Anda di halaman 1dari 5

BAB 16 Standar Akuntansi Dalam Akuntansi Publik atau Pemerintah

Standar Akuntansi merupakah istilah yang sudah biasa didengar oleh pihak yang berada
dalam lingkungan Akuntansi.

Standar Akuntansi Sektor Public Atau Pemerintah Di Indonesia


Standar Akuntansi adalah acuan dalam penyajian laporan keuangan yang ditujukan kepada
pihak diluar organisasi yang mempunyai otoritas tertinggi dalam kerangka akuntansi
berterima umum.
Menurut Sinaga, standar akuntansi merupakan aturan utama yang harus diacu dalam
penyajian laporan keuangan dalam kerangka prinsip akuntansi berlaku umum. Standar
tersebut penting agar laporan keuangan lebih berguna, dapat dimengerti dan dapat
diperbandingkan serta tidak menyesatkan. Standar akuntansi swasta lebih berkembang dari
pada pemerintah. Sektor swasta di Amerika Serikat memiliki standar akuntansi yang telah
dikembangkan puluhan tahun lalu. Sementara di Indonesia, sejak tahun 2011 Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) sektor swasta telah mengacu pada standar akuntansi
internasional (IFRS), sedangkan sektor pemerintah baru akan menerapkan akuntansi berbasis
akrual, meskipun masih dianggap belum akrual penuh. Tetapi, dapat disadari bahwa standar
akuntansi pemerintah sangat penting peranannya dalam organisasi pemerintah untuk
menjawab tuntutan akan akuntabilitas dan transparasi public.

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR


AKUNTANSI PEMERINTAH (SAP)
Perkembangan Penyusunan Standar Akuntansi Pemerintah ( SAP )
SAP Pemerintah pertama kali diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP)
adalah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 pada tanggal 13 Juni
2005. Inilah untuk pertama kali Indonesia memiliki standar akuntansi pemerintah sejak
Indonesia merdeka. Terbitnya SAP ini untuk mengkukuhkan peran penting akuntansi dalam
pelaporan keuangan di pemerintahan.
Lingkup peraturan PP Nomor 71 Tahun 2010 adalah meliputi SAP berbasis Akrual dan SAP
Berbasis Kas Menuju Akrual. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual dapat berlaku selama masa
transisi bagi entitas yang belum siap untuk menerapkan SAP Berbasis Akrual. Walaupun
entitas pelaporan untuk sementara masih diperkenankan menerapkan SAP Berbasis Kas
Menuju Akrual, entitas pelaporan diharapkan dapat segera menerapkan SAP Berbasis Akrual.
Laporan keuangan yang dihasilkan dari penerapan SAP Berbasi Kas Menuju Akrual
dimaksudkan untuk memberi manfaat lebih baik bagi para pemangku kepentingan
(stakeholders), untuk para pengguna maupun pemeriksa laporan keuangan pemerintah,
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
Sistematikan SAP
SAP Berbasis Akrual ditetapkan PP Nomor 71 Tahun 2010 terdiri atas Kerangka Konseptual
(KK) Akuntansi Pemerintahan dan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan ( SAP ). PSAP terdiri
dari 12 pernyataan yaitu:
PSAP 01 : Penyajian Laporan Keuangan
PSAP 02 : Laporan Keuangan Anggaran (LRA) Berbasis Kas
PSAP 03 : Laporan Arus Kas
PSAP 04 : Catatan atas Laporan Keuangan
PSAP 05 : Akuntansi Persediaan
PSAP 06 : Akuntansi Investasi
PSAP 07 : Akuntansi Aset Tetap
PSAP 08 : Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan
PSAP 09 : Akuntansi Kewajiban
PSAP 10 : Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Operasi yang Tidak Dilanjutkan
PSAP 11 : Laporan Keuangan Konsolidasian
PSAP 12 : Laporan Operasional

Fungsi dari Kerangkan Konseptual ( KK )


1. Penyusun standar dalam melakukan penyusunan SAP
2. Pengguna untuk menyajikan transaksi yang tidak diatur dalam pernyataan standar
3. Pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun dengan
standar
4. Para pengguna laporan kuangan dalam menafisirkan informasi yang disajikakn pada laporan
keuangan yang disusun sesuai dengan standar.

