Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Standar akuntansi merupakan alat yang penting dalam tatanan ekonomi suatu masyarakat. Wolk
dkk. (2009) mengatakan bahwa informasi akuntansi merupakan barang publik . Salah satu kriteria
barang publik adalah adanya eksternalitas yaitu penyedia barang publik tidak dapat membebankan
biayanya kepada pengguna barang publik tersebut. Akibatnya, penyedia barang publik cenderung
menyediakan lebih sedikit (underproduce) dari yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu regulasi agar
kebutuhan masyarakat terpenuhi dengan baik. Laporan keuangan merupakan barang publik
sehingga pemerintah harus menyusun aturan berupa standar yang berlaku umum dan seragam agar
laporan keuangan pemerintahan dapat dibaca oleh publik (masyarakat).

SAP merupakan sebuah kemajuan dalam sistem akuntansi pemerintahan. Dengan diterbitkannya
SAP, Indonesia memasuki era baru transparansi dan akuntanbilitas di bidang keuangan negara
(Bastian,2006). Manfaat SAP antara lain adalah meningkatkan keterbandingan (comparability) antar-
laporan keuangan pemerintah. Namun, tidak hanya sampai disitu, SAP berusaha mewujudkan
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara sehingga Indonesia dapat bersih dari
praktik korupsi , kolusi, dan nepotisme (KKN) dalam rangka kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.

Wolk dkk. (2009) menyatakan bahwa penyusunan standar sebagai suatu proses yang melibatkan
teori akuntansi, kondisi ekonomi, dan proses politik. Mereka mengatakan bahwa standar yang baik
adalah standar yang dibuat secara netral, yaitu hanya berfokus pada peningkatan relevansi dan
reliabilitas laporan keuangan. SAP sebagai sebuah regulasi merupakan hasil dari proses sosial yang
melibatkan pertimbangan-pertimbangan politik, ekonomi, juga teori akuntansi sebagai landasannya.
Di luar organisasi pemerintahan, terdapat regulasi yang mengatur akuntansi dan pelaporan
keuangan organisasi yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK) l. Pada tahun 1973, Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI) melakukan kodifikasi prinsip dan standar akuntansi yang dikenal dengan Prinsip
Akuntansi Indonesia (PAI). PAI di adopsi dari Accounting Principles Board (APB) Statement 4 yang
merupakan standar akuntansi di Amerika Serikat.

Kemudian pada tahun 1984, IAI melakukan revisi secara mendasar terhadap PAI 1973 dan
menghasilkan PAI 1984 yang mengadopsi dari Accounting Researcs Studies (ARS) 7 yang juga berasal
dari Amerika Serikat. Pada tahun 1994 IAI menggeser kiblat penyusunan standarnya ke International
Accounting Standard Committee (IASC) dan merevisinya serta mengganti PAI 1984 dengan SAK. Sejak
saat itu, IAI memutuskan untuk melakukan harmonisasi dengan standar akuntansi internasional
pengembangan standarnya. Dalam perjalanannya, SAK telah direvisi sebanyak 7 kali dalam rangka
penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Sebagai standar akuntansi yang jauh lebih
mapan, SAK dapat dijadikan sebagai acuan bagi SAP dalam rangka penyempurnaan di masa yang
akan datang meskipun organisasi yang diaturnya memiliki karakteristik yang berbeda. SAK pada
umumnya mengatur organisasi bisnis, sedangkan SAP mengatur organisasi pemerintahan.

Kerangka konseptual dalam suatu standar merupakan elemen yang sangat penting. PSAP
maupun PSAK menganggap bahwa kerangka konseptual merupakan rumusan konsep yang
mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Tujuan kerangka konseptual menurut
keduanya juga sama yaitu sebagai acuan bagi:

1. Penyusunan standar (standard setters) dalam melaksanakan tugasnya;


2. Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur
dalam standar;
3. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan yang disusun
sesuai dengan prinsip atau standar akuntansi yang berlaku;
4. Para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan yang disusun sesuai standar.

1.2. Rumusan Masalah


Dalam makalah ini akan dibahas tentang Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
(PSAP) Versus Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Dari latar belakang diatas
makan permasalahan yang dibahas hanya seputar dari perbedaan PSAP dan PSAK.

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini hanya untuk sebagai pemenuhan tugas untuk
menjadi bahan presentasi dari tugas yang di berikan oleh dosen kami tentang mata kuliah
Sektor Akuntansi Publik.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PERBEDAAN PSAP DAN PSAK

Perbedaan pertama, dalam kerangka konseptual akuntansi pemerintahan terdapat pembahasan


mengenai lingkungan akuntansi pemerintahan yang menjelaskan bahwa lingkungan operasional
organisasi pemerintah berpengaruh terhadap karakteristik tujuan akuntansi dan pelaporan
keuangannya. Sedangkan, dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan
dinyatakan bahwa kerangka dasar berlaku untuk semua jenis perusahaan komersial baik sektor
publik maupun sektor swasta.

