Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PEMBUATAN DAFTAR TEMUAN

Kelompok 4 :
 Christy Saleh 2017-30-053
 Marsya D. Tahya 2017-30-183
 Alfian Luturmas 2017-30-186
 Erika Luhukay 2017-30-203
 Elitha Molle 2017-30-333 AKUNTANSI
 Stanley Soplanit 2017-30-354 SEKTOR PUBLIK
 Jofanny Manuputty 2017-30-366
 Frans Malessy 2017-30-382
 Pieter Tahalele 2017-30-393

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PATTIMURA
KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa telah


memberikan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini dengan baik.

Adapun makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas


Audit Sektor Publik kami, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang “Pembuatan daftar temuan” bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami menyadari, Makalah yang kamu buat masih jauh dari


kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami butuhkan demi kesempurnaan Makalah
ini.

Penulis

Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Secara umum proses audit sektor publik, selain untuk menguji kelayakan
penyajian laporan keuangan, auditor juga disyaratkan untuk menguji efektifitas
pengendalian intern, memeriksa kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap
peraturan perundangan serta memeriksa kemungkinan terjadinya kecurangan dan
ketidakpatuhan. Temuan audit yang berupa temuan atas pengendalian intern,
temuan atas ketaatan terhadap peraturan perundangan dan temuan kecurangan dan
ketidakpatuhan selanjutnya harus disajikan menurut elemen temuan yang terdiri
dari kriteria, kondisi, sebab, dan akibat. Hal ini dimaksudkan untuk membantu
manajemen atau lembaga pengawas auditan dalam memahami perlunya untuk
melakukan tindakan perbaikan. Sebagai tambahan auditor juga harus memberikan
rekomendasi untuk tindakan perbaikan.
Menurut ISO 9000, temuan audit adalah hasil evaluasi dari bukti audit yang
dikumpulkan terhadap kriteria audit. Temuan audit dapat mengindikasikan, baik
kesesuaian ataupun ketidak sesuaian dengan kriteria audit atau peluang perbaikan.
Temuan audit ini harus mudah dan cepat dipahami pembaca, untuk kemudian
mengkomunikasikan dengan entitas yang diaudit. Kegiatan menyusun temuan
audit merupakan tahap akhir dari dari pelaksanaan audit (audit terinci), sebelumnya
melangkah pada tahap pelaporan.
Temuan audit merupakan bagian dari suatu proses audit kinerja dimana
bagian ini memuat pesan pokok yang ingin disampaikan auditor ke pembaca
laporan, dan merupakan alasan utama dibuatnya laporan tersebut. Temuan audit
adalah kesimpulan akhir dari kegiatan pemeriksaan, yaitu auditor melakukan
pemeriksaan dengan mengumpulkan bahan bukti audit (audit evidence collection)
kemudian melakukan analisis/evaluasi terhadap bahan bukti audit (audit evidence
evaluation).

b. Rumusan Masalah
1. Bagaiman Teori Pembuatan Daftar Temuan ?
2. Bagaimana Sistem Pembuatan Daftar Temuan ?
3. Bagaimana Siklus Pembuatan Daftar Temuan ?
4. Bagaimana Teknik Pembuatan Daftar Temuan ?
5. Bagaimana Contoh Daftar Temuan ?

c. Tujuan Pembahasan
1. Menjelaskan Tentang Teori Pembuatan Daftar Temuan
2. Menjelaskan Bagaimana Sistem Pembuatan Daftar Temuan
3. Menjelaskan Tentang Siklus Pembuatan Daftar Temuan
4. Menjelaskan Bagaimana Teknik Pembuatan Daftar Temuan
5. Memberikan Contoh Daftar Temuan
BAB II
PEMBAHASAN

