Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN AKUNTANSI AKRUAL

2.1 Pengertian Akuntansi Akrual


Akuntansi akrual adalah salah satu konsep yang sangat penting dalam
akuntansi. Jenis jenis laporan keuangan dalam basis akrual ini terdiri dari aset,
kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan belanja. Basis akrual ini pada sektor pemerintahan
(publik) sesuai ciri ciri akuntansi pemerintahan menghasilkan laporan realisasi
anggaran dan neraca. Informasi keuangan yang dihasilkan oleh basis akrual lebih
efisien dan efektif untuk mengurangi kemungkinan adanya kecurangan.

Akuntansi Akrual (Accrual Basis) ini memiliki ruang lingkup


akuntansi berupa pencatatan transaksi keuangan yang berimplikasi kepada uang masuk
atau keluar pada masa depan. Transaksi dicatat pada saat terjadi, walaupun uang belum
benar-benar diterima atau dikeluarkan. Dengan kata lain, basis akrual digunakan untuk
pengukuran aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Basis akrual mengakui pengaruh
transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi terjadi tanpa memperhatikan saat
kas atau setara kas diterima atau dibayar. Akuntansi akrual memiliki 2 konsep berupa
pengakuan pendapatan dan pengakuan biaya. Berikut ini penjelasan lebih lanjut tentang
kedua hal tersebut sesuai dengan tujuan akuntansi sektor publik.

2.2 Manfaat Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual


Dalam Study Nomor 14 yang diterbitkan oleh International Public Sector
Accounting Standards Board (2011), mengatakan bahwa informasi yang disajikan pada
akuntansi berbasis akrual dalam pelaporan keuangan memungkinkan pemangku
kepentingan (stakeholder) dalam rangka:
1. Menilai akuntabilitas pengelolaan seluruh sumber daya entitas serta penyebaran
sumber daya tersebut.
2. Menilai kinerja, posisi keuangan dan arus kas dari suatu entitas.
3. Pengambilan keputusan mengenai penyediaan sumber daya, atau melakukan bisnis
dengan suatu entitas.

Selanjutnya, pada level yang lebih detil dalam Study Nomor 14 tersebut
dinyatakan bahwa pelaporan dengan basis akrual akan dapat:
1. menunjukkan bagaimana pemerintah membiayai aktivitas-aktivitasnya dan
memenuhi kebutuhan dananya;
2. memungkinkan pengguna laporan untuk mengevaluasi kemampuan pemerintah
saat ini untuk membiayai aktivitas-aktivitasnya dan untuk memenuhi kewajiban-
kewajian dan komitmen-komitmennya;
3. menunjukkan posisi keuangan pemerintah dan perubahan posisi keuangannya;
4. memberikan kesempatan pada pemerintah untuk menunjukkan keberhasilan
pengelolaan sumber daya yang dikelolanya;
5. bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan
efektifivitas penggunaan sumber daya.

2.3 Gambaran Umum SAP Berbasis Akrual


Pada tahun 2010, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah nomor 71
tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) untuk meningkatkan
kualitas pertanggungjawaban kinerja pemerintah. Perubahan yang sangat nyata dari
SAP sebelumnya yang diatur oleh Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 2005 adalah
diwajibkannya penggunaan akuntansi berbasis akrual (accrual) oleh pemerintah,
termasuk pemerintah daerah, dari yang sebelumnya menggunakan akuntansi berbasis
kas menuju akrual (cash toward accrual). Perubahan basis akuntansi ini tidak serta
merta muncul karena sebenarnya sudah disyaratkan oleh peraturan perundang-
undangan sebelumnya yaitu pada pasal 1 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003
dijelaskan bahwa:
1. Pendapatan negara/daerah adalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih
2. Belanja negara/daerah adalah kewajiban pemerintah pusat/daerah yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih

Dari penjelasan tersebut diatas dijelaskan bahwa pendapatan dan belanja


sebenarnya sudah berbasis akrual yang akan mempengaruhi kekayaan bersih di neraca.
Jadi sebenarnya dari tahun 2003, pencatatan dan penyajian laporan keuangan sudah
diarahkan untuk berbasis akrual.

