Dosen Pengampu:
Dr. Mukhzarudfa, S.E., M.Si.
Oleh:
Kelompok I
Mu’ammar Fauzan C1C017014
Gayandwip Nopaniriah C1C017038
Dinda Aulia C1C017050
Agustina Shinta Dewi C1C017062
Kelas R-010
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui definisi dari kerangka konseptual akuntansi keuangan.
2. Untuk mengetahui kerangka konseptual yang bersifat umum dan spesifik
dalam akuntansi keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
yang spesifik tersebut telah sesuai dengan kerangka konseptualnya. Bahkan FASB
telah menunjukkan 4 (empat) keuntungan spesifik yang dapat diperoleh dari
kerangka konseptual, yaitu kerangka konseptual ketika telah seslsai dibuat akan
(Belkaoui, 2011):
1. Memandu FASB dalam membuat standar akuntansi;
2. Menjadi kerangka acuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan akuntansi
yang tidak memiliki standar resmi yang spesifik;
3. Menentukan batasan pertimbangan dalam membuat laporan keuangan;
4. Meningkatkan komparabilitas dengan menurunkan jumlah metode akuntansi
alternatif yang tersedia.
dalam satuan uang atau satuan daya beli umum yang sama, yang
mengakibatkan munculnya 4 (empat) kemungkinan konsep pemeliharaan
modal, yaitu:
1. Modal keuangan yang diukur dalam satuan uang;
2. Modal keuangan yang diukur menurut unit daya beli umum yang
sama;
3. Modal fisik yang diukur menurut unit uang;
4. Modal fisik yang diukur menurut unit daya beli umum yang sama;
Tujuan
SFAC No.
1 dan 4
Karakteristik
Elemen- kualitatif
elemen SFAC No. 3
SFAC No. 2 dan 6
Laporan
Kriteria Keuangan Pengakuan
Pengukuran versus SFAC No. 33
SFAC No. 5 Pelaporan (Percobaan)
Keuangan
2.5.2 Pengukuran
Pengukuran (measurement) adalah penentuan besarnya unit
pengukur (jumlah rupiah) yang akan dilekatkan pada suatu objek (elemen
atau pos) yang terlibat dalam suatu transaksi, kejadian, atau keadaan untuk
merepresentasi makna atau atribut (attribute) objek tersebut. Atribut
pengukuran (measurement attributes) suatu elemen/pos adalah dasar
pengukuran (jumlah rupiah) yang harus dilekatkan pada suatu elemen/pos
untuk merepresentasi secara tepat atribut yang ingin diungkapkan dari
elemen/pos tersebut dalam pelaporan keuangan.
13
3.1 Kesimpulan
Kerangka konseptual adalah sebuah konstitusi, sebuah sistem koheren dari
tujuan dan asas yang saling berhubungan yang dapat mengarah kepada standar
yang konsisten dan menentukan sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi keuangan
dan laporan keuangan. Dalam hal ini, kerangka konseptual dimaksudkan untuk
bertindak sebagai suatu konstitusi dalam proses penetapan standar. Tujuannya
adalah untuk memberikan pedoman dalam penyelesaian perselisihan yang timbul
selama proses penetapan standar dengan cara mempersempit pertanyaan menjadi
apakah standar yang spesifik tersebut telah sesuai dengan kerangka
konseptualnya.
FASB telah mencoba untuk menunjukkan masalah-masalah konseptual
terpenting yang berkaitang dengan penetapan standar yang berjumlah 9
(sembilan) masalah. Dalam perkembangannya menuju arah kerangka konseptual
terjadi berbagai masalah dalam kerangka konseptual di antaranya pandangan
mengenai laba atau penghasilan mana yang harus digunakan, masalah
pendefinisian, konsep pemeliharaan modal atau pengembangan, dan metode
pengukuran mana yang harus digunakan.
3.2 Saran
Kerangka konseptual dan pelaporan keuangan merupakan hal yang sangat
penting untuk dipelajari dalam memahami teori akuntansi. Oleh karena itu,
marilah kita tingkatkan pengetahuan dan pemahaman kita agar mampu
mengaplikasikan teori akuntansi dalam kehidupan kerja nantinya.
14
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Riahi, A., & Belkaoui. (2011). Accounting Theory (5th ed.). (Krista, Ed., A. A.
Yulianto, & R. Dermauli, Trans.) Jakarta: Salemba Empat.
JURNAL
Badury. (2008). Implications for the Conceptual Framework Arising From
Accounting for Financial Instruments. ABACUS Journal Accountung
Foundation, III, 388.
15