sekarang (current cost
accounting) untuk mencapai tujuan akuntansi. Untuk menjawab masalah ini,
teori akuntansi normatif mendasarkan penjelasanatau teorinya atas dasar
tujuan yang telah disepakati untuk dicapai. Tujuan tersebut jelas memuat
nialai-nilai (values) yang harus dipertahankan. Penentuan kesesuaian dengan
tujuan akan merupakan proses subjektif (subjective) yang melibatkan
kemampuan menimbang (art) antara manfaat dan risiko atau keuntungan dan
kerugian. Hasil akhir teori akuntansi normatif adalah suatu pernyataan atau
proposal yang menganjurkan tindakan tertentu (prescriptive). Teori akuntansi
positif sering diklasifikasi sebagai teori formal atau teori normatif sebagai
teori non-formal.
Jadi, perbedaan teori akuntansi positif dan normatif timbul akibat perbedaan
sasaran teori dan bidang masalah (realm) yang menjadi perhatian masing-
masing teori. Bila dikaitkan dengan dikotomi sains-teknologi, teori akuntansi
positif lebih erat kaitannya dengan akuntansi sebagai sains sedangkan teori
akuntansi normatif lebih erat kaitannya dengan akuntansi sebagai teknologi.
2. Aspek Tataran Semiotika
Akuntannsi berkepentingan dengan penyediaan dan penyampaian
informasi seebagai sarana komunikasi bisnis sehingga akuntansi dapat
disebut sebagai bahasa bisnis (the language of business). Bahasa merupakan
bagian penting dalam komunikasi. Pesan atau makna yang ada dibenak
pengirim disimbolkan dalam bentuk ungkapan bahasa yang tepat agar makna
tersebut ditafsirkan sama persis seperti yang dimaksudkan. Dalam ilmu
bahasa, sistem komunikasi dan efek komunikatif (teori komunikasi)

9
dipelajari dalam tiga bidang kajian yaitu semiotika, linguistika, dan logika.
Semiotika merupakan bidang kajian yang membahas teori umum tentang
tanda-tanda (signs) dan simbol-simbol dalam bidang linguistika. Linguistika
itu sendiri merupakan bidang kajian ilmu bahasa yang membahas fonetik,
gramatika, morfologi, dan makna kata atau ungkapan. Logika membahas
masalah yang berkaitan dengan validitas penalaran dan penyimpulan. Ketiga
bidang kajian ini menjadi teori yang melandasi terciptanya komunikasi yang
efektif.
Tataran semiotika dalam teori komunikasi
Sistematiaka aspek formal tanda bahasa (kosa kata, tata bahasa)

Tataran Sasaran bahasa Penekeanan Kandungan


komunikasi pesanan
Sintaktika Aspek formal Operasional, Informasi
tanda bahasa penandaan sintaktik
(kosa kata, tata
bahasa)
Semantika Aspek isi tanda Penafsiran, Informasi
bahasa(makna) Pelambangan semantik
Pragmatika Keefektifan Fungsional, Informasi
tanda bahasa pemengaruhan pragmatik
(efek
komunikatif)

Akuntansi keuangan yang dikenal luas sekarang ini dikembangkan atau


direkayasa atas dasar premis bahwa investor dan kreditor adalah pihak yang
dituju informasi. Efek komunikasi yang ingin dicapai adalah agar pihak yang
dituju tersebut bersedia menanamkan dana ke kegiatan ekonomik yang
dibutuhkan masyarakat melalui perusahaan. Karena perilaku investor dan
kreditor menjadi sasaran pemengaruhan, pesan (message) yang ingin
disampaikan mengenai perusahaan adalah misalnya likuiditas, solvensi, dan
profitabilitas. Dianggap pesan tesebut merupakan masukan dalam
pengambilan keputusan investor dan kreditor. Pesan tersebut disampaikan
melalui modium statemen keuangan. Atas dasar analogi tararan semiotika di
atas.

