Anda di halaman 1dari 18

PELAKSANAAN AUDIT

SEKTOR PUBLIK

BAB 9 - KELOMPOK 3
MEILIA F TOMASOA (201730402)
AUGY ELLY (201730005)
JUAN HEUMASSE (201730119)
CHALY SIAHAYA (201730372)
BELVY ELUWAR (201730169)
RAFAEL PATTIKAWA (201730318)
VALENSYO MASPAITELA (201730349)
• Pengertian Pelaksanaan Audit
Pelaksanaan audit adalah salah satu tahapan dalam proses audit di mana auditor akan
mengembangkan suatu program audit, menilai keefektifan system pengendalian internal
organisasi dan melakukan pengujian-pengujian yang diperlukan untuk memperoleh
bukti audit yang memadai. Oleh karena itu dalam pelaksanaan audit, auditor dan tim
audit memiliki tugas utama untuk mengumpulkan bukti yang mendukung pendapat atas
laporan keuangan klien.
•  Indikator pelaksanaan audit yang baik.
Berikut adalah prinsip pelaksanaan proses audit:
1. Terkait kegiatan pelaksanaan audit
2. Kegiatan yang berkaitan dengan mengevaluasi bukti audit menyimpulkan dan
pelaporan hasil audit
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) juga menetapkan standar
pelaksanaan tambahan sebagai berikut:
1.Komunikasi pemeriksa
2. Pertimbangan terhadap hasil pemeriksaan sebelumnya
3. Merancang pemeriksaan untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan dari
ketentuan peraturan perundang-undangan, kecurangan serta ketidakpatutan.
4. Pengembangan temuan pemeriksaan
5. Dokumentasi pemeriksaan
• Struktur pengendalian internal
1. Konsep pengendalian internal
Jenis-jenis pengedalian internal
a. Organisasi
b. Pemisahann tugas
c. Fisik
d. Persetujuan dan otorisasi
e. Akuntansi
f. Personel
g. Supervise
h. Manajemen
• Pengedalian operasional
Pengendalian ini berkaitan dengan cara dimana organisasi yang diaudit mengelola pegawainya .
• Pengedalian supervisory
• Aspek penting dari pengendalian adalah supervisi manajemen terhadap aktivitas organisasi yang
diaudit secara keseluruhan dan keefektifan pengendalian internal khusus lainnya.
• Pengedalian terhadap kelengkapan dan keakuran transaksi
1. Sequence checking
2. Perbandingan
3. Control totals
4. Reperformance
• Rancangan pengedalian untuk penjagaan aset
• Manajemen mempunyai tanggung jawabuntuk menjaga aset- aset organisasi.
• Pengedalian dokumentasi
Pengendalian ini memberi keyakinan bahwa system di buat sesuai dengan tujuan awal,
yaitu memberikan pemahaman yang jelas kepada personel organisasi mengenai tugas
dan tanggung jawabnya dan membuat catatan transaksi dengan benar secara sederhana.
• Ketebatasan pengendalian internal.
• Prosedur pengujian pengedalian
Ada beberapa alternative prosedur yang dapat dilakukan yaitu:
1.Hasil pengujian pengendalian sebelumnya
2.Berdasarkan pertanyaan yang dibuat, apakah pengendalian tetap sama untuk waktu
yang tersisa sampai berakhirnya periode tersebut.
3.Sifat dan ukuran transaksi dan jumlah akun yang terlibat
4.Pengujian substantif yang dilakukan tanpa melihat kecakupan prosedur pengendalian.
• Sifat- sifat pengujian audit
Sifat pengujian audit mengacuh pada sifat dan efetifitas pengujian audit yang akan
dilaksanakan pertama prosedur audit tersebut harus dapat memberikan bukti tentang
kinerja komporatif suatu entitas atau terkait dengan tujuan spesifik yang ingin dicapai
auditor. Auditor juga harus mempertimbangkan biaya relative dan efektivitas prosedur
dalam kaitannya dengan tujuan audit yang spesifik.
• Bukti audit
Ada beberapa hal penting yang berkaitan dengan bukti audit yaitu:
1.Kecukupann bukti audit
2.Kompotensi bukti audit
3.Dasar yang memadai atau rasional
4.Prosedur yang dapat dilakukan untuk menghimpun bukti audit
• Jenis bukti audit
Jenis- jenis bukti audit laporan keuangan dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Bukti fisik
2. Bukti Konfirmasi
3. Bukti dokumenter
4. Catatan akuntansi
5. Bukti surat pernyataan tertulis
6. Bukti matematis
7. Bukti lisan
8. Bukti analitis dan perbandingan
9. Bukti Pengendalian internal
10. Bukti elektronik
• Terminologi Pengujian
Di didalam pengujian audit, terdapat dua kelompok istilah, yaitu kontroversial dan istilah nonkontroversial.
