Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN KAS

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Age Januar M. Pd

Disusun oleh:
Shinta Rahmalia Putri 20210102009

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS CIPASUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat, hidayah dan karunia-Nya makalah mengenai Teori Akuntansi untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dapat terselesaikan dengan baik.
Sholawat serta salam tetap tercurahakan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang
yakni agama islam.
Dalam makalah ini menjelaskan tentang Teori Akuntansi. Makalah ini
meliputi pengertian, asumsi dasar, tujuan, prinsip atau standar, dan prosedur atau
metode perumusan Teori Akuntansi. Saya juga mengucapakan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Age januar M. Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah Bahasa Indonesia yang telah membantu membimbing untuk menyelesaikan
makalah ini.
Demikian yang dapat disampaikan, mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Dan dalam penyusunan makalah ini saya sepenuhnya
menyadari masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca agar kedepannya dapat tersusun dengan baik. Mohon maaf
apabila ada salah kata.

Tasikmalaya, 6 Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................
..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................
..........................................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah...................................................................................
..........................................................................................................2
1.4 Manfaat................................................................................................
..........................................................................................................2
1.5 Prosedur Makalah................................................................................
..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 4
A. Landasan Teoritis.................................................................................. 4
B. Pembahasan........................................................................................... 6
2.1 Pengertian....................................................................................... 6
2.2 Asumsi Dasar Teori Akuntansi....................................................... .6
2.3 Tujuan Teori Akuntansi.................................................................. 9
2.4 Prinsip Dasar Teori Akuntansi........................................................ .9
2.5 Metode Perumusan Teori Akuntansi.............................................. 10
BAB III PENUTUP............................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 12
3.2 Saran.................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi yang dipraktikkan dalam suatu wilayah negara merupakan
suatu hasil rancangan dan pengembangan untuk mencapai suatu tujuan sosial
tertentu. praktik akuntansi tersebut tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor
lingkungan, seperti faktor sosial, ekonomi, politis, dsb. dan hal itu menyebabkan
praktik akuntansi dalam suatu wilayah negara tertentu bisa tidak sama dengan
praktik akuntansi di negara lainnya.
Untuk melaksanakan suatu praktik akuntansi yang baik, tidak cukup
hanya mempelajari akuntansi secara praktik saja. Karena dibalik praktik
akuntansi terdapat berbagai gagasan, asumsi dasar, konsep, penjelasan, dan
sebagainya, yang semuanya terangkum dalam teori akuntansi. Teori akuntansi
sendiri merupakan suatu pengetahuan yang menjelaskan mengapa praktik
akuntansi berjalan seperti yang ada sekarang. Di dalam praktik akuntansi terdapat
beragam permasalahan yang harus dipecahkan. Menyelesaikan permasalahan-
permasalahan tersebut tidak cukup hanya dengan mengandalkan pengalaman
semata, namun untuk mencapai praktik akuntansi yang baik dan sehat, maka
dalam menyelesaikan masalah juga diperlukan landasan teori yang sehat dan baik
pula.
Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik akuntansi.
pengetahuan terhadap teori akuntansi akan mengimbangi berbagai keterbatasan
pengalaman dan kemampuan praktis dalam menyelesaikan masalah. Dengan
teori akuntansi orang akan dapat melihat suatu permasalahan dengan perspektif
yang lebih luas dan terinci, dan tanpa teori yang melandasinya, praktik akuntansi
yang baik dan sehat bisa dipastikan tidak akan tercapai.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
1
1. Apa yang dimaksud dengan teori akuntansi?
2. Apa saja asumsi dasar dalam teori akuntansi?
3. Apa saja tujuan teori akuntansi?
4. Apa saja prinsip dasar dalam teori akuntansi?
5. Metode apa saja yang dapat dilakukan dalam perumusan teori akuntansi?
1.3 Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan
tujuan mengetahui:
1. Memahami pengertian dari teori akuntansi.
2. Mengetahui asumsi dasar teori akuntansi.
3. Mengetahui tujuan teori akuntansi.
4. Mengetahui prinsip dasar teori akuntansi.
5. Mengetahui metode perumusan teori akuntansi.