a. Teori Akuntansi Semantika

10
Teori akuntansi semantika menekankan pembahasan pada masalah
penyimbolan dunia nyata atau realitas (kegiatan perusahaan) ke dalam
tanda-tanda bahasa akuntansi (elemen statemen keuangan) sehingga orang
dapat membayangkan kegiatan fisis perusahaan tanpa harus secara
langsung menyaksikan kegiatan tersebut. Teori ini berusaha untuk
menjawab apakah elemen-elemen statemen keuangan benar-benar
mereprensentasi aps yang memang dimaksudkan dan untuk menyakinkan
bahwa makna yang terkandung dalam simbol pelaporan tidak disalah
artikan oleh pemakai. Teori ini berusaha untuk menemukan dan
merumuskan makna-makna penting pelaporan keuangan. Oleh karena itu,
teori ini banyak membahas pendefisinian makna elemen (objek),
pengidentifikasian atribut atau karakteristik elemen sebagai pendefisinian,
daan penentuan jumlah rupiah (pengukuran) elemen sebagai salah satu
atribut. Pendefisinian merupakan langkah penting dalam teori semantika
karena kesalahan pemaknaan mempunyai implikasi penting dalam
pengoperasian akuntansi. Misalnya, dalam pendefinisian aset, penguasaan
(control) bukannya pemilikan (ownership) yang dijadikan kriteria karena
kalau pemilik menjadi kriteria aset akan banyak objek yang tidak masuk
sebagai aset. Pendefinisian dan pemaknaan laba bersih (net income) jiga
menjadi perhatian penting teori ini karena akuntansi berusaha untuk
melekatkan makna laba akuntansi agar mendekati konsep laba ekonomik.
Demikian juga, teori ini menjelaskan bahwa laba (earnings) atas dasar asas
akrual merupakan indikator kemampuan mendatangkan kas di masa datang.
Laba bukan sekedar kenaikan kas dalam suatu perioda.

Secara konseptual, informasi akuntansi dalam laporan terefleksi


dalam tiga unsur yaitu elemen (objek) yang menyimbolkan kegiatan,
jumlah rupiah sebagai pengukur (size) dan hubungan (relationship)
antarelemen. Objek, pengukur dan hubungan itulah yang membentuk
makna yang akhirnya manjadi informasi.

b. Teori Akuntansi Sintaktik

Teori akuntansi sintaktik adalah teori yang berorientasi untuk


membahas masalah-masalah tentang bagaimana kegiatan-kegiatan

11
perusahaan yang telah disimbolkan secara semantik dalam elemen-elemen
kauangan dapat diwujudkan dalam bentuk statemen keuangan. Simbol-
simbol tersebut (misalnya aset, utang, pendapatan, dan lainnya) harus
berkaitan secara logis sehingga informasi semantik dapat dikandung dalam
statemen keuangan.

Teori sintaktik meliputi pula hubungan antara unsur-unsur yang


membentuk struktur pelaporan keuangan atau struktur akuntansi dalam suatu
negara yaitu manajemen, identitas pelapor (pelaporan), pemakai informasi,
sistem akuntansi, dan pedoman penyusunan laporan (prinsip akuntansi
berterima umum atau generally accepted accounting principles). Dari segi
sintaktik, teori akuntansi berusaha untuk memberi penjelasan dan penalaran
tentang apa yang harus dilaporkan, siapa melaporkan, kapan dilaporkan, dan
bagaimana melaporkannya. Struktur pelaporan keuangan dalam suatu negara
akan bergantung pada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sintaktik antara
lain sebagai berikut

c. Teori Akuntansi Pragmatik


Teori akuntansi pragmatik memusatkan perhatiannya pada pengaruh
informasi terhadap perubahan perilaku pemakai laporan. Dengan katalain,
teori ini membahas reaksi pihak yang dituju oleh informasi akuntansi.
Apakah informasi sampai ke yang dituju dan diinterpretasi dengan tepat ,
merupakan masalah keefektifan komunikasi.
Suatu pesan atau kejadian (misalnya pengumuman laba ) dikatakan
mengandung informasi kalau pesan tersebut menyebabkan perubahan
keyakinan penerima (pasar modal ) dan memicu tindakan tertentu ( misalnya
terrefleksi dalam perubahan harga atau voluma saham di pasar modal ).
Apabila tindakan tersebut dapat diyakini sebagai akibat informasi dalam
pesan tersebut, dapat dikatakan informasi tersebut bermanfaat.
Informasi akutansi dikatakan bermanfaat apabila informasi tersebut benar-
benar atau seakan-akan digunakan dalam pengambilan keputusan oleh
pemekai yang dituju.
Teori pragmatik akan banyak berisi pengujian-pengujian teori tentang
hubungan antara variabel akuntansi dengan variable perubahan atau
perbedaan perilaku pemakai. Subjek atau pemakai yang diukur perilakunya