Mardiasmo (2009) mengatakan bahwa “ salah satu perbedaan utama laporan keuangan lembaga
pemerintah dengan sektor swasta adalah bahwa laporan keuangan lembaga pemerintah tidak
berfokus pada organisasi secara keseluruhan, akan tetapi berfokus pada unit kerja pemerintah
sebagai suatu bagian organisasi. Sedangkan dalam sektor swasta laporan keuangan lebih berfokus
pada organisasi secara keseluruhan. Perbedaan antara pusat pertanggungjawaban satu dengan
lainnya tidak dipertimbangkan dalam laporan keuangan perusahaan selama ia merupakan suatu
entitas yang sama.”

Perbedaan kedua adalah tentang tujuan tentang laporan keuangan. Pada pernyataan peran dan
tujuan laporan keuangan kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah menyatakan berikut ini :

“ Laporan keuangan di susun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi
keuangan dan seluruh transaksi yang di lakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode
pelaporan . Laporan keuangan terutama di gunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi
yang di manfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, dan membantu
ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan”

Kerangka konseptual Akuntansi pemerintah juga menyatakan bahwa laporan keuangan di lakukan
untuk kepentingan akuntabilitas, manajemen, transparansi, keseimbangan antar generasi dan
evaluasi kinerja. Tujuan pelaporan keuangan dalam rangka konseptual pemerintah adalah untuk
menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan
pembuatan keputusan, dari keputusan ekonomi , sosial, maupun politik.

Sedangkan dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, tujuan laporan
keuangan adalah:

“ Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi”

Perbedaan mendasar bahwa laporan keuangan pemerintah di gunakan sebagai alat evaluasi
kepatuhan entitas terhadap peraturan perundang-undangan, sedangkan dalam lembaga pemerintah,
aktivitas ekonomi pemerintah misalnya terkait belanja dan pendapatan harus sesuai peraturan
perundang-undangan sehingga aktivitas ekonomi yang di lakukan lebih menekankan pada ketaatan
terhadap peraturan dari pada peraih kinerja keuangan yang baik. Pendapatan dan belanja pemerintah
harus di sesuaikan dengan anggaran yang di sepakati dengan lembaga legislatif. Namun, dengan PP
No. 71 tahun 2010, penyajian pelaporan keuangan juga di tunjukan untuk kepentingan evaluasi
kinerja, dan hal inilah yang menjadi pembeda dengan kerangka konseptual menurut PP No. 24 tahun
2005.

Perbedaan ketiga adalah terkait komponen laporan keuangan. Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan menyebutkan bahwa komponen laporan keuangan terdiri atas Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan sebagai Komponen
laporan keuangan pokok serta laporan lain dan/ atau elemen informasi akuntansi yang diwajibkan
oleh ketentuan perundang-undangan (statutory reports). Laporan Operasional merupakan Laporan
Kinerja Keuangan dan bersifat opsional sebagaimana yang disebut di dalam PP Nomor 24 Tahun
2005. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan menyebutkan bahwa laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi, Laporan
Perubahan Posisi Keuangan (misalnya Laporan Arus Kas atau Arus Dana), catatan dan laporan lain
serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa Laporan Realisasi Anggaran merupakan
komponen laporan keuangan yang menjadi ciri khas dalam akuntansi pemerintahan. Hal ini
disebabkan anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik, target fiskal,, dan alat pengendalian
pemerintah. Dalam sektor swasta anggaran merupakan informasi internal sehingga tidak dilaporkan
kepada pihak eksternal. Dalam lembaga pemerintah, anggaran merupakan dokumen hasil
kesepakatan antar eksekutif dan legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan
kegiatan pemerintah dan pendapatan yang diharapkan untuk memenuhi keperluan belanja tersebut,
atau pembiayaan yang diperlukan jika di perkirakan akan terjadi defisit atau surplus. Dalam sektor
nonpemerintahan, anggaran disusun sendiri oleh manajemen sebagai alat pengendalian dan
evaluasi.

Perbedaan keempat, SAP membagi entitas menjadi dua yaitu entitas pelaporan dan entitas
akuntansi. SAK tidak mengenal pembedaan tersebut. Pemisahan antara entitas pelaporan dan
entitas akuntansi mengesankan bahwa SAP turut mencampuri urusan internal lembaga
pemerintahan.