1.4 Manfaat
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara
teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis makalah ini berguna sebagai
pengembangan konsep teori akuntansi serta dapat dapat membantu
menyelesaikan permasalahan dalam pelaksanaan praktik akuntansi. Secara
praktis makalah ini diharapkan bermantaat bagi:
1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan
khususnya tentang pengelolaan kas
2. Pembaca/guru, sebagai media informasi tentang konsep keilmuan tentang
manajemen kas baik secara teoretis maupun secara praktis
1.5 Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode
yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan
menguraikan permasalahan yang, dibahas secara jelas dan komprehensif. Data
teoretis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi
pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai
2
literatur yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik
analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data
tersebut dalam konteks tema makalah.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teoritis


Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi
menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu
periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada tanggal tertentu. Secara
umum, akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan
laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan
kondisi perusahaan. Selain itu, ada juga pengertian akuntansi menurut beberapa
ahli yaitu Surwadjono (2015:10) menyatakan bahwa: Akuntansi dapat
didefinisikan sebagai seperangkat yang mempelajari perekayasaan penyediaan
jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu
lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut
kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan
keputusan ekonomik.
Dalam arti sempit sebagai proses, fungsi, atau praktik, akuntansi dapat
didefinisikan sebagai: Proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran,
pengakuan, pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian data
keuangan dasar (bahan olah akuntansi) yang terjadi dari kejadian-kejadian,
transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara
tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang
berkepentingan.
Menurut Walter (2012:3) pengertian akuntansi adalah sebagai berikut:
“Akuntansi merupakan suatu sistem informasi, yang mengukur aktivitas bisnis,
memproses data menjadi laporan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada
pengambil keputusan yang akan membuat keputusan yang dapat mempengaruhi
aktivitas bisnis”.
Selanjutnya, menurut Rudianto (2010:10), “Akuntansi adalah aktivitas
mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam bentuk angka,
4
mengklasifikasikan, mencatat, meringkas, dan melaporkan aktivitas/transaksi
suatu badan usaha dalam bentuk informasi keuangan”.
Menurut James M Reeve, dkk (2013:9) pengertian akuntansi adalah
sebagai berikut: “Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang menyediakan
laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas dan kondisi
ekonomi perusahaan. Selain itu akuntansi juga memberikan informasi untuk
pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja perusahaan”.
Sedangkan menurut Warren, dkk (2014:3) “Akuntansi dapat diartikan
sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku
kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa definisi
akuntansi adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis, mengklasifikasikan,
mencatat dan menyajikan informasi yang diberikan organisasi melalui laporan
keuangan dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai
kondisi suatu organisasi.

2.2 Pembahasan
2.2.1 Pengertian Akuntansi
Pengertian teori akuntansi bergantung pada kesepakatan tentang
pengertian akuntansi sebagai disiplin ilmu pengetahuan.
Definisi teori akuntansi dapat dipandang menjadi dua macam, yaitu
dengan:
1. Sains
Bila akuntansi dipandang sebagai sains, akuntansi bertujuan untuk
mendapatkan kebenaran atau validasi penjelasan tentang suatu fenomena
akuntansi dengan menerapkan metode ilmiah. Teori akuntansi berkepentingan
untuk menghasilkan pernyataan-pernyataan umum (yang bermula dari
hipotesis) sebagai penjelas praktik akuntansi. Bidang kajian yang menjadi
pusat perhatian adalah masalah fakta sehingga teori akuntansi harus bebas dari
pertimbangan nilai.
5
2. Teknologi
Bila akuntansi dipandang sebagai teknologi, akuntansi merupakan
teknologi perangkat lunak yang harus dipelajari dan dikembangkan untuk
mencapai tujuan sosial tertentu.
Dengan demikian, akuntansi merupakan suatu pengetahuan tentang
perekayasaan informasi untuk pengendalian keuangan.
Hasil akhir teori akuntansi adalah prinsip, metode atau teknik yang
bermanfaat untuk mencapai tujuan akuntansi