Basis Akuntansi
Basis Akuntansi adalah perlakuan pengakuan atas hak dan kewajiban yang timbul dari transaksi
keuangan.
Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi
Entitas Akuntansi menurut PP Nomor 71 Tahun 2010 adalah unit pada pemerintahan yang mengelola
anggaran, kekayaan, dan kwajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan
keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakan.
Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas atau lebih entitas akuntansi yang menurut
ketentuan peraturan perundan-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa
laporan keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010
Penerapan PP Nomor 71 Tahun 2010, yang menyatakan bahwa SAP Berbasis Akrual sudah harus
diterapkan untuk pelaporan keuangan tahun 2010. Laporan keuangan pokok yang wajib disusun dan
disajikan oleh entitas pelaporan menurut SAP Berbasis Kas Menuju Akrual yaitu sebagai berikut.
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas (LAK)
4. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Sedangkan, SAP Berbasis Akrual mewajibkan entitas pelaporan menyusun dan menyajikan tujuh
laporan keuangan pokok yang terbagi menjadi 2 jenis pelaporan, yaitu pelaporan finansial berbasis
akrual dan pelaporan pelaksanaan anggaran berbasis kas dari CaLK.
Pelaporan finansial
1. Neraca
2. Laporan Operasional (LO)
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
Sedangkan, pelaporan pelaksanaan anggaran terdiri atas
1. LRA berbasis kas
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
CaLk merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos dalam laporan pelaksanaan anggaran maupun
laporan finansisal dan merupakan laporan yang tidak terpisahkan dari kedua laporan tersebut.

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NOMOR 45 TENTANG


PELAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA
Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba
Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode
pelaporan, laporan aktivitas serta arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas laporan
keuangan. Informasi likuiditas diberitahukan dengan cara berikut ini:
1. Menyajikan asset berdasarkan urutan likuiditas dan kewajiban berdasarkan tanggal jatuh
tempo
2. Mengelompokkan asset kedalam lancar dan tidak lancar, dan kewajiban ke dalam jangka
pendek dan janga panjang.
3. Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas asset atau saat jatuh temponya kewajiban
termasuk pembatasan penggunaan asset pada catatan atas laporan.

Kalrifikasi Aset Neto Terikat atau Tidak terikat


Laporan Aktifitas difokuskan pada organisasi secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah
asset neto selama suatu periode. Perubahan asset neto dapat dilihat dalam aktivitas laporan keuangan.
Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan asset lain
sebagai penambah atau pengurang asset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.
Laporan aktivitas menyajikan pendapatan dan beban bruto.
Laporan Arus Kas
Adalah penyajian informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.
PERBANDINGAN STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK ATAU PEMERINTAH DI
INDONESIA DENGAN AMERIKA
Indonesia sangat berbeda dengan Amerika Serikat. Amerika Serikat telah memiliki penyusunan
standar yang mempunyai otoritas menyusun standar akuntansi untuk sektor pemerintah yaitu GASB.
Di Indonesia, penyusunan standar akuntansi pemerintahan dilakukan oleh sebuah komite yang disebut
dengan Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) yang untuk pertama kalinya ditetapkan
dengan Keputusan Presiden RI Nomor 84 Tahun 2004 tentang keanggotaan KSAP, dan telah
mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Keputusan Presiden RI Nomor 3 tahun 2009.
Akan tetapi, yang menetapkan Standar Akuntansi Pemerintah adalah pemerintah dengan aturan
pemerintah.
Sedangkan Amerika ada lima tingakatan yang dikemukakan mulai dari pernyataan FASB yang
dinyatakan berlaku untuk pemerintah oleh GASB sampai dengan sumber sumber lainnya. 5 tingkatan
tersebut dapat dilihat pada halaman 234 tabel 16.2

PENINGKATAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL


Dijelaskan dalam Baharuddin dan Sinaga. International Public Sector Accounting Standards Board
(IPSASB) merupakan penyusun standar akuntansi internasional untuk sektor public di bawah
International Federation of Accountants (IFAC). (FAC) Tahun 2005 IPSASB melakukan peningkatan
terhadap standar sundar Unternational Public Sector Accounting Standard-IPSAS) yang telah
diterbitkan sebelumnya. Peningkatan tersebut berupa revisi terhadap 11 standar dari 20 standar yang
relah pernah diterbitkan. Revin le 11 standar tersebut dimuat dalam draf publikasian (exposure draft-
ED) Nomor 26.
Di samping melakukan revisi terhadap standar yang ada, IPSASB juga menerbitkan tiga ED lain. ED
Nomor 25 memuat mengenai kesamaan otoritas dalam paragraf-para-raf dalam IPSAS ED Nomor 27
berbicara mengenai penyajian informasi anggaran dalam laporan keuangan bertujuan umum dan ED
Nomor 28 mengenai pengungkapan informasi umum keuangan sektor pemerintahan (general
government sector-GGS) untuk tujuan statistik
Revisi tersebut dilakukan dalam rangka konvergensi standar akuntansi internasional sektor publik
(IPSAS) dengan standar akuntanti internasional sektor komersial (LAS/FRS). Sebagaimana
disebutkan dalam latar belakang ED 26, bahwa revisi terhadap IPSAS dilakukan agar ada konvergensi
dengan IAS yang diterbitkan tahun 2003. Unaha konvergensi ini telah dimulai sejak 2003 melalui
General Improvement Project.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai anggota IFAC dimintakan masukan atas draf publikasian
(exposure drafi-ED) yang dikeluarkan oleh IPSASB Revisi IPSAS sangat penting bagi sektor publik
di Indonesia. Revisi tersebut akan mengikat dalam penyajian laporan keuangan sektor publik di
Indonesia jika nanti disahkan menjadi standar meskipun tetap diperhatikan karakteristik Indonesia.
Oleh karena itu, agar IPSAS mengakomodasi kepentingan kita, maka perlu diberi masukan lewat
komentar atas ED diterbitkan yang oleh IPSASB. Pemberian masukan ini juga dimaksudkan untuk
menampilkan pemikiran pemikiran dari Indonesia di forum internasional dalam bidang akuntansi
khususnya sektor publik
Proses Peningkatan Standar oleh IPSASB
Pada akhir tahun 1997, IPSASB memulai sebuah program pengembangan IPSAS yang didasarkan
kepada International Accounting Standards (LAS) yang diterbitkan International Accounting Standard
Board (ASB) tahun 1997 IPSASB mengembangkan persyaratan persyaratan IAS yang relevan untuk
sektor publik IPSAS menggunakan persyaratan, struktur, dan teks yang ditur dalam IAS kecuali ada
alasan untuk tidak menggunakan hal hal tersebut

Pada tahun 2003 melalui proyek General Improvements, IASB menerbitkan revisi IAS Proyek
General Improvements bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi alternatif, pengulangan
pengulangan yang tidak perlu (redundancies), dan juga konflik dalam IAS sendiri. Proyek juga
berhubungan dengan isu konvergensi dan berbagai peningkatan lainnya Tujuan dan visi IPSAS yang
diterbitkan kali ini adalah agar IPSAS konvergen dengan IAS yang diterbitkan tahun 2003 tersebut.
Tentu saja kalimat terakhir ini memancing pertanyaan ka IAS berubah apakah nanti IPSAS juga harus
mengikuti? Jika ya sampai kapan? Apakah tidak mungkin bahwa IAS yang mengikun IPSAS?

Sistematika IPSAS Setelah Revisi


Sampai dengan saat ini, IPSAS terdiri atas 20 Pernyataan standar yaitu IPSAS Nomor 1 sampai
dengan 20. Revisi yang dilakukan atas 11 pernyataan, sebagaimana dimuat dalam ED 26, tidak akan
menghilangkan pernyataan yang ada. Revisi hanya sekedar mengubah isi dari pernyataan yang sudah
ada sebelumnya. Akan tetapi, dari ED lainnya yaitu ED 25, 27, dan 28 jka nanti disetujui akan muncul
dua pernyataan standar baru. ED 25 persamaan otoritas paragraf tidak akan menghasilkan atau
dituangkan dalam bentuk pernyataan standar baru.

Anda mungkin juga menyukai