Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TEORI AKUNTANSI

Rerangka Konseptual
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi Semester 6

Dosen Pengampu:

Disusun Oleh:
MAHESTI CAHAYUNI (1803101062)
FATKHA HAQIQI (1803101064)
LENY LATIFATUL HIDAYATI (1803101074)

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas PGRI Madiun
(UNIPMA)
2019/2020

I
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabillalamin Puji syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Kerangka Konseptual" tepat
pada waktunya.
Dalam makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran
dari Dosen sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam makalah ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada teman-teman yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada
Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini.

Madiun, 30 Maret 2021


Salam

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................... 1

Daftar Isi .................................................................................................................... 2

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 6

Bab II Pembahasan

2.1 Ketetapan Biaya Historis .......................................................................... 7

2.2 Menyesuaikan Dan Memprediksi Beta ..................................................... 7

2.3 Beta untuk Pasar Modal Berkembang....................................................... 8

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan dan Saran............................................................................. 13

Daftar Pustaka..................................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Rerangka konseptual versi FASB merupakan suatu model hasil perekayasaan
yang dapat dijadikan acuan penalaran untuk pengembangan rerangka acuan baru
untuk konteks lingkungan yang berbeda. Model ini dipilih karena rerangka ini
merupakan model pertama yang disusun dan memuat secara lengkap penjelasan,
penalaran, dan argumen sehingga sangat cocok untuk bahan pembelajaran dan
pendidikan teori akuntansi.
RK FASB memuat empat komponen konsep utama yaitu : tujuan pelapoaran
keuangan (bisnis dan non bisnis), karakteristik kualitatif informasi, elemen statemen
keuangan, dan pengukuran dan pengakuan (termasuk penggunaan nilai sekarang).
Rerangka ini merupakan kulminasi dari upaya-upaya sebelumnya oleh berbagai badan
dan komite mulai dari Komite Eksekutif AAA sampai Komite Trueblood. Komponen-
komponen tersebut berkaitan secara logis dan koheren serta menggambarkan tahapan
proses perekayasaan pelaporan keuangan.
Tujuan merupakan komponen utama rerangka konseptual. FASB berusaha
untuk melekatkan tujuan fungsional akuntansi dengan memfokuskan pada investor
dan kreditor sebagai pihak dominan yang dituju. Pemfokusan tersebut didasarkan atas
konteks lingkungan di Amerika.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan penulis utarakan di sini adalah:

1. Menjelasakan Tujuan Pelaporan Keuangan

2. Menjelaskan Aspek Sosial Tujuan Pelaporan

3. Menjelaskan Perkembangan Tujuan Pelaporan

4. Menjelaskan Tujuan Pelaporan keuangan FASB

5. Menjelaskan Karakteristik Kualitatif Informasi

6. Menjelasakan Pengukuran dan Pengakuan

7. Menjelasakan Manfaat dan Keterbatasan Model

1.3 Tujuan Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, adapun tujuan penulis yaitu untuk menambah wawasan

mahasiswa mengenai Rerangka Konseptual dari pelaporan keuangan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Standar Akuntansi


. Standar akuntansi berisi aturan-aturan yang bermanfaat bagi para akuntan
dalam melaksanakan pekerjaannya. Aturan-aturan yang baku serta sanksi-sanksi
bagi pihak-pihak yang melanggar standar yang telah ditetapkan telah diatur
semuanya dalam standar akuntansi. Karena itu, standar akuntansi terus mengalami
proses perubahan, penghapusan, dan penambahan untuk menjadi standar yang
lebih baik lagi. Menurut Belkaoui (2006), standar akuntansi dapat dibagi menjadi
tiga bagian sebagai berikut:
Dekripsi masalah yang harus dipecahkan
1. Diskusi dengan menggunakan pertimbangan yang sehat dan teori-teori
fundamental untuk menyelesaikan suatu masalah.
2. Solusi yang disarankan sejalan dengan keputusan dan teori yang ada.
Menurut Belkaoui (2006) dalam melihat tujuan penetapan standar, ada
beberapa pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut:
1. Pendekatan ketepatan penyajian
Pendekatan ini mendukung pelaporan secara netral dan pencarian ketepatan
penyajian melalui proses penetapan standar. Pembuat kebijakan akuntansi
memberikan informasi yang dapat memfasilitasi pengambilan keputusan.
2. Pendekatan konsekuensi ekonomi
Pendekatan ini mendukung pengadopsian standar, karena pengadopsian standar
memberikan konsekuensi yang baik. Standar yang diberlakukan adalah standar
yang baik bagi kesejahteraan sosial. Pembuat kebijakan akuntansi memberikan
sinyal-sinyal positif yang dapat mengarahkan pengguna informasi tersebut
dalam pengambilan keputusan.