 Penyusunan SAP Akrual


SAP Akrual berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010 dikembangkan dari SAP yang
ditetapkan dalam PP No. 24 Tahun 2005 dengan mengacu pada International
Public Sector Accounting Standards (IPSAS) dan memperhatikan peraturan
perundangan serta kondisi Indonesia. Beberapa negara sebenarnya kesulitan
menerapkan akuntansi berbasis akrual. Namun Indonesia tetap menerapkan
akuntansi berbasis akrual ini dengan beberapa pertimbangan yaitu:

1. SAP sebelumnya yang ditetapkan dengan PP No. 24 Tahun 2005 berbasis ”Kas
Menuju Akrual” sebagian besar telah mengacu pada praktik akuntansi berbasis
akrual. Neraca yang disusun sebenarnya sudah berbasis akrual, walaupun
Laporan Realisasi Anggaran masih berbasis kas.
2. Para Pengguna yang sudah terbiasa dengan PP No. 24 Tahun 2005 dapat
melihat kesinambungannya. Artinya, sebenarnya pengguna tinggal selangkah
lagi untuk melaksanakan basis akrual secara penuh.
 Lingkup Pengaturan PP No. 71 Tahun 2010
PP No. 71 Tahun 2010 ini meliputi SAP Berbasis Akrual dan SAP Berbasis Kas
Menuju Akrual, yang terdiri dari 3 lampiran yaitu:
1. SAP Berbasis Akrual terdapat pada Lampiran I dan berlaku sejak tanggal
ditetapkan dan dapat segera diterapkan oleh setiap entitas
2. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual pada Lampiran II berlaku selama masa
transisi bagi entitas yang belum siap untuk menerapkan SAP Berbasis Akrual
3. Proses Penyusunan SAP Berbasis Akrual pada Lampiran III

 Penerapan Bisnis Akrual


Penerapan akuntansi berbasis akrual di pemerintah diatur dalam pasal 7 PP No.
71 Tahun 2010 yang menjelaskan bahwa:
1. Penerapan SAP Berbasis Akrual dapat dilaksanakan secara bertahap dari
penerapan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual menjadi penerapan SAP
Berbasis Akrual
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara
bertahap pada pemerintah pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara
bertahap pada pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri

Pada tahun 2013 terbitlah Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 64 Tahun
2013 tentang Penerapan SAP Berbasis Akrual di Pemerintah Daerah.
Peraturan Menteri ini menjadi pedoman bagi pemerintah daerah dalam
melaksanakan akuntansi berbasis akrual secara penuh paling lambat tahun
anggaran 2015.

 Pokok – Pokok SAP Berbasis Akrual


Laporan keuangan yang baik adalah yang disusun berdasarkan SAP.
Pokok-pokok SAP berbasis akrual tercakup dalam kerangka konseptual dan
penyajian laporan keuangan (PSAP01). Beberapa pokok SAP tersebut yang
perlu diketahui untuk menyusun laporan keuangan berbasis akuntansi:
a. Entitas Akuntansi dan Pelaporan
Pada paragraf 21 Kerangka Konseptual PP Nomor 71 Tahun 2010 terdapat
penjelasan mengenai Entitas Akuntansi disamping Entitas Pelaporan. Pada
paragraf tersebut dijelaskan bahwa entitas akuntansi merupakan unit pada
pemerintahan yang mengelola anggaran, kekayaan, dan kewajiban yang
menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan atas dasar
akuntansi yang diselenggarakannya. Penjelasan entitas akuntansi ini tidak
dijelaskan sebelumnya di PP Nomor 24 Tahun 2005.

b. Komponen Laporan Keuangan


Pada dasarnya semua pernyataan standar akuntansi pemerintah merupakan
standar untuk menyusun komponen-komponen laporan keuangan
pemerintah, dimana komponen-komponen tersebut dijelaskan pada paragraf
28 Kerangka Konseptual PP Nomor 71 Tahun 2010 sebagai berikut:

 Laporan Realisasi Anggaran

 Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)

 Neraca

 Laporan Arus Kas

 Laporan Operasional

 Laporan Perubahan Ekuitas

 Catatan atas Laporan Keuangan

2.4 Pengertian Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Berbasis Akrual


beserta Prosedur – prosedurnya
Sistem akuntansi pemerintah daerah menurut Pasal 232 ayat (3) Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006, yaitu meliputi serangkaian prosedur mulai dari proses
pengumpulan data, pencatatan, pengolongan dan peringkasan atass transaksi dan/atau
kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggung jawaban
pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi
computer. Untuk menyelenggarakan akuntansi pemerintah daerah, kepala daerah
menetapkan sistem akuntansi pemerintah daerah dengan mengacu pada peraturan daerah
tentang poko – pokok pengelolaankeuangan daerah, disusun dengan berpedoman pada
prinsip pengendalian interen dan standar akuntansi pemerintahan.
Dalam sistem akuntansi pemerintahan ditetapkan entitas pelaporan dan entitas
akuntansi yang menyelengarakan sistem akuntansi pemerintah daerah. Sistem akuntansi
pemerintah daerah dilaksanakan oleh pejabat pengelola keuangan daerah (PPKD)
pada satuan kerja pengelola keuangan daerah (SKPKD) dan sistem akuntansi satuan kerja
perangkat daerah (SKPD) dilaksanakan oleh pejabat penatausahaan keuangan (PPK)-
SKPD. Sistem akuntansi pemerintah daerah secara garis besar terdiri atas empat prosedur
akuntansi yaitu, sebagai berikut :
1. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas
Prosedur akuntansi penerimaan kas adalah meliputi serangkaian proses, baik
manual maupun terkomputerisasi., mulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan
transaksi atau kejadin keuangan, hinngga pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan penerimaan kas pada
SKPD dan/atau SKPKD.
2. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
Prosedur akuntansi pengeluaran kas melipti serangkaian proses, baik manual maupun
terkomputerisasi mulai dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan/ atau
kejadian keuangan, hingga pelaporan keuangan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan pengeluaran kas pada
SKPD dan/atau SKPKD.