A.Teori Pembuatan Daftar Temuan


Pengertian Temuan
Temuan (Finding) dalam Laporan Audit
Bentuk temuan merupakan kertas kerja auditor yang paling kritis.
Bagaimanapun juga, temuan merupakan hasil dari suatu audit. Bentuk temuan
mengkonsolidasikan semua informasi penting yang berkaitan dengan suatu
masalah audit tertentu berupa, misalnya, pengendalian yang tidak
berfungsi/bekerja, salah saji potensial dalam laporan keuangan atau adanya
ketidakefisienan yang menonjol.
Dengan mendorong secara terus menerus kepada auditor untuk
memperhatikan dan mendokumentasikan secara hati-hati, bentuk temuan (finding
form) menjadikan jauh lebih mudah untuk memutuskan apakah masalah -masalah
tersebut harus dilaporkan dalam bentuk tertulis, mendiskusikannya secara lisan
atau tidak semuanya. Temuan temuan juga diperlukan untuk mendukung atau
mencegah salah pengertian kesimpulan yang diambil, dan rekomendasi dari auditor
internal. Apabila ada hal yang penting dan kritis, maka auditor harus mempunyai
waktu untuk mendokumentasikannya.

Review Daftar Temuan


Baik pengembangan kertas kerja maupun penyajian laporan mempunyai elemen-
elemennya yang hendak dijelaskan di bawah ini. Berikut gambar dari sistematika
temuan audit.
Elemen-Elemen Temuan
Bentuk temuan paling efektif terdiri dari lima elemen umum :
1) Kondisi
2) Kriteria
3) Sebab
4) Akibat
5) Rekomendasi

 Kondisi
"Kondisi" menunjukkan suatu kesimpulan, masalah, atau kesempatan yang dicatat
selama review audit. Kondisi ini mengarahkan secara langsung tujuan yang
dikendaJikan atau beberapa standar kinerja lainnya. Contoh pernyataan kondisi,
antara lain:
 "Pihak yang mempunyai kewenangan tidak memberikan otorisasi dokumen
ini''.
 "Rekening tidak direkonsiliasi selama tiga bulan''.
 "Proses dapat dirampingkan untuk menghemat waktu kerja enam jam per
hari''.
Saat pendokumentasian, kondisi, kerincian, dan penjelasan masalah amat
diperlukan. Seseorang yang tidak berpartisipasi dalam audit, tetapi pemahaman
tentang masalah atau mekanisme kerja objek, diperlukan agar seseorang dapat
diikutkan dalam tim.
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat dikaitkan dengan kondisi adalah:
 Apakah masalahnya? (What is it?)
 Apakah kekurangannya? (What is defective?)
 Apakah yang tidak dipenuhi? (What is deficient?)
 Apakah yang ada di dalam kesalahan tersebut? (Whatis in error?)
 Apakah masalahnya telah diisolasi atau telah menyebar (is theproblem
isolated or widespread?)

 Kriteria
Elemen ini menguraikan standar yang digunakan sebagai pedoman untuk evaluasi.
Dengan kata lain, kriteria menggambarkan kondisi yang ideal. Kriteria dapat
menunjuk suatu kebijakan, prosedur atau peraturan pemerintah yang spesifik.
Kriteria dapat jadi hanya berupa logika umum (common sense) atau praktik-praktik
bisnis dan aktivitas organisasi yang hati-hati (prudent).
Jenis-jenis kriteria antara lain:
1) Persyaratan tertulis, seperti hukum, peraturan, instruksi, prosedur, pedoman,
pengarahan dan sebagainya.
2) Logika umum.
3) Pengalaman auditor.
4) Pendapat ahli yang independen.
5) Praktik usaha yang baik.
6) lnstruksi tidak tertulis.
7) Tujuan keseluruhan dari departemen atau organisasi.
8) Standar dan prinsip-prinsip yang berterima umum.

 Sebab
Pernyataan sebab menerangkan mengapa masalah-masalah yang diidentifikasikan
terjadi. Sebab mungkin merupakan atribut paling kritis dari pembentukan temuan.
Tanpa penentuan mengapa kondisi tersebut terjadi, situasi tadi tidak dapat
diperbaiki dengan semestinya.
Dalam mendokumentasikan sebab, auditor harus mengidentifikasikan
alasan alasan yang mendasar yang ada di dalam masalah tersebut. Penjelasan
dangkal yang gagal untuk mengungkap sebab dasar (root cause) tidak akan
mengarahkan ke rekomendasi yang efektif.