2.2 Generally Accepted Accounting Principles (GAAP)


Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) adalah standar yang dibuat
oleh Financial Accounting Standard Board (FASB). FASB membentuk rerangka
konseptual dalam pembentukan standar yang baru. Rerangka konseptual akan
menjadi dasar untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi dan dapat dijadikan
dasar dalam menetapkan standar akuntansi. Menurut Belkaoui (2006), rerangka
konseptual FASB terdiri dari tiga level. Level pertama berisi mengenai tujuan
pelaporan keuangan. Level kedua berisi karakteristik kualitatif dan elemen laporan
keuangan. Level ketiga berisi asumsi dasar, prinsip dan kendala.

2.2.1 Asumsi Dasar Rerangka Konseptual FASB


Menurut Baridwan (2010), rerangka konseptual FASB memiliki beberapa
asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi, yaitu sebagai berikut.

2
1. Economic Entity (Kesatuan Usaha Khusus)
Perusahaan dianggap sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, yang
terpisah dari pemiliknya. Hal tersebut ditujukan agar transaksi perusahaan
dipisahkan dari transaksi pemilik, sehingga pembuatan catatan dan laporan
keuangan adalah untuk perusahaan tersebut.
2. Going Concern (Kelangsungan Usaha)
Kelangsungan usaha adalah sebuah asumsi bahwa perusahaan akan hidup dan
tidak diharapkan akan dilikuidasi di masa yang akan datang. Tujuan utama dari
konsep kelangsungan usaha adalah agar tersedia cukup waktu bagi perusahaan
untuk menyelesaikan usaha, kontrak, dan perjanjian yang telah dibuat. Apabila
terdapat bukti bahwa suatu perusahaan tidak memiliki umur yang panjang, maka
konsep kelangsungan usaha ini tidak lagi digunakan.
3. Penggunaan unit moneter dalam pencatatan
Pencatatan transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan dilakukan dengan
menggunakan unit moneter pada saat terjadinya. Unit moneter yang digunakan
adalah mata uang di negara perusahaan tersebut berdiri. Pencatatan transaksi
dengan menggunakan unit moneter pada saat terjadinya disebut sebagai
pencatatan pada biaya historis. Dasar ini mempunyai anggapan bahwa daya beli
unit moneter stabil dan perubahan terhadap daya beli tidak akan mengakibatkan
adanya penyesuaian. Apabila terjadi perubahan dalam daya beli unit moneter,
maka pencatatan berdasarkan biaya historis ini tidak memberikan gambaran
yang sesuai.
4. Periodicity (Perioda Waktu)
Kegiatan usaha perusahaan berlangsung terus dari satu perioda ke perioda
lainnya. Laporan keuangan harus dibuat tepat waktu untuk dapat
menggambarkan keadaan yang sesuai dan dapat memengaruhi keputusan. Oleh
karena itu, diperlukan alokasi ke perioda-perioda untuk transaksi yang
memengaruhi beberapa perioda.