• Istilah Kontroversial
1 Pengawasann dan Pengendalian
2. Audit dan Pemeriksaan
3. Audit Keuangan dan Audit Umum
4. Audit Operasional, Audit Manajemen, Audit atas Program, dan Audit kinerja
5. Audit Komprehensif
6. Pemeriksaan Serentak (Pemtak)
7. Pemeriksaan Kemudian (Post Audit)
8. Audit Khusus (Special Audit)
9. Pengawasan Aspek Strategi
10. Evaluasi
11. Pengawasan Sejak Tahap Perencanaan
12. Pengawasan Melekat (Waskat)
13. Pengawasan Fungsional (Wasnal)
14. Pengawasan Masyarakat (Wasmas)
• Istilah Non Kontroversial
1. Taxx Auditing
2. Fraud Audit
3. Social Audit
4. Quality Audit
5. Single audit
6. Risk Based Audititng
7. Legal auditing
8. Due Diligence Audit
9. Audit Lingkungan
10. Katalisator
11. Objek Pemeriksaan (Obrik)
12. Electronic Data Procesing (EDP) Audit
13. Audit Eksternal dan Audit Internal
14. Audit Pemerintah
15. Audit independen
• Sistem Pelaksanaan Audit Sektor Publik
Pengumpulan Data
Berikut kegiatan pengumpulan data :
a.Wawancara
Hal-hal terkait wawancara adalah :
1.Pertanyaan pembukaan
2.Gaya bicara
3. Nada dan irama dalam memberi pertanyaan
4.Sikap pewawancara
5.Uraian dengan kata kata sendiri
6.Membuat catatan
7.Menilai jawaban
b. Me-review Dokumen
c. Observasi
• Analisis Data
Terdapat 3 pendekatan yang dilakukan oleh auditor dalam memeriksa laporan keuangan klien yang telah
mempergunakan Sistem Informasi Akuntansi :
a. Pemeriksaan sekitar komputer.
b. Pemeriksaan dengan komputer.
c. Pemeriksaan melalui komputer.
• Siklus Pelaksanaan Audit Sektor Publik
-Pengujian Kepatuhan
• Pengujian validitas bukti transaksi
Pengujian validitas bukti transaksi dilakukan untuk menentukan :
1.Ketepatann otorisasi transaksi akuntansi klien
2.Kebenaran pencatatan dan peringkasan transaksi tersebut dalam jurnal
3.Kebenaran pelaksanaan posting atau transaksi tersebut ke dalam buku besar dan buku pembantu.
• Pengujian pelaksanaan peraturan/regulasi
-Pengujian Substantif
1.Perancangan Pengujian Substantif
2.Prosedur untuk melaksanakan pengujian substantif
3.Sifat atau jenis substantif
4.Penentuan saat pelaksanaan pengujian substantif
5.Luas pengujian substantif
-Penyusunan Kuisioner
Pengumpulan data yang dilakukan auditor meliputi pengamatan dan pengukuran.
-Prosedur Analitis
• Ada enam langkah yang harus dilakukan auditor dalam melakukan prosedur analitis, yaitu :
1.Mengidentifikasii perhitungan dan perbandingan yang akan dibuat.
2.Mengembangkan ekspetasi.
3.Melakukan perhitungan dan perbandingan.
4.Menganalisis data.
5.Menyelidiki perbedaan atau penyimpangan yang tidak diharapkan yang signifikan
6.Menentukan pengaruh perbedaan atau penyimpangan terhadap perencanaan audit.