 Akibat
Pernyataan akibat menggambarkan risiko-risiko tertentu yang muncul sebagai hasil
dari kondisi atau masalah. Pada intinya, akibat adalah menjawab pertanyaan "so
what?" (lalu apa?). Pernyataan akibat sering memperbincangkan potensi kerugian,
ketidaktaatan, atau ketidakpuasan pelanggan yang ditimbulkan oleh masalah
tersebut.
Manajemen berharap membidik tepat langsung ke informasi yang diberikan
pada aspek ini dalam temuan audit, sehingga informasi ini memungkinkan
manajemen untuk mengetahui bagaimana kondisi tersebut akan memberikan
dampak negatif ke jajaran bawah. Sebagai hasilnya, pernyataan akibat sering kali
berfungsi sebagai katalis atau perubahan positif.
Satu catatan yang harus diperhatikan adalah risiko yang disarankan/
dikemukakan oleh pernyataan akibat tidak boleh dilebihkan (overblown). Auditor
harus bertanggung jawab dalam pengungkapan risiko-risiko yang berkaitan dengan
tidak bekerjanya pengendalian. Jika auditan memperlakukan dengan sungguh
sungguh dan menghargai apa yang disampaikan, risiko harus dibicarakan dengan
cara realistis atau tidak dilebih-lebihkan.
Jenis-jenis akibat, antara lain:
1) Kekurangan pelatihan.
2) Kekurangan komunikasi.
3) Ketidak jujuran.
4) Kecerobohan atau kekurang perhatian .
5) Keputusan, prosedur, aturan atau standar yang ada tidak berjalan atau
ketinggalan jaman/usang.
6) Ketidakpahaman atas peraturan-peraturan.
7) Keputusan atau instruksi yang hati-hati untuk menyimpang dari instruksi.
8) Kekurangan sumber-sumber.
9) Kegagalan untuk menggunakan pertimbangan atas logika yang baik.
10) Ketidak hati-hatian bahwa suatu masalah (kondisi) ada/terjadi.
11) Perhatian atau usaha yang tidak cukup.
12) Kekurangan pengawasan yang efektif atau yang cukup atau kekurangan
review pengawasan.
13) Ketidakmauan untuk berubah.
14) Kekurangan perencanaan
15) Penyusunan organisasi atau pendelegasian wewenang yang tidak sempurna
atau tidak efektif.

 Rekomendasi
Aspek temuan ini menyarankan bagaimana memperbaiki kondisi. Rekomendasi
yang efektif berkaitan secara langsung dengan dan menghilangkan sebab. Bagi
manajemen, pernyataan rekomendasi harus menjelaskan bagaimana perbaikan itu
dapat dicapai, bukan hanya identifikasi kebutuhan perbaikan.
Suatu rekomendasi yang baik menjaga keseimbangan yang layak antara
risiko yang disajikan dan biaya yang mengendalikannya. Sebelum pembuatan
rekomendasi, auditor harus memperhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut.
 Apakah rekomendasi memecahkan masalah dan menghilangkan atau
mengurangi risiko?
 Apakah rekomendasi dapat diimplementasikan dalam lingkungan sekarang?
 Apakah rekomendasi merupakan cost effective?
 Apakah rekomendasi tersebut bertindak sebagai penyelesaian sementara atau
suatu pemecahan permanen?
Contoh Rekomendasi yang efektif sebagai berikut.
Misalnya mencakup review atas semua pengeluaran melebihi dari Rpl0.000.000
untuk memastikan bahwa persetujuan yang sesuai atau melakukan rekonsiliasi
triwulanan, telah ada.
Saran lain dapat ditambahkan untuk menyusun rekomendasi:
 sebisa mungkin spesifik dan bermanfaat/mendukung. Jangan hanya saran
agar peraturan ditaati, dan
 menunjuk dan mengarahkan pejabat-pejabat yang harus melaksanakan
tindakan perbaikan.