FASB memasukkan beberapa prinsip dalam rerangka konseptual yang akan


digunakan sebagai dasar dalam penyusunan standar akuntansi. Menurut Baridwan
(2010), prinsip-prinsip yang terdapat dalam rerangka konseptual FASB adalah
1. Historical Cost Principle (Prinsip Biaya Historis)
Pada prinsip biaya historis, pencatatan aset, kewajiban, modal, dan biaya akan
dicatat dengan menggunakan harga perolehannya. Harga perolehan adalah harga
hasil kesepakatan penjual dan pembeli dalam suatu transaksi.
2. Revenue Recognition Principle (Prinsip Pengakuan Pendapatan)
Pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa yaitu ketika
terdapat kepastian bahwa pendapatan dapat diukur. Terdapat beberapa
pengecualian dalam pengakuan pendapatan pada saat terjadi yaitu pengakuan
pendapatan pada saat produksi selesai, pengakuan pendapatan selama masa
produksi, dan pengakuan pendapatan pada saat kas diterima.
3. Matching Principle (Prinsip Mempertemukan)

3
Matching principle adalah prinsip yang mempertemukan antara pendapatan dan
biaya. Prinsip ini berguna untuk menentukan pendapatan pada suatu perioda.
Pembebanan biaya sangat tergantung pada pengakuan pendapatan.
4. Consistency Principle (Prinsip Konsistensi)
Laporan keuangan dapat dibandingkan apabila laporan keuangan tersebut
menggunakan metoda dan prosedur yang konsisten dari waktu ke waktu.
Konsisten bukan berarti penghalangan terhadap pergantian metoda. Apabila
terdapat perubahan dalam metoda, maka perubahan yang material terhadap laba
harus disajikan dalam laporan keuangan.
5. Full Disclosure Principle (Prinsip Pengungkapan Penuh)
Prinsip ini merupakan prinsip yang mengharuskan informasi disajikan secara
lengkap dalam laporan keuangan.

2.3 International Financial Reporting Standards (IFRS)


International Financial Reporting Standards (IFRS) atau standar pelaporan
keuangan internasional adalah standar yang disebarluaskan oleh Dewan Standar
Akuntansi Internasional (IASB). Dewan Standar Akuntansi Internasional adalah
dewan pembentuk standar internasional yang berada di London, Inggris. Dewan
Standar Akuntansi Internasional menetapkan standar yang berdasarkan pada
prinsip-prinsip (principal base) yang baik yang kadangkala memerlukan
interpretasi/ judgement. Ankarath, et al., (2012) memaparkan bahwa IFRS lebih
berfokus pada bisnis atau bertujuan ekonomi dari suatu transaksi dan hak-hak serta
liabilitas yang mendasarinya di samping memberikan pedoman/ rule. IFRS
didesain untuk tujuan laporan keuangan secara umum bagi entitas yang
berorientasi profit (profit oriented).

2.3.1 Rerangka Konseptual International Financial Reporting Standards (IFRS)


Rerangka konseptual IFRS dibentuk oleh badan IASB dengan tujuan untuk
menetapkan konsep-konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan. Rerangka konseptual bukanlah suatu standar atau yang memaksakan
standar. Ankarath, et al., (2012) memaparkan bahwa terdapat beberapa tujuan
dalam pembentukan rerangka konseptual, yaitu sebagai berikut.
1. Sebagai pedoman bagi IASB untuk pembentukan standar yang baru atau
merevisi standar yang telah ada.
2. Sebagai pedoman bagi penentuan standar nasional yang masih mengacu dan
konsisten dengan prinsip-prinsip international.
3. Sebagai alat bantu dalam penyusunan laporan keuangan yang mengaplikasikan
standar dan memberlakukan topik-topik yang tidak dijelaskan oleh standar.

IASB (2010) juga memaparkan tujuan dari rerangka konseptual, yaitu sebagai
berikut.
1. Membantu IASB dalam pembentukan IFRS ke depannya dan untuk
memperbarui IFRS yang telah ada.

4
2. Membantu IASB untuk memperkenalkan harmonisasi dari regulasi, standar
akuntansi, dan prosedur tentang penyajian laporan keuangan dengan
meyediakan dasar untuk mengurangi pilihan metoda akuntansi.
3. Membantu dalam pembentukan standar akuntansi nasional.
4. Membantu pembuat laporan keuangan dalam menerapkan IFRS.
5. Membantu auditor dalam memberikan opini mengenai penerapan IFRS pada
laporan keuangan.
6. Membantu pengguna laporan keuangan dalam menelaah informasi yang ada
dalam laporan keuangan yang berstandar IFRS.
2.4
.

5
BAB III
KESIMPULAN

6
DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Jogiysnto. 2017. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.

Anda mungkin juga menyukai