Perbedaan kelima adalah pada asumsi dasar. Asumsi dasar yang digunakan dalam Kerangka
Konseptual Akuntansi Pemerintahan adalah kemandirian entitas, kesinambungan entitas dan
keterukuran dalam satuan uang. Sedangkan asumsi dasar dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan menggunakan adalah dasar akrual dan kelangsungan usaha.

Perbedaan keenam adalah pada prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan. Hal ini
mengesankan bahwa Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan tampaknya mengambil hierarki
prinsip sebagai acuan dalam pengembangan standarnya. Dalam Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan dijelaskan bahwa prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan adalah ketentuan yang
dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam penyusunan standar akuntansi, oleh
penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta oleh
pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan (Dalam
Suwardjono, 2008). Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang mengacu kepada IASC
menggunakan pendekatan tujuan sehingga dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan tidak terdapat pembahasan tentang prinsip. Prinsip yang digunakan dalam
kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan terdiri atas basis akuntansi, prinsip nilai historis,
realisasi, substansi mengungguli bentuk, periodisitas, konsistensi, pengungkapan lengkap, dan
penyajian wajar. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan memasukkan
beberapa prinsip tersebut sebagai bagian dari karakteristik kualitatif laporan keuangan.

Perbedaan ketujuh adalah pada basis akuntansi. Dikatakan bahwa basis akuntansi yang
digunakan dalam laporan keuangan pemerintahan adalah basis akrual, untuk pengakuan
pendapatan-LO, beban, aset, kewajiban, dan ekuitas. Namun, dalam hal anggaran disusun dan
dilaksanakan berdasarkan basis kas, maka Laporan Realisasi Anggaran (LRA) disusun berdasarkan
basis kas. Berbeda halnya dengan SAK yang jelas menggunakan asumsi dasar akrual. Sehingga SAK
tidak mengatur laporan keuangan yang berbasis kas. Hal inilah yang menurut penulis kebutuhan
akuntansi pemerintahan yang tidak diakomodasi oleh SAK.

Perbedaan kedelapan adalah adanya konsep modal dan pemeliharaan modal dalam
kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Konsep modal ada dua, yaitu konsep
modal keuangan dan modal fisik. Dalam konsep modal keuangan, modal adalah sama dengan aset
neto atau ekuitas perusahaan. Sedangkan dalam konsep modal fisik, modal di pandang sebagai
kapasitas produktif perusahaan. Hal ini tidak terdaftar dalam SAP karena tidak ada konsep modal
akan berkaitan dengan konsep laba. Dalam akuntansi pemerintahan tidak di kenal konsep laba.
Perbedaan kesembilan berkaitan dengan jumlah PSAP yang ada dalam SAP di bandingkan
dengan PSAK dalam SAK. SAK yang sudah jauh lebih matang dari SAP serta kompleksitas jenis
perusahaan yang di atur telah mengalami revisi, penggantian ataupun perubahaan PSAK. Terakhir,
terdapat 67 PSAK yang 8 di antaranya adalah PSAK syariah. Untuk, PSAK syariah, di buat kerangka
konsep tual tersendiri. Di sisi lain SAP memiliki 12 PSAP. Penulis mencoba mengikhtisarkan
beberapa PSAK yang memiliki pembahasan yang sama atau mirip dengan PSAP dalam Tabel 17.3.
sama atau mirip dengan PSAP dalam Tabel 17.3.
PSAP PSAK
PSAP No.1 PSAK No.1
Penyajian laporan keungan Pengajian laporan keuangan
PSAP No. 2 -
Laporan realisasi anggaran berbasis kass
PSAP No.3 PSAK No.2
Laporan arus kas Laporan arus kas
PSAP No.4 PSAK No.1
Catatan atas laporan keuangan Pengajian laporan keuangan
PSAP No.5 PSAK No.14
Akuntansi persedian persedian
PSAP No.6 PSAK No.13
Akuntansi investasi
Sambut tentang property investasi dan PSAK
No 15.tentang akuntansi untuk investasi
dalam perusahaan asosiasi
PSAP No.7 PASK No.16
Akuntansi aset tetap Sambut tentang aset tetap,PSAK No
47.tentang akuntansi tanah,dan PASK No
48.tentang penurunan nilai aset
PSAP No.8 PASK No.34
Ankutansi kontruksi dalam pengerjaan Tentang akuntansi kontak konstruksi
PSAP No.9 PSAK No.9
Ankutansi kewajiban Tentang pengajian aset lancer dan kewajiban
jangka pendek,PSAK No 26.tentang biaya
pinjaman,PSAK No 54.tentang restrukturisasi
utang piutang bermasalah,PSAK No
57.tentang kewajiban diestimasi,kewajiban
kontinjensi dan aset kontinjensi
PSAP No.10 PSAK No.25
Koreksi kesalahan,perubahan kebijakan Tentang laba atau rugi bersih untuk periode
akuntansi,dan peristiwa luar biasa berjalan ,kesalahan mendasar,dan perubahan
kebijakan akuntansi
PSAP No.11 PSAK No 4.
Laporan keungan konsolidasian Tentang laporan keuangan konsolidasi
PSAP No.12 -
Laporan operasional