B. Sistem Pembuatan Daftar Temuan


Berikut jenis-jenis temuan audit.
a. Temuan Menguntungkan atau Temuan Positif.
Temuan menguntungkan adalah temuan yang melebihi kriteria yang digunakan
atau mempunyai dampak positif. Temuan yang menguntungkan biasanya
kurang memerlukan pengembangan dan penjelasan lebih lanjut dibandingkan
temuan kekurangan atau tidak menguntungkan. Namun, temuan ini harus sama
pentingnya sebagai hasil suatu audit. Pengawas audit harus memutuskan
bagaimana menangani temuan-temuan ini. Beberapa organisasi lebih menyukai
tidak memasukkan temuan- temuan yang menguntungkan tersebut sebagai hasil
tambahan pada laporan audit untuk menghindari kekacauan informasi, karena
temuan ini biasanya tidak memerlukan keputusan atau tindakan manajemen
tingkat atas.
Seorang auditor dapat memasukkan temuan menguntungkan/positif dalam
laporan, tergantung atas sifat dan pentingnya temuan tersebut. Pencantuman di
dalam laporan ini, menjadikan manajer fungsi audit menjadi adil dan dapat
mengurangi perhatian manajer atas mengenai aktivitas yang agak sensitif atau
mengandung risiko.

b. Temuan yang Bersifat Kekurangan atau Temuan Negatif.


Temuan-temuan yang bersifat kekurangan merupakan dasar bagi auditor untuk
menyusun opini dan rekomendasi. Konsekuensinya, pembuatan dukungan bagi
setiap temuan dengan fakta-fakta yang meyakinkan, harus secara hati-hati.
Hasil langkah-langkah audit harus mendukung temuan. Ada tiga jenis temuan
yang bersifat kekurangan:
 Salab saji (baik error, irragulairites, atau inappropriateness).
 Prosedur atau sistem akuntansi yang buruk.
 Aktivitas-aktivitas yang tidak sesuai.

Komunikasi Temuan
Temuan harus dikomunikasikan kepada pihak yang diaudit untuk mendapatkan
tanggapan. Tanggapan ini dapat menjadikan hasil audit lebih objektif dan tidak
menimbulkan masalah di kemudian hari. Hasil audit ini akan disetujui kedua belah
pihak dan memudahkan penyelesaian tindak lanjutnya. Komunikasi
temuan/laporan ini, membutuhkan keahlian tersendiri, agar sasaran audit tidak
dikesampingkan dalam pembahasan.

Berdasarkan Prioritas Permasalahan (Urgensi)


Pembuatan daftar temuan berdasarkan prioritas pemasalahan (urgensi) dibedakan
menjadi dua, yailu temuan yang disebabkan faktor internal dan daftar temuan yang
disebabkan foktor eksternal. Temuan-temuan yang disebabkan internal biasanya
lebih mudah untuk diselesaikan daripada temuan-temuan yang disebabkan dan
pihak eksternal. Sama halnya dengan temuan yang bersifat minor akan lebih
mudah diselesaikan daripada temuan yang bersifot mayor.
Dengan penyusunan daftar temuan berdasarkan prioritas permasalahan,
fokus audit lebih jelas yaitu ada permsalahan yang memiliki tingkat prioritas yang
tinggi. Sedangkan audit untuk isu-isu yang berada pada tingkat prioritas yang
rendah tidak perlu dilakukan secara mendalam. Dengan adanya daftar temuan
berdasarkan prioritas auditor dapat dengan lebih mudah menentukan kebutuhan
informasi berdasarkan prioritas permasalahan yang ditemukan.