• Siklus Pelaksanaan Audit Sektor Publik
-Teknik Mengelolah Risiko Audit Sektor Publik
• Mengetahui resiko
1.Inherent Risk
2. Risiko Pengendalian (Control Risk)
3. Audit Risk
-Teknik Menulis Kertas Kerja Audit
-Review Kertas Kerja Dan Keseimpulan
-Isi Kertas Kerja
-Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Membuat Kertas Kerja
-Jenis Kertas Kerja
-Penelaahan Kertas Kerja
-Pemilikan Dan Penyimpanan Kertas Kerja
-Hubungan Antar Kertas Kerja Audit
-Isi Dan Bentuk Laporan
• Contoh Pelaksanaan Audit Sektor Publik
-Contoh pelaksanaan audit pendapatan dan verifikasi kinerja program pendapatan pemeriksaan
atas Pos Pendapatan Asli Daerah
1.Lakukan pengujian untuk menentukan, apakah nilai realisasi pos pendapatan pajak daerah dan pos
retribusi daerah yang dibukukan telah mencakup seluruh hak daerah yang telah diterima oleh kas daerah
pada tahun anggaran perhitungan. untuk itu, salinan rekening koran kas daerah diperoleh, kemudian diteliti
apakah terdapat setoran melalui transfer atas pajak dan retribusi daerah yang dilakukan pada tahun
anggaran perhitungan dan telah diterima oleh kas daerah tercantum pada sisi kredit rekening koran kas
daerah dan telah dibukuka pada sisi debet, tetapi belum dibukukan dalam ayat bersangkutan dan belum
disajikan dalam lampiran perhitungan anggaran pendapatan. Apabila terjadi hal demikian, lakukan koreksi
tambah sejumlah setora yang belum dibukkan dan belum disajikan dalam lampiran tersebut. Lakukan
koreksi kurang apabila terjadi hal yang sebaliknya, yaitu setoran pajak dan retribusi daerah yang diterima
oleh kas daerah pada tahun anggaran yang lalu tetapi baru di bukukan dan disajiakn dalam lampiran tahun
anggaran perhitungan.
2.Lakukan verifikasi atas bukti-bukti penerimaan uang berupa Surat Tanda Setoran (STS) untuk
menentukan apakah posting atas penerimaan pajak dan retribusi daerah tersebut telah sesuai dengan ayat
pendapatan yang bersangkutan dan apakah telah disajikan sesuai dengan ayat tersebut. Apabila terjadi
kesalaan pembebanan, lakukan koreksi tambah dan koreksi kurang pada masing-masing ayat dimaksud.
3.Laukakan konfirmasi pada instansi yang terkait dengan pemungutan pajak daerah seperti PT
PLN atas pemungutan PPJU, yaitu untu menentukan apakah jumlah PPJU yang disetorkan ke
kas daerah telah dibukukan dan ayat pendapatan PPJU, adalah pendapatan bruto yang belum
dipotong upah pungut dan belum dikompensasikan dengan pembayaran rekening listrik
pemda. Apabila pendapatan PPJU yang dibukukan dan disajikan dalam lampiran tersebut,
adalah pendapatan neto, maka koreksi tambah pada ayat pendapatan PPJU dilakukan sebesar
upah pungut ditambah biaya rekening listrik pemda, sekaligus lakukan pula koreksi tambah
pada pasal biaya upah pungut dan pasar belanja ongkos kantor untuk langganan listrik.
4.Dari hasil konfirmasi tersebut diatas, kesalahan penyetoran atas pendapatan PPJU oleh PT
PLN diketahui, misalnya PPJU yang semestinya merupakan hak pemerintah daerah “X”/
tetapi , oleh PT PLN disetorkan ke kas pemerintah daerah “y”. Hal ini berati bahwa, bagi
pemerintah daerah ”Y”, ada bagian pendapatan PPJU yang bukan haknya; atas kejadian,
apabila sampai akhir tahun anggaran belum disetorkan kembali dan tidak disajikan sebagai
pendapat dalam perhitungan UKP tahun anggaran perhitungan pemerintah daerah “Y”,
lakukan koreksi kurang pada lampiran ayat pendapatan PPJU sebesar pendapatan PPJU yang
bukan haknya, dan lakukan pula koreksi tambah sebesar PPJU yang bukan haknya tersebut.
5.Apabila kejadian seperti tersebut diatas (butir 4), oleh pemerintah daerah “Y” pada
tahun anggaran perhitungan telah dikembalikan kepada pemerintah daerah “X”, tetapi
nilainya melebihi dan yang bukan menjadi haknya, dan ternyata atas kelebihan
pengeluaran tersebut tidak dimuat dalam bagian, pos, pasal belanja , maka koreksi
tambah sebesar kelebihan tersebut dilakukan atas belanja dan lakukan koreksi dengan
memuat pada sisi pendapatan sejumlah PPJU yang menjadi hak pemerintah daerah “X”
dan memuat pada sisi belanja sejumlah yang dikembalikan (termasuk kelebihannya).
6.Lakukan pengujian untuk menentukan, apakah pengembalian pajak daerah skepada
wajib pajak yang dilakukan dengan penerbitan SPMU pada tahun anggaran perhitungan
yang telah diperhitungkan dengan mengurangi nilai realisasi penerimaan pajak daerah
yang disajikan dalam lampiran pada ayat bersangkutan. Bila belum dikurangkan, lakukan
koreksi kurang sebesar pengembalian pajak tersebut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai