Anda di halaman 1dari 4

REFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH DI INDONESIA

1. PENDAHULUAN
Perjalanan akuntansi pemerintah daerah di Indonesia dari tahun 1974 sampai
saat inidapat dibagi dalam empat tahap. Tahap pertama adalah pada masa 1974
sampai dengan 1999 sebagai masa akuntansi tradisional. Tahap kedua adalah pada
tahun 2000 sampai dengan 2005 sebagai masa reformasi akuntansi tahap pertama.
Tahap ketiga adalah masa sejak tahun 2005 sampai dengan 2010 sebagai masa
reformasi tahap ketiga. Tahap keempat adalah masa sejak tahun 2010 sampai dengan
tahun 2014 sebagai masa reformasi tahap keempat.

2. AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH PADA MASA 1974-1999


2.1 Dasar Hukum
Akuntansi daerah pada masa ini masih meneruskan metoda pengelolaan warisan
Belanda. Pengelolaan keuanan daerah pada masa ini masih didasarkan atas aturan-
aturan yan terangkum dalam Undang-Undang Perbendaharaan Indonesia (Indische
Comptabiliteit Wet /ICW).

2.2 Praktek Akuntansi


Penerapan akuntansi di pemerintah daerah di Indonesia tidak adanya adanya
konsekuensi regulasi yang mengatur tentang akuntansi keuangan daerah secara
spesifik. Bendaharawan di dalam pencatatan transaksi keuangan menggunakan
metode tata buku tunggal berbasis kas. Bendaharawan mencatat setiap kas masuk
dan kas keluar baik yang langsung melalui tangannya maupun melalui perantaraan
bank. Media untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut adalah Buku Kas Umum
(BKU). Laporan keuangan yang dihasilkan oleh Bendaharawan adalah Laporan
Keadaan Kredit Anggaran dan Laporan Keadaan Kas.
Sistem akuntansi pembukuan tunggal memiliki kelemahan yakni menghasilkan
informasi yang tidak terintregasi atau dengan kata lain informasi yang dihasilkan
hanya parsial (terpotong-potong). Informasi yang parsial ini tidak dapat digunakan
dalam pengambilan keputusan yang mensyaratkan adanya informasi yang integral
dan komprehensif.
Sistem akuntansi yang berbasis memiliki beberapa kelemahan yang inheren.
Kelemahan sistem akuntansi yang berbasis kas tersebut antara lain :
1. Informasi yang lebih kompleks tidak dapat dihasilkan
2. Hanya terfokus pada aliran kas dan mengabaikan aliran sumber daya lain
3. Pertanggungjawaban kepada publik jadi terbatas hanya pada pengunaan
kas tidak pada sumber daya yang lain.

3. AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH PADA MASA 2000-2005


3.1 Dasar Hukum
Pada masa ini praktik akuntansi mengacu pada Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan Pertanggungjawaban dan
Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah, dan Penyusunan
Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

3.2 Praktik Akuntansi


Pada masa ini, tata cara akuntansi menggunakan sistem pembukuan ganda
(berpasangan) dengan pengakuan pendapatan, belanja , dan pembiayaan berbasis
kas modifikasian. Basis kas modifikasian ini tersirat dalam Keomendagri Nomor
29 Tahun 2002 pasal 87 ayat 1 yang berbunyi :
“Agar laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan yang benar dan
wajar , pada rekening tertentu dalam Kelompok Pendapatan Belanja,
Pembiayaan, dan Neraca dilakukan penyesuaian sebagai akibat timbulnya
hak dan kewajiban yang diperhitungkan pada Tahun Anggaran berkenaan”
Mengacu pada Kepmendagri Nomor 29 tahun 2002 tersebut, maka seluruh
pemerintahan di daerah mulai melaksanakan siklus akuntansi. Catatan Akuntansi
berupa Buku Jurnal, Buku Besar, dan Buku Pembantu sudah digunakan untuk
merekam transaksi keuangan daerah. Sistem dan prosedur akuntansi yang berisi
tentang deskripsi pengorganisasian dokumen, uang, catatan akuntansi, dan
pelaporan keuangan oleh fungsi akuntansi dan fungsi lain yang terkait dengan
fungsi akuntansi juga sudah diterapkan.
Laporan keuangan pemerintah daerah berupa Laporan Perhitungan APBD, Neraca
, Laporan Arus Kas, dan Nota Perhitungan APBD. Dengan adanya kewaiban
menyusun neraca sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban kepala daerah,
maka pada masa ini pemerintah daerah memulai suatu upaya yang revolusioner ,
yaitu melakukan inventarisasi aset dan sekaligus melakukan penilaian aset untuk
menyajikan neraca pemerintah daerah untuk pertama kalinya.
Akan tetapi pada masa ini standar akuntansi belum ada karena pemerintah belum
menerbitkan regulasi tentang standar akuntansi.

4. AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH PADA MASA 2005-2010


4.1 Dasar Hukum
Pada tanggal 13 Juni 2005 Pemerintah menetapkan PP 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan. PP ini diterbitkan untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 32 Ayat 2 UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
PP 24 Tahun 2005 ini menjadi acuan bagi penyusun laporan keuangan, pemeriksa
laporan keuangan, dan pengguna laporan keuangan daerah.
Tidak adanya standar akuntansi yang memadai akan menimbulkan implikasi
negatif berupa rendahnya reabilitas dan objektivitas informasi yang disajikan
inkosistensi dalam pelaporan keuangan, serta menyulitkan dalam pengauditan.
4.2 Praktik Akuntansi
Pada masa ini basis pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan
menggunakan cash basis toward accrual. basis ini tersurat dalam PP 24 Tahun
2004 pada bagian kerangka konseptual paragraf yang berbunyi :
“Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah
adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan
dalam LRA, dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan
ekuitas dalam Neraca”.

Konsekuensi dari PP 24 Tahun 2005 dan PP 58 Tahun 2005, maka pengelolaan


keuangan daerah bergeser dari sentralisasi ke desentralisasi yang proses
pengelolaan keuangan daerah dan tanggungjawab pengelolaannya telah
didelegasikan dari Kepala Daerah kepada masing-masing Kepala SKPD. Dengan
adanya desentralisasi tersebut SKPD menjadi sebuah entitas akuntansi yang harus
melaksanakan akuntansi sebagai bagian dari entitas pelaporan. Dengan demikian,
tanggungjawab sepenuhnya dalam pengelolaan keuangan daerah pada masing-
masing SKPD menjadi tanggungjawab Kepala SKPD.
Laporan kauangan dari setiap SKPD akan dikondolidasikan oleh SKPD menjadi
laporan keuangan pemerintah daerah. Laporan kauangan pada level SKPD terdiri
dari neraca, laporan realisasi anggaran, dan catatan atas laporan keuangan.
Sementara itu, laporan keuangan pada level Pemerintah Daerah terdiri dari neraca,
laporan realisasi anggaran, laporan aliran kas, dan catatan atas laporan keuangan.

5. AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL


Masa ini merupakan masa transisi dari penerapan akuntansi berbasis kas menuju
akrual menjadi penerapan akuntansi berbasis akrual. Regulasi yang mengatur
perubahan ini adalah PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemeritahan.
Akuntansi berbasis akrual berarti bahwa pendapatan, belanja, pembiayaan, aset,
kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaks, atau
pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah
daerah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Dalam
basis akrual, pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih. Belanja daerah adalah kewajiban pemerintah daerah
yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
Untuk menerapkan akuntansi pemerintah daerah berbasis akrual diperlukan kondisi-
kondisi yang mendukung implementasinya. Kondisi-kondisi tersebut antar lain adalah
:
1. Pengelola keuangan yang berkompeten. Agar penerapan akuntansi berbasis akrual
dapat berhasil, maka dibutuhkan pengelola keuangan yang berkualitas dalam
jumlah yang banyak. Untuk menyediakan pengelola keuangan yang berkompeten
tersebut tentunya diperlukan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidang
akuntansi keuangan daerah.
2. Dukungan dari pemeriksa laporan keuangan.
3. Adanya sistem teknologi informasi yang mampu mengakomodasi persyaratan-
persyaratan dalam penerapan akuntansi berbasis akrual.

Memperhatikan kondisi-kondisi tersebut, maka penerapan akuntansi berbasis akrual


memerlukan dana yang besar dan waktu yang panjang, bahkan dapat lebih panjang
daripada masa periode jabatan kepala daerah dan DPRD. Dengan demikian, reformasi
akuntansi berbasis akrual memerlukan komitmen dan dukungan politik dari para
pengambil keputusan di pemerintahan daerah.

Anda mungkin juga menyukai