Dari perbandingan antara PSAP dengan PSAK, penulis berkesimpulan bahwa memang
terdapat keunikan tersendiri yang dimiliki oleh organisasi pemerintah yang tidak dapat danaungi
dalam PSAK. Namun demikan bukan berarti tidak ada persamaan di antara keduanya. Sebagai
standar akuntansi yang lebih dulu ada dan perkembangan organisasi bisnis yang lebih cepat, maka
PSAK dapat di jadikan perbandingan bagi KSAP dalam menyusun atau merevisi PSAP di masa yang
akan datang. Pemerintah sebagai pengatur kehidupan masyarakat termasuk masyarakat bisnis
seharusnya lebih baik daripada yang di aturnya. Sehinga pemerintah dapat melaksanakan tugasnya
dengan berwibawa serta efektif.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Standar akuntansi merupakan alat yang penting dalam tatanan ekonomi suatu masyarakat. Wolk
dkk. (2009) mengatakan bahwa informasi akuntansi merupakan barang publik . Salah satu kriteria
barang publik adalah adanya eksternalitas yaitu penyedia barang publik tidak dapat membebankan
biayanya kepada pengguna barang publik tersebut. Akibatnya, penyedia barang publik cenderung
menyediakan lebih sedikit (underproduce) dari yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu regulasi agar
kebutuhan masyarakat terpenuhi dengan baik. Laporan keuangan merupakan barang publik
sehingga pemerintah harus menyusun aturan berupa standar yang berlaku umum dan seragam agar
laporan keuangan pemerintahan dapat dibaca oleh publik (masyarakat).

Kerangka konseptual dalam suatu standar merupakan elemen yang sangat penting. PSAP
maupun PSAK menganggap bahwa kerangka konseptual merupakan rumusan konsep yang
mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Tujuan kerangka konseptual menurut
keduanya juga sama yaitu sebagai acuan bagi:

1. Penyusunan standar (standard setters) dalam melaksanakan tugasnya;


2. Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur
dalam standar;
3. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan yang disusun
sesuai dengan prinsip atau standar akuntansi yang berlaku;
4. Para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan yang disusun sesuai standar.

Perbedaan PSAP VS PSAK ada 9 perbedaan:

1. Dalam PSAP terdapat pembahasan mengenai lingkungan akuntansi pemerintahan yang


menjelaskan bahwa lingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh terhadap
karakteristik tujuan akuntansi dan pelaporan keuangannya. Sedangkan PSAK dinyatakan
bahwa kerangka dasar berlalu untuk semua jenis perusahaan komersial baik sektor publik
maupun sektor swasta.
2. Tentang tujuan laporan keuangan
3. Terkait komponen laporan keuangan.
4. SAP membagi entitas menjadi dua yaitu entitas pelaporan dan entitas akuntansi. SAK tidak
mengenal pembedaan tersebut.
5. Perbedaan asumsi dasar.
6. Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan
7. Perbedaan basis akuntansi
8. Adanya konsep modal dan pemeliharaan modal dalam PSAK. Hal ini tidak terdapat dalam
PSAP.
9. Jumlah PSAP yang ada dalam SAP dibandingkan dengan PSAK dalam SAK.
KATA PENGANTAR

Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kami kelompok 10 dapat diberikan keberhasilan
dalam menyelesaikan penulisan makalah Akuntansi Sektor Publik mengenai Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Versus Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Makalah ini
kami buat untuk sebagai bahan presentasi kelompok kami. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami harap ibu dapat memaklumi hal tersebut
karena sejatinya kesempurnaan milik Allah dan kekurangan milik diri kami sendiri.

Ambon, 21 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

COVER ...........................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1

Latar Belakang...............................................................................................................................1

Rumusan Masalah.........................................................................................................................2

Tujuan Penulisan...........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................3

Perbedaan PSAP dan PSAK...........................................................................................................3

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................7

3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................7
MAKALAH AKUNTANSI

SEKTOR PUBLIK

Mengenai PSAP Versus PSAK

Di Susun Oleh:

Sri Wahyuni Ohorella 2017-30-138

Yeni Sarnita 2017-30-075

Rizky Anggraini 2017-30-179

Aisah Rumatiga 2017-30-376

Maudy Lobiuwa 2017-30-

FAKULTAS EKONOMI (AKUNTANSI)

UNIVERSITAS PATTIMURA

2019
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai