Rerangka Konseptual
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi Semester 6
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
MAHESTI CAHAYUNI (1803101062)
FATKHA HAQIQI (1803101064)
LENY LATIFATUL HIDAYATI (1803101074)
I
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabillalamin Puji syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Kerangka Konseptual" tepat
pada waktunya.
Dalam makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran
dari Dosen sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam makalah ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada teman-teman yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada
Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
Daftar Pustaka..................................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam penulisan makalah ini, adapun tujuan penulis yaitu untuk menambah wawasan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
1. Economic Entity (Kesatuan Usaha Khusus)
Perusahaan dianggap sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, yang
terpisah dari pemiliknya. Hal tersebut ditujukan agar transaksi perusahaan
dipisahkan dari transaksi pemilik, sehingga pembuatan catatan dan laporan
keuangan adalah untuk perusahaan tersebut.
2. Going Concern (Kelangsungan Usaha)
Kelangsungan usaha adalah sebuah asumsi bahwa perusahaan akan hidup dan
tidak diharapkan akan dilikuidasi di masa yang akan datang. Tujuan utama dari
konsep kelangsungan usaha adalah agar tersedia cukup waktu bagi perusahaan
untuk menyelesaikan usaha, kontrak, dan perjanjian yang telah dibuat. Apabila
terdapat bukti bahwa suatu perusahaan tidak memiliki umur yang panjang, maka
konsep kelangsungan usaha ini tidak lagi digunakan.
3. Penggunaan unit moneter dalam pencatatan
Pencatatan transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan dilakukan dengan
menggunakan unit moneter pada saat terjadinya. Unit moneter yang digunakan
adalah mata uang di negara perusahaan tersebut berdiri. Pencatatan transaksi
dengan menggunakan unit moneter pada saat terjadinya disebut sebagai
pencatatan pada biaya historis. Dasar ini mempunyai anggapan bahwa daya beli
unit moneter stabil dan perubahan terhadap daya beli tidak akan mengakibatkan
adanya penyesuaian. Apabila terjadi perubahan dalam daya beli unit moneter,
maka pencatatan berdasarkan biaya historis ini tidak memberikan gambaran
yang sesuai.
4. Periodicity (Perioda Waktu)
Kegiatan usaha perusahaan berlangsung terus dari satu perioda ke perioda
lainnya. Laporan keuangan harus dibuat tepat waktu untuk dapat
menggambarkan keadaan yang sesuai dan dapat memengaruhi keputusan. Oleh
karena itu, diperlukan alokasi ke perioda-perioda untuk transaksi yang
memengaruhi beberapa perioda.
3
Matching principle adalah prinsip yang mempertemukan antara pendapatan dan
biaya. Prinsip ini berguna untuk menentukan pendapatan pada suatu perioda.
Pembebanan biaya sangat tergantung pada pengakuan pendapatan.
4. Consistency Principle (Prinsip Konsistensi)
Laporan keuangan dapat dibandingkan apabila laporan keuangan tersebut
menggunakan metoda dan prosedur yang konsisten dari waktu ke waktu.
Konsisten bukan berarti penghalangan terhadap pergantian metoda. Apabila
terdapat perubahan dalam metoda, maka perubahan yang material terhadap laba
harus disajikan dalam laporan keuangan.
5. Full Disclosure Principle (Prinsip Pengungkapan Penuh)
Prinsip ini merupakan prinsip yang mengharuskan informasi disajikan secara
lengkap dalam laporan keuangan.
IASB (2010) juga memaparkan tujuan dari rerangka konseptual, yaitu sebagai
berikut.
1. Membantu IASB dalam pembentukan IFRS ke depannya dan untuk
memperbarui IFRS yang telah ada.
4
2. Membantu IASB untuk memperkenalkan harmonisasi dari regulasi, standar
akuntansi, dan prosedur tentang penyajian laporan keuangan dengan
meyediakan dasar untuk mengurangi pilihan metoda akuntansi.
3. Membantu dalam pembentukan standar akuntansi nasional.
4. Membantu pembuat laporan keuangan dalam menerapkan IFRS.
5. Membantu auditor dalam memberikan opini mengenai penerapan IFRS pada
laporan keuangan.
6. Membantu pengguna laporan keuangan dalam menelaah informasi yang ada
dalam laporan keuangan yang berstandar IFRS.
2.4
.
5
BAB III
KESIMPULAN
6
DAFTAR PUSTAKA
Hartono, Jogiysnto. 2017. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.