12
dapat berupa para akuntan, pelaku pasar modal, manajer, dan auditor. Yang
dapat menjadi indikator perubahan perilaku antara lain perubahan harga
saham, volume saham, kinerja manajer, kinerja karyawan, dan kinerja
perusahaan
3. Aspek Pendekatan Penalaran
Telah di sebut sebelumnya bahwa teori akuntansi dapat diartikan
sebagai penalaran logis yang memberikan penjelasan dan alasan tentang
perlakuan akuntansi tertentu. Penalaran adalah proses berpikir logis dan
sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief )
terhadap suatu pertanyaan atau penjelasan. Peranan logika sangat penting
dalam penalaran. Pernyataan dapat berupa teori tentang suatu kejadian alam
atau sosial. Teori ( penjelasan ) yang disusun dengan penalaran yang baik
akan mempunyai validitas yang tinggi. Penalaran mempunyai peran penting
dalam rangka menerima atau menolak kebenaran ( validitas ) suatu teori.
Proses bersifat dedukatif maupun induktif.
1. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu
pernyatan umum yang disepakati ( disebut premis ) ke pernyatan khusus
sebagaisimpulan ( konklusi ). Pernyataan umum yang disepakati dan menjadi
basis penelaran dapat berasal dari teori , prinsip , konsep, doktrin, atau norma
yang di anggap benar,baik, atau relevan dalam kaitannya dengan tujuan
penyimpulan dan situasi khusus yang dibahas. Pernyataan umum tersebut
dapat saja memuat nilai-nilai etika, moral, ideologi, keyakinan, atau budaya.
Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan untuk memberi penjelasandan
dukungan dan dukungan terhadap kelayakan suatu pernyataan akuntansi.
Misalnya, akuntansi menyajikan aset sebesar kos historis karena akuntansi
menganut konsep kontinuitas usaha. Dengan konsep ini, fungsi neraca adalah
untuk menunjukan nilai jual sehingga kos historis merupakan pengukur yang
paling tepat.
2. Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Penalaran
ini berawal dari suatu pernyataan atau keadaan yang khusus dan berakhir
dengan pernyataan umum yang merupakan generalisasi (perampatan ) dari
keadaan khusus tersebut.

13
Penalaran induktif dalam akuntansi pada umumnya dagunakan
nutukmenghasilkan pernyataan umum yang terjadi penjelasan (teori )
terhadap gejala akuntamsi tertentu. Pernyataan – pernyataan umum tersebut
biasanya berasal dari hipotetis yang diajukan dan diuji dalam suatu penelitian
empiris. Hipotetis merupakan generalisasi yang dituju oleh penelitian
akuntansi.
Contoh berikut menunjukan aplikasi penalaran indukatif: “pengamatan
menunjukan bahwa voluma saham beberapa perusahaan yang dijual-belikan
beberapa hari setelah penerbitan statemen keuangan meningkat dengan
tajam. Dapat disimpulkan dengan tingkat keyakinan tertentu bahwa
informasi akuntansi bermanfaat bagi investor di pasar modal.”
Pada praktriknya, penalaran induktif dalam akuntansi tidak dapat
dilaksanakan terpisah dengan penalaran deduktif atau sebaliknya. Kedua
penalaran tersebut saling berkaitan. Premis dalam penalaran deduktif
misalnya, dapat merupakan hasil dari suatu penalaran induktif.