3. Prosedur Akuntansi Selain Kas


Prosedur akuntansi selain kas adalah meliputi serangkaian proses, baik manual
maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi
dan/atau kejadian keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan transaksi dan/atau
kejadian keuangan selain kas pada SKPD dan/atau SKPKD.

4. Prosedur Akuntansi Aset


Prosedur akuntansi asset meliputi serangkaian proses, baik manual tau
terkomputerisasi, mulai dari pencatatan dan pelaporan akuntansi atas perolehan, hingga
pemeliharaan, rehabilitasi, penghapusan, pemindahtanganan, perubahan klasifikasi dan
penyusutan terhadap asset yang dikuasai/digunakan SKPD dan/atau SKPKD. Prosedur
akuntansi aset digunakan sebagai alat pengendali dalam pengelolaan aset yang
dikuasai/digunakan SKPD dan/atau SKPKD.

2.5 Langkah Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis


Akrual
Adapun langka-langkah implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual menurut Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) tahun 2008
adalah:
1. Menyusun bagan akun standar. BAS menurut Pasal 3 huruf c permendagri 64
tahun 2013 merupakan pedoman bagi pemerintah daerah dalam melakukan
kodefikasi akun yang menggambarkan struktur laporan keuangan secara
lengkap dirinci sebagai berikut:
a. Level 1 (satu) menunjukkan kode akun;
b. Level 2 (dua) menunjukkan kode kelompok;
c. Level 3 (tiga) menunjukkan kode jenis;
d. Level 4 (empat) menunjukkan kode obyek;
e. Level 5 (lima) menunjukkan kode rincian obyek.

Kode akun sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a terdiri atas:

a. Akun 1 (satu) menunjukkan aset;


b. Akun 2 (dua) menunjukkan kewajiban;
c. Akun 3 (tiga) menunjukkan ekuitas;
d. Akun 4 (empat) menunjukkan pendapatan-LRA;
e. Akun 5 (lima) menunjukkan belanja;
f. Akun 6 (enam) menunjukkan transfer;
g. Akun 7 (tujuh) menunjukkan pembiayaan;
h. Akun 8 (delapan) menunjukkan pendapatan-LO; dan
i. Akun 9 (sembilan) menunjukkan beban

2. Tetapkan kebijakan akuntansi. Kebijakan Akuntansi Penyusunan kebijakan


akuntansi bukan copy and paste semata dari PSAP, tetapi memilih standar mana
yang akan diterapkan. Sebagai misal, standar memberi kemungkinan pencatatan
persediaan secara perpetual. Khusus untuk persediaan keperluan kantor entitas
pelaporan yang bersangkutan dapat memilih pencatatan persediaan secara
physical atau perpetual. Contoh kebijakan akuntansi laiinya adalah Penyusutan
aset, pencadangan piutang tak tertagih, kapitalisasi belanja, dll.

3. Susun sistem akuntansi yang akan digunakan untuk membukukan transaksi.


Perlu dipertimbangkan apakah sistem akuntansi akan dilaksanakan secara
manual, ataukah secara terkomputerisasi menjadi Sistem Informasi Manajemen
(SIM). Sistem akuntansi pada dasarnya berisikan jurnal standar untuk mencatat
transaksi, baik transakasi anggaran maupun transaksi finansial.

4. Pilih strategi implementasi akuntansi berbasis akrual, Strategi implementasi ada


2:

a. Langsung Akrual Tahun 2015 langsung menerapkan akuntansi berbasis


akrual.
b. Paralel Run i. Tahun 2015 akuntansi CTA paralel dgn Akrual, di mana CTA
formal Akrual informal. ii. Tahun 2015 akuntansi Akrual paralel dgn CTA,
di mana Akrual formal CTA informal. 5. Melatih dan memotivasi pegawai
akuntansi secara berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA

http://bpkad.banjarkab.go.id/index.php/2016/03/08/gambaran-umum-sap-berbasis-akrual-pp-712010/
https://www.coursehero.com/file/pj9ki9/5-Manfaat-Penerapan-Akuntansi-Berbasis-Akrual-Dalam-
Study-Nomor-14-yang/

Anda mungkin juga menyukai