2.2.2 Asumsi Dasar Teori Akuntansi


Asumsi dasar akuntansi adalah asumsi dasar adalah asumsi dasar
mengenai lingkungan akuntansi. Asumsi dasar akuntansi ini dapat disebut
sebagai postulat akuntansi, adalah pernyataan yang dapat membuktikan
kebenarannya sendiri (aksioma), yang sudah diterima umum karena
kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan. Dan menggambarkan aspek
ekonomi, politik, sosial dan hukum dari suatu lingkungan dimana akuntansi
berada.
Terdapat 4 (empat) asumsi dasar akuntansi yang mendasari struktur
akuntansi yaitu:
1. Asumsi Unit Moneter (Monetary Unit Assumption)
Pada asumsi dasar akuntansi yang pertama ini yang dimaksud adalah
data transaksi yang akan dilaporkan dalam catatan akuntansi harus dapat
dinyatakan dalam satuan mata uang (unit moneter). Asumsi unit moneter ini
memungkinkan akuntansi untuk mengkuantifikasi (mengukur) setiap transaksi
bisnis atau peristiwa ekonomi kedalam nilai uang.
Dalam hal ini uang dianggap sebagai denominator umum dari aktivitas
ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi kepentingan pengukuran dan
analisa akuntansi.

6
Data kuantitatif (data yang dapat diukur dan dinyatakan dalam satuan
mata uang) akan berguna dalam mengkomunikasikan informasi ekonomi dan
keputusan ekonomi yang rasional.
Asumsi unit moneter juga terkait dengan penerapan konsep biaya
historis (Historical Cost Concept). Konsep biaya histori digunakan sebagai
dasar dalam penyusunan laporan keuangan, dimana aset yang dibeli pada
umumnya dicatat sebesar harga perolehannya.
Sehingga asumsi dasar akuntansi ii menyiratkan uang (unit moneter)
adalah cara yang paling efektif untuk menunjukan ke pihak-pihak yang
berkepentingan tentang perubahan modal serta pertukaran barang dan jasa.

2. Asumsi Entitas Ekonomi (Economic Entity Assumption)


Asumsi entitas ekonomi yang merupakan asumsi dasar ekuntansi yang
kedua, mengandung arti bahwa aktivitas ekonomi dapat diidentifikasi dengan
unit pertanggungjawaban tertentu. Dengan kata lain, aktivitas entitas dapat
dipisahkan dan dibedakan dengan aktivitas pemiliknya dan dengan setiap unit
bisnis lainnya. Pemisahan ini terutama berupa pencatatan transaksi perusahaan
dengan transaksi pribadi pemilik perusahaan.
Dan konsep entitas tidak selalu mengacu pada entitas legal.
Perusahaan induk dan anak perusahaan merupakan entitas legal yang terpisah.
Namun menggabungkan aktivitas mereka untuk tujuan akuntansi dan
pelaporan tidak melanggar asumsi dasar akuntansi berupa asumsi entitas
ekonomi.
3. Asumsi Periodisitas/Periode Akuntansi (Periodicity Assumption)
Kemudian pada asumsi dasar akuntansi ketiga berupa asumsi periode
akuntansi atau periode waktu. Asumsi periode akuntansi ini mengandung arti
bahwa aktivitas ekonomi sebuah dapat dipisahkan kedalam waktu artificial.
Periode waktu ini bervariasi tapi paling umum adalah secara bulanan,
kuartalan dan tahunan.

7
Hal ini dilakukan agar pemakai laporan keuangan menerima informasi
hasil operasi tentang kinerja dan status keuangan dari waktu ke waktu, agar
dapat dievaluasi dan dibandingkan dengan perusahaan lain. Jadi laporan harus
dilaporkan secara periodik atau berkala.
Semakin pendek periode waktu, semakin sulit menemukan laba bersih yang
tepat untuk periode bersangkutan. Hasil bulanan biasanya tidak seakurat hasil
kuartalan. Hasil kuartalan biasanya tidak seakurat hasil tahunan. Investor
menginginkan agar informasi semacam itu diproses dan disebarkan secara
cepat. Namun semakin pendek penerbitan informasi, semakin tinggi
probabilitas ketidakakuratannya.
4. Asumsi Kelangsungan Hidup (Going Concern Assumption)
Selanjutnya asumsi dasar akuntansi keempat adalah asumsi kelangsungan
hidup. Dimana sebagian besar metode akuntansi didasarkan pada asumsi
kelangsungan hidup perusahaan akan tetap harus beroperasi dalam jangka
yang sangat panjang. Meskipun pengalaman dan kenyataan bahwa banyak
yang mengalami kegagalan bisnis. Namun perusahaan dapat memiliki
kelangsungan hidup yang panjang.

2.2.3 Tujuan Teori Akuntansi


Tujuan teori akuntansi, diantaranya adalah:
 Melakukan evaluasi dan menjelaskan prinsip akuntansi.
 Menyederhanakan sesuatu yang kompleks.
 Memecahkan sebuah masalah.
 Memprediksi sesuatu yang akan terjadi.
 Membantu mengidentifikasi, menjelaskan, hingga menyimpulkan sebuah
kejadian dalam bidang akuntansi.

8
2.2.4 Prinsip Dasar Teori Akuntansi
Terdapat 6 (enam) prinsip yang menjadi aturan dasar mengenai
bagaimana akuntansi dilaksanakan berdasarkan prosedur atau cara yang sesuai
dan terorganisir.
Keenam prinsip dasar tersebut antara lain:
1. Prinsip Biaya (Cost Principle)
Berdasarkan prinsip teori akuntansi, semua aset dalam bentuk apa pun
harus dicatat sesegera mungkin setelah didapatkan atau dibeli. Melakukan
pencatatan atas biaya pengeluaran akan menjaga bisnis tetap teratur dan
berada sesuai jalur.
2. Prinsip Pencocokan (Matching Principle)
Sesuai dengan namanya, pada dasarnya prinsip ini mencocokkan
pengeluaran dengan pendapatan.
3. Prinsip Materialitas (Materiality Principle)
Pada prinsip ini, hanya transaksi keuangan yang sudah se;esai
dilakukan dapat dicatat. Sehingga pencatatan terhadap transaksi yang belum
usai, perlu ditunda terlebih dahulu.
Prinsip ini juga menekankan pada pengeluaran sekecil apa pun per bulan.
Jika dihitung selama satu tahun, maka akan berdampak signifikan pada
anggaran, sehingga pencatatan menjadi aktivitas yang sanngat penting untuk
dilaksanakan.
4. Prinsip konservatisme (Conservatism Principle)
Liabilitas (kewajiban) memiliki dampak yang signifikan pada bisnis apa pun.
Prinsip ini menyarankan, bahwa sebaiknya selalu melakukan pencatatan pada
setiap liabilitas.
Hal ini karena dapat membantu bisnis menyimpan dan menyiapkan sejumlah
dana untuk membayar hutang serta merupakan cara terbaik dalam rangka
perencanaan anggaran pengeluaran di masa depan.

9
5. Prinsip Waktu-Periode (Time-Period Principle)
Prinsip ini merupakan sebuah konsep dimana sebuah bisnis harus membuat
laporan dari hasil operasional yang telah dilakukan di setiap periode. Hal ini
bertujuan untuk menciptakan suatu satu set variabel sebagai perbandingan dari
waktu ke waktu, serta bermmanfaat dalam analisis tren.
6. Prinsip Konsistensi (Consistency principle)
Konsep pada prinsip ini menitikberatkan bahwa apabila sebuah sistem
akuntansi telah ditentukan, maka seluruh transaksi dalam sebuah bisnis harus
mengikuti aturan sistem tersebut. Penerapan prinsip ini bertujuan agar
perusahaan tidak terombang-ambing dan tetap konsisten pada satu sistem saat
pencatatan transaksi.

2.2.5 Metode Perumusan Teori Akuntansi


Untuk bisa merumuskan suatu teori diperlukan metode perumusan.
Belkaoui dan Godfrey menyebutkan bahwa terdapat beberapa metode yang bisa
digunakan untuk merumuskan teori akuntansi, yaitu sebagai berikut:
1. Metode Deskriptif Pragmatic
Dalam metode ini akuntansi dianggap sebagai sebuah seni yang tidak bisa
dirumuskan. Metode perumusan akuntansi bersifat menjelaskan atau
mendeskripsikan serta menganalisa praktik yang ada dan diterima saat ini.
2. Metode Psychological Pragmatic
Metode ini mengamati reaksi dari pengguna laporan keuangan terhadap output
akuntansi yang telah disusun dari berbagai standar, prinsip, pedoman atau
aturan. Hal ini juga seringkali disebut sebagi behavioral accounting.
3. Metode Normatif
Metode ini menganggap akuntansi sebagi sbuah norma peraturan yang wajib
diikuti tanpa memperdulikan apakah dipraktikan, berlaku saat ini atau tida
4. Metode Positive
Metode yang dimulai dari sebuah metode ilmiah yang diterima umum dan
sedang berlaku. Berdasar teori akuntansi positif ini, dirumuskan permasalahan
10
penelitian untuk mengamati fenomena nnyata yang tidak terdapat didalam
teori.
Keempat metode ini dapat digunakan dan dikombinasikan dengan
berbagai pendekatan yang bisa dilakukan. Selain itu teori yang didapatkan atau
rumus akuntansi yang diperoleh harus mampu menggambarkan keadaan
sebenarnya. Sehingga teori-teori yang dihasilkan bisa digunakan dalam
prakteknya.