2.8 Verifikasi Teori Akuntansi


Verifikasi teori merupakan prosedur untuk menentukan apakah suatu teori
valid atau tidak. Pendekatan untuk mengevaluasi validitas teori bergantung pada
sasaran dan tataran teori yang diverifikasi. Teori akuntansi normatif dievaluasi
validitasnya atas dasar penalaran logis ( logical reasoning ) yang melandasi
teori yang diajukan. Teori normative dikembangkan atas dasar kesepakatan
terhadap asumsi atau tujuan kemudian diturunkan suatu kaidah atau prinsip
akuntansi tertentu. Validitas dapat dinilai dengan menentukan apakah asumsi-
asumsi yang digunakan masuk akal (reasonable ). Karena teori normative tidak
bebas nilai, penerimaan asumsi oleh pihak yang terlibat dalam penurunan prinsip
( konklusi )juga menjadi bagian kriteria validitas teori. Criteria ini sering bersifat
subjektif. Penerimaan suatu asumsi juga harus di dukung dengan penalaran
logis sehingga asumsi tersebut tetap masuk akal serta ketidaksetujuan
terhadapnya masih tetap dapat dievaluasi atau diukur implikasinya. Penalaran
logis menjadi criteria validitas karena teori normative dalam banyak hal tidak
mau belum menghasilkan fakta dan observasi untuk mendukungnya.
Teory akuntansi positif dinilai validitasnya biasanya atas dasar kesesuaian teori
dengan fakta atau apa yang nyatanya terjadi. Menetukan fakta melibatkan

14
observasi secara objektif. Pada umumnya, observasi objektif dapat dicapai
melalui penelitian ilmiah dengan metoda ilmiah. Validitas teori akuntansi positif
banyak dilakukan dengan penilitian empiris. Penelitian empiris biasanya
didasarkan atas pengamatan terbatas ( sampel )untuk menguji teori secara statists.
Karena teori akuntansi positif bebas nilai, verifikasi dibatasi pada apa yang
nyatanya dipraktikkan tetapi tidak di arahkan untuk menentukan apakah teori
tersebut baik atau tidak bila dijadikan basis untuk menentukan kebijakan.
Berkaitan dengan masalah nilai ( value ), perlu diingat suatu kaidah berikut:
the fact that many people do thing does not make it right ( kenyataan bahwa
banyak orang melakukan sesuatu tidak menjadikannya benar ). Peneliyian
empiris dapat memverifikasi bahwa nyatamya banyak orang melakukan sesuatu
tetepi tidak memverifikasi apakah sesuatu tersebut benar secara nilai ( baik atau
buruk ). Sebagai contoh, kenyataan bahwa banyak orang melakukan korupsi tidak
menjadikan korupsi itu benar. Benar tidaknya (baik buruknya ) korupsi hanya
dapat diverifikasi secara normative atas dasar nilai-nilai etika’ moral, atau akhlaq,
Teori akuntansi sintaktik biasanya tidak berkaitan langsung dengan fakta (
tidak mempunyai kandungan empiris )sehingga verifikasi validitasnya
mengandalkan penelaran logis semata-mata.
Teori akuntansi semantic melibatkan penyimbolan fakta/realitas sehingga
mengandung unsure empiris. Oleh karenanya, validitas dapat diverifikasi secara
empiris dengan pengamatan. Untuk menentukan apakah symbol “cost” dalam
akuntansi dipahami makanya dengan benar oleh pemakaiannya dapat diuji
dengan melakukan penelitian empiris. “perlengkapan” sebagai padan
kata “supplies” dapat diuji validitasnya dengan menenyai pemakai tentang
persepsinya terhadap istilah tersebut.
Teori akuntansi pragmatik mempunyai kandungan empiris yang besar karena
teori ini banyak memanfaatkan fakta atau data empiris perilaku pasar/individual
sebagai reaksi terhadap informasi akuntansi. Apabila data empiris belum tersedia,
perilaku dapat di ukur dengan menggunakan instrument penelitian yang di
rancang untuk keperluan tersebut. Verifikasi teori ini dapat dilakukan dengan
penelitian empiris yang didasarkan atas asumsi bahwa informasi dianggap
bermanfaat bila pemakai berbuat atau bertindak seakan-akan menggunakan
informasi tersebut. Teori akuntansi pragmatic merupakan focus teori akuntansi
positif.

15
Daya prediksi sering digunakan sebagai criteria validitas teori, asumsi atau
permis akuntansi . suatu teori dikatakan mwmpunyai daya prediksi yang tinggi
bila sesuatu yang diharapkan dari kebijakan yang didasarkan atas teori tersebut
besar kwmungkinannya akan terjadi. Karena teori akuntansi semantic, sintatik,
tidak berdiri sendiri tetapi saling mendukung dan melengkapi, semua pendekatan
pengujian biasanya dilakukan untuk memverifikasi suatu teori. Jadi, sedapat-
dapatnya teori harus diverifikasi validitasnya atas dasar penelaran logis, bukti
empiris, daya prediksi, dan prtimbangan nilai ( value judgments ) yang telah
disepakati.

16
BAB 3

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Praktik akuntansi dalam suatu negara harus selalu berkembang untuk
memenuhi tuntutan perkembangan dunia bisnis. Lebih dari itu, praktik akuntansi
juga harus dikembangkan secara sengaja untuk mencapai tujuan sosial tertentu.
Untuk itu belajar praktik dan teknik akuntansi saja tidak cukup karena praktik
yang sehat harus dilandasi oleh teori yang sehat. Teori akuntansi membahas
berbagai masalah konseplual dan ideal yang ada di balik praktik akuntansi. Teori
akuntansi mempunyai peran penting dalam pengembangan akuntansi yang sehat.
Pengertian teori akuntansi sangat bergantung pada kesepakatan tentang
pengertian akuntansi sebagai suatu disiplin pengetahuan. Akuntansi dapat
dipandang sebagai sains dan sebagai teknologi. Bila akuntansi dipandang sehagai
sains, akuntansi akan bertujuan untuk mendapatkan kebenaran atau validitas
penjelasan tentang suatu fenomena akuntansi dengan menerapkan metoda ilmiah.
Teori akuntansi berkepentingan untuk menghasilkan pernyataan-pernyataan
umum (yang bermula dari hipotesis) sebagai penjelasan praktik akuntansi. Bidang
kajian yang menjadi pusat perhatian adalah masalah fakta sehingga teori
akuntansi harus bebas dari pertimbangan nilai Bila akuntansi dipandang sebagai
teknologi, akuntansi merupakan teknologi perangkat lunak yang harus dipelajari
dan dikembangkan untuk mencapai tujuan sosial tertentu. Dengan demikian,
akuntansi merupakan suatu pengetahuan tentang perekayasaan informasi untuk
pengendalian keuangan negara. Hasil akhir akuntansi adalah prinsip, metoda, atau
teknik yang bermanfaat untuk mencapai tujuan akuntansi. Teori akuntansi akan
merupakan suatu penalaran logis untuk mengevaluasi dan mengembangkan
praktik akuntansi. Hasil penalaran logis adalah suatu rerangka konseptual yang
menjadi semacam konstitusi akuntansi.
Atas dasar sasaran semiotika dalam teori komunikasi, teori akuntansi
dibedakan menjadi teori sintaktik, semantik, dan pragmatik.
Teori akuntansi semantik memusatkan perhatian pada masalah-masalah
penyimbolan, pemikiran, dan penyajian kegiatan operasi dan objek fisis

17
perusahaan dalam bentuk laporan keuangan. Teori ini memberi penalaran
mengapa kegiatan perusahaan disimbolkan dengan cara tertentu.
Teori akuntansi sintaktik berkepentingan dengan struktur pelaporan keuangan.
Teori ini memberi penalaran mengapa data/informasi disajikan dengan cara
tertentu.
Teori akuntansi pragmatik berkepentingan untuk mengukur pengaruh dan
kebermanfaatan informasi akuntansi terhadap perilaku pemakai. Teori ini
memberi penalaran mengapa informasi berpengaruh terhadap perilaku pemakai
(termasuk pasar modal).
Teori akuntansi menurunkan penjelasan-penjelasan atau justifikasi melalui
penalaran deduktif dan induktif. Secara umum, teori akuntansi sebagai penalaran
logis bersifat normatif, sintaktik, semantik, dan deduktif sementara teori
akuntansi sebagai sains bersifat positif, pragmatik, dan induktif
Berbagai aspek teori akuntansi harus diverifikasi atau diuji validitasnya secara
tepat atas dasar penalaran logis, bukti empiris, daya prediksi, dan standar nilai
yang telah disepakati. Misalnya, teori akuntansi positif lebibh tepat diuji atas
dasar bukti empiris.

18
DAFTAR PUSTAKA

Suwardjono,Teori Akuntansi Perekayasaan Laporan Keuangan. BPFE Yogyakarta,edisi


ketiga, Yogyakarta, 2005.

19

Anda mungkin juga menyukai