Berdasarkan Unit Organisasi


Dalam penyusunan daftar temuan berdasarkan organisasi temuan-temuan auditor
dikelompokkan dan didaftar berdasarkan unit organisasi. Pemeriksaan dilakukan
per unit organisasi. Penyusunan daftar temuan audit berdasarkan unit organisasi
mempermudah auditor dan tim audit dalam mengidentifikasi unit organisasi yang
membutuhkan pemeriksaan lebih mendalam terkait temuan. Selain itu, penyusunan
daftar temuan berdasarkan unit organisasi juga mempermudah auditor dan tim
audit mengidentifikasi unit organisasi yang akan menjadi fokus audit.

C. Siklus Pembuatan Daftar Temuan


Temuan Keuangan
Temuan keuangan yang ditindak lanjuti oleh auditor biasanya merupakan temuan
keuangan yang bersifat kekurangan atau negatif. Temuan keuangan yang bersifat
kekurangan tersebut dapat berupa salah saji, sistem akuntansi yang buruk atau
aktivitas-aktivitasyang tidak sesuai. Temuan keuangan dihasilkan dari audit
terhadap laporan keuangan, dokumen dan catatan akuntansi, dan aktivitas-aktivitas
pada unit keuangan organisasi sektor publik. Auditor menggunakan temuan
keuangan sebagai dasar dalam memberikan opini dan rekomendasi audit keuangan.

Temuan Kinerja
Audit kinerja adalah audit terhadap aspek ekonomi, efisiensi dan evektivitas
operasi organisasi sektor public. Michael Amstrong (1994) mendefinisikan proses
manajemen kinerja (Performance Management) sebagai sebuah pendekatan
sistematis untuk memperbaiki dan mengembangkan kinerja maupun kompetensi
karyawan, baik sebagai individu maupun sebagai tim untuk meningkatkan
efektivitas organisasi secara keseluruhan. Lebih lanjut Michael Amstrong (1994)
menyebutkan bahwa proses manajemen kinerja dalam proses manajemen
membantu mengarahkan tindakan karyawan untuk mencapai target/hasil kerja
yang telah direncanakan dan disepakati.
Sistem ini memfokuskan pada target/hasil kerja apa yang diharapkan dan
bagaimana cara untuk mencapainya. Manajemen kinerja juga menekankan aspek
pengembangan karyawan, yaitu membantu karyawan untuk belajar dan
menyediakan dukungan yang diperlukan karyawan untuk melakukan pekerjaannya,
baik untuk saat ini maupun di masa yang akan datang.
Empat langkah pokok dalam proses manajemen kinerja (Performance
management), yaitu :
1. Merencanakan manajemen kinerja.
2. Mengelola kinerja.
3. Meninjau kinerja.
4. Memberi imbalan untuk kinerja.
Simanjuntak (2005) mendefinisikan evaluasi kinerja adalah suatu metode
dan proses penilaian pelaksanaan tugas (performance) seseorang atau sekelompok
orang atau unit-unit kerja dalam suatu organisasi sesuai dengan standar kinerja atau
tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu. Kinerja individu adalah tingkat
pencaapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas
yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Kinerja organisasi adalah
tingkat pencapaian sasaran atau tujuan yang harus dicapai oleh organisasi dalam
kurun waktu tertentu.
Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencpaian sasaran atau
tujuan perusahaan. Sedangkan maksud dari evaluasi kineja (Simanjuntak, 2005)
adalah untuk mengetahui:
Pencapaian sasaran organisasi.
Pencapaian sasaran unit kerja.
Pencapaian sasaran kelompok.
Pencapaian sasaran individu.

D. Teknik Pembuatan Daftar Temuan

Pembuatan Daftar lnventarisasi Masalah


Penyusunan Daftar
Temuan tidak serta merta disusun dalam daftar temuan, melainkan dalam
penyusunan daftar temuan ada prosedur yang harus dilakukan saat menyusun
daftar temuan. Berdasarkan kertas kerja audit, tim audit atau auditor membuat
daftar temuan sementara. Disebut daftar temuan karena daftar tersebut berisi
temuan audit dan masih membutuhkan tanggapan dari manajemen atau klien
sebelum disusun menjadi laporan hasil audit. Daftar temuan sernentara dibuat oleh
tim audit atau auditor setelah pembuatan kertas kerja audit. Kepala Sub Direktorat
Audit atau Kepala Bidang Audit mengirim kan daftar temuan sementara dengan
disertai surat pengantar dan lembar pernyataan persetujuan daftar temuan
sementara kepada klien atau organisasi sektor publik yang diaudit.
Daftar temuan sementara tersebut ditanggapi secara tertulis dengan cara
mengisi dan menandatangani pada kolom yang telah disediakan serta mengirim
kembali kepada tim audit selambat-lambatnya tujuh hari kerja dihitung sejak
diterimanya surat pengantar atau dapat mengajukan permohonan perpanjangan
waktu penyampaian paling lama tujuh hari kerja. Organisasi sektor publik atau
klien dapat menanggapi dengan cara:
a. Mengisi dan menandatangani lembar pernyataan persetujuan daftar
temuan sementara apabila klien menyetujui seluruh temuan yang ada
dalam daftar temuan sementara.

b. Melampirkan bukti-bukti pendukung, bila organisasi atau klien tidak


setuju atas sebagian atau seluruh isi daftar temuan sementara. Bila organisasi
tidak menyetujui sebagian atau seluruh daftar temuan sementara maka hal
tersebut ditindak lanjuti dengan pembahasan akhir audit antara tim audit
dengan klien. Pembahasan akhir dilakukan untuk membahas tanggapan klien
terhadap daftar temuan sementara. Dalam pembahasan akhir ini Kasubdit
pelaksana audit atau Kabid audit akan mengundang klien. Klien dapat
meminta perubahan waktu pelaksanaan pembahasan akhir. Hasil dari
pembahasan akhir dituangkan dalam risalah pembahasan akhir hasil audit
dan ditutup dengan berita acara hasil audit dan hasil pembahasan akhir,
berupa:
Temuan audit yang disetujui klien.
Temuan audit yang dibatalkan oleh tim audit.
Temuan audit yang dipertahankan tim audit.
Dalam hal klien tidak menanggapi daftar temuan sementara, tidak
menghadiri, atau tidak melaksanakan pembahasan akhir maka klien
dianggap menyetujui seluruh daftar temuan sementara dan dijadikan dasar
pembuatan berita acara hasil audit.

Berdasarkan Presentasi Matriks


Daftar temuan dapat disajikan dalam bentuk presentasi matriks daftar temuan.
Presentasi merupakan penyampaian pesan berupa ide atau gagasan kepada
khalayak atau sekelompok orang secara langsung (tatap muka). Terdapat beberapa
keuntungan penyajian daftar temuan kepada pihak lain dengan teknik presentasi
matriks, yaitu:
1) Efisien, teknik presentasi dapat menghemat waktu dibandingkan bila pesan
disampaikan dalam bentuk proposal tertulis.
2) Efektif, teknik presentasi memungkinkan umpan balik dengan segera baik
secara verbal maupun nonverbal.
3) Memiliki pengaruh besar. Melalui komunikasi lisan, presenter mempunyai
peluang besar untuk memengaruhi audiens.
Beberapa hal yang harus dipersiapkan dalam presentasi matriks, yaitu :
1) Pengkajian tujuan presentasi. Pengkajian tujuan dimaksudkan untuk
menentukan apa yang diinginkan presenter dari para audiens. Tujuan harus
ditulis dalam kalimat yang sederhana, jelas, dan singkat yang memenuhi
kriteria: deskriptif, spesifik dan realistis.
2) Menganalisis khalayak atau audiens. Presenter harus memahami sifat pihak
pengambil keputusan atas gagasan yang disampaikan dalam presentasi
matriks tersebut.
3) Pengembangan gagasan utama dalam hal ini adalah daftar temuan audit.
Penyajian daftar temuan audit dalam bentuk matriks, harus dikembangkan
gagasan utama, hal ini penting seiring dengan pengembangan awal dalam
tujuan dan analisis khalayak. Tujuan ini selalu terpusat pada khalayak atau
pihak yang akan disajikan.
4) Mengembangkan pokok-pokok utama. Mengembangkan pokok-pokok
utama atau kunci yang membentuk tulang punggung pesan atau yang
merencanakan garis besar sub divisi utama. Setiap pokok utama harus
mendukung, menggambakan atau memperjelas gagasan pokok dari suatu
pesan. Presenter harus menyajikan pokok-pokok kunci dengan kalimat yang
jelas, sederhana dan ringkas mengingat audiens perlu mengingat dan
memahami pokok-pokok kunci gagasan tersebut.
5) Mengonsultasikan sumber-sumber informasi untuk menambah pengetahuan
dan wawasan penyaji.
6) Pencatatan data secara akurat dan sistematis. Dalam hal ini penyajian
matriks daftar temuan disajikan secara akurat dan sistematis guna
memudahkan sumber-sumber pembuktian dan informasi yang mendasari
penyajian daftar temuan tersebut.
7) Membuat sketsa presentasi. Sketsa presentasi dibuat dari semua materi yang
tersedia dalam bentuk yang paling berguna untuk menyusun kata-kata saat
menyampaikan presentasi.
Penyajian presentasi matriks daftar temuan yang bagus dan menarik merupakan hal
penting bagi tercapainya tujuan audit. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan
agar presentasi dapat dilakukan dengan bagus dan menarik, yaitu:
1) Pemilihan aplikasi pembuatan presentasi.
Saat ini perkembangan aplikasi pembuatan presentasi cukup pesat. Aplikasi
pembuatan presentasi terbagi dalam beberapa kategori. Perbedaan utama
yang dimiliki masing-masing jenis aplikasi umumnya terletak pada output
dokumen yang dihasilkan dan media penyajian presentasi yang
diakomodasi oleh aplikasi terkait. Presenter hendaknya memilik aplikasi
yang tepat untuk menyajikan presentasi dalam bentuk matriks.
2) Perencanaan materi presentasi.
Perencanan materi presentasi merupakan hal mendasar yang harus
dilakukan dengan baik. Beberapa hal yang harus dilakukan pada saat
merencanakan presentasi ini adalah:
Menentukan tema dan tujuan secara spesifik.
Menyusun kerangka materi presentasi.
Mengumpulkan materi utama dan materi pendukung.
Menentukan aplikasi pembuat presentasi yang tepat.
Manfaatkan aplikasi penunjang.
Tentukan output sesuai dengan kebutuhan.
3) Penguasaan aspek teknis.
Selain menguasai aspek pembuatan dokumen presentasi melalui aplikasi
tertentu, pemahaman dan penguasaan aspek teknis tentang penyajian
presentasi juga penting. Beberapa diantaranya tentang perangkat-perangkat
yang diperlukan dalam menyajikan sebuah presentasi, perangkat pendukung,
serta teknik-teknik penggunaanya.
4) Teknik penyajian presentasi.
Dalam rangka mencapai tujuan presentasi dengan maksimal, penyajian
presentasi secara menanrik harus dilakukan. Beberapa teknik yang dapat
dilakukan agar presentasi dapat dilakukan secara menarik, yaitu:
Menguasai teknik-teknik penyajian presentasi.
Simulasikan presentasi sesering mungkin.
Lengkapi sajian presentasi dengan materi tambahan.

Teknik Penemuan Akar Masalah


Salah satu teknik penemuan akar masalah yang hendak dikemukakan di sini adalah
dengan menggunakan diagram Ishikawa. Diagram Ishikawa sering juga disebut
sebagai diagram "sebab-akibat" atau diagram "tulang ikan”. Diagram ini adalah
sebuah alat grafis yang digunakan untuk mengeksplorasi dan menampilkan
pendapat tentang komponen inti suatu kondisi di dalam organisasi. Diagram ini
juga dapat menyusuri sumber-sumber penyebab atas suatu masalah.
Fungsi utama dari diagram Ishikawa adalah untuk mendapatkan beberapa
sumber kunci yang m.emberikan kontribusi paling signifikan terhadap masalah
yang sedang diperiksa. Sumber-sumber ini kemudian dipilih untuk proses
perbaikan. Diagram ini juga menggambarkan hubungan antara berbagai faktor
yang mungkin memengaruhi satu dengan lainnya. Diagram ini sering juga disebut
dengan beberapa nama seperti diagram Ishikawa, diagram Cause-and-Effect,
diagram Fishbone, dan Root Cause Analysis.
Konsep ini memberikan acuan penyebab utama (tulang besar) yang
bersumber dari "4M", yaitu "materials”, "machines”, "manpower", dan
"methods". Walau dalam Pengembangannya, kita bebas melakukan modifikasi
sesuai dengan masalah yang dihadapi. Barulah dari penyebab utama tadi kita pecah
lagi menjadi poin-poin spesifik (tulang kecil).
Diagram Ishikawa sangat bermanfaat bagi organisasi yang telah menerapkan
knowledge management. Cukup dengan mengumpulkan ide-ide kelompok dalam
suatu cara yang sistematis sudah bisa memfasilitasi pemahaman dan menemukan
diagnosis dari sebuah masalah yang dihadapi sebuah organisasi.
Berikut langkah-langkah penerapan diagram Ishikawa.
1) Tuliskan sebuah masalah utama yang ingin diteliti ke dalam kotak paling
kanan.
2) Seluruh anggota tim diajak untuk mengemukakan dan menemukan semua
sumber permasalahan yang nyata maupun berpotensi muncul.
3) Temukan penyebab-penyebab utama untuk dimasukkan ke dalam "tulang
besar" yang akan dipasangkan ke dalam diagram.
4) Bentuklah beberapa kelompok diskusi yang jumlahnya sesuai dengan jumlah
peyebab utama yang ditemukan pada proses sebelumnya, karena nantinya
setiap kelompok akan menyelidiki lebih detail setiap penyebab utama
tersebut.
5) Setiap kelompok mulai mencari faktor-faktor yang menjadi penyebab dari
masalah utama dalam bagiannya, dan nantinya akan diletakkan sebagai
"tulang kecil''.
6) Hal yang perlu diperhatikan dalam diskusi ini adalah setiap variabel yang
ditemukan haruslah spesifik, terukur, dan dapat dikendalikan.
7) Pada akhirnya, setiap keIompok mempresentasikan kepada keseluruhan tim
atas hal-hal yang mereka dapatkan dalam diskusi, dan setiap temuan mereka
dimasukkan ke dalam gambar besar dari semua kelompok, sehingga
terciptalah diagram Ishikawa yang utuh.

Contoh Daftar Temuan


Temuan Keuangan
Temuan Kinerja
Contoh Bentuk Laporan Temuan
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan diatas diketahu bahwa temuan audit merupakan himpunan
data dan informasi yang dikumpulkan, diolah dan diuji selama melaksanakan tugas
audit atas kegiatan instansi tertentu yang disajikan secara analitis menurut elemen-
elemen/unsur-unsurnya yang dianggap bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan. Tetapi mempunyai tujuan yang lebih spesifik, yaitu mencapai
keefektifan dan efisiensi dalam suatu perusahaan tersebut.

Saran
Dari uraian makalah ini, kelompok kami merekomendasikan pentingnya
untuk menguasai konsep Temuan Audit, karena hal tersebut akan dapat membantu
mengevaluasi kegiatankegiatan audit yang dilakuakan dalam suatu perusahaan.
Dan hasilnya memberikan umpan balik tentang fungsi temuan audit bagi para
mahasiswa dalam melakukan tugas sebagai auditor.

Anda mungkin juga menyukai