11
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan
 Pengertian teori akuntansi bergantung pada kesepakatan tentang pengertian
akuntansi sebagai disiplin ilmu pengetahuan. Definisi teori akuntansi apabila
dipandang menurut sains bertujuan untuk mendapatkan kebenaran atau
validasi penjelasan tentang suatu fenomena akuntansi dengan menerapkan
metode ilmiah. Sedangkan bila akuntansi dipandang sebagai teknologi,
akuntansi merupakan teknologi perangkat lunak yang harus dipelajari dan
dikembangkan untuk mencapai tujuan sosial tertentu.
 Terdapat 4 (empat) asumsi dasar akuntansi yang mendasari struktur akuntansi
yaitu:
1. Asumsi unit moneter (monetary unit assumption)
2. Asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption)
3. Asumsi perioditas/periode akuntansi (periodicity assumption)
4. Asumsi kelangsungan hidup (going concern assumption)
 Tujuan teori akuntansi, diantaranya adalah:
- Melakukan evaluasi dan menjelaskan prinsip akuntansi.
- Menyederhanakan sesuatu yang kompleks.
- Memecahkan sebuah masalah.
- Memprediksi sesuatu yang akan terjadi.
- Membantu mengidentifikasi, menjelaskan, hingga menyimpulkan sebuah
kejadian dalam bidang akuntansi.
 Terdapat 6 (enam) prinsip yang menjadi aturan dasar mengenai bagaimana
akuntansi dilaksanakan berdasarkan prosedur atau cara yang sesuai dan
terorganisir.
Keenam prinsip dasar tersebut antara lain:
- Prinsip Biaya (Cost Principle)
- Prinsip Pencocokan (Matching Principle)
1
- Prinsip Materialitas (Materiality Principle)
- Prinsip konservatisme (Conservatism Principle)
- Prinsip Waktu-Periode (Time-Period Principle)
- Prinsip Konsistensi (Consistency principle)
 Untuk bisa merumuskan suatu teori diperlukan metode perumusan. Belkaoui
dan Godfrey menyebutkan bahwa terdapat beberapa metode yang bisa
digunakan untuk merumuskan teori akuntansi, yaitu sebagai berikut:
1. Metode Deskriptif Pragmatic
2. Metode Psychological Pragmatic
3. Metode Normatif
4. Metode Positive

3.2 Saran
Berdasarkan atas apa yang penulis sampaikan dalam karya tulis dalam
sebuah makalah yang berjudul Teori Akuntansi ini penulis berharap memberikan
pemahaman bagi segenap pembaca sehingga dapat menambah wawasan bagi
para pembaca terlebih lagi pada penulis sendiri.
Hanya sampai disinilah kemampuan penulis dalam membahas Teori
Akuntansi. Semoga karya tulis ini memberikan manfaat pada penulis dan para
pembaca.

2
DAFTAR PUSTAKA

Mika, Anindya. (2021) Pengertian Teori Akuntansi dan Jenis-Jenisnya.


https://zahiraccounting.com/id/blog/apa-saja-macam-macam-teori-akuntansi/
[30 Desember 2021]
Widijana. (2021) Asumsi Dasar Akuntansi, Penerapan Tujuan Dasar Dari Kerangka
Konseptual. https://www.berandaakutansikeuangan.com/2021/05/asumsi-
dasar-akuntansi.html [30 Desember 2021]
Doni. (2017) Pengertian Teori Akuntansi, Sifat dan Metode-metodenya.
https://accuratecloud.id/2017/10/18/pengertian-teori-akuntansi/ [30 Desember 2021]

Anda mungkin juga menyukai